Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

Dengue Hemorragic Fever dengan


Hiperglikemia

Disusun oleh :
Rizky Agustian Hadi 1102011238

Pembimbing :
dr. Deden Djatnika, Sp. PD

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 21 DESEMBER 2020 – 31 JANUARI 2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi ……………………………. 1


Identitas Pasien ……………………………. 2
Anamnesis ...…….……………………. 2
Keluhan Utama ……………………………. 2
Keluhan Tambahan ……………………………. 2
Riwayat Penyakit Sekarang ……………………………. 2
Riwayat Penyakit Dahulu …..…………………………3
Riwayat Penyakit Keluarga ……………………………..3
Riwayat Penggunaan Obat ……………………………..3
Pemeriksaan Fisik ……………………………..3
Pemeriksaan Umum ……………………………..3
Pemeriksaan Khusus ……………………………..3
Pemeriksaan Penunjang ……………………………..6
Resume ……………………………..9
Diagnosis Klinis ……………………………..9
Perencanaan …………………………......9
Prognosis ……………………………..10
Analisa Kasus …………………………......11
Daftar Pustaka ……………………………..15

1
LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny.E
Usia : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sumber Jaya, Tambun
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


Tanggal Masuk RS : 23 Desember 2020

2. ANAMNESIS

Anamnesis menggunakan teknik autoanamnesis (Pasien)


dan alloanamnesis (Suami Pasien) pada tanggal 29
Desember 2020 di Bangsal Anggrek RSUD Kabupaten
Bekasi.

A. Anamnesis
Keluhan utama : Demam sejak 3 hari SMRS
Keluhan tambahan : Gusi berdarah, Mual,sakit kepala, terasa lemas,
nyeri ulu hati

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan diantarkan oleh suami pasien ke IGD
RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan Demam sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Pasien mengeluh Demam
sepanjang hari disertai sakit kepala,dan mual. Karena suami
pasien takut terjadi kenapa-kenapa, pasien diantar oleh suami
pasien ke Klinik 24 jam, disana pasien obat penurun panas
(paracetamol) dan obat mual (ondancentron). Keluhan pasien
sedikit membaik bila minum obat tersebut, namun timbul lagi
setelah beberapa jam setelah minum obat tersebut.. Pasien
mengatakan badannya selalu menggigil dalam 3 hari terakhir.
Pasien juga mengeluhkan nyeri dibagian ulu hati disertai
nyeri pada sendinya sehingga membuat badan terasa lemas.
2
Pasien juga merasa mual yang terjadi terus menerus sehingga
menyebabkan kurang nafsu makan sejak 3 hari SMRS. Pasien
juga mengalami gusi berdarah sejak 1 hari SMRS yang diketahui
ketika pasien berkumur.
Pasien mengatakan beberapa tetangganya terkena demam
berdarah akhir- akhir ini. Riwayat berpergian kedaerah endemis
disangkal. Pasien memiliki riwayat penyerta lain seperti Diabetes
Melitus sejak 2 tahun lalu

C. Riwayat penyakit dahulu


Pasien ada Riwayat penyakit Diabetes Melitus terkontrol sejak 2 tahun yang
lalu.

D. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat keluarga sakit dengan gejala yang sama disangkal. Namun,
ada riwayat tetangga mengeluhkan gejala yang sama.

E. Riwayat pengobatan
Pasien saat ini minum obat rutin Metformin dalam pengobatan Diabetes
Melitus

3. PEMERIKSAAN FISIK

A. Pemeriksaan Umum :

1. Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang


2. Kesadaran : Composmentis E4 M6 V5 (GCS: 15)
3. Tanda Vital
Tekanan Darah

4. Berat Badan : 58 kg

Pemeriksaan Khusus :
1. Kepala : Normocephal
2. Mata
 Konjungtivaanemis -/-
 Sklera ikterik -/-
3
 Refleks cahaya langsung +/+, Pupil Isokor ±3 mm
3. Telinga
Tidak ditemukan kelainan bentuk telinga dan
tidak ada sekret yang keluar dari liang telinga
4. Hidung
 Tidak ada pernafasan cuping hidung.
 Tidak ditemukan kelainan bentuk hidung
dan tidak ada sekret yang keluar dari lubang
hidung.
5. Mulut
 Gusi berdarah (+)
 Bibir tidak sianosis
 Uvula ditengah
 Tonsil T1-T1 tenang
 Faring tidak hiperemis
 Lidah tidak deviasi
6. Leher
 Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
 Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
 Tidak terdapat peningkatan JVP

7. Thorax
a. Paru
 Inspeksi : Normochest, Pergerakan dada simetris
pada
gerakan statis dan dinamis,
Retraksi intercostal (-), Retraksi
suprasternal (-)
 Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris normal
pada kedua
lapang paru. Nyeri tekan (-)
 Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
 Auskultasi : Suara Nafas Vesikuler (+/+)

4
b. Jantung
 Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi iktus cordis teraba pada 2
cm medial linea midklavikularis
sinistra ICS 5
 Perkusi :
o Batas jantung kanan : Linea sternalis dextra ICS 5.
o Batas jantung kiri: Linea midclavicularis sinistra ICS 5
o Batas pingang jantung: Linea parasternalis sinistra ICS 3
 Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler murni

8. Abdomen
a. Inspeksi : Abdomen cembung, sikatrik (-)
b. Auskultasi : Bising usus (+) normal
c. Palpasi :Nyeri tekan epigastrium (+) dan
nyeri tekan hipokondrium dan
lumbar dextra (+) hepar teraba
membesar 3 jari dibawah
procesus xipoideus. Lien tidak
teraba membesar.
d. Perkusi : terdapat Pembesaran hepar 15 cm
dari batas paru hepar. shifting dullness (-)

9. Ekstremitas
Akral hangat, capillary refilll time (CRT) < 2 detik,
edema (-), petechie extremitas atas dan bawah (+)

10. Kulit : Tampak petechie pada kedua kaki, tangan dan perut,
turgor baik

5
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pasien ini telah dilakukan pemeriksaan :
a. Pemeriksaan Darah
Hasil pemeriksaan tanggal 23/12/20 jam 23.00 WIB

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai


Rujukan
Hemoglobin 11 12 – 16 g/dL
Hematokrit 53 38 – 47 %
Eritrosit 6.28 4.20 – 5.40
juta/uL
Leukosit 4.900 (L) 5.000 –
10.000/uL
Trombosit 55.000 (L) 150.000 –
400.000/uL
Hitung Jenis :
Basofil 0 0–1%
Eosinofil 0 (L) 1–3%
Neutrofil 57 50 – 70 %
Limfosit 17 20 – 40 %
Monosit 11 2–9%
Laju endap darah 16 <10 mm/jam
Kimia Klinik
SGOT (AST) 274 (H) U/L < 38
SGPT (ALT) 71 (H) U/L <41

Elektrolit
Natrium 127 mmol/L (L) 136 – 146
Kalium 4,2 mmol/L 3.5 – 5.0

Klorida 98 mmol/L 98 – 106

Dengue Rapid
Anti Dengue IgM Non Reaktif Non Reaktif
Anti Dengue IgG Reaktif Non Reaktif

6
Ureum Kreatinin
Ureum 36 19 - 44 mg/dl
Kreatinin 0,9 0.67 - 1.17 mg/dl
> 60
GFR 72,2 (H) Ml/Min/1.73 m2

Glukosa Sewaktu 281 (H) 80-170 mg/dL

Elektrolit
Natrium 130 (L) 136 – 146 mmol/L
Kalium 4,5 3.5 – 5.0 mmol/L
Klorida 98 98 – 106 mmol/L
Urinalisa
Urin Lengkap
Makroskopi
Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Jernih Jernih

Hasil pemeriksaan tanggal 26/12/20 jam 14.48 WIB

Nilai
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
Gula Darah Sewaktu Stik 230 80-170 mg/dL

Hasil pemeriksaan tanggal 27/12/20 jam 08.09 WIB

Nilai
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
Gula Darah Sewaktu Stik 185 80-170 mg/dL

Hasil pemeriksaan tanggal 27/12/20 jam 14.02 WIB

Nilai
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
Gula Darah Stik 180 80-170 mg/dL

7
Hasil pemeriksaan tanggal 27/12/20 jam 17.44 WIB

Nilai
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
Gula Darah Sewaktu Stik 172 80-170 mg/dL

Hasil pemeriksaan tanggal 27/12/20 jam 17.38 WIB

Nilai
Jenis Pemeriksaan Hasil
Rujukan
Gula Darah Sewaktu Stik 200 80-170 mg/dL

Hasil Pemeriksaan tanggal 29/12/20 jam 08.53 WIB


Nilai
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hemoglobin 11 12 – 16 g/dL
Hematokrit 36 38 – 47 %
4.20 – 5.40
Eritrosit 3,08 juta/uL
Leukosit 6,7 5.000 –
10.000/uL
Trombosit 247 150.000 –
400.000/uL
Kimia Klinik
< 32 U/L
SGOT (AST) 42
<31 U/L
SGPT (ALT) 33

Ureum Kreatinin
Ureum 14 19 - 44 mg/dl
Kreatinin 0,9 0.67 - 1.17
mg/dl
GFR 72,2 > 60
Ml/Min/1.73
m2
Glukosa Sewaktu 200 80-170 mg/dL
Elektrolit
Natrium 146 136 – 146
mmol/L
Kalium 3,3 3.5 – 5.0
mmol/L
Klorida 100 98 – 106 mmol/L

8
6. RESUME
Seorang pasien perempuan 55 tahun datang dengan demam yang sejak 3
hari SMRS. demam terjadi sepanjang hari. Pasien juga mengeluhkan
nyeri kepala dan disertai nyeri sendi. Pasien juga mengeluhkan nyeri
perut dan mual yang terjadi terus menerus juga mengalami gusi
berdarah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan petechie pada kedua tangan
dan kaki, punggung dan perut. Terdapat nyeri tekan pada epigastrium
dan teraba hepar membesar. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
penurunan Hemoglobin 11 gr/dl , trombosit (55.000/l) dan leukosit
(4.900/l), serta peningkatan Hematokrit 53%, SGOT (274 U/L) dan
SGPT (71 U/L) serta Gula Darah Sewaktu 281 mg/dl Pada pemeriksaan
dengue rapid menunjukkan antidengue rapid IgG reaktif.

7. DIAGNOSIS KLINIS

DHF derajat II dengan Hiperglikemia

8. DIAGNOSIS BANDING

Demam Tifoid

9. PERENCANAAN
1. Rencana Anjuran Pemeriksaan
 Darah rutin per 24 jam
 Pemeriksaan HbA1c
2. Rencana terapi
 IVFD NaCl 0,5% 500cc/6jam
 Dilanjutkan IVFD NaCl 3% 500cc/24 Jam
 Paracetamol IV 3 x 500 mg
 Ranitidine IV 2 x 50 mg
 Ondansentron IV 3 x 4 mg
 Curcuma P.O 3 x 1 tab
 Inj. Sliding scale Insulin setiap sebelum makan malam sesuai GDS

9
10. PROGNOSIS
ad vitam : Dubia ad
bonam. ad functionam : Dubia ad
bonam. ad sanationam : Dubia
ad bonam

10
ANALISA KASUS

1. Apakah penegakan diagnosis akhir pada pasien ini sudah benar?


Untuk menegakkan diagnosis demam berdarah dengue, dapat dilihat dari
manifestasi klinis dan penemuan laboratorium menggunakan kriteria berikut:1
 Demam dengan onset akut, suhu tinggi dan terus menerus, selama 2-7 hari.
 Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan yaitu:
- Uji bendung positif.
- Petekie, ekimosis, atau purpura.
- Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau perdarahan
dari tempat lain.
- Hematemesis atau melena.
 Trombositopenia (< 100.000//l).
 Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan
jenis kelamin.
 Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan
dengan nilai hematokrit sebelumnya.
 Tanda kebocoran plasma lain seperti efusi pleura, asites, atau hipoproteinemia.

Selain itu, klasifikasi derajat infeksi dengue dapat juga ditentukan dengan
kriteria sebagai berikut:1
Derajat Tanda dan Gejala Laboratorium
DF Demam dengan dua tanda berikut:  Leukopenia (< 5000
 Nyeri kepala. cells/mm3).
 Nyeri retro-orbital.  Trombositopenia (<
 Myalgia. 150.000 cells/mm3).
 Arthralgia.  Peningkatan
 Kemerahan. hematokrit (5-10%).

 Manifestasi perdarahan.
 Tidak ada tanda kebocoran
plasma.
DHF I Demam dan manifestasi perdarahan Trombositopenia (< 100.000

11
(uji tourniquet positif), tanda cells/mm3). Peningkatan
kebocoran plasma. hematokrit > 20%.
DHF II Seperti derajat I dengan perdarahan Trombositopenia (< 100.000
spontan. cells/mm3). Peningkatan
hematokrit > 20%.
DHF III Seperti derajat I atau II dengan Trombositopenia (< 100.000
gangguan sirkulasi (denyut nadi lemah, cells/mm3). Peningkatan
tekanan nadi kecil (< 20 mmHg), hematokrit > 20%.
hipotensi, gelisah.
DHF IV Seperti derajat III dengan profound Trombositopenia (< 100.000
shock, tekanan darah dan nadi yang cells/mm3). Peningkatan
tidak teraba. hematokrit > 20%.

Pada pasien ini, berdasarkan anamnesis ditemukan gejala berupa demam yang
mendadak tinggi sejak 3 hari demam terjadi sepanjang hari dan hanya akan turun
setelah minum obat (paracetamol), namun beberapa jam kemudian, demam akan naik
kembali. nyeri kepala bersamaan dengan demam dan disertai myalgia dan atralgia dan
badan terasa lemas. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut dan mual serta ada riwayat
gusi berdarah.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya petechiae pada kedua ekstremitas


atas dan bawah dan bagian perut serta terdapat perdarahan pada gusi yang
menandakan manifestasi perdarahan. Kemudian pada pemeriksaan abdomen
didapatkan hepatomegali dan nyeri tekan pada bagian epigastrium, hipokondrium dan
lumbar dextra. Setelah dilakukan pemeriksaan darah, ditemukan trombositopenia dan
peningkatan hematokrit yang menandakan kebocoran plasma.

Oleh karena itu, diagnosis demam berdarah dengue berdasarkan WHO,2011


masuk dalam kategori derajat II dan berdasarkan tingkat keparahannya sesuai dengan
diagnosis Demam Berdarah Dengue dengan Warning sign. Berdasarkan perjalanan
penyakit, pasien sedang berada pada fase kritis karena hari ini memasuki demam hari
ke 4.

12
2. Apakah penyebab keluhan pada pasien ini?
Gusi berdarah pada pasien merupakan salah satu tanda perdarahan pada pasien
dengan infeksi dengue. Saat ada infeksi, akan terbentuk kompleks virus-antibodi yang
kemudian dapat menyebabkan agregasi trombosit. Selain dapat menyebabkan
penurunan jumlah trombosit, agregasi trombosit juga dapat menyebabkan pelepasan
faktor III platelet yang nantinya dapat menyebabkan penurunan jumlah faktor
pembekuan darah sehingga muncul petechiae. Perdarahan juga dapat disebabkan oleh
meningkatnya permeabilitas vaskular akibat aktivasi komplemen.

Demam yang terjadi pada pasien merupakan salah satu bentuk inflamasi tubuh
saat terjadi infeksi oleh dengue virus yang merupakan pirogen pencetus demam.
Munculnya pirogen dapat menyebabkan produksi sitokin seperti IL-1, IL-6, dan TNF.
Akibatnya, akan ada peningkatan prostaglandin (PGE2) yang akan mengubah set-
point pada hipotalamus.4

Selain itu, pasien juga dapat mengalami nyeri perut, mual, dan nyeri tekan pada
epigastrium karena adanya infeksi pada saluran cerna sehingga sekresi asam lambung
meningkat.

Penurunan kadar trombosit pada pasien menjadi 8.000//l disebabkan oleh


pembentukan kompleks antigen-antibodi sehingga terjadi agregasi trombosit. Hal ini
kemudian menyebabkan penurunan jumlah faktor pembekuan darah dan terjadi
perdarahan. Peningkatan kadar hematokrit pada pasien sebanyak > 20% merupakan
salah satu tanda kebocoran plasma. Hal ini terjadi karena adanya aktivasi komplemen
yang meningkatkan permeabilitas vaskular, sehingga terjadi kebocoran plasma.1

Pada pasien DHF, dapat pula ditemukan peningkatan kadar SGOT dan SGPT
dengan ratio SGOT:SGPT > 2.2 Hal ini sesuai dengan pasien di mana terjadi pula
peningkatan SGOT:SGPT menjadi SGOT (1162 U/L) dan SGPT (658 U/L)
Peningkatan SGOT dan SGPT dapat disebabkan oleh cell-injury pada hepar. Sel
Kupffer dan hepatosit merupakan target infeksi virus dengue (DENV) sehingga dapat
terjadi apoptosis sel yang menyebabkan timbulnya cell-injury dan terjadi peningkatan
enzim liver.6 Pada pemeriksaan dengue rapid menunjukkan antidengue rapid IgG
reaktif. Hal ini tidak sesuai teori bahwa pemeriksaan serologi rapid dengue dilakukan
pada hari ke 4.

13
3. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah adekuat?

Tabel 3. Jenis cairan kristaloid untuk resusitasi DBD


Pemberian paracetamol pada pasien sudah sesuai dengan indikasi. Paracetamol
merupakan golongan antipiretik yang bekerja dengan cara menghambat sintesis
prostaglandin yang berlebihan akibat adanya inflamasi. Selain itu, ranitidine yang
diberikan pada pasien juga sudah sesuai dengan indikasi untuk dispepsia. Ranitidine
merupakan obat antagonis reseptor H2 yang bekerja dengan cara menghambat sekresi
asam lambung yang meningkat akibat infeksi pada saluran gastrointestinal.5

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Prasittisuk C, et al. 2011. Comprehensive Guideline for Prevention and Control of


Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. India: WHO (SEARO Technical
Publication Series No. 60).
2. Deen J, et al. 2009. Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and
Control. France: WHO.
3. Kasper DL, et al. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th Edition. Page 124-
125. New York: McGraw-Hill.
4. Gunawan SG, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Halaman 230-233 dan
281-283. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
5. Samanta J and Sharma V. 2015. World J Clin Cases: Dengue and its effects on liver.
3(2): 125- 131. doi: 10.12998/wjcc.v3.i2.125
6. Prasad, Jagdis. 2015 .National Guidelines for Clinical Management of dengue fever.
India : WHO

15
16
1
2
3
4
5
6

Anda mungkin juga menyukai