Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Giardia lamblia adalah protozoa usus yang dapat menyebabkan Commented [U1]: Huruf kapital hanya di awal kata yg
kedua tidak.
penyakit diare akut hingga kronis atau yang biasa disebut dengan Giardia lamblia

Giardiasis. Manusia merupakan hospes alami utama untuk G.lamblia,


namun beberapa binatang juga ditemukan mengandung Giardia spp. yang
serupa dengan G.Lamblia. Binatang yang secara alami dapat terinfeksi
adalah sapi, kucing, anjing, berang-berang dan srigala. (Wolfe, 1992)
Infeksi dapat terjadi secara langsung dari orang ke orang dengan
menelan kista matang melalui fecal-oral atau secara tidak langsung, Commented [U2]: italic

terutama melalui air. Sering pula dikaitkan dengan kebersihan serta sanitasi
yang buruk. Dapat juga melalui makanan (Agus, Herbowo.2003)
Giardiasis lebih sering ditemukan pada anak dari pada orang dewasa,
hal ini disebabkan karena anak-anak sering bersentuhan dengan
tanah,dimana kista dapat tertelan pada saat anak tersebut makan dan
didukung dengan kebiasaan mereka tidak mencuci tangan sebelum makan.(
Isada C, et al.2003)
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta tahun 2010,
Johar Baru merupakan kecamatan terpadat di Jakarta. Kepadatan penduduk
tersebut membuat daerah ini menjadi kumuh dan memiliki banyak konflik.
Tercatat setidaknya ada 12 lokasi kumuh di 4 kelurahan.
Menurut penelitian Najamuddin tahun 2014, lingkungan sangat
berpengaruh terhadap derajat kesehatan dan termasuk timbulnya gangguan
terhadap kehidupan manusia seperti penyakit diare. Daerah yang kumuh
memiliki tingkat sanitasi lingkungan yang rendah. Kurangnya air bersih dan

1
kurangnya kualitas kebersihan jamban dapat menjadi sarana penularan
Giardiasis.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik
untuk mengatahui apakah ada hubungan tingkat kebersihan lingkungan
dengan prevalensi Giardiasis pada anak sekolah dasar di Johar Baru.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti ingin mengetahui
apakah terdapat hubungan antara kebersihan lingkungan sekolah dengan
angka kejadian Giardiasis di Sekolah Dasar Johar Baru

3. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah terdapat hubungan antara kebersihan lingkungan sekolah dengan
angka kejadian Giardiasis di SD Johar Baru
2. Bagaimana tingkat kebersihan lingkungan sekolah SD Johar Baru
3. Angka kejadian Giardiasis di SD Johar Baru

4. Tujuan penelitian
4.1 Tujuan Umum
Mengetahui ada atau tidaknya hubungan kebersihan sekolah
dengan angka kejadian Giardiasis di Sekolah Dasar Johar Baru

4.2 Tujuan Khusus Commented [U3]: Menjawab pertanyaan penelitian

1. Mengetahui hubungan antara tingkat kebersihan lingkungan


sekolah dengan angka Giardiasis di SD Johar Baru
2. Mengetahui tingkat kebersihan lingkungan sekolah SD
Johar Baru
3. Mengetahui angka kejadian Giardiasis pada anak di SD
Johar Baru

2
5. Manfaat Penelitian
5.1 Manfaat Bagi Penulis
1. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan sebagai sarjana
kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
2. Memperoleh pengetahuan baru dan pengalaman membuat
sebuah penelitian.

5.2 Manfaat bagi Universitas Yarsi


1. Menjadi acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai
Giardia lamblia Commented [U4]: idem

2. Diharapkan dapat menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah


bagi Universitas Yarsi
5.3 Manfaat bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menambah wawasan serta memberikan informasi
kepada masyarakat mengenai Giardiasis dan prevalensinya.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Giardia Lambia Commented [U5]: idem

2.1.1 Epidemiologi

Giardia lambia memiliki distribusi di seluruh dunia, baik didaerah beriklim


sedang maupun tropis. Didunia industri, tingkat prevalensi keseluruhan adalah 2-5%.
Di Negara berkembang, G.lamblia biasanya menginfeksi bayi pada awal kehidupan
dan menjadi penyebab utama diare pada remaja. Didapatkan pula angka prevalensi 15-
20% pada anak-anak yang lebih muda, umumnya usia 10 tahun. (Caccio, Ryan.2008)

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki prevalensi


giardiasis secara umum berkisar 3,67% dan Giardiasis di Indonesia pada tahun 2004
adalah 3,62%. (Mentari, dkk.2017)

2.1.2 Morfologi

Giardia lambia mempunyai 2 stadium yaitu trofozoid dan kista. Stadium


trofozoid berbentuk simetris bilateral seperti buah jambu monyet yang bagian
anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing. Permukaan dorsalnya
cembung dan pipih disebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk seperti cakram
yang cekung dan menempati setengah anterior badan parasit. Ukuran stadium parasit
ini 12-15 mikron dan mempunyai sepasang inti yang terletak dibagian anterior,
bentuknya oval dengan kariosom ditengah atau butir-butir kromatin yang tersebar di
plasma inti. (Inge, dkk. 2008)

Trofozoid memiliki empat pasang flagel yang berasal dari empat blefaroplas.
Sepasang flagel keluar dari 2 blefaroplas anterior. Sepasang flagel lateral berasal dari
dua blefaroplas lateral diantara dua inti dan kedua aksonema berjalan ke anterior, lalu
saling menyilang di garis tengah dan melalui garis lengkung di pinggir batil isap,
kemudian masing-masing keluar dari sisi lateral kanan dan kiri. Sepasang aksonema

4
yang agak tebal (disebut aksostil) berasal dari dua blefaroplas median, berjalan ke
posterior. Dari sepasang blefaroplas yang letaknya dekat dengan tengah-tengah dua
batil isap, keluar aksonema pendek sebagai flagel sentral. Dua batang yang agak
melengkung dianggap sebagai benda paranasal, letaknya melintang di posterior dari
batil isap.( Inge, dkk.2008)

Gambar 2.1 bentuk trofozoit Giardia lamblia

Sumber: Center for Disease Control and Prevention, 2017

Kista yang bentuknya oval berukuran 8-12 mikron, mempunyai dinding yang
tipis dan kuat. Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding
kista. Kista yang baru terbentuk mempunyai dua inti; yang matang memiliki empat inti.
Ltaknya pada satu kutub. Waktu kista dibentuktrofozoid menarik kembali flagel
kedalam aksonema, sehingga tampak sebagai empat pasang benda sabit yaitu sisa dari
flagel.(Inge,dkk. 2008) Commented [U6]: sumber

5
Gambar 2.2 Bentuk kista Giardia lamblia

Sumber: Center for Disease Control and Prevention, 2017

2.1.3 Daur Hidup

Giardia lambia hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum dan bagian
paroksismal yeyunum dan kadang-kadang di saluran kandung empedu. Bila kista Commented [U7]: jika mungkin maksudnya

matang tertelan hospes, maka terjadi eksistasi di duodenum, kemudian sitoplasmanya


membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuk dua trofozoid. Dengan
pergerakan flagel yang cepat trofozoid yang berada di antara vili usus bergerak dari
satu tempat ke tempat yang lain. Bila berada pada villi, trofozoid dengan batil isap akan
melekatkan diri pada epitel usus.

Trofozoit kemudian berkembang biak dengan cara belah pasang longitudinal.


Bila jumlahnya banyak sekali maka trofozoit yang melekat pada mukosa dapat
menutupi permukaan mukosa usus halus. Trofozoit yang tidak melekat pada usus, akan
mengikuti pergerakan peristaltik menuju ke usus bagian distal yaitu usus besar.
Enskistasi (pembentukan kista) terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila tinja mulai
menjadi padat, sehingga kista dapat ditemukan didalam tinja yang padat. (Hanefik, et
al.2007)

Cara infeksinya dengan menelan kista matang yang dapat terjadi secara tidak
langsung melalui air dan makanan yang telah terkontaminasi oleh tinja manusia atau
hewan atau makanan yang terkontaminasi akibat pengaruh lingkungan dengan hygiene
yang rendah. Penularan secara langsung terjadi antara individu yang terinfeksi dengan
individu yang tidak terinfeksi seperti melalui tangan ke mulut dan secara fecal oral.
(Isada C, et al.2003)

6
Gambar 2.3 Daur hidup Giardia lamblia

Sumber : Center for Disease Control and Prevention, 2017

2.1.4 Patogenesis

Infeksi Giardia dapat menyebabkan diare disertai steatore karena terjadi


gangguan absorbs lemak. Selain itu juga ada gangguan absorbsi glukosa, laktosa,
silosa, karoten, folat dan vitamin B12. Jika anak dengan infeksi kronis dapat terjadi
gangguan pertumbuhan

Penyerapan bilirubin oleh Giardia menghambat aktivitas lipase pankreatik.


Kelainan fungsi usus kecil ini disebut sindrom malabsobsi, yang menimbulkan gejala
kembung, abdomen membesar dan tegang, mual, anoreksia, feses banyak dan berbau
busuk dan kemungkinan penurunan berat badan.

2.1.5 Manifestasi Klinis

7
Gejala klinis yang disebabkan Giardiasis sangat bervariasi dan dapat berbeda
diantara penderitanya. Hal ini tergantung berbagai faktor seperti jumlah kista yang
tertelan, lamanya infeksi, faktor hospes dan parasitnya sendiri. (Howan, Mank. 2001)

Masa inkubasi berlangsung selama 9-15 hari. Gejala akut dimulai dengan rasa
tidak enak diperut dan diikuti dengan mual dan tidak napsu makan. Dapat juga disertai
dengan demam ringan. Kemudian akan diikuti dengan diare cair yang berbau busuk,
perut terasa kembung karena ada gas didalamnya. Dapat juga terjadi kram perut. Pada
tinja biasanya jarang ditemukan lender dan darah. Gejala akut biasanya berlangsung
selama 3-4 hari dan dapat sembh secara spontan. Sebaliknya dapat juga menjadi fase
subakut atau kronik yang berupa diare hilang timbul selama 2 tahun atau lebih. ( Inge,
dkk. 2008)

2.1.6 Diagnosis

Diagnosis Giardiasis dapat ditegakkan bila ditemukan trofozoit dalam tinja


encer dan cairan duodenum serta bentuk kista dalam tinja padat. Akurasi diagnostic
dapat dapat ditingkatkan dengan pemeriksaan cairan duodenum baik menggunakan
selang selang duodenum atau menggunakan string test.

Pemeriksaan serologik yang sering digunakan adalah pemeriksaan IgM anti-


Giardia. Untuk pemeriksaan IgG anti-Giardia tidak dilakukan pada penduduk didaerah
yang endemik. ( Herbowo, Agus. 2003)

2.1.7 Tingkat Kebersihan Lingkungan

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik. Manusia
perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak berbau,
tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri

8
sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti
mandi, gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih. (Novry, 2012)
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah (kawasan
dsb) yang termasuk di dalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang
berpengaruh terhadap perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan
sosial, status ekonomi dan kesehatan.

2.2 Kerangka teori

Faktor Risiko :
- Usia
- Personal hygiene Terinfeksi Giardiasis
- Kebersihan
lingkungan
- Tingkat Pendidikan
- Tingkal ekonomi

Prevalensi Giardiasis

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian Hubungan Tingkat Kebersihan


Lingkungan Sekolah terhadap Prevalensi Giardiasis pada Anak Sekolah Dasar
di Johar Baru Tahun 2018

2.3 Kerangka Konsep

Kebersihan Penularan Giardiasis


Lingkungan

9
Terinfeksi Giardiasis Tidak terinfeksi Giardiasis

Prevalensi Giardiasis

Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Tingkat Kebersihan Sekolah


terhadap Prevalensi Giardiasis pada Anak Sekolah Dasar di Johar Baru Tahun
2018

2.4 Hipotesis
H0: Kebersihan lingkungan tidak berhubungan dengan prevalensi Giardiasis pada
anak SD johar Baru
H1: Kebersihan lingkungan berhubungan dengan prevalensi Giardiasis pada anak
SD Johar Baru

10
2.4 Definisi Operasional

11
No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Nilai
Operasional

1. Terinfeksi Ditemukannya Pemeriksaan Mikroskop Nominal Terinfeksi


Giardia stadium tropozoit mikroskopik dan tidak
Lambia pada pemeriksaan terinfeksi
tinja

2. Kebersihan Kebersihan kamar Wawancara Kuesioner Nominal Selalu=1


Lingkungan mandi sekolah (bak dan Tidak
Sekolah penampung dan air Observasi Selalu=0
nya) Kebersihan
Membersihkan Lingkungan
kamar mandi sekolah baik
sekolah jika skor
Kebersihan tempat Kebersihan
cuci tangan Lingkungan
Kebersihan sekolah
lingkungan sekolah kurang jika
skor
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan desain penelitian analitik dengan pendekatan
Cross-sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara factor
risiko (independent) dengan faktor efek (dependent), dimana melakukan observasi

12
atau pengukuran variable sekali dan sekaligus pada waktu yang sama
(Riyanto,Agus 2011)

3.2 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian ini bersifat Analitik dan dilakukan dengan metode quota
sampling yaitu menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiono, 2012)

3.3 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Notoatmodjo,2012). Populasi dalam penelitian ini adalah murid sekolah dasar di
Johar Baru yang sehat dan menderita diare.

3.4 Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2012). Sampel yang
dipilij dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar di Johar Baru dengan rentang
usia 9 – 11 tahun yang diambil secara random sampling dan memenuhi kriteri inklusi.
Sampel diambil pada siswa kelas 3, kelas 4, dan kelas 5 sebanyak 70 orang secara acak.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan kriteria – kriteria
Responden.
a. Kriteria Inklusi
Adalah karakteristik kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,2012)
Dalam penelitian ini, kriteria inklusinya adalah :
(1) Anak usia 9-11 tahun dan berstatus siswa Sekolah Dasar di Johar Baru
(2) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi

13
Adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambilsebagai sampel
(Notoatmodjo,2012)
Dalam penelitian ini kriteria eksklusinya adalah:
1. Diluar kriteria inklusi

3.5 Cara Penetapan Sampel


Sampel dalam penelitian ini besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
(Zainuddin,2000) :

𝑍∝2 𝑃(1−𝑃)
N=
𝑑2
𝑍∝2 𝑃𝑄
N=
𝑑2
1,962 𝑥 0,044 𝑥 (1−0,044)
N=
0,052
3,841 𝑥 0,044 𝑥 0,956
N=
0,0025

N=64,637
N=65
Keterangan :
∝ = Derajat kepercayaan
Z∝ = ∝ ditetapkan sebesar 5%, sehingga z𝛼= 1,96
P = Proporsi Giardiasis di Jakarta
d = Limit dari error atau presisi absolut
Q = 1-P

3.6 Penetapan Besar Sampel


Dari sampel minimal sebanyak 65 sampel (siswa), maka peneliti menetapkan besar
sampel sebanyak 70 sampel (siswa).

3.7 Jenis Data

14
Data Primer yaitu dengan memberikan kuisioner dan wawancara baik dengan
responden atau keluarga responden, dimana menggunakan pertanyaan terstruktur yang
telah disediakan serta pengumpulan dari data sekunder yaitu dengan diperoleh berupa
data statistik serta data hasil pemeriksaan sampel feses di laboratorium (pengambilan
sampel untuk pemeriksaan laboratorium)

3.8 Cara Pengumpulan dan Pengukuran Data


Cara Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sebelumnya penulis terlebih
dahulu memperkenalkan diri, lalu secara singkat menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian dan akhirnya menanyakan kesediaan responden untuk meminta sampel feses
pada responden untuk di uji di laboratorium

3.9 Instrumen Pengumpulan Data


- kuesioner yang berisi pertanyaan terstruktur
- Pot sampel feses
- Glass Object
- Cover glass
- Container Pembawa Tinja
- Pewarna Eosin dan Lugol
- Mikroskop Cahaya
- Lisol
- Bak Lisol
3.10 Analisa Data
Metode pengolahan data yang digunakan adalah tabulasi dan SPSS dengan
langkah- langkah sebagai berikut:
a. Editing
Proses editing dalam penelitian ini adalah memerlukan kelengkapan
data yang sesuai kriteria sampel yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengoreksi data yang tidak jelas agar apabila terjadi

15
kekurangan atau kesalahan data dapat dengan mudah terlihat dan segera
dilakukan perbaikan.

b. Coding
Coding yaitu salah satu cara menyederhanakan data hasil penelitian
tersebut adalah dengan memberikan simbol- simbol tertentu untuk masing-
masing data yang sudah di klasifikasikan
c. Entry data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkanke
dalam master table atau database computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana
d. Cleaning
Kegiatan Cleaning adalah melakukan pembersihan dan pengecekan
kembali data masuk. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
ada kesalahan ketika memasukkan data
e. Tabulating
Merupakan proses data dari masing- masing variabel penelitian dan dibuat
berdasarkan tujuan penelitian. Dimasukkan ke dalam tabel. Proses tabulasi
data dimasukkan secara manual
f. Komputer
Untuk mengolah data dengan computer, peneliti terlebih dahulu perlu
menggunakan program tertentu, baik yang sudah tersedia maupun program
yang sudah disiapkan secara khusus dapat ditambahkan bahwa dalam ilmu
– ilmu sosial banyak sekali digunakan program SPSS 22.0 (Statistical
Program for Social Science) dengan program tersebut dapat dilakukan
tabulasi sederhana.
Kegiatan analisis data dalam penelitian merupakan hal yang sangat
penting. Analisis diawali dari yang sederhana seperti analisis univariat
sampai kepada yang kompleks yaitu menggunakan analisis bivariat sesuai

16
dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Mula – mula data dilakukan secara
analitik berupa frekuensi distribusi variabel.
a. Analisis univariat
Analisis univariat menganalisis variabel- variabel yang ada secara
deskriptif disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase
dengan pengukuran manual. Analisa Univariat dalam penelitian ini adalah:
1. Karakteristik responden mengenai tingkat pendidikan orang tua
terhadap prevalensi Giardiasis pada anak sekolah dasar di Johar Baru
2. Gambaran tingkat pendidikan orangtua pada anak sekolah dasar di Johar
Baru
3. Gambaran prevalensi giardiasis pada anak sekolah dasar di Johar Baru
b. Analisis Bivariat
Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
yaitu mempelajari hubungan antara Variabel. Analisa bivariat dalam
penelitian ini adalah:
1. Hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap prevalensi Giardiasis
pada anak sekolah dasar di Johar Baru

17
3.11 Alur Penelitian

18
Menentukan tempat
penelitian

Menentukan responden

Permohonan izin
melakukan penelitian

Membuat Kuisoner

Melakukan penelitian

Pengambilan Data
(Pelaksanaan Pengisian
Kuisoner Dengan
Wawancara Terpimpin)

Pengumpulan Data

Pengolahan analisis data


dengan SPSS

Membuat laporan
penelitian

Bagan 3.1 Alur Penelitian gambaran tingkat pengetahuan pencegahan diare terkait
infeksi Giardia lamblia pada subjek di dua permukiman berbeda.

3.12 Jadwal Penelitian

19
Waktu 2018

Kegiatan Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Agus Sep Ok No De


n b r r i n l t t t v s
Usulan
Penelitiann
Persiapan

Pengambila
n Data
Analisis
Data
Penyusunan
Hasil

Revisi

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Hubungan Tingkat Pendidikan Orangtua terhadap


Prevalensi Giardiasis pada anak Sekolah Dasar di Johar Baru Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

20
Ali, Zainuddin, 2000. Metode penelitian hukum. Jakarta :Sinar Grafik.

Buret AG. Mechanisms of Epithelial Dysfunction in Giardiasis. 2007-56(3):316-7.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC).


http://www.cdc.gov/parasites/giardia/. Diakses pada tanggal 20 Maret 2018.

Henevik K, Hausken T, Morken MH, et al. (2007) Persisting Symptoms and Duodenal
Inflammation related to Giardia duodenalis Infection. J infect. 55(6):524-30.

Herbowo FA. Diare akibat infeksi parasit. Sari Pediatri. 2003;4(4):198–203.

Julianti F., et al. (2017). Jurnal Kesehatan Andalas : Hubungan Infeksi Protozoa
Intestinal dengan Status Gizi Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Ulakan Tapakis
Kabupaten Padang Pariaman. Hal 13-19. Vol.6. Universitas Andalas, Padang

Medscape .https://emedicine.medscape.com/article/176718-overview Diakses pada


tanggal 16 Maret 2018.

Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan


Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Riyanto, Agus, 2011.Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Numed.

Rulinny P.(2016).Jurnal Hubungan Giardiasis Dengan Kebiasaan Mencuci Tangan


Pada Penghuni Rumah Singgah Anak Soleh Kecamatan Padang Barat Kota
Padang.Hal 1-2 . Universitas Andalas,Padang.

21
Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran
Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.

Sangian, Novry. 2011. Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Kebersihan


Lingkungan di Kelurahan Kairagi Weru, Kecamatan Tikala, Kota Manado.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

22
ANGGARAN DANA PENELITIAN
Persiapan
No. Jenis Pengeluaran Pengeluaran
1. Percetakan Rp. 400.000,00
2. Biaya Transport Survey Rp. 100.000,00
Total pengeluaran Rp. 500.000,00

Pelaksanaan
No. Jenis Pengeluaran Pengeluaran
1. Biaya Transport Pengambilan Rp. 300.000,00
Sampel
2. Pot Plastik Rp. 150.000,00
3. Glass Object Rp. 200.000,00
4. Pelatihan Pemeriksaan Tinja Rp. 350.000,00
5. Alat Tulis Kantor Rp. 100.000,00
6. Konsumsi Responden Rp. 500.000,00
Total pengeluaran Rp. 1.600.000,00

Pelaporan
No. Jenis Pengeluaran Pengeluaran
1. Penyusunan Laporan Rp. 300.000,00
2. Penggandaan laporan akhir Rp. 400.000,00
Total pengeluaran Rp. 700.000,00

Total anggaran penelitian : Rp. 2.800.000,00

23
BIODATA PENELITI

Nama lengkap : Mashitta Safira Putri

Nomor Induk Mahasiswa : 1102014127

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 9 Juli 1996

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

No. Hp : 081297549593

Email : mashittauty@gmail.com

Alamat Rumah : Galuh Mas Victorian Residence blok III A6 no.20


Karawang.

Riwayat Pendidikan : TKIT Al-Irsyad Al-Islamiyah Karawang (2000-


2002)

SDIT Al-Irsyad Al-islamiyah Karawang (2002-


2008)

MTs. Darunnajah Jakarta (2008-


2011)

SMA Negeri 4 Karawang (2011-


2014)

Universitas Yarsi (2015-


Sekarang)

Fakultas/Program Studi : Fakultas Kedokteran/Kedokteran Umum

24
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

(Information Sheet)

Kepada Yth. Jakarta,................

Responden Penelitian

Di tempat

Dengan segala hormat,


Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mashitta Safira Putri

NPM : 1102015127


Fakultas : Kedokteran Umum

Pembimbing : dr. Rika Ferlianti M.Biomed

Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat
Kebersihan Lingkungan Sekolah Terhadap Prevalensi Giardiasis pada Anak Sekolah
Dasar di Johar Baru. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi
saudara sebagai responden. Peneliti akan menjaga hak-hak saudara dengan cara tidak
memaksa untuk menjadi responden untuk melakukan pengisian kuisioner dan
pengambilan feces. Nama maupun data pribadi responden tidak akan dicantumkan
dan akan dihilangkan setelah data diolah dan penelitian ini selesai.

Saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi responden penelitian ini dengan
menandatangani lembar persetujuan dan mengikuti arahan peneliti.

Hormat Saya,

Peneliti

25
Mashitta Safira Putri

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Judul : Hubungan Tingkat Kebersihan Lingkungan Sekolah Terhadap Prevalensi


Giardiasis pada Anak Sekolah Dasar di Johar Baru

Peneliti : Mashitta Safira Putri

Pembimbing : dr. Rika Ferlianti M.Biomed

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :


 TTL :


 Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden. Jika terdapat hal-hal yang membuat


responden tidak nyaman, maka responden berhak mengundurkan diri. Kerahasiaan
informasi dan identitas saudara dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk
keperluan penelitian ini.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada unsur paksaan
dari pihak manapun.

Jakarta, Mei 2018

Peneliti Responden

Mashitta Safira Putri (…………………….)

26
Lampiran 3

KUESIONER
KUESIONER PENELITIAN DAN LEMBAR OBSERVASI HUBUNGAN
TINGKAT KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP
PREVALENSI GIARDIASIS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI JOHAR
BARU

Petunjuk Umum :

1. Bacalah soal sebelum mulai menjawab


2. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang
(x) pada huruf a,b,c, atau d

Mohon untuk menjawab pertanyaan dibawah ini sesuai dengan yang anda ketahui.
Hasil dari pertanyaan ini tidak akan mempengaruhi nilai, karena petanyaan ini
diajukan untuk melakukan penelitian.

Nama :

Kelas :

1. Lingkungan sekolah yang sehat adalah lingkungan sekolah yang…..

a. Banyak sampahnya
b. Banyak pohon dan tidak ada sampah
c. Banyak yang buang sampah sembarangan
d. banyak barang berserakan

27
2. Apa yang kamu ketahui tentang sampah

a. Barang yang tidak terpakai dan tidak berguna lagi

b. Barang yang masih bisa dipakai

c. Barang yang sudah lama dibeli

d. Barang yang sudah using

3. Buang air terus menerus merupakan ciri penyakit….

a. TBC

b. Diare

c. Batuk

d. Pilek

4. Agar tidak terserang penyakit, maka kita harus……

a. Rajin membersihkan lingkungan

b. Dibuang di tempat sampah

c. Malas membersihkan lingkungan

d. Jarang mandi

5.

28

Anda mungkin juga menyukai