Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI KULIAH

(BALATIDIUM COLI,GIARDIA LAMBIA,CRYPTOSPORIDIUM PARVUM)


Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah PARASITOLOGI II

Dosen Pengampu :
Nurhalina S,KM..M.Epid

Oleh :
Ayub Donara (20.72.0222992)

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA PALANGKARAYA
2021
Nama : Ayub Donara
Nim : 20.72.022992
Kelas : B
Matkul : Parasitlogi II
Dosen pengampu : Nurhalina S,KM..M,Epid

• GIARDIA LAMBIA

Giardia lamblia (sinonim dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa
parasit flagellata yang berkoloni dan bereproduksi di usus halus, menyebabkan penyakit
giardiasis. Giardia menyerang manusia, tetapi juga dapat menyerang kucing, anjing, burung,
sapi, berang-berang, rusa dan domba, adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran
pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada
fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia
doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula
menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.

• Klasifikasi

Domain : Eukaryota
Kerajaan : Protista
Filum : Metamonada
Kelas : Fornicata
Memesan : Diplomonadida
Keluarga : heksamitidae
Spesies : lamblia

• Morfologi
mempunyai 2 bentuk, yaitu tropozoit dan kista.11,15 Bentuk tropozoit bilateral simetris seperti
buah jambu monyet dengan bagian anterior membulat dan posterior meruncing. 15 Parasit ini
berukuran 10-20 mikron panjang dengan diameter 7-10 mikron.11 Di bagian anterior terdapat
sepasang inti berbentuk oval, Bentuk vegetatif adalah yang memberi makan, bergerak dan
bereproduksi, sedangkan bentuk kistik adalah struktur resistensi, tidak bergerak dan infektif.

• Siklus Hidup

Dalam siklus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit yang dapat
hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar ke lingkungan
melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi atau
dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi.Setelah melewati gaster, kista
menuju usus halus.Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui
pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam.Trofozoit menempel pada mukosa
duodenum dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya.Enkistasi terjadi saat trofozoit
masuk ke usus besar.Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita
giardiasis.Kedua hal tersebut dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis.Di
luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam lingkungan lembab
dapat bertahan sampai 3 bulan.
1-2. Kista Giardia adalah tahap infektif dari G.intestinalis.Sedikitnya 10 kista dapat
menyebabkan infeksi .Kista ini tertelan dengan mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
atau air, atau fecal-oral.Mereka dapat bertahan hidup di luar tubuh selama beberapa bulan, dan
juga relatif tahan terhadap klorinasi, paparan UV dan pembekuan.
3. Ketika kista yang tertelan, pH rendah asam lambung menghasilkan excystation, di mana
istirahat flagella diaktifkan melalui dinding kista. Hal ini terjadi di usus kecil, khususnya
duodenum. Excystation melepaskan trofozoit, dengan masing-masing kista menghasilkan dua
trofozoit.
4. Dalam usus kecil, trofozoit bereproduksi secara aseksual (pembelahan biner memanjang) dan
baik mengambang bebas atau melekat pada mukosa dari lumen.
5. Beberapa trofozoit kemudian encyst di usus kecilencystation terjadi. Kemungkinan besar
sebagai akibat dari paparan garam empedu dan asam lemak, dan lingkungan yang lebih basa.
Kedua kista dan trofozoit kemudian disahkan pada tinja, dan menular segera atau segera
sesudahnya. Orang-ke-orang transmisi dimungkinkan.Hewan juga bisa terinfeksi Giardia, dan
berang-berang telah dikaitkan dengan wabah giardia, meskipun tidak pasti.
• Manifestasi Klinik
Beberapa orang yang terkena giardiasis bisa saja tidak mengalami gejala apapun. Namun ia
tetap membawa parasit dan dapat menularkannya pada orang lain melalui tinjanya. Bila
bergejala, keluhan giardiasis biasanya muncul pada 1-3 minggu setelah paparan parasit terjadi.
Gejala gardiasis ini bisa berupa:
▪ Diare dengan tinja cair dan berbau busuk. Tekstur feses bisa bergantian, antara cair,
lembek, dan berminyak.
▪ Kelelahan atau merasa tidak enak badan (malaise).
▪ Kram perut.
▪ Perut kembung.
▪ Sakit perut.
▪ Mual-mual.
▪ Penurunan berat badan.
▪ Sering bersendawa.

• Diagnosa Lab
▪ Tes tinja
Karena pengusiran parasit berselang-seling dalam tinja, serangkaian sampel biasanya
diminta pada hari-hari yang tidak berturut-turut untuk meningkatkan kemungkinan
menemukan parasite,Tes tinja langsung dapat dilakukan dengan salin dan diperiksa di
bawah mikroskop cahaya. Ini akan memungkinkan untuk melihat trofozoit hidup,
mampu menghargai gerakan terarah arah (dalam daun jatuh). Persiapan dengan lugol
memungkinkan visualisasi yang lebih baik dari bentuk-bentuk kistik. Teknik Faust dan
cols dapat digunakan untuk memfasilitasi konsentrasi kista dalam sampel dengan beban
parasit rendah.Anda juga bisa membuat preparat terkonsentrasi yang ternoda secara
permanen.
▪ Tes Jus Duodenal
Melalui jus duodenum endoskopi dapat diperoleh, menjadi sampel yang jauh lebih
representatif daripada feses, tetapi membutuhkan metode invasif. Ada metode
sederhana yang disebut Enterotest yang terdiri dari kapsul gelatin yang diikatkan pada
seutas benang, panjang jarak dari mulut ke epigastrium.Kapsul ditelan, parasit
menempel pada benang ketika terletak di duodenum, larut dan benang dikeluarkan.
Kemudian diamati di bawah mikroskop.
▪ Biopsi duodenum
Biopsi dapat dilakukan selama endoskopi.
▪ Tes Immunoenzymatic
Metode lain yang bermanfaat adalah immunoenzymatic (ELISA), untuk mendeteksi
antigen dari Giardia lamblia dalam sampel.
Diagnosa definitif terhadap giardia lamblia ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopik
dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer atau bentuk kista dalam tinja padat.
Bentuk tropozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja segar. Dalam sediaan basah dengan larutan
iodine atau dalam sediaan yang dipulas dengan trikrom, morfologi giardia lamblia dapat
dibedakan dengan jelas dari protozoa lainnya.Pemeriksaan lainnya yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis giardiasis adalah pengumpulan dan pemeriksaan cairan dari duodenum atau
biopsi dari usus kecil, tetapi memerlukan tes yang melibatkan biaya dan ketidaknyamanan. Tes
string adalah metode yang lebih nyaman untuk mendapatkan sampel cairan duodenum. Untuk
tes string, kapsul gelatin yang berisi string longgar tenunan ditelan, kemudian mucus usus yang
menempel pada kapsul dapat diperiksa secara mikroskopik

• Epidemiologi
Cara infeksi dengan menelan kista matang yang dapat terjadi secaratidak langsung melalui air
dan makanan yang terkontaminasi, atau secaralangsung melalui fecal-oral. Giardia dilaporkan
telah terjadi di Afrika, Asiadan Amerika Latin; sekitar 200 juta orang terinfeksi, dengan
500.000 kasusbaru yang dilaporkan setiap tahunnya. (Raza, 2013)Giardia memiliki 2 fase
utama, yaitu fase trofozoit dan fase kistik.Infeksinya dikarenakan kistik yang tertelan, yang
dieskresikan di feses.Sekitar 10-25 kistik yang dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.Beberapa mamalia 1-10 kistik. Kistik giardia dapat di transmisi secaralangsung antar
host, termasuk kontaminasi air dan makanan. (Raza, 2013)Trofozoit dilepaskan oleh kistik yang
tertelan di usus halus, dimanatrofozoitnya mempebanyak diri. Banyak trofozoit yang membelah
diri tebawasampai ke kolon, dan sedikit demi sedikit berubah menjadi kistik sebagairespon
terhadap rangsagan bile salt. Kistik dapat muncul di feses setelah 3hari atau 3 minggu setelah
terjadinya infeksi, tergantung spesies host. (Raza,2013)Kistiknya dapat bertahan untuk
beberapa waktu yang lama padalingkungan yang dingin, dan lembab. Dan sangat suseptibel
terhadap sinarmatahari dan akan hancur dengan mudah pada lingkungan yang kering danpanas.
(Reza, 2013)

• Pencegahan
▪ Pertama, individu yang terinfeksi harus diobati.
▪ Kontrol yang ketat dari penjamah makanan harus dipelihara, memeriksa tinja secara
berkala dan mengobati mereka yang terinfeksi.
▪ Peningkatan kondisi sosial ekonomi, sanitasi dasar dan pendidikan kesehatan.
▪ Pembuangan kotoran dan sampah yang benar.
▪ Kontrol lalat sebagai vektor mekanik penting.
▪ Konsumsi air minum.
• Sumber
▪ http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19681201200112
2- RITA_SHINTAWATI/RITA-1/HANDOUT-PRST-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai