PENDAHULUAN
Memasuki dunia yang sangat global dan serba praktis saat ini, sangat
memungkinkan berkembangnya berbagai macam penyakit dan wabah epidemik di
kalangan masyarakat. Salah satu contoh dari berkembanganya penyakit tersebut
adalah penyakit disentri. Disentri merupakan sejumlah kelainan yang ditandai
dengan peradangan usus, terutama kolon (usus besar) yang disertai dengan nyeri
perut, tenesmus, dan sering buang air besar yang mengandung darah dan lendir.
Penyebaran penyakit yang serba cepat itu, sangat dipungkiri bahwa ada
mikroorganisme yang sangat berperan sebagai vektor penyebaran penyakit
tersebut.
Di dalam bidang parasit, terdapat protozoa atau hewan bersel satu yang
hidup sendiri ataupun dalam bentuk hewan. Kemudian protozoa dibagi lagi
menjadi Rhizopoda, Mastigophora, Ciliata dan Sporozoa. Dari bagian-bagian
itulah akan dibagi lagi menjadi bagian terkecil menjadi genus dan spesiesnya.
Dari genus dan spesiesnya, dapat diketahui mana yang patogen dan mana yang
tidak.
1.3 Tujuan
BAB 2
Balantidium coli Page 2
PEMBAHASAN
Parasit ini ditemukan di seluruh dunia yang beriklim subtropik dan tropik,
tetapi frekuensinya rendah, juga di Indonesia. Parasit ini jarang ditemukan
pada manusia.
Tropozoit hidup dalam mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah
sekum bagian terminal dari pada illeum. Bergerak ritmis dengan perantaraan cilia.
Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap hidup selama
beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan adalah bentuk infektif.
Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan trofozoit yang
dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.
2.10 Diagnosis
Balantidiasis
1. Identifikasi
Diagnosa dibuat dengan menemukan trofozoit dari parasit atau kista dari
balantidium coli pada kotoran segar, atau trofozoit ditemukan melalui
sigmoidoskopi.
2. Penyebab penyakit.
3. Distribusi penyakit.
4. Reservoir.
Babi, kemungkinan juga hewan lain, seperti tikus dan primata selain
manusia.
5. Cara Penularan.
Dengan menelan kista yang berasal dari kotoran inang yang terinfeksi;
pada saat wabah, penularan terutama melalui air yang terkontaminasi.
Penularan sporadis terjadi karena masuknya kotoran ke mulut melalui tangan
atau melalui air, dan makanan yang terkontaminasi.
6. Masa Inkubasi.
2.11 Pengobatan
2.12 Prognosis
2.13 Epidemiologi
Parasit ini banyak ditemukan pada babi yang dipelihara (yang berkisar
antara 60 – 90%). Penularan antar babi satu ke babi yang lainnya mudah
terjadi, sekali – sekali dapat menular pada manusia (zoonosis).
A. Cara Pencegahan :
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Penutup
DAFTAR PUSTAKA