PENDAHULUAN
Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada
masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi
infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas
atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis.
Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli
seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia. Infeksi saluran napas atas bila tidak
diatasi dengan baik dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah.
Infeksi saluran nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan
dengan baik karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis,
sinusitis, dan faringitis.
1
pneumonia). Ditinjau dari prevalensinya, infeksi ini menempati urutan pertama
pada tahun 1999 dan menjadi kedua pada tahun 2000 dari 10 Penyakit Terbanyak
Rawat Jalan.Sedangkan berdasarkan hasil Survey Kesehatan Nasional tahun 2001
diketahui bahwa Infeksi Pernapasan (pneumonia) menjadi penyebab kematian
Balita tertinggi (22,8%) dan penyebab kematian Bayi kedua setelah gangguan
perinatal. Prevalensi tertinggi dijumpai pada bayi usia 6-11 bulan. Tidak hanya
pada balita, infeksi pernapasan menjadi penyebab kematian umum terbanyak
kedua dengan proporsi 12,7%. Tingginya prevalensi infeksi saluran pernapasan
atas (ISPA) serta dampak yang ditimbulkannya membawa akibat pada tingginya
konsumsi obat bebas (seperti anti influenza, obat batuk, multivitamin) dan
antibiotika. Dalam kenyataan antibiotika banyak diresepkan untuk mengatasi
infeksi ini. Peresepan antibiotika yang berlebihan tersebut terdapat pada infeksi
saluran napas khususnya infeksi saluran napas atas akut, meskipun sebagian besar
penyebab dari penyakit ini adalah virus. Salah satu penyebabnya adalah
ekspektasi yang berlebihan para klinisi terhadap antibiotika terutama untuk
mencegah infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri, yang sebetulnya tidak
bisa dicegah. Dampak dari semua ini adalah meningkatnya resistensi bakteri
maupun peningkatan efek samping yang tidak diinginkan. Permasalahan-
permasalahan di atas membutuhkan keterpaduan semua profesi kesehatan untuk
mengatasinya. Apoteker dengan pelayanan kefarmasiannya dapat berperan serta
mengatasi permasalahan tersebut antara lain dengan mengidentifikasi,
memecahkan Problem Terapi Obat (PTO), memberikan konseling obat, promosi
penggunaan obat yang rasional baik tentang obat bebas maupun
antibiotika.Dengan memahami lebih baik tentang patofisiologi, farmakoterapi
infeksi saluran napas, diharapkan peran Apoteker dapat dilaksanakan lebih baik
lagi.
2
d. Apa saja obat untuk mengobati gangguan saluran pernapasan?
3
BAB II
ISI
4
Pada manusia alat-alat pernapasan terdiri atas rongga hidung (Cavum
Nasalis), tekak (faring), pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan
(trakea), cabang tenggorokan (bronkus, paru-paru (pulmo).
2. Tekak (Faring)
Tekak atau faring bentuknya menyerupai tabung corong terletak pada belakang
rongga hidung dan mulut. Faring fungsinya untuk jalan udara dan makanan.
Selain itu juga berfungsi untuk ruang getar yang dapat menghasilkan suara.
Pada bagian dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara. Epiglotis adalah
kartilago elastis yang bentuknya mirip daun. Epiglotis bisa membuka dan bisa
menutup. Ketika menelan makanan epiglotis akan menutup, dengan begitu maka
makanan akan masuk ke kerongkongan dan tidak masuk ke tenggorokan. Pita
suara yaitu selaput lendir yang membentuk 2 pasang lipatan dan bisa bergetar untu
menghasilkan suara.
5
4. Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang mempunyai panjang kurang lebih 10 cm, letaknya
sebagian ada di leher dan ada yang di tarok atau rongga dada. Dinding
tenggorokan kaku dan tipis, dengan dikelilingi cincin tulang rawan, serta dibagian
dalam rongga bersilia. Fungsi dari silia-silia tersebut yaitu untuk menyaring
benda-benda asing yang masuk menuju saluran pernapasan.
6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan anak cabang dari batang tenggorok yang ada di dalam
rongga tenggorokan dan memanjang hingga ke paru-paru. Cabang bronkiolus
yang menuju ke paru-paru kiri dan kanan jumlahnya tidak sama. Bronkiolus yang
menuju ke paru-paru kiri terdapat 2 cabang sedangkan yang menuju ke paru-paru
kanan ada 3 cabang. Bronkiolus merupakan cabang ddari bronkus yang
mempunyai dinding yang lebih tipis, di bagian ujung bronkiolus ada banyak
gelembung-gelembung kecil yang disebut dengan alveolus. Ciri khas bronkiolus
yaitu tidak terdapat tulang rawan serta kelenjar pada mukosanya. Di bagian awal
cabang bronkiolus hanya mempunyai sebaran sel globet dan epitel. Bronkiolus
fungsinya yaitu sebagai media yang menghubungkan oksigen yang dihirup supaya
sampai ke paru-paru.
7. Paru-paru (Pulmo)
Letak paru-paru beerada di dalam rongga dada bagian atas, pada sisi samping
dibatasi otot dan rusuk, sedangkan di bagian bawah dibatasi diafragma yang kuat
6
ototnya. Pada paru-pau terdapat 2 bagian yaitu pulmo dekster (paru-paru kanan)
yang terdiri dari 3 lobus dan pulmo sinister (paru-paru kiri) terdiri dari 2 lobus.
Paru-paru dibungkus 2 selaput tipis, yang disebut dengan pleura. Pleura dalam
(pleura visceralis) merupakan selaput yang menyelaputi paru paru. Sedangkan
pleura luar (pleura panietalis) adalah selaput yang menyeliputi rongga dada yang
posisinya bersebelahan dengan tulang rusuk.
a. Pernapasan Dada
7
Mekanisme ekspirasi pernapasan dada lerjadi pada saat otot antartulang rusuk
mengendur (relaksasi), rongga dada mengecil, dan tulang rusuk turun.
Mengecilnya rongga dada menyebabkan volume paru – paru mengecil dan
tekanan udara dalam paru-paru naik sehingga udara dari paru-paru dikeluarkan
dari saluran pernapasan.
b. Pernapasan Perut
Inspirasi pernapasan perut terjadi akibat adanya kontraksi dan relaksasi diafragma.
Pada saat normal, diafragma berbentuk cembung seperti kubah. Pada saat
diafragma berkontraksi, rongga dada membesar dan diafragma mendatar. Volume
paru-paru membesar. dan terjadilah inspirasi. Pada saat diafragma berelaksi,
rongga dada mengecil dan diafragma berada pada keadaan normal. Volume paru-
paru mengecil dan tekanan paru-paru naik sehingga udara keluar, dan terjadilah
ekspirasi. Arah aliran udara ditentukan oleh perbedaan antara tekanan
udara atmosfer dan tekanan udara dalam paru-paru (intrapulmoner).
8
Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung dalam.
9
b. Hidung bagian luar
Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os
internum disebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga
hidung dari nasofaring. Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan
dari depan kebelakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi
kavum nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan
disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang
menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring. Bagian dari kavum nasi yang
letaknya sesuai ala nasi, tepat dibelakang nares anterior, disebut dengan
vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang banyak kelenjar sebasea dan
rambut-rambut panjang yang disebut dengan vibrise.Tiap kavum nasi mempunyai
4 buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.
Dinding medial hidung ialah septum nasi. Septum nasi ini dibentuk oleh
tulang dan tulang rawan, dinding lateral terdapat konkha superior, konkha media
dan konkha inferior. Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konkha
inferior, kemudian yang lebih kecil adalah konka media, yang lebih kecil lagi
konka superior, sedangkan yang terkecil ialah konka suprema dan konka suprema
biasanya rudimenter.
Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila
dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior dan suprema merupakan
bagian dari labirin etmoid. Celah antara konka inferior dengan dasar hidung
dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara konkha media dan inferior
disebut meatus media dan sebelah atas konkha media disebut meatus superior.
Meatus medius merupakan salah satu celah yang penting dan merupakan celah
yang lebih luas dibandingkan dengan meatus superior. Disini terdapat muara dari
sinus maksilla, sinus frontal dan bahagian anterior sinus etmoid. Dibalik bagian
anterior konka media yang letaknya menggantung, pada dinding lateral terdapat
celah yang berbentuk bulat sabit yang dikenal sebagai infundibulum. Ada suatu
muara atau fisura yang berbentuk bulan sabit menghubungkan meatus medius
dengan infundibulum yang dinamakan hiatus semilunaris. Dinding inferior dan
10
medial infundibulum membentuk tonjolan yang berbentuk seperti laci dan dikenal
sebagai prosesus unsinatus.
Di bagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri
atas sinus maksilla, etmoid, frontalis dan sphenoid. Dan sinus maksilla merupakan
sinus paranasal terbesar diantara lainnya, yang berbentuk pyramid iregular dengan
dasarnya menghadap ke fossa nasalis dan puncaknya kearah apex prosesus
zigomatikus os maksilla.
Rongga hidung terbagi menjadi dua belahan yang dibatasi oleh
sekat(septum nasal). Dinding ini tersusun atas tulang keras dan tulang rawan;
bagian bawah tersusun atas tulang rawan, sedangkan bagian atas tersusun atas
tulang etmoidal dibagian paling atas dan tulang vomer dibawahnya. Setiap
belahan juga terbagi menjadi empat tonjolan-tonjolan konka.
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-
saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum.
Rongga hidung juga berhubungan dengan mata melalui saluran naso-
kranial. Saluran ini merupakan jalur yang dilalui air mata ke hidung.
Saluran eustacius merupakan saluran yang menghubungkan rongga hidung
dengan rongga telinga.
Lubang hidung belakang menghubungkan rongga hidung dengan bagian
atas faring yang terletak dibelakangnya.
Rongga hidung berfungsi untuk melembabkan, menghangatkan, dan
menyaring (filter) udara yang masuk ke tubuh. Tenggorokan, atau disebut faring,
merupakan jalur terusan setelah kita menghirup udara melalui hidung. Pada
tenggorokan, organ pernapasan dilanjutkan dengan pangkal tenggorokan (laring),
trakea, dan bronkus.
2. Faring
11
Tenggorokan atau faring adalah lorong berbentuk kerucut yang mengarah
dari rongga mulut dan hidung di kepala ke kerongkongan dan laring. Ruang faring
melayani fungsi pernapasan dan pencernaan. Serabut tebal otot dan jaringan ikat
menempelkan faring ke pangkal tengkorak dan struktur sekitarnya. Kedua otot
melingkar dan memanjang terjadi di dinding faring; otot-otot melingkar
membentuk konstriksi yang membantu mendorong makanan ke kerongkongan
dan mencegah udara tertelan, sementara serat longitudinal mengangkat dinding
faring saat menelan.
Faring terdiri dari tiga bagian utama. Bagian anterior adalah faring hidung
(nasofaring), bagian belakang rongga hidung. Faring hidung terhubung ke daerah
kedua, faring oral (orofaring), dengan jalan yang disebut isthmus. Faring oral
dimulai di bagian belakang rongga mulut dan berlanjut ke bawah tenggorokan ke
epiglotis, lipatan jaringan yang menutupi saluran udara ke paru-paru dan saluran
makanan ke esofagus.
12
d. Tonsil adalah masa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang
oleh jaringan ikatdengan kapsul didalamnya. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil
faringal (adenoid), tonsil palatine dan tonsil lingual yang ketiga-
tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincinWaldeyer.
e. Laringofaring (Hipofaring)Batas laringofaring di sebelah superior
adalah tepi atas epiglottis, batas anterior ialahlaring, batas inferior ialah
esophagus, serta batas posterior ialah vertebra servikal.
Serat tebal dari otot dan jaringan ikat menempel faring ke dasar tengkorak
dan struktur di sekitarnya. Kedua otot melingkar dan longitudinal terjadi pada
dinding organ ini; otot melingkar membentuk konstriksi yang membantu
mendorong makanan ke kerongkongan dan mencegah udara dari tertelan,
sedangkan serat memanjang mengangkat dinding faring saat menelan. Faring,
yang terletak di belakang mulut dan hidung, juga dikenal sebagai
tenggorokan.Ketika makanan didorong ke bagian belakang mulut dengan lidah,
trakea atau batang tenggorokan menutup, dan makanan bergerak ke faring.
Kemudian, kombinasi dari kedua otot sadar dan tidak sadar bekerja untuk
menelan makanan, memaksa ke dalam kerongkongan, yang bergerak bersama ke
perut. Sebuah lapisan tebal pada faring melindungi dari partikel makanan kasar
dan keras komponen makanan kimia.Ketika tidak sedang digunakan untuk
13
mentransfer makanan, faring menyediakan tempat untuk udara untuk pemanasan
dan memperoleh tingkat kelembaban yang tepat sebelum memasuki trakea dan
bergerak ke paru-paru. Udara melewati hidung atau mulut langsung ke faring.
Lapisan lendir faring menyaring partikel debu dan kontaminan lainnya dari udara.
Udara kemudian mengalir melalui laring di bagian atas trakea dan terus ke paru-
paru.
14
2.6 Gangguan Pada Saluran Pernapasan Bawah
a. Bronkitis kronik
Definisi klinis bronkitis kronik adalah terjadi bila terdapat batuk produktif
yang persisten sedikitnya tiga bulan berturut-turut selama minimal dua tahun
berurutan.7
Keadaan klinis yang jelas dari bronkitis kronik adalah hipersekresi dari mukus.
Faktor penyebab tunggal yang paling penting adalah perokok, walaupun polusi
udara yang lain seperti sulfur dioksida dan nitrogen dioksida dapat menyertainya.
Iritan ini secara langsung atau melalui jalur neurohumoral dapat menyebabkan
hipersekresi kelenjar mukus bronkus, diikuti oleh hiperplasia dan metaplasia,
pembentukan sel-sel goblet yang mengeluarkan musin pada epitel permukaan
kedua saluran udara besar ataupun yang kecil. Sekret ini bila banyak akan
menyebabkan hambatan aliran udara pada saluran udara yang lebih besar. Dalam
saluran udara kecil bahkan dapat lebih membuntu, karena adanya emfisema sering
menimbulkan hilangnya jaringan penyangga dan perubahan tekanan udara di
dalam bronkioli alveoli menyempitkan jalan udara dan membatasi aliran udara.
Peradangan mikrobial seringkali terjadi, tetapi berperan sekunder.
Walaupun penyebab tersering dari bronkitis kronik adalah rokok, penyakit
ini juga dapat disebabkan oleh beberapa bakteri. Beberapa penelitianmenunjukkan
bahwa infeksi saluran napas berulang pada masa kanakkanak dapat mempertinggi
risiko untuk terjadinya bronkitis kronik. Bakteri yang paling sering ditemukan
adalah spesises Haemophilus influenzae, H. parainfluenzae, Moraxella
catarrhalis, dan Streptococcus pneumoniae. Bakteri-bakteri ini terutama
menyebabkan bronkitis kronik eksaserbasi akut.
b. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah peradangan nekrosis kronis yang menyebabkan atau
mengikuti dilatasi abnormal dari bronkus. Secara klinik ditandai dengan batuk,
demam dan dahak yang purulen, banyak sekali dan berbau. Terjadi pada semua
usia pada kedua jenis kelamin dan sering pada anak. Saat ini, terapi dengan
antibakteri yang efektif, pembentukan bronkiektasis biasanya secara langsung
untuk gangguan yang mendasarinya, yang mengganggu keadaan fisiologi normal
15
saluran udara atau yang menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi. Penyebab
dari bronkiektasis meliputi dua proses, yaitu (1) penyumbatan atau dilatasi
abnormal dari bronkus, dan (2) infeksi kronis yang persisten. Pada penyumbatan
atau dilatasi bronkus, mekanisme bersihan normal terganggu dan infeksi sekunder
segera terjadi; sebaliknya infeksi kronis akan merusak dinding bronkus, yang
menyebabkan pelunakan dan dilatasi.
Pada kasus biasa, flora campuran dapat dibiakkan dari bronkus yang terkena.
Organisme yang dapat ditemukan antara lain stafilokokus, streptokokus,
pneumokokus, organisme usus, bakteri anaerob, mikroaerofilik, dan yang paling
sering (terutama pada anak) adalah H. influenzae dan Pseudomonas aeruginosa.
c. Peradangan Paru
Perdangan paru tetap merupakan penyebab utama kematian. Saluran napas
bawah yang secara normal steril, pada saat yang lain telah diserbu oleh berbagai
macam agen mikrobiologis seperti virus dan beberapa spesies bakteri.7
Penyerbuan bakteri secara khas menyebabkan eksudat intra-alveolar yang
menghasilkan konsolidasi pneumonia (proses menjadi padat) dari parenkim paru,
yang disebut sebagai pneumonia. Organisme-organisme tertentu cenderung untuk
menyebabkan bronkopneumonia yang ditandai oleh keterlibatan yang tidak
merata (patchy) atau lobular, biasanya merupakan perluasan dari bronkiolitis ke
dalam rongga udara. Bakteri yang lain cenderung untuk menimbulkan konsolidasi
lobar yang menyatu kadang-kadang menyeluruh, disebut juga dengan pneumonia
lobaris.
Akan tetapi, organisme yang sama dapat menghasilkan baik
bronkopneumonia pada satu kesempatan maupun pneumonia lobaris pada
kesempatan yang lain. Selanjutnya, bronkopneumonia dapat menyatu dan
menimbulkan konsolidasi lobar yang hampir menyeluiruh atau pneumonia lobar
dapat tidak mengenai seluruh lobus.
16
terasa sulit, tidak nyaman, atau tidak dapat bernapas sama sekali. Berikut
beberapa gangguan respirasi yang biasa terjadi pada manusia.
Jika salah satu bagian dari organ respirasi bermasalah, secara otomatis sistem
respirasi pun akan terganggu. Berikut beberapa gangguan respirasi:
a. Flu (influenza)
Penyakit influenza disebabkan oleh virus dan mudah sekali menular.
Penularan bisa melalui kontak langsung ke cairan atau melalui cairan yang
keluar dari penderita saat batuk atau bersin. Saat flu, hidung dipenuhi
lendir sehingga mengganggu pernapasan.
b. Faringitis
Keluhan utama pada penyakit ini adalah nyeri
tenggorokan. Faringitis seringkali disebabkan oleh infeksi virus, namun
dapat juga disebabkan oleh bakteri, sehingga untuk penanganannya
dibutuhkan antibiotik. Beberapa kasus faringitis disebabkan oleh alergi
atau iritasi pada tenggorokan.
17
c. Laringitis
Laringitis adalah gangguan pernapasan yang menyerang laring atau pita
suara. Peradangan yang terjadi biasanya disebabkan oleh penggunaan pita
suara berlebihan, iritasi, atau infeksi pada laring. Suara serak atau parau
bahkan hilang sama sekali adalah gejala umum yang muncul jika
seseorang mengalami laringitis.
d. Asma
Asma disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Sesak napas menjadi
tanda umum dari penyakit ini. Biasanya sesak napas dibarengi oleh mengi
(wheezing) yang merupakan suara khas bernada tinggi saat pasien
mengeluarkan napas.
e. Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada bronkus, yang merupakan saluran udara
dari dan ke paru-paru. Bronkitis umumnya dicirikan dengan batuk
berdahak yang kadang dahaknya bisa berubah warna.
f. Emfisema
Emfisema menyerang kantung udara alias alveoli. Seseorang yang
terkena emfisema tidak selalu menunjukkan gejala yang khas. Namun
seiring perjalanan penyakitnya, biasanya penderita kondisi ini lambat laun
akan mengalami sesak saat bernapas. Gangguan ini adalah salah satu
kondisi yang digolongkan sebagai penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK).
g. Pneumonia
Pneumonia, atau yang biasa disebut dengan radang paru-paru, merupakan
peradangan akibat infeksi. Batuk berdahak, demam, dan sesak napas
adalah gejala umum dari pneumonia. Ciri lain dari penyakit ini adalah
dahak kental yang dapat berwarna kuning, hijau, cokelat, atau bernoda
darah.
h. Kanker paru-paru
18
berkaitan erat dengan merokok baik aktif maupun pasif, riwayat kanker
paru-paru di keluarga, riwayat paparan zat kimia dan gas beracun seperti
asbestos dan radon, atau menghirup udara berpolusi dalam jangka panjang.
4 Oksatomida
POTENSI OBAT
1. Prometazin HCl
Derivat fenotiazin ini sebagai antihistaminikum berdaya meredakan
rangsangan batuk berkat sifat sedative dan antikolinergisnya yang
kuat.Obat ini digunakan teerutama pada batuk malam yang
menggelitik pada anak- anak. Perlu diperhatikan bahwa obat ini
jangan diberikan kepada anak kecil dibawah usia satu tahun , kareana
dapat mengakibatkan depresi pernafasan dan kematian mendadak.
Efek samping : dapat menyebabkan gangguan buang air kecil dan
akomodasi pada manula.
19
Dosis : yang dianjurkan 3 kali sehari 25 -50 mg dan untuk
anak-anak diatas satu tahun denagn dosis 2-4 kali sehari 0,2mg/kg
Nama paten (Pabrik) :
1) Phenargen (Aventis)
2) Erpha allergil (Erlimpex)
2. Oksometazin ( Toplexil)
Derivat yang sama dari turunan derifat fenotiazin ini sebagai
antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat
sedative dan antikolinergisnya yang kuat. Obat ini digunakan teerutama
pada batuk malam yang menggelitik pada anak- anak. Perlu diperhatikan
bahwa obat ini jangan diberikan kepada anak kecil dibawah usia satu tahun
, karena dapat mengakibatkan depresi pernafasan dan kematian
mendadak.daya antikolinergisnya lemah.
Dosis yang diberikan 2-3 kali sehari 15 mg untuk dewasa, dan anak
usia 1-2 tahun 2,5- 10 mg sehari, untuk anak 2-5 tanun 10-20 mg
sehari, 5-10 tahun 2-3 kali seri 10 mg.
Nama paten (Pabrik) :
1) Comtusi (Combiphar)
2) Oxoril (Meprofarm)
3) Toplexil (Aventis)
3. Difenhidramin (Benadryl)
Sebagai zat antihistamin (H1-blocker), senyawa ini yang bersifat
hipnotis-sedatif dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Pada
bayi dapat menimbulkan perangsangan paradoksal, misalnya
mengeringnya selaput lender karena efek antikolinergisnya
Dosis yang digunakan adalah 3-4x sehari 25-50 mg.
Nama paten (Pabrik) :
1) Benadryl (Pfizer)
20
2) Duradryl (Durafarma Jaya)
3) Erlandryl (Erlimpex)
4) Novadryl (Novapharin)
5) Phenadryl (Cendo)
6) Recodryl (Global Multi Pharmalab)
7) Seminal (Erela)
8) Veldres (Pharos)
9) Caladryl (Pfizer)
10) Calamec (Mecosin)
11) Paradryl (Prafa)
12) Neladryl (Galenium Pharmasia Lab)
4. Oksatomida
Efek Samping :Mengantuk, efek antikolinergik, edskrasia, euphoria,
gelisah, insomnia dan tremor, nafsu makan berkurang, mual, muntah,
keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare.
Oksatomida : resorpsinya di usus cepat, pp –nya 90 % dan
metabolisme di hati pesat. Eksresinya lewat kemih.
Mukolitik
Mukolitik bekerja sebagai deterjen dengan mencairkan dan mengencerkan
secret mukosayang kental sehingga dapat dikeluarkan.Efek samping yang paling
sering terjadi adalah mual dan muntah, maka penderita tukak lambung perlu
waspada.Wanita hamil dan selama laktasi boleh menggunakan obat ini.
Contoh obat :
NO GENERIK PATEN PABRIK
1 Bromhexin Bisolvon Boehringer
Ingelheim
2 Asetil Sistein Fluimucil Zambon
POTENSI OBAT
21
1. Bromhexin (Bisolvon)
Mekanisme kerja Pengurangan viskositas dahak.Stimulasi pada sekresi,
gerakan siliarpembentuk surfaktan.
Perbaikan penangkal imunologis setempat.Indikasi Sekretolitik pada infeksi
jalan pernapasan yangkronis serta pada penyakit paru dengan pembentukan
mucus berlebih.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, wanita hamil, menyusui.
Efek samping : Reaksi alergi, gangguaan gastrointestinal ringan.
Interaksi obat : Hati-hati penggunaan dengan obat lain.
Dosis : Dewasa yang dianjurkan 3x 8mg/hari.
Nama paten (Pabrik):
1) Bisolvon (Boehringer Ingelheim)
2) Bromifar (Ifars)
3) Celovon (First Medipharma)
4) Dexolut (Dexa Medica)
5) Erpha Hexin (Erlimpex)
6) Ethisolvan (Ethica)
7) Hexolyt (Sandoz)
8) Hustab P (Phapros)
9) Hexon (Global Multi Pharmatama)
10) Mucosulvan (Hexfarm Jaya)
11) Miravon (Sampharrindo Perdana)
12) Lexavon (Molex Ayus)
13) Mucobron (Corsa)
14) Poncosolvon (Armoxindo Farma)
15) Solvinex (Meprofarm)
16) Thephidron (Combiphar)
17) Wibrom (Itrasal)
18) Yavon (Yarindo Farmatama)
22
Obat mukolitik.Ini mencairkan dahak dan memfasilitasi isolasi. Aksi
acetylcysteine terkait dengan kemampuan kelompok sulfhidril untuk
memutuskan ikatan disulfida dari asam mucopolysaccharides sputum,
yang mengarah ke depolarisasi dan mukoproteidov menurunkan viskositas
lendir. Menyimpan aktivitas di hadapan sputum purulen.
Merupakan derivat asam amino alamiah sistein ini berkhasiat
mencairkan dahak yanng liat dengan jalan memutuskan jembatan
disulfida, sehingga rantai panjang antara mukoprotein-mukoprotein
panjang terbuka dan lebih mudah dikeluarkan melalui batuk. Sebagi
prekusor dari glutathion, zat ini juga berdaya anti oksidan dengan
melindungi sel terhadap oksidasi dan perusakan oleh radikal bebas.
Asetilsistein juga mampu memperbaiki gerakan bulu getar (cilia) dan
membantu efek antibiotika (doksisiklin, amoksisiklin, dan tiamfenikol)
(Tjay dan Rahardja, 2007).
Dosis : pada Parenteral dewasa diperkenalkan 300 mg (3 ml)
mendalam / m atau / 1-2 kali / hari. Anak-anak berusia 6 untuk 14
tahun diperkenalkan 1/2 dosis dewasa. Dosis harian untuk anak usia
6 tahun aku s 10 mg / kg berat badan. Lamanya pengobatan
ditentukan secara individual.
Nama Paten (Pabrik) :
1) Fluimucil (Zambon)
2) Acetylcysteine (Indofarma)
3) Alstein (Sampharindo Perdana)
4) Pectocil (Ethica) : kapsul 200 mg
5) Sistenol (Dexa Medica)
6) N-Ace (Pratapa Nirmala) : larutan inhalasi
7) Mucylin (Yarindo Farmatama) ; kapsul 200 mg
23
1 Teophyllin Euphylin Pharos
1. Teophyllin
Terdapat bersama kofein pada daun teh dan memiliki sejumlah khasiat
antara lain spamolitis terhadap otot polos khususnya pada bronchi,
menstimuli jantung dan mendilatasinya serta menstimulasi SSP dan
pernapasan. Reabsorpsi nya di usus tidak teratur.
Efek sampingnya yang terpenting berupa mual dan muntah baik pada
penggunaan oral maupun parienteral.Pada overdosis terjadi efek
sentral (sukar tidur, tremor, dan kompulsi) serta gangguan pernapasan
juga efek kardiovaskuler.
Dosis : 3-4 dd 125-250 mg microfine (retard).
Teofilin dapat diberikan dengan cara injeksi dalam bentuk aminofilin,
suatu campuran teofilin dengan etilendiamin.
Nama paten (Pabrik) :
1) Euphylin (Pharos)
2) Euphylin Retard (Pharos)
3) Aminophylllinum (Ethica)
4) Brondilex (Medifarma)
5) Bufabron (Bufa Aneka)
6) Cospamic (Ifars)
7) Kalbron (Dankos)
8) Rataphyl SR (Kimia Farma)
9) Samcolat (Samco Farma)
10) Theobron (Interbat)
2. Terbutalin
Terbutaline merupakan obat golongan bronkodilator yang dapat
digunakan untuk meringankan gejala mengi, batuk, dan sesak napas.
Obat ini bekerja dengan cara melebarkan saluran udara yang
24
menyempit akibat gejala-gejala tersebut. Dengan melebarnya saluran
udara, maka otomatis udara bisa lebih lancar masuk ke paru-paru.
Untuk mencegah dan memberikan pertolongan pertama pada saat
terjadinya gangguan saluran pernapasan.
Nama Paten (Pabrik) :
1) Astherin (Pyridam)
2) Asmabet (Rocella)
3) Lintaz (Heronic)
4) Lasmalin (Lapi)
5) Nairet (Otto)
6) Neosma (Ifars)
7) Tabas (Meprofarm)
8) Terasma (Dexa Medica)
Antitusif
Antitusif bekerja menghentikan batuk secara langsung dengan
menekan refleks batuk pada sistem saraf pusat di otak. Dengan demikian
tidak sesuai digunakan pada kasus batuk yang disertai dengan dahak
kental, sebab justru akan menyebabkan dahak sulit dikeluarkan.
1. Kodein
Codipront Mengandung Dua Zat Aktif Dengan Tempat Kerja Yang
Berbeda. Codeine Akan Mengurangi Batuk Dengan Penekanan Sentral
Pada Pusat Batuk.Phenyltoloxamine Merupakan Antihistamin Yang
Mempunyai Efek Pada Alergi. Zat Aktif Codipront Terikat Dengan Ion-
Exchanger Dengan Memberikan Pelepasan Lambat Dan Seragam Dalam
25
Saluran Pencernaan Untuk Mencapai Efek Antitusif Jangka Panjang
Dengan Dosis Pemberian Sehari 2 Kali.
Indikasinya Adalah Pengobatan Simtomatik Batuk Kering (Non
Produktif) Yang Disertai Keadaan Alergi.
Nama paten (Pabrik)
1) Codipront (Kimia Farma)
2. Dextrometorfan
Dextromethorphan adalah obat yang digunakan untuk
meredakan batuk. Jenis batuk yang dapat ditangani dengan obat ini adalah
batuk kering yang menyertai pilek atau flu. Senyawa dextromethorphan
bekerja dengan menekan dorongan untuk batuk yang berasal dari otak kita.
Obat ini tidak mempunyai efek analgesik dan ketergantungan. Obat
ini efektif bila diberikan dengan dosis 30 mg setiap 4-8 jam, dosis dewasa
10-20 mg setiap 4 jam. Anak-anak umur 6-11 tahun 5-10 mg. Sedangkan
anak umur 2-6 tahun dosisnya 2,5 – 5 mg setiap 4 jam
Nama paten (Pabrik) :
1) Code (Erela)
2) Dextromethorphan (Errita)
3) Dexyl (Gratia Husada Farma)
4) Dexitab (Zenith)
5) Dextromex (Apex Pharma)
6) Dextromethorphan (Indofarma)
7) Dextropim (PIM)
8) Milaro (First Medipharma)
9) Siladex Antitusive (Konimex)
10) Zenidex (Zenith)
Dekongestan
1. Efedrin
26
Efedrin adalah alkaloid yang dikenal sebagai obat simpatomimetik
aktif pertama secara oral. Efedrin sebagai obat adrenergik dapat bekerja
ganda dengan cara melepaskan simpanannorepinefrin dari ujung saraf dan
mampu bekerja memacu secara langsung di reseptor α dan β. Pada sistem
kardiovaskuler, efedrin meninggikan tekanan darah baik sistolik maupun
diastolik melalui vasokonstriksi dan terpacunya jantung. Efedrin berefek
bronkodilatasi tetapilebih lemah dan lebih lambat dibandingkan epinefrin
atau isoproteronol. Efedrin memacuringan SSP sehingga menjadi sigap,
mengurangi kelelahan, tidak memberi efek tidur dandapat digunakan
sebagai midriatik.
Efedrin digunakan sebagai dekongestan hidung, bekerjasebagai
vasokonstriktor lokal bila diberikan secara topikal pada permukaan
mukosa hidung,karena itu bermanfaat dalam pengobatan kongesti
hidung pada Hay fever, rinitis alergi,influenza dan kelainan saluran
napas atas lainnya.
Dosis : pada asma, oral 3-4 dd 25-50 mg(HCl), anak-anak 2-3 mg/kg
sehari dalam 4-6 dosis.
Nama Paten (Pabrik)
1) Asmasolon (Medifarma)
2) Epedrin HCl (Ethica)
3) Erlandrine (Erela)
2. Pseudoefedrin
Isomer dekstro dari efedrin dengan mekanisme kerja yang sama,
namun bronkodilatasinya lebih lemah, tetapi efek sampingnya terhadap
SSP dan jantung lebihringan. Obat ini, jika masuk ke dalam sistem saraf
pusat, dapat menyebabkan kecemasan, peka rangsangan, dan gelisah.
Efek samping lainnya berupa denyut jantung lebih cepat,insomnia,
efek alergi pada kulit, kulit kering, retensi urin, anoreksia, halusinasi,
sakit kepala,mual, dan sakit perut. Pseudoefredin juga dikaitkan
27
dengan peningkatan risiko stroke. Obatini banyak digunakan dalam
sediaan kombinasi untuk flu.
Dosis : oral 3-4 dd 60 mg (hcl,sulfat) Nama Paten : Sinutab, Sudafed,
Polaramin.
Nama Paten (Pabrik) :
28
Alpara Per Kapl: Molex Ayus Kaplet
Pct 500 Mg, Syrup 60 ml
Phenylpropanolamin
Hcl 12,5 Mg, Ctm 2
Mg, DMP 3,75 Mg
Per 5 Ml Syrup :
Pct 125 Mg,
Phenylpropanolamin
Hcl 3,125 Mg, Ctm 0,5
Mg, DMP 3,75 Mg
29
30 Mg, Ctm 20 Mg
Flurin Per 5 Ml : Yarindo Farma Syrup 60 ml
PCT 120 Mg, CTM 0,5
Mg, Pseudoephedrine
HCL 7,5 Mg
Iliadin kinder Oxymetazolin Hcl Merck Consumer Tetes hidung
Health Prod 25 % 10 ml
Otrivin Oxymetazolin Hcl Novartis Tetes hidung
Indonesia dws 0,1 % 10
ml
Tetes hidung
anak 0,05% 10
ml
Afrin Oxymetazolin Hcl Schering-Plough Semprot
hidung dewasa
0,05 % 10ml
Tetes hidung
anak 0,025%
10 ml
Semprot
hidung dws
0,05 % 15 ml
Mucolitik
Mukolitik adalah obat batuk berdahak yang bekerja dengan cara membuat
hancur formasi dahak sehingga dahak tidak lagi memiliki sifat-sifat alaminya.
Mukolitik bekerja dengan cara menghancurkan benang-benang mukoprotein dan
mukopolisakarida dari dahak. Sebagai hasil akhir, dahak tidak lagi bersifat kental
30
dan dengan begitu tidak dapat bertahan atau berada di tenggorokan lagi seperti
sebelumnya. Membuat saluran nafas bebas dari dahak.
1. Ambroksol
Ambroxol, yang berefek mukokinetik dan sekretolitik, dapat
mengeluarkan lendir yang kental dan lengket dari saluran pernafasan dan
mengurangi staknasi cairan sekresi. Pengeluaran lendir dipermudah
sehingga melegakan pernafasan. Sekresi lendir menjadi normal kembali
selama pengobatan dengan Ambril. Baik batuk maupun volume dahak
dapat berkurang secara bermakna. Dengan demikian cairan sekresi yang
berupa selaput pada permukaan mukosa saluran pernafasan dapat
melaksanakan fungsi proteksi secara normal kembali. Penggunaan jangka
panjang dimungkinkan karena preparat ini mempunyai toleransi yang baik.
Indikasi :
Gangguan saluran pernafasan sehubungan dengan sekresi bronki yang
abnormal baik akut maupun kronis, khususnya pada keadaan-keadaan
abnormal baik akut maupun kronis, khususnya pada keadaan-keadaan
eksaserbasi dari penyakit-penyakit bronchitis asmatis, asma bronchial.
Nama paten (Pabrik) :
2.9 Studi Kasus
Tn.E usia 56 tahun pekerjaan supir pribadi, bertempat tinggal di Jl. Kayu
Putih, Pulo Gadung. Tn.E mengalami keluhan sesak napas sejak 4 jam sebelum
datang berobat. Sesak napas muncul saat pasien baru bangun tidur dan terpapar
udara dingin, disertai batuk berdahak berwarna putih, pasien berkomunikasi dalam
beberapa kata. Terakhir kali muncul serangan sesak 6 bulan yang lalu. Serangan
sesak saat malam juga terakhir 6 bulan yang lalu. Pasien tidak menggunakan
bantal tinggi, tidak sesak saat berjalan, pasien juga bukan seorang perokok.
Riwayat penyakit terdahulu : asma (+) sejak kecil, Hipertensi ( - ), Jantung ( - ),
DM ( - ). Riwayat penyakit keluarga : ibu pasien menderita asma
31
Riwayat Terapi Pemeriksaan Pemeriksaan
penyakit fisik laboratorium
1. SUBJEKTIVE
- Nama pasien : Tn.E
- Jenis kelamin : laki laki
- Umur : 56 tahun
- Tinggi badan : 160 cm
- Berat badan : 47 kg
- Riwayat penyakit :
A) Terdahulu :
- asma ( + ) sejak kecil
- hipertensi ( - )
- Jantung ( - )
- DM (-)
B) Keluarga :
- Ibu pasien menderita asma
- Keluhan : sesak napas sejak 4 jam sebelum datang berobat, sesak napas
muncul saat pasien baru bangun tidur dan terpapar udara dingin, disertai
batuk berdahak berwarna putih.
32
2. OBJEKTIVE
- Hematokrit = 47% normal ( N = 42% sampai 54%)
- Hemoglobin = 8,5 normal ( N = 7,4-9,9/L )
- TD = 110/80 normal
- Nadi = 92x/menit normal ( N = 60-100 kali permenit
- RR =28x/menit melebihi nilai normal ( N =60-100 kali permenit )
- Suhu = 36,3C Tidak normal/kurang dari nilai normal ( N = 36,5C –
37,5 C )
3. ASSASEMENT
- Tn.E di duga terkena penyakit asma, di lihat dari riwayat penyakit
terdahulu yaitu positif asma sejak kecil, dan di lihat juga dari riwayat
penyakit keluarga yaitu ibu pasien menderita asma.
- Nilai RR ( Respirasi/pernapasan ) di atas nilai normal. Aapabila nilai
laju pernapasan di bawah angka 12/ di atas 24 maka di anggap
pernapasan tidak normal. Dan ada beberapa hal yang bisa
menyebabkan nya anatara lain penyakit asma.
- Nilai dari suhu kurang dari nilai normal mengindikasikan pasien
terkena Hipotermia. Karena terlalu terpapar udara dingin dan
kelelahan dan bisa menyebabkan gangguan sistem pernapasan
4. PLAN
- Penyakit asma di berikan inhalasi ventolin 1 ampul + NaCl 2 cc.
- Pasien mengalami sesak napas, di berikan salbutamol 3x4 mg
- Diberikan dexametason 3x 0,5 mg untuk mengobati alergi atau
sebagai anti radang.
- Pasien mengalami batuk berdahak di berikan obat ambroxol 3x 1 tab.
5. KONSELING DAN PIO
- Pasien di anjurkan meminum obat secara teratur
- Perbanyak minum air putih
- Kurangi aktivitas fisik yang berat dan istirahat yang cukup.
33
- Perbanyak mengkonsumsi buah – buahan dan sayuran hijau, untuk
membantu merintangi tubuh dari berbagai macam penyakit dan untuk
memulihkan kondisi tubuh.
- Hindari makanan yang banyak mengandung lemak, seperti gorengan.
- Jangan terlalu banyak minum air dingin, air es, atau minuman-
minuman yang mengandung pemanis buatan.
- Lakukan olahraga ringan di pagi hari seperti menggerakan tubuh atau
berjalan kaki.
- Bangun di pagi hari dan menghirup udara segar di pagi hari, gunanya
untuk menghindari gangguan pernapasan.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
35
DAFTAR PUSTAKA
http://izzativegan.wordpress.com/sistem-respirasi/
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/13/sistem-respirasi-manusia/
http://wandylee.wordpress.com/2012/03/20/sistem-pernapasan-pada-manusia/
36