Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
i
KATA PENGANTAR
TIM PENULIS
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi..................................................................................................3
B. Penyebab dan Gejala Ascites................................................................4
C. Diagnosis Ascites..................................................................................5
D. Pemeriksaan Ascites.............................................................................5
E. Pengobatan Ascites...............................................................................10
F. Komplikasi Ascites...............................................................................11
G. Pencegahan Ascites...............................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12
Daftar Pustaka................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ascites merupakan akumulasi cairan patologis di dalam cavum
abdomen. Kata ascites berasal dari Bahasa Yunani ‘askos’ yang berarti tas
atau karung. Secara klinis ascites adalah komplikasi dari beberapa
penyakit seperti hepar, jantung, ginjal, infeksi, dan keganasan. Prognosis
tergantung dari penyebab dari ascites tersebut. Pada keadaan normal,
jumlah cairan peritoneal tergantung pada keseimbangan antara aliran
plasma ke dalam dan keluar dari darah dan pembuluh limfa. Apabila
keseimbangan tersebut terganggu maka terbentuklah ascites.
Ketidakseimbangan kadar plasma mungkin disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas kapiler, peningkatan tekanan vena, penurunan protein
(tekanan onkotik), atau peningkatan obstruksi limfa.
Ascites merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi
pada penyakit sirosis dan hipertensi portal. Lebih dari 50% penderita
sirosis akan berkembang menjadi ascites dalam waktu 10 tahun periode
pengamatan. 85% kasus ascites disebabkan oleh sirosis hepatis dan 10%
ascites disebabkan oleh keganasan. Tipe lain dari ascites dikategorikan
sebagai kardiogenik, neprogenik, infeksi, dan varian lainnya (Huang et al.,
2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Penyebab dan gejala ascites?
2. Bagaimana diagnosis ascites?
3. Bagaimana pemeriksaan ascites?
4. Bagaimana pengobatan ascites?
5. Bagaimana Komplikasi ascites?
6. Bagaimana pencegahan ascites?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Penyebab dan gejala ascites
2. Untuk mengetahui bagaimana diagnosis ascites
3. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan ascites
4. Untuk mengetahui bagaimana pengobatan ascites
5. Untuk mengetahui bagaimana komplikasi ascites
6. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan ascites
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ascites
3
2) Penurunan tekanan osmotik koloid : Penyakit hati stadium lanjut dengan
gangguan sintesis protein, sindrom nefrotik, malnutrisi, protein lossing
enteropathy.
3) Peningkatan permeabilitas kapiler peritoneal : Peritonitis TB, peritonitis
bakteri, penyakit keganasan pada peritonium.·
4) Kebocoran cairan di cavum peritoneal:Bile ascites, pancreatic ascites
(secondary to a leaking pseudocyst), chylous ascites, urine ascites.
5) Micellanous : Myxedema, ovarian disease (Meigs’ syndrome), chronic
hemodialysis
B. Penyebab dan Gejala Ascites
a. Penyebab Ascites
Ada beberapa penyebab terjadinya asites atau pengumpulan cairan
dirongga perut seperti berikut ini :
Kelainan di hati
Sirosis, terutama yang disebabkan oleh alkoholisme
Hepatitis alkoholik tanpa sirosis
Hepatitis menahun
Penyumbatan vena hepatic
Kelainan diluar hati
Gagal jantung
Gagal ginjal, terutama sindroma nefrotik
Perikarditis konstriktiva
Karsinomatosis, dimana kanker menyebar ke rongga perut
Berkurangnya aktivitas tiroid
Peradangan pankreas.
b. Gejala Ascites
Gejala dan keluhan yang timbul saat seseorang mengalami ascites bisa
muncul secara bertahap atau tiba-tiba. Hal ini tergantung pada penyebab
yang mendasari terjadinya asites. Namun, saat seseorang mengalami
asites, biasanya akan muncul beberapa gejala berikut ini:
4
Perut yang terlihat membesar dan membengkak seperti balon
Muncul rasa kembung
Mual atau muntah
Sakit perut
Sesak napas, terutama pada saat berbaring
Gangguan pencernaan
Sensasi rasa terbakar di dada (heartburn) akibat naiknya asam
lambung
Peningkatan berat badan
Selain gejala yang telah disebutkan di atas, penderita asites juga bisa
mengalami pembengkakan pada tungkai dan pergelangan kaki,
pembengkakan pada pembuluh darah vena yang ada di anus (wasir),
demam, dan hilangnya nafsu makan
C. Diagnosis Asites
Tes pemindaian, seperti USG, CT scan, atau MRI, untuk melihat
keberadaan dan jumlah cairan berlebih, sekaligus memeriksa penyebab
yang mendasari asites
Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, fungsi ginjal, kadar elektrolit,
dan kadar albumin di dalam darah
Paracentesis dengan mengambil sampel cairan dari rongga perut, untuk
mengetahui jumlah sel darah merah dan putih, memeriksa kadar
albumin (protein), amilase, dan glukosa, serta melihat keberadaan
partikel penyakit, seperti infeksi atau kanker
Angiografi, untuk memeriksa aliran darah terutama pada vena hati
Laparoskopi, untuk memeriksa kondisi organ di dalam perut
D. Jenis Pemriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Makroskopis
Terdiri dari pemeriksaan warna dan kejernihan
3. Pemeriksaan Mikroskopis (hitung sel dan hitung jenis)
5
4. Pemeriksaan Kimia
5. Pemeriksaan Bakteriologi
1. Pemeriksaan Fisik
Shifting dullnes = pada penderita yang terlentang, dicari batas timpani
pekak (permukaan cairan) di bagian lateral abdomen
Bila posisi penderita dimiringkan, maka batas timpani pekak menjadi
bergeser
6
Pudle Sign
Pasien pada posisi bertumpu pada lutut dan siku tangan, yang mana
akan menyebabkan cairan asites berkumpul di bagian bawah abdomen.
Lakukan perkusi dari bagian samping perut (lank) ke garis tengah. Pada
area asites suara perkusi akan lebih mengeras.
Pemeriksaan penunjang
Foto thorax dan abdomen
CT-Scan
2. Pemeriksaan Makroskopis
a) Metode : Visual (Manual)
b) Tujuan: Untuk mengetahui warna dan kejernihan cairan
c) Alat dan Bahan :
- Tabung reaksi
- cairan ascites
d) Cara Kerja :
1. Cairan Ascites dimasukkan dalam tabung bersih dan kering.
2. Diamati warna, kejernihan, adanya bekuan pada cahaya terang.
e) Hasil:
7
Normal warna cairan peritoneal yaitu putih jernih sampai kuning
pucat. Cairan ascites yang seperti susu (chylous ascites) ditandai
dengan adanya kilomikron, Penyebab chylous ascites yaitu sirosis,
infeksi (parasite dan tuberkulosis), keganasan, kelainan kengenital,
traumatis, proses inflamasi, nefropati, dan kardiopati. Ascites berdarah
menunjukkan adanya tumor jinak atau ganas, pankreatitis hemoragik,
atau ulkus perforasi, Ascites berwarna jernih atau kekuning-kuningan
sering dihubungkan dengan sirosis
3. Pemeriksaan Mikroskopis
1) Hitung jumlah leukosit
a. Metode : Bilik Hitung
b. Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan Ascites.
c. Prinsip Pemeriksaan: sampel diencerkan dengan larutan pengencer
tertentu kemudian leukosit dalam larutan di hitung dalam kamar
hitung improved Neubauer dengan mikroskop.
d. Alat dan Bahan
Mikroskop
Hemacytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup,
pipet thoma leukosit
Tissue
Larutan Turk atau NaCl 0,9%
Cairan Rongga Perut / Ascites
e. Cara kerja
1) Pipet sampel sampai tanda 0,5
2) Pipet larutan turk/NaCl 0,9% sampai tanda 11
3) Kocok pipet lalu buang 4-5 tetes
8
4) Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung
pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.
Catatan :
- Pengencer NaCl 0,9% digunakan apabila pada pemeriksaan
makroskopik ditemukan adanya cairan ke arah eksudat dan
terdapat bekuan yang banyak. Namun sebaiknya digunakan
larutan NaCl 0,9% bila ragu membedakanya.
- Larutan Turk mengandung asam asetat yang dapat
menyebabkan protein menjadi denaturasi sehingga terjadi
bekuan.
f. Hasil
Cairan asites yang normal mengandung < 500 leukosit/microliter dan
< 250 leukosit PMN / microliter. Inflamasi yang lain dapat
menyebabkan peningkatan sel darah putih. Jumlah netrofil > 250
sel / microliter menunjukan adanya hepatitis bakterial. Pada
peritonitis TB dan peritoneal Carsinomatosis terhadap predominan
limfosit.
2) Hitung jenis leukosit
a. Metode : Giemsa Stain
b. Tujuan : Untuk menghitung jenis sel mononuklear dan polinuklear
dalam cairan
c. Alat dan Bahan :
- Objek Gelas - Metanol absolut
- Kaca Penghapus - Giemsa
- Sentrifuge - Cairan Rongga Perut / Ascites
- Tabung reaksi
- Timer
d. Cara Kerja :
Apabila cairan jernih maka cairan dilakukan sentrifugasi 5 menit
3000 rpm dibuat hapusan tebal, namun bila cairan sudah keruh dan
9
berkeping-keping maka dapat langsung dibuat sediaan hapus
tipis/tebal.
Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.
Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.
Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x dengan oil
emersi.
4. Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan SAAG (Serum-ascites albumin gradient)
SAAG adalah pemeriksaan terbaik untuk mengklasifikasikan asites
dengan hipertensi portal (SAAG>1,1 g/dl) dan non portal HT
(SAAG<1,1 gr/dl). Pengukuran nilai albumin berhubungan langsung
dengan tekanan portal. Spesimen harus diperoleh secara berkelanjutan.
Ketepatan hasil SAAG + 97% dalam mengklasifikasikan asites. Kadar
albumin yang meningkat dan rendah menjelaskan sifat asites
transudat/eksudat..
5. Pemeriksaan Bakteriologi
Pemeriksaan Kultur atau pewarnaan gram
Sensitifitas kultur darah kira-kira 92 % dalam mendeteksi
pertumbuhan bakteri pada cairan asites. Pewarnaan gram
sensitifitasnya hanya 10% dalam memberikan gambaran bakteri pada
peritonitis bakterial spontan. Kira-kira diperlukan 10000 bakteri/ml
agar dapat terlihat pada pewarnaan gram. Pada peritonitis bakteri
spontan nilai konsentrasi rata-rata bakteri 1 organisme/ml.
E. Pengobatan Ascites
1) Pemberian obat-obatan
Diuretik, untuk meningkatkan pengeluaran cairan dan garam dari tubuh
sehingga mengurangi keluhan dan tekanan pada vena hati
Kemoterapi, untuk membunuh sel kanker jika asites disebabkan oleh
kanker
10
Antibiotik, untuk mencegah atau mengobati infeksi, terutama jika asites
dipicu oleh adanya infeksi bakteri
2) Tindakan medis dan operasi
Paracentesis, untuk mengeluarkan cairan berlebih dari dalam rongga
perut
Pembedahan, untuk membuang jaringan kanker
Transplantasi hati, untuk mengobati asites yang disebabkan oleh
kerusakan hati yang sangat parah
3) Pengobatan secara mandiri
Menghindari konsumi minuman beralkohol, untuk mengurangi risiko
bertambah parahnya kerusakan hati
Membatasi konsumsi garam, untuk mengurangi penyerapan cairan
tubuh,
Membatasi jumlah cairan yang boleh diminum sesuai anjuran dokter
F. Komplikasi Asites
11
Menjalani vaksinasi hepatitis B dan vaksin HPV
Mengurangi konsumsi garam
Minum air putih yang cukup
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ascites merupakan akumulasi cairan patologis di dalam cavum
abdomen. Ascites merupakan salah satu komplikasi yang paling sering
terjadi pada penyakit sirosis dan hipertensi portal. Ada beberapa jenis
pemeriksaan ascites diantaranya yaitu pemeriksaan fisik, mikroskopis,
makroskopis, kimia dan bakteriologi.
B. Saran
Adapun saran yaitu diharapkan dalam pengambilan cairan ascites
di butuhkan pemeriksaan fisik terlebih dahulu untuk menentukan kadaan
umum pasien agar tidak terjadi hal yang membahayakan pasien.
12
DAFTAR PUSTAKA
.
Analis Kesehatan. 2013. Pemeriksaan Transudate Dan Eksudat.
http://kuliahanaliskesehatan.blogspot.com/2013/05/pemeriksaan-transudat-
eksudat.html . Diakses pada 18 januari 2021
Cahyono, J.B.& Suharjo B. 2014. Hepatitis A. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius
Huang LL., Xiang Xia HH., and Lin Zhu S. Ascitic fluid analysis in the
differential diagnosis of ascites: focus on cirrhotic ascites. Journal of Clinical
and Translational Hepatology. 2014 vol. 2; 58-64.
Mark H. Swartz, Buku Ajar Diagnostik Fisik. EGC, 1995: 252.
Merry Dame C.P. 2020. Asites. https://www.alodokter.com/asites. Diakses pada
17 januari 2021
Timbang Rasa Klinik. 2011. Pemeriksaan Fisik Abdomen.
http://timbangrasaclinic.blogspot.com/2011/09/pemeriksaan-fisik-
abdomen.html?m=1. Diakses pada 18 januari 2021
Yazid. 2016. Makalah Penyakit Asites. http://www.atlm.web.id/2016/11/makalah-
penyakit-asites.html. Diakses pada 18 januari 2021.
13