Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL GAGASAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MODIFIKASI EKSTRAK KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.)


SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI EOSIN 2% PADA
PEMERIKSAAN
TELUR CACING STH (Soil Transmitted Helminths)

PKM-PENELITIAN

DISUSUN OLEH:

YAYAN ONDI (P07172319054/2019)

IMELDA SAPURY (P07172320015/2020)

MAHANI AURIAH MALIGANA (P07172321069/2021)

NURBAYA TUHUTERU (P07172321029/2021)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
AMBON
2021
ii
iii

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROGRAM GAGASAN PENELITIAN..............................................................i


DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
ABSTRAK.....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
A. Tinjauan Umum Tentang Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)...............................3
B. Tinjauan Umum Tentang Eosin 2%......................................................................................3
C. Tinjauan Umum Tentang Nematoda Usus...........................................................................3
D. Pemeriksaan Telur Cacing Cacing Soil Transmitted Helminth (Cara Langsung)................4
E. State Of The Art....................................................................................................................4
BAB III METODE PELAKSANAAN............................................................................................5
A. Ekstraksi................................................................................................................................5
B. Prosedur pemeriksaan...........................................................................................................5
BAB IV POTENSI HASIL DAN IMPLEMENTASI.....................................................................6
A. Metode Ekstraksi..................................................................................................................6
B. Perbandingan........................................................................................................................6
C. Modifikasi.............................................................................................................................6
D. Waktu Pemeriksaan.................................................................................................................6
BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
iv

ABSTRAK

Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) adalah salah satu infeksi yang paling umum
terjadi di seluruh dunia. Di Indonesia prevalensi infeksi cacing tersebut masih sangat tinggi.
Berdasarkan data yang terkumpul dari survei pada tahun 2011 di beberapa kabupaten
menunjukkan angka yang bervariasi. Kabupaten Lebak dan Pandeglang menunjukkan angka
prevalensi yang cukup tinggi yaitu 62% dan 43,78%, DIY 21,78%, Kabupaten Karangasem
51,27%, di Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram menunjukkan prevalensi 29,47% dan
24,53%. Pemeriksaan cacing parasti untuk menginfeksi Soil Transmitted Helminths (STH) yang
paling sederhana adalah dengan menggunakan metode natif dengan prosedur pemberian zat
warna eosin 2% pada sampel feses sebanyak 2 tetes lalu kemudian di amati menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 10 kali dan 40 kali. Pemeriksaan telur cacing metode natif sering
terhambat dikarenakan kelangkaan zat warna eosin 2% akibat distribusi yang sulit terutama di
daerah pedalaman. Untuk itu, dibutuhkan alternatif pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur
cacing metode natif. Salah satu bahan yang bisa digunakan adalah kembang sepatu (Hibiscus
rosa- sinensis L.). proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi yaitu dengan perendaman
dengan etanol 80% selama 26 jam kemudian dimodifikasi yaitu dengan menambahkan asam
cuka (CH3COOH) lalu digunakan untuk pemeriksaan.

Kata kunci : Soil Transmitted Helminths (STH), bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), eosin
2%, metode natif, asam cuka (CH3COOH).

Soil Transmitted Helminths (STH) infection is one of the most common infections
worldwide. In Indonesia, the prevalence of this worm infection is still very high. Based on the
data collected from the survey in 2011 in several districts, the figures vary. Lebak and
Pandeglang regencies showed a fairly high prevalence rate, namely 62% and 43.78%, DIY
21.78%, Karangasem Regency 51.27%, in West Lombok Regency and Mataram City showed a
prevalence of 29.47% and 24.53% . The simplest examination of parasitic worms to infect Soil
Transmitted Helminths (STH) is to use the native method with the procedure of administering
2% eosin dye to the stool sample as much as 2 drops and then observing using a microscope with
a magnification of 10 times and 40 times. Examination of worm eggs with native methods is
often hampered due to the scarcity of 2% eosin dye due to difficult distribution, especially in
rural areas. For this reason, an alternative to 2% eosin is needed for the examination of worm
eggs in the native method. One of the materials that can be used is hibiscus flower (Hibiscus
rosa-sinensis L.). the extraction process was carried out by maceration, namely by immersing in
80% ethanol for 26 hours then modified by adding vinegar (CH3COOH) and then used for
examination on the first day, seventh day, and fourteenth day.

Keywords: Soil Transmitted Helminths (STH), flower hibiscus (Hibiscus rosa – sinensis L), 2%
eosin, native method, acetic acid (CH3COOH)
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) adalah salah satu infeksi yang paling
umum terjadi di seluruh dunia. Di Indonesia prevalensi infeksi cacing tersebut sangat
tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang
buruk. Berdasarkan data yang terkumpul dari survei pada tahun 2011 di beberapa
kabupaten menunjukkan angka yang bervariasi. Kabupaten Lebak dan Pandeglang
menunjukkan angka prevalensi yang cukup tinggi yaitu 62% dan 43,78%, Kabupaten
Sleman DIY 21,78%, Kabupaten Karangasem 51,27%, di Kabupaten Lombok Barat dan
Kota Mataram menunjukkan prevalensi berturut turut 29,47% dan 24,53%.
Eosin adalah larutan yang sering digunakan untuk pemeriksaan mikroskopik sebagai
usaha mencari protozoa dan telur cacing serta digunakan sebagai bahan pengencer tinja
(Gandasoebatra, 2007). Telur cacing akan tampak lebih jelas apabila diberikan warna
pada tinja dengan menggunakan eosin 2% sebagai pengganti larutan NaCl fisiologis
(Depkes, 2006). Eosin 2% diperoleh dengan mencampurkan 2 gr Eosin bluish dalam 100
ml sodium sitrat 2,9% atau aquadest (Arifiyantini dkk, 2006)
Pewarna Eosin 2% paling sering digunakan oleh klinik medis dan laboratorium
rumah sakit sebagai pemeriksaan mikroskopis tinja untuk identifikasi telur cacing dan
kotoran lainnya, tetapi Eosin 2% memiliki kelemahan, seperti mahal, sulit terurai,
beracun bagi lingkungan karena produk limbah, mudah terbakar, dan kelangkaannya.
Paparan yang tinggi juga dapat menyebabkan iritan, Mual, Muntah, Pening, inebriation,
eufhoria, dan paralisa pernapasan dimana efek ini diarahkan pada petugas laboratorium.
Oleh karena itu, diperlukan alternatif larutan eosin 2% untuk pewarnaan telur cacing
yang pewarna alami, organik dan ramah lingkungan, seperti penggunaan antosianin yang
berasal dari ekstrak kelopak bunga rosella.
Pada kembang sepatu, antosianin berada dalam bentuk glukosida sementara itu
flavonols terdiri dari gossypetin, hibiscetin, dan quercetia (Mardiah dkk, 2009). Pigmen
ini memberikan warna pada bunga, buah, dan daun tumbuhan hijau, dan telah banyak
digunakan sebagai pewarna alami pada berbagai produk pangan dan aplikasi lainnya. Zat
tersebut berperan dalam pemberian warna terhadap bunga atau bagian tanaman lain dari
mulai merah, biru sampai ke ungu termasuk juga kuning dan tidak berwarna (seluruh
warna kecuali hijau) (Samsudin, 2009)’. Agustin dan Ismiyati (2015) menyatakan dengan
menggunakan pelarut etanol 96% dapat meghasilkan kadar antosianin maksimum yaitu
48,260 mg / 25 gram kelopak kembang sepatu.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berkeinginan mengembangkan gagasan penelitian
dengan menggunakan ekstrak kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) sebagai
alternatif pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminths
(STH).
2

B. Rumusan Masalah
Apakah modifikasi ekstrak kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur soil transmitted
helminths?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui variasi modifikias ekstrak kembang sepatu yang dapat digunakan sebagai
alternatif pengganti eosin 2%, pada pemeriksaan telur cacing STH
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui efektifitas ekstrak kembang sepatu dengan perbandingan 1 : 1 sebagai
atermatif pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing STH.
b. Untuk mengetahui efektifitas ekstrak kembang sepatu dengan perbandingan 1 : 2 sebagai
atermatif pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing STH
c. Untuk mengetahui efektifitas ekstrak kembang sepatu dengan perbandingan 2 : 1 sebagai
atermatif pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing STH

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis
Menambah informasi bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Teknologi
Laboratorium Medis mengenai pemanfaatan ekstrak kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) yang dapat digunakan sebagai pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur
cacing.

b. Manfaat Praktis Penelitian


1. Manfaat Bagi Institusi
Sebagai bahan tambahan referensi bagi akademik dan informasi mengenai
pemanfaatan ekstrak kembang sepatu (Hibiscus rosa- sinensis) sebagai pengganti
eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing.
2. Manfaat Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman dalam
pengembangan mata kuliah parasitologi.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L).


Kembang sepatu (hibiscus rosa-sinensis L) adalah tanaman semak suku Malvaceae
yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis
dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai
kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda
(daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua
atau merah jambu.
Pada kembang sepatu, mengandung antosianin. Pigmen ini memberikan warna pada
bunga, buah, dan daun tumbuhan hijau, dan telah banyak digunakan sebagai pewarna
alami pada berbagai produk pangan dan aplikasi lainnya. Zat warna dari antosianin
timbul, karena adanya susunan ikatan rangkap terkonjugasi yang panjang, sehingga
mampu menyerap cahaya, mampu menjadikan antosianin sebagai antioksidan dengan
mekanisme penangkapan radikal. Beberapa senyawa antosianin yang paling banyak
ditemukan adalah pelargonidin, peonidin sianidin, malvidin, petunidin, dan delfinidin
(Agustin dan Ismiyati, 2015)

B. Tinjauan Umum Tentang Eosin 2%


Eosin merupakan larutan yang sering digunakan untuk pemeriksaan mikroskopik
sebagai usaha mencari protozoa dan telur cacing (Gandasoebatra, 2007). Eosin 2% dapat
memberikan warna merah pada latar lapang pandang, warna kekuning-kuningan, Eosin
2% dapat digunakan untuk mewarnai telur cacing yang di pemeriksa di bawah mikroskop
(Natadisastra, 2009). Eosin 2% dibuat dengan cara mencampurkan 2 gram Eosin bluish
dalam 100 ml sodium sitrat 2,9% atau aquades (Arifiyantini dkk, 2006).

C. Tinjauan Umum Tentang Nematoda Usus


Nematoda usus merupakan penyebab infeksi cacing yang masih banyak di Indonesia.
Berdasarkan fungsi tanah pada siklus hidup cacing ini, nematoda usus dibagi atas 2
kelompok, yaitu (Natadisastra & Ridad, 2009):

a. Soil Transmitted Helminth


1. Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides)
Cacing nematoda ini adalah cacing berukuran besar, berwarna putih
kecoklatan atau kuning pucat. Cacing jantan berukuran antara 101 cm,
sedangkan cacing betina panjang badannya antara 22-35 cm (Soedarto, 2016).
2. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)
Trichuris trichiura adalah cacing yang banyak ditemukan di daerah yang
lembab, tropis dan subtropis dan daerah dengan sanitasi yang buruk. Infeksi
cacing ini lebih banyak ditemukan di negara-negara berkembang. Anak-anak
lebih mudah terserang daripada dewasa (Bianuccie, et al, 2015).
3. Cacing Tambang (Necator Americanus dan Anclyostoma duodenale)
Ancylostoma dudenale dan Necator americanus merupakan cacing tambang
yang menginfeksi manusia sedangkan Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma
ceylanicum, dan Ancylostoma canium menrupakan cacing tambang yang
4

menginfeksi binatang (anjing dan kucing)


b. Non-Soil Transmitted Helminth
Ada dua spesies untuk kelompok ini, yaitu Enterobius vermicularis (cacing
kremi) dan Trchinella spiralis (Natadisastra & Ridad, 2009).

D. Pemeriksaan Telur Cacing Cacing Soil Transmitted Helminth (Cara Langsung).


Cara langsung (sediaan basah) adalah metode yang digunakan bertujuan untuk
mengetahui telur cacing pada tinja secara langsung dengan menggunakan larutan Eosin
2% (dengan menggunakan kaca penutup). Pemeriksaan feses secara langsung dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu dengan kaca penutup dan tanpa kaca penutup. (Fuad,
2012).

E. Kandungan kimia ekstrak kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)


Ekstrak kembang sepatu memiliki kandungan flavonoid, kalsium oksalat, taraxeryl acetat,
peoksidase, tanin, terpenoid, dan saponin (Dalimartha, 2006).

F. State Of The Art


Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Chew Weng Cheng et al. (2014) yang
dimuat dalam jurnal berjudul “Alternative staining using extracts of hibiscus (Hibiscus
rosa-sinensis L.) and red beet (Beta vulgaris L.) in diagnosing ova of intestinal nematodes
(Trichuris trichiura and Ascaris lumbricoides)”, dimana mereka melakukan penelitian
terhadap dua bahan yaitu bunga sepatu dan bit merah, yang dimodifikasi menjadi
alternatif eosin 2%. Prosedur awal dialkukan ekstraksi bit merah dan bunga sepatu
dengan menggunakan metode destilasi. Untuk pelarut air sulit, ditimbang Sepuluh gram
ekstrak tumbuhan yang telah disiapkan lalu dicampur dengan 100 ml air suling dan
dipanaskan hingga 70 ° C selama tiga jam dalam penangas air. Terakhir, ekstrak
dibiarkan dingin. (0,1 gram/ml). Ekstrak kemudian menjalani prosedur pemurnian
(Destilasi).
Pada gagasan penelitian yang kami kemukakan, dilakukan proses ekstraksi pada
bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L), dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi
yaitu dengan melakukan perendaman dengan etanol 80%. Terdapat 3 perlakuan
perendaman yaitu 2:1, 1:1, dan 1:2. Hasil perendaman dari ketiga jenis perbandingan
digunakan untuk pemeriksaan telur cacing STH dalam kurung waktu yang berbeda-beda,
yaitu hari pertama, hari ketujuh, hari keempat belas, dan hari keduapuluh. Dan
penambahan asam cuka bertujuan untuk mengaktifkan antosianin sehingga dihasilkan
ekstrak yang berwarna merah cerah.
5

BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Ekstraksi
1. Metode : Maserasi
2. Alat dan Bahan
Tiga buah Erlenmeyer, 3 buah Rubber Stopper, kelopak kembang sepatu segar berwarna
merah dan etanol 80%
3. Prosedur Ekstraksi
kembang sepatu segar dengan kelopak berwarna merah digunting menjadi
potongan potongan kecil dengan diameter 1 cm. untuk perbandingan dua banding
satu, dimasukan 1 bunga sepatu sebanyak 8 gram dan 4 ml etanol 80% ke erlenmeyer
1. Untuk perbandingan 1:1, dimasukan 6 gram potongan bunga sepatu dan 6 ml etanol
80% ke erlenmeyer 2. Untuk perbandingan satu banding dua, dimasukan 4 gram
potongan bunga sepatu dan 8 ml etanol 80%. ketiga erlenmeyer ditutup menggunakan
Ruber stopper. Didiamkan selama 26 jam dalam suhu ruang dan terhindar dari sinar
matahari. Hasil ekstraksi masing-masing perbandingan kemudian ditetesi asam cuka
(CH3COOH) sebanyak 10tetes.

B. Prosedur pemeriksaan
1. Metode Pemeriksaan : Natif
2. Alat dan bahan
Mikroskop, kaca objek, kaca penutup dan lidi, Ekstrak bunga sepatu dengan 3
perbandingan, Asam cuka (CH3COOH), Eosin 2% dan Sampel feses infektif.
3. Cara kerja
Diambil sampel feses menggunakan lidi kemudian diletakan pada kaca objek.
sediaan kemudian ditetesi eosin 2% sebanyak 2 tetes lalu dihomogenkan sediaan
ditutup dengan kaca penutup lalu diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10
kali dan 40 kali. Cara kerja yang sama dilakukan untuk ekstrak bunga sepatu
perbandingan 2:1 + asam cuka, 1:1 + asam cuka, 1:2 + asam cuka. Pemeriksaan
Dilakukan pada hari setelah ekstraksi.
6

BAB IV
POTENSI HASIL IMPLEMENTASI

A. Metode Ekstraksi
Metode yang akan dilakukan pada gagasan penelitian dalam ekstraksi adalah
maserasi.

B. Perbandingan
Digunakan tiga perlakuan berbeda diantaranya 8 gr potongan kembang sepatu
banding 4 ml etanol 80% (2:1), 6 gr potongan bunga sepatu banding 6 ml etanol 80%
(1:1), 4 gr potongan kembang sepatu banding 8 ml etanol 80% (1:2). Prayudo et al.
(2015) pada jurnal yang berjudul koefisien transfer massa kurkumin dari temulawak,
“Semakin banyak pelarut yang digunakan maka kecepatan difusi suatu zat meningkat dan
menyebabkan hasil perolehan yield semakin besar". Tetapi, perbandingan pelarut yang
lebih banyak dari pada zat terlarut dalam gagasan penelitian ini akan membuat ekstrak
ekstraksi berwarna pucat sehingga intensitas warna yang dihasilkan akan menurun
sehingga pemeriksaan telur cacing STH menggunakan ekstrak kembang sepatu dengan
perbadingan 4 gr potongan bunga sepatu banding 8 ml etanol 80% (1:2) akan terlihat
pucat dan kurang kontras. Dari uraian tersebut maka dapat dikatakan hipotesis bahwa
ekstrak bunga sepatu dengan perbandingan dua banding satu dan satu banding satu bisa
digunakan sebagai alternatif pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing soil-
transmitted helminths (STH).

C. Modifikasi
Secara kimiawi antosianin merupakan struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin dan
semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan
gugus hidroksil atau dengan metilasi. Antosianin kurang stabil dalam larutan netral atau
basa. Karena itu antosianin harus diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut yang
mengandung asam atau asam hidroklorida(misalnya methanol yang mengandung HCl
pekat 1 %) dan larutannya harus disimpan di tempat yang gelap serta sebaiknya
didinginkan(Harborn, J. B., 1987). Stabilitas antosianin dipengaruhi oleh pH, dimana
dalam suasana asam akan berwarna merah dan dalam suasana basa berwarna biru. Pada
gagasan penelitian ini, ekstrak bunga sepatu dari masing masing perbandingan
ditambahkan CH3COOH (cuka). CH3COOH digunakan dengan alasan mudah didapat,
juga memiliki harga yang ekonomis. Selain itu, penggunakan CH3COOH juga lebih
disarankan, dikarenakan memiliki pH yang lebih tinggi dari pada HCL. pH yang rendah
akan membuat cacing parasit mati. Penambahan CH3COOH sebanyak 10 tetes akan
membuat warna ekstrak berubah warna menjadi merah cerah sehingga memiliki warna
yang lebih mendekati eosin 2% sehingga akan memberikan latar belakang kontras dan
telur cacing parasit mudah diamati.

D. Waktu Pemeriksaan
Nurlela. (2011) “Ekstraksi dan uji stabilitas zat warna alami dari bunga kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dan bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.)” didapati
nilai ansorbansi ekstrak bunga sepatu yang dilarutkan dengan etanol dan disimpan pada
7

suhu 9 memiliki nilai ansorbansi 1.49. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kualitas warna ekstrak kembang sepatu akan menurun seiring waktu, sehingga
hasil pemeriksaan terbaik didapat pada hari pertama setelah ekstraksi
8

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bunga sepatu atau kembang sepatu memiliki nama latin Hibiscus rosa- sinensis L. adalah
tanaman hias yang biasanya tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan yang berasal dari
Asia Timur. Ekstrak dari bunga ini berwarna merah jingga dan bisa digunakan sebagai alternatif
eosin 2%. Berdasarkan gagasan penelitian yang dibuat, maka perlakuan kembang sepatu yang
memiliki hasil akhir mendekati eosin 2% adalah kembang sepatu yang diekstrak dengan etanol
80% dengan perbandingan dua banding satu, dan satu banding satu yang ditambahkan cuka
(CH3COOH) dan digunakan saat hari pertama setelah ekstraksi.
9

DAFTAR PUSTAKA

Afshar V. The process and methods of dyeing fibers with natural dyes. Art University
Press 2001, 3:1.

Bhuyan R, Saikai C. Isolation of colour components from native dye-bearing herbals in


northeastern India. Bioresoiu Technol 2005; 1:363-372.

Heelan JS, Ingersoll FW. Essentials of Human Parasitology. Delmar Cengage Learning,
Warwick, 2002, 10-26.

Hibiscus rosa-sinensis and Abelmoschus esculenta. Life Science Journal 2007; 1:68-71.

Kumar A, Singh A. Review on Hibiscus rosa sinensis. International Journal of Research


in Pharmaceutical and Biomedical Sciences 2002; 3(2):534-538.

Okolie NC. Staining of Ova of Intestinal Parasites with Extracts of Hibiscus Sabdariffa
and Azadirachta Indica. International Science Research Journal 2008; 1(2):116-119.

Rajan TV. Textbook of Medical Parasitology. BI Publications Pvt Ltd, New Delhi, 2009,
1-15.

Zeibig EA. Clinical Parasitology: A Practical Approach. Elsevier Saunders, Missouri,


2013, 24
1

Lampiran 1
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Yayan Ondi
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Program Studi : Teknologi Laboratorium
Medik 4. NIM : P07172319054
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Suli 18, Juni 2002
6. Alamat E-mail : yayanondi554@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP : 082399208226

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis penghargaan Pihak pemberi Tahun
penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PENELITIAN

Ambon, 19 Oktober 2021


Yang menyatakan,

Yayan Ondi
P07172319054
1

Lampiran
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Imelda Sapury
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Program Studi : Teknologi Laboratorium
Medik 4. NIM : P07172320015
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Eti 08, April 2003
6. Alamat E-mail : sapuryimelda@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP : 085254238613

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis penghargaan Pihak pemberi Tahun
penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PENELITIAN

Ambon, 19 Oktober 2021


Yang menyatakan,

Yayan Ondi
P07172319054
1

Lampiran 3
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Mahani Auriah Maligana
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Program Studi : Teknologi Laboratorium
Medik 4. NIM : P07172321069
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Makassar 07, April 2004
6. Alamat E-mail : auriah07@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP : 081291113740

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis penghargaan Pihak pemberi Tahun
penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PENELITIAN

Ambon, 19 Oktober 2021


Yang menyatakan,

Yayan Ondi
NIM. P07172319054
1

Lampiran 4
Biodata Anggota 3
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Nurbaya Tuhuteru
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Program Studi : Teknologi Laboratorium
Medik 4. NIM : P07172321029
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Rohmoni 14, Mei 2002
6. Alamat E-mail : bayatuhuteru@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP : 085397383972

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis penghargaan Pihak pemberi Tahun
penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PENELITIAN

Ambon, 19 Oktober 2021


Yang menyatakan,

Yayan Ondi
NIM. P07172319054
1

Lampiran 5

SURAT PERNYATAAN KETUA TIM KELOMPOK

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Yayan Ondi
NIM : P07172319054
Program Studi : Tenologi Laboratorium Medik
(TLM) Jurusan : Kesehatan
Angkatan 2019

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Penelitian saya dengan judul
“Modifikasi Ekstrak Kembang Sepatu (hibiscus rosa-sinensis L) Sebagai
Alternatif Eosin 2% Pada Pemeriksaan Telur Cacing STH (Soil Transmitted
Helminths)“ yang diusulkan untuk tahun anggaran 2021 adalah asli karya kami,
bebas plagiarisme dan gagasan belum pernah diikutsertakan dalam kompetisi
sebelumnya. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan
pernyataan ini, maka saya bersedia didiskualifikasi dari kompetisi ini.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Ambon, 19 Oktober 2021


Yang menyatakan,

Yayan Ondi
NIM. P07172319054

Anda mungkin juga menyukai