PROPOSAL
IKRA SARI
USULAN PENELITIAN
IKRA SARI
E281 16 129
Fakultas : Pertanian
Palu, mei 2021
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Agroteknologi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya
berjudul “Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Hijau ( Brassica Juncea L) Pada
Bapak Dr.Ir Muhd. Nur Sangadji, DEA sebagai pembimbing utama dan bapak
Nusalam, SP. M.Si pembimbing kedua yang telah memberikan arahan, petunjuk
dan saran selama penyusunan usulan penelitian ini, untuk kedua orang tua saya
yang telah memberi dukungan dan doa yang tiada henti sampai saat ini.
Dalam penulisan usulan penelitian ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun dengan semangat dan dukungan dari semua pihak yang terlibat
dengan baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL LUAR i
SAMPUL DALAM ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian..............................................................................3
1.3 Manfaat Penelitian............................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dari komoditi sayuran tersebut adalah tanaman sawi. Tanaman sawi termasuk
petani.
komersial dan prospek yang baik. Selain ditinjau dari segi klimatologis, teknis dan
diusahakan di Indonesia dan sayuran ini merupakan jenis sayuran yang digemari
Sawi bila ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnisnya layak untuk
yang sangat cocok untuk komuditas tersebut. Disaping itu, umur panen sawi
relative pendek yakni 40-50 hari setelah tanam dan hasinya memberikan
penggunaan pupuk organik cair Nasa yang aman bagi lingkungan (Simanungkalit,
2011) menyatakan bahwa Pupuk Organik Cair Nasa yang diberikan ke dalam
rendanya serapan unsur hara oleh tanaman terutama bila efesiensi pemupukan N
Pupuk organik cair mampu memberi nilai tambah bagi tanaman pada saat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk ini juga bermanfaat
pencucian dan penguapan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menghindari
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur . Kelebihan dari pupuk organik ini
adalah mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam
pencucian hara dan juga mampu menyediakan hara secara cepat. Jika
merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan sesering mungkin. Selain
itu pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang
(Hadisuwito, 2012).
Poc Nasa atau kepanjangan dari pupuk Organik Cair adalah pupuk organik
meningkatkan hasil panen secara kualitas dan kuantias. Karena bentuk cair jadi
cara yang paling efektif adalah dengan cara dicampur dengan air bersih kemudian
disemprotkan ke bawah daun atau stomata daun atau mulut daun. Pupuk ini
berbahan alami dan sangat ramah lingkungan bahkan bila dikonsumsi manusia
baik itu sengaja ataupun tidak berakibat buruk atau membahayakan. Poc Nasa
berbentuk cair dan ini sudah berbentuk ion sehingga mudah diserap oleh tanaman
langsung berkhasiat meningkatkan hasil panen. Warna dari POC NASA adalah
cairan warna coklat kehitaman seperti air teh kental. Baunya tidak begitu
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini di lakukan ialah untuk mengetahui pengaruh dari
Adapun manfaat dari penelitian ini ialah, sebagai bahan informasi bagi
produksi bawang merah (Allium ascalonium L.) Terhadap pemberian kulit kopi
dan pupuk organic cair menyimpulkan bahwa pemberian pupuk organik cair super
cair (POC) Nasa berpengaruh nyata pada beberapa parameter pertumbuhan dan
tanaman jagung pulut (Zea mays ceritina cholesh) pemberian pupuk organic cair
NASA 3,0 % dapat mempengaruhi tinggi tanaman, daun lebih banyak, dan batang
lebih besar.
bunga, broccoli dan lpbak atau rades, yakni family crucifarea (brassicaceae) oleh
karna itu sifat morfologis tanamannya hampir samah, terutama pada sistem
perakaran, struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya. Tanaman sawi
arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain
mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya
batang tanaman. Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir
tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun
(Rukmana, 2007).
tinggi. Akan tetapi yang dibudidayakan di daerah ketinggian 100 mdpl- 500 mdpl.
et.al 2003). Tanaman ini selain tahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah
berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi ikim tropis indonesia.
Hingga saat ini para petani yang mengalami gagalpanen atau memperoleh
penanaman.
daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6℃ dan siang harinya 21,1 ℃ serta
penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari. Meskipun demikian, beberapa
varietas sawi yang tahan terhadap suhu panas, dapat tumbuh dan berproduksi
yang optimal berkisaran antara 80% - 90%. Tanaman sawi hijau tergolong
tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga penanaman pada musim hujan
masih bisah memberikan hasil yang cukup baik. Curah hujan yang sesuai untuk
tinggi pada ketinggian 1000 mdpl – 1500 mdpl. Akan tetapi tanamn sawi tidak
tahan terhadap air yang tergenang. Bahan organik (humus) adalah sifat biologis
serta tanah yang banyak terdapat jasad renik tanah atau organisme tanah pengurai
2.2.3 Pemupukan
dimasukan untuk menambah unsur hara pada tanah, memperbaiki kandungan hara
bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat kedalam
pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-
sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya didalam tanah dan tanaman.
Karena hal-hal tersebut diperoleh hasil pemupukan yang efesiens dan tidak
merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan
dapat tumbuh dengn optimal salah satunya adalah tepat jenis, yang dimaksud pada
saat pemupukan harus tepat jenis. Misalnya pada saat pemupukan tanaman padi.
urea. Apabila jenis pupuk yang digunakan salah, maka akan membuat tanaman
yang dipupuk tidak akan tumbuh bagus. Faktor kedua adalah tepat dosis,
dimaksudkan agar pada saat pemupukan dosis yang diberikan ketanaman jangan
sampai terlalu sedikit ataupun terlalu banyak. Apabila dosis yang diberikan terlalu
sedikit, maka tanaman akan kekurangan unsur hara dan apabila dosis terlalu
banyak maka pupuk tersebut bisah saja menjadi toksin bagi tanaman itu sendiri.
Faktor ketiga adalah tepat waktu, ini dimaksudkan agar pada saat pemupukan
dilakukan pada saat 14 HST. Hal tersebut dimaksudkan agar tanaman bisa tumbuh
dengan optimal. Faktor keempat adalah tepat cara, ini dimaksudkan pada saat
pemupukan cara yang digunakan harus benar, hal tersebut dikarenakan apabila
cara pemupukan yang dilakukan salah maka pupuk tersebut bisa saja tidak dapat
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini
adalah mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat tidak bermasalah dalam
pencucian hara dan juga mampu menyediakan hara secara cepat. Jika
dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak
merusak tanah dan tanaman meskipun sering digunakan. Selain itu, pupuk ini juga
tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman (Hanisar dan Bahrum, 2015).
mengandung unsur hara mikro dalam jumlah yang cukup, yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik juga mempengaruhi sifat fisik dan
sifat kimia, maupun sifat biologis tanah, juga mencegah erosi dan mengurangi
Pupuk Organik Cair (POC) yaitu pupuk organik dalam sediaan cair.
Mengandung unsur hara berbentuk larutan yang sangat halus sehingga sangat
mudah diserap oleh tanaman termasuk batang dan daun. Diaplikasikan dengan
disiramkan dengan cara disemprotkan pada daun atau batang tanaman. Sumber
bahan baku pupuk organik tersedia dalam jumlah yang melimpah, biasa berupa
limbah, baik limbah rumah tangga, rumah makan, pasar, pasar pertanian,
Menurut Damanik et.al (2011) pupuk organik cair mampu memberi nilai
tambah bagi tanaman pada saat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, selain
itu pupuk ini juga bermanfaat dan memperbaiki tanah dan mengandung
pupuk melalui minimalisasi pencucian dan penguapan. Salah satu upaya yang
Salah satu pupuk organik cair yang beredar di pasaran adalah dengan merek
dagang NASA yang mengandung unsur hara makro dan mikro relatif lengkap
bagi tanaman dan dapat meningkatkan aktivitas biologi tanah yaitu membantu
et.al, 2011). Pupuk NASA merupakan pupuk yang dibuat murni dari bahan
organik. Kandungan unsur hara pupuk organik cair NASA adalah N 0,12%, P 2O5
0,03%, K 0,31%, Ca 60,4 ppm, Mn 2,46 ppm, Fe 12,89 ppm, Cu 0,03 ppm,
sehingga berpeluang untuk digunakan sebagai unsur hara bagi tanaman yang
2.3 Hipotesis
Desember 2021.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meteran, cangkul, polybag
ukuran 25 x 30 cm, pisau, saringan, handsprayer, kertas label, gelas ukur, gembor,
baskom, timbangan analitik, oven, leaf area meter, alat tulis menulis, alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih sawi varietas tosakan,
yang dicobakan adalah konsentrasi POC yang terdiri dari 7 taraf yaitu :
N0= Control
N1=POC 0.2 %
N2=POC 0,4 %
menggunakan tanah top soil. Sebelum ditaburkan benih direndam dengan air
selama satu malam. Kemudian benih sawi ditabur, lalu ditutup dengan tanah
saat bibit telah berdaun 4 helai atau setelah berusiah 1-2 minggu.
3.4.3 Penanaman
Bibit yang telah berusiah 1-2 minggu dipindahkan ke media tanam dalam
3.4.4 Pemupukan
dilakukan pada waktu pagi hari antara pukul 07.00-10.00 WITA Frekuensi
pemberian pupuk cair dilakukan 3 kali, yaitu pada waktu tanaman berumur 7, 14,
hari yaitu pada pagi dan sore hari atau menyesuaikan keadaan di lapangan.
Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit yang mati 3-7 hari setelah tanam.
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma secara hatihati agar tidak
Pupuk organik diaplikasikan sebanyak 3 kali dimulai pada umur 7,14 dan 21
berbeda. Pada perlakuan N0 yaitu tanpa menggunakan pupuk organik cair nasa
dengan air sebanyak 998 ml, N2 menggunakan pupuk organik cair nasa 4 ml
organik cair nasa 6 ml kemudian ditambahkan dengan air sebanyak 994 ml, N4
ditambahkan dengan air sebanyak 990 ml, N6 menggunakan pupuk organik cair
3.4.7 Pemanenan
ketika daun paling bawah menunjukkan warna kuning dan belum berbunga.
3.5 Variabel Pengamatan
1. Tinggi Tanaman
permukaan tanah sampai daun tanaman tertinggi tiap 7 hari sekali. Mulai
diukur satu minggu setelah pemberian POC pada umur 14, 21, 28
2. Jumlah Daun
Jumlah daun (helai) dihitung setiap 7 hari sekali. Daun yang dihitung yaitu
daun yang sudah terbentuk sempurna. Mulai dari 7 hari setelah tanam
3. Luas Daun
4. Berat segar daun (g) diukur pada akhir pengamatan. Pada umur 32 hari
setelah tanam
5. Berat kering daun (g) diukur pada akhir pengamatan. Pada mur 32 hari
setelah tanam
atau sangat nyata akan dilanj utkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
dicobakan.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, 2003. Budidaya dan analisis tanii. Kanisius. Jakarta
Damanik, M.M.B., Bachtiar E.H., Fauzi, Sarifuddin, dan Hamidah H.,
2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press, Medan. hal. 262
Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Agromedia Pustaka.
Jakarta
Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Agromedia Pustaka.
Jakarta
Hariyanto, E. Suhartini, T. Rahayu , E dan 2003. Sawi dan Selada.
Jakarta: Penebar Swadaya
Haryanto dkk, 2006. haryanto, E., T. Suhartini, E. Rahayu, dan H.H.
Sunarjono. 2006. Sawi dan selada. Penebar swadaya. Jakarta
Hasibuan, B. E,. 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU-press, Medan. Hal:
140-141
Irna S, 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) dan dosis
pupuk N,P,K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L) Kultivar Talenta. Jurnal Kultivasi. 15(3).
Nasarudin dan Rosnawati, 2011. Pengaru pupuk organic cair (POC) hasil
fermentasi daun gamal, batang pisang dan sabut kelapa terhadap
pertumbuhan bibit kakao. Jurnal Agrisistem (7): 102-09
Novizan, 2007. Petunjukdan Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia
Pustaka
Novizan, 2007. Sawi dan selada. Penebar swadaya. Jakarta
Pardoso, 2014. POC NASA. PT. Natural Nusantar. Indonesia.
Rukmana, R, 2007. Bertanam P etsai dan Sawi. Kanisius. Yogyakarta
Shaputra A, A. Barus dan R. Sipayng, 2013. Pertumbuhan dan produksi
bawang merah (Allium ascalonium L) terhadap pemberian kompos kulit
kopi dan pupuk organic cair. Jurnal online agroteknologi. 2(1):26-35
Sunarjono, H, H. 2004. Bertanam 30 jenis sayur. Penebar swadaya,
Jakarta.
Sutanto. 2002. Perbedaan Antara Pupuk Anorganik Dan Pupuk
Organic.Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Bogor. Bogor.
http//repository.ipb.ac.id.
Hanisar, W dan A. Bahrum. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik
Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kacang Hijau
(Vigna radiata L .). Jurnal Agroteknologi. Fakultas pertanian Universitas
PGRI Yogyakarta.