Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI NEMATODA PARASIT (OPT/OPTK)

PADA TANAMAN BAWANG PUTIH (Allium sativum)


SECARA MORFOLOGI

USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Arfinda Novitasari
B1A018013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2021
IDENTIFIKASI NEMATODA PARASIT (OPT/OPTK) PADA TANAMAN
BAWANG PUTIH (Allium sativum) SECARA MORFOLOGI

Arfinda Novitasari
B1A018013

Diajukan sebagai Pedoman Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


pada Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

Disetujui
pada tanggal.......... 2021

Pembimbing, Pembimbing Lapangan,

Drs. Edy Riwidiharso, M.S. Ir. Rahmawati


NIP. 195703101984031002 NIP...............

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Biologi
Universitas Jenderal Soedirman

Dr. Hendro Pramono, M.S.


NIP. 195907221986011001

i
PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Usulan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan baik.
Usulan Praktik Kerja Lapangan (PKL) disusun sebagai pedoman pelaksanaan PKL
pada Laboratorium Nematoda di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian
(BBUSKP) dan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir di Fakultas
Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Penulis mengambil judul Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yaitu Identifikasi Nematoda Parasit (OPT/OPTK) pada Tanaman
Bawang Putih (Allium sativum) Secara Morfologi. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Drs. Edy Riwidiharso, M.S. atas bimbingan dan masukan dalam
penyusunan usulan PKL dan Ir. Rahmawati atas kesediaan sebagai pembimbing
lapangan, serta semua pihak yang telah berkontribusi baik dalam penyusunan usulan
PKL ini.
Usulan Praktik Kerja Lapangan ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi
dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu bertujuan agar dapat
menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar. Saya menyadari masih terdapat
kekurangan dalam penyusunan usulan Praktik Kerja Lapangan ini. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan usulan
Praktik Kerja Lapangan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bekasi, 25 Desember 2020

Penulis

iv
ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... i


PRAKATA ............................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................. 2
II. MATERI DAN METODE .................................................................................. 4
A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan ...................................................................... 4
B. Materi.............................................................................................................. 4
C. Metode ............................................................................................................ 4
III. RENCANA KERJA HARIAN............................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 6

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rencana Kerja Harian Praktik Kerja Lapangan (PKL) ................................ 5

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan komoditas sayuran yang juga
berfungsi sebagai bahan penyedap masakan dan juga sangat bermanfaat bagi
kesehatan karena pada bawang putih mengandung unsur-unsur aktif memiliki daya
bunuh terhadap bakteri, sebagai bahan antibiotik, merangsang pertumbuhan sel
tubuh, sebagai sumber vitamin B1 dan mengandung sejumlah komponen kimia
yang diperlukan untuk kesehatan tubuh. Kadar air pada bawang putih yaitu 60,9-
67,8%, hal ini menyebabkan bawang putih mudah membusuk karena pertumbuhan
dan aktivitas mikroba pada bawang putih, sehingga untuk mempertahankan
kualitas bawang putih maka perlu dilakukan perlakuan pasca panen misalnya
pengeringan. Pengeringan bertujuan mengurangi kadar air sampai batas dimana
mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan akan
terhenti, dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu
simpan yang lama (Husna et al., 2017). Potensi budidaya bawang putih di
Indonesia cukup menjanjikan, yang mana sebagian wilayah di Indonesia
merupakan dataran tinggi dan bercurah hujan sedang. Tingkat produksi bawang
lokal yang tak sebanding dengan permintaan pasar menyebabkan masyarakat
beralih membeli bawang putih impor. Produksi bawang putih impor tertinggi di
dunia adalah negara Cina, yang mana negara ini mampu menghasilkan 11.093.500
ton pertahun (Amritha & Widowati, 2018).
Karakteristik lahan sangat penting dalam pengolahan lahan budidaya untuk
mencapai produksi bawang putih yang optimal. Rendahnya produktivitas bawang
putih disebabkan oleh degradasi lahan, penerapan teknik budidaya tidak sesuai
dengan kemampuan lahan maupun iklim dan pemilihan bibit yang belum sesuai.
Intensitas pengelolaan lahan sangat menentukan hasil umbi bawang putih terutama
dalam hal pengelolaan tanah, irigasi, pemupukan dan pemulsaan (organik dan
anorganik) serta pengendalian OPT. Karakteristik tanah yang beragam
menentukan tingkat pengelolaan lahan untuk budidaya tanaman bawang putih.
Lahan yang berkualitas mempunyai tingkat produktivitas tanaman yang tinggi.
Aktivitas budidaya pertanian secara optimalisasi sangat membutuhkan
ketersediaan air dan organisme (mikro maupun makro). Tanah memiliki kontribusi
besar dalam kehidupan biota (mikroorganisme) seperti cacing atau sejenis insect.

iii
1
Pembentukan komposisi tanah (fisik, biologi dan kimia) menjadi subur atau
mampu meningkatkan fungsi ekosistem tanah lebih optimal, sehingga menjaga dan
melestarikan tanah dalam pertanian perlu mendapat perhatian semua pihak, tak
terkecuali para petani yang kini dihadapkan banyak permasalahan yang semakin
kompleks dan dinamis (Yelni et al., 2019).
Pemenuhan kebutuhan bawang putih segar untuk konsumsi di Indonesia saat
ini masih bergantung pada impor. Produksi bawang putih lokal masih terbatas dan
masih belum mampu mencukupi kebutuhan nasional. Pemerintah Indonesia
sedang berupaya meningkatkan produksi bawang putih di dalam negeri untuk
menanggulangi terjadinya kebergantungan pada impor (Ahmadi et al., 2019).
Tingginya importasi umbi bawang putih dapat meningkatkan risiko masuk dan
tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) A1, yaitu OPTK
yang belum ada dan wajib dicegah masuk ke wilayah Indonesia. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/KR.010/9/2015 tanggal 23
September 2015 Ditylenchus dipsaci, Ditylenchus destructor dan Paratrichodorus
porosus merupakan OPTK A1 dari golongan nematoda yang terbawa umbi
bawang putih impor dari Cina. Nematoda yang terbawa umbi sangat toleran
terhadap kekeringan dan dapat bertahan selama 20 tahun dalam kondisi dorman.
Nematoda ini beragregasi membentuk wool dan dapat bertahan lama di dalam
umbi terinfeksi serta dapat aktif kembali apabila terdapat kondisi kelembapan yang
sesuai. Nematoda Ditylenchus dipsaci berpotensi menimbulkan kerusakan hasil
pertanian karena mempunyai kemampuan bertahan di dalam tanah (tanpa tanaman
inang) dan di dalam umbi serta menyebar mengikuti aliran air (Muliya et al., 2018).
Produksi bawang putih organik di US mengalami masalah yang cukup serius, yang
mana ditemukan nematoda parasit Ditylenchus dipsaci pada bagian batang dan
akar. Ditylenchus dipsaci mampu menghasilkan lebih dari 500 telur yang terdapat
dibagian akar, batang dan daun. Adanya nematoda parasit pada bawang putih dapat
diketahui dengan menghitung tingkat serangannya. Tingkat serangan nematoda
parasit dapat diketahui melalui dua cara, yakni menghitung intensitas serangan dan
prevalensi serangan (Amritha & Widowati, 2018).

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah:


1. Mengidentifikasi nematoda parasit (OPT/OPTK) pada tanaman bawang putih

2iv
(Allium sativum L.) secara morfologi.
2. Mengetahui spesies nematoda parasit (OPT/OPTK) yang menyerang tanaman
bawang putih (Allium sativum L.) sesuai tingkat serangannya.
3. Mengetahui pengendalian nematoda parasit (OPT/OPTK) yang tepat pada
tanaman bawang putih (Allium sativum L.).

3iii
II. MATERI DAN METODE

A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) berlangsung selama 25 hari kerja


dalam rentang waktu 11 Januari – 11 Februari 2021 PKL dilaksanakan di Bagian
Laboratorium Nematoda Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP)
Jakarta Timur.

B. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah mikroskop stereo,


mikroskop inverted, kamera, kaca benda, kaca penutup, cutter, cawan petri,
nampan, pisau, pinset, kotak sampel, wadah, buku literatur identifikasi nematoda,
web identifikasi nematoda parasit www.nematode.unl.edu, sarung tangan dan alat
tulis.
Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kertas label, plastik,
plastik klip, botol fial, korek api dan akuades.

C. Metode
a) Pengambilan Sampel Bawang Putih Impor dan Lokal
1. Bawang putih diambil sebanyak 1 kg yang baru saja di panen baik impor
dan lokal.
2. Bawang putih dipilah untuk dijadikan masing-masing 10 subsampel impor
dan 10 subsampel lokal.
3. Bawang putih didokumentasikan dan diidentifikasi dengan cara metode
ekstraksi akar.
b) Metode Ekstraksi Akar
1. Akar pada umbi bawang putih impor dan lokal dipotong.
2. Potongan akar bawang putih impor dan lokal direndam dalam masing-
masing akuades selama 15 menit.
3. Hasil rendaman akar masing-masing bawang putih impor dan lokal diamati
dibawah mikroskop, kemudian diidentifikasi yang mengacu pada buku
identifikasi nematoda parasit dan web identifikasi nematoda parasit
www.nematode.unl.edu.

iv
4
III. RENCANA KERJA HARIAN

Judul tentatif : Identifikasi Nematoda Parasit (OPT/OPTK) pada Tanaman


Bawang Putih (Allium sativum) Secara Morfologi
Lokasi : Laboratorium Nematoda Balai Besar Uji Standar Karantina
Pertanian (BBUSKP)
Waktu : 11 Januari – 11 Februari 2021
Pembimbing : Drs. Edy Riwidiharso, M.S.
Pembimbing lapangan: Ir. Rahmawati
Tabel 3.1. Rencana Kerja Harian Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Paraf Dosen
No. Hari, tanggal Rincian kegiatan
Pembimbing

1.

2.

3.

4.

5
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H., Supramana, S. & Suhartanto, M.R., 2019. Keefektifan Perlakuan Air Panas
terhadap Nematoda Ditylenchus destructor pada Umbi Bawang Putih. Jurnal Fitopatologi
Indonesia, 15(1), pp. 16-26.

Amritha, M.L. & Budijastuti, W., 2018. Tingkat Serangan Nematoda Parasit pada
Bawang Putih (Allium sativum) Impor dan Lokal di Jawa Timur. LenteraBio, 7(3), pp.
215-220.

Husna, A., Khathir, R. & Siregar, K., 2017. Karakteristik Pengeringan Bawang Putih
(Allium sativum L.) Menggunakan Pengering Oven. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pertanian, 2(1), pp. 338-347.

Muliya, E., Supramana, S. & Giyanto, G., 2018. Deteksi dan Identifikasi Ditylenchus
dipsaci dari Umbi Bawang Putih Impor. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 14(6), pp. 189-
195.

Yelni, G., Syarif, Z., Kasim, M. & Hayati, P.D., 2019. Meningkatkan Keragaman Genetik
Bawang Putih (Allium sativum L.) Melalui Mutasi Irradiasi Gamma. Jurnal Sains
Agro, 4(2).

iv
6

Anda mungkin juga menyukai