Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PENANAMAN DAN PRODUKSI

Mata Kuliah : Agrostologi


Tempat : Fakultas peternakan
Paralel : 03

Asisten : Dosen :
1.Taufik Hidayat 1710612064 1.Dr. Mardhiyetti,S.pt.,Msi
2. Rosi Mutiah Aira 1710611027 2.Dr.Evitayani,S.pt,M.Agr
3.Yandrizal 1710612107 3.Qurrata Aini,S.pt,M.pt
4.Chendy Naynari 1710612117 4.Dr.Ir.Suyitman,M.p
5.Dr.Riesi sriaglula,S.pt,M.p
6.Dr.Simel sowmen,S.pt,M.p
7.Dr.Imana martaguri,S.pt,M.si
8.Yolari utami,S.pt.M.si

AGROSTOLOGI

Nama : Bima Bhaskara


Bp : 1910611117

FAKULTAS PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2020
Daftar isi
I. PENDAHULUAN..........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................2
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................2
2.1 Lahan & tanah (kondisi lahan).................................................................................2
2.2 Biji...........................................................................................................................3
2.3 Pupuk (Pupuk kandang, Pupuk NPK Mutiara).........................................................3
2.4 Pengolahan tanah.....................................................................................................3
2.5 Penggemburan tanah................................................................................................3
2.6 Penanaman...............................................................................................................4
2.7 Pemupukan...............................................................................................................4
2.8 Penyiangan...............................................................................................................4
2.9 Pemanenan...............................................................................................................4
III. MATERI DAN METODE...........................................................................................5
3.1 Materi.........................................................................................................................5
3.1.1 Alat.............................................................................................................5
3.1.2 Bahan.........................................................................................................5
3.2 Metode...............................................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................7
4.1 Hasil.........................................................................................................................7
4.2 Pembahasan.............................................................................................................8
V. PENUTUP....................................................................................................................8
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................8
5.2 Saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9
LAMPIRAN........................................................................................................................10

1
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu permasalahan kondisi peternakan yang saat ini terjadi di
Indonesia diantaranya yaitu pakan ternak yang belum bisa mencukupi kebutuhan
ternak itu sendiri dan kualitas pakan yang masih kurang.Pengolahan ternak dan
pakan ternak apabia disediakan dengan baik maka akan memicu produksi ternak
yang tinggi pula.Kenaikan angka produksi ternak ditandai dengan adanya
penggunaan pakan ternak secara efektif dan efisien. Usaha-usaha di bidang
pertanian sangat menentukan berhasil tidaknya usaha peternakan, terutama dalam
penyediaan tanaman bahan pangan cukup dan kualitas tinggi yang menunjang
produksi ternak yang tinggi.

Seiring perkembangan teknologi informasi,mengakibatkan meningkatnya


kesadaran masyarakat peternak akan pentingnya kualitas pakan . kondisi sosial
ekonomi rakyat di indonesia mengakibatkan permintaan bahan pangan yang
berasal dari ternak juga meningkat, sehingga meminta meningkatkan produksi
dibidang peternakan. Hal ini seharusnya diseertai dengan peningkatan mutu
kualitas pakan. Kualitas pakan merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi kualitas dari produksi ternak.

1.2 Tujuan
Praktikum Agrostologi mengenai budidaya Hijauan Makanan Ternak ini
bertujuan agar praktikan dapat memahami langkah-langkah dalam budidaya
tanaman pakan Ternak. Serta mahasiswa terampil dalam melakukan budidaya
rumput dan legume.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2
2.1 Lahan & tanah (kondisi lahan)

Menurut Yullprianto (2010), struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang
penting karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara tidak langsung,
yaitu berupa perbaikan peredaran air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah,
tersedia nya unsur hara bagi tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah nya
akar menembus tanah lebih dalam.

2.2 Biji
Menurut Muhammad Fauzan (2015), tidak semua biji lamtoro yang
dihasilkan berkualitas baik untuk dijadikan bibit sehingga untuk mendapatkan
benih siap semai perlu dilakukan seleksi benih. Seleksi benih secara sederhana
dapat dilakukan dengan menyisihkan biji yang berlubang dan biji yang keriput,
sebaliknya memilih biji yang sudah tua yaitu yang berwarna coklat gelap dan
yang berukuran sedang sampai besar untuk digunakan sebagai bibit.

2.3 Pupuk (Pupuk kandang, Pupuk NPK Mutiara)


Pupuk menyebabkan penipisan unsur-unsur mikro seperti seng, besi,
tembaga, dan magnesium yang bisa mempengaruhi tanaman hewan dan kesehatan
manusia dengan demikian dilakukan usaha untuk memperbaiki tingkat kesuburan
tanahnya. Cara memperbaiki tingkat kesuburan tanah ini adalah dengan
memberikan pupuk kandang (Nasavi, 2010).

2.4 Pengolahan tanah


Pengolahan tanah adalah tindakan persiapan media tumbuh agar sesuai
dan mendukung pertumbuhan tanaman secara optimum (Purwono, 2011). Hal ini
dapat memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman, yaitu struktur
tanah menjadi remah dan dapat mengendalikan pertumbuhan gulma sehingga
diperoleh hasil yang tinggi tetapihal ini dapat menyebabkan tanah lebih terbuka
dan mudah tererosi,sehingga meningkatkan degredasi lingkungan dan
menurunkan produktivitas tanah (Utomo, 2013).Selanjutnya lahan dibersihkan

3
dengan membuang perkaran tanaman pengganggu seperti lalang maupun tanaman
lainnya. Pencangkolan dan pembersihan tersebut bertujuan untuk memperoleh
struktur tanah yang baik dalam mendukung pertumbuhan rumput yang ditanam.

2.5 Penggemburan tanah


Penggemburan tanah merupakan proses pengolahan tanah, dengan tujuan
agar mengembalikan kesuburan tanah (Hermantoro, 2011). Umumnya perawatan
pada kebun teh untuk penggemburan dilakukan satu kali setahun, untuk
meningkatkan produktifitas tanaman. Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu
tanah untuk menyediakan unsurhara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu
secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada
lingkungan dengan faktorpertumbuhan lainnya dalam keadaan menguntungkan
(Poerwowidodo, 2011). Semakin tinggi ketersediaan hara, maka tanah tersebut
makin subur dan sebaliknya.Kandungan unsur hara dalam tanah selalu berubah-
ubah, tergantung pada musim,pengolahan tanah dan jenis tanaman (Rosmakam
dan Yuwono, 2011).

2.6 Penanaman
Kedalaman tanam benih perlu memperhatikan jenis benih dan kedalaman
tanamnya (Kanisius, 2014). Pembuatan lubang benih tidak perlu terlalu dalam (1-
2 cm) untuk memudahkan kecambah mencapai permukaan tanah dan
memudahkan pengamatan terhadap benih yang tumbuh. Sesudah biji dimasukkan
permukaan lubang ditutup lapisan tanah tipis untuk menghindari gangguan hama
dan menjaga kelembaban biji, kemudian dilakukan penyiraman (Irmayani, 2017).

2.7 Pemupukan
Pemupukan pada lamtoro biasanya dimulai pada umur ±20 hari setelah
disemaikan. Jenis pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk NPK yang
dilarutkan dengan air. Konsentrasi pupuk NPK yang digunakan adalah 100 gr (5
sendok makan) dilarutkan ke dalam 10 liter air(Muhammad fauzan 2015) .

2.8 Penyiangan
Penyiangan merupakan suatu tindakan pembebasan tanaman pokok dari
tanaman lain seperti belukar, gulma, dan tumbuhan pengganggu lainnya.

4
Bertujuan agar tidak adanya penghalang pada tanaman yang kita rawat, karena
akan berpotensi mengganggu penyerapan hara, penyempitan ruang, terhambatnya
pencahayaan dan gas CO2. (Sadjad, 2012)

2.9 Pemanenan
Menurut Rosadi dkk, (2018) Pemanenan polong diakukan pada seluruh
polong yang telah masak secara fisiologis dengan ciri polong yang bernas dan
bewarna coklat kehitaman. Adapun proses pemanenan pada masing tanaman
dengan umur berbeda masing-masing dimulai pukul 06.00 wib untuk mengurangi
penguapan. Proses selanjutnya adalah pemisahan polong dari ranting dan tangkai
rangkum yang dilakukan secara manual. Polong kemudian ditimbang untuk
mendapatkan berat segar polong. Selanjutnya polong dijemur selama 2 hari
kemudian ditimbang selanjutnya dilakukan pengupasan dan pemisahan antara
benih dan serasah. Tahapan selanjutnya dilakukan penimbangan terhadap berat
total benih, berat rata-rata 1000 benih, diameter, ketebalan, dan pengamatan
warna benih.

III. MATERI DAN METODE


3.1 Materi
3.1.1 Alat
Alat yang perlu dipersiapkan adalah alat ukur seperti timbangan dan
penggaris, pisau ,gunting, pena untuk mencatat data pertumbuhan tanaman ,
Kemudian polybag 4 kg 5 buah, handphone, cangkul dan kertas.

3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang harus dipersiapkan antara lain tanah 4 kg per polybeg,
air secukupnya, bibit tanaman, pupuk kendang dan pupuk npk mutiara

3.2 Metode
Prosedur praktikum dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Siapkan alat dan bahan untuk praktikum ini, alat yang membantu saat proses
ini adalah cangkul. Siapkan media tanam berupa tanah dan pupuk kandang ke

5
dalam polybeg berukuran 4 kg. Campur tanah dengan pupuk kandang dan
masukkan ke dalam polybeg. Ambil biji yang sudah diremdam dengan air selama
semalam. Letakan biji diatas permukaan tahan pada masing-masing polybeg
sebanyak lima butir per polybeg.

Padatkan tanah disekitar bibit agar posisi stek itu dalam keadaan kokoh.
Setelah tertanam, siram dengan air secukupnya, lakukan penyiraman dengan rutin.
Amati tanaman setiap harinya dan bersihkan jika ada terdapat gulma. Pengukuran
tanaman dilakukan 1 kali setiap minggunya. Pemupukan NPK dilakukan setelah 2
minggu dari penanaman dengan menggunakan metode ring yang berpusat pada
tanaman dengan berdiameter 2 cm. Pemanenan dilakukan pada minggu ke 11.
Lalu lakukan penimbangan dari hasl panen dengan cara pengelompokkan per
polybeg nya. Hasil timbangan di hitung dan di catat dengan menggunakan
rumus.Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Misalnya rataan produksi hijauan per polybeg ukuran 4kg adalah 350gr,
produksi hijauan 1 ha adalah

= Volume tanah 1 ha / volume tanah di polybeg X produksi hijauan di


polybeg

= 2.000.000/4 X 350gr

= 175.000.000 gr = 175.000 kg = 175 ton

Jadi, produksi hijauan adalah 175 ton/ha.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil merupakann suatu nilai atau suatu yang didapat dari praktikum yang
dilakukan dilapangan dan dijabarkan sesuai dengan kondisi lahan tanaman
dilapangan.

Buat tabel 1. Data pertumbuhan (Laporan pengukuran 1,2,3 dst)


Polibag MINGGU (CM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 7 8 10 12 13 14 14
2
3
4
5

tabel 2. Data Produksi segar (hitungan) HMT/ha


No Berat hijauan Produksi hijauan
(kg/polybag) (ton/ha))

Rumpun

1 10gram 50kg
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
Rata rata 10gram 50kg/ha

7
4.2 Pembahasan
Pada minggu pertama terjadi proses perkecambahan pada biji.Namun,
hanya terdapat satu biji saja yang mengalami proses tersebut dari jumlah
keseluruhan biji yang ditanam sebanyak 30 biji. Hal tersebut dikarenakan Lapisan
kulit yang keras menghambat penyerapan air dan gas kedalam biji sehingga
proses perkecambahan tidak terjadi. Selain itu, kulit benih juga penghalang
munculnya kecambah pada proses perkecambahan (Dyah, 2010).
Adanya kulit biji yang keras dapat dilunakkan pada kondisi alami tanah
dengan pergantian suhu, pengeringan dan pembasahan, aktivitas biologis flora dan
fauna tanah. Mungkin dibutuhkan waktu agak lama bagi kulit biji agar menjadi
lunak sampai tingkat yang memungkinkan perkecambahan terjadi. Penyerapan air
oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya
dan dalam jumlah air yang tersedia pada media disekitarnya, sedangkan jumlah air
yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat
pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2010).

Selain peranan air, media juga berpengaruh untuk perkecambahan pada


biji. Media semai yang digunakan untuk mengecambahkan biji harus mempunyai
kapasitas pegang air yang baik, mempunyai aerasi yang baik, bebas dari gulma,
nematoda, jamur, bakteri patogenik, dan musuh alami serta dapat menyediakan
unsur hara esensial bagi tanaman (Wihermanto, 2011). Kondisi fisik dari tanah
sangat ppenting bagi berlangsungnya kehidupan kecambah menjadi tanaman
dewasa. Benih akan terhambat perkecambahannya pada tanah yang padat, karena
benih berusaha untuk menembus kepermukaan tanah.

Faktor eksternal juga sangat mempengaruhi terhadap proses


perkecambahan seperti gangguan serangan jamur yang terjadi selama penelitian
berlangsung yang disebabkan media yang digunakan lambat dalam penyerapan
air, sehingga menyebabkan biji mati karena adanya jamur(Wihermanto. 2011)

8
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan praktikum produksi hijauan pakan maka perlu diketahui
komponen kegiatan. Komponen dari kegiatan ini meliputi observasi kondisi lahan
dan tanah, pemilihan bibit, penggunaan pupuk, pengolahan tanah, penggemburan
tanah, proses penanaman, pemupukan, penyiangan serta pemamenan.

Proses perkecambahan pada minggu awal penanaman sangat dipengaruhi


oleh beberapa faktor yaitu peranan air pada saat akan mulai penanaman, jumlah
air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat
pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu. Kemudian, media juga berpengaruh
untuk perkecambahan pada biji.

5.2 Saran
Ketika mempersiapkan alat dan bahan salah satunya adalah media yang
digunakan disterilkan terlebih dahulu. Media harus terbebas dari jamur dan semut
karena dikhawatirkan akan dapat mengganggu benih yang ditanam tersebut.
Kelembaban media harus terjaga dengan baik, jangan terlalu lembab dan jangan
terlalu kering. Bila kelembaban terlalu tinggi akan meningkatkan pertumbuhan
jamur. Sedangkan bila kelembaban terlalu rendah, biji tersebut akan kering

9
DAFTAR PUSTAKA

Dyah,.P. 2010. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Asam Sulfat


Terhadap Perkecambahan Biji Ki Hujan (Samanea saman). Skripsi.
Universitas Islam Negeri. Malang.
Hermantoro. 2011. Teknologi Inovatif Irigasi Lahan Kering dan Lahan Basah
Studi Kasus untuk Tanaman Lada Perdu. Yogyakarta: INSTIPER.
Irmayani. 2017. “Pengaruh Lama Waktu Skarifikasi Terhadap Perkecambahan
Biji Lamtoro Menggunakan Urine Sapi Sebagai Pakan Ternak”. Skripsi.
Fakultas Sains Dan Teknologi, Ilmu Peternakan, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.

Kanisius, A. A. 2014. Hijauan Makanan Ternak Potong , Kerja dan Perah.


Yogyakarta: Erlangga.

Muhammad Fauzan, Sutartha, Tanda S. Panjaitan . 2015. Peneliti BPTP Nusa


Tenggara Barat - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Purwono, 2011. Pengolahan Tanah. Departemen Agronomi dan Hortikultra


Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Poerwowidodo. 2012. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: Angkasa.

Rosadi K., L. Abdullah, N.R. Kumalasari, M.A.Yaman. 2018. Evaluasi Peforma


Benih Indigofera zollingeriana dari Tanaman Berbeda Umur. Bulletin
Makanan Ternak, , 105 (1): 1-10

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2011. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta:


Kanisius.
Sadjad, S. 2013. Dari Benih Kepada Benih. PT Grasindo : Jakarta.

Sutopo, L. 2010. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. PT


Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Utomo, M. 2013. Kekerasan tanah dan serapan hara tanaman jagung pada olah
tanah konservasi jangka panjang. J. Tanah Trop. 1: 1-7.
Wihermanto. 2011. Pengaruh Media Semai, Ukuran Biji, dan Perlakuan Biji
Terhadap Produksi Bibit Kayu Bulian (Eusideroxylon zwageri T.et.B). Pusat
Konservasi Tumbuhan. Kebun Raya Bogor.

10
LAMPIRAN

11
12

Anda mungkin juga menyukai