Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN AKHIR

DASAR-DASAR AGRONOMI

BUDIDAYA TANAMAN KACANG HIJAU

(VignataRadiata. L)”

Disusun Oleh :

Nama : Rhona Pandora


NPM :E1K022031
Program Studi :Proteksi Tanaman
Shift : 2 Senin, 16:00-18:00
Dosen : Dr.Ir. Prasetyo, MP.
Co-Ass :Kevin Dico Sitanggang(E1J019046)

LABORATORIUM AGRONOMI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadhirad Allah S.W.T yang telah


memberikan keluasan waktu dan kesehatan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan laporan akhir Dasar-Dasar Agronomi dengan Dosen pengampu
Bapak Dr. Ir. Prasetyo, MP. dan Bapak Dr. Ir. Fahrurrozi Aziz, Msc.
Jenis pengamatannya adalah pengamatan tentang Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman kacang hijau. Metode penugasan yang diberikan
adalah menyusun Laporan praktikum tentang pertumbuhan dan perkembangan
pada Kacang Hijau. Melalui praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami tentang Pertumbuhandan Perkembangan Tanaman pada Kacang
Hijau yang pada akhirnya dapat diimplementasikan kembali pada percobaan
selanjutnya. Selain itu manfaat yang dapat dirasakan adalah meningkatnya
kompetensi pembelajaran dan mudah mengerti dengan adanya praktek
dilapangan. Semoga Laporan ini dapat menjadikan kerangka pikir dalam
mengambil suatu putusan pembelajaran, pisau pemilah dalam pemecahan
masalah, dan bahkan sebagai bagian hidup yang integratif kritik dan saran
perbaikan laporan ini sangat kami harapkan.

Bengkulu, 23 Mei 2023

(Rhona Pandora)
E1K022031
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB IPENDAHULUAN..................................................................................................4

Latar Belakang...................................................................................................................4

Tujuan................................................................................................................................4

BABIITINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5

BAB III METODOLOGI...............................................................................................6

Waktu dan Tempat...............................................................................................................

Alat dan Bahan....................................................................................................................

Cara Kerja............................................................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................10

Hasil.....................................................................................................................................

Pembahasan.........................................................................................................................

BAB V KESIMPULAN..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

LAMPIRAN....................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

2 Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dua
rangkaian proses tersebut berjalan bersamaan, sehingga tidak dapat
dipisahkan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran
atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali
kebentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh pembelahan sel
(pertambahan jumlah sel) dan oleh adanya pembesaran sel (pertambahan
ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur), untuk mengukur
petumbuhan dapat menggunakan alat auksanometer. Sedangkan
perkembangan merupakan spesialisasi sel menjadi struktur dan fungsi
tertentu.
3 Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi melalui
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
4 Tanaman kacang hijau berasal dari India menyebar ke berbagai Negara Asia
Tropis, termasuk ke Indonesia di awal abad ke-17. Tanaman kacang hijau
merupakan salah satu Tanaman Leguminosae yang cukup penting dan populer
di Indonesia.
5 Posisinya menduduki tempat ketiga setelah kacang kedelai dan kacang tanah.
Kacang hijau termasuk Tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan di
Indonesia , baik di lahan tegalan lahan sawah tadah hujan dan lahan sawah
pada musim tanam yang sesuai. Penanaman kacang hijau pada lahan
prioritas pertama (sawah) mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
lahannya lebih produktif ketersediaan air lebih terjamin, biaya
produktifitasnya lebih rendah ,terhindar dari resiko erosi, takaran pupuk
relatif rendah untuk Tanaman padi dan kualitas biji hasil panen lebih baik.

5.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kacang hijau yang baik
2. Untuk mengetahui cara menghitung daya tumbuh dari suatu areal tanaman yang
ditanam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kacang hijau yang disebut juga mung bean, green gram, atau golden gram
merupakan tanaman leguminoceae peringkat ketiga yang dikembangkan di Indonesia.
Tanaman ini mempunyai potensipasar yang cukup menjanjikan karena masih dapat
dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi (Mustakim,
2012).
Kondisi ini mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik, Pupuk organik
memiliki keunggulan yaitu mengandung unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan
dengan pupuk anorganik meskipun dalam jumlah yang relatif sedikit. Secara umum
pupuk organik dapat berperan sebagai penyedia hara tanaman serta dapat memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Suwahyono, 2011).
Kacang hijau merupakan salah satu komoditas yang banyak diusahakan oleh
masyarakat Indonesia. Wilayah Propinsi Gorontalo dalam mengembangkan tanaman
kacang hijau yaitu di lahan sawah, dengan demikian dapat menambah indeks
pertanaman di lahan sawah yang selama ini sebagian besar dibiarkan begitu saja setelah
panen padi untuk waktu cukup lama (1 - 3 bulan). Ketersediaankacang hijau bila dilihat
dari luas panen di Provinsi Gorontalo terhitung masih rendah mencapai 172 ha pada
tahun 2011. Luas panen ini masih rendah bila dibandingkan dengan tanaman palawija
lainnya seperti tan aman kacang tanah yang mencapai 955 ha tahun2011 dan kedelai
mencapai 1.741 ha tahun 2011(BPS Provinsi Gorontalo, 2012).

Pengendalian hama Aphis dapat dilakukan dengan menerapkan konsep


Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan menggunakan bahan-bahan nabati yang
tersedia di alam diantaranya adalah ektrak biji mahoni yang mengandung bahan aktif
Swietenin dan Limonoid (Meidiantie Soenandar, 2010).
Kompos tangkos merupakan kompos yang terbuat dari bahan dasar tandan
kosong (tankos) kelapa sawit yang siap pakai. Di pasaran kompos tangkos sering
disebut atau dikenal para petani dengan sebutan pupuk taspu. Kandungan dari kompos
tandan kosong kelapa sawit (Tangkos) yaitu K 3.45%, P 0.022%, Ca 0.72%, Mg 0.45%,
C 29,76%, N 1.98%, C/N 15.03 Air 54.39 (Iwan, 2012).
Kacang hijau termasuk tanaman pangan yang telah dikenal luas oleh masyarakat.
Tanaman yang termasuk dalam keluarga kacang-kacangan ini sudah lama
dibudidayakan di Indonesia. Di Indonesia, tanaman kacang hijau merupakan tanaman
kacang-kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah
(Purwono dan Hartono, 2012).
Menurut data Badan Pusat Statistik (2016), produksi kacang hijau nasional
fluktuasi dari tahun 2011-2015 yaitu 341.342 ton, 284.257 ton, 204.670 ton, 244.589
ton, dan 271.463 ton pada tahun 2015 sedangkan produksi kacang hijau pada tahun
2019 diproyeksikan mencapai 309.400 ton.
Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang- kacangan yang rentan
terhadap serangan hama gudang. Hama gudang yang sering menyerang benih kacang
hijau adalah Callosobruchus chinensis L. Hama ini bersifat polifag, namun imagonya
lebih menyukai komoditas kacang hijau (Swibawa dkk., 1997 dalam Sari dkk., 2013)

Biopestisida adalah bahan yang berasal dari alam, seperti tumbuh-tumbuhan


yang digunakan untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau
juga disebut dengan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan salah satu solusi
ramah lingkungan dalam rangka menekan dampak negatif. akibat penggunaan pestisida
sintetis yang berlebihan. Saat ini pestisida nabati telah banyak dikembangkan di
masyarakat khususnya para petani. Namun belum banyak petani yang menjadikan
pestisida nabati sebagai penangkal dan pengendali hama dan penyakit untuk tujuan
mempertahankan produksi. Pestisida nabati tidak terlalu beracun seperti pestisida kimia
sehingga aman untuk lingkungan (Kartimi, 2015).
Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) termasuk suku polong-polongan
(fabaceae) memiliki manfaat sebagai sumber bahan pangan berprotein tinggi. Seiring
dengan meningkatnya pertambahan penduduk dan semakin beraneka ragam produk
yang berbahan baku kacang hijau maka kebutuhan akan kacang hijau terus
meningkat.kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan dengan kacang-kacang
lainnya dari segi agronomi dan ekonomis, seperti: (a) lebih tahan kekeringan, (b)
serangan hama dan penyakit lebih sedikit, (c) dapat dipanen pada umur 55-60 hari, (d)
dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan (e) cara budidayanya mudah Oleh
karena itu, sangat penting bagi mahasiswa dan petani untuk dapat mengetahui teknik
budidaya kacang hijau baik secara teori maupun aplikasi (Badan Pusat Stastistik Riau,
2018).
Pengelolah usaha umumnya masih tergantung pada penggunaan bahan kimia
untuk memelihara tanaman.jika ini dibiarkan secara terus-menerus.akan berdampak luas
terhadap lingkungan.atas dasar inilah masyarakat dilihat kesadaran akan kesehatan
meningkat,sebagai potensi akan semua gejala dikaji karena salah satu limbah sayuran di
proses masih dapat dimanfaatkan. sayuran merupakan salah satu jenis pupuk organik
yang berasal dari hasil dekomposisi bahan organik.Bokashi sayuran merupakan sumber
bahan organik yang potensial, mudah diperoleh dan relatif murah. Bokashi sayuran
dijadikan sebagai pupuk organik dalam bentuk kompos merupakan salah satu sumber
unsur hara bagi tanaman kacang hijau (Syafii, 2014).

Hasil penelitian Hapiza (2015) bahwa limbah cair industri tempe berperan dalam
pertumbuhan tanaman tersebut, kemungkinan diakibatkan limbah cair industri tempe
yang mengandung nitrogen sebesar 0,21% tersebut dimanfaatkan oleh mikroorganisme
sebagai energi dan hasil dekomposisinya menjadikan senyawa anorganik yang berupa
amonium dan nitrat sehingga dimanfaatkan oleh akar tanaman untuk pertumbuhan

metabolisme tanaman kacang hijau.


Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi,
antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama,
berbentuk bulat dan berbulu.Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang
cokelat muda (Kurniawan, 2014).
Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman kacang hijau adalah tanah liat
berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. Struktur
tanah gembur dengan tingkat kemasaman pH 5,8-6,7. pH tanah yang lebih rendah dan
lebih tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau
(Petani Hebat, 2014).
Limbah organik cair tempe berpotensi sebagai pupuk karena mengandung
protein50-60%. Komposisi nutrisi limbah cair tempe tersebut setara dengan
kandunganmolase tebu yang terdiri dari gula 50-60% dan beberapa asam amino dan
mineral. Komposisi tersebutlebih tinggi dari nutrisi air kelapa yang hanya mengandung
3,00-5,20% dan protein 0,80-0,13%. Dalam pemberian limbah cair tempe ini
memberikan pengaruh yang efektif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang
hijau (Stevani, 2011).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum Dasar-Dasar Agronomi dimulai pada tanggal 18 Februari 2023


sampai pada tanggal 15 April 2023, yang dilaksanakan satu kali dalam seminggu yaitu pada hari
seenin pukul 16:00-18:00 WIB, bertempat pada Laboratorium Agronomi dan lahan percobaan
percobaan praktikum yang telah disediakan oleh dosen pembimbing yaitu di lahan kering kebun
percobaan Fakultas Pertanian UNIB.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ajir, arit, cangkul, cablak (jarak
tanam), tugal, gembor, tali rafia, spidol, sample/papan nama meteran/penggaris, alat tulis, Lembar
Kerja Praktikum(LKP).

Dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih kedelai, pupuk urea, SP36,
KCl, pestisida Furadan 3G dan air.

3.3 Cara Kerja

Cara kerja pada acara praktikum ini dibagi dalam beberapa tahapan yaitu :

3.3.1 Persiapan Lahan

1. Mempersiapkan alat dan bahan yanng diperlukan saat praktikum.


2. Membersihkan lahan menggunakan cangkul ataupun parang dari sisa tanaman dan gulma
di lahanpercobaan.
3. Kemudian mengolah lahan menggunakan cangkul sedalam 10 – 20 cm dan
menggemburkan serta meratakannya. Setelah itu membuat bedengan berukuran 3m x 2m.

3.3.2 Persiapan Tanam

1. Membuat atau menyiapkan 1 utas tali rafia dengan panjang 3,5 meter dan 2 utas tali lain
dengan panjang 2,5 meter. Kedua tali ini akan menjadi tali utama (luas lahan 3m x 2m,
sisa 0,5 m adalah tali yang dilebihkan untuk mengikat ajir pada kedua ujung, masing-
masing 25cm).
2. Menyiapkan potongan tali rafia denngan panjang 15 cm. Warna tali rafia berbeda dari 12
tali yang digunakan pada tali nomor 1 akan lebih baik. Tali tali kecil berfungsi sebagai tali
penanda jarak tanam. Bisa juga menggunakan marker lain (misalnya spidol permanen atau
tip ex).
3. Mengukur jarak 25 cm dari kedua ujung tali utama, kemudiam memberi penanda dengan
tali rafia berukuran 15 cm (ini digunakan untuk mengikat ajir). Kemudian menyesuaikan
jarak tanam dari komoditi yang akan ditanam, dan memberi tanda menggunakan tali rafia
berukuran 15 cm hingga ujung tali. Simpul pertama berjarak setengah jarak tanam. tanda
disesuaikan dengan jarak tanam ( jagung 50cm x 30 cm).

Cablak Kayu Lubang Tanam

3.3.3 Membuat Lubang Tanam

1. Membersihkan petakan dari gulma yang tumbuh.


2. Menetukan letak lubang tanam pertama berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan,
dengan menetapkan letak tanaman sudut = ½ x jarak tanam. Kemudian merentangkan tali
cablak berukuran 2,5 meter yang telah disiapkan sebelumnya pada kedua sisi lahan. Lalu
mengikatkan bagian ujungnya pada ajir.
3. Menggunakan tali cablak berukuran 3,5 meter sebagai panduan untuk menugal dengan
cara merentangkannya dengan arah tegak lurus pada tali pertama.
4. Kemudian membuat lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm sesuai jarak tanam dengan
menggunakan tugal tepart pada simpul tali jarak tanam.

3.3.4 Persiapan Benih

1. Mengambil benih yang akan ditanam, kemudian membersihkannya dari kotoran, biji lain,
pasir dsb.
2. Memilih benih yang utuh, tidak berlubang dan tidak berjamur.
3. Kemudian menghitung jumlah benih (sesuai jenis komoditi) yang dibutuhkan untuk
petakan jika ditanam 2 benih pada setiap lubang.

3.3.5 Penanaman

1. Memasukkan Furadan 3G sekitar 10 butir perlubang tanam.


2. Memasukkan benih sebanyak 2 butir pada setiap lubang.
3. Kemudian setelah selesai menanam satu barisan, tali cablak berukuran 3,5 meter
dipindahkan ke tanda jarak tanam berikutnya, dan tali cablak berukuran 2,5 lima dibiarkan
tetap atau tidak dipindahkan.
4. Melakukan pemupukan dasar (campuran urea, SP-36, KCl) dengan cara membuat alur
terlebih dahulu dengan jarak 10 cm sejajar dengan barisan tanaman, kemudian
menaburkan pupuk lalu menimbunnya lagi dengan tanah yang remah.
5. Lalu menyiram alursetiap lubang tanam hingga tanah cukup basah.
6. Dan membuat label nama praktikan, NPM, shift praktikum pada petakan dengan bahan
map plastik berukuran 30 cm x 15 cm.

3.3.6 Menghitung Daya Tumbuh dan Penyulaman

1. Daya tumbuh tanaman, dihitung dengan cara menghitung jumlah benih yang tumbuh
diseluruh petakan dan membandingkan jumlah benih yang ditanam.

Daya Tanam Tumbuh = ∑ Tanaman yang tumbuh x 100%

∑ benih yang di tanam

2. Menentukan tanaman sampel (tidak menggunakan tanaman pinggir) dengan cara


mengundi tanaman yang akan menjadisampel pertama dan seterusnya.
3. Membuat tanda pada petakan di lahan sesuaisampel yang terpilih.
4. Penyulaman dilakukan pada umur 1 mst pada setiap lubang tanam yang benihnya tidak
tumbuh, caranya sama dengan penanaman.

3.3.7 Pembubunan, Pemupukan dan Pengendalian OPT

1. Pembumbunan dilakukan saat tanaman sudah mulai bertambah tinggi sekitar minggu ke 7
mst .pembumbunan dilakukan dengan menaikkan tanah disekitar tanaman.
2. Pemupukan dasar dilakukan pada saat penanaman. Pemupukan kedua dilakukan setelah 2
mst .

Kebutuhan pupuk = Lahan Yang ditanam x Dosis Pupuk/Ha


Luas Lahan 1Hektar
Dosis setiap Jenis Pupuk (kg/ha)
Urea
3. Penge
Tanaman Pertama: Kedua: 15 hari
SP 36 KCL ndalia
Saat Tanam setelah tanam
n OPT
Kacang Tanah 50 100 100 100
Kacang Hijau 50 100 100 100
Kedelai 50 100 100 100
Padi Gogo 50 100 150 100
Jagung 50 150 150 100
dilakukan secara manual dengan mencabut gulma dengan tangan.

3.3.7 Pengamatan pertumbuhan vegetative tanaman

Pengamatan dilakukan pada umur 6 mst, mengamati pertumbuhan variabel pada minggu
ke-6, 7,8 dan saat panen. Pada komoditi kacang kedelai dilakukan pengamatan terhadap tinggi
batang, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah polong, bobot segar tanaman, serta luas daun.Pada
pengukuran luas daun pada kacang kedelai dilakukan dengan Metode Gravimetri. Langkah-
langkah perhitungan sebagai berikut :

a. Mengambil 1 helai kertas diambil dan diukur luasnya (A)


b. Menimbang kertas yang telah diukur tadi dan mencatat massanya (B)
c. Mengambil sample daun pada tanaman kedelai yang memiliki ukuran yang ketiga helai
daunnya memiliki ukuran yang hampir sama luasnya, menggambar replika setiap daun
kemudian memotong sesuai bentuk replica yang digambar lalu menimbang hasil potongan
replica tersebut dan mencatat beratnya (C gram).
d. Menghitung luas daun per tanaman (cm2 ) dengan rumus

3.3.8 Panen
1. Pemanenan bagian vegetative dan bagi anekonomis tanaman dilakukan apabila sudah
menunjukan tanda –tanda siap panen. 15.
2. Pengukuran dilakukan :
a. Beratsegar batang , daun , dan akar per tanaman sampel ditimbang dengan
timbangan duduk.
b. Diameter batang diukur dengan jangka sorong.
c. Seluruh hasil panen per petak ditimbang menggunakan timbangan duduk.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Denah Sampel

X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X

4.1.2. Tabel Umum

Tinggi Tanaman Jumlah Daun Jumlah Cabang


Sampel 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 61,5 78,2 86,7 18 13 17 11 14 14
2 76 80,6 82,8 15 16 13 8 10 11
3 78 89,4 91,6 18 20 16 10 12 15
4 70,2 73 73,5 27 26 23 19 20 20
5 76 91,2 105,7 12 15 18 7 8 10
6 68,3 86,4 97,1 27 30 29 10 11 13
7 52 55,3 57,7 18 19 25 9 15 14
8 59,4 77,2 72,5 36 40 37 16 17 19
9 55 53,6 59,1 30 33 35 13 16 15
10 55 66,9 78,4 15 18 20 9 10 12
4.1.3. Tinggi Tanaman

Tinggi Tanaman (Cm)


Sampel 1 2 3
1 61,5 78,2 86,7
2 76 80,6 82,8
3 78 89,4 91,6
4 71 73 70,2
5 76 91,2 105,7
6 97 86,4 68,3
7 57 55,3 52,7
8 84 77,2 58,9
9 55 53,6 49,1
10 55 66,9 78,4

GRAFIK TINGGI TANAMAN


120

100

80

60

40

20

0
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tinggi Tanaman (Cm) Series2 Series3

4.1.4. Jumlah Daun

Jumlah Daun
Sampel 1 2 3
1 18 13 17
2 15 16 13
3 18 20 16
4 27 26 23
5 12 15 18
6 27 30 29
7 18 19 25
8 36 40 37
9 30 33 35
10 15 18 20

GRAFIK JUMLAH DAUN


45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Daun Series2 Series3

4.1.5. Jumlah Cabang

Jumlah Cabang
Sampel 1 2 3
1 11 14 14
2 8 10 11
3 10 12 15
4 19 20 20
5 7 8 10
6 10 11 13
7 9 15 14
8 16 17 19
9 13 16 15
10 9 10 12

GRAFIK JUMLAH CABANG


25

20

15

10

0
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Cabang Series2 Series3

4.1.6 Berat Polong

Sampel Berat Polong/Berat seluruh


1 0,3 gram
2 0,3 gram
3 0,1 gram
4 0,3 gram
5 1,3 gram
6 0,6 gram
7 0,4 gram
8 0,1 gram
9 0,4 gram
10 0,2 gram

Hasil berat penimbangan pada selesai panen

Sampel Berat akar Berat batang


1 0,1 gram 1,7 gram
2 0,2 gram 3,7 gram
3 0,2 gram 4,5 gram
4 0,1 gram 1,3 gram
5 0,3 gram 5,4 gram
6 0,1 gram 5,5 gram
7 0,1 gram 4,4 gram
8 0,1 gram 1,1 gram
9 0,1 gram 1,6 gram
10 0,2 gram 2,8 gram

4.2 Pembahasan

Deskripsi dari komoditi Kacang hijau (Vigna radiata)

Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di
Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan
kacang tanah.Akar kacang hijau berakar tunggang dengan sistem perakaran Mesophyte dengan
cabang akar tersebar dan Xerophyte dengan cabang akar menjulur ke bawah permukaan dan
memiliki jumlah yang sedikit dibandingkan dengan Mesophyte.

Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku berukuran kecil, berbulu berwarna
hijau kemerahan atau kecoklatan. stiap buku yang terdapat pada batangnya memiliki satu tangkai
daun. tumbuh tegak dan umunya batang tanaman ini tumbih hingga mencapai 1m dan cabangnya
menyebar kesemua arah.Bunga tanaman kacang hijau memiliki bentuk yang unik kurang lebih
seperti bentuk kupu-kupu dan warnanya kuning pucat. jenis bunganya termasuk hermaprodit atau
berkelamin sempurna. proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga bunganya akan
mekar pada pagi hari dan sore hari akan menjadi layu. Buah tanaman kacang hijau bentuknya
polong panjangnya bisa mencapai sekitar 5 - 6 cm per polong. pada setiap polong berisi 10 -15
butir biji. polong yang masih muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kecoklatan atau
kehitaman.Biji tanaman kacang hijau bentuknya bulat, ukurannya lebih kecil jika dibandingkan
dengan biji pada kacang kedelai. beratnya bisa mencapai kira-kira 0,5 - 0,8 mg perbutir. biji dari
tanaman ini lebih banyak dimanfaatkan untuk bahan makanan yang sangat bermanfaat dan
khasiat.Daun tanamana kacang hijau tumbuhnya majemuk. umunya terdapat 3 helai daun pada
satu tangkai. helai daunnya berbentuk oval dan bagian ujungnya lancip. warnanya helai daunnya
ada yang hijau dan ada pula yang hijau tua.

Manfaat Komoditi kacang Hijau (Vigna Radiata)

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber
mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam
lemak tak jenuh. Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat
tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin
menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan
bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.Lemak kacang
hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-
kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi.
Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.Kacang hijau
mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria. Maka kacang hijau
dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang baru menikah.
Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati dan membantu
pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang baru saja bersalin dianjurkan
untuk mengkonsumsinya.

Penjelasan Tabel (1) Pengamatan tinggi tanaman, Jumlah daun, Jumlah cabang dan luas
daun.

1. Pengamatan tinggi tanaman

Pengamatan tinggi tanaman yang dilakukan satu minggu sekali dalam kurun waktu empat minggu
atau satu bulan. Pada pengamatan ini di butuhkan ± 10 sampel tanaman kacang hijau.
Dari pengamatan tersebut ada beberapa sampel tanaman yang kurang tumbuh dan berkembang
dengan baik seperti pada sampel 2 dan 8, hal ini kemunginan di karenakan kurangnya perawatan
pada tanaman seperti kurangnya pemberian pupuk dan kurangnya penyiraman pada tumbuhan,
menyebabkan lahan kering, kurang nutrisi dan unsur hara di dalam tanah pun berkurang. Dari
semua sampel semuanya tumbuh dengan cukup baik dan hampir semuanya sama rata, namun dari
beberapa sumber menyebutkan tumbuhan kacang hijau bisa tumbuh hingga 110 cm.

2. Pengamatan jumlah daun


Pengamatan jumlah daun dilakukan sama dengan pengamatan tinggi tanaman, yang dilakukan
satu minggu sekali, selama 4 minggu berturut-turut. Seperti yang sudah dijelaskan di bagian
deskripsi tanaman kacang hijau, bahwa daunnya berbentuk oval, ujungnya lancip dan majemuk.
Cara menentukan jumlah daun kacang hijau tidak di hitung satu persatu, melainkan di setiap
cabang akan tumbuh daun dengan tiga cabang, dan itu di hitung menjadi satu. Dari semua
tanaman yang telah di amati, ada beberapa tanaman yang daunnya terkena serangan hama seperti
ulat dan semut sehingga menyebabkan daunnya habis, banyak juga tanaman yang daunnya terlihat
hijau pucat kemungkinan karena kekurangan klorofil. Selain itu juga, daun kacang hijau tersebut
juga terkena penyakit bercak daun yang disebabkan oleh kelembapan yang tinggi (Terjadi karena
musim hujan), suhu sejuk (20-24℃) dan keadaaan tanamn kurang subur, intensitas daun ini akan
semakin bertamabah ketika polong mulai berisi.

3. Pengamatan Jumlah Cabang

Pengamatan jumlah cabang dilakukan sama dengan pengamatan tinggi tanaman, yang dilakukan
satu minggu sekali, selama 4 minggu berturut-turut. Pengertian cabang yaitu bagian yang tumbuh
dari pokok atau dahan tanaman tersebut. Cara menentukan jumlah cabang kacang hijau di hitung
satu persatu apakah ada yang tumbuh dari bagian dahannya. Disetiap pohon kacang hijau akan
memiliki jumlah cabang yang berbeda-beda. Dari semua tanaman yang telah di amati, ada
beberapa tanaman yang tidak memiliki cabang.
4. Pengamatan Luas Daun

Pengamatan Luas daun juga dilakukan seperti pengamatan yang lainnya, gunanya untuk melihat
mana daun yang paling lebar pada Sampel yang telah ditentukan. Cara kita mengukur luas daun
bisa dengan menggunakan kertas millimeter dan peralatan menggambar untuk menentukan dan
mengukur luas daunnya. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk
daun relative sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas millimeter yang
dapat dengan mudah dilakukan dengan meletakkan daun diatas kertas millimeter dan pola daun
diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun.

Tahapan Pemanenan

Kacang hijau merupakan salah satu tumbuhan yang masuk dalam kategori polong-
polongan. Kacang hijau ini mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari yaitu
sebagai sumber bahan makanan yang memiliki sumber protein nabati tinggi. Kacang hijau dapat
diolah, dengan beragam jenis makanan seperti bubur, isi bagian onde-onde dan bakpau, juga dapat
dijadikan makanan ringan seperti rempeyek.Penanganan kacang hijau bertujuan agar
mendapatkan hasil kacang hijau yang sesuai dengan harapan. Nah agar mendapatkan kacang hijau
dengan hasil yang baik perlunya penanganan pasca panen sesuai dengan prosedur. Penanganan ini
bertujuan untuk menjaga komodias panen dari perubahan- perubahan yang tidak diinginkan
selama proses penyimpanan. Hal yang tidak diinginkan itu seperti pertumbuhan tunas,
pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau, terlalu matang,
dll.
Cara Panen dan Penanganan Pasca Panen Kacang Hijau 1.Panen
Penentuan waktu dan cara memanen itu sangat penting untuk diperhatikan. Jika tidak
memperhatikan dua hal tersebut maka nantinya akan menerima hasil yang tidak maksimal. Maka
dari itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan waktu dan cara panen
kacang hijau yang tepat sbb berikut :
-Ciri dan umur panen

Mengapa menentukan masa panen sangatlah penting ? ya selain agar mendapatkan hasil
berkualitas, namun juga agar menjaga biji tidak berceceran karena pecahnya polong. Kacang hijau
yang siap panen itu berumur sekitar 58 – 65 hari, sedangkan varietas berumur panjang sekitar 100
hari.

Berikut ini Cara Panen dan Penanganan Pasca Panen Kacang Hijau :

-Pemanenan dilaksanakan jika polong mudah pecah atau memiliki warna hitam.
-Proses panen alangkah baiknya di pagi atau sore hari, hal ini untuk menghindari pecahnya
polong.
-Sebelum biji kacang di pisahkan dengan kulitnya, polong yang telah dipanen di jemur dibawah
panasnya sinar matahari.
-Jika sudah dinyatakan kering, polong di kupas dengan cara di masukan ke dalam karung. Lalu
pukul-pukul karung itu menggunakan kayu yang di selimuti karet.
-Setelah terlepas dari kulit polong, biji di tampi untuk memisahkan dari kulit dan kotoran lainnya.
-Biji yang sudah bersih bisa dijemur kembali sampai kering, lalu baru menyimpannya.

2. Pengeringan

Jika sudah melalui proses pemanenan kemudian kacang hijau yang masih dibungkus oleh
polongnya kemudian dibawah sinar matahari. Kegiatan dari pengeringan kacang polong ini
bertujuan agar kadar air yang terkandung pada kacang polong itu menurun. Selain itu juga lebih
mudah dalam melepaskan biji kacang hijau dengan kulitnya, biasanya biji kacang hijau kering itu
memiliki kadar air antar 10-12%. Dimana di nilai tersebut merupakan salah satu nilai yang bagus
agar kacang hijau dapat disimpan dengan tahan lama.
Agar dapat mengetahui nilai tersebut anda dapat mengukurnya dengan menggunakan moisture
meter ini dapat mengukur dengan cepat dan akurat. Moisture meter yang cocok untuk mengukur
kadar air pada biji kacang hijau yaitu alat kelembaban bijian MC-7828G yang satu ini sudah
menjamin dengan keakuratannya.

3. Perontokan

- Jika kulit polong sudah kering selanjutnya masukan ke dalam karung kemudian dipukul-
pukul menggunakan kayu atau bambu yang sudah dilapisi dengan karet dalaman ban. Hal
ini bertujuan agar mengantisipasi kerusakan biji kacang hijau yang terjadi pada saat
pemukulan yang terlalu keras. Apabila sudah dipukul-pukul kemudian biji kacang hijau
dipisahkan dari kotoran kulitnya dengan cara di tampi menggunakan tampah.

4. Penyimpanan

- Sebelum melakukan penyimpanan pastikan kadar air pada kacang hijau tersebut memiliki
kadar air yang rendah. Hal ini bertujuan agar penyimpanan dapat dilakukan dalam jangka
waktu yang lama. Penyimpanan sebaiknya menggunakan karung goni, kenapa ? jika
penyimpanan menggunakan plastik dapat menyebabkan kelembaban pada biji kacang
hijau yang sebelumnya sudah kering.
- Simpanlah karung goni yang berisi biji kacau hijau ini pada ruangan penyimpanan yang
kering dan tidak lembab. Namun sebelum meletakkan karung itu sebaiknya beri alas dari
bahan kayu setinggi 15 cm dari permukaan lantai tujuan ini agar karung tidak
berhubungan secara langsung dengan lantai.

OPT yang terdapa pada kacang hijau

Bercak daun merupakan penyakit utama pada kacang hijau. Penyakit bercak daun sudah tersebar
di seluruh sentra produksi kacang hijau di Indonesia, dan juga tersebar di Asia seperti Filipina,
Malaysia, Thailand, India, Bangladesh, dan Pakistan. Kehilangan hasil akibat penyakit bercak
daun dapat mencapai 60%. Penyebaran penyakit melalui angin, percikan air, alat-alat pertanian,
ternak, dan pakaian. Perkembangan penyakit didukung oleh kelembaban tinggi (banyak terjadi
pada musim hujan), suhu sejuk (20−24°C), dan keadaan tanaman yang kurang subur. Intensitas
bercak daun meningkat pada saat polong mulai berisi. Inang lain dari penyakit bercak daun
adalah: kacang panjang (Vigna unguiculata), kacang bogor (Vigna subterranea), kacang koro
(Canavalia ensiformis), dan koro pedang (Canavalia gladiata). Penyakit bercak daun disebabkan
oleh cendawan Cercospora canescens dan Cercospora cruenta, tetapi C. canescens lebih banyak
ditemukan di lapangan. Gejala penyakit yaitu daun terdapat bercak berwarna coklat, atau coklat
kemerahan, berbentuk bulat, atau tidak teratur (Gambar 1) yang pusatnya kelabu atau putih.
Cendawan Cercospora canescens mempunyai konidium hialin, berbentuk jarum, atau gada dengan
ujung runcing, serta mempunyai banyak sekat.
Tangkai konidium (konidiofor) membentuk berkas, dengan warna agak coklat Penyakit ini dapat
dikendalikan dengan: (1) Menanam varietas tahan (Varietas Vima 4 dan Vima 5 agak tahan
terhadap bercak daun), (2) Pemberian pupuk sesuai rekomendasi, (3) Pergiliran tanaman dengan
tanaman bukan inangnya, (4) Sisa-sisa tanaman saat panen digunakan sebagai kompos supaya
tidak berperan sebagai sumber inokulum, (5) Penyemprotan fungisida nabati dapat menggunakan
larutan lengkuas, dan (6) Perpaduan dari beberapa cara pengendalian tersebut di atas.

Pemanfaatan Pestisida Nabati Lengkuas (LECER)

Salah satu cara pengendalian penyakit bercak daun adalah dengan penyemprotan pestisida nabati
lengkuas atau disebut LECER = Lengkuas untuk Cercospora. Lengkuas (Alpinia galanga L.)
merupakan anggota familia Zingiberaceae. Rimpang lengkuas memiliki berbberbagai khasiat di
antaranya sebagai anti jamur dan anti bakteri. Lengkuas mengandung bahan aktif Sineol, Pipena,
Kamfor, dan Metil Cinamat yang berperan sebagai antibiotik.
Kelebihan Pestisida Nabati LECER

Pestisida LECER memiliki beberapa kelebihan yaitu: (1) Bahan baku lengkuas mudah diperoleh,
(2) Mudah dan sederhana pembuatannya, (3) Tidak mencemari lingkungan, (4) Tidak
meninggalkan residu di dalam tanaman, dan (5) Tidak menimbulkan resistensi terhadap cendawan
penyebab bercak daun.
Cara pembuatan Pestisida Nabati LECER

Rimpang lengkuas dibersihkan dan dikupas, 400 gram (4 ons) lengkuas diiris-iris dan diblender
kemudian disaring.
Ditambahkan air hingga mencapai 4 liter ke dalam filtrat larutan, volume tersebut ditambah
hingga mencapai satu tangki alat semprot 12 liter.
Aplikasi dan Efektivitas Pestisida Nabati Lecer Penyemprotan ekstrak lengkuas pada umur 4, 5, 6,
dan 7 minggu setelah tanam. Aplikasi pestisida nabati ini dapat menekan intensitas penyakit
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan saya menyimpulkan bahwa proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kacang hijau di mulai dengan tumbuhnya akar, batang , baru kemudian
daun. Proses tersebut memerlukan waktu yang berbeda. oleh sebab itu , akar tumbuh lebih panjangdi
bandingkan batang ataupun daun Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan yang demikian itu ,
dipengaruhi oleh tanah sebagai medium . tanah pasir yang miskin unsure hara , merupakan medium yang
paling baik untuk kecepatan pertumbuhan .

Penanaman dengan satu jenis tanaman pada sebidang lahan akan lebih bagus, dikarenakan
tanaman mendapatkan penyinaran cahaya matahari yang merata dengan satu jenis tanaman. Hasil
produksi lebih banyak, dikarenakan sedikit adanya persaingan dalam memeroleh cahaya untuk
berfotosintesis.

Saran

Untuk praktikan selanjutnya agar melakukan praktikum dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan
hasil yang maksimal, penyiraman dilakukan secara teratur dan pemberian pupuk sesuai dengan dosis
yang dianjurkan.
DAFTAR PUSTAKA

Mustakim, M. (2012). Budidaya kacang hijau secara intensif. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Suwahyono. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan Efisien. Penebar
Swadaya, Jakarta. Tilaman, D.A. 1998.

Badan Pusat Statistik. 2012. Provinsi Gorontalo Dalam Angka 2012, BPS Gorontalo.
Soenandar, Meidiantie, dan R. Heru. T. 2012. Membuat Pestisida Organik. AgromediumPustaka.
Jakarta
A.A. Istri Agung Vera Laksmi Dewi , N. Djinar Setiawina, I G. Indrajaya 2012. 2012 Magister Ilmu
Ekonomi Universitas Udayana, Bali, Indonesia 2012. 1-14.
Purwono, M. S., Hartono, R., 2012, Kacang Hijau, Swadaya, Jakarta.
Badan Pusat Statistik [BPS]. 2016. Statistik Daerah Kecamatan Umbulharjo.2016: Badan Pusat Statistik
Kota Yogyakarta.
Swibawa, I., S. Indra dan Purnomo. 1997 dalam Sari dkk.,. Uji Preferensi Callosobruchus chinensi F.
Terhadap Varietas Kacang Hijau. Prosiding Seminar Penelitian.
Universitas Lampung. Lampung.
Stevani, 2011.Pengaruh Penambahan Molase Dalam Berbagai Media Pada Jamur Tiram Putih. Skiripsi
Surakarta:Fakultas pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Petani Hebat, 2014. Syarat Tumbuh Kacang Hijau. https://www.petan ihebat.com /20 14 /03/syarat-
tumbuh-kacang- hijau
Hasibuan, B.E., 2012. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Krismawati, A. dan Rika Asnita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya
Karangploso KM.4 Malang, Indonesia
Kurniawan, 2015.Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Hijau.fredikurniawan.com/klasifikasi-
morfologi-tanaman-kacang- hijau.
Ongkowijoyo, I. 2011. Pengaruh Ekstrak Sawi Hijau (Brassica Lapa L.) Terhadap Sifat Fisikokimia dan
Sensoris Beras Instan [Skripsi]. Semarang: Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Katolik
LAMPIRAN

PENGGEMBURAN TANAH

PENANAMAN PERTAMA
PERKEMBANGAN SETELAH 2 MINGGU

MINGGU KE 3
MINGGU KE 5

MINGGU KE 4
MINGGU KE 6
MINGGU KE 7

PANEN

TIMBANG
POLONG

JUMLAH POLONG

PROSES PENGERINGAN
MEMBUAT SKETSA DAUN UNTUK
DI UKUR

PENGUKURAN
DAUN

BERAT BATANG
TANAMAN

BERAT AKAR

SHIFT A2

Anda mungkin juga menyukai