Anda di halaman 1dari 8

PENGOLAHAN LIMBAH BONGGOL JAGUNG SEBAGAI

MEDIA TANAM BUDIDAYA JAMUR MERANG

Disusun untuk memenuhi tugas kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

1. Naiya Yuan Arlita 22106030031


2. Esha Dhiya Ulhaq 22106030032
3. Handika Eriksa Yumantara 22106030034

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin puji dan syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT karena attas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penulis
makalah yang berjudul, “PENGELOLAAN LIMBAH BONGGOL JAGUNG
SEBAGAI MEDIA TANAM JAMUR MERANG” dapat diselesaikan dengan
baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang
salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan dalam mengelola limbah sebagai
alternatif media tanam yang baik untuk jamur Merang. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT berikan sehingga makalah ini dapat
kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka dan media
internet.

Kami berterima kasih kepada semua pihak yang memberi semangat,


motivasi, dan ikut membantu menyelesaikan tugas makalah ini. Kami berharap,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat menambah wawasan
atau pemahaman pembaca tentang pengolahan limbah bonggol jagung sebagai
media tanam budidaya jamur Merang. Meskipun kami sudah memberikan yang
terbaik dalam menulis makalah ini tetapi tidak ada yang sempurna di dunia,
melainkan Allah SWT. Maka dari itu, kami menerima kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,


atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf.

Yogyakarta, 10 Desember 2022


Tertanda

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah luas. Secara


astronomis Indonesia berada pada titik 6°LU - 11°LS dan 95°BT - 141°LU.
Menjadikan Indonesia memiliki iklim tropis yang membuat tanah di Indonesia
lebih subur dari negara yang tidak dilewati garis Khatulistiwa. Posisi yang
strategis ini menjadikan Indonesia sebagai negara agraris. Yaitu, negara
mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun
sebagai penopang pembangunan.1 Faktor ini menjadi indikasi masyarakat
Indonesia memiliki mata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian yang
dihasilkan beragam mulai dari padi, kedelai, jagung, kacang tanah, ketela pohon,
dan ubi jalar. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki hasil pertanian tanaman
perdagangan seperti teh, kopi, kelapa, kina, cengkeh, tebu, dan lain sebagainya.
Derasnya hasil pertanian di Indonesia tentunya kian menjadikan Indonesia sebagai
negara kompetitif dalam pertumbuhan sektor pertanian yang setiap tahunnya
menghasilkan limbah pertanian melimpah salah satunya bonggol jagung.

Pengelolaan limbah tani di Indonesia seharusnya dapat dikonsentrasikan


penanggulangannya. Selain sebagai upaya menanggulangi pencemaran
lingkungan, limbah-limbah tani yang melimpah tentunya akan menghasilkan
manfaat yang lebih daripada hanya dibiarkan. Jagung adalah salah satu bahan
pangan pokok yang menjadi komoditas sektor pertanian yang memiliki peranan
penting dalam perekonomian nasional. Kebutuhan pangan ini menyebabkan
jumlah produksi jagung meningkat. Peningkatan produksi ini diiringi penambahan
jumlah limbah bonggol jagung yang semakin banyak. Sejauh ini pemanfaatan

1
Abbas, Wandi, dan Abid Muhtarom. 2018. “DEVELOPMENT OF AGRICULTURE SECTOR IN
POVERTY REDUCTION IN EAST JAVA (Study of GKS Plus GERBANGKARTASUSILA Plus Period 2010-
2017).” International Journal of Economics Management and Social Science 1(1):1-8.
bonggol jagung hanya sebatas kerajinan tangan, bahan baku pembakaran
tradisional, pembuatan arang, dan pakan ternak.2

Bonggol jagung merupakan limbah organik dimana di dalamnya masih


mengandung kadar air dan kandungan senyawa kimia yang baik untuk membantu
pertumbuhan jamur, sebagaimana penggunaan serbuk kayu. Bonggol jagung
mengandung 42,43% selulosa dan lignin sebesar 21,73%.3 Tingginya kandungan
lignin dan selulosa pada bonggol jagung ini merupakan sebuah potensi dimana
bonggol jagung bisa bertindak sebagai media tanam alternatif dalam budidaya
jamur.4 Tentunya, pengeluaran dengan media tanam limbah organik tergolong
lebih murang dibandingkan dengan membeli media tanam lain dan juga limbah
bonggol jagung ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan hasil pertanian
kembali.

Jamur merang merupakan jenis jamur yang pembudidayaannya relatif baru


di Indonesia. Jamur ini memiliki potensi lebih untuk menghasilkan profit dan juga
menjanjikan karena permintaaanya yang meningkat sepanjang tahun. Sehingga
terkait dengan sektor pertanian, jamur merang dapat dijadikan komoditas yang
berpotensi untuk perkembangan laju pertanian di Indonesia dalam hal ekonomi.
Dalam pembudidayaannya jamur merang memiliki waktu tumbuh yang cepat
dengan media tanam yang mudah didapat. Sehingga pada penelitian ini,
digunakan media tanam bonggol jagung sebagai upaya pembudidayaan jamur
merang.

1.2. Rumusan Masalah


Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

2
Sunandar, 2010. Budidaya Jamur Merang. Pengembangan Teknologi Pertanian
3
Nurbaiti, N. I., & Prambasati, N. R. (2010). Prarancangan pabrik furfural dari tongkol jagung
kapasitas 10.000 ton/tahun [Universitas Sebelas Maret].
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/12812
4
Hakiki, A., Purnomo, A. S., & Sukesi. (2013). Pengaruh Tongkol Jagung Sebagai Media
Pertumbuhan Terhadap Kualitas Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Jurnal Sains Dan Seni Pomits,
1(1)
1. Bagaimana formulasi pembuatan media tanam bonggol jagung yang
digunakan agar hasil panen jamur Merang berkualitas baik.
2. Bagaimana manajemen pemeliharaan media tanam bonggol jagung agar
hasil panen jamur Merang berkualitas baik.
3. Bagaimana efektivitas penggunaan media tanam bonggol jagung terhadap
pertumbuhan serta hasil panen jamur Merang.

1.3. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan formulasi media tanam bonggol jagung yang tepat sehingga


mengurangi resiko gagal panen dalam pembudidayaan jamur Merang.
2. Menentukan manajemen pemeliharaan terhadap media tanam bonggol
jagung yang sesuai.
3. Menganalisa efektivitas penggunaan media tanam bonggol jagung terhadap
hasil panen jamur Merang.

1.4. Manfaat
Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Memanfaatkan limbah bonggol jagung sebagai media tanam.


2. Membudidayakan jamur Merang sebagai komoditas potensial sektor
pertanian.
3. Mengetahui formulasi media tanam bonggol jagung yang tepat untuk
digunakan dalam pembudidayaan jamur Merang.
4. Mengetahui manajemen pemeliharaan media tanam bonggol jagung yang
sesuai.
5. Mengetahui efektivitas penggunaan media tanam bonggol jagung terhadap
hasil panen jamur Merang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Umum

Penyusunan makalah penelitian ini memerlukan beberapa jurnal, skripsi,


dan artikel sebagai sumber referensi. Dalam mempelajari zat-zat yang terkandung
dalam bonggol jagung sebagai referensi digunakan skripsi yang ditulis oleh Yatti
Dwi Ariyanti S berjudul “Kandungan Bahan Organik Dan Protein Kasar Tongkol
Jagung (Zea Mays) Yang Diinokulasi Dengan Fungi Trichoderma Sp. Pada Lama
Inkubasi Yang Berbeda”. Untuk mempelajari bahan yang diperlukan dalam
membuat media tanam alternatif menggunakan bonggol jagung penulis
menggunakan beberapa jurnal dan artikel Hakiki dkk (2013), Sunandar (2010),
dan Atikah (2022). Digunakan penelitan Christine Pamardining Utami (2017)
sebagai sumber pemahaman terkait proses pengolahan dan penggunaan jurnal dan
artikel untuk mengetahui formula yang lebih optimal sebagai bahan campuran
dalam media tanam jamur dari bonggol jagung yang ditinjau dari kualitas dan
kuantitas hasil

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian Yatti Dwi Ariyanti berjudul Kandungan Bahan Organik Dan


Protein Kasar Tongkol Jagung (Zea Mays) Yang Diinokulasi Dengan Fungi
Trichoderma Sp. Pada Lama Inkubasi Yang Berbeda. Dalam penelitian ini
dibahas tentang kandungan serat, nutrisi, dan protein kasar dalam bonggol jagung.
Kemudian penelitian ini juga membahas tentang proses inokulasi jamur dengan
menggunakan beberapa jenis jamur yang berbeda sebagai objek yang diteliti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari kandungan serat, protein
kasar, dan nutrisi yang berada pada bonggol jagung bagi berbagai jenis jamur .
Penelitian milik Erika Febriati yang berjudul Optimalisasi Pemanfaatan
Limbah Bonggol Jagung Untuk Budidaya Jamur Merang Bagi Pemuda Desa
Tambakmerak Kabupaten Bojonegoro. Topik utama dalam penelitian ini
membahas seputar pemanfaatan limbah bonggol jagung sebagai media tanam budi
daya jamur merang merupakan upaya untuk mengurangi limbah bonggol jagung,
dan metode yang digunakan dalam proses mengolah bonggol jagung menjadi
media tanam alternatif yang baik bagi jamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuka pandangan, cara berpikir, dan kreativitas masyarakat tempat penelitian
berlangsung agar lebih peka terhadap pemanfaatan seoptimal mungkin terhadap
limbah disekitarnya.

Penelitian Christine Pamardining Utami berjudul Pengaruh Penambahan


Jerami Padi pada Media Tanam Terhadap Produktivitas Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
atau dampak yang timbul dari penambahan jerami sebagai bahan dari media
tanam berbahan dasar bonggol jagung terhadap produktivitas pettumbuhan jamur
tiram yang dapat ditinjau dari kualitas dan kuantitas hasil panen. Melalui
penelitian ini diperoleh kesimpulan yang membantu proses pengembangan media
tanam lebih optimal dari yang sebelumnya digunakan.

2.3. Landasan Teori

Pertumbuhan dan produksi jamur merang agar dapat berkembang dengan


baik diperlukan nutrisi berupa lignin, protein, karbohidrat (selulosa dan glukosa),
nitrogen, serat dan vitamin. Senyawa ini bisa didapatkan melalui serbuk gergaji
kayu, bekatul, jerami, sekam dan tepung beras. Berdasarkan penelitian
sebelumnya penggunaan bonggol jagung untuk media tanam pada jamur
dikarenakan kandungan lignoselulosa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur
terdapat pada bonggol jagung. Kandungan nutrisi lain yang dibutuhkan sebagai
media taman juga terdapat di dalamnya yaitu, hemiselulosa 36%, selulosa 41%,
lignin 6%, pektin 3%, pati 0,014% dan air 9,6%.5

5
Lorentz, & Kulp, K. (1991). Handbook of Cereal Science and Technology. Marcell Dekker Inc,
New York
Kandungan lignin pada media tanam jamur sebenarnya tidak diperlukan
kadar yang besar. Karena kandungan lignin yang besar pada media tanam jamur
dapat menghambat pertumbuhan jamur dan aktivitas enzimatis jamur menjadi
sulit menembus pertahanan lignin, sehingga nutrisi jamur tidak dapat dicerna.6
Sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya, perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai aktivitas antimikroba pada jamur merang dengan media tanam
tongkol jagung.

6
Badu, M. (2011). Effects of Lignocellulosic in Wood Used as Substrate on the Quality and Yield of
Mushroom. Food and Nutrition Sciences 27, 780-784.

Anda mungkin juga menyukai