Anda di halaman 1dari 39

ANALISA KECERNAAN TERNAK DOMBA SECARA INVITRO

BERBASIS TONGKOL JAGUNG YANG DIFERMENTASI DENGAN


WINPROB DENGAN WAKTU YANG BERBEDA-BEDA

PROPOSAL

OLEH:

NAMA : TIARA ADELIA


N.P.M : 201306613
PRODI : PETERNAKAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2023
ANALISA KECERNAAN TERNAK DOMBA SECARA
INVITRO BERBASIS TONGKOL JAGUNG YANG
DIFERMENTASI DENGAN WINPROB DENGAN WAKTU
YANG BERBEDA-BEDA

PROPOSAL

OLEH:
TIARA ADELIA
2013060013

Proposal ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan


Penelitian pada Program Studi Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Pembangunan Panca Budi

Disetujui oleh:

Komisi Pembimbing

Warisman, S.Pt., M.Pt


Pembimbing

Andhika Putra, S.Pt., M.Pt Hamdani, S.T., M.T


Ketua Program Studi Dekan
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat

dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.

Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat melaksanakan

penelitian di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi.Judul

proposal ini adalah “Analisa kecernaan ternak domba secara invitro tongkol jagung

yang difermentasi dengan winprob dengan waktu berbeda-beda”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, SE., MM selaku Rektor Universitas

Pembangunan Panca Budi.

2. Bapak Hamdani, S.T., M.T selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Pembangunan Panca Budi.

3. Bapak Andika Putra, S.Pt., M.Pt selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi.

4. Bapak Warisman, S.Pt., M.Pt selaku Pembimbing yang telah membimbing dalam

penyusunan proposal ini

5. Orang tua penulis dan seluruh keluarga yang memberikan motivasi baik secara moril

maupun materil dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat

waktu.

i
6. Seluruh dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi

yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

7. Teman-teman mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Peternakan

yang telah membantu dalam penyelesaian proposal ini.

i
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk

itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari pembaca untuk kebaikan tulisan ini

latihannya penulis ucapkan terima kasih, semoga proposal ini bermanfaat.

Medan, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

3
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu penyebab rendahnya produktivitas ruminansia di Indonesia adalah

kurangnya ketersediaan bahan pakan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup secara

berkesinambungan. Pakan berkualitas yang tersedia terus menerus sepanjang tahun

merupakan faktor penting dalam upaya pengembangan ternak.

Salah satu hasil panen pertanian yang produksinya cukup tinggi adalah jagung. Selain

itu jagung merupakan sumber energi utama bahan pakan, terutama untuk hewan ternak. Dari

data BPS Provinsi Sumatera Utara tahun 2022 diketahui bahwa luas panen tanaman jagung

sekitar 289.238 ha, dengan hasil produksi 1.806.544 ton dan rata-rata dari produksinya 62, 46

kw / ha.

Salah satu limbah jagung yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah

tongko jagung . Tongkol jagung adalah limbah pertanian yang cukup banyak tersedia dan

sangat potensial untuk dapat dikembangkan sebagai pakan sumber serat bagi ruminansia.

Pemanfaatan tongkol jagung sebagai sumber energi alternatif merupakan salah satu cara

untuk mengatasi polusi udara yang disebabkan oleh limbah yang dibakar. Tongkol jagung

dapat dimanfaatkan karena tidak bersaing dengan kebutuhan manusia dan mempunyai

kandungan nutrisi yang cukup untuk ternak (Sandy, et al,.2023).

lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna dengan memanfaatkan

mikroorganisme (Riswandi et al., 2017).

3
Win Prob merupakan salah satu fermentator yang mengandung mikroorganisme

yang bersifat selulolitik antara lain Jamur Aspergillusniger. Palinggi(2008) menyatakan

bahwa Jamur Aspergillusniger adalah mikroorganisme dari salah satu jenis jamur yang

dipandangaman dan oleh Lembaga Food and Drug Administration (FDA) di Amerika,

jamurini digolongkan sebagai mikroba Generally Recognizedas Safe (GRAS)

(Rahayu,2021).

Metode kecernaan in vitro adalah suatu metode pendugaan kecernaan secara tidak

langsung yang dilakukan di laboratorium dengan meniru proses yang terjadi didalam saluran

pencernaan ruminansia. Kelebihan teknik in vitro diantaranya adalah degradasi dan fermentasi

pakan terjadi di dalam rumen dapat diukur secara cepat dalam waktu relatif singkat dan biaya

yang lebih murah dibandingkan dengan jika menggunakan teknik in vivo. Jumlah sampel

yang dievaluasi juga dapat lebih banyak dan kondisi terkontrol. Tinggi rendahnya kecernaan

bahan pakan memberikan arti seberapa besar bahan pakan itu mengandung zat-zat makanan

dalam bentuk yang dapat dicerna ke dalam saluran pencernaan (Bahri et al,. 2022).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penggunaan Probiotik

Winprob peternakan pada ransum komplit berbasis fermentasi tongkol jagung dengan

jangka waktu fermentasi yang berbeda-beda terhadap kecernaan bahan kering dan

kecernaan bahan organik in vitro.

Hipotesis Penelitian

3
Ransum berbasis fermentasi tongkol jagung dengan penambahan probiotik Win prob

dengan jangka waktu yang berbeda-beda dapat meningkatkan kecernaan bahan kering, bahan

organik dan menurunkan serat kasar.

Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini antara lain :

1. Mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang penggunaan probiotik Win prob pada

fermentasi tongkol jagung dengan jangka waktu berbeda-beda.

2. Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi.

3. Memberikan informasi yang bermanfat bagi Masyarakat dan peneliti tentang fermentasi

tongkol jagung.

3
TINJAUAN PUSTAKA

Jagung

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan

dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan

paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Meskipun tanaman jagung umumnya

berketinggian antara 1 m sampai 3 m, namun ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.

Tinggi tanaman jagung biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga

jantan (Umiyasih dan Elizabeth, 2008).

Jagung memiliki klasifikasi

Kingdom: plantae

Subkingdom: Viridiplantae

Divisi: Tracheophyta

Subdivisi: Spermatophytina

Kelas: Magnoliopsia

Family: Poaceae

Genus: Zea L.

Spesies: Zea mays L. (Integrated Taxonomic Information System, 2010).

Terdapat beberapa istilah dari berbagai bagian tanaman jagung yakni : (1) Tebon

jagung yang merupakan seluruh tanaman jagung biasanya dipanen pada usia jagung 60-80

hari. (2) Jerami jagung merupakan bagian batang dan daun jagung yang dibiarkan

4
mengering setelah panen. (3) Kulit buah jagung merupakan kulit bagian luar yang

membungkus biji jagung. (4) Tongkol jagung merupakan sisa hasil dari biji jagung. (5)

Tumpi merupakan hasil samping dari proses perontokkan biji jagung yang berasal dari

bagian pangkal dari biji jagung. (6) Homini merupakan hasil samping dari proses

penggilingan kering jagung (Umiyasih dan Wina, 2008).

4
Setiap kali panen, tanaman jagung akan menghasilkan limbah sebagai hasil

sampingan, misalnya batang dan daun jagung (jerami jagung) serta tongkol jagung. Jerami

jagung merupakan sisa dari tanaman jagung setelah buahnya dipanen dikurangi akar dan

sebagian batang yang tersisa dan dapat diberikan kepada ternak. Bila limbah jagung diolah

dengan baik sebagai makanan ternak, akan praktis dan menambah tersedianya makanan

ternak yang cukup bermutu (Pogo, 2019).

Seiring dengan besarnya volume produksi jagung maka akan diperoleh berbagai

macam limbah tanaman jagung dan salah satunya adalah jerami jagung atau brangkasan

yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Pengolahan merupakan hal

penting untuk dilakukan pada saat panen karena jerami jagung cukup melimpah sehingga

dapat disimpan untuk digunakan pada saat musim kemarau panjang atau saat kekurangan

pakan hijauan. Metode pengolahan yang dianggap paling sesuai karena mudah dikerjakan

dan dengan biaya murah adalah pembuatan hay dan silase sehingga kandungan nutrisi pada

jerami jagung dapat ditingkatkan (Yanuartono et al.,2020).

Fermentasi

Fermentasi pada dasarnya merupakan suatu proses enzimatik dimana enzim yang

bekerja mungkin sudah dalam keadaan terisolasi yaitu dipisahkandari selnya atau masih

dalam keadaan terikat di dalam sel. Pada beberapaproses fermentasi yang menggunakan sel

mikroba, reaksi enzim mungkin terjadi sepenuhnya di dalam sel mikroba karena enzim

5
yang bekerja bersifat intraselular. Pada proses lainnya reaksi enzim terjadi di luar sel karena

enzim yang bekerja bersifat ekstraseluler (Srikandi Fardiaz, 1988:6).

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan fermentasi (Haryadi,2013):

a) Keasaman

5
Makanan yang mengandung asam biasanya tahan lama, tetapi jika oksigen cukup

jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus, maka daya tahan

awet dari asam tersebut akan hilang. Tingkat keasaman sangat berpengaruh dalam

perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik untuk pertumbuhan bakteri adalah 3,5 -

5,5.

b) Mikroba

Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan di laboratorium.

Pembuatan makanan dengan cara fermentasi di Indonesia pada umumnya tidak menggunakan

kultur murni sebagai contoh misalnya ragi pasar mengandung beberapa ragi diantaranya

Saccharomyces cereviseae yang dicampur dengan tepung beras dan dikeringkan. Kultur murni

biasa digunakan dalam fermentasi misalnya untuk pembuatan anggur, bir, keju, sosis, dan

lain- lainnya.

c) Suhu

Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan selama fermentasi.

Setiap mikroorganisme memiliki suhu maksimal, suhu minimal dan suhu optima

pertumbuhan. Suhu pertumbuhan optimal adalah suhu yang memberikan pertumbuhan terbaik

dan perbanyakan diri tercepat. Suhu fermentasi yang optimum untuk pertumbuhan

Saccharomyces adalah 30°C.

d) Alkohol

6
Mikroorganisme yang terkandung dalam ragi tidak tahan terhadap alkohol dalam

kepekatan (kadar) tertentu, kebanyakan mikroba tidak tahan pada konsentrasi alkohol 12-15%.

e) Oksigen

Oksigen selama proses fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk

memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu, ragi yang menghasilkan

alkohol dari gula lebih baik dalam kondisi anaerobik. Setiap mikroba membutuhkan

oksigen yang berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan atau membentuk sel-sel baru dan

untuk proses fermentasi. Misalnya Saccharomyces

6
sp yang melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih cepat pada keadaan

anaerobik, akan tetapi mengalami pertumbuhan lebik baik pada keadaan aerobik sehingga

jumlahnya bertambah banyak.

Win prob
Probiotik adalah kultur tunggal atau campuran dari mikroorganisme hidup yang

apabila diberikan ke manusia atau hewan akan berpengaruh baik, karena akan menekan

pertumbuhan bakteri patogen/bakteri jahat yang ada di usus manusia/hewan. Probiotik

dapat didefinisikan sebagai aditif pakan yang berasal dari mikroorganisme hidup yang

diberikan pada ternak yang berefek positif bagi ternak inang yang mengkonsumsinya

melalui adanya keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan ternak inang

tersebut (Zuprizal, 2006).

Win Prob merupakan salah satu fermentator yang mengandung mikroorganisme

yang bersifat selulolitik antara lain Jamur Aspergillusniger. Palinggi(2008) menyatakan

bahwa Jamur Aspergillusniger adalah mikroorganisme dari salah satu jenis jamur yang

dipandangaman dan oleh Lembaga Food and Drug Administration (FDA) di Amerika,

jamurini digolongkan sebagai mikroba Generally Recognizedas Safe (GRAS)

(Rahayu,2021).

Kebutuhan Domba

Kebutuhan ternak ruminansia terhadap pakan dicerminkan oleh

kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat tergantung

pada jenis ternak, umur, fase pertumbuhan, kondisi tubuh dan lingkungan tempat hidupnya

7
(temperatur atau kelembaban udara) serta bobot badannya. Nutrisi pakan utama yang

dibutuhkan dalam pakan domba adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan

air. Karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi utama bagi ternak. Bahan pakan

utama biasanya disusun dengan persentase bahan kering dan protein kasar (Rachman,

2022).

7
Secara rinci kebutuhan nutrisi pakan domba dapat dicermati pada table berikut:

Tabel. 1 kebutuhan nutrisi ternak domba

No. Parameter Persyaratan


1 Protein kasar (min) 10,00%
2 Lemak kasar (maks) 7,00%
3 Kalsium (Ca) 0,30%-0,80%
4 Fosfor (P) total min 0,20%
5 Andf (maks) 35,00%
6 TDN (min) 60,00%
Sumber. SNI 8819-2019 persyaratan mutu dan keamanan pakan
domba
Ternak domba memerlukan energi untuk mempertahankan hidup dan

bereproduksi secara normal. Energi diperoleh dari hasil metabolisme zat makanan dalam

tubuh ternak itu sendiri. Energi sangat penting untuk hidup pokok, produksi dan

reproduksi. Kebutuhan nutrisi pakan kambing domba terdiri dari kebutuhan hidup pokok

dan kebutuhan untuk produksi (Anonim, 2021).

Bahan Pakan Ransum Komplit


Tongkol Jangung
Tongkol jagung adalah limbah yang diperoleh ketika biji jagung dirontokkan dari

buahnya sehingga diperoleh jagung pipilan sebagai produk utamanya dan sisa buah yang

disebut tongkol (Islamiyati dkk., 2017). Tongkol jagung sangat potensial untuk dapat

dimanfaatkan sebagai pakan alternatif ruminansia, namun kenyataannya saat ini

pemanfaatannya belum optimal sebagai bahan pakan. Hal ini disebabkan karena tongkol

jagung mengandung serat yang tinggi (46,52%) dan nilai protein yang rendah (2,67%)

(Suryani dkk., 2016).

11
Tongkol jagung mengandung serat kasar yang tinggi dan nilai protein yang rendah,

dengan fermentasi diharapkan mampu menurunkan kandungan serat kasar. Fermentasi

memanfaatkan kerja mikroorganisme untuk merombak bahan-bahan yang bersifat serat kasar

menjadi bahan-bahan yang

mudah dicerna seperti karbohidrat dan protein. Mikro

organisme yang dimanfaatkan dapat berbentuk probiotik atau dapat berupa produk

fermentasi atau produk ekstrak dari suatu proses fermentasi (Wina,2005).

Dedak Padi

Dedak padi merupakan bahan pakan yang telah digunakan secara luas oleh peternak

di Indonesia. Dedak padi mempunyai potensi yang besar sebagai bahan pakan sumber energi

bagi ternak. Namun, terdapat masalah dalam pemberian pakan hasil samping penggilingan

padi yaitu rendahnya kandungan mineral karna disebabkan oleh adanya zat antinutrisi

(Rahmawati, 2016).

Dedak padi salah satu pakan dari limbah pertanian yang paling banyak digunakan dalam

penyusunan ransum. Dedak padi itu berasal dari lapisan luar beras pecah kulit dalam proses

penyosohan beras, proses pengolahan gabah menjadi beras akan menghasilkan beras sekitar

10% dari berat padi awal. Kandungan nutrisi dedak padi protein kasar (PK)12,00%,

kalsium(Ca) 0,88%, phosphor (P) 0,14%, total digestable nutrient (TDN) 67,9% (Malik,

2015).

11
Molases

Molases atau tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan tebu menjadi gula. Bentuk

fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam. Kandungan karbohidrat, protein dan

mineralnya tinggi sehingga bisa juga dijadikan pakan ternak walaupun sifatnya hanya sebagai

pakan pendukung. Molasses juga sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai suplemen diet

ruminansia karena memiliki palatabilitas yang tinggi dan harganya murah serta dapat

diberikan kepada ternak dalam berbagai bentuk dan proporsi (Senthilkumar et al., 2016).

Hasil analisis Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi LPPM

IPB (2018) melaporkan bahwa molases memiliki kandungan nutrisi bahan kering (BK)

73,13%, protein kasar (PK) 3,31%, serat kasar (SK) 0,11%, lemak kasar (LK) 0,19%, abu

7,55% dan BETN 88,84%

Win prob
probiotik adalah kultur tunggal atau campuran dari mikroorganisme hidup yang

apabila diberikan ke manusia atau hewan akan berpengaruh baik, karena akan menekan

pertumbuhan bakteri patogen/bakteri jahat yang ada di usus manusia/hewan. Probiotik

dapat didefinisikan sebagai aditif pakan yang berasal dari mikroorganisme hidup yang

diberikan pada ternak yang berefek positif bagi ternak inang yang mengkonsumsinya

melalui adanya keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan ternak inang

tersebut (Zuprizal, 2006).

11
Win Prob merupakan salah satu fermentator yang mengandung mikroorganisme

yang bersifat selulolitik antara lain Jamur Aspergillusniger. Palinggi(2008) menyatakan

bahwa Jamur Aspergillusniger adalah mikroorganisme dari salah satu jenis jamur yang

dipandangaman dan oleh Lembaga Food and Drug Administration (FDA) di Amerika,

jamurini digolongkan sebagai mikroba Generally Recognizedas Safe (GRAS)

(Rahayu,2021).

Uji In Vitro

Uji in vitro merupakan teknik pengukuran kecernaan yang dilakukan di

laboratorium dengan meniru kondisi rumen ternak. Pengujian kecernaan secara in vitro

bertujuan untuk menentukan kualitas pakan, sehingga dapat diketahui apakah pakan

tersebut dapat dimanfaatkan oleh ternak (Pranata dan Chuzaemi, 2020). Kecernaan

yang tinggi menunjukkan besarnya nutrien yang disalurkan pada ternak, sedangkan kecernaan

yang rendah menunjukkan bahan pakan tersebut belum bisa memberikan nutrien bagi ternak

baik untuk hidup pokok ataupun untuk produksi (Hartono et al., 2015).

standar waktu, sedangkan lamanya bahan makanan berada dalam rumen bervariasi

menurut jenis dan bentuk makanan yang dikonsumasi ternak (Setiyaningsih et al., 2012).

Kecernaan Bahan Kering

Kecernaan bahan kering merupakan salah satu indikator untuk menentukan kualitas

pakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan bahan kering, yaitu jumlah ransum

yang dikonsumsi, laju perjalanan makanan di dalam saluran pencernaan dan jenis

11
kandungan gizi yang terkandung dalam ransum tersebut. Kecernaan yang mempunyai nilai

tinggi mencerminkan besarnya sumbangan nutrien tertentu pada ternak. Sementara itu

pakan yang mempunyai kecernaan rendah menunjukkan bahwa pakan tersebut kurang

mampu menyuplai nutrient untuk hidup pokok maupun untuk tujuan produksi ternak

(Yusmadi et al., 2008).

Kecernaan Bahan Organik

Bahan organik merupakan suatu bahan yang menghasilkan energi dan panas bila dicerna,

terdiri atas karbohidrat, protein dan lemak (Saha et al., 2013). Nilai kecernaan bahan organik

suatu pakan dapat menentukan kualitas pakan. Bahan organik menghasilkan energi untuk

pertumbuhan dan perkembangan ternak (Dinata et al., 2015).

Kecernaan bahan organik terdiri atas kecernaan karbohidrat, protein, lemak dan

vitamin serta erat kaitannya dengan kandungan bahan anorganik (abu). Kecernaan bahan

organik lebih rendah dibandingkan kecernaan bahan kering karena kandungan bahan

anorganik atau mineral pakan lebih tinggi. Penyerapan mineral yang tinggi akan

menyebabkan nilai kecernaan bahan organik lebih rendah dibandingkan kecernaan bahan

kering (Simanhuruk et al., 2010).

11
Serat Kasar
Serat kasar merupakan kumpulan dari semua serat yang tidak bisa dicerna. Komponen

dari serat kasar ini yaitu terdiri dari selulosa, pentosa, lignin, dan komponen-komponen

lainnya. Komponen dari serat kasar ini tidak mempunyai nilai gizi akan tetapi serat ini sangat

penting untuk proses memudahkan dalam pencernaan didalam tubuh agar proses pencernaan

tersebut lancar (Hermayati et al., 2006)

12
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai selesai di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pembangunan Panca Budi.

Alat dan Bahan Penelitian

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan pembuatan silase

pakan komplit berupa fermentasi tongkol jagung, rumput lapangan, dedak padi, jagung,

bungkil kedelai, molases, urea dan mineral. Cairan McDougall dengan komposisi 9,8 gr

NaHCO3; 4,62 gr Na2HPO4.1 2H2O; 0,57 gr KCL; 0,12 gr MgSO4.7H2O; 0,47 gr NaCl;

0,05 gr CaCl.2H2O dalam 1 L larutan, HgCl2, Na2CO3, 200 ml cairan rumen domba, 0,2%

pepsin yang dilarutkan dalam 0,1 N HCl dan aquades.

Adapun alat yang digunakan adalah wadah tempat pakan (ember), timbangan pakan,

cawan, plastik, sarung tangan karet, grinder, tanur, neraca analitik, tabung centrifuge,

termos, centrifuge, waterbath shaker, selang, tabung gas CO2, tutup berventilasi, desikator,

corong, dankertas whatman.

13
Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial

yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai

berikut:

P0 : Tongkol jagung tanpa fermentasi

P1 : fermentasi tongkol jagung selama 7 hari

P2 : fermentasi tongkol jagung selama 14 hari

13
P3 : fermentasi tongkol jagung selama 21 hari

Ulangan yang di dapat berasal dari rumus (Hanafiah, 2005) :


T (n – 1 ) ≥ 15
4 (n – 1 ) ≥ 15
4n – 4 ≥ 15
4n ≥ 15 + 4
4n ≥ 19
n ≥ 19/4
n ≥ 4,75
n≥5 5 ulangan

Analisis Data

Data hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan metode linier sebagai berikut :

Yij =µ+ i+ ij

Keterangan :
Yij : Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ : Nilai tengah umum i :
Pengaruh perlakuan ke-i
ij : Galat percobaan akibat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan aplikasi SPSS dengan analisis ragam dan

apabila terdapat perbedaan yang nyata akan dilanjutkan dengan uji lanjut sesuai dengan

koefisien keragaman hasil penelitian.

Parameter Penelitian
Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK)

15
Koefisen cerna bahan kering salah satu indikator untuk menentukan kualitas

ransum. Semakin tinggi bahan kering yang dicerna maka semakin tinggi peluang nutrisi

yang dapat

dimanfaatkan ternak untuk pertumbuhannya. Daya cerna in vitro bahan kering dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut

(Tilley and Terry, 1963):

%KCBK = x100%

Koefisien Cerna Bahan Organik (KCBO)

Koefisien cerna bahan organik yaitu persentase dari protein, lemak, vitamin dan

karbohidrat yang dicerna selama proses pencernaan. Tinggi rendahnya KCBO pakan dapat

menggambarkan ketersediaan energi yang dapat dimanfaatkan untuk ternak. Daya cerna in

vitro bahan organik dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Tilley and Terry, 1963):

%KCBO = x100%

Serat kasar (SK)


Pengujian menggunakan metode gravimetri (menggunakan asam kuat dan basa kuat),

metode yang digunakan dengan cara menimbang cawan porselin kosong yang telah dioven,

kemudian timbang sampel 1 gram dan tempatkan kedalam beaker glass, dimasukkan 150

ml H2S04 1,25 %, lalu direbus pada skala tinggi sampai mendidih, setelah itu turunkan

15
skala perebusan dan direbus kembali 30 menit, pasangkan corong pengisap yang dilapisi

kertas sarung pada vacum pump, dituang air rebusan sampel hingga terhisap habis dan

langkah selanjutnya dicuci. menggunakan air panas 100 ml, kemudian masukkan sampel

beserta ampasnya kedalam beaker glass lalu dimasukkan 150 ml NaOH 1,25 % lalu direbus

pada skala tinggi sampai mendidih, setelah itu turunkan skala perebusan dan direbus

kembali 30 menit, dituang rebusan sampel dan biarkan air rebusan dihisap habis setelah itu

dicuci dengan air panas 100 ml, ethanol

15
20 ml, dan diethylether 20 ml, kemudian masukkan sampel beserta ampasnya kedalam

cawan porselin, lalu oven disuhu 105 ⁰C selama 12 jam, dan didinginkan dalam desikator ±

1 jam. Setelah dingin lakukan penimbangan selanjutnya pijarkan kedalam tanur 600 ⁰C

selama 8 jam sampai menjadi abu, kemudian dimasukkan ke desikator selama 1 jam, lalu

ditimbang dan lakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

(Berat C + S setelah oven) – (Berat C + S setelah tanur) x 100 %


%SK =
Berat sampel

Keterangan: SK = Serat kasar

C = Cawan porselin

S = Sampel bahan

Pembuatan Fermentasi Tongkol Jagung


Tongkol jagung adalah limbah yang diperoleh ketika biji jagung dirontokkan dari

buahnya dan diperoleh jagung pipilan sebagai produk utamanya dan sisa buah yang disebut

tongkol. Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan yaitu tongkol jagung, air, mollases,

Probiotik Winprob atau inokulan, dedak dan wadah/media.

Adapun kegiatan proses fermentasi tongkol jagung yaitu :

✓ Tongkol jagung ditimbang sesuai dengan kebutuhan.

17
✓ Tongkol jagung digiling atau dikecilkan ukurannya, kemudian ditambahkan dedak 1-2%

dari berat tongkol jagung.

✓ Larutkan molasses dan Probiotik Winprob kedalam air. Penggunaan molasses dan

Probiotik Winprob disesuaikan dengan berat tongkol jagung.

✓ Campurkan larutan air, molasses dan Probiotik Winprob kedalam tongkol jagung yang

telah digiling sampai homogen dan kadar air +60%.

✓ Masukkan campuran tongkol jagung, dedak dan larutan (air, molasses, Probiotik

Winprob kedalam plastik fermentasi.

✓ Padatkan dengan cara menekan atau menggunakan penyedot udara untuk

mengurangi/menghilangkan oksigen dalam plastik.

✓ Ikat plastik kemudian disimpan selama + 21 hari ditempat yang teduh dan kering.

Sebelum digunakan, tongkol jagung hasil fermentasi di angin-anginkan terlebih

dahulu untuk menguapkan gas sisa fermentasi yang tidak terserap dalam tongkol jagung.

Fermentasi akan meningkatkan nilai nutrisi atau nilai kecernaan bahan kering suatu bahan,

serta dapat pula menyebabkan bahan menjadi lebih palatabel bagi ternak (Rasyid.,2022)

Pengambilan Cairan Rumen


Termos yang dipakai untuk tempat cairan rumen adalah termos yang terbuat dari

bahan plastik, kaca dan gabus. Termos ini diisi dengan air hangat sehingga suhunya

mencapai ±390C kemudian ditutup. Cairan rumen diambil dari domba rumah potong hewan

(RPH), sebelum digunakan untuk tempat cairan rumen, air panas yang ada didalam termos

17
dibuang terlebih dahulu. Kemudian rumen diperas untuk diambil cairannya dengan

menggunakan kain kasa filter nylon 40 micron poly mesh 400 dan dimasukkan ke dalam

termos hangat.

17
Uji In Vitro

Uji kecernaan in vitro dilakukan dua tahapan, yaitu:

Tahap Pertama:

Tabung polypropilene 50 mL. (Ticare Tabung Sentrifugal 50 mL) digunakan

sebagai tabung fermentor. Tabung sebelumnya diisi silase pakan komplit sebanyak 2 g.

Sampel pakan yang digunakan telah digiling melalui saringan dengan ukuran 1 mm. Setiap

tabung yang telah disiapkan sesuai perlakuan, ditambahkan 30 mL campuran larutan MC

Dougall dan cairan rumen dengan rasio 4:1. Tabung tanpa sampel silase pakan komplit

disiapkan (tabung yang disebut blangko), kemudian diperlakukan sama dengan yang

lainnya. Residu dari blangko selanjutnya dalam penghitungan kecernaan silase pakan

komplit, menjadi pengurang (koreksi) residu kecernaan pakan. Larutan campuran MC

Dougall dan cairan rumen terus menerus dialiri gas CO2 selama 30 menit dengan suhu

39°C dalam waterbath untuk menjamin kondisi anaerob sampai pH mencapai 6,9.

Selanjutnya campuran tersebut dimasukkan dalam tabung fermentor, kemudian segera

ditutup dengan sumbat karet berkatup (katup berfungsi sebagai pelepas gas hasil

fermentasi). Tabung kemudian diinkubasi pada suhu 39°C selama 48 jam dalam shaker

bath/ inkubator (pemanas air). Tahap pertama merupakan tiruan (artificial) proses

pencernaan fermentatife dirumen.

Akhir tahap pertama tutup tabung dibuka dan dilanjutkan pada tahap berikut.

Tahap kedua :

18
Setelah dilakuakan fermentasi 48 jam, fermentasi mikroba dihentikan. Tabung

fermentor diletakkan diatas air dingin atau es untuk menghentikan aktifitas mikroba, lalu

diambil subsratnya ditambah larutan pepsin-asam klorida (HCI). Setiap tabung

ditambahkan berturut-turut 2 ml HCI 4 N dan 0,06 g pepsin. Kemudian diinkubasi kembali

pada suhu 39 °C selama 48 jam dalam

18
inkubator tanpa tutup karet. Sisa pencernaan disaring menggunakan kertas saring dan

dimasukkan gelas crubcible kemudian dimasukkan kedalam oven 105 °C selama 24 jam.

Residu kecernaan sebelumnya ditimbang dan dimasukkan ke oven 105 "C untuk

mendapatkan residu bahan kering (BK) Akhir tahap kedua, isi tabung disaring dengan

sintered glass, residunya dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan peubah kecernaan.

Tahap kedua merupakan tiruan (artificial) proses pencernaan hidrolisis enzimatis di pasca

rumen.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2021. Kebutuhan Nutrisi Pakan Ternak Kambing Domba - Madani Farm Jogja
(madani-farm.com).

Badan Pusat Statistik (BPS). Sumatera Utara. 2022. Luas Panen, Produksi, dan
Produktivitas Jagung 2020-2022. Sumatera Utara: Badan Pusat Statistik.
https://sumut.bps.go.id/. (diakses 18 Maret 2023).

Bahri, Syamsul. , Muhammad Mukhtar, Nibras K. Laya, Ida Susiyana Tur. 2022.
Kecernaan in vitro Silase Pakan Komplit Menggunakan Jerami Jagung Organik dan
Anorganik. Fakultas Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. Jurnal
Ilmu dan Industri Peternakan Volume 8 Nomor 1: 84-95.

Dinata, D.D., Widiyanto., dan Pujianingsih R.I. 2015. Pengaruh Suplementasi Minyak Biji
Kapuk Terhadap Fermentabilitas Ruminal Rumput Gajah pada Sapi Secara In Vitro.
Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Diponegoro Jurnal Agripet. Vol. 15.

Hartono ,Rudi. Yosi Fenita dan Endang Sulistyowati. 2015. ji In Vitro Kecernaan Bahan
Kering, Bahan Organik dan Produksi N-NH3 pada Kulit Buah Durian (Durio
zibethinus) yang Difermentasi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dengan
Perbedaan Waktu Inkubasi. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 10. https://media.neliti.com. (Diakses 02
Mei 2023).

HARYADI, H. (2013). ANALISA KADAR ALKOHOL HASIL FERMENTASI KETAN


DENGAN METODE KROMATOGRAFI GAS DAN UJI AKTIFITAS Saccharomyces
cereviceae SECARA MIKROSKOPIS (Analysis of Alcohol Content Fermented
Glutinous by Method Chromatography Gas and Test Activity Saccharomyces
Cereviceae in a Microscopic Manner) (Doctoral dissertation, Undip).
Hermayanti, Yeni, & E. Gusti. (2006). Modul Analisis Proksimat. Padang: SMAK, 3.
Malik, M. A. (2015). Pemanfaatan Teknologi Silase Pada Hijauan Tanaman Sorgum. Tesis.
Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.Bogor.

Pogo, Yohanes Baptista. 2019. Pengaruh Perlakuan Kimia dan Biologi Terhadap
Kualitas Kima Jerami Jagung Fermentasi. Mercubuana-Yogya. Yogyakarta.
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/. (diakses 16 Maret 2023).

20
Rachman. Karinadintha Marsya. 2022. Pakan Domba Penggemukan: Jenis, Kebutuhan
Nutrisi, Takaran dan Komposisi. GDM Artikel.
https://gdm.id/. (diakses 01 April 2023)

Rahmawati , Semaun. 2016. Kecernaan In-Vitro Kombinasi Fermentasi Jerami Jagung Dan
Dedak Kasar Dengan Penambahan Aspergillus Niger. Fakultas Pertanian
Peternakan Dan

20
Perikanan Universitas Muhammadiyah Parepare. Jurnal Galung Tropika, 2 (2) Mei
2013, hlmn. 97-102.

Rasyid, I., Sirajuddin, S. N., & Lestari, V. S. (2022). Proses Pembuatan Fermentasi Tongkol
Jagung Pada Kelompok Ternak Sapi Potong di Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng. JDISTIRA-Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada
Masyarakat, 2(2), 99-102.
Riswandi, I. A., Sandi, S. dan Putra, A. S., 2017. Evaluasi kualitas fisik biskuit berbahan
dasar rumput kumpai minyak dengan level legum rawa (Neptunia Oleracea Lour)
yang berbeda. Jurnal Peternakan Sriwijaya, 6(1), pp. 1-11.
Sandy, F., Khairi, F., & Wajizah, S. (2023). Evaluasi Kecernaan In Vitro Tongkol Jagung
dengan Pretreatment Fermentasi yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pertanian, 8(3), 280-285.
Senthilkumar, S., Suganya, T., Deepa, K., Muralidharan, J., and Sasikala, K. 2016.
Supplementation Of Molasses In Livestock Feed. International Journal of Science,
Environment and Technology, 5 (3): 1243 – 1250. ISSN 2278-3687.

Setiyaningsih, K. D., M. Christiyanto dan Sutarno. 2012. Kecernaan Bahan Kering dan
Bahan Organik secara In Vitro Hijauan Desmodium cinereum pada Berbagai Dosis
Pupuk Organik Cair dan Jarak Tanam. J. Animal Agriculture. 1(2):51–63.

Simanihuruk, Kiston dan J. Sirait. 2010. Silase Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan Dasar
pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh. Disampaikan pada Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010.

Sri Rahayu, A. (2021, January). PENGARUH PENGGUNAAN WIN PROB TERHADAP


KUALITAS FISIK FERMENTASI BAGASE TEBU (Saccharum officinarum L.).
In Prosiding Seminar Nasional Universitas Jabal Ghafur (Vol. 1, No. 1, pp. 285-
291).
Standar Nasional Indonesisa (SNI) 8819-2019. 2019. Persyaratan Mutu Dan Keamanan
Pakan Domba. https://bsn.go.id/

Stefani, J. W. H. F. Driehuis, J. C. Gottschal, and S. F. Spoelstra. 2010. Silage Fermentation


Processes and Their Manipulation: 6-33. Electronic Conference on Tropical Silage.
Food Agricultur Organizaton.

Umiyasih, Uum Dan Elizabeth Wina. 2008. Pengolahan Dan Nilai Nutrisi Limbah
Tanaman Jagung Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak.

21
Bogor. Wartazoa Vol. 18 No. 3. http://repository.pertanian.go.id . (Diakses 11 April
2023).

Umiyasih, U. dan Y. N. Elizabeth. 2008. Evaluasi Limbah Dari Beberapa Varietas Jagung
Siap Rilis Sebagai Pakan Sapi Potong. Pros. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan, Bogor.

Wajizah, S., Samadi., Usman, Y. dan Mariana. 2015. Evaluasi nilai nutrisi dan kecernaan
Invitro pelepah kelapa sawit (Oil Palm Fronds) yang difermentasi menggunakan
Aspergillus niger dengan penambahan sumber karbohidrat yang berbeda. Jurnal
Agripet. 15 (1): 13-19.

21
Yanuartono, Soedarmanto Indarjulianto, Alfarisa Nururrozi, Slamet Raharjo, Hary
Purnamaningsih. 2020. Metode Peningkatan Nilai Nutrisi Jerami Jagung Sebagai
Pakan Ternak Ruminansia. Journal of Tropical Animal Production. Vol 21, No. 1
pp. 23-38. https://ternaktropika.ub.ac.id. (Diakses 01 April 2023).

Yulistiani, D., Gallagher, J. R. (2003). Intake and digestibility of untreated and urea treated
rice straw base diet fed to sheep. Jurnal Ilmu, 8-16.

Yusmadi. 2008. Kajian mutu dan palatabilitas silase dan hay ransum komplit berbasis
sampah organik primer pada kambing PE. Tesis. Bogor: Program Pasca sarjana,
Institut Pertanian Bogor.

Wina, E. 2005. Teknologi pemanfaatan mikroorganisme dalam pakan untuk meningkatkan


produktivitas ternak ruminasia di Indonesia : sebuah review. Wartazoa, 15 (4) : 173-
186.

22

Anda mungkin juga menyukai