PROPOSAL
OLEH:
PROPOSAL
OLEH:
TIARA ADELIA
2013060013
Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing
Puji dan Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat melaksanakan
proposal ini adalah “Analisa kecernaan ternak domba secara invitro tongkol jagung
2. Bapak Hamdani, S.T., M.T selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
3. Bapak Andika Putra, S.Pt., M.Pt selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas
4. Bapak Warisman, S.Pt., M.Pt selaku Pembimbing yang telah membimbing dalam
5. Orang tua penulis dan seluruh keluarga yang memberikan motivasi baik secara moril
maupun materil dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat
waktu.
i
6. Seluruh dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi
i
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari pembaca untuk kebaikan tulisan ini
Penulis
ii
DAFTAR ISI
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
kurangnya ketersediaan bahan pakan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup secara
Salah satu hasil panen pertanian yang produksinya cukup tinggi adalah jagung. Selain
itu jagung merupakan sumber energi utama bahan pakan, terutama untuk hewan ternak. Dari
data BPS Provinsi Sumatera Utara tahun 2022 diketahui bahwa luas panen tanaman jagung
sekitar 289.238 ha, dengan hasil produksi 1.806.544 ton dan rata-rata dari produksinya 62, 46
kw / ha.
Salah satu limbah jagung yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah
tongko jagung . Tongkol jagung adalah limbah pertanian yang cukup banyak tersedia dan
sangat potensial untuk dapat dikembangkan sebagai pakan sumber serat bagi ruminansia.
Pemanfaatan tongkol jagung sebagai sumber energi alternatif merupakan salah satu cara
untuk mengatasi polusi udara yang disebabkan oleh limbah yang dibakar. Tongkol jagung
dapat dimanfaatkan karena tidak bersaing dengan kebutuhan manusia dan mempunyai
3
Win Prob merupakan salah satu fermentator yang mengandung mikroorganisme
bahwa Jamur Aspergillusniger adalah mikroorganisme dari salah satu jenis jamur yang
dipandangaman dan oleh Lembaga Food and Drug Administration (FDA) di Amerika,
(Rahayu,2021).
Metode kecernaan in vitro adalah suatu metode pendugaan kecernaan secara tidak
langsung yang dilakukan di laboratorium dengan meniru proses yang terjadi didalam saluran
pencernaan ruminansia. Kelebihan teknik in vitro diantaranya adalah degradasi dan fermentasi
pakan terjadi di dalam rumen dapat diukur secara cepat dalam waktu relatif singkat dan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan jika menggunakan teknik in vivo. Jumlah sampel
yang dievaluasi juga dapat lebih banyak dan kondisi terkontrol. Tinggi rendahnya kecernaan
bahan pakan memberikan arti seberapa besar bahan pakan itu mengandung zat-zat makanan
dalam bentuk yang dapat dicerna ke dalam saluran pencernaan (Bahri et al,. 2022).
Tujuan Penelitian
Winprob peternakan pada ransum komplit berbasis fermentasi tongkol jagung dengan
jangka waktu fermentasi yang berbeda-beda terhadap kecernaan bahan kering dan
Hipotesis Penelitian
3
Ransum berbasis fermentasi tongkol jagung dengan penambahan probiotik Win prob
dengan jangka waktu yang berbeda-beda dapat meningkatkan kecernaan bahan kering, bahan
Manfaat Penelitian
1. Mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang penggunaan probiotik Win prob pada
2. Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Sains
3. Memberikan informasi yang bermanfat bagi Masyarakat dan peneliti tentang fermentasi
tongkol jagung.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Jagung
dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1 m sampai 3 m, namun ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.
Tinggi tanaman jagung biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga
Kingdom: plantae
Subkingdom: Viridiplantae
Divisi: Tracheophyta
Subdivisi: Spermatophytina
Kelas: Magnoliopsia
Family: Poaceae
Genus: Zea L.
Terdapat beberapa istilah dari berbagai bagian tanaman jagung yakni : (1) Tebon
jagung yang merupakan seluruh tanaman jagung biasanya dipanen pada usia jagung 60-80
hari. (2) Jerami jagung merupakan bagian batang dan daun jagung yang dibiarkan
4
mengering setelah panen. (3) Kulit buah jagung merupakan kulit bagian luar yang
membungkus biji jagung. (4) Tongkol jagung merupakan sisa hasil dari biji jagung. (5)
Tumpi merupakan hasil samping dari proses perontokkan biji jagung yang berasal dari
bagian pangkal dari biji jagung. (6) Homini merupakan hasil samping dari proses
4
Setiap kali panen, tanaman jagung akan menghasilkan limbah sebagai hasil
sampingan, misalnya batang dan daun jagung (jerami jagung) serta tongkol jagung. Jerami
jagung merupakan sisa dari tanaman jagung setelah buahnya dipanen dikurangi akar dan
sebagian batang yang tersisa dan dapat diberikan kepada ternak. Bila limbah jagung diolah
dengan baik sebagai makanan ternak, akan praktis dan menambah tersedianya makanan
Seiring dengan besarnya volume produksi jagung maka akan diperoleh berbagai
macam limbah tanaman jagung dan salah satunya adalah jerami jagung atau brangkasan
yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Pengolahan merupakan hal
penting untuk dilakukan pada saat panen karena jerami jagung cukup melimpah sehingga
dapat disimpan untuk digunakan pada saat musim kemarau panjang atau saat kekurangan
pakan hijauan. Metode pengolahan yang dianggap paling sesuai karena mudah dikerjakan
dan dengan biaya murah adalah pembuatan hay dan silase sehingga kandungan nutrisi pada
Fermentasi
Fermentasi pada dasarnya merupakan suatu proses enzimatik dimana enzim yang
bekerja mungkin sudah dalam keadaan terisolasi yaitu dipisahkandari selnya atau masih
dalam keadaan terikat di dalam sel. Pada beberapaproses fermentasi yang menggunakan sel
mikroba, reaksi enzim mungkin terjadi sepenuhnya di dalam sel mikroba karena enzim
5
yang bekerja bersifat intraselular. Pada proses lainnya reaksi enzim terjadi di luar sel karena
a) Keasaman
5
Makanan yang mengandung asam biasanya tahan lama, tetapi jika oksigen cukup
jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus, maka daya tahan
awet dari asam tersebut akan hilang. Tingkat keasaman sangat berpengaruh dalam
perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik untuk pertumbuhan bakteri adalah 3,5 -
5,5.
b) Mikroba
Pembuatan makanan dengan cara fermentasi di Indonesia pada umumnya tidak menggunakan
kultur murni sebagai contoh misalnya ragi pasar mengandung beberapa ragi diantaranya
Saccharomyces cereviseae yang dicampur dengan tepung beras dan dikeringkan. Kultur murni
biasa digunakan dalam fermentasi misalnya untuk pembuatan anggur, bir, keju, sosis, dan
lain- lainnya.
c) Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan selama fermentasi.
Setiap mikroorganisme memiliki suhu maksimal, suhu minimal dan suhu optima
pertumbuhan. Suhu pertumbuhan optimal adalah suhu yang memberikan pertumbuhan terbaik
dan perbanyakan diri tercepat. Suhu fermentasi yang optimum untuk pertumbuhan
d) Alkohol
6
Mikroorganisme yang terkandung dalam ragi tidak tahan terhadap alkohol dalam
kepekatan (kadar) tertentu, kebanyakan mikroba tidak tahan pada konsentrasi alkohol 12-15%.
e) Oksigen
alkohol dari gula lebih baik dalam kondisi anaerobik. Setiap mikroba membutuhkan
oksigen yang berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan atau membentuk sel-sel baru dan
6
sp yang melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih cepat pada keadaan
anaerobik, akan tetapi mengalami pertumbuhan lebik baik pada keadaan aerobik sehingga
Win prob
Probiotik adalah kultur tunggal atau campuran dari mikroorganisme hidup yang
apabila diberikan ke manusia atau hewan akan berpengaruh baik, karena akan menekan
dapat didefinisikan sebagai aditif pakan yang berasal dari mikroorganisme hidup yang
diberikan pada ternak yang berefek positif bagi ternak inang yang mengkonsumsinya
bahwa Jamur Aspergillusniger adalah mikroorganisme dari salah satu jenis jamur yang
dipandangaman dan oleh Lembaga Food and Drug Administration (FDA) di Amerika,
(Rahayu,2021).
Kebutuhan Domba
kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat tergantung
pada jenis ternak, umur, fase pertumbuhan, kondisi tubuh dan lingkungan tempat hidupnya
7
(temperatur atau kelembaban udara) serta bobot badannya. Nutrisi pakan utama yang
dibutuhkan dalam pakan domba adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan
air. Karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi utama bagi ternak. Bahan pakan
utama biasanya disusun dengan persentase bahan kering dan protein kasar (Rachman,
2022).
7
Secara rinci kebutuhan nutrisi pakan domba dapat dicermati pada table berikut:
bereproduksi secara normal. Energi diperoleh dari hasil metabolisme zat makanan dalam
tubuh ternak itu sendiri. Energi sangat penting untuk hidup pokok, produksi dan
reproduksi. Kebutuhan nutrisi pakan kambing domba terdiri dari kebutuhan hidup pokok
buahnya sehingga diperoleh jagung pipilan sebagai produk utamanya dan sisa buah yang
disebut tongkol (Islamiyati dkk., 2017). Tongkol jagung sangat potensial untuk dapat
pemanfaatannya belum optimal sebagai bahan pakan. Hal ini disebabkan karena tongkol
jagung mengandung serat yang tinggi (46,52%) dan nilai protein yang rendah (2,67%)
11
Tongkol jagung mengandung serat kasar yang tinggi dan nilai protein yang rendah,
memanfaatkan kerja mikroorganisme untuk merombak bahan-bahan yang bersifat serat kasar
organisme yang dimanfaatkan dapat berbentuk probiotik atau dapat berupa produk
Dedak Padi
Dedak padi merupakan bahan pakan yang telah digunakan secara luas oleh peternak
di Indonesia. Dedak padi mempunyai potensi yang besar sebagai bahan pakan sumber energi
bagi ternak. Namun, terdapat masalah dalam pemberian pakan hasil samping penggilingan
padi yaitu rendahnya kandungan mineral karna disebabkan oleh adanya zat antinutrisi
(Rahmawati, 2016).
Dedak padi salah satu pakan dari limbah pertanian yang paling banyak digunakan dalam
penyusunan ransum. Dedak padi itu berasal dari lapisan luar beras pecah kulit dalam proses
penyosohan beras, proses pengolahan gabah menjadi beras akan menghasilkan beras sekitar
10% dari berat padi awal. Kandungan nutrisi dedak padi protein kasar (PK)12,00%,
kalsium(Ca) 0,88%, phosphor (P) 0,14%, total digestable nutrient (TDN) 67,9% (Malik,
2015).
11
Molases
Molases atau tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan tebu menjadi gula. Bentuk
fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam. Kandungan karbohidrat, protein dan
mineralnya tinggi sehingga bisa juga dijadikan pakan ternak walaupun sifatnya hanya sebagai
pakan pendukung. Molasses juga sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai suplemen diet
ruminansia karena memiliki palatabilitas yang tinggi dan harganya murah serta dapat
diberikan kepada ternak dalam berbagai bentuk dan proporsi (Senthilkumar et al., 2016).
Hasil analisis Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi LPPM
IPB (2018) melaporkan bahwa molases memiliki kandungan nutrisi bahan kering (BK)
73,13%, protein kasar (PK) 3,31%, serat kasar (SK) 0,11%, lemak kasar (LK) 0,19%, abu
Win prob
probiotik adalah kultur tunggal atau campuran dari mikroorganisme hidup yang
apabila diberikan ke manusia atau hewan akan berpengaruh baik, karena akan menekan
dapat didefinisikan sebagai aditif pakan yang berasal dari mikroorganisme hidup yang
diberikan pada ternak yang berefek positif bagi ternak inang yang mengkonsumsinya
11
Win Prob merupakan salah satu fermentator yang mengandung mikroorganisme
bahwa Jamur Aspergillusniger adalah mikroorganisme dari salah satu jenis jamur yang
dipandangaman dan oleh Lembaga Food and Drug Administration (FDA) di Amerika,
(Rahayu,2021).
Uji In Vitro
laboratorium dengan meniru kondisi rumen ternak. Pengujian kecernaan secara in vitro
bertujuan untuk menentukan kualitas pakan, sehingga dapat diketahui apakah pakan
tersebut dapat dimanfaatkan oleh ternak (Pranata dan Chuzaemi, 2020). Kecernaan
yang tinggi menunjukkan besarnya nutrien yang disalurkan pada ternak, sedangkan kecernaan
yang rendah menunjukkan bahan pakan tersebut belum bisa memberikan nutrien bagi ternak
baik untuk hidup pokok ataupun untuk produksi (Hartono et al., 2015).
standar waktu, sedangkan lamanya bahan makanan berada dalam rumen bervariasi
menurut jenis dan bentuk makanan yang dikonsumasi ternak (Setiyaningsih et al., 2012).
Kecernaan bahan kering merupakan salah satu indikator untuk menentukan kualitas
pakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan bahan kering, yaitu jumlah ransum
yang dikonsumsi, laju perjalanan makanan di dalam saluran pencernaan dan jenis
11
kandungan gizi yang terkandung dalam ransum tersebut. Kecernaan yang mempunyai nilai
tinggi mencerminkan besarnya sumbangan nutrien tertentu pada ternak. Sementara itu
pakan yang mempunyai kecernaan rendah menunjukkan bahwa pakan tersebut kurang
mampu menyuplai nutrient untuk hidup pokok maupun untuk tujuan produksi ternak
Bahan organik merupakan suatu bahan yang menghasilkan energi dan panas bila dicerna,
terdiri atas karbohidrat, protein dan lemak (Saha et al., 2013). Nilai kecernaan bahan organik
suatu pakan dapat menentukan kualitas pakan. Bahan organik menghasilkan energi untuk
Kecernaan bahan organik terdiri atas kecernaan karbohidrat, protein, lemak dan
vitamin serta erat kaitannya dengan kandungan bahan anorganik (abu). Kecernaan bahan
organik lebih rendah dibandingkan kecernaan bahan kering karena kandungan bahan
anorganik atau mineral pakan lebih tinggi. Penyerapan mineral yang tinggi akan
menyebabkan nilai kecernaan bahan organik lebih rendah dibandingkan kecernaan bahan
11
Serat Kasar
Serat kasar merupakan kumpulan dari semua serat yang tidak bisa dicerna. Komponen
dari serat kasar ini yaitu terdiri dari selulosa, pentosa, lignin, dan komponen-komponen
lainnya. Komponen dari serat kasar ini tidak mempunyai nilai gizi akan tetapi serat ini sangat
penting untuk proses memudahkan dalam pencernaan didalam tubuh agar proses pencernaan
12
BAHAN DAN METODE
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan pembuatan silase
pakan komplit berupa fermentasi tongkol jagung, rumput lapangan, dedak padi, jagung,
bungkil kedelai, molases, urea dan mineral. Cairan McDougall dengan komposisi 9,8 gr
NaHCO3; 4,62 gr Na2HPO4.1 2H2O; 0,57 gr KCL; 0,12 gr MgSO4.7H2O; 0,47 gr NaCl;
0,05 gr CaCl.2H2O dalam 1 L larutan, HgCl2, Na2CO3, 200 ml cairan rumen domba, 0,2%
Adapun alat yang digunakan adalah wadah tempat pakan (ember), timbangan pakan,
cawan, plastik, sarung tangan karet, grinder, tanur, neraca analitik, tabung centrifuge,
termos, centrifuge, waterbath shaker, selang, tabung gas CO2, tutup berventilasi, desikator,
13
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial
yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai
berikut:
13
P3 : fermentasi tongkol jagung selama 21 hari
Analisis Data
Data hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Yij =µ+ i+ ij
Keterangan :
Yij : Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ : Nilai tengah umum i :
Pengaruh perlakuan ke-i
ij : Galat percobaan akibat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan aplikasi SPSS dengan analisis ragam dan
apabila terdapat perbedaan yang nyata akan dilanjutkan dengan uji lanjut sesuai dengan
Parameter Penelitian
Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK)
15
Koefisen cerna bahan kering salah satu indikator untuk menentukan kualitas
ransum. Semakin tinggi bahan kering yang dicerna maka semakin tinggi peluang nutrisi
yang dapat
dimanfaatkan ternak untuk pertumbuhannya. Daya cerna in vitro bahan kering dihitung
%KCBK = x100%
Koefisien cerna bahan organik yaitu persentase dari protein, lemak, vitamin dan
karbohidrat yang dicerna selama proses pencernaan. Tinggi rendahnya KCBO pakan dapat
menggambarkan ketersediaan energi yang dapat dimanfaatkan untuk ternak. Daya cerna in
vitro bahan organik dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Tilley and Terry, 1963):
%KCBO = x100%
metode yang digunakan dengan cara menimbang cawan porselin kosong yang telah dioven,
kemudian timbang sampel 1 gram dan tempatkan kedalam beaker glass, dimasukkan 150
ml H2S04 1,25 %, lalu direbus pada skala tinggi sampai mendidih, setelah itu turunkan
15
skala perebusan dan direbus kembali 30 menit, pasangkan corong pengisap yang dilapisi
kertas sarung pada vacum pump, dituang air rebusan sampel hingga terhisap habis dan
langkah selanjutnya dicuci. menggunakan air panas 100 ml, kemudian masukkan sampel
beserta ampasnya kedalam beaker glass lalu dimasukkan 150 ml NaOH 1,25 % lalu direbus
pada skala tinggi sampai mendidih, setelah itu turunkan skala perebusan dan direbus
kembali 30 menit, dituang rebusan sampel dan biarkan air rebusan dihisap habis setelah itu
15
20 ml, dan diethylether 20 ml, kemudian masukkan sampel beserta ampasnya kedalam
cawan porselin, lalu oven disuhu 105 ⁰C selama 12 jam, dan didinginkan dalam desikator ±
1 jam. Setelah dingin lakukan penimbangan selanjutnya pijarkan kedalam tanur 600 ⁰C
selama 8 jam sampai menjadi abu, kemudian dimasukkan ke desikator selama 1 jam, lalu
C = Cawan porselin
S = Sampel bahan
buahnya dan diperoleh jagung pipilan sebagai produk utamanya dan sisa buah yang disebut
tongkol. Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan yaitu tongkol jagung, air, mollases,
17
✓ Tongkol jagung digiling atau dikecilkan ukurannya, kemudian ditambahkan dedak 1-2%
✓ Larutkan molasses dan Probiotik Winprob kedalam air. Penggunaan molasses dan
✓ Campurkan larutan air, molasses dan Probiotik Winprob kedalam tongkol jagung yang
✓ Masukkan campuran tongkol jagung, dedak dan larutan (air, molasses, Probiotik
✓ Ikat plastik kemudian disimpan selama + 21 hari ditempat yang teduh dan kering.
dahulu untuk menguapkan gas sisa fermentasi yang tidak terserap dalam tongkol jagung.
Fermentasi akan meningkatkan nilai nutrisi atau nilai kecernaan bahan kering suatu bahan,
serta dapat pula menyebabkan bahan menjadi lebih palatabel bagi ternak (Rasyid.,2022)
bahan plastik, kaca dan gabus. Termos ini diisi dengan air hangat sehingga suhunya
mencapai ±390C kemudian ditutup. Cairan rumen diambil dari domba rumah potong hewan
(RPH), sebelum digunakan untuk tempat cairan rumen, air panas yang ada didalam termos
17
dibuang terlebih dahulu. Kemudian rumen diperas untuk diambil cairannya dengan
menggunakan kain kasa filter nylon 40 micron poly mesh 400 dan dimasukkan ke dalam
termos hangat.
17
Uji In Vitro
Tahap Pertama:
sebagai tabung fermentor. Tabung sebelumnya diisi silase pakan komplit sebanyak 2 g.
Sampel pakan yang digunakan telah digiling melalui saringan dengan ukuran 1 mm. Setiap
Dougall dan cairan rumen dengan rasio 4:1. Tabung tanpa sampel silase pakan komplit
disiapkan (tabung yang disebut blangko), kemudian diperlakukan sama dengan yang
lainnya. Residu dari blangko selanjutnya dalam penghitungan kecernaan silase pakan
Dougall dan cairan rumen terus menerus dialiri gas CO2 selama 30 menit dengan suhu
39°C dalam waterbath untuk menjamin kondisi anaerob sampai pH mencapai 6,9.
ditutup dengan sumbat karet berkatup (katup berfungsi sebagai pelepas gas hasil
fermentasi). Tabung kemudian diinkubasi pada suhu 39°C selama 48 jam dalam shaker
bath/ inkubator (pemanas air). Tahap pertama merupakan tiruan (artificial) proses
Akhir tahap pertama tutup tabung dibuka dan dilanjutkan pada tahap berikut.
Tahap kedua :
18
Setelah dilakuakan fermentasi 48 jam, fermentasi mikroba dihentikan. Tabung
fermentor diletakkan diatas air dingin atau es untuk menghentikan aktifitas mikroba, lalu
18
inkubator tanpa tutup karet. Sisa pencernaan disaring menggunakan kertas saring dan
dimasukkan gelas crubcible kemudian dimasukkan kedalam oven 105 °C selama 24 jam.
Residu kecernaan sebelumnya ditimbang dan dimasukkan ke oven 105 "C untuk
mendapatkan residu bahan kering (BK) Akhir tahap kedua, isi tabung disaring dengan
sintered glass, residunya dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan peubah kecernaan.
Tahap kedua merupakan tiruan (artificial) proses pencernaan hidrolisis enzimatis di pasca
rumen.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2021. Kebutuhan Nutrisi Pakan Ternak Kambing Domba - Madani Farm Jogja
(madani-farm.com).
Badan Pusat Statistik (BPS). Sumatera Utara. 2022. Luas Panen, Produksi, dan
Produktivitas Jagung 2020-2022. Sumatera Utara: Badan Pusat Statistik.
https://sumut.bps.go.id/. (diakses 18 Maret 2023).
Bahri, Syamsul. , Muhammad Mukhtar, Nibras K. Laya, Ida Susiyana Tur. 2022.
Kecernaan in vitro Silase Pakan Komplit Menggunakan Jerami Jagung Organik dan
Anorganik. Fakultas Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. Jurnal
Ilmu dan Industri Peternakan Volume 8 Nomor 1: 84-95.
Dinata, D.D., Widiyanto., dan Pujianingsih R.I. 2015. Pengaruh Suplementasi Minyak Biji
Kapuk Terhadap Fermentabilitas Ruminal Rumput Gajah pada Sapi Secara In Vitro.
Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Diponegoro Jurnal Agripet. Vol. 15.
Hartono ,Rudi. Yosi Fenita dan Endang Sulistyowati. 2015. ji In Vitro Kecernaan Bahan
Kering, Bahan Organik dan Produksi N-NH3 pada Kulit Buah Durian (Durio
zibethinus) yang Difermentasi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dengan
Perbedaan Waktu Inkubasi. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 10. https://media.neliti.com. (Diakses 02
Mei 2023).
Pogo, Yohanes Baptista. 2019. Pengaruh Perlakuan Kimia dan Biologi Terhadap
Kualitas Kima Jerami Jagung Fermentasi. Mercubuana-Yogya. Yogyakarta.
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/. (diakses 16 Maret 2023).
20
Rachman. Karinadintha Marsya. 2022. Pakan Domba Penggemukan: Jenis, Kebutuhan
Nutrisi, Takaran dan Komposisi. GDM Artikel.
https://gdm.id/. (diakses 01 April 2023)
Rahmawati , Semaun. 2016. Kecernaan In-Vitro Kombinasi Fermentasi Jerami Jagung Dan
Dedak Kasar Dengan Penambahan Aspergillus Niger. Fakultas Pertanian
Peternakan Dan
20
Perikanan Universitas Muhammadiyah Parepare. Jurnal Galung Tropika, 2 (2) Mei
2013, hlmn. 97-102.
Rasyid, I., Sirajuddin, S. N., & Lestari, V. S. (2022). Proses Pembuatan Fermentasi Tongkol
Jagung Pada Kelompok Ternak Sapi Potong di Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng. JDISTIRA-Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada
Masyarakat, 2(2), 99-102.
Riswandi, I. A., Sandi, S. dan Putra, A. S., 2017. Evaluasi kualitas fisik biskuit berbahan
dasar rumput kumpai minyak dengan level legum rawa (Neptunia Oleracea Lour)
yang berbeda. Jurnal Peternakan Sriwijaya, 6(1), pp. 1-11.
Sandy, F., Khairi, F., & Wajizah, S. (2023). Evaluasi Kecernaan In Vitro Tongkol Jagung
dengan Pretreatment Fermentasi yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pertanian, 8(3), 280-285.
Senthilkumar, S., Suganya, T., Deepa, K., Muralidharan, J., and Sasikala, K. 2016.
Supplementation Of Molasses In Livestock Feed. International Journal of Science,
Environment and Technology, 5 (3): 1243 – 1250. ISSN 2278-3687.
Setiyaningsih, K. D., M. Christiyanto dan Sutarno. 2012. Kecernaan Bahan Kering dan
Bahan Organik secara In Vitro Hijauan Desmodium cinereum pada Berbagai Dosis
Pupuk Organik Cair dan Jarak Tanam. J. Animal Agriculture. 1(2):51–63.
Simanihuruk, Kiston dan J. Sirait. 2010. Silase Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan Dasar
pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh. Disampaikan pada Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010.
Umiyasih, Uum Dan Elizabeth Wina. 2008. Pengolahan Dan Nilai Nutrisi Limbah
Tanaman Jagung Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak.
21
Bogor. Wartazoa Vol. 18 No. 3. http://repository.pertanian.go.id . (Diakses 11 April
2023).
Umiyasih, U. dan Y. N. Elizabeth. 2008. Evaluasi Limbah Dari Beberapa Varietas Jagung
Siap Rilis Sebagai Pakan Sapi Potong. Pros. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan, Bogor.
Wajizah, S., Samadi., Usman, Y. dan Mariana. 2015. Evaluasi nilai nutrisi dan kecernaan
Invitro pelepah kelapa sawit (Oil Palm Fronds) yang difermentasi menggunakan
Aspergillus niger dengan penambahan sumber karbohidrat yang berbeda. Jurnal
Agripet. 15 (1): 13-19.
21
Yanuartono, Soedarmanto Indarjulianto, Alfarisa Nururrozi, Slamet Raharjo, Hary
Purnamaningsih. 2020. Metode Peningkatan Nilai Nutrisi Jerami Jagung Sebagai
Pakan Ternak Ruminansia. Journal of Tropical Animal Production. Vol 21, No. 1
pp. 23-38. https://ternaktropika.ub.ac.id. (Diakses 01 April 2023).
Yulistiani, D., Gallagher, J. R. (2003). Intake and digestibility of untreated and urea treated
rice straw base diet fed to sheep. Jurnal Ilmu, 8-16.
Yusmadi. 2008. Kajian mutu dan palatabilitas silase dan hay ransum komplit berbasis
sampah organik primer pada kambing PE. Tesis. Bogor: Program Pasca sarjana,
Institut Pertanian Bogor.
22