NASRULLAH
105961101318
NASRULLAH
105961101318
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Nasrullah
Stambuk : 105961101318
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Diketahui
iii
KATA PENGANTAR
atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambanya.
Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta
akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak
pembimbing utama Bapak Dr. Mohammad Natsir, S.P.,M.P. dan Pak Muh Ikmal
besarnya kepada yang terhormat: 1. Ibu Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah,M.Pd. selaku
S.P., M.Si. selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Nasrullah
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v
I. PENDAHULUAN
II.TINJAUAN PUSTAKA
v
2.5 Kelayakan ..…………………………………………………………..15
LAMPIRAN …………………………………………………………………….30
vi
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Penelitian Terdahulu…….………………………………………...11
vii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
viii
I. PENDAHULUAN
tanaman umbi-umbian yang memiliki manfaat dari umbi yang lebih beragam dari
mengandung banyak serat larut yang berasal dari ekstrak akar tanaman.
tanaman porang tidak hanya sebagai bahan pangan tetapi dapat digunakan sebagai
9
Porang merupakan salah satu jenis tumbuhan umbi-umbian berupa semak
(herba), yang dapat dijumpai tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis. Belum
rumpun bambo, ditepi sungai dan lereng gunung (pada tempat yang lembab).
tanaman sela diantara jenis tanaman kayu atau pepohonan yang dikelola dengan
sistem agroforestry.
penyediaan bahan baku industri yang dapat meningkatkan nilai komoditi ekspor di
indonesia. Komposisi umbi porang bersifat rendah kalori, sehingga dapat berguna
Porang dapat tumbuh dengan baik pada tanah kering dan berumur dengan Ph 6-7,
umbi buahnya berada di dalam tanah dan umbi inilah yang diambil hasilnya.
tegakan tanaman jati dan sonokeling. Saat ini masih terdapat kerancuan dalam
tersebut porang memiliki kandungan glukomanan tertinggi (35%), untuk itu umbi
porang saat ini banyak dicari orang karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi
ekspor karena beberapa negara seperti jepang, australia, srilanka, malaysia, korea,
selandia baru, pakistan, inggris dan italia membutuhkan makanan ini sebagai
10
bahan makanan maupun industri. Di indonesia permintaan porang dari negara
tersebut terus meningkat sebagai contoh, produksi porang jawa timur 2009 baru
mencapai 600-1000 ton chip kering sedangkan kebutuhan industri sekitar 3.400
balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, menunjukkan dua tahun terakhir ekspor
konjac chips mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, 4,3 ton porang kering
senilai Rp. 61 miliar di ekspor keberbagai negara. Pada tahun 2018, jumlahnya
meningkat menjadi 5,5 ton dengan valuasi senilai Rp. 77 miliar. Sementara, pada
semester pertama 2019, ekspor porang kering sudah mencapai 3,7 ton dengan
nilai 51 miliar. Melebihi nilai ekspor porang kering pada semester pertama 2018,
dari bulan januari-september untuk ekspor porang baik dalam bentuk chip porang,
tepung, umbi baik dalam bentuk irisan atau tidak mencapai volume 10.931 ton
atau senilai US$ 31.427.394. Dengan ekspor terbesar pada bulan Mei dengan
volume mencapai 427 ton atau senilai dengan US$ 607.329. Kementrian pertanian
volume ekspor terus meningkat. Dan hingga saat ini, salah satu keterbatasan
ekspor porang di indonesia terletak pada penyediaan bahan baku yang masih
11
terbatas, sehingga Kementrian Pertanian akan mendorong potensi pengembangan
porang.
tergenang atau digenangi air pada sebagian besar waktu dalam setahun atau
sepanjang waktu (Dariah et al,. 2004). Kebanyakan lahan kering terletak pada
dataran rendah, yaitu lahan kering yang letaknya < 700 m dpl dan lahan kering
dataran tinggi yang terletak antara 700 dan 2500 m dpl (Santoso, 2003).
lahan kering adalah lahan yang berada di suatu wilayah yang berkedudukan lebih
tinggi yang diusahakan tanpa penggenangan air. Lahan kering di Indonesia telah
banyak dimanfaatkan oleh petani untuk penanaman tanaman pangan. Mulai dari
lahan yang bertopografi datar ataupun miring. Menurut BPS (2001) dalam Dariah
et al., (2004), sekitar 56 juta ha lahan kering di Indonesia (di luar Maluku dan
Papua) sudah digunakan untuk pertanian. Upaya pemanfaatan lahan kering secara
optimal merupakan peluang yang masih cukup besar, karena lahan kering
lahan kering dihadapkan pada masalah ketersediaan air yang tergantung pada
curah hujan,serta pada rendahnya kesuburan tanah dan topografi yang relatif
12
Salah satu daerah yang banyak membudidayakan tanaman porang adalah
besar bagi petani porang. tanaman porang menjadi primadona saat ini khususnya
KABUPATEN GOWA.
Maka dari itu petani saat ini fokus dalam melakukan budidaya benih
dibudidayakan melihat harga jual tanaman porang yang cukup tinggi yaitu Rp.
10.000 kg. Untuk hasil porang yang masih basah dan yang kering (chips) senilai
Rp. 50.000 kg Dari uraian latar belakang diatas, penulis ingin melakukan
KABUPATEN GOWA.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dibahas adalah
sebagai berikut :
13
1.3 Tujuan Penelitian
KABUPATEN GOWA?.
penerapan disiplin ilmu yang telah di terima selama perkuliahan serta sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) di Fakultas Pertanian
3. Bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan
14
II. TINJAUAN PUSTAKA
2015). Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani dalam
faktor produksi dengan efektif dan efesien sehingga usaha tersebut memberikan
sumberdaya dalam suatu usaha pertanian secara efisien sehingga dapat diperoleh
faktor alam. Faktor alam dibagi menjadi dua, yaitu: (1) faktor tanah. Tanah
merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan usahatani karena tanah
istimewa karena tanah tidak dapat diperbanyak dan tidak dapat berubah tempat,
(2) faktor iklim. Iklim sangat menentukan komoditas yang akan diusahakan, baik
ternak maupun tanaman. Iklim dengan jenis komoditas yang akan diusahakan
harus sesuai agar dapat memperoleh produktivitas yang tinggi dan manfaat yang
15
pada jenis tanaman yang akan ditanam, teknik bercocok tanam, pola pergiliran
2.1.1. Produksi
kegunaan (utility) suatu barang dan jasa. Selain itu produksi dapat juga diartikan
nilai kegunaan atau manfaat suatu barang. Bagi kebanyakan orang produksi
lapangan pertanian. Secara lebih luas, setiap proses yang menciptakan nilai atau
memperbesar nilai suatu barang adalah produki, atau dengan mudah dikatakan
bahwa produksi adalah setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar daya
terdiri atas : a) tanah atau sumber daya alam; b) tenaga kerja atau sumber daya
manusia; c) modal, dan; d) kecakapan tata laksana atau skill. Sekalipun tidak ada
yang tidak penting dari keempat faktor produksi tersebut, namun yang keempat
16
2.1.2. Faktor produksi
terkait satu sama lain. Diantara faktor-faktor produksi tersebut yang menjadi 10
unsur pokok usahatani yang selalu ada dan penting untuk dikelola dengan baik
oleh pelaku usahatani yaitu tanah atau lahan pertanian, tenaga kerja, modal. Bila
salah satu faktor produksi tersebut tidak tersedia maka proses produksi tidak akan
1. Lahan
Tanah menjadi faktor kunci dalam usahatani dan menjadi faktor yang
efisiensi penggunaan lahan antara lain pemilihan komoditas cabang usahatani dan
pengaturan pola tanam. Lahan usahatani dapat berupa tanah pekarangan, tegalan,
17
2. Tenaga
Kerja Ada tiga jenis tenaga kerja dalam usahatani yaitu tenaga kerja
manusia, ternak, dan mekanik. Tenaga kerja merupakan pelaku dalam usahatani
dari tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Tenaga ternak digunakan untuk
yang menggantikan tenaga ternak atau manusia. Jika kekurangan tenaga kerja,
petani dapat memperkerjakan tenaga kerja dari luar keluarga dengan memberi
3. Modal
produksi lain dan tenaga kerja serta pengelolaan yang menghasilkan barangbarang
baru yaitu produksi pertanian. Berdasarkan sifatnya modal dibagi menjadi dua,
yaitu modal tetap dan modal bergerak. Modal tetap adalah modal yang tidak habis
pada satu periode produksi seperti tanah bangunan, mesin, pabrik, dan gedung.
Jenis modal tetap memerlukan pemeliharaan agar dapat berdaya guna dalam
jangka waktu lama. Jenis modal ini pun terkena penyusutan yang berarti nilai
modal menyusut berdasarkan jenis dan waktu. Modal bergerak adalah barang-
barang yang digunakan untuk sekali pakai atau barang-barang yang habis
digunakan dalam proses produksi seperti bahan mentah, pupuk, dan bahan bakar.
4.Pestisida
atau mengendalikan berbagai hama. Pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu
18
pest berarti hama dan eida berarti pembunuh. Yang dimaksud hama bagi petani
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteri dan virus, nematode (cacing yag merusak
akar), siput, tikus, dan lain-lain. Pestisida yang digunakan dibidang pertanian
product).
5. Pupuk
Pupuk merupakan unsur hara yang terkandung pada setiap lahan untuk
melengkapi unsur hara yang ada pada tanaman. Tujuan penggunaan pupuk adalah
untuk mencakup kebutuhan makanan (hara). Pupuk yang biasanya digunakan oleh
12 petani berupa : a) Pupuk organik, merupakan pupuk alam yang berasal dari
kotoran hewan dan sisa-sisa tanaman,baik yang berasal dari sisa tanaman padi
seperti jerami maupun sisa tanaman lainnya. b) Pupuk anorganik, pupuk ini
6. Benih
benih dapat dibedakan secara biologi, secara agronomi, dan secara fisiologis.
Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk
19
mencapai produksi secara maksimal. secara biologi benih merupakan biji
(herba), yang dapat dijumpai tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis. Belum
rumpun bambo, ditepi sungai dan lereng gunung (pada tempat yang lembab).
tanaman sela diantara jenis tanaman kayu atau pepohonan yang dikelola dengan
sistem agroforestry.
penyediaan bahan baku industri yang dapat meningkatkan nilai komoditi ekspor
glukomanan memiliki sifat dapat difermentasi dan dapat larut dalam air
yaitu dapat mengembang serta dapat mencair seperti agar sehingga dapat
kesehatan, bahan baku industri pangan (Faridah, et al., 2012). Porang berpotensi
20
untuk dikembangkan sebagai komoditi ekspor karena beberapa negara seperti
jepang, australia, srilanka, malaysia, korea, selandia baru, pakistan, inggris dan
indonesia permintaan porang dari negara tersebut terus meningkat sebagai contoh,
produksi porang jawa timur 2009 baru mencapai 600-1000 ton chip kering
sedangkan kebutuhan industri sekitar 3.400 ton chips kering. (Sulistiyo, dkk,
2015).
adanya biaya, maka proses produksi tidak akan berjalan. Biaya dapat dikatakan
dari proses produksi karena biaya produksi adalah hasil kali dari input dengan
harga produk. Biaya produksi merupakan semua pengeluaran atau semua beban
yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha yang
produksi tertentu (Prianto, 2016). Biaya tetap menurut (Tain, 2016) yaitu
pengeluaran yang besarnya tidak tergantung atau tidak ada kaitannya dengan
besarnya produksi. Biaya tersebut bisa berbentuk tunai maupun tidak tunai.
21
Tunaiyaitu sewa tanah atau pajak bumi dan bunga uang, sedangkan yang
Biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah sesuai dengan jumlah
biaya variabel yang dikeluarkan juga semakin besar (Prianto, 2016). Biaya
variabel adalah biaya yang secara total berfluktuasi secara langsung, sebanding
dengan perubahan volume penjualan atau produksi, atau ukuran kegiatan yang
lain. Biaya bahan baku adalah contoh biaya variabel yang berubah sebanding
2.4 Pendapatan
ketidakpastian, sehingga bila harga dan produksi berubah maka pendapatan yang
kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah seluruh pendapatan yang
diperoleh petani dalam usahatani selama satu tahun yang dapat diperhitungkan
dari hasil penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah
22
berdasarkan harga per satuan berat pada saat pemungutan hasil, sedangkan
pendapatan bersih adalah seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam satu
tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi, dimana biaya
produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya rill sarana produksi (Gustiyana,
2004)
waktu tertentu. Penerimaan merupakan hasil dari jumlah produksi total dan harga
jual per satuan. Sedangkan pengeluaran atau biaya adalah nilai penggunaan sarana
produksi, upah dan lain-lain yang dibebankan pada proses produksi yang
bersangkutan.
2.5 Kelayakan
Usaha Studi kelayakan (feasibility study) pada akhir-akhir ini telah banyak
dalam dunia usaha telah menuntut untuk menilai sejauh mana peluang tersebut
sejauh mana manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha
disebut dengan studi kelayakan bisnis. Selanjutnya Kasmir dan Jakfar (2003)
mengatakan bahwa suatu studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
23
NPV ( Net Present Value )
NPV atau Net Present Value merupakan nilai dari usahatani porang yang
keuntungan jika NPV > 0. Jika nilai NPV< 0 berarti suatu usahatani porang
atau usaha dapat menimbulkan kerugian, dan nilai tidak layak untuk
usaha, apabila suatu usahatani porang memperoleh nilai NPV sama dengan 0
mendatang. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika memiliki nilai IRR
lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang berlaku ( Minimum Attractive
rumus Present Worth (PW), IRR adalah 1% pada nilai ini, (Purwana dkk).
24
Menilai dan meneliti sejauh mana kegiatan usaha tersebut memberikan
usaha adalah terbatas, maka perlu diadakan pemilihan dari berbagai macam
alternatif
yang ada. Kesalahan dalam memilih usaha dapat mengakibatkan pengorbanan dari
sumber-sumber yang langka. Untuk itu perlu diadakan analisis terhadap berbagai
dengan jalan menghitung biaya dan manfaat yang diharapkan dari kegiatan
Semakin besar nilai R/C semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan
diperoleh dari usaha tersebut. Sedangkan Benefit Cost Ratio (B/C) ratio adalah
perbandingan antara present value manfaat dengan present value biaya, dengan
tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga terserah kepada penilai pengambil
keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila BCR < 1 maka usahatani porang
25
2.6 Penelitian Terdahalu Yang Relevan
26
penyulingan minyak
daun cengkeh di
Kelurahan
Borongrappoa
Kecamatan Kindang
Kabupaten bulukumba
layak untuk diusahakan.
2 Analisi Kelayakan Finansial Menganalisi Kelayakan 1). Memberikan
Usahatani Penyulingan Finansial Usaha informasi bagi pihak-
Minyak Daun Cengkeh Di Penylingan Minak pihak dalam
Desa Lumbu Tarombo Daun Cengkeh Di Desa pengambilan keputusan
Kecamatan Banawa Selatan Lumbu Torambo dalam mengambil
Kabupaten Donggala Kecamatan Banawa kebijakan untuk
Selatan Kabupaten pengembangan usaha
Donggala kecil, menegah (UKM)
yang ada di kabupaten
donggala.
2). Memberikan
Masukan bagi semua
pihak dan utamanya
referensi toeritis serta
pengalaman faktual di
lapangan
27
Efesiensi Usaha tambah dari rata-rata nilai tambah
Angroindustri Minyak agroindustri minyak agroindustri minyak
Cengkeh Di Kecamatan cengkeh skala kecil di cengkeh dalam satu kali
Sawahan Kabupaten kecamatan sawahan proses produksi yaitu
Nganjuk kabupaten nganjuk selama 24 jam adalah
2). Menganalisi sebesar Rp. 904,76,- per
kelayakan usaha dari kilogram bahan baku
agroindustri minyak daun cengkeh krng atau
cengkeh skala kecil di 39,86% dari nilai
kecamatan sawahan produksi. Nilai R/C
kabupaten nganjuk lebih dari 1 yakni
sebesar 1,23. Namun
nilai NPMx/Px alokasi
bahan baku daun
cengkeh kering dan
tenaga kerja kurang dari
1 yakni sebesar 0,691
dan 0,943. Hal ini
berarti agroindustri
minyak cengkeh layak
untuk dikembangkan
namun penggunaan
faktor produksi bahan
baku dan tenaga kerja
belum efisien dan
keuntungan
yangdiperoleh belum
optimal.
5 Analisis pendapan industri Untuk mengetahui Menunukkan bahwa
rumah tangga penyulingan pendapan yang di rata rata pendapatan per
minyyak daun cengke di peroleh dari pendapatan bulan industri rumah
Desa Palau Kecamatan industri rumah tangga tangga minyak daun
Balaesang Tanjung penyulingan minyak cengkeh selama 5 bulan
Kabupaten Donggala daun cengkeh di Desa proses produksi di Desa
Dalau. Palau sebesar Rp.
5,450,654.Rata rata
produki minyak per
bulan sebanyak 287,8
Kg.
28
2.7 Kerangka Pemikiran
Petani
Usahatani
Produksi Biaya
produksi
Penerimaan
Pendapatan
Kelayakan
29
III. METODE PENELITIAN
memiliki usahatani porang. Waktu penelitian mulai bulan Juni sampai Agustus
tahun 2022.
populasi dalam penelitian ini diambil sebanyak 25 orang dengan metode sensus.
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang di peroleh dari hasil wawancara
langsung dengan petani, dan data kuantitatif yaitu data yang berupa jumlah
pendapatan, biaya penerimaan, biaya peyusutan alat, biaya tenaga kerja, biaya
3.3.2 SumberData
30
a) DataPrimer
Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari lapangan baik
primer berasal dari sumber asli yang dikumpul untuk menjawab persoalan kajian.
Data primer berujuk pada sumber data yang tidak tersedia dalam bentuk file atau
laporan data-data ini boleh dikumpulkan daripada individu, kumpulan fokus atau
melalui panenpakar.
b) DataSekunder
Data sekunder adalah perlengkapan dari data primer yaitu data yang
diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi yang telah di kumpulkan oleh pengkaji
lain. Bahan terbitan pengkaji lain boleh digunakan untuk menciptakan formula
atau informasi baru umtuk meyelesaikan masalah yang timbul saat ini dan masa
yang akan datang. Data ini berupa laporan data misalnya data dari BPS atau
3.4.1 Observasi
3.4.2 Wawancara
31
diwawancarai. Teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar
3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu informasi yang bisa di peroleh melaui fakta yang tersimpan
dalam bentuk surat, catatan harian, foto, hasil wawancara, cendra mata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa di pake untuk
a. Keuntungan
𝜋= TR –TC
Keterangan:
𝜋 = Pendapatan(Keuntungan)
R/C = TR/TC
Dimana :
32
R/C > 1, usahatani porang untung
Menurut Sofyan (2003), NPV adalah nilai neto sekarang dari dana yang di
pengembalian dari usulan usahatani porang , oleh karena itu usulan porang yang
layak di terima haruslah memimiliki nilai NPV > 0, jika tidak maka porang itu
akan merugi.
modal yang di investasikan. Dalam kriteria investasi IRR harus lebih besar dari
OCC atau opportunity cost of capital agar rencana atau usulan investasi dapat
layak dilaksanakan (Sofyan 2003). Rumus yang digunakan untuk IRR adalah
sebagai berikut :
33
Keterangan:
IRR = Tingkat pengembalian internal i1 = Discount faktor (tingkat
Kriteria:
a. IRR > r, usahatani porang layak/untung
penelitian.
dalam suatu usaha pertanian secara efisien sehingga dapat diperoleh hasil
2. Luas lahan adalah besarnya areal lahan yang akan ditanam dan sebagai
jangka waktu satu kali musim tanam yang diukur dalam satuan
kilogram/hektar (kg/ha).
34
4. Penerimaan adalah nilai produksi yang merupakan harga jual (Rp)
produksi porang.
(revenue) dengan biaya total produksi (total cost). Yang mana hasil
(Rp/bulan).
35
1.
36
IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
37
Gowa yang diikuti sebanyak 53 Desa. Kepala Desa Julumate’ne Terpilih
Periode 2017 – 2023 adalah Irwan, S.H Putra Desa Julumate’ne yang
memenangkan pesta demokrasi lokal yang diikuti Tiga pasangan calon.
Pada tanggal 02 Pebruari Tahun 2017 Irwan, S.H resmi dilantik oleh
Bapak Bupati Gowa masa bakti 2017 – 2023.
Pada tahun 2003 juga wilayah Desa julumate’ne yakni Dusun Ulujangang juga
dipisahkan dari desa induk menjadi Desa Persiapan Ulujangang, sehingga RK
Pammolongang juga dijadikan sebuah wilayah Dusun dengan nama
Dusun Bontomarannu. Pada tahun 2008 diadakan pemilihan Kepala Desa
yang ke-3 di Desa Julumate,ne dan yang terpilih adalah M. Basri Madi
kembali. pada awal pemerintahan tahun 2008 tersebut, terbentuk lagi satu
dusun yaitu Dusun Bajiminasa yang sebelumnya merupakan bagian dari
Dusun Bontomate’ne. Sehingga saat ini Desa Julumate’ne memiliki 4
wilayah Dusun sebagaiamana tersebut diatas.
38
setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan (musim
Pancaroba) sekitar bulan April – Mei dan bulan Oktober – Nopember.
Jumlah curah hujan di Desa Julumate’ne tertinggi pada bulan Januari
mencapai 1.182 M ( hasil pantauan beberapa stasiun/Pos pengamatan)
dan terendah pada bulan Agustus – September.
Wilayah ( Dusun
No. Laki-laki Perempuan Jumlah
/Lingkungan)
1 Dusun Bontomate’ne 412 435 847
2 Dusun Bajiminasa 161 164 325
39
3 Dusun Barua 239 255 494
4 Dusun Bontomarannu 224 232 456
Jumlah 1.026 1.086 2.112
40
Jumlah 1.026 1.086 2.112
41
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
42
DAFTAR PUSTAKA
Daniarto, Rizki. 2019. Ekspor Porang dari Jawa Timur Terus Meningkat.
Surabaya: Surabaya Inside
Iza Ari Arafiah, Ir. Farida Syakir, MP dan Ir. Zainul Arifin. MP (2020)
Kelembagaan Pemasaran dan Usahatani Porang di Kecamatan Saradan
Kabupaten Madiun. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (SEAGRI)
Vol.1 No.4. 111-239.
Kashmir, dan Jakfar.(2003). Studi kelayakan bisnis. Jakarta: Predana Media Grou.
Muh. Syahrul Padli. Bupati takalar lepas ekspor komoditas porang ke Vietnam,
https://makassar.tribunnews.com/amp/2019/04/16/.bupati-takalar--lepas--
ekspor-komoditas-porang-ke-vietnam.
Rini Nofrida, Abas Zaini, Novia Rahayu 2020. Pelatihan cara pengolahan pangan
yang baik dan pengolahan chip umbi porang di desa gondang kabupaten
lombok utara. Jurnal Abdi Mas TPB Vol-3 No-1 p-ISSN 2655-7533 eISSN
2656-3592. Hal. 80-84.
43
Rofik, K, R. Setiahadi, , I. R. Puspitawati, M. Lukito., 2017. Potensi Produksi
Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri Blume) di kelompok tani
mpsdh Wono Lestari Desa Padas Kecamatan Dagangan Kabupaten Maduin.
AGRI-TEK: Jurnal ilmu pertanian, kehutanan dan agroteknologi. 17(2)
2017; ISSN : 1411-5336
Soekartawi, 2006. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Sari, Ramdana dan Suhartati. 2015. Tumbuhan Porang : Prospek Budidaya
Sebagai Salah Satu Sistem Agroforestry. Makassar : Balai Penelitian
Kehutanan.
Siswanto, Bambang dan Hidayati Karamina. 2016. Persyaratan Lahan Tanaman
Porang (Amarphopallus ancophillus). Malang : Fakultas Pertanian
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Soekartawi.2013. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia: Jakarta.
Sulistiyo, Rico Hutama, Lita Soetopo dan Damanhuri.2015. Eksplorasi dan
Identifikasi Karakter Morfologi Porang (Amorphophallus Muelleri B.) Di
Jawa Timur. Malang : Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani: Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sutopo, L.2004. Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 238 Hlm
44
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :………………………………
2. Umur : ………………………………
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan : ………………………………
5. Agama : ………………………………
45
3. Hama apa saja yg dihadapi tehadap tanaman porang ?
46