Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN MAGANG

TEKNIK PENGENDALIAN KUTU KEBUL (Bemissia tabaci) PADA BUDIDAYA


TANAMAN CABAI VARIETAS PILAR F1 (Capsiccum annumm L.) DI PT MISI
KASIH TOSERBA DESA NOINBILA, KECAMATAN MOLLO SELATAN,
KABUPATEN TTS

OLEH:

LILIS NATALIA PULAMAU


1904060131
 

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
KUPANG
2022
LAPORAN MAGANG

TEKNIK PENGENDALIAN KUTU KEBUL (Bemissia tabaci) PADA BUDIDAYA


TANAMAN CABAI VARIETAS PILAR F1 (Capsiccum annumm L.) DI PT MISI
KASIH TOSERBA DESA NOINBILA, KECAMATAN MOLLO SELATAN,
KABUPATEN TTS

OLEH :

LILIS NATALIA PULAMAU


1904060131

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
KUPANG
2022

ii
LAPORAN MAGANG

TEKNIK PENGENDALIAN KUTU KEBUL (Bemissia tabaci) PADA BUDIDAYA


TANAMAN CABAI VARIETAS PILAR F1 (Capsiccum annumm L.) DI PT MISI
KASIH TOSERBA DESA NOINBILA, KECAMATAN MOLLO SELATAN,
KABUPATEN TTS

Oleh :

LILIS NATALIA PULAMAU


1904060131

Diterima dan disetujui


Tanggal :
Ketua TPM Program Studi Dosen Pembimbing Utama
Agroteknologi Kurikulum 2022 Kurikulum Reguler

Diana Y. L. Serangmo, SP., M.Si Rika Ludji, SP., M.Si


NIP. 19760710 200003 2001 NIP. 19750627 200501 2002

Mengetahui:

Koordinator Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian


 

Petronella S. Y. Nenotek, SP., M.Si.


NIP. 197701022 00501 2001

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
KUPANG
2022

iii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG

TEKNIK PENGENDALIAN KUTU KEBUL (Bemissia tabaci) PADA


BUDIDAYA TANAMAN CABAI VARIETAS PILAR F1 (Capisccum annum L. )
DI PT MISI KASI TOSERBA DESA NOINBILA, KECAMATAN MOLO
SELATAN, KABUPATEN TTS

Disetujui Oleh :

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing Utama


 

Roberd Abanat, SP. Rika Ludji SP. M.,Si


NIP. 197506227 200501 2002

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas anugerah dan rahmat-Nya sehingga kegiatan magang profesi
yang berlangsung dalam semester ganjil 2022/20223 mulai tahap
perencanaan, pendaftaran, pembekalan, pembagian lokasi, penentuan dosen
pembimbing, pemberangkatan, kegiatan lapangan di lembaga kerja sampai
tahap akhir penulisan dan diseminasi hasil laporan magang minat
perlindungan tanaman dengan judul teknik pengendalian kutu kebul pada
budidaya tanaman cabai farietas Pilar F1 di PT Misi Kasi Toserba Desa
Noinbila, Kecamatan Molo selatan, Kabupaten TTS ini dapat diselesaikan
dengan baik.

Rampungnya kegiatan ini, merupakan hasil kerja sama secara


langsung dan tidak langsung dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui
kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Pertanian, sebagai pimpinan yang telah memberi


kesempatan dan pelayanan dalam kerangka pengelolaan kegiatan
magang ini
2. Wakil Dekan II yang membidangi kegiatan akademik, sekaligus
sebagai pihak Fakultas sebagai Tim Pengelola Magang di tingkat
Fakultas yang terlibat langsung dan tidak langsung dalam
pengelolan magang ini
3. Koordinator Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian yang
telah membantu pengelolaan kegiatan melalui pembentukan Tim
Pengelola Magang di tingkat program studi.
4. Ketua Tim Pengelola Magang Kurikulum Reguler di tingkat
Program Studi Agroteknologi yaitu Ibu Diana Y.L,Serangmo,
SP.M.Si dan anggota tim yang secara subtansif, teknis dan

v
administratif telah mengelola berbagai aspek untuk
penyelenggaraan dan terlaksananya kegiatan magang ini
5. Dosen pembimbing lapangan bapak Robert Abanat yang telah
membimbing terutama dari aspek teknis operasional ragam
kegiatan kerja di PT Misi Kasi Toserba Desa Noinbila, Kecamatan
Molo Selatan, Kabupaten TTS
6. Dosen pembimbing utama Ibu Rika Ludji SP. M, Si yang telah
memberi arahan awal sebelum kegiatan magang, dan penulisan isi
laporan magang dan tahap diseminasi
7. Kedua orang tua bapa Isakh waang dan mama Lea Pulamau-waang
yang telah mendukung penulis dalam kegiatan perkuliahan.
8. Teman kerja di lokasi magang serta dari berbagai pihak yang tidak
bisa disebutkan satu persatu yang sudah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan laporan ini.

Isi laporan kegiatan magang ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai


pihak, terutama bagi mahasiswa Fakultas Pertanian, Undana yang akan
melakukan kegiatan magang sebagai rujukan untuk perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan magang yang lebih matang. Dengan demikian maka
yang sesungguhnya dari kegiatan magang ini, sesungguhnya dapat relatif
tercapai tujuan dan kemanfaatannya bagi mahasiswa untuk mengenal,
sekaligus mengalami pengalaman kerja profesional sebagai bekal kelak
memasuki dunia kerja sesungguhnya setelah menuntaskan program Sarjana
S1 Fakultas Pertanian,

Soe, Juli 2022

Lilis Natalia Pulamau

vi
DAFTAR ISI

LAPORAN MAGANG.........................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan Umum Kegiatan Magang..........................................................3
1.3 Tujuan Khusus Magang.........................................................................3
1.4 Manfaat Magang.....................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
GAMBARAN UMUM/PROFIL LEMBAGA TEMPAT KERJA MAGANG. 5
BAB III..................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................10
3.1 Hama yang menyerang tanaman Cabai Varietas Pilar F1.....................10
3.2 Cabai Varietas Pilar F1 (Capsiccum annumm L.)..................................18
METODE PELAKSANAAN MAGANG...........................................................22
4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan..............................................................22
4.2 Alat dan Bahan...........................................................................................22
4.3 Metode Magang/KKP................................................................................22
BAB V....................................................................................................................23
HASIL KEGIATAN MAGANG DAN PEMBAHASAN..................................23
5.1 Kegiatan Umum Selama Magang.............................................................23
5.2 Kegiatan Khusus Selama Magang............................................................25
BAB VI..................................................................................................................28
SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................28

vii
6.1 Simpulan......................................................................................................28
6.2 Saran............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29
LAMPIRAN..........................................................................................................31

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Makna Operasional Misi.......................................................................... 7

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 : Persamaian Benih cabai.......................................................................24

Gambar 5.2 : Penanaman Bibit dan Penyiraman Cabai............................................. 24

Gambar 5.3 : Gejala Serangan Kutu Kebul pada cabai.............................................. 25

Gambar 5.4 : Pengamatan Gejala Serangan Kutu Kebul........................................... 26

Gambar 5.5 : Penyemprotan Insektisida Ulate 550SL............................................... 27

x
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan magang yang dilakukan oleh mahasiswa secara berkala tiap tahun di
lingkungan Fakultas Pertanian, Undana khusunya di Program Studi Agroteknologi,
merupakan amanat pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi tahun 2009. Magang
adalah merupakan pedidikan kegiatan non perkuliahan yang harus dilakukan oleh
setiap mahasiswa dalam program akademik strata 1 sarjana pertanian. Magang
merupakan praktek kerja secara nyata di lembaga kerja profesional, dan di rujukan
untuk mengenal dan mengalami dunia kerja profesional yakni PT. Misi Kasi Toserba
Desa Noinbila, Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten TTS. Lembaga kerja ini adalah
(Lembaga Swasta) yang bergerak di bidang pertanian dengan ruang lingkup program
dan kerja. Melalui ragam program dan hasil kerja yang dilakukan di lembaga kerja
tersebut, yang dilakukan mahasiswa peserta magang, maka dapat terealisasi
pencapaian tujuan magang.

Melalui kegiatan magang ini, maka dipilih kegiatan (Teknik Pengendalian


Kutu Kebul Pada Budidaya Tanaman Cabai Varietas Pilar F1 di PT. Misi Kasi
Toserba Desa Noinbila, Dusun 3 Bisuaf, Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten
TTS) untuk dilaporkan secara menyeluruh, mendalam, terinci. Diharapkan melalui
ragam kegiatan dan kegiatan yang spesifik dilaporkan terakhir ini, maka esensi
tujuan magang di dunia kerja yang sesungguhnya dapat dicapai secara memadai
oleh mahasiswa peserta magang, sekaligus sebagai bekal pengalaman sebelum
masuk ke dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan sarjana nanti.

PT. Misi Kasih Toserba terletak di Jalan Hayam Wuruk No. 22 Soe Kabupaten
Timor Tengah Selatan yang berdiri pada tanggal 7 Juni 2021. PT. Misi Kasih
Toserba merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha dan
perdagangan, selain itu juga bergerak di bidang pertanian seperti kegiatan
holtikultura dengan konsep Agro Eko Edu Wisata.

1
Lokasi pertanian holtikultura yang dimiliki PT. Misi Kasih Toserba terletak di
Dusun III Bisuaf, Desa Noinbila, Kecamatan Molo Selatan, dengan total luasan
adalah 10 Ha, yang baru dikelola adalah sekitar 3 Ha untuk kegiatan holtikultura
(penanaman sayur – sayuran), dan kegiatan pertanian ini baru dilakukan pada
bulan Maret 2022.

Bemisia tabaci merupakan salah satu hama penting yang menyebabkan


kerusakan langsung dengan menghisap cairan tanaman. Bemisia tabaci
(Gennadius) merupakan salah satu spesies kutu kebul yang berperan sebagai hama
penting pada berbagai tanaman pertanian (Simala, 2009). Selain itu, B. Tabaci
juga memiliki kemampuan sebagai vektor tomato yellow leafcurl virus (TYLCV)
yang umumnya menyerang pertanaman cabai di Indonesia. Kerusakan akibat
TYLCV pada pertanaman cabai dapat menyebabkan kehilangan hasil panen 20%
sampai 100% (Sudiono, 2003).

Kutu kebul (Bemisia tabaci) biasa disebut juga kutu putih, secara internasional
dikenal dengan silver leaf white fly, merupakan hama dari lalat putih, kutu kebul
hama yang sangat sulit di atasi karena di lindungi oleh lapisan tepung lilin yang
tebal dan sulit di basahi. Tanaman inang yang dipengaruhi oleh kutu kebul sangat
beranekaragam mencakup tanaman sayuran seperti: tomat, labu, mentimun,
terong, okra, buncis dan kacang-kacangan, brokoli, kembang kol, kubis, melon,
kapas, wortel, ubi jalar, dan sayuran lainnya. Tanaman hias pun tak luput dari
serangan, seperti mawar, poinsettia, krep murad, lantana, lili, dan lain-lain tak
luput dari serangannya. Serangga ini sering membuat masalah terutama sebagai
parasit yang mengambil makanan dari tanaman inangnya, dengan cara menusuk
floem atau permukaan daun bawah dengan mulut dan menghisap nutrisi di
dalamnya. Daerah yang terkena dapat memunculkan klorosis setempat. Lalat putih
juga menghasilkan sekresi/zat lengket yang disebut embun madu yang tertinggal
pada inang, biasanya menutupi permukaan daun bagian bawah. Embun ini dapat
menyebabkan pertumbuhan jamur jelaga, yang akhirnya akan mengurangi
kemampuan tanaman untuk menyerap cahaya. Alhasil pertumbuhan tanaman
menjadi terhambat, hasil panen rendah dan kualitas buruk. Hal ini juga

2
mensyaratkan bahwa tanaman dan hasil panen perlu dicuci untuk melenyapkan
embun sehingga menambah beban/biaya produksi bagi petani. Masalah berikutnya
adalah status sebagai vektor untuk penyakit tanaman.

1.2 Tujuan Umum Kegiatan Magang


Tujuan Umum Kegiatan Magang adalah:
a. Melatih mahasiswa di lapangan untuk aspek pertanian dan aspek
manajemen lingkungan yang tidak tercakup dalam perkuliahan.
b. Memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja
sektor pertanian yang relevan dengan profesi yang akan diembannya di
masyarakat.
c. Memberikan pengalaman bekerja mahasiswa di lingkungan profesional
atau agribisnis.
d. Memberikan keterampilan tambahan yang berguna untuk bekerja di masa
depan.
e. Mengenal secara langsung kondisi organisasi dan kegiatan utama dari
lembaga kerja pertanian dan berperan di dalamnya.
f. Mengembangkan sikap mental mahasiswa yang berorientasi dunia kerja
seperti menumbuhkan rasa percaya diri, tangguh, dinamis, disiplin,
bertanggungjawab dan mampu bermasyarakat.
g. Mengenal permasalahan yang dijumpai di lapangan dunia kerja, yang
mungkin dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian skripsi.

1.3 Tujuan Khusus Magang


Tujuan khusus dari kegiatan Magang yang dilakukan di PT. Misi Kasi
Toserba, Desa Noinbila, Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten TTS adalah :

a. Mengetahui aspek teknis dan tahapan dasar tindakan pengendalian kutu


kebul pada budidaya tanaman cabai varietas Pilar F1 yang dilakukan petani
di PT. Misi Kasi Toserba
b. Mengetahui proses pengendalian kutu kebul pada budidaya tanaman cabai
varietas Pilar F1 yang dilakukan petani di PT. Misi Kasi Toserba

3
1.4 Manfaat Magang

1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan dan sekaligus


melaksanakan serangkaian keterampilan yang sesuai dengan bidang
keahliannya.
2. Memperoleh kesempatan untuk memantapkan keterampilan dan
pengetahuannya sehingga kepercayaan dan kematangan dirinya meningkat.
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya
dengan cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakan
dalam bentuk kegiatan laporan.
4. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap kerja yang berkarakter.
5. Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan dalam kegiatan yang
sesungguhnya pada dunia usaha dan dunia industri.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM/PROFIL LEMBAGA TEMPAT KERJA MAGANG

PT. Misi Kasih Toserba terletak di Jalan Hayam Wuruk No. 22 Soe Kabupaten
Timor Tengah Selatan yang berdiri pada tanggal 7 Juni 2021. PT. Misi Kasih
Toserba merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha dan
perdagangan, selain itu juga bergerak di bidang pertanian seperti kegiatan
holtikultura dengan konsep Agro Eko Edu Wisata.

Lokasi pertanian holtikultura yang yang dimiliki PT. Misi Kasih Toserba
terletak di Dusun III Bisuaf, Desa Noinbila, Kecamatan Molo Selatan, dengan total
luasan adalah 10 Ha, yang baru dikelola adalah sekitar 3 Ha untuk kegiatan
holtikultura (penanaman sayur – sayuran), dan kegiatan pertanian ini baru
dilakukan pada bulan Maret 2022. Adapun kegiatan holtikultura yang dilakukan
oleh PT. Misi Kasih Toserba seperti:

1. Persiapan lahan
2. Pemilihan benih
3. Persemaian
4. Penanaman
5. Perawatan
6. Pengendalian HPT
7. Pemanenan
8. Pemasaran

Visi dan Misi PT. Misi Kasih Toserba:

Visi: Menjadi perusahaan Agro Eko Edu Wisata Terkemuka.

5
Misi:

1. Melakukan inovasi dan menyediakan layanan Agro Eko Edu Wisata bertaraf
internasional dengan menggunakan sumber daya lokal secara berkelanjutan
2. Meningkatkan nilai bisnis perusahaan secara berkelanjutan dan mendorong
kesejahteraan petani melalui kemitraan bisnis dan pendidikan berkelanjutan.

Makna Paradigma Visi

1) PT. Misi Kasih Toserba adalah perusahaan yang bergerak di bidang Agro Eko
Edu Wisata yang terus berkembang menjadi perusahaan terkemuka
2) Agro Eko Edu Wisata adalah bisnis perusahaan yang memadukan aktivitas
pertanian/peternakan, pariwisata, pendidikan dalam suatu inovasi pengelolaan
lingkungan yang berkelanjutan
3) Terkemuka memiliki makna bahwa perusahaan memiliki nilai karena mampu
berkembang dengan memberikan kontribusi pada upaya meningkatka
kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan layanan produk Agro Eko Edu
Wisata bertaraf internasional.

6
Misi Makna Operasional

1. Melakukan inovasi dan a. Melakukan inovasi memiliki makna


menyediakan layanan produk perusahaan memiliki berbagai
Agro Eko Edu Wisata bertaraf upaya kreatif, cerdas dan berstandar
internasional dengan untuk menghasilkan produk baru
menggunakan sumber daya lokal yang memiliki nilai bisnis.
secara berkelanjutan. b. Perusahaan dapat menyediakan
produk inovasi Agro Eko Edu
Wisata bertaraf internasional
dengan menggunakan sumber daya
lokal secara berkelanjutan.

2. Meningkatkan nilai bisnis a. Nilai bisnis perusahaan adalah


perusahaan secara berkelanjutan kemampuan perusahaan berkembang
yang mendorong kesejahteraan dengan memberikan kontribusi pada
petani melalui kemitraan bisnis upaya meningkatkan kesejahteraan
dan pendidikan berkelanjutan masyarakat dengan memberikan
layanan produk Agro Eko Edu
Wisata bertaraf inteenasional.
b. Kemampuan perusahaan berkembang
bermakna kemampuan perusahaan
untuk meningkatkan pendapatan
yang efisien
Tabel 2.1 : Makna Operasional Misi

7
Struktur Organisasi :

Direktur Dewan Komisaris

Wakil Direktur

Manajer
Manajer Pemasaran Manajer Produksi
Keuangan

Devisi Promosi,Humas dan


Devisi HRD Devisi R & D
Layanan Pelanggan

1) Dewan Komisaris: Pejabat yang ditunjuk atau dipilih untuk mengawasi seluruh
kegiatan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kebijakan dan pengelolaan
perusahaan.
2) Direktur: Pimpinan manajemen perusahaan yang ditunjuk dan ditugaskan
oleh Dewan Komisaris.
3) Wakil Direktur: Wakil pimpinan manejemen perusahaan yang ditunjuk dan
ditugaskan oleh Dewan Komisaris.
4) Manajer Pemasaran: Pimpinan yang ditunjuk direktur untuk menyusun
rencana strategis dan memimpin semua aktivitas pemasaran produk
perusahaan melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan sesuai tujuan
perusahaan.

8
5) Manajer Keuangan: Pimpinan yang ditunjuk direktur untuk mengatur
manajemen keuangan, membuat strategi keuangan dan investasi
pengaplikasiannya sesuai tujuan perusahaan.
6) Manajer Produksi: Pimpinan yang ditunjuk direktur untuk mengatur
manajemen produksi sehingga menghasilkan produk yang mampu
meningkatkan nilai perusahaan.
7) Devisi HRD: Unit yang ditugaskan membantu direktur dalam proses
rekrutmen, pelatihan dan pengembangan karyawan serta mengelola jaminan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan karyawan.
8) Devisi R & D: Unit yang ditugaskan membantu direktur melaksanakan
aktivitas inovasi berkelanjutan untuk mengembangkan produk yang
memperkuat nilai bisnis perusahaan.
9) Devisi Promosi, Humas dan Layanan Pelanggan: unit yang ditugaskan
membantu direktur dan manajer pemasaran dalam kegiatan penyusunan dan
pelaksanaan strategi promosi produk hubungan masyarakat dan pelayanan
pelanggan.

9
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Hama yang menyerang tanaman Cabai Varietas Pilar F1

1. Kutu Kebul (Bemissia tabaci)


Bemisia tabaci merupakan salah satu hama penting yang menyebabkan
kerusakan langsung dengan menghisap cairan tanaman.

Bemisia tabaci (Gennadius) merupakan salah satu spesies kutu kebul yang
berperan sebagai hama penting pada berbagai tanaman pertanian (Simala,
2009). Selain itu, B. Tabaci juga memiliki kemampuan sebagai vektor tomato
yellow leafcurl virus (TYLCV) yang umumnya menyerang pertanaman cabai
di Indonesia. Kerusakan akibat TYLCV pada pertanaman cabai dapat
menyebabkan kehilangan hasil panen 20% sampai 100% (Sudiono, 2003).

Kutu kebul (Bemisia tabaci) biasa disebut juga kutu putih, secara
internasional dikenal dengan silver leaf white fly, merupakan hama dari lalat
putih kutu kebul hama yang sangat sulit di atasi karena hama di lindungi oleh
lapisan tepung lilin yang tebal dan sulit di basahi. Tanaman inang yang
dipengaruhi oleh kutu kebul sangat beranekaragam mencakup tanaman
sayuran seperti: tomat, labu, mentimun, terong, okra, buncis dan kacang-
kacangan, brokoli, kembang kol, kubis, melon, kapas, wortel, ubi jalar, dan
sayuran lainnya. Tanaman hias pun tak luput dari serangan, seperti mawar,
poinsettia, krep murad, lantana, lili, dan lain-lain. tak luput dari serangannya.
Serangga ini sering membuat masalah terutama sebagai parasit yang
mengambil makanan dari tanaman inangnya, dengan cara menusuk floem atau
permukaan daun bawah dengan mulut dan menghisap nutrisi di dalamnya.
Daerah yang terkena dapat memunculkan klorosis setempat. Lalat putih juga

10
menghasilkan sekresi/zat lengket yang disebut embun madu yang tertinggal
pada inang, biasanya menutupi permukaan daun bagian bawah. Embun ini
dapat menyebabkan pertumbuhan jamur jelaga, yang akhirnya akan
mengurangi kemampuan tanaman untuk menyerap cahaya. Alhasil
pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, hasil panen rendah dan kualitas
buruk. Hal ini juga mensyaratkan bahwa tanaman dan hasil panen perlu dicuci
untuk melenyapkan embun sehingga menambah beban/biaya produksi bagi
petani. Masalah berikutnya adalah status sebagai vektor untuk penyakit
tanaman. Kutu kebul seringkali sebagai pengantar virus pembawa penyakit,
seperti virus mosaic kuning (yellow mosaic virus) atau virus gemini yang
menular dan merusak tanaman terutama daun. Virus vektor ini sering sekali
menyerang tanaman budidaya penting seperti tomat, selada, singkong, dan
lain-lain (Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan 2021 vol.4 (1): 22-26).

1) Klasifikasi Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.)


Ordo : Hemiptera
Famili : Aleyrodidae
Genus : Bemisia
Species : tabaci.
2) Biologi Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn)

Kutu kebul Bemisia tabaci Genn merupakan hama penting pada


tanaman cabai merah. Hama ini pertama kali ditemukan di Indonesia pada
tahun 1938 pada tanaman tembakau (Kalshoven 1981). Permasalahan
hama B. Tabaci tidak terbatas hanya di kawasan Indonesia saja, karena
hama ini juga menyerang berbagai tanaman di beberapa negara lain seperti
Australia, India, Sudan, Iran, El Savador, Mexico, Brazil, Turki, Israel,
Thailand, Arizona, California, Eropa, Jepang, dan USA.
Perkembangbiakan dan penyebaran hama tersebut sangat cepat, dalam
kurun waktu 1 tahun, hama tersebut dapat menghasilkan 15 generasi (Liu,
dkk, 2012).

11
Bemisia tabaci (Gennadius) digolongkan ke dalam ordo Hemiptera, sub
ordo Sternorrhyncha, super famili Aleyrodoidea, famili Aleyrodidae. B.
tabaci pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1938 pada tanaman
tembakau. Pada tahun 2001 B. tabaci telah menjadi hama utama terutama
pada berbagai jenis tanaman sayuran dan tersebar ke seluruh Pulau Jawa,
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, dan sejak awal tahun 2004 telah pula
menjadi hama penting di Bali (Kalshoven, 1981). Perkembangan B. tabaci
terdiri atas tiga stadia, yaitu dimulai dari telur, nimfa, dan imago.Telur B.
tabaci bentuknya lonjong (oval), warnanya putih bening ketika baru
diletakkan, kemudian kecokelatan menjelang menetas. Telur berdiameter
0,25 mm, dan biasanya diletakkan pada permukaan bawah daun. Jumlah
telur yang dihasilkan seekor betina mencapai 28 sampai 300 butir
tergantung pada tanaman inang dan suhu lingkungan (Hirano, dkk, 2002).

Nimfa instar satu (panjang + 0,223 mm, lebar + 0,131 mm) berbentuk
bulat panjang, berwarna hijau cerah, pada pinggir tubuhnya terdapat bulu -
bulu halus dan lapisan lilin yang tipis. Nimfa instar 1 yang baru keluar dari
telur aktif bergerak dan mengisap cairan makanan pada permukaan bawah
daun selama 1-2 hari, dan setelah mendapatkan tempat yang sesuai akan
menetap dan tidak bergerak lagi. Nimfa instar 2 (panjang + 0,283 mm,
lebar + 0,178 mm), nimfa instar 3 (panjang + 0,470 mm, lebar + 0,312
mm) dan nimfa instar 4 tidak bergerak, berwarna hijau gelap, tungkai
tereduksi, pada bagian dorsal terdapat tiga pasang duri. Perkembangan
nimfa secara keseluruhan berlangsung selama 12-15 hari pada suhu 28°-
32° C, dan 28 – 32 hari pada suhu 20° -24° C. Pada suhu lebih tinggi yaitu
30° -34° C periode perkembangan lebih cepat, dan sebaliknya menjadi
lebih lama apabila suhu mencapai 18°- 22° C (Ahsol, dkk, 2016).

Imago Bemissia tabaci berwarna kekuningan dan tubuhnya tertutup oleh


sekresi seperti tepung lilin yang berasal dari kelenjar lilin yang terletak
pada ruas abdomen pertama dan kedua pada imago jantan, sedangkan pada
imago betina terletak pada ruas abdomen ketiga dan keempat. Sayap depan

12
berwarna putih dan mempunyai pembuluh radial sektor yang bercabang
satu dan pembuluh kubitus lurus. Antena tujuh ruas dengan ruas terakhir
meruncing dan ditutupi oleh rambut - rambut yang halus. Mata majemuk
berkembang sempurna (Kalshoven, 1981). Seluruh siklus hidup kutu kebul
terjadi pada permukaan bagian bawah daun. Seperti kutu loncat, imago
kutu kebul bersayap penuh dengan sistem reproduksi secara seksual.
Menurut Ludji, (2011) imago kutu kebul B. tabaci cenderung bereproduksi
secara seksual dibandingkan secara parthenogenesis.Telur diletakkan oleh
imago di bawah permukaan daun, telur menempel pada permukaan daun
dengan bantuan struktur pedisel halus, dimana kelembapan telur diperoleh
dari jaringan daun melalui sistem kapilaritas. Beberapa spesies kutu kebul
meletakkan telur berpediselnya ke dalam stomata daun. Pada saat telur
menetas, nimfa instar pertama (crawler) bergerak mencari tempat yang
cocok untuk penyerapan makanan. Selama siklus pradewasa hanya nimfa
instar pertama yang memiliki tungkai untuk mencari tempat yang sesuai,
nimfa instar selanjutnya tidak memiliki tungkai sehingga tidak dapat
bergerak lagi walaupun keadaan makanan di daerah feeding site kian
memburuk. Nimfa kutu kebul mendapatkan makanan dengan cara
mengambil cairan makanan dari tanaman inang (Dreidstadt dkk, 2001).

Bemisia. tabaci bersifat polifag, sejumlah besar spesies tanaman


tahunan dan setahun yang telah dibudidayakan maupun yang belum
dibudidayakan sesuai untuk makan dan/atau reproduksi. B. tabaci
mempunyai kisaran inang lebih dari 600 spesies tanaman yang berasal dari
63 famili tanaman, dan sebanyak 50% spesies tanaman yang merupakan
inang kutu kebul berasal dari family Fabaceae, Asteraceae, Malvaceae,
Solanaceae dan Euphorbiaceae. Di antara famili tersebut 99% spesies
tanaman yang merupakan inang kutukebul adalah Fabaceae (Roshana dan
Cerruti, 2011).
Henridvale dkk. (2011) melaporkan kisaran inang B. tabaci yang
tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah di Indonesia tepatnya di
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta terdiri atas 22

13
spesies gulma dan lima spesies tanaman budidaya lainnya. Inang tersebut
meliputi 13 famili yaitu Amaranthaceae, Araceae, Asteraceae,
Brassicaceae, Capparidaceae, Convolvulaceae, Euphorbiaceae, Lamiaceae,
Oxalidaceae, Rubiaceae, Papilionaceae, Solanaceae, dan Sterculiaceae.

Famili Asteraceae dan Euphorbiaceae merupakan inang dengan populasi


B. tabaci paling banyak dibandingkan dengan famili lainnya. Gulma
A.conyzoides berperan sebagai inang B. tabaci, inang alternatif gemini
virus, dan reservoir parasitoid Eretmoceru ssp. Gulma Ageratum
conyzoides berperan sebagai inang B. tabaci dan inang alternatif gemini
virus.

3) Gejala serangan Bemissia tabaci

Gejala serangan Bemissia tabaci berupa bercak nekrotik dan klorosis


pada daun, yang disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat
serangan nimfa dan serangga dewasa. Dalam keadaan populasi tinggi,
serangan kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Embun
madu yang dikeluarkannya dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang
berwarna hitam, menyerang pada berbagai stadia tanaman. Populasi B.
tabaci meningkat sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Populasi
tertinggi biasanya terjadi pada akhir musim tanam (Yasarakinci, dan Hincal
1996).

Kerusakan yang diakibatkan dari B.tabaci secara langsung akibat dari


cairan sel daun dihisap oleh hama, daun menjadi klorosis dan gugur,
tanaman menjadi kerdil sehingga mengurangi pertumbuhan dan hasil,
kerusakan secara tidak langsung embun madu yang dikeluarkan oleh hama
dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam yang dapat
mengurangi laju proses fotosintesis. Selain itu, jamur jelaga yang
menyerang buah dapat menurunkan kualitas buah, dan B. Tabaci diketahui
mampu berperan sebagai vektor penting penyakit virus. Sampai saat ini

14
tercatat 100 jenis virus yang dapat ditularkan oleh B. tabaci, antara lain
gemini virus (virus kuning), closterovirus, nepoviruscarlavirus, potyvirus,
dan rod-shape DNA virus (Heather, dan Smith 2015).

Serangan kutu kebul memnyebabakan timbulnya bercak klorosis pada


daun tanaman yang terserang, dan daun akan mengecil dan mengeriting.
Jika tingkat serangan tinggi , daun akan menguning (Pracaya, 2008).

Pengendalian Hama Kutu kebul (Bemissia tabaci) pada cabai


(Capsiccum annumm L.) yaitu:

a) Pemanfaatan musuh alami, seperti predator, parasitoid dan


patogen serangga.
b) Predator yang diketahui efektif terhadap kutu kebul, antara lain
Menochiluss exmaculatus (mampu memangsa larva Bemissia
tabaci sebanyak 200 – 400 larva/hari), Coccinella septempunctata,
Scymnuss syriacus, Chrysoperla carnea, dll.
c) Parasitoid yang diketahui efektif menyerang B. Tabaci adalah
Encarciaadrianae (15 spesies), E. Tricolor, Eretmocerus corni (4
spesies), sedangkan jenis patogen yang menyerang B. Tabaci,
antara lain Bacillus thuringiensis, Paecilomyces farinorus dan
Eretmocerus sp.
d) Penggunaan perangkap kuning dapat dipadukan dengan
pengendalian secara fisik/mekanik dan penggunaan insektisida
secara selektif. Dengan cara tersebut populasi hama dapat ditekan
dan kerusakan yang ditimbulkannya dapat dicapai dalam waktu
yang relatif lebih cepat.
e) Sanitasi lingkungan
f) Tumpang sari antara cabai dengan Tagetes, penanaman jagung
disekitar tanaman cabai sebagai tanaman perangkap.
g) Sistem pergiliran tanaman (rotasi) dengan tanaman bukan inang,
seperti tanaman kentang dan mentimun.

15
h) Penggunaan pestisida selektif sebagai alternatif terakhir antara lain
Permethrin, Amitraz, Fenoxycarb, Imidacloprid, Bifenthrin,
Deltamethrin, Buprofezin, Endosulphan dan asefat.

2. Kumbang Epilachna varivestris Mulsant

Bentuk kumbang ini adalah elip, bewarna kuning pucat, telur di letakkan
secara berkelompok (20-50 per kelompok) di balik daun, jumlah telur sekitar
800 butir, setiap hari rata – rata 30 butir. Telur akan menetas menjadi larva
setelah 4-5 hari, larva berbentuk oval bewarna kuning. Panjang larva
mencapai 8 mm, dan menjadi pupa di balik daun. Kumbang dewasa berbentuk
oval dan panjang 6 mm-8 mm berwarna kuning kemerahan, sampai coklat
kekuning - kuningan dengan bercak hitam. Kerusakan yang ditimbulkan
adalah keringnya bagian tanaman yang di serang seperti daun, dan batang
(Pracaya, 2008).

3. Kutu Daun (Aphis craccivora Koch)

Berbentuk seperti buah pir, panjang sekitar 4 mm, lunak, pengisap cairan
berbagai macam tanaman. Memiliki mulut yang berfungsi sebagai penusuk.
Hidup bergerombolan pada daun, dan tunas muda. Berkembangbiak secara
seksual, dan aseksual. Terbagi menjadi 2, yaitu bersayap, dan tidak memiliki
sayap. Kerugian yang ditimbulkan pada tanaman adalah dapat membuat daun
menjadi rusak, dapat mengeluarkan embun madu yang mengandung
cendawan sehingga dapat mengganggu fotosintesis (Pracaya, 2008).

4. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Ciri- ciri ulat berwarna kelabu muda, coklat atau hitam. Bertelur di batang
tanaman atau di tanah dekat tanaman. Telur akan menjadi larva dalam 10-14

16
hari, larva akan makan daun tanaman selama 1-2 minggu, setelah itu akan
menetap di dalam tanah dekat tanaman. Ulat ini memakan tanaman yang
masih muda, menyerang akar, dan menyerang batang dengan
menggerogotinya. Ulat bersembunyi di lapisan tanah yang tidak begitu dalam,
ulat biasanya pada muncul pada malam hari (Pracaya, 2008).

5. Tungau (Tetranychus sp.)

Tungau ada yang berwarna merah, hijau, dan orange, kaki,dan mulut
berwarna putih. Tungau dewasa aktif pada siang hari. Jenis hama ini mengisap
cairan dari sel-sel diantaranya tulang daun. Sel-sel yang telah kosong di sisi
dengan udara sehingga tampak seperti bercak-bercak putih. Daun akan
menjadi kering dan tertutup oleh lapisan perak. Serangan yang hebat dapat
menyebabkan daun menjadi keriput. Serangan tungau paling berat biasanya
terjadi pada saat musim kemarau (Pracaya, 2008).

6. Thrips

Thrips dapat hidup di dataran rendah hingga ketinggian 2000 dpl. Thrips
berbentuk kecil, panjang 1 mm-2 mm, warnanya kuning sampai coklat tua
atau hitam, memiliki mulut penusuk, dan sayap yang berumbai. Thrips
menghisap cairan sel pada daun. Akibatnya warna daun akan menjadi coklat,
dan daun tidak dapat berfotosintesis sehingga menyebabkan daun mati
(Pracaya, 2008).

7. Lalat buah (Batrocera dorsalis)

Warna thoraks / dada lalat buah adalah abu – abu, kepala, dan abdomennya
bewarna coklat kemerah – merahan, terdapat pita kuning melintang pada
abdomen, memiliki sayap berbentuk datar dan transparan bila di betangkan 5-
7 mm dan panjang badannya 6-8 mm. Telur berwarna putih, berbentuk
memanjang dan runcing pada kedua ujungnya. Lalat betina menggunakan
ovipositornya (alat peletak telur) untuk menusuk kulit buah, dan memasukkan
telur 10-15 butir. Kulit buah yang berlubang tersebut akan mengeluarkan

17
getah yang mengundang lalat betina lain datang. Lalat buah berkembangbiak
dengan pesat saat musim kemarau (Pracaya, 2008).

Pengendalian lalat buah (Batrocera dorsalis) dilakukan dengan


pemusnahan buah terserang, pembungkusan buah, penggunaan perangkap
atraktan metil eugenol (ME) atau petrogenol sebanyak 1 ml/perangkap.
Jumlah perangkap yang dibutuhkan 40 buah/Ha. Perangkap dipasang pada
saat tanaman berumur 2 minggu sampai akhir panen dan atraktan diganti
setiap 2 minggu sekali, rotasi tanaman, pemanfaatan musuh alami antara lain
parasitoid larva dan pupa (Biosteressp, Opiussp), predator semut, Arachnidae
(laba – laba), Staphylinidae (kumbang) dan Dermatera (Cecopet).

3.2 Cabai Varietas Pilar F1 (Capsiccum annumm L.)

1. Klasifikasi Tanaman Cabai Merah Besar (Capsicum annuum L.)

Tanaman cabai tergolong dalam famili terung-terungan (Solanaceae) yang


tumbuh sebagai perdu atau semak. Cabai termasuk tanaman semusim atau
berumur pendek. Menurut Haryanto, (2018), dalam sistematika tumbuh-
tumbuhan cabai diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Tubiflorae (Solanales)
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L.

Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang


memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika
tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa
dan Asia termasuk negara Indonesia (Baharuddin, 2016). Tanaman cabai

18
banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat
20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya. Masyarakat pada
umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni cabai besar, cabai
keriting, cabai rawit dan paprika (Pratama, Swastika, Hidayat, dan Boga,
2017).

Cabai merupakan tanaman yang berasal dari bagian tropis dan subtropis
Benua Amerika, khususnya Kolombia, Amerika Selatan. Tanaman cabai
termasuk famili Solanaceae, genus Capsicum. Capsicum annuum L.
Merupakan salah satu spesies dari 20-30 spesies dalam genus yang sama.
Spesies ini paling banyak dibudidayakan dan penting secara ekonomi.
Berdasarkan karakter buahnya spesies Capsicum annuum L. digolongkan
dalam empat tipe, yaitu cabai besar, cabai kriting, cabai rawit (hijau), dan
paprika. Klasifikasi cabai merah adalah sebagai berikut: Famili ini terdiri
lebih kurang 75 marga (genus) dan 2000 jenis (spesies), ada yang berbentuk
tanaman pendek, tanaman semak perdu atau pohon kecil. daun cabai termasuk
daun tunggal sederhana, tetapi ada juga yang berlekuk dangkal sampai dalam,
dan ada juga yang berlekuk majemuk. Letak daun bergantian dan tidak
mempunyai daun penumpu. Tanaman ini banyak terdapat di daerah tropis
sampai di daerah sub tropik (Syukur, 2013).

Pada umumnya cabai merah dapat ditanam di dataran rendah sampai


pegunungan (dataran tinggi) ± 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak
terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman
cabai merah besar adalah 24 – 27º C, dan untuk pembentukan buah pada
kisaran 16 – 30º C. Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya
tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai merah besar. Untuk
mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai merah besar
menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik , tidak mudah-
becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah.
Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5-6.8 (Humaerah, 2015).

2. Morfologi Cabai Merah Besar (Capsicum annuum L.)

19
Bagian-bagian utama tanaman cabai meliputi bagian akar, batang, daun,
bunga dan buah. Penjelasan bagian-bagian tersebut sebagai berikut ;

1) Akar
Tanaman cabai mempunyai akar tunggang yang terdiri atas akar utama
(primer) dan akar lateral (sekunder). Akar lateral mengeluarkan serabut-
serabut akar yang disebut akar tersier. Akar tersier menembus kedalaman
tanah sampai 50 cm dan melebar sampai 45 cm. Rata-rata panjang akar
primer antara 35 cm sampai 50 cm dan akar lateral sekitar 35 sampai 45
cm (Pratama, dkk, 2017).

2) Batang
Batang cabai umumnya berwarna hijau tua, berkayu, bercabang lebar
dengan jumlah cabang yang banyak. Panjang batang berkisar antara 30 cm
sampai 37,5 cm dengan diameter 1,5 cm sampai 3 cm. Jumlah cabangnya
berkisar antara 7 sampai 15 per tanaman. Panjang cabang sekitar 5 cm
sampai 7 cm dengan diameter 0,5 cm sampai 1 cm. Pada daerah
percabangan terdapat tangkai daun. Ukuran tangkai daun ini sangat pendek
yakni hanya 2 cm sampai 5 cm (Pratama, dkk, 2017).
3) Daun
Daun cabai merupakan daun tunggal berwarna hijau sampai hijau tua
dengan helai daun yang bervariasi bentuknya antara lain deltoid, ovate atau
lanceolate (IPGRI, 1995). Daun muncul di tunas-tunas samping yang
berurutan di batang utama yang tersusun spiral (Pratama, dkk, 2017).
4) Bunga
Bunga cabai merupakan bunga tunggal dan muncul di bagian ujung ruas
tunas, mahkota bunga berwarna putih, kuning muda, kuning, ungu dengan
dasar putih, putih dengan dasar ungu, atau ungu tergantung dari varietas.
Bunga cabai berbentuk seperti bintang dengan kelopak seperti lonceng.
Alat kelamin jantan dan betina terletak di satu bunga sehingga tergolong

20
bunga sempurna. Posisi bunga cabai ada yang menggantung, horizontal,
dan tegak (Pratama, dkk, 2017).
5) Buah
Buah cabai memiliki plasenta sebagai tempat melekatnya biji. Plasenta
ini terdapat pada bagian dalam buah. Pada umumnya daging buah cabai
renyah dan ada pula yang lunak. Ukuran buah cabai beragam, mulai dari
pendek sampai panjang dengan ujung tumpul atau runcing (Pratama, dkk,
2017).
6) Biji

Biji cabai di dalam buah dan menempel di sepanjang plasenta.


Warnanya beragam, mulai dari putih hingga kuning jerami. Bagian
terluarnya merupakan lapisan keras. Biji inilah yang berperan dalam
menghasilkan bibit tanaman baru.

3. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Merah Besar (Capsiccum annumm L.)


Menurut Harpenas dan Dermawan (2010), beberapa kondisi ekologis yang
perlu dipenuhi untuk tanaman cabai adalah sebagai berikut:
1) Keadaan Iklim
Cabai dapat ditanam pada dataran rendah hingga daerah ketinggian
1.300 m dpl. Cabai membutuhkan iklim yang tidak selalu dingin dan tidak
pula terlalu lembab. Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur
25 – 30° C dan untuk pembentukan buah pada kisaran 16 – 23° C.
Lamanya penyinaran yang dibutuhkan tanaman cabai antara 10 – 12
jam/hari, intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis,
pembentukan bunga, pembentukan buah dan pemasakan buah. Suhu
optimal untuk pertumbuhan adalah 24 – 28° C. Suhu yang terlalu dingin
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, pembentukan bunga
kurang sempurna dan pemasakan buah lebih lama. Curah hujan yang sesuai
bagi pertumbuhan tanaman hingga akhir pertumbuhan berkisar antara 600
mm – 1.250 mm. Curah hujan yang terlalu rendah dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Sebaliknya curah hujan yang terlalu tinggi

21
menyebabkan kelembaban udara meningkat dan cenderung mendorong
pertumbuhan penyakit tanaman.
2) Tanah
Pada umumnya tanaman cabai cocok ditanam pada semua jenis tanah.
Tanah yang ideal bagi pertumbuhan cabai ialah tanah yang subur, gembur,
kaya bahan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing
(nematoda) dan penyakit menular.
3) Derajat Keasaman Tanah (pH)
Derajat keasaman tanah yang sesuai adalah berkisar antara pH 5 ,5 –
6,8 dengan pH optimum 6,0 – 6,5.

BAB IV

METODE PELAKSANAAN MAGANG

4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


1. Tempat Pelaksanaan: PT Misi Kasi Toserba, Desa Noinbila Dusun,
Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten TTS
2. Waktu Pelaksanaan: 5 Juli s/d 5 Agustus 2022

4.2 Alat dan Bahan


1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan magang adalah
kultivator, skop, pacul, parang, alat tulis, kamera handphone, selang air.
2. Bahan yang digunakan adalah benih, insektisida ulate, tali, tray semai,
patok dan meter

4.3 Metode Magang/KKP


a. Wawancara
Melakukan wawancara dengan pekerja yang ada di PT. Misi Kasi Toserba
mengenai proses pengendalian kutu kebul yang dilakukan pada budidaya
tanaman cabai varietas Pilar F1

22
b. Studi Pustaka
Mencari informasi yang berhubungan/berkaitan dengan materi yang
dilakukan di tempat magang melalui internet, dokumen – dokumen dan
literatur-literatur yang ada.
c. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap beberapa proses pembudidayaan dan
proses pengendalian hama pada tanaman holtikultura terutama tanaman
cabai varietas Pilar F1
d. Dokumentasi, dilakukan di lahan menggunakan kamera handphone pada
saat penulis melakukan kegiatan magang seperti pembuatan bedengan,
persemaian, penanaman, penyiraman, pemberian pupuk dan pengendalian
hama.

23
BAB V

HASIL KEGIATAN MAGANG DAN PEMBAHASAN

5.1 Kegiatan Umum Selama Magang


Kegiatan yang dilakukan penulis selama magang berlangsung di PT. Misi
Kasi Toserba Desa Noinbila, Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten TTS, adalah:

1. Pengolahan Lahan
Teknik pengolahan lahan yang dilakukan di PT. Misi Kasi Toserba adalah
pengolahan yang menggunakan peralatan sederhana dan peralatan modern
seperti cangkul, linggis, sekop, tali, patok, kultivator. Cara yang dilakukan
adalah tanah di olah terlebih dahulu menggunakan kultivator, setelah itu
dilakukan pengukuran bedengan dengan masing – masing bedengan
ukurannya adalah 1,25 m × 10 m. Setelah bedengan dilakukan selanjutnya
dilakukan pemberian pupuk dasar (kotoran ayam) di atas bedengan dengan
interval waktu 7 hari sebelum tanam. Selain pembuatan bedengan, metode
yang lain yang dilakukan adalah metode olah lubang.
2. Teknik Pemilihan Benih
Teknik pemilihan benih yang dilakukan di PT. Misi Kasi Toserba adalah
memilih benih unggul dengan melihat jenis benih, varietas benih dan
rekomendasi tempat sesuai dengan dataran. Teknik pemilihan benih sangat
diperlukan karena apabila kesalahan dalam pemilihan benih sangat
berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil yang di dapat.
3. Teknik Persemaian
Teknik persemaian di kebun PT. Misi Kasi Toserba dilakukan dengan
menggunakan media tanah dan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan
perbandingan 1:2 (1 ember kotoran ayam dan dua ember tanah) setelah media
dicampurkan langsung di masukkan pada tray semai dan setiap tray semai
dilubangi 1 lubang dan di masukkan setiap lubang diberikan 1 benih. Setelah
semua tray semai diisi dengan benih lalu disiram dan ditutupi dengan plastik
hitam selama 3 hari setelah itu di buka bertujuan untuk mempercepat

24
perkecambahan benih. Benih dipindahkan ke bedengan/lubang tanam dengan
umur semai 21 – 23 hari setelah semai (hss).

4. Penanaman/pemeliharaan
Gambar 5.1 : Persamaian Benih cabai

Penanaman dilakukan di bedengan atau lubang tanam setelah umur semai


21 – 23 hari setelah semai (hss), setelah penanaman dilakukan penyiraman
setiap pagi dan sore hari dengan air secukupnya.

Gambar 5.2 : Penanaman Bibit dan Penyiraman Cabai


5. Pemupukan

Proses pemupukan yang dilakukan di kebun PT Misi Kasi yaitu


pemupukan menggunakan pupuk urea dan NPK dengan takaran masing –
masing ½ gelas aqua yakni urea ½ dan NPK ½ aqua dicampurkan dengan air
sebanyak 40 liter. Pemupukan dilakukan setiap 1 minggu, 2 minggu dan 4
minggu setelah tanam. hal ini dilakukan setelah bibit cabai di pindahkan dari
tray persemaian ke bedengan atau lubang tanam.

25
6. Pemanenan
Cabe dipanen setelah berumur 75-85 setelah tanam. Proses pemanenan
dilakukan dalam beberapa kali, tergantung dengan jenis varietas, teknik
budidaya dan kondisi lahan. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-5 hari sekali,
disesuaikan dengan kondisi kematangan buah dan pasar.
7. Pemasaran
Penjualan dilakukan secara online (media sosial), di bawa ke pasar, dan ada
pembeli yang langsung ke kebun.

5.2 Kegiatan Khusus Selama Magang


Pada kegiatan khusus dilakukan pengamatan terhadap gejala serangan hama
kutu kebul dan pengendalian serangga kutu kebul yang terdapat pada tanaman
cabai varietas Pilar F1. Menurut pengamatan penulis, di lahan milik PT. Misi Kasi
Toserba, hama yang menyerang tanaman cabai varietas Pilar F1 yaitu kutu kebul
(Bemissia tabaci)

1. Gejala serangan
Pengamatan di lahan milik (PT. Misi Kasi Toserba) gejala serangan kutu
kebul pada cabai mengakibatkan daun cabai mengecil dan mengeriting
bahkan warna daun sampai menguning. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Pracaya, 2008) yang mengatakan serangan kutu kebul menyebabkan
timbulnya bercak klorosis pada daun tanaman yang terserang, dan daunnya
akan mengecil dan mengeriting. Jika tingkat serangan tinggi, daun akan
menguning (Pracaya, 2008).

Gambar 5.3 : Gejala Serangan Kutu Kebul pada Cabai

26
Gambar 5.4 : Pengamatan Gejala Serangan Kutu Kebul
2. Pengendalian

Pengendalian kutu kebul pada tanaman cabai varietas Pilar F1 di lahan


milik PT. Misi Kasi Toserba dilakukan secara fisik dan kimiawi:

1) Pengendalian Kimiawi

Pengendalian kimiawi yaitu dengan menggunakan pestisida jenis


insektisida ulate 550 SL.

Ulate 550 SL adalah insektisida dengan formulasi soluble liquid


yaitu formulasi berbentuk pekatan berwarna kuning kecoklatan yang
dapat diemulsikan dalam air, jika dicampur dengan air akan
membentuk larutan.

Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan. Insektisida ini


merupakan insektisida racun untuk hama yang bekerja dengan cara
kerja doubel, menggabungkan cara kerja sistemik dengan sistem
kontak. Insektisida ulate ini dapat mengendalikan hama spodoptera
exigua, ulat plutella xylostella, dapat juga diaplikasikan pada tanaman
padi, cabai, bawang merah, tomat, kacang hijau dan kubis.
Penyemprotan insektisida yang dilakukan di lahan milik PT. Misi Kasi
Toserba adalah dilakukan setiap 2 minggu sekali.

Spesisifikasi Ulate 550SL:

Jenis :Insektisida

27
Bahan aktif :Emamectin benzoate50 g/l + Dimehypo 500 g/l

Formulasi :SL (Soluble liquid)

Warna :Kuning kecoklatan

Cara kerja :Sistemik dan kontak

Bentuk fisik :Pekatan cair

Dosis dan cara penggunaan yang dilakukan di lahan milik PT. Misi
Kasi Toserba yaitu 2 tutup botol insektisida ulate dicampur dengan 14
liter air pada tengki sprayer, kemudian diaduk hingga produk tercampur
rata. Setelah itu aplikasikan pada bagian tanaman cabai yang terserang
hama. pengaplikasian dilakukan pada pagi dan sore hari. PT Misi Kasi
memilih insektisida ullate sebagai teknik pengendalian karena
insektisida ini mempunyai racun yang merekat. Perlu diperhatikan 2
minggu sebelum panen tidak boleh dilakukan penyemprotan.

Gambar 5.5 : Penyemprotan Insektisida Ulate 550SL


2) Pengendalian secara fisik
Pengendalian fisik yang dilakukan di lahan milik PT. Misi Kasih
Toserba yaitu, dengan membersihkan gulma disekitar area tanaman
cabai dan memangkas daun tanaman cabai yang sudah tua.
Tindakan ini dilakukuan untuk menekan populasi hama sehingga
kutu kebul tidak ada tempat bersembunyi dan tempat
perkembangbiakan.

28
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Kegiatan yang dilakukan di PT. Misi Kasih Toserba meliputi, teknik


pengolahan, teknik pemilihan benih, persemaian, penanaman/pemeliharaan,
pemupukan, pemanenan hingga pemasaran.

Pengamatan di lahan milik PT Misi Kasih Toserba gejala serangan kutu kebul
pada cabai mengakibatkan daun cabai mengecil dan mengeriting bahkan warna
daun sampai menguning.

Pengendalian hama kutu kebul pada tanaman cabai varietas Pilar F1 di kebun
PT. Misi Kasi Toserba yaitu dengan menggunakan pestisida jenis insektisida ulate
dengan takaran 2 tutup botol dicampur dengan 14 liter air kemudian diaplikasikan
ke tanaman cabai tersebut.

6.2 Saran
1. Disarankan utuk mengendalikan hama secara alami tanpa aplikasi
pestisida kimiawi, sebaiknya dilakukan sistem pergiliran tanaman (rotasi)
dengan tanaman bukan inang, seperti tanaman kentang dan mentimun.
2. Informasi mengenai PT Misi Kasi Toserba diperkenalkan atau
mengadakan pelatihan kepada masyarakat agar masyarakat juga tau cara
membudidayakan tanaman holtikultuta secara baik dan benar.

29
DAFTAR PUSTAKA

Agrinula : Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan2021 vol. 4 (1): 22-26 Dokumen


Kutu Kebul (Hemyptera : Aleyrodidae) pada Tanaman Hortikultura di
Wilayah Bogor (Halaman 74 – 125)

Haryanto, S. 2018. Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah pada Berbagai Metode
Irigasi dan Pemberian Pupuk Kandang di Wilayah Peisir Pantai, 2 (1), 247-
257

Humaera DA. 2015. Budidaya Tanaman Cabai Merah Besar (Capsicun annum L.)
pada berbagai wadah Tanam dengan pupuk Anorganik dan organik. Jurnal
Ilmiah Biologi. 1(2) : 69-57.

J. Hort. 18(1):55-61, 2008. Pengaruh Varietas dan Sistem Tanam Cabai Merah
terhadap Penekanan Populasi Hama Kutu Kebul.

J., dan Smith, H.A., (2015). Ubi Jalar Whitefly B Biotipe Bemisi tabaci
(Gennadius) (Insekta :Hemiptera ;Aleyrodidae).Entomologi dan
Departemen Nematologi, Florida

Kalshoven, L. G. E., (1981). The PestofCrops in Indonesia. RevisedandTranslated


By P.A. Van derlaan. Jakarta: PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve

Nenet Susniahti, Ir., MS, H. Sumeno, Ir., MS.Sudarjat, Ir., MP, 2005. Bahan Ajar
Ilmu Hama Tumbuhan. Universitas Padjadjaran Bandung Fakultas
Pertanian Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan

Pracaya ,2008, Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik,


Kanisius, Yogyakarta.

Sebaran populasi dan kepadatan Pentalonia nigronervosa (Hemiptera:


Aphididae) di dalam hamparan pisang: pengaruh umur dan tinggi tanaman
terhadap pengelolaan Cerruti RR Hooks dkk. Jurnal Ekon. Entomologi.2011
Juni.

30
Simala. (2009). Spesies kutu kebul (Hemiptera: Aleyrodidae) tercatat pada impor
tanaman hias di kroasia. Dalam prosiding Simposium Internasional ke-9
tentang perlindungan tumbuhan (hlm. 389-396). Kroasia Perlindungan
Tanaman

Sudiono. (2003). Deteksi syntomology dan teknik PCR virus gemini asal tanaman
tomat. Jurnal Agritek, 11 (4), 537-544.

Yasarakinci. N dan P. Hincal. 1996. Pertumbuhan Populasi Hama dan


Manfaatnya di Terawangan Plastik Mentimun di Wilayah Izmir di Turki

https://adoc.pub/queue/iii-pengaruh-tanaman-pembatas-pinggir-di-pertanaman-
cabai-me .html

Ludji, (2011). Dokumen Tinjauan Pustaka Taksonomi Biologi.

31
LAMPIRAN

Jadwal Kegiatan Magang:

No Hari / Tanggal Jenis kegiatan Waktu kegiatan


Penyerahan mahasiswa
magang oleh dosen kepada 08:00 – 12:00
1 Selasa 5 Juli 2022
pimpinan lokasi PT. Misi 14:30 – 17:00
Kasih Toserba
Pembersihan lahan dan
pembuatan bedengan serta
08:00 – 12:00
2 Rabu 6 Juli 2022 penyiraman semua jenis
14:30 – 17:00
tanaman holtikultura di PT.
Misi Kasih Toserba
Persiapan bimbingan Bapak
Gubernur di PT. Misi Kasih
08:00 – 12:00
3 Kamis 7 Juli 2022 Toserba dalam tema “AGRO
14:30 – 17:00
EDU WISATA
ENTERPRENEUNSHIP
Pembersihan bedengan
08:00 – 12:00
4 Jumat 8 Juli 2022 tanaman tomat dan tanaman
14:30 – 17:00
cabai
Pemberian pupuk pada
tanaman holtikultura,
penanaman bibit Lombok, 08:00 – 12:00
5 Sabtu 9 Juli 2022
persemaian pakcoy dan 14:30 – 17:00
pembuatan lubang tanam
untuk tanaman melon
Minggu 10 Juli Penyiraman semua jenis
6 14:30 – 17:00
2022 holtikultura

32
Pembuatan ajir tanaman
mentimun, penyemprotan
racun ulate dan penyiraman 08:00 – 12:00
7 Senin 11 Juli 2022
pada tanaman kol, selada, 14:30 – 17:00
petcay, dan pengolahan lahan
menggunakan cultivator
Lanjutan pembutan ajir,
pembuatan lubang tanam
Selasa 12 Juli untuk penanaman tanaman 08:00 – 12:00
8
2022 papaya, mentimun, cabai dan 14:30 – 17:00
persemaian benih pakcoy dan
selada pada try semai
Pembuatan ajir untuk
08:00 – 12:00
tanaman kacang panjang dan
9 Rabu 13 Juli 2022 14:30 – 17:00
pembuatan lubang untuk
tanaman cabai
Lanjutan pembuatan ajir
untuk tanaman kacang
panjang.
Pembuatan lubang pada
Kamis 14 Juli bedengan untuk tanaman 08:00 – 12:00
10
2022 petcay. 14:30 – 17:00
Penyiraman pupuk pada
lubang tanam cabai.
Pembersihan gulma pada
bedengan cabai
Pembersihan lahan dan
08:00 – 12:00
11 Jumat 15 Juli 2022 pembuatan bedengan di blok
14:30 – 17:00
4
12 Sabtu 16 Juli 2022 Lanjutan pembuatan 08:00 – 12:00

33
bedengan di blok 4 14:30 – 17:00
Penyiraman semua jenis
Minggu 17 Juli holtikultura dan pelatihan 08:00 – 12:00
13
2022 pertanian serta pengenalan 14:30 – 17:00
lingkungan
Lanjutan pembuatan 08:00 – 12:00
14 Senin 18 Juli 2022
bedengan di area blok 4 14:00 – 17:00
Pemotongan kayu ajir dan
Selasa 19 Juli pemasangan ajir di bedengan 08:00 – 12:00
15
2022 untuk tanaman cabai di blok 14:30 – 17:00
2
Lanjutan pembuatan ajir
08:00 – 12:00
16 Rabu 20 Juli 2022 untuk tanaman cabai di blok
14:30 – 17:00
2
Penggemburan tanah pada
bedengan yang akan di
tanami tomat.
Pemberian pupuk NPK dan
pupuk urea pada tanaman
wortel, buncis, kacang
Kamis 21 Juli 08:00 – 12:00
17 panjang, pare, petcay, kol
2022 14:30 – 17:00
dan baby kalian.
Penggemburan tanah untuk
tanaman buncis.
Pembuatan ajir dan
pemasangan ajir untuk
tanaman tomat.
18 Jumat 22 Juli 2022 Lanjutan pembuatan ajir 08:00 – 12:00
untuk tanaman tomat. 14:30 – 17:00
Penyemprotan pupuk.

34
Penanaman benih mentimun
dipolibek.
Kegiatan studi banding di
lokasi Jeruk Keprok Soe. 08:00 – 12:00
19 Sabtu 23 Juli 2022
Penyiraman semua jenis 14:30 – 17:00
holtikultura.
Penyiraman semua jenis
Minggu 24 Juli
20 holtikultura. 14:30 – 17:00
2022
Penggemburan bedengan
Pembersihan gulma dan
penggemburan bedengan
08:00 – 12:00
21 Senin 25 Juli 2022 tanaman cabai di blok 2.
14:30 – 17:00
Penyiraman semua jenis
holtikultura.
Pembersihan gulma di blok
2.
Selasa 26 Juli Pembuatan lubang tanam 08:00 – 12:00
22
2022 diblok 1. 14:30 – 17:00
Penyiraman semua jenis
tanaman holtikultura.
Perapian bedengan dan
08:00 – 12:00
23 Rabu 27 Juli 2022 pengikatan ajir untuk
14:30 – 17:00
tanaman tomat
Pengikatan ajir untuk baby
kailan.
Kamis 28 Juli Pembersihan gulma. 08:00 – 12:00
24
2022 Pemotongan kayu ajir. 14:30 – 17:00
Penyiraman semua jenis
holtikultura.
25 Jumat 29 Juli 2022 Pemotongan ajir untuk 08:00 – 12:00
mentimun di blok 1 bekas

35
tanaman brokoli.
Penyiraman semua jenis 14:30 – 17:00
tanaman brokoli
Kegiatan study banding
bersama teman – teman
magang dari jeruk keprok.
Lanjutan pembuatan ajir 08:00 – 12:00
26 Sabtu 30 Juli 2022
untuk tanaman mentimun dan 14:30 – 17:00
pare.
Penyiraman semua jenis
holtikultura.
Minggu 31 Juli Penyiraman semua jenis
27 14:30 – 17:00
2022 holtikultura.
Lanjutan pembuatan ajir pada
Senin 1 Agustus tanaman cabai. 08:00 – 12:00
28
2022 Penyiraman semua jenis 14:30 – 17:00
tanaman holtikultura.
Pembersihan gulma pada
Selasa 2 Agustus bedengan cabai di blok 1. 08:00 – 12:00
29
2022 Penyiraman semua jenis 14:30 – 17:00
holtikultura
Lanjutan pembersihan gulma
pada tanaman cabai di blok
Rabu 3 Agustus 08:00 – 12:00
30 1.
2022 14:30 – 17:00
Penyiraman semua jenis
holtikultura.
Kamis 4 Agustus Penyiraman tanaman cabai di
31 08:00 – 12:00
2022 blok 2
Jumat 5 Agustus Penarikan kembali
32
2022 mahasiswa magang

36
Gambar 1 : Persemaian Benih Cabai Gambar 2 : Merapikan Bedengan

Gambar 3 : Pemberian Materi kepada Siswa SMTK

37
Gambar 5 : Pembuatan Bedengan

Gambar 4 : Pembuatan Ajir Pada Bedengan

Gambar 7 : Pembuatan Lubang Tanam

Gambar 6 : Penyemprotan Tanaman Selada

38

Anda mungkin juga menyukai