Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1 (PKL 1)


DESA NGRECO KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO
PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh
DWI PUTRI AULIA FIRDAUSI
NIRM 05.1.4.16.0681

KEMENTRIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAL LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1 (PKL 1)


PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PENYULUHAN
DESA NGRECO KECAMATAN WERU
KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh :
DWI PUTRI AULIA FIRDAUSI
05.1.4.16.0681

Menyetujui :
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ir. Totok Svenek Munanto, MP Ir. Koeswini Tri Ariani, MS


NIP. 195707201986031002 NIP. 195508101985032004

Mengetahui
Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian
STPP Magelang

R. Hermawan, SP, MP
NIP 197111101999031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis aturkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan

rahmat dan karunia-Nya, Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) I dapat di

selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam penulisan Laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan

bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Ir. Ali Rachman, M.Si selaku ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian

(STPP) Magelang.

2. R. Hermawan, SP., MP selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian,

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang.

3. Ir. Totok Sevenek Munanto, MP dan Ir. Koeswini Tri Ariani, MS selaku

dosen pembimbing internal

4. Sri Suhana, S.TP selaku pembimbing eksternal.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari, penulisan proposal ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik

dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan apabila terdapat hal-

hal yang semestinya diperbaiki. Semoga Proposal Praktik ini dapat bermanfaat

umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.

Yogyakartata, Agustus 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Tujuan ....................................................................................................... 3

C. Manfaat ..................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5

BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................. 18

A. Waktu dan tempat ................................................................................... 18

B. Materi kegiatan ....................................................................................... 19

C. Prosedur Pelaksanaan ............................................................................. 19

BAB IV HASIL PELAKSANAAN ...................................................................... 25

A. Gambaran Umum ................................................................................... 25

B. HASIL KEGIATAN ............................................................................... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81

LAMPIRAN .......................................................................................................... 83

ii
DAFTAR TABEL

Tebel 1. Pelaksanaan Kegiatan PKL 1……………………………………..18

Tabel 2. Materi Kegiatan PKL 1…………………………………………...19

Tabel 3. Penggunaan Lahan Desa Ngreco…………………………………. 25

Tabel 4. Karakteristik Tanah Dan Iklim…………………………………. 26

Tabel 5. Rata-Rata Curah Hujan…………………………………………. 26

Tabel 6. Produktivitas Tanaman Pangan………………………………….. 27

Tabel 7. Kelembagaan Kelompok Tani……………………………………. 27

Tabel 8. Jumlah Pendduk Menurut Jenis Kelamin………………………… 27

Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan…………………………… 27

Tabel 10. Lembaga Tingkat Desa Dan Kecamatan………………………. 28

Tabel 11. Potensi Dan Masalah Bersdasarkan Sketsa Sumber Daya……... 31

Tabel 12. Potensi Dan Masalah Berdasarkan Peta Transek………………... 33

Tabel 13. Kalender Musim…………………………………………………39

Tabel 14. Potensi Dan Masalah Berdasarkan Kalender Musim…………… 42

Tabel 15. Bagan Kecenderungan…………………………………………. 43

Tabel16. Potensi Dan Masalah Berdasarkan Bagan Kecenderungan……… 45

Tabel 17. Potensi Dan Masalah Berdasarkan Diagram Venn……………… 49

Tabel 18. Rekapitulasi Profil Keluarga……………………………………. 51

Tabel 19. Rekapitulasi Penggunaan Lahan………………………………… 52

Tabel 20. Rekapitulasi Cita-Cita, Masalah Dan Kegiatan………………… 53

Tabel 21. Rekapitulasi Potensi Dan Masalah Berdasarkan RAK ……….... 53

iii
Tabel 22. Akumulasi Potensi Dan Masalah……………………………….. 57

Tabel 23. Matrik Kegiatan Kelompok Tani Dadi Subur………………….. 67

Tabel 24. Matrik Kegiatan Penyuluhan Desa Berdasarkan RKPD…………69

Tabel 25. Daftar Alat Bantu……………………………………………….. 70

Tabel 26. Tabel Impact Point Atau Scoring……………………………...... 73

Tabel 27. Daftar Media Penyuluhan……………………………………… 77

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sketsa sumber daya…………………………………………… 31

Gambar 2. Peta transek…………………………………………………… 35

Gambar 3. Diagram venn………………………………………………… 47

Gambar 4. Peta desa……………………………………………………… 61

Gambar 6. Sketsa usaha tani………………………………………………. 63

v
DAFTAR LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku

utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup

(Setneg, 2006).

Adapun tugas pokok Penyuluh Pertanian yang tertera dalam

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/02/MENPAN/2/2008 adalah melakukan kegiatan persiapan

penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian evaluasi dan

pelaporan, serta pengembangan penyuluhan pertanian (Kementan, 2008).

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian sebagai penyelenggara

pendidikan tinggi bidang penyuluhan pertanian di lingkungan

Kementerian Pertanian bertujuan menghasilkan Penyuluh Pertanian Ahli

dan Praktisi Agribisnis yang akan bermitra dengan pelaku utama dan

pelaku usaha.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu program yang

wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa. PKL bertujuan agar

1
mahasiswa dapat mengetahui secara langsung pelaksanaan sistem

penyuluhan dimasyarakat.

Identifikasi masalah dan potensi desa adalah cara untuk memahami

dan menilai masalah pembangunan dan kondisi desa. Metode untuk

memahami secara partisipatif kondisi pedesaan dan masalah pembangunan

pertanian serta upaya antisipasi yang dibutuhkan, dengan

memperhitungkan kendala dan seluruh potensi sumber daya yang tersedia.

PRA (Participatory Rural Appraisal) merupakan suatu metode dalam

menggali informasi dengan melibatkan sumber informasi (masyarakat

tani) secara aktif. PRA sangat penting dilakukan sebelum suatu progam

dilaksanakan, supaya program tersebut sesuai dengan wilayah dan harapan

masyarakat tani.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang

Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ( SP3K ) pada

Bab VII Pasal 23 menyebutkan bahwa Programa penyuluhan dimaksudkan

untuk memberikan arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan

penyelenggaraan penyuluhan.

Programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhan

desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan,

programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi, dan

programa penyuluhan nasional, yang disusun dengan memperhatikan

keterpaduan, dan kesinergian programa pada setiap tingkatan sebagaimana

tersebut diatas. Sedangkan keterpaduan dimaksudkan bahwa programa

2
penyuluhan pertanian disusun dengan memperhatikan programa

penyuluhan tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi

dan tingkat nasional, kalau kesinergian dimaksudkan bahwa programa

penyuluhan pertanian pada tiap tingkatan mempunyai hubungan yang

bersifat saling mendukung, sehingga semua programa penyuluhan

pertanian selaras dan tidak bertentangan antara programa penyuluhan

pertanian dalam berbagai tingkatan

B. Tujuan

Kegiatan PKL I bertujuan untuk memberi bekal kepada

Mahasiswa agar memiliki kompetensi Penyuluh Pertanian yang

profesional, meliputi aspek:

1. Pengetahuan :

 Menganalisis permasalahan pada kelompok tani/gabungan

kelompok tani, dan meningkatkan kemampuan dalam

merencanakan kegiatan penyuluhan.

2. Keterampilan :

 Merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan

secara partisipatif.

 Menetapkan materi penyuluhan berdasar RKTP.

 Menyusun Programa Penyuluhan pertanian tingkat desa.

3. Sikap :

 menumbuhkan jiwa Penyuluh Profesional.

3
C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa:

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menetapkan

prioritas permasalahan pada kelompok tani/gabungan kelompok

tani.

b. Meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam perencanaan dan

penyusunan materi penyuluhan pertanian partisipatif.

c. Memberikan ketrampilan dan pengetahuan mengenai penyusunan

RKTP dan Programa tingkat desa.

d. Meningkatkan kemampuan menganalisis masalah, potensi dan

tujuan penyuluhan pertanian di wilayah desa.

e. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam merencanakan dan

melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian bagi pelaku utama

dan pelaku usaha, serta menyusun instrumen penyuluhan;

f. Mewujudkan jiwa Penyuluh profesional.

g. Pedoman dalam pelaksanaan PKL II.

2. Bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah, petani dan Stakeholder

adalah :

a. membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan yang dilakukan instansi

pelaku utama dan usaha.

b. Memberikan opsi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi

pelaku utama/usaha.

c. Menyajikan data potensi yang dimiliki di wilayah kerja PKL 1

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan yang berada

di luar sekolah yang dikhususkan untuk keluarga tani yag tinggal di pedesaan,

tujuannya adalah untuk menambah wawasan pertanian dan memeberikan solusi

atas masalah-masalah yang sering terjadi di lapangan (Soekandar : 1978).

Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta

pelaku usaha di sektor pertanian baik itu berupa teknologi, permodalan, informasi

pasar dan lain sebagainya yang berguna untuk meningkatkan produktifitas dan

kesejahteraannya (Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006).

Sedangkan arti penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan untuk

masyarakat pedesaan yang bersifat non formal yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan para petani dan keluarganya (Abdul : 2001).

Tujuan dari penyuluhan pertanian dapat dijabarkan menjadi dua, yaitu :

1. Tujuan jangka pendek yang diharapkan dapat menumbuhkan perubahan-

perubahan positif didaam diri petani dengan adanya peningkatan

pengetahuan, kecakapan, kemampuan dan kemandirian yang memberi mereka

inisiatif untuk kemajuan usaha atau kegiatan pertanian.

2. Tujuan jangka panjang yang diharapkan mampu untuk memperbaiki taraf

hidup petani dan menambah kesejahteraan hidup mereka.

5
A. Identifikasi Potensi Wilayah

Identifikasi Potensi Wilayah atau IPW merupakan penggalian data-

data potensi wilayah terkait dengan data-data sumber daya di desa dan data-

data pendukung yang ikut memberikan andil dalam pengelolaan usahatani.

Data-data yang ada di desa terdiri dari sumberdaya alam, sumberdaya buatan

dan sumberdaya manusia sebagai pelaku utama dalam mengelola usahatani.

Sedangkan data-data pendukung pengelolaan ushatani terdiri dari data-data

monografi desa, penerapan teknologi budidaya yang biasa dilakukan petani,

komoditi pertanian yang dikelola petani.

Dalam melakukan penggalian data potensi IPW menggunakan metode

PRA (Partisipatif Rural Apprasial) sebagaimana tuntutan Permentan Nomor

25 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan

Pertanian. Penggalian data IPW dengan metode PRA dilakukan oleh petani

dan difasilitasi Penyuluh Pertanian yang bertanggung jawab di wilayah

desa/kelurahan yang dikemas dalam pengkajian desa.

Hasil daripada Identifikasi Potensi Wilayah tersebut dapat ditampilkan

dalam beberapa bentuk berikut.

1. Sketsa/Peta Desa

Sketsa desa adalah gambaran desa secara kasar atau secara umum

mengenai keadaan sumber daya fisik (alam maupun buatan). Sketsa desa

berguna untuk mengetahui kondisi potensi desa dan masalah yang ada di

wiliyaha desa serta menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan

6
RUK dan RKD. Data yang didapatkan berupa sumberdaya alam yang

dimiliki desa, tata guna lahan, batas wilayah desa, sebaran perumahan,

sebaran penduduk, keragaman jenis vegetatif, akses dan control terhadap

sumberdaya yang ada di desa serta penerapan teknolgi di wilayah desa.

2. Bagan Pola Usaha

Melakukan identifikasi berbagai jenis usaha yang menjadi sumber

pendapatan utama keluarga tani serta kegiatan masing-masing jenis usaha

mulai awal hingga akhir.

3. Diagram Venn/Bagan Kelembagaan

Diagram venn atau bagan kelembagaan dibuat untuk mengetahui

hubungan kelembagaan pendukung pengelolaan usaha tani serta

pengaruh, kedekatan dan manfaat kelembagaan formal atau non formal

dengan msyarakat. Diagram venn berisi data mengenai jenis

kelembagaan, peranan dan hubungan dengan masyarakat serta akses dan

control L/P terhadap kelembagaan.

4. Peta Transek

Transek dibuat berdasarkan sumberdaya untuk mengertahui potensi

suatu wilayah lengkap dengan informasi ekosistem yang ada dalam

bentuk gambar irisan melintang atau permukaan bumi dari wilayah

tertentu. Bagan transek berisi informasi mengenai topografi dan

kemiringan lahan, keragaman vegetasi, penerapan teknologi, peranan

teknologi, sumber air dan aliran air serta pelaku usahatani.

5. Kalender Musim

7
Kalender musim merupakan hasil penggambaran pengumpulan dan

analisis data kegiatan musiman masyarakat untuk menentukan pola dan

kecenderungan keadaan dan kegiatan sepanjang tahun tentang hujan,

kegiatan usahatani, pendapatan dan pengeluaran, ketersediaan pangan,

hama dan penyakit, dan lain sebagainya.

6. Identifikasi Kecenderungan Perkembangan Pertanian dan Kearifan Lokal

Bagan kecendurungan untuk mengetahui data perubahan dan

kecenderungan kegiatan pertanian sebagai dasar penyusunan profil

usahatani

7. Bagan Kecenderungan dan Perubahan

Bagan kecenderungan dan perubahan menggambarkan perubahan-

perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan masyarakat dari

waktu ke waktu, dimana besarnya perubahan dan hal-hal yang diamati

dapat berarti berkurang, tetap atau bertambah.

8. Profil Keluarga dan Rencana Agribisnis Keluarga

Profil keluarga merupakan informasi tentang keadaan sosial

ekonomi keluarga mencakup nama anggota, tingkat pendidikan, umur,

jenis kelamin keadaan sumberdaya alam keluarga, kegiatan /jadwal

agribisnis keluarga (kalender musiman), masalah yang dihadapi, potensi

yang dimiliki dan keinginan keluarga dalam upaya memperbaiki usaha

keluarga untuk meningkatkan pendapatan.

Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi profil keluarga ini

adalah metode partisipatif Pengumpulan dan analisis data menggunakan

8
teknik sketsa usahatani dan teknik penyusunan bagan kalender musim,

teknik pembuatan bagan kegiatan harian.

B. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian

Programa Penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara

sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali

pecapaian penyuluhan (Permentan Nomor 25 Tahun 2009).

Programa penyuluhan tingkat desa merupakan rencana kegiatan

masyarakat desa yang akan dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan

usahatani keluarga dan kegiatan kelompok, yang memiliki jangka waktu

setahun.

Tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan Tingkat Desa yaitu :

1. Perumusan Keadaan, yang berisi tentang data potensi wilayah,

produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, perilaku/tingkat

kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha, kebutuhan pelaku utama

dan pelaku usaha yang tertuang dalam RDK dan RDKK.

2. Penetapan Tujuan,yang merupakan perumusan keadaan yang hendak

dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Tujuan dituangkan dalam

bentuk kalimat-kalimat perubahan perilaku pelaku utama dan pelaku

usaha yang hendak dicapai. Tujuan tersebut merupakan bentuk sinergi

antara keinginan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha,

kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha serta pemerintah.

9
3. Penetapan Masalah,merupakan perumusan faktor-faktor yang dapat

menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Prioritas pemecahan masalah bisa

ditentukan berdasarkan apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas

pelaku utama dan pelaku usaha dan organisasi petani, apakah masalah

tersebut erat hubungannya dengan program pembangunan pertanian yang

sedang berlangsung di wilayah yang bersangkutan, dan apakah

kemampuan (biaya, tenaga, peralatan, dsb) tersedia untuk pemecahan

masalah tersebut.

4. Penetapan Rencana Kegiatan untuk mencapai tujuan,yaitu penetapan

rencana kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai.

Ada dua rencana yang harus disusun, yaitu (a) Rencana Kegiatan

Penyuluhan (Form 1 pada lampiran 3), dan (b) Rencana Kegiatan

Mengikhtiarkan pelayanan dan pengaturan (Form 2 pada lampiran 3).

5. Rencana Monitoring dan Evaluasi,yang disusun oleh penyuluh pertanian

bersama pelaku utama dan pelaku usaha. Rencana Monitoring dan

Evaluasi meliputi:

 Penetapan indikator dan ukuran keberhasilan program

 Penyusunan instrumen monitoring dan evaluasi.

 Penetapan jadual monitoring dan evaluasi.

6. Revisi (Penyempurnaan) Program Penyuluhan

10
C. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

47/Permentan/SM.010/9/2016, Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah

jadwal kegiatan yang disusun oleh penyuluh berdasarkan programa

penyuluhan setempat yang dilengkapi dengan hal-hal yang dianggap perlu

untuk berinteraksi dengan pelaku utama dan pelaku usaha.

RKTP yang dibuat oleh seorang penyuluh pertanian juga dapat

membuat kegiatan dalam programa penyuluhan BPP dan programa

penyuluhan kabupaten/kota, apabila ada dua kegiatan dari kedua program

tersebut yang di alokasikan sesuai RKTP yang bersangkutan.

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian tersebut dituangkan

dalam bentuk matriks, yang berisi tujuan, masalah, sasaran, kegiatan/metode,

materi, volume, lokasi waktu, sumber biaya, pelaksana dan penangung jawab.

Tujuan penyusunan RKTP adalah untuk :

1. Dasar pelaksanaan kegiatan penyuluhan pada tahun sedang berjalan atau

tahun yang bersangkutan.

2. Alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi dalam pelaksanaan evaluasi

pencapaian kinerja penyuluh pertanian yang bersangkutan.

3. Indikator keberhasilan seorang Penyuluh Pertanian. Dalam menetapkan

keberhasilan seorang penyuluh pertanian digunakan 9 tolok ukur

keberhasilan seperti berikut :

a. Tersusunnya programa penyuluhan pertanian

b. Tersusunya rencana kerja tahunan penyuluh pertanian

11
c. Tersusunnya data peta wilayah untuk pengembangan teknologi

spesifik lokasi

d. Terdesiminasinya teknologi pertanian secara merata.

e. Tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama

dan pelaku usaha

f. Terwujudnya kemitraan usaha pelaku utama dan pelaku usaha yang

menguntungkan

g. Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha kelembaga

keuangan, informasi dan sarana produksi.

h. Meningkatnya produktivitas agribisnis komoditas unggulan

diwilayahnya.

i. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama.

RKTP dituangkan dalam bentuk matriks, yang berisi tujuan, masalah,

sasaran, kegiatan/metode, materi, volume, lokasi waktu, sumber biaya,

pelaksana dan penanggung jawab.

1. Penetapan tujuan RKTP adalah perumusan keadaan yang hendak

2. dicapai dalam waktu satu tahun. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang

menggambarkan perubahan perilaku dari pelaku utama dan pelaku usaha

yang ingin dicapai.

3. Masalah adalah faktor-faktor yang menyebabkan belum tercapainya

tujuan RKTP baik yang bersifat perilaku maupun non prilaku.

12
4. Sasaran dalam RKTP adalah pelaku utama dan pelaku usaha ditingkat

desa/kelurahan. Penetapan sasaran perlu dilakukan berdasarkan hasil

analisis gender yang dilakukan terhadap pelaku utama dan pelaku usaha

pertanian tingkat rumah tangga petani dan masyarakat pedesaan pada

umumnya.

5. Kegiatan penyuluhan meliputi materi, metode, volume, lokasi, waktu,

sumber biaya, penanggung jawab dan pelaksana

 Materi meliputi informasi teknologi pertanian yang menjadi pesan

bagi sasaran yang bersifat teknis, ekonomis maupun sosial.

 Metode berupa kegiatan atau metode penyuluhan yang dapat

memecahkan masalah untuk mencapai tujuan.

 Volume adalah jumlah dan frekuensi kegiatan yang akan dilakukan

agar sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang

disampaikan melalui kegiatan/metode penyuluhan agar terjadi

perubahan perilaku pada sasaran.

 Waktu adalah waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan

yang tercantum dalam RKTP.

 Sumber biaya menjelaskan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk

melaksanakan kegiatan penyuluhan yang telah ditetapkan serta

sumbernya.

 Penanggung jawab menjelaskan siapa penanggung jawab

pelaksanaan kegiatan penyuluhan jika terjadi hal yang tidak

diinginkan dapat dengan jelas diminta pertanggungjawabannya.

13
 Pelaksana menjelaskan siapa yang melaksanakan kegiatan

penyuluhan tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh di

desa/kelurahan itu, petani, kelompoktani dan/atau pelaku usaha.

 Keterangan menjelaskan hal-hal yang perlu dijelaskan tentang pihak

yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.

D. Materi Penyuluhan Pertanian

Materi penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan yang akan

disampaikan oleh penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam

berbagai bentuk yang meliput informasi, teknologi, rekayasa sosial,

manajemen, ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan (UU Nomor 16

Tahun 2006).

Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai

pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran senyuluhan.

Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun

pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif),

larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment).

1. Tujuan penyusunan materi penyuluhan pertanian

Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan

pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan

pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian. Karena itu materi

penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan

14
pelaku usaha pertanian tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh

instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian.

2. Sumber-sumber materi penyuluhan

Mardikanto (1993) menyebutkan bahwa sumber materi penyuluhan

pertanian dapat dibedakan menjadi :

1) Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti :

 Kementerian /dinas-dinas terkait

 Lembaga penelitian dan pengembangan

 Pusat-pusat pengkajian

 Pusat-pusat informasi

 Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh

2) Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya

masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan

penyebaran informasi

3) Pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil

dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau

tanpa bimbingan penyuluhnya.

4) Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari

para pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.

Sehubungan dengan hal tersebut, Arboleda (1981) dalam Mardikanto

(1993) memberikan acuan agar setiap penyuluh mampu membeda-bedakan

15
ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatannya ke

dalam :

1. Materi Pokok (Vital)

Materi pokok merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan dan

harus diketahui oleh sasaran utamanya. Materi pokok sedikitnya

mencakup 50 persen dari seluruh materi yang disampaikan.

2. Materi Penting (Important)

Materi penting berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasarannya. Materi ini

diberikan sekitar 30 persen dari seluruh materi yang disampaikan

3. Materi Penunjang (Helpful)

Materi penunjang masih berkaitan dengan kebutuhan yang

dirasakan yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas

cakrawala pemahamannya tentang kebutuhan yang dirasakannya itu.

Materi ini maksimal 20 persen dari seluruh materi yang disampaikan.

4. Materi Mubazir (Super flousI)

Materi ini sebenarnya tidak perlu dan tidak ada gayutannya dengan

kebutuhan yang dirasakanoleh sasaran. Karena itu dalam setiap kegiatan

penyuluhan sebaiknya justru dihindari penyampaian materi seperti ini.

E. Penyusunan Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) dan Sinopsis

Materi yang telah dipilih untuk disampaikan kepada sasarna

selanjutnya disusun dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM). Penyusunan

16
LPM dimaksudkan untuk memudahkan Penyuluh menyampaikan materi

penyuluhannya, karena didalam LPM dicantumkan hal-hal yang akan

digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait dengan materi

penyuluhan.

Selain LPM perlu juga disiapkan ringkasan dari materi yang dapat

dituangkan kedalam “sinopsis”. Sinopsis berasal dari kata synopical yang

artinya ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan ringkasan

suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi) dan sinopsis

itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi.

Sinopsis terdiri dari dua versi, yaitu :

 Sinopsis yang ditulis untuk meringkas karya yang sudah ada atau sudah

ditulis secara lengkap

Sinopsis yang ditulis untuk persiapan menulis suatu gagasan yang akan

dituangkan dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi.

17
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan tempat

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan I telah dilaksanakan pada tanggal 1 Juli

2018 sampai dengan 31 Juli 2018 dengan 21 hari efektif.

Lokasi kegiatan PKL I berada di Desa Ngreco Kecamatan Weru

Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah. Alokasi waktu efektif pelaksanaan

PKL I dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Pelaksanaan kegiatan PKL

No Kegiatan Alokasi Waktu


Pelepsan mahasiswa STPP Magelang Jurusan
Penyuluhan Pertanian Yogyakarta menuju lokasi
1 1 Juli 2018
PKL1. BPP Kecamatan Weru Kabupaten
Sukoharjo
Perkenalan di BPP Kecamatan Weru sekaligus
2 1-2 Juli 2018
pengumpulan data-data
Koordinasi dengan gapoktan/ poktan/ tokoh
3 2-4 Juli 2018
masyarakat
4 Identifikasi Potensi Wilayah 4 Juli 2018
5 Pertemuan dengan petani 5 Juli 2018
6 Penyusunan instrument tagihan 6- 11 Juli 2018
7 Penyusunan programa 12-14 Juli 2018
8 Penyusunan RKTP 15– 17 Juli 2018
Pertemuan dengan petani untuk mengecek IPW,
9 18 Juli 2018
Programadari RKTP
10 Penyusunan materi 18 – 21 Juli 2018
Pertemuan dengan petan untuk menetapkan
11 22 Juli 2018
materi utama
Menetapkan materi pokok dan penyusunan mdia
12 23-26 Juli 2018
serta metode yang sesuai
13 Penyusunan sipnosis 27-30 Juli 2018
14 Penarikan Kegiatan PKL 1 31 Juli 2018

18
B. Materi kegiatan

Materi yang diberikan saat melaksakan PKL 1 dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Materi kegiatan PKL 1
Unit Elemen
Kompetensi Mahasiswa Kegiatan PKL
Kompetensi Kompetensi
Memetakan - Data potensi dan IPW dengan
potensi dan permasalahan agribisnis metode PRA
permasalahan - Menganalisa data potensi
agribisnis wilayah dan permasalahan
agribisnis
- Merumuskan data potensi
wilayah dan permasalahan
agribisnis
Menyusun Menyusun - Menjelaskan tahapan dan Menyusun
Programa konsep mekanisme penyusunan programa
penyuluhan Programa programa
Pertanian Penyuluhan - Mensintesa kegiatan
Pertanian penyuluhan pertanian
berdasarkan permasalahan
yang didapat
- Menetapkan tujuan
programa
- Menyusun matrik RKTP
- Menyusun konsep
programa
Menetapkan - Menyeleksi bahan materi Menganalisis
materi penyuluhan berdasarkan kebutuhan
RKTP materi
- Mengelompokkan materi
Menyiapkan
penyuluhan berdasarkan
materi
kebutuhan
Penyuluhan
Menyusun - Menulis materi penyuluhan Mempersiapkan
Pertanian
materi dalam bentuk sinopsis materi
- Menulis materi penyuluhan
berdasarkan media yang
akan digunakan

C. Prosedur Pelaksanaan

Prosedur yang digunakan dalam melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) I terkait teknis kegiatan yang dilakukan pada praktik di

lapangan sebagai berikut :

19
1. Persiapan

a) Penetapan lokasi PKL I

Lokasi PKL I di wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kabupaten Klaten. Lokasi PKL I

ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Ketua STPP. Jumlah

mahasiswa yang ditempatkan di BP3K disesuaikan dengan kondisi

setempat, setiap mahasiswa berada di satu desa.

Desa tempat kegiatan PKL I mempertimbangkan karakteriskik

desa sebagai berikut:

 Desa yang aktif melaksanakan kegiatan penyuluhan;

 Desa yang memiliki potensi sumberdaya pengembangan agribisnis

dan OPA.

Sasaran PKL I yaitu kelompok tani/gabungan kelompok tani

(gapoktan) di wilayah desa setempat.

b) Survei calon lokasi PKL I

Survei lokasi PKL I dilakukan oleh panitia pelaksana PKL yang

telah ditetapkan oleh Ketua STPP.

c) Pembekalan

Pembekalan diberikan kepada mahasiswa dan dilaksanakan di

lokasi PKL I. Pembekalan dimaksudkan untuk menginformasikan

lokasi PKL I masing-masing mahasiswa yang sudah ditetapkan, dan

menyamakan persepsi tentang pelaksanaan PKL I, terutama berkaitan

materi yang perlu dikuasai dan mekanisme pelaksanaan tugas selama

20
berada di lapangan. Pembekalan diberikan oleh Dosen yang

kompetensinya relevan dengan materi.

d) Penyusunan proposal

Mahasiswa wajib menyusun proposal PKL I sebagai acuan

untuk melaksanakan kegiatan PKL I. Proposal disusun oleh mahasiswa,

dan dibimbing oleh dosen pembimbing internal.

2. Pelaksanaan

a. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan PKL I di desa sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan oleh Ketua STPP, di bawah bimbingan dosen pembimbing

internal dan pembimbing eksternal.

Pelaksanaan di lapangan dilakukan oleh mahasiswa secara

mandiri. Mahasiswa menerapkan materi sesuai dengan rencana kegiatan

pada proposal yang telah disusun. Pembimbing internal dan eksternal

bertugas memonitor dan memberikan bimbingan kepada mahasiswa di

lokasi PKL I. Metode yang digunakan dalam Pelaksanaan PKL I antara

lain :

a. Magang di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

(BP3K);

b. Pendekatan individu, kelompok atau masal;

c. Pendekatan partisipatif atau metode lainnya;

d. Focus Discussion Group (FGD) menyusun programa penyuluhan

tingkatdesa dan RKTP.

21
Beberapa metode di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan

beberapa cara sebagai berikut :

1) Pengkajian Ulang Data Sekunder

Data sekunder adalah setiap jenis informasi yang disajikan

secara tertulis tentang kondisi dan keadaan suatu wilayah yang

dijadikan sebagai data pendukung dalam melakukan perencanaan,

pengkajian dan telaan suatu kegiatan. Adapun tahapan pelaksanaan

pengalian data sekunder adalah :

 Mengidentifikasi, kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk

menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis desa.

 Memilih dan memilah data yang telah tersedia.

 Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang

dimaksud, sebelum bagi tugas diantara anggota tim untuk

melakukan pengumpulan data.

 Menyajikan data yang telah dikumpulkan agar semua tim dapat

membaca, mengerti, memahami kondisi dan keadaan wilayahnya.

 Melakukan telaan bersama pada setiap topik yang berkaitan dengan

penkajian yang akan dilakukan.

2) Pengamatan Langsung

Secara umum observasi adalah cara menghimpung bahan-

bahan keterangan atau data yang yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap fenomena-

fenomena yang sedang dijadikan sasaran. Dari pengertian ini

22
dihubungkan dengan metode pengamatan langsung dalam penyuluh

pertanian maka data yang dicatat berupa keadaaan dari sasaran yang

berhubungan dengan bidang pertanian seperti, profil desa, profil

keluarga petani, komoditas unggulan agribisnis dan lain-lain.

1) Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data utama metologi

kualitatif. Wawancara beragam sesuai dengan jumlah orang yang

terlibat dalam wawancara, tingkatan struktur, keadaan pewawancara

dengan informasi dan wawancara yang dilakukan selama penelitian.

2) Wawancara Semi Terstruktur

Wawancara semi terstruktur merupakan proses wawancara

yang mengunakan panduan dimana panduan wawancara merupakan

hasil dari pengembangan materi. Sistim yang digunakan dengan

mengajukan pertanyaan dan pengunaan terminology lebih fleksibel

daripada wawancara terstruktur.

Kemudian untuk jurnal kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) I

dan lembar konsultasi dengan pembimbing eksternal secara rinci tercantum

pada Lampiran 1 & 2.

23
3. Pasca PKL I

a. Penyusunan Laporan

Mahasiswa wajib menyusun laporan PKL I dengan bimbingan

dosen. Laporan PKL I didasarkan hasil kegiatan PKL I sesuai materi

yang telah ditetapkan dalam proposal dan dibuat rangkap 4.

b. Ujian

Mahasiswa wajib mengikuti ujian PKL I, yang terdiri atas :

1) Penyajian porto folio/ Laporan PKL I

2) Wawancara atau unjuk kerja, tes tertulis.

24
BAB IV

HASIL PELAKSANAAN

A. Gambaran Umum

Desa Ngreco terletak di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo Jawa

Tengah. Letak Desa Ngreco sangat dekat dengan pusat Kecatan Weru, berikut

gambaran umum Desa Ngreco.

a. Batas Wilayah

Wilayah Desa Ngreco teretak di Kecamatan Weru bagian Utara dan


mempunyai batas-batas-batas sebagai berikut
 Sebelah Utara : Desa Watubonang
 Sebelah Timur : Desa Pundungrejo
 Sebelah Selatan : Desa Karangmojo
 Sebelah Barat : Desa Tawang

b. Luas Wilayah

Luas lahan pertanian di Desa Ngreco adalah 467 Ha, dengan rincian
penggunaan lahan seperti tabel berikut :
Tabel 3. Penggunaan Lahan Desa Ngreco
1 Lahan Sawah Teknis : - Ha
Setengah Teknis : 160 Ha
Sederhana : - Ha
Tadah Hujan : - Ha
Jumlah Lahan Sawah : 160 Ha
2 Lahan Kering Tegal : 62 Ha
Pekarangan : 176 Ha
Hutan Rakyat : 52 Ha
Lain-lain : 62 Ha
Jumlah luas lahan : 476 Ha
Sumber data : BPP Kecamatan Weru

25
c. Karakteristik lahan dan iklim

Gambaran tentang karakteristik tanah sebaran hari hujan


maupun tipe iklim di wilayah Desa Ngreco dapat dilihat pada tabel
beriktut:
Tabel 4. Karakteristik tanah dan iklim
Topografi/ Ketinggian tempat pH Jenis
kemiringan tanah Dpl Tanah Tanah
Topografi datar sampai 118 m (Rejim suhu 5,9 - 7,9 Regosol
landai panas <118m dpl)
Kemiringan tanah
15%-25%
Sumber Data : Weru Dalam Angka 2017, Gambaran Umum
Kabupaten Sukoharjo
Rata-rata Curah Hujan Selama 5 Tahun
Tabel 5. Rata-rata Curah Hujan Selama 5 Tahun
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des
CH 298 395 210 300 173 121 30 9,6 53 97 288 299
HH 15 12 12 12 8 6 1 1 3 5 12 13
Ket: CH : Curah HujanHH : Hari Hujan
Sumber Data : Weru dalam Angka tahun 2013-2017

d. Komoditas Unggulan

Komoditas unggulan tanaman pangan di Desa Ngreco antara lain :

 Padi : 160 Ha
 Jagung :1 Ha
 Kedelai : 22 Ha
 Kacang tanah : 24 Ha

Komoditas unggulan dalam peternakan di Desa Ngreco antara lain :

26
 Sapi : 567 Ekor
 Kambing domba :125 Ekor
 Ayam Kampung : 1.070 Ekor
 Ayam Ras : 115 Ekor
 Itik : 125 Ekor
 Angsa itik manila :6 Ekor

d. Produktivitas

Produktivitas tanaman pangan yang ada di Desa Ngreco sebagai berikut:

Tabel 6. Produktivitas Tanaman pangan Desa Ngreco

NO KOMODITAS PRODUKTIVITAS (Ton/Ha)


1 Padi sawah 7,2
2 Jagung 4,2
3 Kacang tanah 0,5
4 Kedelai 2,3
Sumber data : Weru dalam angka tahun 2017

e. Kelembagaan Kelompok Tani


Tabel 7. Kelas kelompok tani

NO URAIAN JUMLAH
1 Jumlah Kel. Tani 4 Kelompok
2 Klas Kelompok Tani
- Pemula -
- Lanjut 2
- Madya 2
- Utama -
Sumber data : data BPP Kecamatan Weru

f. Jumlah Penduduk
Tabel 8. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

NO URAIAN JUMLAH (ORANG)


1 Laki-laki 3.736
2 Perempuan 4.081
Sumber data : data monografi Desa Ngreco

27
g. Mata Pencaharian Penduduk
Tabel 9. Jumlah penduduk menurut pekerjaan

NO URAIAN JUMLAH (ORANG)


1 Petani 4.251
2 Buruh Tani 682
3 Pengusaha 7
4 Buruh Industri 253
5 Buruh Bangunan 168
6 Pedagang 620
7 Pengangguran 60
8 TNI, Polri, PNS 58
9 Pensiunan 11
10 Lain-lain 542
Jumlah 6.592
Sumber data : data monografi Desa Ngreco

h. Lembaga Tingkat Desa

Tabel 10 . Lembaga Tingkat Desa dan Kecamatan


NO. NAMA LEMBAGA JUMLAH KETARANGAN
1 Kantor Kecamatan 1
2 BPK 1
3 BRI Unit 0
4 KUD 0
5 Pemerintahan Desa 1
6 BPD 1
7 LKM 1
8 PKK 1
9 Pasar 1
10 Kelompok Tani 4
11 Gapoktan Desa 1
14 Kios Saprotan 1
15 Karangtaruna 1
Sumber data : data monografi Desa Ngreco

i. Pemasaran dan Kemitraan Usaha

Dalam melakukan pemasaran petani di Desa Ngreco


melakukan mitra dengan Lembaga Usaha Pangan Masyarakat
(LUPM)/Toko Tani Indonesia(TTI), lembaga ini menyerap produk
pertanian Desa Ngreco dengan harga yang layak dan
menguntungkan petani, yang kemudia memberikan keudahan akses

28
konsumen/ masyarakat terhadap bahan pangan pokok yang
berkualitas dengan harga yang wajar. Petani juga dapat bermitra
dengan tengkulak yang ada di dalam desa maupun luar Desa
Ngreco.

B. HASIL KEGIATAN

Identifikasi potensi dan permasalahan wilayah desa dilaksanakan

dengan cara menggali data primer pada gabungan kelompok tani di Desa

Ngreco, dan unit usaha dibawahnya. Kelompok tani tersebut antara lain Tani

Makmur I, Tani M akmur II, Dadi Subur dan Ngreco 4.

Data yang akan diambil meliputi identitas kelompok tani, komoditas

yang diusahakan, masalah yang dihadapi, serta potensi yang dapat

dikembangkan di kelompok tani, selanjutnya data tersebut akan dianalisis

dengan menggunakan metode PRA untuk menentukan prioritas masalah dan

materi yang akan disampaikan.

Berikut hasil kegiatan yang dilakukan di lokasi Praktek Kerja

Lapangan 1 (PKL) yang telah dilakukan.

1. Mampu menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis dan


penyuluhan wilayah desa

a. Sketsa Sumber daya


Sketsa desa adalah gambaran desa secara kasar atau secara umum

mengenai keadaan sumber daya fisik (alam maupun buatan). Sketsa desa

berguna untuk mengetahui kondisi potensi desa dan masalah yang ada di

wiliyaha desa serta menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan RUK

29
dan RKD. Data yang didapatkan berupa sumberdaya alam yang dimiliki

desa, tata guna lahan, batas wilayah desa, sebaran perumahan, sebaran

penduduk, keragaman jenis vegetatif, akses dan control terhadap

sumberdaya yang ada di desa serta penerapan teknolgi di wilayah desa.

Desa Ngreco merupakan Desa yang paling luas diantara desa-desa

lainnya di Kecamatan Weru, dengan luas wilayah seluas 467 Ha.

Permukiman di wilayah Ngreco terpisah oleh lahan pertanian. Wilayah

Desa Ngreco bagian barat merupakan wilayah persawahan dan bagian

tengah Desa Ngreco adalah pemukiman dan sedikit persawahan,

sedangkan wilayah timur Desa Ngreco mayoritas adalah hutan rakyat dan

perkebunan.

Keseluruhan lahan pertanian merupakan sawah dan sebagian besar

ditanami padi. Untuk wilayah dari Sidowayah ke timur, komoditas

cenderung berisi perkebunan dan hutan rakyat, antara lain jati, akasia, ubi

kayu dan tanaman pekrangan pada umumnya seperti pohon pisang, pohon

mangga, pohon rambutan dan sebagainya. Pengairan untuk lahan pertanian

berasal dari Saluran Irigasi dari Waduk Gajah mungkur, namun untuk

wiayah Ngreco bagian timur dikarenakan ketinggian lahan yang tinggi dan

miring menyebabkan pengairan sulit.

Sketsa sumber daya Desa Ngreco terlihat dalam gmbar sebagai


berikut.

30
Gambar 1. Sketsa Sumber Daya Desa Ngreco

31
Identifikasi potensi dan masalah berdasarkan sketsa sumber daya

Desa Ngreco terlihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 11. Potensi dan Masalah berdasarkan Sketsa Sumber Daya

PEMECAHAN
MASALAH PENYEBAB POTENSI
MASALAH
1. Sulitnya  Lahan sawah tadah  Dapat ditanami  Penyuluhan
mendapatkan hujan dengan tanaman  Perabaikan
irigasi atau aliran  Tidak ada irigasi ubi kayu, jagung ekositem
air di lahan teknis atau kedelai pada
persawahan MT3
Ngreco bagian
timur

2. Belum optimalnya  Lahan dimiliki  Lokasi strategis,  Koordinasi dan


pemanfatan lahan perorangan motivasi dari motivasi
kebun rakyat  Sulitnya mengajak penyuluh (penyuluhan),
pemilik lahan untuk dan dukungan
menanam perangkat desa
komoditas yang
seragam

3. Berkurangnya  Serangan hama  Banyak lahan  Koordinasi dan


lahan empon- kera yang menganggur motivasi oleh
empon seperti  Lamanya budidaya dan dapat penyuluh
kunir, jahe dll. sehingga petani dimanfaatkan (penyuluhan)
kurang berminat

4.  Lahan cocok  Motivikasi dari


Masih rendahnya  Petani belum
diversifikasi ditanami sayur- penyuluh, dan
berpengalaman
tanaman pangan, sayuran, pelatihan, SL
menanam sayur-
sedikit petani ya sayuran
ng menanam sayur-  Petani tidak telaten
sayuran untuk merawat
tanaman sayuran

 Adanya lahan  Penyuluhan


5. Pemanfaatan lahan  Pemilik lahan tidak
pekarangan masih pekarangan yang
telaten
rendah belum
dimaksimalkan
pemanfaatannya

Sumber Data : Data primer mahasiswa PKL 1 tahun 2018

32
Masalah yang menonjol berdasarkan Sketsa Sumber daya diantara sebagai

berikut :

1. Berkurangnya lahan empon-empon seperti kunyit, jahe, lengkuas dan lain

sebagainya. Hal ini dikarenakan oleh minat petani Desa Ngreco menanam

tanaman empon-empon menurun derastis, pada 2 tahun terakhir produksi

empon-empon di Desa Ngreco menurun karena adanya serangangan hama

kera liar. Kera liar yang marak merusak perkebunan rakyat Desa Ngreco

dikarenakan rusaknya ekosistem hutan di wilayah perbatasan Wonogiri.

Dari sekitar 283 jenis tanaman obat, ada 12 jenis tanaman yang paling

sering dipaki. Dua belas jenis tanaman itu ialah temu lawak, jahe,

lempuyangnan gajah, cabe jawa, kedawung, lengkuas, lempuyangan

wangi, kencur, pula sari, kunyit, bangle, dan adas. Dari dua belas jenis

tanamn itu, yng sudah banyak dibudidayakan sebagai tanamn komersial

baru 6 jenis yakni temu lawak, jahe, lengkuas, kencur, kunyit dan adas.

Temu-temuan dan empon-empon mendominasi jenis-jenis tanaman obat di

atas. Oleh sebab itu, temu-temuan dan empon-empon perlu

dimasyarakatkan dan dikembangkan (Muhlisah 1999). Hal tersebut

menunjukkan bahwa empon-empon sangatlah berpeluang dan sangat

direkomendasikan untuk dibudidayakan, namun yang terjadi di Desa

Ngreco tidak sesuai harapan, produksi tidak semakin meningkat namun

kian menurun. Hal ini disebabkan oleh serangan hama kera yang

33
menyerang pada kebun rakyat sehingga berakibat terjadi kerugian, gagal

panen dan menurunnya semangat petani untuk budidaya empon-empon.

2. Rendahnya diversifikasi tanaman di Desa Ngreco, masih sedikitnya petani

yang berbudidaya sayuran. Diversifikasi pangan yang dimaksudkan bukan

untuk menggantikan beras sepenuhnya, namun mengubah dan

memperbaiki pola konsumsi masyakatsupaya lebih beragam jenis pangan

dengan mutu gizi yang lebih baik. Pengertian dan pemahaman

diversifikasi pangan yang salah jalan tersebut diprediksi karena adanya

asumsi bahwa beras merupakan bahan pangan pokok di Indonesia, meski

nyatanya penduduk di beberapa daerah di Indonesia mengonsumsi jagung,

sagu, ubikayu, dan ubi jalar sebagai bahan pangan pokok. Oleh karenanya,

masalah pangan selalu terpaku pada beras, sehingga program kebijakan

pemerintah yang disusun dan dilaksanakan cenderung bercokol hanya

seputar beras (Elizabeth 2011). Di Desa Ngreco minimnya pengetahun

petani akan teknik budidaya sayur-sayuran dan petani belum terbiasa dan

berpengalaman menanam tanaman sayur-sayuran menjadi kendala

rendahnya diversifikasi pangan.

b. Peta Transek
Transek dibuat berdasarkan sumberdaya untuk mengertahui potensi

suatu wilayah lengkap dengan informasi ekosistem yang ada dalam bentuk

gambar irisan melintang atau permukaan bumi dari wilayah tertentu.

Bagan transek berisi informasi mengenai topografi dan kemiringan lahan,

keragaman vegetasi, penerapan teknologi, peranan teknologi, sumber air

dan aliran air serta pelaku usahatani

34
Peta Transek Desa Ngreco dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 2. Peta transek Desa Ngreco Kecamatan Weru

Sumber data : data primer mahasiswa PKL1 tahun 2018

35
Peta transek diambil dengan menelusuri jalan Desa Ngreco mulai dari

Barat Daya (dukuh Sumberejo) kemudian memotong jalan ke arah Timur

Laut Desa Ngreco, melewati saluran irigasi hingga pada bagian Timur Desa

Ngreco pada (dukuh Candi). Dari pengambilan peta transek dapat

disimpulkan bahwa penggunaan lahan di Desa Ngreco pada bagian barat

didoinasi oleh persawahan, bagian tengan Desa Ngreco digunakan untung

pemukiman warga dan kalangan home industry dan sebagian kecil

persawahan, sedangkan bagian timur Desa Ngreco dikarenakan lahan yang

relative tinggi berisi perkebunan rakyat dan hutan rakyat dan juga

pemukiman warga.

Padi merupakan tanaman yang paling bayak ditanam di Desa Ngreco.

Komoditas perkebunan yang dibudidayakan adalah jati, mahoni, akasia,

jambu mete, pohon pisang. Selain itu untuk usaha ternak terdapat budidaya

ayam, kambing, dan sapi.

Status lahan Desa Ngreco sebagian besar adalah milik sendiri,

kesuburan tanah mayoritas baik atau bisa dikatakan subur, sedangkan untuk

identifikasi masalah dan potensi dari peta transek dapat dilihat pada tabel

berikut :

36
Tabel 12. Tabel potensi dan dan masalah berdasarkan peta transek

UPAYA
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI PEMECAHAN
MASALAH

1. Diversifikasi  Petani belum  Banyak lahan  Penyuluhan


tanaman pangan terbiasa menanam yang belum dan pelatihan
yang masih rendah tanaman lain teromtimalkan
penggunaannya.
 Petani tidak mau
ambil resiko

2. Tingkat erosi cukup  Lereng yang cukup  Bantuan  Penyuluhan


tinggi di sisi jalan curam pada sungai perbaikan oleh perbaikan
dusun candi di sebelah selatan pemerintah ekosistem
jalan desa
 Reboisasi

3. Petani belum  Kurangnya  Irigasi lancar  Penyuluhan


menerapkan sistem pengetahuan tentang tanam
jajar legowo dengan tentang tanam jajar  lahan pertanian degan sistem
benar legowo yang subur jajar legowo

 motivasi  Demlot
penyuluh
pertanian

4. Irigasi yang sulit di  Tidak adanya  bantuan dari  Pengajuan


Ngreco bagian timur irigasi teknis dan pemerintah, dan bantuan
lahan yang relative swadaya petani perbaikan
tinggi irigasi

 Perbaikan
ekositem

Sumber Data : data primer Mahasiswa PKL 1 tahun 2018

Adapun masalah yang menonjol berdasarkan peta transek adalah petani

belum menerapkan system tanam padi jajar legowo dengan benar dan

frekuensi penerapannya masih rendah.

37
Penerapan teknologi jajar legowo pada budidaya padi masih

rendah, hal ini disebabkan oleh masih sedikitnya petani yang mengerti dan

paham mengenai tenologi jajar legowo yang di canangkan oleh

pemerintah. Penerapan system tanam padi jajar legowo yang rendah ini

mengkibarkan produktivitas padi kurang optimal. Cara tanam jajar legowo

berpeluang menghasilkan gabah lebih tinggi dibandingkan dengan cara

tanam tegel melalui populasi yang lebih banyak, varietas yang lebih

adaptif pada kondisi pertanaman rapat, yang ditunjukkan oleh dengan

rendahnya penurunan hasil akibat ditanam rapat dibandingkan cara tanam

biasa/tegel (Ikhwani, 2013). Di Desa Ngreco masih rendah penerapan

sistem tanam jajar legowo dan mayoritas petani masih mnggunakan sistem

tegel, kurangnya sosialisasi, tauladan akan budidaya padi menggunakan

sistem tanam padi jajar legowo masih sedikit, sehingga petani masih

kurng minat untuk mencoba.

c. Kalender Musiman
Kalender musim merupakan hasil penggambaran pengumpulan dan

analisis data kegiatan musiman masyarakat untuk menentukan pola dan

kecenderungan keadaan dan kegiatan sepanjang tahun tentang hujan, kegiatan

usahatani, pendapatan dan pengeluaran, ketersediaan pangan, hama dan

penyakit, dan lain sebagainya.

38
Kalender musiman Desa Ngreco dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Tabel 13. Kalender Musiman Desa Ngreco
KEGIATAN JADWAL BULAN
NO
POLA USAHA JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUS SEPT OKT NOP DES
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1. Hujan
2. Kemarau
3. Air Mengalir
4. Pengeringan
5. PADI
olah tanah & pembibitan
Pemeliharaan & panen
6. Palawija (kedelai/
jagung)
7. Ubi kayu
8. Jati
9. Akasia
10. Mahoni
11. Ternak sapi
12. Ternak bebek pedaginng
13. Ternak bebek petelur
14. Penggunaan Pompa Air
15. Penggunan Traktor
16. Penggunaan Combine
Harvester
Sumber data : data primer mahasiswa PKL 1 tahun 2018

39
Kalender musiman diambil dengan bertanya kepada beberapa orang

petani yang sudah berpengalaman dan pembimbing eksternal mahasiswa

PKL 1 yaitu Koordinator Penyuluh Kecamatan Weru. Dari kalender musim

bisa dilihat bahwa pola tanam secara umum di Desa Ngreco adalah Padi-

Padi-Palawija.

1) MT I berlangsung mulai bulan November s.d. awal Maret dengan

tanaman padi, tetapi sebagian besar petani di Desa Ngreco mulai masuk

MT 1 ketika sudah mulai musim penghujan.

2) MT II berlangsung mulai akhir bulan Maret hingga Juli, meneruskan dari

pola tanam pada MT I.

3) MT III berlangsung mulai bulan Agustus hingga Oktober bertepatan

dengan perbaikan saluran irigasi mulai bulan Juni akhir hingga selesai

dan masa pengeringan Saluran Irigasi pada bulan Oktober selama satu

bulan dengan menanam palawija, terutama kedelai dan jagung. Tetapi,

pada MT III sebagian petani membiarkan lahannya karena sumber air

yang sangat sulit.

Penentuan Musim tanam sudah sesuai dengan teori dari Surmaeni (2016),

yang mengatakan bahwa, kriteria yang umum digunakan untuk

menentukan awal musim tanam padi di Indonesia adalah awal musim

hujan (MH), yaitu jika jumlah curah hujan > 50 mm dalam tiga dasarian

berturut-turut. Kriteria lain yang disarankan para pakar adalah jumlah

curah hujan selama beberapa hari berturut-turut, yang tidak diikuti oleh

beberapa hari kering berturut-turut dalam periode setelahnya. Namun,

40
jumlah hari hujan dan hari kering berturut-turut bervariasi. Sistem

informasi untuk penentuan waktu tanam padi di Indonesia adalah

Kalender Tanam (Katam). Katam memberikan informasi estimasi awal

waktu tanam, potensi luas tanam, rotasi tanaman, dan intensitas tanam

pada tingkat kecamatan untuk setiap musim selama satu tahun.

Penentuan waktu tanam pada Katam ber-dasarkan kriteria awal MH.

Namun, pertumbuhan tanaman tidak hanya ditentukan oleh curah hujan

pada waktu tanam, tetapi juga jumlah dan distribusi hujan selama periode

tanam. Oleh karena itu, penentuan waktu tanam perlu pula

mempertimbangkan distribusi curah hujan selama musim tanam.

Petani di Desa Ngreco menunggu Hujan turun untuk menentukan

tibanya Musim Tanam I.

Pasokan air irigasi teknis sangat menentukan keberhasilan pertanian di

Desa Ngreco. Dalam periode satu tahun, waktu pengairan mulai bulan Novenber-

September, dan waktu pengeringan mulai bulan Oktober. Namu pada bulan Juni

akhir dilakukan perbaikan saluran irigasi sehingga menghambat saluran irigasi

untuk bekerja, mnjadikan aliran air di Desa Ngreco sangat sulit.

Masalah dan potensi berdasarkan kalender musim Desa Ngreco dapat

dilihat pada tabel berikut:

41
Tabel 14. Tabel potensi dan masalah berdasarkan kalender musiman

PEMECAHAN
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI
MASALAH
1 Pada musim tanam  Debit air dari  Banyak lahan  Menanami lahan
III sulit bendungan menganggur atau dengan palwija
mendapatkan irigasi Wonogiri tidak dimanfaatkan yang tida
untuk tanam padi kecil  Rekomendasi membutuhkan
 Perbaikan pemerintah untuk banyak air, seperti
saluran irigasi menanam palawija kedelai dan jagung
2 Pada bulan Oktober  Saluran irigasi  Banyak lahan  Menanami lahan
mengalami dari Wonogiri menganggur atau dengan palwija
pengeringan dimatikan tidak dimanfaatkan yang tida
 Rekomendasi membutuhkan
pemerintah untuk banyak air, seperti
menanam palawija kedelai dan jagung
3 Penggunaan  Combine  Bantuan combine  Dapat dipinjam
combine harvester harvester tidak harvester dari pakaikan ke daerah
yang tidak optimal sesuai dengan pemerintah yang
struktur lahan membutuhkan dan
sesuai dengan
lahan.
4 Harga jual saat  Terjadi panen  Prouksi gabah  Menjalin mitra
panen gabah pada raya di banyak tinggi dalam pemasaran
MT I atau musim daerah  Mitra pemasaran  Mengatur masa
hujan anjlok pengeringan dan
penyimpanan hasil
panen
5 Masa tanam petani  Terlalu lama  Harga jual hasil  Penyuluhan dan
berbeda dengan masa panen lebih tinggi sosialisasi musim
masa tanam yang pengolahan  penyuluh pertanian tanam
dikeluarkan tanah dan
pemerintah kurangnya
traktor
6 Sebagian besar  Telat panen  Lahan yang subur,  Penyuluhan dan
petani mendiamkan yang pengairan pada penanaman
lahan saat musim disebabkan periode tertentu, serempak
pengeringan penanaman penyuluh pertanian
kurang
serempak
Sumber data : data primer mahasiswa PKL 1 tahun 2018

42
d. Bagan Kecenderungan
Bagan kecenderungan dan perubahan menggambarkan perubahan-

perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan masyarakat dari waktu

ke waktu, dimana besarnya perubahan dan hal-hal yang diamati dapat berarti

berkurang, tetap atau bertambah. Bagan Kecenderungan Desa Ngreco

Kecamatan Weru dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 15.Bagan Kecenderungan Desa Ngreco


Jenis Tahun Catatan
Usaha 2003 2006 2009 2012 2015 2018
Pertanian ••••• •••••• •••••• •••••• •••••• •••••  Jumlah buruh tani
Musiman •••• ••• •••• •••• • semakin menurun
Buruh Tani ••••• ••••• •••• •••• ••• ••• dikarenakan tidak ada
••••• •••• •••• ••• ••• •• regenerasi SDM
Upah ••••• ••••• ••••• ••••• •••••• •••••• pertanian, mencari
Buruh Tani • •• ••• ••• •••••• tenaga kerja untuk
Pegawai ••• ••• ••• •••• ••••• •••••• pertanian makin sulit,
Negeri • ••• ••• •••• ••••• ••••• sehingga biaya upah
Pegawai ••• •••• •••• ••••• ••••• •••••• buruh tani juga semakin
Swasta ••• ••• •••• •••• ••••• ••••• tinggi
Penduduk • • •• •• •• ••  Seingir pertumbuhan
pendatang • •• • • •• •• penduduk, mata
Pedagang •• •• ••• ••• ••• ••• pencahariaan penduduk
•• •• •• •• ••• ••• juga semakin beragam,
Industri RT • • •• •• ••• ••• namun sayangnya jumlah
• •• • • •• ••• yang bergelut I dunia
Luas Lahan •••••• •••••• ••••• ••••• ••••• •••• pertanian makin sedikit
Pertanian •••••• •••••• ••••• ••••• •••• ••••  Luas lahan pertanian
Hama dan •••• •••• •••• •••• •••• •••• reatif menurun
Penyakit •••• •••• ••• ••• •• •• dikarenakan alih fungsi
Lahan empon- •••••• •••••• •••••• •••••• ••••• •• lahan dari pertanian ke
empon pemukiman
•••• •••••• •••• •••• • •
Produksi •••••• •••••• •••••• ••••• •••• ••••  Banyak komoditas yang
kedelai ••••• ••••• •••• •• •• produksinya menurun
Lahan kacang •••••• ••••• •••• •••••• •••• •••• dikarenakan petani sudah
tanah •••• •••• ••• • • jarang yang
Pemuda •••• ••• ••• •• •• • mengusahakan baik
pertanian ••• ••• •• •• • karena serangan hama
Pemanfaatan •• •• •• •• ••• ••••• danmasalah irigasi
Lahan
Pekarangan •• •• •• ••• ••• •••••
Kesuburan •••••• •••••• •••••• ••••• •• ••
tanah •••••• •••• ••• •• •••• ••••
Sumber data : data primer Mahasiswa PKL 1 tahun 2018

43
Dalam bagan kecenderungan dapat dilihat bahwa jumlah buruh tani di

Desa Ngreco dari tahun ke tahun menurun jumlahnya, dikarenakan minat pemuda

di sector pertanian sangatlah rendah, pemuda lebih memilih bekerja di industry

daripada terjun di pertanian. Hal tersebut menyebabkan semakin sedikitnya tenaga

kerja di pertanian yang berimbas pa da naiknya upah buruh tani dan meningkatnya

biaya produksi saat budidaya. Padahal menurut Susilowati (2016) Fenomena

semakin menurunnya minat tenaga kerja muda bekerja di sektor pertanian

mempunyai konsekuensi bagi keberlanjutan sektor pertanian ke depan. Di masa

depan beban sektor pertanian akan semakin berat dengan bertambahnya jumlah

penduduk dan meningkatnya permintaan pangan sehingga peningkatan produksi

dan produktivitas menjadi faktor kunci. Mahasiswa dan tenaga kerja muda

sebagai generasi penerus petani harus ditumbuhkan minatnya untuk kembali ke

sektor pertanian dan bertanggung jawab dalam peningkatan produksi dan

produktivitas pertanian dan penyediaan pangan nasional.

Desa Ngreco mengalami penurunan yang relative banyak pada

produksi perkebunan rakyatnya, lahan empon-empon semakin tahun semakin

menurun, hal tersebut dikarenakan menurunnya minat petani untuk menanam

empon-empon. Hal yang sama terjadi pada komoditas kedelai dan kacang tanah

yang juga mengalami penurunan produksi.

Pemanfaatan pekarangan cenderung meningkat seiring dengan

pemberdayaan wanita tani yang ada di Desa Ngreco, walau pada prakteknya

mengalami pasang surut semangat warga dalam memanfaatkan pekarangannya.

44
Kesuburan tanah di Desa Ngreco cenderung menurun dikarenakan

penggunaan pupuk kimia yang semakin tinggi dan marak dan tidak diimbangi

oleh penggunaan pupuk organik.

Masalah dan potensi berdasarkan bagan kecenderungan dan

perubahan Desa Ngreco dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 16. Tabel masalah dan potensi berasarkan bagan kecenderungan Desa Ngreco
PEMECAHAN
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI
MASALAH
1. Maraknya  Pertumbuhan jumlah  Lancarnya irigasi  Penyuluhan
alih fungsi penduduk, teknis,  Intensifikasi lahan
lahan perkembangan  motivasi penyuluh
ekonomi di Ngreco, pertanian
usaha batu bata

2. Produksi  Minat petani untuk  Di Desa Ngreco  Menanganan hama


empon- budidaya empon- sudah ada industri  Penyuluhan
empon dari empon menurun yang memasarkan
tahun ke karena budidayanya empon-empon
tahun yang membutuhkan  Lahan yang cocok di
menurun waktu yang lama tanami empon-
 Serangan hama kera empon

3. Produksi  Kurang penerapan  Lahan pertanian  Penyuluhan dan


kedelai dan teknologi, kurangnya subur, irigasi lancar, pelatihan
jagung pemahaman penyuluh pertanian
belum pemupukan
maksimal berimbang, dan
kehilangan hasil
masih tinggi

4. SDM dan  Sikap ,  Pemuda-Pemudi  Pelatihan Generasi


tenaga kerja mental/gengsi Banyak, adanya Muda dan
pertanian  Pekerjaan tidak tetap karang taruna pengembangan
berkurang rasa cinta terhadap
pertanian

5. Industri  Kurang modal,  Tenaga ibu-ibu yang  Bantuan modal dan


rumah kurangnya banyak, bahan baku alat produksi,
tangga pemasaran dan kerja sayuran memadai, membangun
belum sama penyuluh pertanian jaringan pemasaran
berkembang dan perikanan dan kerja sama
dengan baik

45
PEMECAHAN
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI
MASALAH
6 Kesuburan  Penggunaan pupuk  Adanya kotoran  Penyuluhan dan
tanah kimia yang terlalu ternak yang belum pelatihan dalam
menurun banyak dimanfaatkan mempuat pupuk
 Kurang organic
menggunakan pupuk
organic

e. Diagram Venn
Diagram venn atau bagan kelembagaan dibuat untuk mengetahui

hubungan kelembagaan pendukung pengelolaan usaha tani serta pengaruh,

kedekatan dan manfaat kelembagaan formal atau non formal dengan

msyarakat. Diagram venn berisi data mengenai jenis kelembagaan,

peranan dan hubungan dengan masyarakat serta akses dan control L/P

terhadap kelembagaan.

Diagram Venn diperoleh dengan identifikasi potensi Desa Ngreco,


dengetahui semua kelembagaan yang berhubungan pertanian di Desa
Ngreco baik dengan IPW atau bertanya secara langsung dengan pelaku
utama atau pelaku usaha maupun tokoh masyarakat dan penyuluh
lapangan Desa Ngreco mengenai lembaga apa saja yang ada di Desa
Ngreco, dan bagaimana hubungan kelembagaanya.
Diagram Venn Desa Ngreco dapat dilihat pada gambar dibawah ini

46
Gambar 3. Diagram Venn Desa Ngreco Kecamatan Weru

Sumber data : data primer mahasiswa PKL 1 tahun 2018

Diagram Venn menggambarkan hubungan masyarakat Desa Ngreco

dengan kelembagaan yang terdapat di dalam maupun di luar desa. Dari

diagram kelembagaan bisa dilihat bahwa lingkaran paling besar merupakan

Masyarakat Desa Ngreco. Letak lembaga dalam diagram venn menunjukkan

dekat atau jauhnya hubungan lembaga tersebut dengan Masyarakat Desa

Ngreco. Jika lembaga berada di dalam lingkaran, maka hubungan lembaga

dengan Masyarakat Desa Ngreco sangat dekat, dan begitu pula sebaliknya.

Di Diagram Venn menunjukkan bahwa ada sebagian lingkaran poktan

yang berpotongan dengan kios gapoktan dikarenankan dalam kegiatan

47
budidaya petani yang menjadi anggota poktan untuk mendapatkan saprodi

pertanian selalu melalui kios Gapoktan, Poktan juga berpotongan dengan

Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) karena pihak yang mengatur

irigasi yang digunakan oleh Poktan, begitu pula dengan Lembaga Keuangan

Mikro Agribisnis (LKM-A), anggota Poktan dapat menggunakan haknya

sebagai anggota gapoktan untuk dapat melakukan simpan pinjam di LKM-A

yang dimiliki Gapoktan. Diagram venn tersebut juga menunjukkan bahwa

poktan, Kios Gapoktan dan LKM-A berpotongan hal tersebut dikarenakan

ada anggota Poktan yang merangkap menjadi pengurus dalam 3 unit

tersebut.

Dalam diagram digambarkan lingkaran KWT kecil dikarenakan peran

KWT di gapoktan rendah dan kegiatan KWT yang kurang aktif. Pemerintah

Desa (Pemdes) Ngreco juga berperan dalam pertanian yang ada di Desa

Ngreco. Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) berperan dalam

pertanian Desa Ngreco untuk menyerap hasil produksi petani khususnya

gabah dan menjual beras Gapoktan di Toko Tani Indonesia (TTI) yang ada

di Desa Ngreco.

Babinsa berperan di pertanian Desa Ngreco sebagai pndamping dan

pelindung, walau tidak secara langsung berperan membantu dalam proses

budidaya, Babinsa memiliki hubungan yang erat dan baik dengan petani

Desa Ngreco. Jasindo adalah perusaan asuransi yang berperan bagi petani di

Desa Ngreco untuk memberi asuransi pada tanaman padi dan ternak sapi,

yang disebut Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak

48
Sapi (AUTS). Bagitu pula dengan Dinas Pertanian dan Perikanan

Kabupaten Sukoharjo dalam diagram venn digambaran dengan

bersinggungan karena mamilliki peran yang relatf dekat dengan pertaniain

Desa Ngreco karena sebagai pengatur dan penyalur kebijakan pertanian.

Bank yang ada di Desa Ngreco adalah Bank Jateng, yang berperan

sebagai alat transaksi bagi petani Desa Ngreco dalam memenuhi

kebutuhannya. Dalam diagram Venn juga di gambarkan bahwa Pembinaan

Kesejahteraan Keluarga (PKK) tidak berhubbungan langsung dengan

gapoktan namun melewati Pemdes. Karangtaruna memiliki peran yang

kecil bagi pertanian karena minat pemuda di Desa Ngreco akan pertanian

sangat rendah.

Masalah dan potensi berdasarkan diagram venn Hubungan

Kelembagaan Desa Ngreco dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 17. Masalah dan potensi berdasarkan diagram venn


NO MASALAH PENYEBAB POTENSI PEMECAHAN
1 Kelompok  Koordinasi antar  Sumber daya  Penyuluhan
Wanita tani pengurus kurang manusia tentang usaha tani
kurang aktif  Belum memiliki  Dukungan  Pemberdayaan
usaha yang tetap penyuluh wanita tani
2 Sedikitnya minat  Gengsi  Banyaknya  Modernisasi
pemuda dalam  Kesan pertanian pemuda pertanian
pertanian yang dianggap
rendah
3. Kelompok tani  Kurangnya  Regenerasi  Motivasi oleh
kurang berdaya koordinasi antar  Penyuluh penyuluh
pengurus  Pembinaan rutin

4 Pemanfaatan  Petani enggan  Koordinasi  Kesepakatan antar


LKMA oleh untuk melakukan antar anggota anggota
petani kurang simpan pinjam ke kelompok  Motivasi dari
maksimal LKMA  Penyuluh penyuluh

Sumber data : data primer mahasiswa PKL1 tahun 2018

49
Saah satu masalah berdasarkan diagram ven yang menonjol ialah kurang

aktifnya Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Ngreco, sedangkan

menurut Elizabeth (2008) peran ganda wanita tani sangat strategis dalam

peningkatan produktivitas usahatani dan berpotensi untuk meningkatkan

pendapatan dan ketahanan pangan menuju kesejahteraan rumah tangga

petani di pedesaan. Peran wanita tani di pertanian Desa Ngreco sangat

penting untuk menunjang peningkatan produksi, namun di Desa Ngreco

peran serta wanita tani masih tergolong relative rendah, aktivitas

Kelompok Wanita Tani (KWT) jarang dilakukan dan cenderung menurun,

hal tersebuut terjadi karena minimnya koordinasi antar pengurus KWT dan

anggotanya.

f. Profil keluarga
Profil keluarga merupakan informasi tentang keadaan sosial

ekonomi keluarga mencakup nama anggota keluarga, tingkat pendidikan,

umur, jenis kelamin, keadaan sumberdaya alam keluarga, kegiatan/ jadwal

agribisnis keluarga, kalender musiman, masalah yang dihadapi dan

keinginan keluarga dalam upaya memperbaiki usaha keluarga untuk

meningkatkan pendapatan.

Profil keluarga diambil dari 5 orang responden dengan 5 kepala

keluarga yang berasal dari 1 kelompok tani di Desa Ngreco , yaitu

Kelompok Tani Dadi Subur.

50
Rekapitulasi data profil keluarga bisa dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 18. Tabel rekapitulasi profil keluarga

Kedu Kelom
No Nama Tanggungan
dukan
Umur L/P Pendidikan Pekerjaan
pok
1 Perangkat Dadi
Suratman 2 orang KK 64 L SLTP
Desa Subur
2 Perangkat Dadi
Sukino 4 Orang KK 49 L SLTA
Desa Subur
3 Jumaroh Dadi
2 Orang KK 70 L SLTP Petani
H. H Subur
4 Dadi
Suyadi 4 orang KK 57 L S1 Petani
Subur
5 Kardi Dadi
5 Orang KK 63 L SLTP Petani
Raharjo Subur

g. Rencana Agribisnis Keluarga

Rencana Agribisnis Keluarga diambil dari 5 orang responden

dengan 5 kepala keluarga yang berasal dari 1 kelompok tani di Desa

Ngreco, yaitu Kelompok Tani Dadi Subur.

Dari rekapitulasi peruntukan lahan, bisa dirata-rata bahwa luas

lahan warga Desa Ngreco adalah 0,2 Ha atau 2.000 m2. Dari status lahan,

4 responden (KK) mempunyai lahan sendiri dan 1 orang juga menggarap

lahan milik orang lain dengan menyewa atau lahan milik kas desa. Kas

desa yang di lelang untuk digarapkan oleh warganya.

Dalam rekapitulasi cita-cita, menginginkan kehidupan yang lebih

sejahtera merupakan keinginan paling banyak dari responden. Urutan cita-

cita dari responden dari yang terbanyak selain keinginan untuk hidup

sejahtera adalah menginginkan produktivitas tinggi dan harga jual yang

tinggi, menambah lahan sawah yang dimiliki dan bisa mempunyai lahan

pertanian sendiri, bisa menyekolahkan putra-putrinya setinggi-tingginya,

51
bisa menanggulangi hama dan penyakit, mengembangkan usaha

peternakan, dan lain-lain.

Harga jual yang tidak sesuai keinginan merupakan masalah yang

paling banyak dikeluhkan responden dalam usahataninya. Hal ini

dikarenakan harga jual gabah yang belum sesuai dengan harapan petani.

Untuk kegiatan yang diinginkan, mayoritas responden menginginkan

pelatihan yang dapat meningkatkan produktivitas padi dimana di dalamnya

sudah termasuk cara-cara menanggulangi hama dan penyakit dan cara

penggunaan pupuk yang baik dan benar. Selain itu, kegiatan lain yang

diinginkan petani adalah adanya peran penyuluh dan dukungan pemerintah

dalam melancarkan usaha tani, bantuan-bantuan untuk petani (bantuan

alsintan, pupuk, benih, dan modal), kemitraan petani dengan pihak swasta,

dan lain-lain.

Rencana Agribisnis Keluarga (RAK) bisa dilihat dalam rekapitulasi

peruntukan lahan pada Tabel 16 dan rekapitulasi cita-cita, masalah, dan

kegiatan pada Tabel 17.

Tabel 19. Tabel rekapitulasi penggunaan lahan.

Luas
No Nama Status Lahan Penggunaan Lahan
Lahan
1 Suratman 1,3 Ha Milik Sendiri Padi Sawah
2 Sukino 2 Ha Milik Sendiri Padi Sawah
3 Jumaroh H. H 0,05 Ha Milik Sendiri Padi Sawah
4 Suyadi 0,2 Ha Sewa Padi Sawah
5 Kardi Raharjo 0,3 Ha Milik Sendiri Padi Sawah
Sumber data : data primer mahasiswa PKL 1 tahun 2018

52
Tabel 20. Tabel rekapitulasi cita cita, masalah, dan kegitan

Kegiatan yang
No Nama Cita-cita Keluarga Masalah
diinginkan
1 Suratman - Regenerasi -harga jual - Pelatihan
pertanian melemah pengapliksian obat
- Harga jual produk - tenaga kerja sulit
berimbang dengan - hama keong
biaya produksi pada benih yang
muda

2 Sukino - Sekesuaian antara - Harga fluktuatif - Pelatihan


harga jual dan biaya - Harga pupuk penggunaan obat
produksi naik

3 Jumaroh H. - Produktivitas tinggi - Harga jual - Pelatihan untuk


H - Harga jual tinggi rendah meningkatkan
- Hasil pertanian - Hama penyakit poduktivitas padi
sebanding dengan sundep - Bantuan pupuk
biaya produksi - - Pelatihan
pertanian

4 Suyadi - Petani dapat - Pengairan sulit - Sosialisasi dan


menggunakan kartu pemantapan kartu
tani secara tani
menyeluruh
- Peani aktif dalam
gapoktan

5 Kardi - Harga Jual tinggi - Harga jual -peatiahan


Wiharjo rendah
Sumber data : data primer mahasiswa PKL 1 tahun 2018

Dari profil keluarga dan Rencana Agribisnis Keluarga (RAK) diperoleh

rekapitulasi Masalah dan potensi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 21. Tabel rekapitulasi masalah dan potensi berdasarkan RAK


NO MASALAH PENYEBAB POTENSI SOLUSI
1 Harga jual  Terjadi panen  Produksi padi  Menjalin mitra
gabah saat MT raya di berbagai melimpah dengan pemasaran
1 rendah daerah  Mengatur masa
 Kualitas gabah pengeringan dan
menurun penyimpanan

2 Hama dan  Kurangnya  PHT  Penyuluhan PHT


penyakit pada pengamatan

53
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI SOLUSI
padi (patah hama penyakit
leher/sundep)
3 Sulit mencari  Jumlah buruh tani  Adanya alat mesin  Menggunakan alat
tenaga kerja semakin menurun pertanian mesin pertanian untu
pertanian  Biaya upah emnghemat tanaga
tenaga kerja kerja
semakin tinggi

4 Rendahnya  Kesan pertanian  Banyaknya  Penyuluhan


minat pemuda yang identik pemuda  Modernisasi
dalam dengan hal kotor pertanian
pertanian dan melelahkan

5 Petani sulit  Petani tidak  Penyuluh  Peyuluhan


menerima terbiasa  Teknologi modern
teknologi baru menerapkan
teknologi baru
 Kurangnya
pengetahuan

6 Petani tidak  Petani tidak  Lahan yang belum  Koordinasi dan


berniat untuk telaten termanfaatkan motivasi penyuluh
menanam  Petani belum
sayur-sayuran terbiasa
Sumber data : data primer mahasiwa PKL 1 tahun 2018

h. Akumulasi Potensi Dan Permasalahan Kegiatan Usaha

Akumulasi potensi dan permasalahan kegiatan usaha diambil dari potensi

dan permasalahan sketsa sumber daya, peta transek, kalender musim, bagan

kecenderungan dan perubahan, diagram venn hubungan kelembagaan, dan

RAK.

Akumulasi potensi dan permasalahan kegiatan usaha Desa Ngreco

diklasifikasikan dalam beberapa bidang, antara lain tanaman pangan,

perkebunan, sosial dan kelembagaan, dan lain-lain. Pemanfaatan potensi yang

ada membutuhkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak.

54
Dari akumulasi permasalahan dan potensi yang telah diperoleh seperti diatas dapat

di simpulkan bahwa ada beberapa permasalahan pertanian yang menonjol di Desa

Ngreco Kecamatan Weru, diantara permasalahan-permasalahan tersebut akan

diuraikan sebagai berikut.

 Hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman padi seperti sundep dan

penggerek batang yang disebabkan oleh kurangnya pengamatan hama dan

penyakit di Desa Ngreco dan juga dikarenakan oleh rendahnya

pengaplikasian pemupukan berimbang. Adanya serangan hama dan penyakit

pada padi juga akan berimbas pada produktifitas tanamn padi. Untuk

mengatasi kekurangan pangan perlu adanya terobosan peningkatan produksi

padi. Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa produktivitas padi masih

dapat ditingkatkan melalui implementasi program Pengendalian Hama

Terpadu (PHT) (Effendi, 2009). Menurut Baehaki pengaplikasian PHT akan

berpengauh terhadap peningkatan produksi dan produktivitas padi, hal ini

dapat dikorelasikan karena dengan mengimplementasikan Pengendalian

Hama Terpadu (PHT) akan mengurangi hama dan penyakit yang menyerang

pada tanaman padi, sedangkan yang terjadi di pertanian Desa Ngreco belum

dapat menerapkan hal tersebut dikarenakan minimnya tenaga atau sumber

daya manusia yang dapat melakukan perubahan atau teknologi baru di

pertanian. Maka dari itu sangat penting mengimplementasikan PHT.

 Produksi jagung dan kedelai belum maksimal, dikarenakan masih rendahnya

penerapan teknologi baru tentang pemupukan berimbang dan kehilangn hasil

yang relative masih tinggi. Tingkat kehilangan hasil panen dan pascapanen

55
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain cara penanganan dan penggunaan

alat panen (Iswari 2012). Kehilangan hasil juga dapat terjadi saat

pengangkutan hasil panen. Kehilangan hasil panen dapat diminimalisir

dengan penggunaan alat panen modern.

 Harga jual beras relative rendah. Petani mengharapkan adanya kesesuaikan

harga jual bers yang dihasilkan dengan biaya produksi budidaya yangtelah

dilaksanakan. Petani mengeluhkan harga jual beras yang rendah dengan

membandingakan harga beli beras di kalangan konsumen dengn harga jual

beras di produsen (petani). Hal ini juga disebabkan oleh siklus alam yang

bertepatan dengan panen raya di berbagai daerah sehingga harga jual

menurun. Di Desa Ngreco sudah dilakukan pemotongan rantai pemasaran

hasil panen padi dengan cara menjual hasil panen padi ke Toko Tani

Indonesia (TTI) dengan melalui Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat

(PUPM). Harga gabah/beras ditentukan oleh adanya permintaan dan

penawaran, namun harga ini tidak mencerminkan harga yang sesungguhnya.

Petani tidak dapat memaksimalkan dari produksi padinya karena tergantung

dari siklus alam. Permintaan cenderung tetap karena konsumsi beras tidak

begitu berubah dalam satu tahun, sedangkan penawaran tinggi apabila kondisi

alam mendukung untuk itu (Arjayanti, 2010). Maka dari itu petani dalam

menjalankan usahanya sangat tergantng pada keadaan alam, begitupun harga

jual juga akan dipengaruhi oleh keadaan alam.

 Penerapan teknologi jajar legowo pada budidaya padi masih rendah, hal ini

disebabkan oleh masih sedikitnya petani yang mengerti dan paham mengenai

56
tenologi jajar legowo yang di canangkan oleh pemerintah. Penerapan system

tanam padi jajar legowo yang rendah ini mengkibarkan produktivitas padi

kurang optimal. Cara tanam jajar legowo berpeluang menghasilkan gabah

lebih tinggi dibandingkan dengan cara tanam tegel melalui populasi yang

lebih banyak, varietas yang lebih adaptif pada kondisi pertanaman rapat, yang

ditunjukkan oleh dengan rendahnya penurunan hasil akibat ditanam rapat

dibandingkan cara tanam biasa/tegel (Ikhwani, 2013). Di Desa Ngreco masih

rendah penerapan sistem tanam jajar legowo dan mayoritas petani masih

mnggunakan sistem tegel, kurangnya sosialisasi, tauladan akan budidaya padi

menggunakan sistem tanam padi jajar legowo masih sedikit, sehingga petani

masih kurng minat untuk mencoba

Akumulasi potensi dan permasalahan usaha dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 22. Tabel akumulasi potensi dan masalah usaha


PEMECAHAN
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI
MASALAH
PERTANIAN
1. Hama dan  Kurang  PHT,  Penyuluhan
penyakit pada pengamatan Penyuluh, tentang PHT
tanaman padi hama dan POPT  SLPHT
penyakit,
pemupukan tidak
berimbang
2. Berkurangnya  Serangan hama  Banyak lahan  Koordinasi
lahan empon- kera yang dan motivasi
empon seperti  Lamanya menganggur oleh penyuluh
kunir, jahe dll. budidaya dan dapat (penyuluhan)
sehingga petani dimanfaatkan  Perbaikan
kurang berminat  Ekosistem ekosistem di
hutan
3. Masih  Petani belum  Lahan cocok  Motivikasi
rendahnya berpengalaman ditanami dari penyuluh
diversifikasi menanam sayur- sayur-sayuran,  Pelatihan
tanaman sayuran

57
PEMECAHAN
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI
MASALAH
pangan, sedikit  Petani tidak  Sekolah
petani yang telaten untuk Lapang
menanam sayur- merawat tanaman
sayuran sayuran
4. Produksi kedelai  Kurang  Lahan  Penyuluhan
dan jagung penerapan pertanian dan pelatihan
belum maksimal teknologi, subur, irigasi
kurangnya lancar,
pemahaman penyuluh
pemupukan pertanian
berimbang, dan
kehilangan hasil
masih tinggi
5. Berkurangnya  Alih fungsi lahan  Lahan  Penyuluhan
lahan pertanian menjadi pekaragan teentang
pemukiman yang belum pemanfaatan
termanfaatkan pekarangan
6. Harga jual  Terjadi panen  Hasil panen
gabah rendah  Penyimpanan
raya di banyak melimpah
hasil panen,
daerah  Irigasi lancar pengaturan
 Kesenjangan  Penyuluh masa tanam
dengan daerah pertanian
tadah hujan
seperti di Desa
Krajan,
Karanganyar,
Karangmojo yang
panen terlebih
dahulu
 Kualitas gabah
yang rendah
Sebagian besar  Kurangnya  Irigasi lancar,  Penyuluhan
7. petani belum pengetahuan lahan tentang jajar
menerapkan tentang tanam pertanian yang legowo
jajar legowo jajar legowo subur,
dengan benar Penyuluh
pertanian
PETERNAKAN
8. Kotoran ternak  Belum adanya  Sumber daya  Pelatihan dan
belum pengolahan alam dan penyuluhan
termanfaatkan kotoran ternak manusia sudah tentang
menjadi pupuk ada pembuatan
organic pupuk organic
SUMBER DAYA ALAM
9. Pada musim  Debit air dari  Banyak lahan  Menanami
tanam III sulit bendungan menganggur lahan dengan

58
PEMECAHAN
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI
MASALAH
mendapatkan Wonogiri kecil atau tidak palwija yang
irigasi untuk  Perbaikan saluran dimanfaatkan tidak
tanam padi irigasi  Rekomendasi membutuhkan
 Pengeringan pemerintah banyak air,
irigasi pada bulan untuk seperti kedelai
Oktober menanam dan jagung
palawija
10. Belum  Lahan dimiliki  Lokasi  Koordinasi
optimalnya perorangan strategis dan motivasi
pemanfatan  Sulitnya  motivasi dari (penyuluhan),
lahan kebun mengajak pemilik penyuluh dan dukungan
rakyat lahan untuk perangkat
menanam desa
komoditas yang
seragam
11. Penggunaan  Combine  Bantuan  Dapat
combine harvester tidak combine dipinjam
harvester yang sesuai dengan harvester dari pakaikan ke
tidak optimal struktur lahan pemerintah daerah yang
membutuhkan
dan sesuai
dengan lahan
12.  Adanya  Reklamasi
Kesuburan tanah  Penggunaan
menurun limbah panen lahan secara
pupuk kimia
dan pupuk intensif
berlebihan &
dari kotoran dengan
jerami tidak
hewan penggunaan
dikembalikan ke
pupuk organik
lahan
dan
mengurangi
pupuk kimia
SUMBER DAYA MANUSIA
SDM dan tenaga  Sikap ,  Pemuda-  Pelatihan
13. kerja pertanian
mental/gengsi Pemudi Generasi
berkurang  Pekerjaan tidak Banyak, Muda dan
tetap adanya karang pengembanga
taruna n rasa cinta
terhadap
pertanian
14.
Sulit mencari  Jumlah buruh tani  Adanya alat  Menggunakan
tenaga kerja semakin menurun mesin alat mesin
pertanian  Biaya upah pertanian pertanian untu
tenaga kerja emnghemat
semakin tinggi tanaga kerja
15. Petani sulit  Petani tidak  Penyuluh  Peyuluhan
menerima terbiasa  Teknologi

59
PEMECAHAN
NO MASALAH PENYEBAB POTENSI
MASALAH
teknologi baru
menerapkan modern
teknologi baru
 Kurangnya
pengetahuan
SOSIAL EKONOMI DAN KELEMBAGAAN
KWT kurang
16 aktif  KWT tidak  Adanya  Motivasi
memiliki usaha tempat usaha penyuluh
tetap tanaman  Pemberdayaan
 Kurang hortikultura masyarakat
koordinasi antar  Adanya
pengurus sumberdana
bantuan dari
pemerintah
Sumber data : Data primer mahasiswa PKL1tahun 2018

2. Mampu membuat peta usaha tani desa

Untuk membuat peta atau sketsa usaha tani harus terlebih dahulu

membuat peta atau sketsa desa. Sementara itu, peta desa adalah gambaran desa

secara umum mengenai keadaan sumberdaya fisik (alam maupun buatan).

a. Peta Desa

Sketsa desa adalah gambaran desa secara kasar atau secara

umum mengenai keadaan sumber daya fisik (alam maupun buatan).

Sketsa desa berguna untuk mengetahui kondisi potensi desa dan

masalah yang ada di wiliyah.

60
Peta desa Ngreco dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. Peta Desa Ngreco

Sumber data : dat primer mahasiswa PKL 1 tahun 2018

61
Dari peta Desa Ngreco dapat dilihat bahwa Desa Ngreco memiliki

lokasi wilyah yang strategis karena terletah dekat dengan pusat kecamatan.

Batas Desa Ngreco bagian utara berbatasan langsung dengan Desa

Watubonang Kecamatan Tawngsari, Bagian Timur berbatasan dengan Desa

Pundung Rejo, Bagian Barat berbatasan degnan Desa Tawang, sedangkan

Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Karangmojo. Desa Ngreco memiliki

luas wilayah yang terbentang dari barat hingga timur, daerah barat yang

didominas oleh persawahan, bagian tengah diisi oleh pemukiman warga,

perkebukan dan sedikit persawahan, sedangkan daerah timur didominas oleh

perkebukan, hutan rakyat dan pemukiman warga. Saluran irigasi juga

terbentang dari barat hingga sisi timur Desa Ngreco.

b. Sketsa Usah Tani

Sketsa usaha tani merupakan potret keadaan usahatani yang

diusaha kan oleh keluarga tani di Desa Ngreco, Kecamatan Weru. Dibuat

oleh anggota keluarga tani secara sederhana berupa sketsa/ peta usahatani

keluarga tani. Gambaran mengenai usahatani secara umum di Desa

Ngreco terlihat dalam sketsa usahatani Desa Ngreco di bawah ini:

Sketsa Usaha Tani Desa Ngreco dapat dilihat dari gambar berikut

62
Gambar 5. Sketsa Usaha Tani Desa Ngreco

Sumber data : Identifikasi potensi wilayah mahasiswa PKL1 tahun2018

63
Teknik pembuatan sketsa usahatani merupakan teknik PRA yang

memfasilitasi pengkajian berbagai aspek pengelolaan kebun di wilayah

atau desa tersebut. Hasil kajian digambarkan dalam bentuk sketsa atau

peta kebun yang memperlihatkan berbagai aspek pengelolaan kebun

tersebut .

Dalam sketsa usaha tani Desa Ngreco dapat dilihat bahwa

mayoritas komoditas yang diusahakan oleh masyarakat Desa Ngreco

adalah Padi sawah. Tanaman pekarangan yang diusahakan diatara lain, ubi

jalar, pohon pisang. Banyak lahan yang menganggur dikarenakan Desa

Ngreco dalam masa kering dan sulit mendapatkan air, dan mendapat

himbauan agar tidak menanam padi sdi MT III.

3. Mampu menyusun programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa

Program penyuluhan tingkat desa merupakan rencana kegiatan

masyarakat desa yang akan dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan

usaha tani keluarga dan kegiatan kelompok yang memiliki jangka waktu

setahun. Penetapan potensi dan permasalahan agribisnis wilayah desa dibagi

dalam dua tahap, yaitu menyusun rencana tingkat kelompok, menyusun

rencana tingkat desa dan matrik kegiatan rencana kegiatan penyuluhan desa.

a. Rencana Kegiatan Kelompok

Kelompok yang ada di desa Ngreco berjumlah 4 kelompok tani,

sedangkan untuk pengambilan responden hanya menggunakan sampel satu

kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Dadi Subur.

64
 RKK Poktan Dadi Subur

Poktan Dadi Subur diketuain oleh Bapak Suino yang merangkap

sebagai ketua GP3A dan merupakan perangkan Desa Ngreco sebagai

Kaur Pembangunan. Poktan Dadi Subur melakukan pertemuan rutin

setiap bulan, tepatnya tanggal 15, pertemuan ini dirangkap sebagi

pertemuan Gapoktan dan Poktan se Desa Ngreco dengan melakukan

kegiatan simpan pinjam dan arisan Kelompok Tani. Poktan Dadi Subur

melakukan penanaman padi pada MT 1 dan 2, dan penanaman jagung

pada MT 3. RKK Poktan Dadi Subur lebih lengkap dapat dilihat pada

uraian di bawah ini:

RENCANA KEGIATAN KELOMPOK (RKK)

Kelompok Tani : Dadi Subur


Desa : Ngreco
Kecamatan : Weru
Kabupaten : Sukoharjo

I. Pendahuluan

Kelompok Tani Dadi Subur terletak di dukuh

Sumberan RT.01 RW.01. luas lahan kelompok Tani Dadi

Subur 132 Ha. Sebagian petani mempunyai lahan sendiri

dan sebagian lainnya menggunakan lahan sewa. Komoditas

yang diusahakan berbeda-beda, anggota kelompok

mengusahakan bidang pertanian (padi, Ubi Kayu),

65
peternakan, dan kehutanan. Pertemuan dilaksanakan setiap

bulan sekali, yaitu setiap tanggal 15. Pada tahun 2015,

poktan Dadi Subur mendapat bantuan pompa air, pada

tahun 2017 mendapatkan bantuan Power Thresser dan

Sumur Dangkal untuk kegiatan usaha tani kelompok.

II. Rumusan Cita-cita Kelompok

1. Mensejahterakan anggota kelompok

2. Meningkatkan pengetahuan anggota tentang penanaman,

pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan

penanganan pasca panen

3. Meningkatkan pendapatan anggota dengan meningkatkan

produktivitas padi dan jagung dengan hasil jual yang

tinggi

III. Masalah

1. Harga jual padi yang rendah saat musim panen

2. Minimnya minat pemuda dalam pertanian

3. Teknologi pertanian belum diterapkan sesuai dengan

anjuran

4. banyaknya hama dan penyakit pada tanaman terutama

pada tanaman padi (patah leher/sundep)

66
Tabel 23. Matrik Kegiatan Kelompok Tani Dadi Subur
N Uraian Bulan
1 1 1 Pelaksana Biaya Ket
o Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
1 Pembenahan Kelompok Swadaya Tiap
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
administrasi bulan
2 Pertemuan rutin & Kelompok Swadaya Tiap
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
simpan pinjam bulan
3 pendampingan PPL BOP Di WKPP
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kelompok
4 Penyusunan RDKK Kelompok Swadaya Sebelum

& PPL MT1
5 Masa Tanam Padi √ √ √ √ √ √ √ √ Kelompok Swadaya -
6 Masa Tanam Palawija √ √ √ √ Kelompok Swadaya -
7 Pembagian SHU √ Kelompok Swadaya Akhir
Tahun
8 Evaluasi √ Kelompok Swadaya Akhir
& PPL Tahun
9 Kegiatan-kegiatan Kelompok Swadaya Kegiatan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pertanian lainnya insidental
Sumber data : identifikasi potensi wilayah PKL 1 tahun 2018

b. Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa

Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa merupakan salah satu

wujud perencanaan partisipasi masyarakat. Hal ini tercermin dari definisi

programa penyuluhan pertanian tingkat desa yaitu rencana tertulis yang

disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat

pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Isi dari programa ini adalah

kegiatan-kegiatan utama dalam penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan

di wilayah kerja penyuluhan pertanian selama satu tahun.

RKPD diambil dengan cara mengumpulkan data dari RKK yang ada

di Desa Ngreco. RKPD yang dibuat bisa dilihat dalam format RKPD

dibawahini :

67
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN DESA
(RKPD)

Desa : Ngreco
Kecamatan : Weru
Kabupaten : Sukoharjo
Provinsi : Jawa Tengah

I. Pendahuluan

Desa Ngreco mempunyai luas wilayah 476 Ha dan merupakan salah


sat desa di Kecamatan Weru. Desa Ngreco memiliki 11 RW dan 43 RT.
Wilayah Timur memiliki kepadatan penduduk yang kemarau tiba.
Dari 43 RT di Desa Ngreco mempunyai 1 Kelompok Wanita Tani
(KWT). Di bidang pertanian, sebagian besar petani di Desa Ngreco
menanam padi pada musim tanam I (MT I) dan MT II. Pada MT III,
sebagian besar petani menanam palawija (kedelai, jagung dan sayuran).
Sawah di wilayah Ngreco bagian barat memiliki komoditas pertanian lebih
monoton, dominan padi. Sawah di Ngreco bagian timur lebih bervariasi
seperti padi, kedelai dan jagung. Beberapa masalah dalam pertanian di
Desa Ngreco adalah banyak hama dan penyakit, terutama penyakit patah
leher; petani belum menerapkan sistem tanam jajar legowo sesuai dengan
petunjuk; pemupukan belum berimbang; hingga kehilangan hasil padi yang
masih tinggi.
Pengairan di Desa Ngreco berasal dari saluran irigasi Waduk Gajah
Mungkur yang berada di Kabpatn Wonogiri, bendungan ini digunakan
untuk mengairi 3 kabupaten yaitu; Wonogiri, Sukoharjo dan Klaten,
Mengairi sepanjanng tahun kecuali bulan Oktober dilakukan pengeringan.
II. Rumusan visi desa
Visi Desa :
‘‘Melayani masyarakat serta menuju Desa Ngrco yang bermartabat dan
menjunjung tinggi nilai norma dalam masyarakat”
III. Masalah
Masalah dan Penyebab
No Masalah Penyebab
1 Harga jual padi rendah hasil padi tidak disimpan
Banyak serangan penyakit patah leher dan
2 Produktivitas padi rendah
sundep & anjuran teknologi belum

68
dilaksanakan
Teknologi pertanian belum diterapkan sesuai
Produktivitas jagung dan
3 dengan anjuran
kedelai rendah
Pemahaman petani tentang
4 Keinginan petani yang serba instan
kartu tani rendah
Diversifikasi komoditas Serangan hama kera mengakibatkan tanaman
5
pertanian yang rendah gagal panen
Minat pemuda dalam pertanian
6 Gengsi dan kesan pertanian yang dianggap rendah
rendah

Tabel 24. Matrik Kegiatan Penyuluhan Desa Ngreco berdasarkan RKPD


N Bulan Pelaksa
Uraian Biaya Ket
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 na
Orientasi
Distanik APBD, 4
1 Wilayah √
, PPL APBN poktan
Desa
GP PTT
Distanik APBD, 4
2 Pajale dan √ √ √
, PPL APBN poktan
penyuluhan
Penyusunan 4
3 √ PPL swadaya
RDKK Poktan
Perbaikan 2
4 √ √ Distanik APBN
irigasi Poktan
Meningkatka √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4
5 n SDM PPL swadaya
Poktan
Petani
Pelatihan
pembuatan 2
6 √ √ Poktan swadaya
pupuk Poktan
organic
Penerapan 2
7 √ Poktan swadaya
jajar legowo Poktan
Pendamping
PPL, 4
8 an √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ swadaya
THL Poktan
Kelompok
Sumber data : data primer mahasiswa PKL 1 tahun 2018

c. Daftar Alat Bantu


Dalam melakukan penyuluhan diperlukan banyak hal pendukung yang

digunakan untuk menunjang keberhasilan sebuah penyuluhan. Maka dari itu

adanya alat bantu daam melakukan penyuluhan sangat penting agar

69
penyuluhan dapat diterima oleh audience dan menarik perhatian sehingga

penyuluhan tidak membosankan dan dapat berjalan lancar.

Alat bantu dapat membantu pemateri atau penyuluh dalam

menyalurkan maksudnya kepada petani dengan baik, dalam serangkaian

penyuluhan memerlukan beberapa hal yang harus dipersiapkan sebagai alat

bantu.

Alat bantu yang diperlukan dalam penyuluhan yang dipilih penulis

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 25. Daftar Alat Bantu


No ALAT BANTU JUMLAH (UNIT)
1 Peta sin gkap 5
2 Spidol 5
3 LCD Projector 1
4 Laptop 1
5 Slide 1
Sumber data :Data primer mahasiswa PKL1 tahun 2018

Dalam tabel daftar alat bantu yang diperlukan diatas disebutkan

memerlukan peta singkap digunakan sebagai alat bantu untuk

menggambarkan pola materi yang akan disampaikan, untuk menggambarkan

ilustrasi yang ingin disampaikan, dan jug untuk menjadi media interaktif

antara pemteri dan petani aau audience yang ada.

Spidol digunakan untuk menuliskan materi dan interasi interaktif

audiane dengan pemateri ke dalam peta singkap yang ada. LCD Projector

atau liquid crystal display projector adalah alat untuk memproyeksikan

tampilan atau tayangan dari computer ke bidang datar seperti layar atau

tembok. Alat ini membanu agar tampilan atau tayangan dari computer dapat

terlihat dengan skala yang jauh lebih besar sehingga dapat dilihat oleh banyak

70
orang, sangat cocok untuk membantu penyuluhan agar lebih menarik dan

tidak membosankan. Laptop juga dinakan sebagai alat bantu untuk

menampilkan materi dan tayangan yang telah disiapkan agar tersampaikan ke

audience dengan baik, seperti slide dan video.

d. Foto Kegiatan

Praktek Kerja Lapangan 1 dilaksanakan dengan serangkaian kegiatan,

sebagian dapat terekam oleh gambar atau foto yang di dokumentasi. Adapun

tidak semua dapat terekam oleh gambar atau foto yang di dokumentasikan,

beberapa foto atau dokumentasi PKL 1 yang telah dilaksanakan dapat dilihat

pada tagihan pada lampiran.

Kegiatan yang telah dilakukan diantaranya seperti pengambilan data

primer dari petani atau prangat Desa Ngreco, mengikuti pertemuan rutin

Gapoktan Desa Ngreco pada tanggal 15 setiap bulannya, berkunjung ke Kios

Gapoktan untuk penggalian data primer, berkunjung ke Kantor Desa Ngreco

untuk mendapatkan data sekunder dan wawancara perangkat desa, pertemuan

petani guna membahas persiapan identifikasi potensi wilayah, verifikasi data

identifikasi potensi wilayah, penyusunana programa dan penetapan materi,

kegiatan selanjutnya adalah konsultasi bersama dengan pembimbing eksternal

selaku coordinator penyuluh Desa Ngreco dalam beberapa pertemuan,

Monitoring dan Evaluasi dari dosen STPP Yogyakarta, mengikuti kegitan

lomba Gapoktan berprestasi tingkat nasional di Kecmatan Tawangsari

tepatnya di Desa Dalangan, gambaran tentang keadaan pertanian Desa

71
Ngreco, kunjungan di kediaman Ketua Gapoktan untuk penggaian informasi

tentang pertanian.

Kegiatan juga meliputi penggalian data ke Balai Penyuluhan

Pertanian (BPP) Kecamatan Weru sekaliagus konsultasi mengenahi tagihan

dan informasi tentang pertanian. Serta kegiatan lainnya seperti kunjungan

atau Evaluasi dan Monitoring dari Ketua STPP Yogyakarta. Kegiatan-

kegiata tersebut dapat dilihat pada lampiran.

4. Mampu menetapkan materi penyuluhan pertanian berdasarkan


Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) yang ada.

a. Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Pertanian (RKTP)


Materi penyuluhan akan dibuat berdasarkan RKTP yang telah ada

dengan memperhatikan hasil identifikasi potensi dan penggalian

permasalahan serta materi yang dibutuhkan. Materi yang dibuat akan

dikonsultasikan dengan pembimbing eksternal dengan mempertimbangkan

karakteristik wilayah dan sasaran yang akan disuluh agar informasi yang

sampaikan dapat diterima dengan baik oleh petani.

Dari RKTP yang ada terdapat berbagai permasalahan yang dialami

petani khususnya dalam bertani sawah, salah satu masalah yang paling utama

adalah rendahnya penerapan tanam jajar legowo dalam budidaya tanaman

padi karena petani belum paham benar cara tanam jajar legowo. Dengan

adanya penerapan ini, diharapkan target BPP Ngreco untuk meningkatkan

produktivitas padi. Selain itu, alasan pemilihan materi adalah karena materi

72
tentang penerapan tanam jajar legowo super dalam budidaya tanaman padi

adalah materi yang direkondasikan oleh penyuluh pertanian Desa greco yang

merangkap sebagai Koordinato penyuluh Kecamatan Weru, Materi ini juga

direkomendsikan oleh Badan Penelitian dan Pengenbangan SDM Pertanian

(Banglitbangtan) Kementerian Pertanian yang telah di publikasikan tahun

2016.

Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluh dapat dilihat pada lampiran.

b. Materi yang ditetapkan

Berdasarkan data dari identifikasi potensi wilayah tang telah

dilakukan didapat materi yang ditetapkan yaitu “Budidaya Tanaman Padi

Sawah Jajar Legowo Super”, materi ini ditetapkan juga berdasarkan

rekomendasi penyuluh peranian Desa Ngreco da juga berdasar

perhitungan scoring atau melalui tabel impact point análisis permasalahan

di Desa Ngreco. Scoring atau tabel impact point dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 26. Tabel scoring atau impact point


SKOR JUM
NO JENIS MASALAH GAWAT MENDESAK PENYEBARAN LAH
1 Serangan Hama Penggerek
3 2 3 8
batang
2 Berkurangnya lahan
3 3 1 7
empon-empon
3 Pemanfaatan lahan
2 2 3 7
pekarangan rendah
4 Produksi palawija rendah 2 2 2 6
5 Alih fungsi lahan 3 2 1 6
6 Harga jual beras rendah 3 1 1 5
7 Penerapan tajarwo rendah 3 3 3 9
8 Kotoran ternah belum
2 2 1 5
dimanfaatkan
9 Irigasi sulit di MT3 3 3 2 8
10 Pemanfaatan kebun rakyat 2 2 1 5

73
SKOR JUM
NO JENIS MASALAH GAWAT MENDESAK PENYEBARAN LAH
rendah
11 Alsintan tidak sesuai 3 2 1 6
12 Kesuburan tanah menurun 3 3 2 8
13 SDM pertanian rendah 3 2 2 8
14 Tenaga kerja pertanian
2 2 1 5
kurang
15 Sulitnya menerima
3 2 3 8
teknologi baru
16 KWT kurang aktif 3 3 1 7
Sumber data : data primer mahasiswa PKL1 tahun 2018

Materi yang diambil melalui publikasi Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian tahun 2016 tentang “ Budidaya Tanaman Padi

Sawah Jajar Legowo Super dengan pertimbangan dari beberapa pihak.

Materi selengkapnya dapat dilihar pada lampiran.

5. Mampu menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis


dan media penyuluhan pertanian
a. Sinopsis
Sinopsis materi penyuluhan akan dibuat menyesuaikan dengan

materi yang akan disampaikan, sinopsis tersebut merupakan ringkasan

dari materi penyuluhan yang akan disampaikan dalam pelaksanaan

penyuluhan.

Sinopsis sangat membantu penyuluh dalam penyampaian

materi agar apa yang disampaikan bisa runtut dan tidak mengambang.

Sinopsis materi penyuluhan Teknologi Budidaya Padi Sawah Tanam

Jajar Legowo super berisi tentang uraian singkat pengertian dan

prinsip dasar jajar legowo super, keuntungan jajar legowo super, dan

hasil-hasil penelitian tentang jajar legowo super.

74
Sinopsis materi penyuluhan Teknologi Budidaya Padi Sawah

Tanam Jajar Legowo Super secara lengkap dapat dilihat pada uraian di

bawah ini:

SINOPSIS

BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH


“JAJAR LEGOWO SUPER”

Padi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat


Indonesia sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa komoditas ini
telah turut mempengaruhi tatanan politik dan stabilitas nasional.
Selain sebagai makanan pokok lebih dari 95% penduduk, padi juga
menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar petani di
pedesaan. Perhatian khusus harus diberikan untuk meningkatkan
hasil per satuan luas dengan menerapkan perbaikan teknologi
dalam teknik budidaya tanaman.
Teknologi padi jajar legowo (jarwo) super merupakan
teknologi budi daya padi secara terpadu berbasis cara tanam jajar
legowo. Dalam implementasinya di lapangan, teknologi padi Jarwo
Super menggunakan: (1) benih bermutu varietas unggul baru
dengan potensi hasil tinggi, (2) biodekomposer pada saat
pengolahan tanah, (3) pupuk hayati sebagai seed treatment dan
pemupukan berimbang, (4) teknik pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu, dan (5) alat mesin
pertanian terutama untuk tanam dan panen.
Teknologi Jarwo Super telah diuji keunggulannya pada
musim tanam 2016 melalui dem-area seluas 50 ha pada lahan
sawah irigasi di Kabupaten Indramayu, x Petunjuk Teknis
Budidaya Padi Jajar Legowo Super Jawa Barat. Varietas Inpari-30
Ciherang Sub-1, Inpari-32 HDB, dan Inpari-33 telah berproduksi di
atas 10 ton GKG/ha, sedangkan produktivitas varietas Ciherang

75
yang diusahakan petani di luar dem-area hanya 6,0 ton GKG/ha.
Analisis usahatani menunjukkan bahwa teknologi Jarwo Super
sangat layak dikembangkan pada skala luas.

b. Media Penyuluhan Pertania


Media digunakan penyuluh sebagai wadah dalam menyampaikan materi

penyuluhan pertanian. Pemilihan media penyuluhan pertanian sangat penting

dilakukan. Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai

efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni

perubahan perilaku petani. Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran

sebagai persiapan pemilihan sebagai berikut :

1. Perlu diadakan terlebih dahulu penilaian terhadap media penyuluhan

pertanian yang ada dan kebutuhan sasaran terhadap teknologi pertanian.

2. Tidak semua media penyuluhan yang diperlukan selalu tersedia atau

mudah disediakan oleh penyuluh pada setiap tempat dan waktu.

3. Media penyuluhan yang mahal, tidak selalu merupakan jaminan untuk

berhasil mencapai tujuan yakni perubahan perilaku sasaran.

4. Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu dan digunakan dengan tingkat

efektivitas yang berbeda.

5. Harus ada kesesuaian antara media penyuluhan yang dipilih dengan

metode penyuluhan yang digunakan.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka dalam menyampaikan materi

penyuluhan Teknologi Budidaya Padi Sawah Tanam Jajar Legowo Super,

media penyuluhan pertanian yang digunakan adalah video tentang Tanam

76
Jajar Legowo super yang diakses melalui Youtube.com. Selain itu, media

yang digunakan adalah folder untuk diedarkan ke audiance yang bisa dilihat

pada lampiran. Beberapa tampilan dari media yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Tabel 27. Daftar Media Peyuluhan

77
Media yang dipilih dalam penyuluhan tentang Budidaya Tanaman Padi

sawah Jajar Legowo super adalah Folder dan Tayangan berupa video. Foldr

yang berisi tentang ringkasan materi yang dituangkan kedalam folder dipilih

karena bentuknya yang ringkas dan menarik dapat dengan mudah dipahami

oleh pembaca. Folder tetang Budidaya Tanaman Padi Sawah Jajar Legowo

Super ini disusun oleh pemulis berdasarkan rekomendasi dari publikasi

Balitbangtan tahun 2016.

Media selanjutnya adalah tayangan yang berupa video tentang

keberhasilan petani yang telah menerapkan teknologi Jajar Legowo Super,

juga tayangan tentang cara teknis melakukan budidaya tanaman padi sawah

dengan sisitem tenam jajar legowo.

78
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

I di Desa Ngreco, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. PKL I yang telah dilaksanakan mahasiswa mendapatkan

pembelajaran tentang kondisi pertanian masyarakat Desa Nreco

secara lansung, baik keadaan fisik pertanian dan lingkunga sosial

masyarakat tani di Desa Ngreco

2. Kegiatan PKL I juga meningkatkan keterampilan mahsiswa dalam

memecahkan masalah yang ada di lingkungan pertanian Desa

Ngreco. Terdapat peningkatan keterampilan mahasiswa dalam

merencanakan kegiatan penyuluhan untuk dapat dipergunakan dalam

pelaksanaan penyuluhan pada PKL II.

3. Kegiaatan PKL I dapat mengbah sikap mahasiswa menjadi peduli

dan tanggap terhadap pertanian di Desa Ngreco.

Mahasiswa mampu melaksanakan semua elemen yang merupakan

tagihan untuk mencapai kompetensi pada PKL I

b. Saran

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 1 tahun 2018 telah terlaksana dengan

lancar, namun ada beberapa hal yang patut diperbaiki, yakni:

79
1. Pembekalan atau pengantar saat sebelum memulai PKL dapat

diperpanjang agar jelas dan rinci, agar tidak terjadi kesalah pahaman

saat sudah berada di lapangan.

2. Waktu pelaksanaan PKL 1 yang relative singkat membuat penggalian

data yang kurang maksimal, sehingga agar disesuaikan dengan jumlah

tagihan yang ada dengan memperpanjang waktu pelaksanaan PKL 1

80
DAFTAR PUSTAKA

Arjayanti, Syam. 2010. Analisis Kebijakan Stabilisasi Harga di Tingkat Petani di


Propinsi DIY. Yogyakarta.

Departemen Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :


47/Permentan/OT.140/5/2009 Pedoman Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian.

Departemen Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :


25/Permentan/SM.010/9/2016 Pedoman Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian.

Defrirahman, 2011. “Penyuluhan Pertanian”. Diakses pada 18 Juni


2018.https://www.doodle.com/search?hl=in-ID&source=android-
browser&ei=aMoqW-
XNGMfhvAS3pLzoBg&q=pengertian+penyuluhan+pertanian+menurut+
uu+tahun+2006

Effendi, Baehaki S. 2009. Strategi Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Padi


Dalam Perspektif Praktek Pertnian Yag Baik. Subang.

Elizabeth, Roosganda. 2008. Peran Ganda Wanita Tani dalam Mencapai


Ketahanan Pangan Rumah angga di Pedesaan.

Elizabeth, Roosganda. 2011. Strategi Pencapaian Diversifikasi dan Kemandirian


Pangan: Antara Harapan dan Kenyataan. Bogor.

http://bbppbatu.bppsdmp.pertanian.go.id/penyusunan -programa-penyuluhan-
pertanian/

http://ppldesa.blogspot.com/2017/08/identifikasi-potensi-
wilayah.html)view=flipcard&m=1. Diakses pada 18 juni 2018

http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-penyuluhan-pertanian-
menurut-para-ahli/. Diakses pada 20 Juni 2018.

https://risehtunong.blogspot.com/2016/10/langkah-langkah-dalam-membuat-
sketsa.html?m=1. Diakses pada 19 Juni 2018.

Ikhwani.2013. Peningkatn Produktivitas Padi Melalui Penerapan Jarak Tanam


Jajar Legowo. Subang.

Iswari, Kasma. 2012. Kesiapan Teknologi Panen Dan Pasca Panen Padi Dalam
Menekan Kehilangan Hasil Dan Meningkatkan Mutu Beras. Sumtra
Barat.

81
Pamuji, Teguh, 2011. “Teknik Pembuatan Bagan Kecenderungan dan Perubahan”.
Diakses pada 18 Juni 2018.https://www.google.com/search?hl=in-
ID&ie=UTF-8&sorce=android-.
diaksesbrowser&q=pengrrtian+bagan+kecenderungan+dan+pervahab.
Diakses pada 20 juni 2018

Republik Indonesia. 2006. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 16


Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan, dan
Kehutanan

Sujono, Miftakhul A.,MunantoT,S.. 2018. ModulPraktik Kerja Lapangan (PKL I).


STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta.

Sujono, Miftakhul A.,MunantoT,S.. 20182018. Petunjuk Teknis PKL I. STPP


Jurusan Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta

Susilowati, Sri Heri. 2016. Feomena Penuaan Petani dan Berkurangnya Tenaga
Kerja Muda Serta Implikasinya Bagi Kebijakan Pembangunan
Pertanian. Bogor.

82
LAMPIRAN

83

Anda mungkin juga menyukai