AGRIBISNIS
Oleh :
RAHIM
2416037
Prodi Agribisnis
Universitas Wira Wacana
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah
kegitan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang
ditunjang oleh kegiatn pertanian.
Agribisnis sebagai suatu sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur
saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan
bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam
rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai
suatu totalitas.
Dengan definisi ini dapat diturunkan ruang lingkup agribisnis yang mencakup semua
kegiatan pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi (the
manufacture and distribution of farm supplies), produksi usaha tani (Production on the farm)
dan pemasaran (marketing) produk usaha tani ataupun olahannya. Ketiga kegiatan ini
mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan pada salah satu kegiatan akan
berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis. Karenanya agribisnis
digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga subsistem.
subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak,
pengusaha tanaman hias dan lain-lain. Terdapat beberapa pengertian Usaha Tani yaitu :
1. Menurut Bachtiar Rivai (1980) usahatani adalah organisasi dari alam, kerja dan
modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.
2. Menurut A.T.Mosher (1966) usahatani adalah sebagian dari permukaan bumi di mana
seorang petani, sebuah keluarga tani atau badan usaha lainnya bercocok tanam atau
memelihara ternak.
3. Menurut J.P.Makeham dan R.L.Malcolm (1991) usahatani (farm management) adalah
cara bagaimana mengelola kegiatan-kegiatan pertanian.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usahatani
Menurut Fadholi (1991), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani
digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Faktor intern (faktor-faktor pada usahatani itu sendiri), yang terdiri dari :
Petani Pengelola
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh
kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha tani pertanian,
peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil laut. Petani tersebut bertanggung jawab tehadap
pengelolaan usahatani yang ia lakukan, apabila petani dapat melakukan pengelolaan secara
baik maka usahatani yang ia lakukan juga dapat berkembang dengan baik, dan sebaliknya.
Pengelolaan usahatani itu juga tergantung dari tingkat pendidikan petani sendiri dan
bagaimana cara ia memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada untuk digunakan secara
efektif dan efisien agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jadi disini petani berperan
penting sebagai pengambil keputusan dan kebijakan dari usahatani yang dilakukan.
Tanah Usahatani
Tanah sebagai harta produktif adalah bagian organis rumah tangga tani. Luas lahan usahatani
menentukan pendapatan, taraf hidupnya, dan derajat kesejahteraan rumah tangga tani. Tanah
berkaitan erat dengan keberhasilan usaha tani dan teknologi modern yang dipergunakan.
Untuk mencapai keuntungan usaha tani, kualitas tanah harus ditingkatkan. Hal ini dapat
dicapai dengan cara pengelolaan yang hati-hati dan penggunaan metode terbaik.
Pentingnya faktor produksi tanah, bukan saja dilihat dari segi luas atau sempitnya lahan,
tetapi juga segi yang lain, misalnya aspek kesuburan tanah, macam penggunaan lahan (tanah
sawah, tegalan, dan sebagainya) dan topografi (tanah dataran pantai, rendah dan dataran
tinggi).
Kemampuan tanah untuk pertanian penilaiannya didasarkan kepada:
1. Kemampuan tanah untuk ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Makin banyak
tanaman makin baik.
2. Kemampuan untuk berproduksi. Makin tinggi produksi per satuan luas makin baik.
3. Kemampuan untuk berproduksi secara lestari, makin sedikit pengawetan tanah makin
baik.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah energi yang di curahkan dalam suatu proses kegiatan untuk
menghasilkan suatu produk. Pembicaraan mengenai tenaga kerja dalam pertanian di
Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usahatani kecil-kecilan
(usahatani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang
besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan dan sebagainya.
Dalam usahatani skala kecil sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri
yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak petani. Anak-anak
berumur 12 tahun misalnya sudah dapat merupakan tenaga kerja yang produktif bagi
usahatani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini merupakan sumbangan keluarga
pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang. Peran
anggota keluarga tani dalam mengelola kegiatan usahatani bersama dapat mengurangi biaya
pengeluaran untuk membayar tenaga kerja sewa.
Berbeda dengan usahatani dalam skala besar, tenaga kerja memegang peranan yang penting
karena tenga kerja yang ada memiliki skill/keahlian tertentu dan berpendidikan sehingga
mampu menjalankan usahatani yang ada dengan baik, tentu saja dengan seorang pengelola
(manager) yang juga memiliki keahlian dalam mengembangkan usahatani yang ada.
Modal
Seringkali dijumpai adanya pemilik modal besar yang mampu mengusahakan usahataninya
dengan baik tanpa adanya bantuan kredit dari pihak lain. Golongan pemilik modal yang kuat
ini sering ditemukan pada petani besar, petani kaya dan petani cukupan, petani komersial atau
pada petani sejenisnya. Sebaliknya, tidak demikian halnya pada petani kecil. Golongan petani
yang diklasifikasikan sebagai petani yang tidak bermodal kuat yaitu petani kecil, petani
miskin, petani tidak cukupan dan petani tidak komersial. Karena itulah mereka memerlukan
kredit usahatani agar mereka mampu mengelola usahataninya dengan baik.
Kredit usaha tani adalah kredit modal kerja yang disalurkan melalui koperasi/KUD dan LSM,
untuk membiayai usaha tani dalam intensifikasi tanaman padi, palawija dan hortikultura.
Kredit program ini dirancang untuk membantu petani yang belum mampu membiayai sendiri
usaha taninya. Sistem penyaluran kredit ini dirancang sedemikian rupa agar dapat diakses
secara mudah oleh petani, tanpa agunan dan prosedur yang rumit.
Bila tidak ada pinjaman yang berupa kredit usaha tani ini, maka mereka sering menjual harta
bendanya atau sering mencari pihak lain untuk membiayai usahataninya itu.
Tingkat Teknologi
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apa pun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan
teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru
dalam bidang pertanian. Demikian pula Revolusi Hijau mulai tahun 1969/1970 disebabkan
oleh penemuan teknologi baru dalam bibit padi dan gandum yang lebih unggul dibanding
bibit-bibit yang dikenal sebelumnya.
Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk
menaikkan produktivitas apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Dengan
penggunaan teknologi yang lebih maju dari sebelumnya maka usahatani yang dilakukan
dapat lebih efektif dan efisien, sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan
produktivitas yang tinggi.
Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian kadang-kadang
digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama dan sering
dipertukarkan karena keduanya menunjukkan pada soal yang sama yaitu perubahan teknik
(technical change) dan inovasi (innovation). Istilah perubahan teknik jelas menunjukkan
unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan
jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Inovasi berarti pula
suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya.
Inovasi selalu bersifat baru.
Namun, teknologi juga dapat menjadi kendala usahatani karena sulitnya penerimaan petani
terhadap teknologi baru dikarenakan ketidakpercayaannya pada teknologi tersebut, dan juga
karena faktor budaya dari petani itu sendiri yang enggan menerima teknologi maupun
inovasi.
Teknologi mempunyai sifat sebagai berikut :
a)
Tingkat keuntungan relatif dari inovasi tersebut. Semakin tinggi tingkat keuntungan
relatif semakin cepat pula teknologi tersebut diterima oleh masyarakat.
b) Tingkat kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Semakin tinggi
tingkat kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, semakin cepat pula inovasi
tersebut di terima.
c)
Tingkat kerumitan (complexity) dari inovasi yang akan disebarkan. Semakin tinggi
tingkat kerumitan dari inovasi, semakin sulit diterima masyarakat.
d) Tingkat mudah diperagakan (triability) dari inovasi yang akan disebarkan. Semakin
tinggi tingkat kemudahan diperagakan dari inovasi yang akan disebarkan, semakin mudah
inovasi itu diterima masyarakat.
e)
Tingkat kemudahan dilihat dari hasilnya (observability). Semakin tinggi tingkat
observability semakin mudah inovasi tersebut diterima oleh masyarakat.
Hasil dari usahatani skala keluarga merupakan penerimaan keluarga yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga tersebut dan juga menyambung kembali
keberlangsungan usahatani mereka. Jika seorang petani dapat mengelola penerimaan
usahataninya dengan baik maka kebutuhan keluarganya dan usahataninya dapat tercukupi,
sebaliknya jika tidak mampu mengelola dan mengalokasikan penerimaan keluarga dari hasil
usahatani maka kebutuhannya tidak dapat tercukupi dengan baik.
Jumlah Keluarga
Jumlah keluarga berhubungan dengan banyak sedikitnya potensi tenaga kerja yang tersedia di
dalam keluarga. Dalam usahatani skala kecil sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga
petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak petani.
Semakin banyak jumlah keluarga produktif yang mampu membantu usahatani maka biaya
tenaga kerja pun semakin banyak berkurang. Dan biaya tersebut dapat dialokasikan untuk
keperluan lain.
Sarana transportasi dalam usahatani tentu saja sangat membantu dan mempengaruhi
keberhasilan usahatani, misalnya dalam proses pengangkutan saprodi dan alat-alat pertanian,
begitu juga dengan distribusi hasil pertanian ke wilayah-wilayah tujuan pemasaran hasil
tersebut, tanpa adanya transportasi maka proses pengangkutan dan distribusi akan mengalami
kesulitan.
Begitu pula dengan ketersediaan sarana komunikasi, pentingnya interaksi sosial dan
komunikasi baik antara petani dan petani, petani dan kelembagaan, serta petani dan
masyarakat diantaranya dapat meningkatkan kualitas SDM petani, mengembangkan pola
kemitraan, mengembangkan kelompok tani melalui peningkatan kemampuan dari aspek
budidaya dan aspek agribisnis secaa keseluruhan, memperkuat dan melakukan pembinaan
terhadap seluruh komponen termasuk petani melalui peningkatan fasilitas, kerja sama dengan
swasta, pelayanan kredit dan pelatihan. Jika sarana komunikasi dalam berusahatani kurang
mencukupi maka perkembangan usahatani dan petani yang menjalankan kurang maksimal
karena ruang lingkup interaksi sosialnya sempit.
Harga hasil produksi usahatani mempengaruhi keuntungan yang didapat, semakin tinggi hasil
produksi dan semakin mahal harganya maka keuntungan dari usahatani pun semakin tinggi
pula, namun harga saprodi juga mempengaruhi penerimaan hasil secara keseluruhan Karena
harga saprodi merupakan modal utama dalam berusahatani entah itu harga alat-alat pertanian,
bahan-bahan utama seperti benih, bibit, pupuk, dan obat-obatan dan sebagainya. Maka
perhitungan, analisis dan pengelolaan/pengalokasian dana yang baik akan mempengaruhi
hasil yang didapat dalam berushatani.
Fasilitas Kredit
Kredit adalah modal pertanian yang yang diperoleh dari pinjaman. Pentingnya peranan kredit
disebabkan oleh kenyataan bahwa secara relatif memang modal merupakan faktor produksi
non-alami (buatan manusia) yang persediannya masih sangat terbatas terutama di negaranegara yang sedang berkembang. Lebih-lebih karena kemungkinan yang sangat kecil untuk
memperluas tanah pertanian.
Perlunya fasilitas kredit :
a. Pemberian kredit usahatani dengan bunga yang ringan perlu untuk memungkinkan petani
melakukan inovasi-inovasi dalam usahataninya.
b. Kredit itu harus bersifat kredit dinamis yang mendorong petani untuk menggunakan secara
produktif dengan bimbingan dan pengawasan yang teliti.
c. Kredit yang diberikan selain merupakan bantuan modal juga merupakan perangsang untuk
menerima petunjuk-petunjuk dan bersedia berpartisipasi dalam program peningkatan
produksi
d. Kredit pertanian yang diberikan kepada petani tidak perlu hanya terbatas pada kredit
usahatani yang langsung diberikan bagi produksi pertanian tetapi harus pula mencakup
kredit-kredit untuk kebutuhan rumah tangga (kredit konsumsi).
Adapun lembaga-lembaga kredit yang ada di Indonesia bagi masyarakat tani dapat
digolongkan sebagia berikut :
a.Bank yang meliputi Bank Desa, Lumbung Desa dan Bank Rakyat Indonesia
b. Perusahaan Negara Pegadaian
c. Koperasi-Koperasi Desa dan Koperasi Pertanian (Koperta)
Dengan adanya fasilitas kredit dari pemerintah kepada para petani maka diharapkan usahatani
dapat terus dilakukan dan dikembangkan tanpa adanya kesulitan modal tapi dengan kredit
bunga ringan.
Penyuluh memberikan jalan kepada petani untuk mendapatkan kebutuhan informasi tentang
cara bertani atau teknologi baru untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan
kesejahteraannya. Selain itu, penyuluh juga memberikan pendidikan dan bimbingan yang
kontinyu kepada petani.
Dalam proses peningkatan teknologi dan penyebaran inovasi pada masyarakat, penyuluh
berfungsi sebagai pemrakarsa yang tugas utamanya membawa gagasan-gagasan baru.
Beberapa peranan yang harus dilakukan penyuluh agar proses peningkatan teknologi dan
penyebaran inovasi dapat berjalan efektif adalah :
a)
b)
Membangun hubungan untuk perubahan. Hubungan ini tentunya harus terbina diantara
sasaran perubahan (klien) dan penyuluh.
c)
Diagnosa dan penjelasan masalah yang dihadapi oleh klien. Gejala-gejala dari masalah
yang dihadapi haruslah diketahui dan dirumuskan menjadi maslah bersama sasaran
perubahan.
d) Mencari alterntif pemecahan masalah. Selain itu tujuan dari perubahan harus juga
ditetapkan dan tekad untuk bertindak harus ditumbuhkan.
e)
f)
g)
Memutuskan hubungan antara klien dan penyuluh untuk perubahan itu. Hal itu
diperlukan untuk mencegah timbulnya sikap kertergantungan masyarakat pada penyuluh
Penyuluh disini bersifat membantu agar kebutuhan informasi yang berhubungan dengan
pertanian dapat tesalurkan dengan baik ke petani-petani, serta untuk meningkatkan teknologi
dan inovasi petani tradisional menjadi lebih modern.
Menurut Soekartawi (2002), untuk mendukung keberhasilan pengembangan dan
pembangunan petani, aspek yang akan berperan adalah :
Bila uraian tersebut di atas dikaji/ditelaah lebih mendalam, maka keberhasilan usahatani tidak
terlepas dari :
1. Syarat mutlak (syarat pokok pembangunan pertanian), yang terdiri dari :
Pengangkutan (transportasi)
Pendidikan pembangunan
Kredit produksi
Pengolahan tanah di desa Sajang dilakukan dengan menggunakan tenaga ternak sapi. Biaya
pengolahan tanah relatif mahal yaitu mencapai Rp 50.000/pasang/hari. Untuk membajak
lahan 1 ha membutuhkan 6 pasang sapi selama 2 (dua) hari. Sehingga apabila ditotal maka
jumlah biaya pengolahan tanah untuk lahan 1 ha sebesar Rp 600.000 belum termasuk biaya
makan dan minum. Tiap satu pasang sapi minimal membutuhkan 2 (dua) orang tenaga
manusia. Tingginya biaya pengolahan tanah disebabkan semakin terbatasnya tenaga kerja
ternak sapi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka alternatif pemecahan masalah
adalah pola kemitraan sapi dengan pola kadasan kepada penggarap sekaligus dapat digunakan
sebagai tenaga olah tanah.
C.
Tebu (Saccharum officinarum Linn) adalah tanaman untuk bahan baku gula. Tanaman ini
hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan.
Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di
Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera (Wikipedia, 2007).
Bentuk fisik tanaman tebu dicirikan oleh terdapatnya bulu-bulu dan duri sekitar pelepah dan
helai daun. Banyaknya bulu dan duri beragam tergantung varietas. Jika disentuh akan
menyebabkan rasa gatal. Kondisi ini kadang menjadi salah satu penyebab kurang
berminatnya petani berbudidaya tebu jika masih ada alternatif tanaman lain. Tinggi tanaman
bervariasi tergantung daya dukung lingkungan dan varietas, antara 2,5-4 meter dengan
diameter batang antara 2-4 cm (Dinas Perkebunan, 2004).
Daur hidup tebu melalui 5 fase, antara lain :
1. Perkecambahan; Perkecambahan dimulai dengan pembentukan taji pendek dan akar
stek pada umur 1 minggu dan diakhiri. Pada fase kecambah pada umur 5 minggu.
2. Pertunasan; Pertunasan dimulai dari umur 5 minggu sampai 3,5 bulan.
3. Pemanjangan Batang; Pemanjangan batang dimulai dari umur 3,5 bulan sampai 9
bulan.
4. Pemasakan; Pemasakan merupakan fase yang terjadi setelah pertumbuhan vegetatif
menurun dan sebelum batang tebu mati. Pada fase ini gula di dalam batang tebu mulai
terbentuk hingga titik optimal hingga berangsur-angsur menurun. Fase ini disebut
juga fase penimbunan rendemen gula.
5. Kematian; Pada fase ini tanaman tebu mulai mati setelah melalui kemasakan optimum
hingga kembali menurun kadar gulanya.(KPPBUMN, 2007).