1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil
bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan
penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia. Peranan sektor pertanian
memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 15,3% pada
tahun 2009 berdasarkan harga berlaku. Kontribusi sektor pertanian masih relatif lebih besar
dari pada sektor-sektor lainnya, walaupun selama periode 2004-2009 pertumbuhannya
menurun sebesar 6,99% dibandingkan dengan sektor lainnya. Jika dilihat dari nilai
absolutnya, maka kontribusi sektor pertanian terhadap PDB (Produk Domestik Bruto)
merupakan jumlah yang besar, sehingga seharusnya dapat dianalogikan bahwa petani
seharusnya menerima pendapatan yang memadai untuk dapat hidup sejahtera. Namun pada
kenyataannya, apabila dilihat melalui peta kemiskinan di Indonesia, kiranya dapat dipastikan
bahwa bagian terbesar penduduk yang miskin adalah yang bekerja di sektor pertanian
(Tambunan, 2003: 23-24). Provinsi NTT merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan
jumlah penduduk miskin mencapai 1.160,53 ribu jiwa pada tahun 2015, sementara sebagian
besar penduduknya menekuni sektor pertanian sebesar 1,37 juta orang (61,65 persen), diikuti
Jasa Kemasyarakatan (13,25 persen), Perdagangan (8,52 persen) dan sektor industri (6,16
persen) (BPS, 2016). Sumba Timur termasuk salah satu kabupaten di Provinsi NTT dengan
jumlah penduduk miskin mencapai 68 ribu jiwa pada tahun 2013 dengan sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian dalam bidang pertanian yaitu mencapai 66.547 jiwa
(64,85%) (Survei Angkatan Kerja Nasional, 2014).
Keterkaitan kemiskinan dengan pendidikan sangat besar karena pendidikan memberikan
kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan keterampilan. Pendidikan juga
menanamkan kesadaran akan pentingnya martabat manusia. Mendidik dan memberikan
pengetahuan berarti menggapai masa depan. Hal tersebut seharusnya menjadi semangat untuk
terus melakukan upaya mencerdaskan bangsa. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan
jenjang terakhir dari pendidikan formal, memiliki peran tersendiri dalam upaya
mengentaskan kemiskinan. Berdasarkan Undang Undang No. 2 Tahun 1989, pasal 16 ayat
(1) menjelaskan bahwa perguruan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan
dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Selain itu, Perguruan Tinggi
mendorong pelajar yang dalam hal ini adalah mahasiswa untuk aktif di akademis ataupun non
akademis. Mahasiswa sebagai agen perubahan hendaknya mempunyai jiwa nasionalis, kritis
dan humanis. Sifat-sifat tersebut sudah ditanamkan di Perguruan Tinggi untuk mencapai salah
satunya ialah profesionalisme dalam bekerja. Lebih dari itu, lingkungan kampus selalu
memberi stimulus kepada mahasiswa agar semakin kompetitif dan produktif atas segala
sesuatu di sekitarnya. Persaingan (kompetisi) antar mahasiswa di Perguruan Tinggi tetap
terjaga dan selalu tumbuh karena selain berperan sebagai rakyak Indonesia, mereka juga
memegang peran sebagai mahasiswa melalui bidang disiplin ilmu masing-masing. Korelasi
antara peran dan fungsi akan berbanding lurus dengan output yang dihasilkan. Oleh sebab itu,
seorang mahasiswa dapat mengembangkan potensi diri melalui jiwa saing tinggi.
Peran mahasiswa melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam mengentaskan kemiskinan
sangat diperlukan. Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan
menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual. Adapun Tri Dharma Perguruan
Tinggi itu sendiri meliputi: (1) Pendidikan. Mahasiswa berkewajiban meningkatkan mutu diri
secara khusus agar mutu bangsa pun meningkat dengan ilmu yang dipelajari selama berproses
di Perguruan Tinggi sesuai bidang keilmuan tertentu; (2) Penelitian dan Pengembangan. Ilmu
yang dikuasai melalui proses pendidikan di Perguruan Tinggi harus diimplementasikan ke
dalam dunia riil. Salah satunya dengan langkah ilmiah, seperti penelitian. Penelitian bukan
hanya akan mengembangkan mahasiswa itu sendiri, namun juga memberikan manfaat bagi
kemajuan peradaban dalam menyejahterakan bangsa; (3) Pengabdian Masyarakat.
Mahasiswa melaui Perguruan Tinggi tentunya difasilitasi untuk membantu masyarakat agar
mampu memenuhi kebutuhannya, seperti bina desa, pelatihan dan penyuluhan masyarakat
desa, bimbingan belajar, bakti sosial, KKN-PPL dan lain sebagainya.
Gagasan untuk mendirikan suatu lembaga tersendiri yang menyajikan pendidikan
akademik dan pendidikan profesional di Sumba telah dibahas dalam sidang-sidang Sinode
Gereja Kristen (GKS) sejak tahun 1988. Gagasan ini semakin kuat diyakini relevansinya
sejalan dengan semakin berkembangnya pendidikan menengah, dan semakin meluas serta
meningkatnya kebutuhan pembangunan nasional dan pembangunan daerah terhadap berbagai
jenis kemampuan dan kompetensi sumberdaya manusia. Menindaklanjuti pembicaraan di
kalangan pemuka-pemuka gereja dan masyarakat Sumba dalam berbagai pertemuan, maka
dalam suratnya No. 410/I.2c/96 tanggal 21 September 1996, Gereja Kristen Sumba, sebagai
salah satu pendiri/pendukung Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW),
memohon agar YPTKSW dapat memikirkan, merencanakan dan menyelenggarakan sebuah
Perguruan Tinggi Kristen di Sumba. Bertitik tolak dari permohonan dan dukungan tersebut,
maka Dewan Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (DP-YPTKSW) di
dalam rapatnya yang diadakan pada tanggal 28 dan 29 November 1996 di Salatiga,
menyetujui dan selanjutnya memutuskan untuk mendirikan suatu satuan pendidikan tinggi
tersendiri di Sumba. Selanjutnya untuk pertama kalinya didirikan satuan pendidikan tinggi
yang berbentuk sekolah tinggi yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi yang diberi nama Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Kristen Wira Wacana (STIE KRISWINA) di Waingapu. Satuan-satuan
pendidikan tinggi tersebut bernaung di bawah YPTKSW SUMBA sebagai Badan
Penyelenggara (BP), dan pengelolaannya sehari-hari dilakukan oleh Badan Pelaksana Harian
Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana Sumba (BPH-YPTKSW SUMBA) untuk
satuan pendidikan tinggi yang bersangkutan.
Dalam perkembangannya, berdasarkan permohonan Yayasan Perguruan Tinggi Kristen
Satya Wacana dalam surat nomor 408/A/YSW/X/2011 tanggal 26 Oktober 2011, perlu
mengubah bentuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kristen Wira Wacana Sumba di Provinsi
Nusa Tenggara Timur, maka Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
tentang Perubahan bentuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kristen Wira Wacana Sumba
menjadi Universitas Wira Wacana Sumba adalah bahwa Universitas Wira Wacana di
Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur berhak menyelenggarakan 10
Program Studi, salah satu di antaranya adalah Program studi Agribisnis.
Menurut asalnya, kata Agribisnis berasal dari kata Agribusiness, dimana Agri artinya
Agriculture atau pertanian dan Business berarti usaha atau kegiatan yang berorientasi profit.
Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) adalah usaha atau kegiatan pertanian serta
apapun yang terkait dengan pertanian berorientasi profit. Agribisnis merupakan sistem
pertanian yang saling terkait mulai dari sistem hulu sampai dengan sistem hilir yang
memanfaatkan sumber daya yang ada dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya (Saragih,1997). Industri hulu adalah sektor yang memproduksi alat-alat dan mesin
pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian.
Sementara industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan
baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industri pascapanen dan pengolahan
hasil pertanian. Agribisnis lazimnya didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan mulai
proses produksi, panen, pasca panen, pemasaran dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan pertanian tersebut (Soekartawi, 2003). Apabila perencanaan pembangunan pertanian
dan pelaksanaannya dikelola dengan baik, pembangunan pertanian yang dilaksanakan dengan
seksama dapat memperbaiki pendapatan penduduk secara merata dan berkelanjutan. Pada
akhirnya, hasil pembangunan tersebut dapat memakmurkan masyarakat Indonesia secara
keseluruhan.
C. TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan yang mampu berpikir analisis, kritis, merancang agribisnis
berbasis masyarakat, bersikap etis, profesional, dan berpihak pada yang lemah.
2. Menghasilkan lulusan yang mampu mengadakan penemuan dan pengembangan ilmu
pengetahuan serta teknologi dalam bidang agribisnis berbasis lokal dan berorientasi
global.
3. Menghasilkan lulusan yang mampu meningkatkan layanan informasi dan konsultasi
agribisnis yang berbasis lokal dan berorientasi global.
Wirausaha Agribisnis
Kemampuan Kerja 1. Mampu menguasai penyusunan rencana bisnis di
bidang agribisnis.
2. Mempunyai keahlian untuk menerapkan konsep
kewirausahaan.
3. Mampu mengidentifikasi, menganalisis masalah,
potensi, prospek yang berkaitan dengan agribisnis, serta
mampu memberikan rekomendasi penyelesaiannya di
bidang agribisnis.
4. Mampu menyusun strategi pengembangan usaha
agribisnis.
Penguasaan Pengetahuan 1. Menguasai landasan pengetahuan bisnis yang dibutuhkan
untuk menjadi pengusaha di bidang agribisnis.
2. Menguasai prinsip dan konsep bisnis yang dibutuhkan
untuk menjadi pengusaha di bidang agribisnis.
3. Menguasai prinsip dan konsep kewirausahaan yang
dibutuhkan untuk menjadi pengusaha di bidang agribisnis.
4. Menguasai pengetahuan dasar tentang lahan.
5. Menguasai pengetahuan dasar tentang komoditas pertanian.
Kemampuan Manajerial 1. Mampu mengelola bisnis di bidang agribisnis.
2. Mampu menerapkan metode kuntitatif dan kualitatif dalam
menganalisis permasalahan, potensi dan prospek agribisnis.
3. Memiliki kemampuan menerapkan prinsip dan konsep
bisnis dalam beriwirausaha di bidang agribisnis.
Tanggung jawab 1. Memiliki tanggung jawab dan softskill dalam mengelola
bisnis di bidang agribisnis.
2. Memiliki tanggung jawab dalam menerapkan metode
kuntitatif dan kualitatif dalam menganalisis permasalahan,
potensi dan prospek agribisnis.
3. Memiliki tanggung jawab dalam mengaplikasikan prinsip
dan konsep bisnis di bidang agribisnis.
4. Memiliki tanggung jawab dalam mengaplikasikan prinsip
dan konsep bisnis dalam beriwirausaha di bidang
agribisnis.
Program Studi : Agribisnis
Nama Dokumen : Profil Konsultan Agribisnis lulusan Program Studi Agribisnis
b. CP Konsultan Agribisnis
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian dan Bisnis
Nama Dokumen : Profil Konsultan Agribisnis Lulusan Program Studi Agribisnis
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.
b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan
etika.
c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
peradaban berdasarkan pancasila.
d. Berperan sebagai warga negara yang berbangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta
rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan kepercayaan.
f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan linkungan
g. Taat hukun dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
h. Menginternalisasi nilai, norna, dan etika akademik.
i. Menunjukan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara mandiri.
j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
k. Memiliki sikap etis dan estetis, komunikatif, adaptif dan apresiatif.
l. Memiliki pengetahuan tingkat tinggi untuk berfikir secara kritis dengan tetap menjunjung tinggi
kebenaran(alethea) dan Iman Kristiani.
m. Mampu menjadi pemimpin yang memiliki hati nurani luhur, melayani, adil dan bertanggung jawab.
n. Memiliki kepekaan dan tanggap terhadap perubahan sehingga mampu berkontribusi secara lokal
maupun global untuk mewujudkan kesejahtraan dalam keutuhan ciptaan.
PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.
b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral
dan etika.
c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
peradaban berdasarkan pancasila.
d. Berperan sebagai warga negara yang berbangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme
serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan kepercayaan.
f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
linkungan
g. Taat hukun dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
h. Menginternalisasi nilai, norna, dan etika akademik.
i. Menunjukan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan dibidang keahliannya secara mandiri.
j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
k. Memiliki sikap etis dan estetis, komunikatif, adaptif dan apresiatif.
l. Memiliki pengetahuan tingkat tinggi untuk berfikir secara kritis dengan tetap menjunjung
tinggi kebenaran(alethea) dan Iman Kristiani.
m. Mampu menjadi pemimpin yang memiliki hati nurani luhur, melayani, adil dan bertanggung
jawab.
n. Memiliki kepekaan dan tanggap terhadap perubahan sehingga mampu berkontribusi secara
lokal maupun global untuk mewujudkan kesejahtraan dalam keutuhan ciptaan.
PENGUASAAN PENGETAHUAN
Catatan
lebih spesifik dalam kebutuhan pasar.
Analisis perkembangan ilmu pengetahuan agribisnis. analisis perkembangan keilmuan perlu dilihat
kembali. (dicari dari universitas lain yang sejenis, dari artikel, majalah).
Pilih 2 atau 3 profil lulusan.