Anda di halaman 1dari 64

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

(PNH 2000, SKS 2/0)

A. SILABUS
Pemahaman tentang arti penting perlindungan tanaman dalam pembangunan. Pengertian
tentang hama, patogen, dan gulma. Dasar-dasar bioekologi perusak tanaman.
Perkembangan konsep dan sistem perlindungan tanaman beserta dampak dan
implikasinya: pemberantasan, pengendalian, dan pengelolaan. Pertimbangan ekonomi
dalam pengelolaan, strategi dan taktik perlindungan tanaman. Kebijakan perlindungan
tanaman dan masalah aktual.

B. TUJUAN
Setelah menyelesaikan kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman mahasiswa akan
memahami berbagai konsep perlindungan tanaman dan mampu menyusun strategi dan
taktik perlindungan tanaman.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Pengertian Perlindungan Tanaman
2. Arti penting perlindungan tanaman
dalam peningkatan daya saing pertanian
yang berkelanjutan
2 Perkembangan 1. Pemberantasan beserta dampak
Perlindungan dan implikasinya
Tanaman 2. Pengendalian dengan pengamatan
sebagai dasar
3. Pengelolaan
3, 4, 5 Jenis perusak 1. Hama invetebrata dan vertebrata
tanaman 2. Patogen biotik dan abiotik
3. Gulma
4. Anomali iklim
6 Jenis kerusakan 1. Kerusakan karena hama
2. Kerusakan karena patogen
3. Kerusakan karena gulma
4. Kerusakan oleh penyebab-
penyebab lain
5. Ambang kerusakan (injury
threshold), kehilangan kerusakan (yield
loss) dan cara pengukurannya (loss
assessment)
8, 9 Ujian tengah
semester
10 Pengaruh Lingkungan 1. Efek faktor fisik kimia, biotik dalam
sistem pengelolaan tanaman
2. Prinsip pengendalian dengan agens
hayati
11 Jenis pestisida dan 1. Jenis-jenis pestisidan dan senyawa
dampak kimia lain
pemakaiannya 2. Dampak pemakaian pestisida
12, 13 Ekonomi 1. Ketahanan dan keamanan pangan
Perlindungan 2. Ekonomi dalam pengelolaan
Tanaman perlindungan tanaman
14, 15 Kebijakan 1. Peraturan dan perundangan
perlindungan tanaman 2. Contoh aktual masalah
perlindungan tanaman
16 Ujian akhir

D. BAHAN BACAAN

1. Triharso. 1989. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta
2. Untung, K. 2006 (E.2). Pengendalian Hama Terpadu. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
3. Untung, K. Kebijakan Perlindungan Tanaman. (In Press).
DASAR-DASAR ILMU HAMA TANAMAN
(PNH 2100, SKS 2/1)

A. SILABUS
Interaksi tanaman dan hama; Pendugaan kehilangan hasil dan ambang pengendalian;
Landasan ekologi pengelolaan hama; Pengamatan dan pengambilan sampel; Unsur dan
komponen dasar PHT; Pengendalian dengan varietas resisten; Pengembangan tanaman
transgenik, karantina tumbuhan; Pengendalian Hayati; Pengendalian Kimiawi; Pengelolaan
Hama Tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan pasca panen; Kebijakan
perlindungan tanaman.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti perkuliah , mahasiswa diharapkan akan dapat memahami arti penting
hama dalam mempengaruhi produksi pertanian., dapat mengenal berbagai jenis hama
penting serta permasalahannja. Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan populasi
ditinjau dari aspek biologi dan ekologi. Arti pengendalian hama serta persyaratannya. Dapat
mengetrapkan berbagai teknik pengendalian dalam satu sistim PHT.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan Arti penting hama dalam penurunan
produksi pertanian secara kuantitas
dan kualitas, macam agensia
penyebab hama : nematoda,
moluska, artropoda ( akarina dan
serangga ) , vertebrata, burung dan
mammalia, contoh dan problem
hama.
2 Hama dan Interaksinya dengan Tanaman sebagai : sumber pakan/
tanaman energi, tempat bersarang dan
meletakkan telur. Rantai dan jaring-
jaring makanan. Penyimpangan
pertumbuhan tanaman ( akar, batang
daun bunga dan buah/biji ) akibat
serangan hama
Mekanisme ketahanan tanaman dan
penyerangan oleh hama
3 Sifat umum dan morfologi hama Sifat umum , morfologi dan anatomi
serta pertumbuhan nematoda,
molusca, akarina , serangga, dan
vertebrata hama.

4 Faktor faktor yang Faktor-faktor yang mempengaruhi


mempengaruhi populasi. perkembangan populasi hama :
faktor internal ( daya biotik ), faktor
eksternal ( ketahanan lingkungan ).
faktor terikat kepadatan ), faktor
bebas kepadatan , Dinamika
populasi, ciri-ciri populasi
( kepadatan , persistensi dan
adaptasi ), model-model
pertumbuhan populasi.

5 Pendugaan hasil dan ambang Teknik tenik dalam pendugaan hasil.


ekonomi LE, AE dan GKU ) Perhitungan nilai
AE ,status hama kaitannya dengan
AE, hama perusak bag. Produksi dan
non produksi. Faktor yang
mempengaruhi AE
6 Monitoring hama arti penting, pengertian sampling,
macam dan komponen sampling ,
sebaran spasial
Metoda pengamatan populasi mutlak,
relatif dan indeks populasi, ( macam,
kelebihan dan kekurangan)
7 Komponen dasar PHT Prasyarat PHT, Peranan dari
Pengendalian alami, bioekologi
hama, ambang ekonomi dan
monitoring hama .
8 Taktik Pengendalian 1 Cara pengendalian mekanik, fisik,
kultur teknis dan varietas tahan
(keuntungan dan kekurangannya )
9 Taktik Pengendalian 2 Cara pengendalian hayati kelebihan
dan kekurangan , agensia pengendali
hayati ( predator, parasitoid dan
patogen ), pengendalian berjangka
pendek dan jangka panjang , macam
cara emplementasi dan evaluasi.
10 Taktik pengendalian 3 Pengendalian kimiawi, keuntungan
dan kelemahan, penggolongan
pestisida ( sasaran; b.a; moa ; moe
[secara umum] dan formulasi )
persistensi dan toksisitas; alat dan
teknik aplikasi [5 tepat] ; keselamatan
dlm. penggunaan )
11 Problem dan pengendalian Hama tanaman pangan : Hama padi
hama 1 dan palawija,
12 Problem dan pengendalian Hama tanaman hortikultura :
hama 2 Sayuran dan buah-buahan

13 Problem dan pengendalian Hama tanaman perkebunan ( kapas,


hama 3 kelapa, kakao, teh, kopi, lada , hama
pasca panen ( beras, jagung, biji-
bijian dan kopra )
14 Kebijakan pengendalian hama Implementasi PHT dan Kebijakan
Pengendalian hama

D. BAHAN BACAAN

1. Evans, H.E. 1984. Insect Biology. Academic Press.


2. Higley, L.G., L.L. Karr and L.P. Pedigo. 1989. Manual of Entomology and Pest
management. McMillan & Co.
3. Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of Crops in Indonesia. Trans. By van der Laan.
DASAR-DASAR ILMU PENYAKIT TUMBUHAN
(PNH 2800, SKS 2/1)

A. SILABUS
Pembahasan arti penting penyakit, perkembangan konsep penyakit, dan jenis penyebab
penyakit (patogen) tumbuhan. Interaksi tumbuhan dengan patogen pada tingkat sel,
jaringan, dan populasi tanaman. Pengaruh faktor luar terhadap penyakit. Diagnosis dan cara
pengelolaan penyakit. Contoh penyakit tumbuhan yang mempunyai arti penting.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu untuk:
1. Membedakan antara tumbuhan sehat dan sakit, serta memahami arti penyakit
tumbuhan bagi manusia; secara khusus arti penyakit dalam budidaya tanaman.
2. Memahami proses terjadinya penyakit tumbuhan dan interaksi anasir penyakit
(segitiga penyakit).
3. Mengetahui cara-cara mengidentifikasi penyakit tumbuhan, khususnya penyakit
pada tanaman budidaya penting.
4. Memahami strategi manajemen penyakit dan berbagai risiko yang
disebabkannya.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Penjelasan tentang mata kuliah :
Silabus, Bobot, Tim Dosen, Perkuliahan,
Praktikum, dan Evaluasi
2. Pengantar tentang ilmu penyakit
tumbuhan: Tumbuhan sehat, Tumbuhan
sakit, Penyakit dan Kerusakan serta
Kaitan dengan ilmu lain.
2 Konsep penyakit 1. Konsep penyakit tumbuhan:
tumbuhan dan arti penting Segitiga penyakit dan Prisma penyakit
2. Arti penting penyakit dalam sistem
produksi pertanian
3 Pengenalan / identifikasi 1. Gejala penyakit: Jenis gejala
penyakit (sistemik dan lokal) dan Variasi gejala
(Faktor yang mempengaruhi ekspresi
gejala)
2. Tanda penyakit tumbuhan
3 Penyebab penyakit 1. Biotik: jenis patogen, pembuktian
tumbuhan organisme sebagai penyebab penyakit
(Postulat Koch)
2. Abiotik: faktor abiotik penyebab
penyakit
4 Patogen biotik Jamur fitopatogen
5 Patogen biotik 1. Bakteri
2. Prokaryot lain
3. Nematoda
6 Patogen biotik 1. Submikroskopik / molekuler: Virus
dan Viroid
2. Tumbuhan parasit
7 Daur patogen dan daur 1. Daur patogen
penyakit 2. Daur penyakit: kontinu dan
diskontinu
8 Ujian tengah Semester
9 Faktor lingkungan Pengaruh faktor lingkungan terhadap:
patogen, tumbuhan inang dan
perkembangan penyakit
10 Epidemiologi 1. Faktor pemicu epidemi
2. Perkembangan penyakit:
Monosiklis, Polisiklis dan Polietis
3. Patometri: penilaian penyakit
(disease assessment), Penilaian
kerugian (crop loss assessment) dan
Peramalan penyakit
11 Patologi Patogenesis: perombakan dinding sel oleh
patogen (Enzimatik dan Toksin), Invasi
patogen dan kolonisasi
12 Patologi Respons tumbuhan terhadap patogen:
Pertahanan pasif / passive
defences / preexisting defence:
berbagai jenis barier
Pertahanan aktif / Active defences:
reaksi hipersensitif, fitoaleksin, PR
protein dan SAR
13 Patologi Genetika penyakit tumbuhan: konsep gen
demi gen dan variasi genetik
14 Pengelolaan penyakit 1. Strategi pengelolaan: Eksklusi,
Eradikasi dan Proteksi
2. Cara pengelolaan: Bercocok tanam
dan Hayati
15 Pengelolaan penyakit 1. Kimia
2. Pengelolaan Penyakit Terpadu dan
PHT
16 Penyakit penting 1. Penyakit pada tanaman: pangan,
hortikultura dan perkebunan
2. Penyakit pascapanen

D. BAHAN BACAAN

Wajib:
1. Agrios, G.N.2005. Plant Pathology. Acad. Press
2. Semangun, H. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gama Press

Dianjurkan :
1. Brown, J.F & H.J. Ogle (Eds.).1997. Plant Pathogens and Plant Diseases. APPS
2. Fry, W.E. 1982. Principles of Plant disease Management. Acad. Press
3. Lucas, J.A. 1998. Plant Pathology and Plant Pathogen. 3rd ed.Black Well Sci.

PATOGEN TUMBUHAN
(PNH 3801, SKS 2/1)

A. SILABUS
Pengenalan jenis-jenis penyebab penyakit biotik (jamur, prokariot dan molicutes, organisme
sub mikroskopis, nematoda, protozoa, ganggang dan tumbuhan tinggi parasitic).
Pembahasan mengenai sifat-sifat biologi, klasifikasi, identifikasi, dan interaksinya dengan
tanaman. Pembahasan tentang jenis dan penyebab patogen abiotik. Metode diagnosis dan
identifikasi yang digunakan dalam mempelajari patogen.

B. TUJUAN
Setelah mahasiswa menyelesaikan mata kuliah Patogen Tumbuhan dapat mengetahui
dengan benar sifat-sifat hakiki masing-masing pathogen yang berinteraksi dengan tanaman
sehingga dapat menyusun strategi pengendaliannya secara tepat.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Penjelasan Umum dan 1. Tujuan dan materi kuliah,
Pendahuluan SAP dan cara evaluasi
2. Arti penting patogen
tumbuhan sebagai salah satu
komponen ekosistem.
2 Penyebab penyakit Abiotik 1. Mengenal jenis-jenis
penyebab penyakit abiotik dan
interaksinya dengan tumbuhan
2. Cara-cara diagnosis yang
dilakukan untuk identifikasi
penyebab penyakit abiotik
3 Jamur sebagai Patogen 1. Karakteristik Jamur Patogen:
Tumbuhan (1) morfologi, reproduksi, ekologi dan
penyebarannya.
2. Klasifikasi
4 Jamur sebagai Patogen 1. Interaksi jamur pathogen
Tumbuhan (2) dengan tumbuhan inang
2. Cara-cara diagnosis dan
identifikasi
5 Prokariot sebagai Patogen 1. Karakteristik Prokariot:
Tumbuhan morfologi, reproduksi, ekologi dan
penyebarannya.
2. Klasifikasi
3. Interaksi prokariot dengan
tumbuhan inang
4. Cara-cara diagnosis dan
Identifikasi
6 Molicutes (Fitoplasma dan 1. Karakteristik Molicutes
Spiroplasma) dan protozoa (fitoplasma dan Spiroplasma) dan
sebagai Patogen Tumbuhan Protozoa: morfologi, reproduksi,
ekologi dan penyebarannya.
2. Interaksinya dengan
tumbuhan inang
3. Cara-cara diagnosis dan
identifikasi
7&8 Ujian Tengah Semester Mengikuti Jadwal dari Fakultas
9 Virus sebagai Patogen 1. Karakteristik Virus: morfologi,
Tumbuhan replikasi, translokasi dan
penyebaran virus dalam inang,
ekologi dan penyebarannya di
lapangan
2. Interaksinya dengan
tumbuhan inang
3. Cara-cara isolasi dan
pemurnia virus, diagnosis dan
identifikasi
10 Organisme sub mikroskopis 1. Karakteristik Organisme sub
selain virus (satelit virus, viroid, mikroskopis selain virus (satelit
satelit RNA/DNA, dan virus, viroid, satelit RNA/DNA, dan
sebagainya) sebagai Patogen sebagainya): morfologi, replikasi,
Tumbuhan translokasi dan penyebaran virus
dalam inang, ekologi dan
penyebarannya di lapangan.
2. Interaksinya dengan
tumbuhan inang
3. Cara-cara diagnosis dan
identifikasi
11 Nematoda sebagai Patogen 1. Karakteristik Nematoda
Tumbuhan Patogen: morfologi, anatomi,
ekologi dan penyebarannya.
2. Klasifikasi
3. Interaksi Nematoda dengan
tumbuhan inang
4. Cara-cara isolasi nematoda,
diagnosis dan identifikasi
12 Ganggang dan Tumbuhan 1. Karakteristik Ganggang dan
Parasitik sebagai Patogen Tumbuhan Tinggi parasitik:
Tumbuhan morfologi, anatomi, ekologi dan
penyebarannya
2. Klasifikasi
3. Interaksi Nematoda dengan
tumbuhan inang
4. Cara-cara diagnosis dan
identifikasi

13 Presentasi Tugas dan Diskusi I 1. Presentasi paper kelompok


Jamur dan Molicutes
2. Diskusi
14 Presentasi Tugas dan Diskusi II 1. Presentasi paper kelompok
Virus dan Prokariot Tumbuhan
2. Diskusi
15 Ujian akhir Mengikuti Jadwal dari Fakultas

D. BAHAN BACAAN

1. Agrios, G.N. 2005. Plant Pathology. Academic Press.


2. Brown, J. F. and H.J Ogle.1997. Plant Pathogen and Plant diseases. Rockvale
Publications.Armidale. 556p
3. Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada Univ.
Press.
IDENTIFIKASI HAMA TANAMAN
(PNH 3101, SKS 2/1)

A. SILABUS
Pengenalan hama penting tanaman berdasarkan deskripsi morfologi, bioekologi (cara hidup,
distribusi, cara merusak) dan ekonomi (kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan) sebagai
dasar pengelolaannya.

B. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai hama penting tanaman pertanian beserta gejala serangan
dan kerugian yang ditimbulkan.
2. Mengetahui hama penting berdasarkan diskripsi morfologi: bioekologi dan dasar
pengelolaannya.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1&2 Peran serangga dalam agro 1. Peranan serangga dalam
ekosistem, hubungan pertanian dan perlindungan tanaman
dengan inang, cara merusak 2. Hubungan hama dan inang
3. Cara merusak
3&4 Identifikasi hama 1. Arti penting dan cakupan
penting tanaman tanaman pangan
pangan 2. Deskripsi hama penting pada
tanaman pangan (padi, ubi-ubian,
jagung, kedelai)
5&6 Identifikasi hama 1. Arti penting tanaman perkebunan
penting tanaman 2. Diskripsi hama penting tanaman
perkebunan perkebunan (kelapa, kapas, teh,
kakao, kopi, mete)
7&8 Identifikasi hama 1. Arti penting komoditi
penting sayuran dan 2. Deskripsi hama penting pada
hortikultura beberapa jenis tanaman (Crucifer,
kentang, cabe, jeruk, bawang)
9 & 10 Identifikasi hama selain 1. Mengenal hama-hama penting
serangga lain (nematode, slug & snails,
acarina)
2. Mengidentifikasi dan
membedakan dengan serangga
11 & 12 Tugas lain 1. Diskusi kelas

D. BAHAN BACAAN

Pest of Crops in Indonesia. Kalshoven & Van der Laan


PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
(PNH 3003, SKS 2/1)

A. SILABUS
Dasar-dasar pengelolaan hama dan penyakit terpadu (PH-PT). Memperkenalkan penerapan
system pengelolaan hama dan penyakit pada tanaman pangan-perkebunan-dan hortikultura
sejak pra tanam sampai panen.

B. TUJUAN
Setelah selesai mengikuti kuliah Pengendlian hama dan penyakit tanaman pertanian
mahasiswa dapat mengenal hama dan penyakit penting
Tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Pengenalan hama dan penyakit tersebut
menjadi dasar untuk dapat menerapkan cara pengendalian yang sesuai. Mata kuliah ini
juga dilengkapi dengan praktikum. Untuk praktikum para mahasiswa mengikuti program
penanaman dan PHT pada komoditas tertentu. Dengan demikian diharapkan sekaligus
mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat dengan praktek di lapangan.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan
2, 3, 4 & 5 Hama-penyakit pada Menjelaskan hama-penyakit pada
tanaman pangan [padi tanaman padi dan palawija (kedelai,
dan palawija] jagung) beserta cara-cara
pengelolaannya
6&7 Hama-penyakit pada Menjelaskan hama-penyakit pada
tanaman sayuran tanaman cabai, bawang merah, kubis,
kentang dan tomat beserta cara-cara
pengelolaannya
8 Ujian tengah semester
9, 10, 11 & Hama penyakit pada Menjelaskan hama-penyakit pada
12 tanaman perkebunan tanaman perkebunan (teh, kopi, cacao,
kelapa, kapas, karet, vanili, cengkeh)
beserta cara-cara pengelolaannya
13 & 14 Assessment Penilaian hama dan penyakit tumbuhan.
15 Ujian akhir

D. BAHAN BACAAN

1. LGE. Kalshoven. 1981. The Pests of Crops in Indonesia.


2. Semangun H. 2004. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.
Gadjah Mada University Press.
3. Semangun H. 2004. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah
Mada University Press.
4. Semangun H. 2004. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia.
Gadjah Mada University Press.
5. Robert L. Metcalf and William H. Luckmann. Introduction to Insect Pest
management.
PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT PASCA PANEN
(PNH 3004, SKS 2/1)

A. SILABUS
Pembahasan mengenai cemiri produk pasca panen dan kualitas yang dipersyaratkan dalam
era perdagangan global. Jenis hama dan pathogen pasca panen serta kerusakan dan
kerugian yang ditimbulkan. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan populasi
hama dan timbulnya penyakit. Sistem pengelolaan hama dan penyakit pasca panen.

B. TUJUAN
Setelah selesai mengikuti kuliah dan praktikum pengelolaan hama dan penyakit pasca
panen, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan permasalahan produk pasca panen dan
memberikan alternatif solusinya. Permasalahan meliputi: (1) kualitas produk, (2) gangguan
biologis (hama, pathogen), mekanik, fisik, dan kimiawi, (3) penanganan produk selama
pengolahan, transportasi dan penyimpanan, (3) teknik penyimpanan, (4) sistem pengelolaan
hama dan penyakit pasca panen.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Permasalahan pasca panen dalam
sistem produksi pertanian
2. Pasar global dan kualitas produk
pascapanen
3. Kerusakan dan kerugian produk
pascapanen
4. Pentingnya mempelajari sistem
pengelolaan hama dan penyakit
pascapanen
2 Cemiri produk 1. Cemiri fisik, kimia, dan fisiologis
pascapanen produk pascapanen
2. Hubungan antara cemiri produk
pascapanen dengan hama dan penyakit
3 Ekosistem gudang serta 1. Aliran energi dalam ekosistem gudang
perkembangan hama 2. Dinamika iklim mikro serta
dan penyakit perkembangan hama dan penyakit
pascapanen 3. Kolonisasi hama dan infeksi patogen
serta perkembangannya
4. Daya simpan produk pascapanen:
Hubungan antara lama penyimpanan
dengan kualitas produk
4&5 Jenis hama pada 1. Hama kelompok Coleoptera
berbagai produk 2. Hama kelompok Lepidoptera
pascapanen 3. Hama tungau dan Vertebrata
4. Hama terbawa saat panen
6&7 Jenis penyakit pada 1. Penyakit jamur
berbagai produk 2. Penyakit bakteri
pascapanen 3. Penyakit non patogen
4. Penyakit ikutan saat panen
8 Gudang 1. Persyaratan gudang
2. Tipe gudang
3. Pengelolaan gudang
9 Pengepakan dan teknik 1. Fungsi pengepakan
penyimpanan 2. Teknik penyimpanan
produk kering
3. Teknik penyimpanan
produk segar
10 & 11 Teknik monitoring dan 1. Inspeksi Umum
ambang keputusan 2. Inspeksi Gudang dan
pengendalian peralatan
3. Inspeksi sampel produk
12 & 13 Teknologi pengendalian 1. Karantina
hama dan penyakit 2. Sanitasi
pascapanen 3. Mekanik
4. Fisik
5. Biologis
6. Kimiawi
14 Sistem pengelolaan Aplikasi konsep, prinsip, dan strategi PHT
hama dan penyakit terhadap produk pascapanen
pascapanen

D. BAHAN BACAAN

Bacaan Wajib
1. Haines, CP. 1991. Insects and arachnids of tropical strored products : their
biology and identification. (A training manuals). 2 nd ed. (revised). Natural Resources
Institute, Central Avenue, UK. 246p.
2. Kader, A.A. 1992. Postharvest Technology of Horticultural Crops.
3. Wills, RHH, TH Lee, D. Graham, WB McGlasson, and EG Hall. 1981. Post
Harvest : An introduction of the Physiology and Handling of Fruit and Vegetables New
South Wales Univ. Press. Austarlia.
Bacaan yang dianjurkan
1. Anonim. . Training notes on insect and mite identification and biology. Modules
I and II. Tropical Products Institute. Ministry of Overseas Development, London. 116p.
2. Baur, F.J. (Ed.). 1985. Insect Management for Food Storage and Processing.
American Association of Cereal Chemists. St. Paul. Minnesota. 384 p.
3. BIOTROP. 1986. Biotrop Third Training Course on Pests of Stored Products.
Volume IIA and IIB. Compilation of Lecture Notes. Bogor, Indonesia.
4. Cotton, R.T. 1963. Pets of stored grain and grain products. Burgess Publishing
Company. Minneapolis, Minnesota. 318 p.
5. Hall, D.W. 1970. Handling and storage of food grain in Tropical and subtropical
areas. FAO, Rome
6. Harris, K.L. and C.J. Lindbad. 1976. Postharvest Grain Loss Assessment
Methods. A Manual of Methods for the Evaluation of Postharvest Losses. American
Association of Cereal Chemicals. 193 p.
7. Justice, O.L. and L.N. Bass. 1978. Principles and practices of seed storage.
Agriculture Handbook Number 506. Science and Education Administration. USDA,
Washington, D. C. 289 p.
8. Mangoendihardjo, S. 1983. Hama Pasca Panen, Fakultas Pertanian UGM
9. Prevett, P.F. 1978. Stored Products Entomology. First Biotrop Training Course on
Pest Storage and Infestation. May 22 June 30, 1978. Bogor, Indonesia. 61 p.
10. Teter, N.C. 1981. Grain storage. Southeast Asia Cooperative Post-Harvest
Research and Development Programme. SEARCA, Philippines. 86 p.
11. Untung, K. 1991. Dasar-Dasar Pengelolaan Hama Terpadu. Fakultas Pertanian
UGM. 140 hal.
12. Arauz, L.F. 2000. Mango anthracnose : economic impact and current options for
Integrated Management. Plant Disease 84(6) : 600 611
13. Richard, J. 2000. Mycotoxins An Overview. Romer TM Labs Guide to
Mycotoxin Vol 1, Stylemaster Drive, Union, USA
14. Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada Press,
Yogyakarta.
15. Timmer, L. W. And LW Duncan (eds) 1999. Citrus Health Management Plant
Health Management Series APS Press, Minesota USA
EKOLOGI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
(PNH 3002, SKS 2/1)

A. SILABUS
Pembahasan mengenai konsep segitiga perusak tanaman. Lingkungan makro dan mikro
yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan hama serta patogen tanaman. Interaksi
antar jasad di lingkungan. Dinamika populasi hama dan patogen serta pengamatannya.

B. TUJUAN
Setelah selesai menyelesaikan kuliah Ekologi Hama dan Penyakit Tumbuhan mahasiswa
akan memahami peran ekologi dalam perkembangan hama dan penyakit tumbuhan dan
mampu menyusun taktik pengendalian hama dan penyakit tumbuhan berdasarkan prinsip-
prinsip ekologi.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan Pengertian tentang ekologi, dan aras
organisasi ekologi
2 Konsep segitiga perusak Konsep segitiga penyakit, limas
tanaman penyakit, dan segi empat penyakit.
Konsep umpan balik, sistem hidup,
sistem penyesuaian jangka pendek
dan jangka panjang, serta aliran
energi
3 Lingkungan makro dan mikro 4. Pengaruh faktor lingkungan
yang mempengaruhi kehidupan (anasir iklim, fisik, kimia, dan
dan perkembangan hama serta biologi) terhadap pertumbuhan
patogen tanaman vegetatif penyebab penyakit,
pembentukan, penyebaran dan
pendaya tahan inokulum,
patogenesis dan interaksi inang
patogen
5. Pengaruh faktor lingkungan
(anasir iklim, fisik, kimia, rantai
pakan, dan jaring-jaring makanan)
terhadap pertumbuhan dan
distribusi populasi hama: kurva
pertumbuhan, tabel hidup,
distribusi umur, dan kurva hidup
4 Dinamika Populasi Patogen 1. Pengaruh faktor lingkungan
Tanaman (anasir iklim, fisik, kimia, dan
biologi) terhadap pertumbuhan,
pembentukan, pembebasan,
penyebaran, dan ketahanan
inokulum patogen
2. Pengaruh faktor lingkungan
terhadap interaksi tumbuhan
patogen
5 Koevolusi dan dinamika populasi Predator sebagai strategi eksploitasi,
prey dan predator daya tangkap predator terhadap prey
menurut persamaan Tinbergen,
Holling, respon fungsional 2 dan 3,
cara-cara menghindari predasi

Predasi secara umum, model predasi:


Lotka-Voltera, Nicholson-Baley, Lesley
Grower, Hassel-Valey, Test model
respon numerik, respon fungsional
6 Ujian tengah semester Semua materi yang telah diberikan
7 Pertumbuhan dan dinamika Kurva pertumbuhan, tabel hidup,
populasi hama distribusi umur dan kurva hidup

Faktor desity-dependent dan


independent, faktor kunci, faktor
dalam dan luar, pemencaran
8 Populasi dalam tekanan 1. Pengaruh insektisida
pestisida terhadap keseimbangan
kompetitive antar spesies, respon
populasi terhadap bencana yang
alami maupun perlakuan, dan
insektisida dalam jaring-jaring
makanan
2. Pengaruh fungisida terhadap
keseimbangan dan populasi jasad
antagonistik dan mikoriza dalam
tanah
9 Ekologi dalam pengendalian Pendekatan terhadap pengendalian
hayati Hama dan Penyakit hayati, introduksi tunggal dan banyak
spesies, hama pendatang dan asli,
dan keragaman lingkungan
10 Kompetisi inter dan intra spesifik Faktor pembatas, kompetisi intra
spesifik: kontes dan serambel,
kompetisi interspesifik, persamaan
11 Diversitas dan stabilitas Teori diversitas, ketergantungan
stabilitas pada diversitas, stabilitas
dan gangguan
12 Ekologi Hama dan Penyakit Penerapan prinsip-prinsip ekologi
dalam pengelolaan tanaman dalam pengelolaan tanaman
13 Ujian akhir Semua materi yang telah diberikan

D. BAHAN BACAAN

Bacaan Wajib
1. P.W. Price. 1975. Insect Ecology
2. C.J. Krebs. 1978. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and
Abundance
3. C.G. Varley, Gradwell G.R., Hassell M.P. 1973. Insect Population Ecology. An
analytical approach
4. Semangun, H. 2000. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan
5. Agrios. 2003. Introductory of Plant Pathology

Bacaan tambahan
1. H.G. Andrewartha. 1970. Introduction to the Study of Animal Population
2. Clark L.R., Geier P.W., Hughes R.D., Morris R.F. 1968. The Ecology of Insect
Populations in Theory and Practice
3. Van der Plank. 1984. Plant Diseases Epidemiology
4. Journal Economic Entomology
5. Journal Environment Entomology
6. Annual Review Entomology
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
(PNH 3001, SKS 2/0)

A. SILABUS
Pembahasan mengenai kebijakan, struktur dan fungsi lembaga perlindungan tanaman di
tingkat nasional dan global. Penyusunan rencana strategik penerapan dan pengembangan
program perlindungan tanaman. Penerapan PHT melalui SLPHT dan memandirikan petani,
konvensi global mengenai perlindungan tanaman, pestisida, dan pertanian berkelanjutan.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti kuliah mahasiswa mengetahui dan mempelajari kebijakan pemerintah di
bidang perlindungan tanaman, mahasiswa mempelajari peranan Perguruan Tinggi dalam
penentuan kebijakan perlindungan tanaman.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pengantar 1. Tujuan kuliah
2. Arti kebijakan/politik
perlintan
3. Tujuan dan cakupan
perlintan
2 Sejarah Perlintan 1. Sejarah perlintan
dunia/global
2. Sejarah perlintan di
Indonesia
3 Masalah Perlintan di Indonesia
4&5 Peraturan Perundang-undangan 1. UU Nomor 12/1992 tentang
Perlintan di Indonesia Sistem Budidaya Tanaman
2. PP Nomor 6/1995 tentang
Perlindungan Tanaman
3. UU Nomor 16/1992 tentang
Karantina, Hewan dan
Tumbuhan
4. PP Nomor 14/2002 tentang
Karantina Tumbuhan
5. UU Nomor 29/2000 tentang
Perlindungan varietas
6. UU Nomor 7/1996 tentang
Pangan
7. UU Nomor 6/1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup
6 Kelembagaan Perlintan di Pusat 1. Kelembagaan perlintan di
dan Daerah Pusat
2. Kelembagaan perlintan di
Propinsi
3. Kelembagaan perlintan di
Kabupaten/lapangan
7 Perlindungan Tanaman Pangan 1. Masalah yang dihadapi
dalam perlintan pangan
2. Tujuan/sasaran perlintan
pangan
3. Strategi perlintan pangan
4. Kebijakan teknis,
kelembagaan dan SDM
8 Ujian tengah semester
9 Perlindungan Tanaman 1. Masalah yang dihadapi
Hortikultura dalam perlintan hortikultura
2. Tujuan/sasaran perlintan
hortikultura
3. Strategi perlintan
hortikultura
4. Kebijakan teknis,
kelembagaan dan SDM
10 Perlindungan Tanaman 1. Masalah yang dihadapi
Perkebunan dalam perlintan perkebunan
2. Tujuan/sasaran perlintan
perkebunan
3. Strategi perlintan
perkebunan
4. Kebijakan teknis,
kelembagaan dan SDM
11 Karantina Tumbuhan 1. Fungsi karantina
2. Tindakan dan Prosedur
karantina
3. Arti karantina dalam
perlintan
4. Peran karantina dalam
perdagangan global
12 & 13 Pengelolaan dan Peraturan 1. Pendaftaran dan perijinan
_esticida Nasional pesticida
2. Pengawasan pesticida
3. Uji efikasi dan analisis
residu _esticida (BMR Pesticida)
4. Konvensi Global Bahan
Berbahaya
14 SLPHPT dan Tindak Lanjut 1. Persiapan dan pelaksanaan
SLPHT 2. Kendala
3. Tindak Lanjut
15 Masa Depan Perlindungan 1. Pertanian berkelanjutan dan
Tanaman sistem agribisnis
2. Pertanian organik
3. Penutup dan kesimpulan
16 Ujian akhir

D. BAHAN BACAAN

1. Anonim. 1992. Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 1992, tentang Sistem


Budidaya Tanaman, Departemen Pertanian.
2. ----------, 1995. Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman, Departemen Pertanian
3. ----------, 1996. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan,
Departemen Pertanian.
4. ----------, 1996. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian
Nomor 881/MENKES/SKB/VIII/1996 711/Kpts/TP.270/8/96 tentang Batas Maksimum
Residu Pestisida pada Hasil Pertanian.
5. ----------, 1997. Undang-Undang RI No. 6. tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Kantor MenLH. Bapedal.
6. ----------, 1998. Seri Dinamika Kelompok: Buku Panduan Perencanaan
Partisipatoris pada SLPHT Tindak Lanjut. Program Nasional Pengendalian Hama
Terpadu. Departemen Pertanian.
7. ----------, 1999. PHT oleh Petani. Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu
1986 1998.
8. ----------, 2000. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan
Varietas, Departemen Pertanian.
9. ---------, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan
dan Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina
Tumbuhan, Departemen Pertanian.
10. ---------, Undang-Undang tentang Perkebunan. Departemen Pertanian
11. ---------, 2002. Pedoman Teknis Perjanjian Sanitasi dan Fitosanitasi Organisasi
Perdagangan Dunia (Agreement on the Application of Sanitary and Phytosanitary
Measures WTO). Departemen Pertanian, Badan Karantina Pertanian. 54 hal.
12. ---------, 2003. Buku 1, Pokok-pokok Kebijakan dan Langkah Strategis
Pembangunan Tanaman Pangan, Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan
(Proksi Mantap 2004). Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Bina Produksi
Tanaman Pangan, Jakarta. 92 hal.
13. Mathys G. 1977. Society Supported Disease Management Activities. In James
G.H. and Ellis B.C. Plant Disease an Advanced Treatise Vol 1: How Disease is Managed.
Associated Press, New York. P. 363 380.
14. Mubyarto. 1987. Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan. Penerbit Sinar
Harapan. Yakarta. 300 hal.
15. Oudejands, J.H.M. 1999. Studies on IPM Policy in Southeast Asia. Two
Centuries of Plant Protection in Indonesia, Malaysia, and Thailand. Backhuys Publ.
Leiden. 316p.
16. Purwodarminto, 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka.
17. Sill, W.H. The Plant Protection Discipline: Problems and Possible Developmental
Strategies. John Willey and Sons, New York. 190 hal.
18. Untung, K. 1990. Perlindungan Tanaman Menunjang Terwujudnya Pertanian
Tangguh dan Kelestarian Lingkungan. Disampaikan untuk Ulang Tahun ke 25 PT Agricon.
19. ----------, 2000. Pelembagaan Konsep Pengendalian Hama Terpadu di Indonesia.
Dalam Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia (JPTI) Vol. 6, No. 1, 2000: h 1-8.
20. ----------, ------ . Pengelolaan Perlindungan Tanaman secara Organik. Tidak
dipublikasikan.
21. Waage, J. 1999. Integrated Pest management and Biotecnology: An Analysis of
Their Potensial for Integration. In Persley, G.J. (ed.). Biotechnology and Integrated Pest
management. CAB International. Cambridge. Hal 37 60.

PESTISIDA PERTANIAN
(PNH 3900, SKS 2/1)

A. SILABUS
Pembahasan mengenai pengertian pestisida: klasifikasi pestisida menurut bahan aktif, OPT
sasaran, formulasi, cara masuk, dan cara kerja. Teknik aplikasi pestisida. Dampak pestisida
terhadap jasad sasaran, bukan sasaran, dan lingkungan. Pengelolaan pestisida yang
meliputi perijinan, penggunaan, dan keamanan.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mendapat :
1. Pengetahuan dan pemahaman tentang
- pestisida secara umum
- Teknik aplikasi secara benar baik di laboratorium maupun di lapangan
2. Kemampuan kognitif :
- Mampu merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan suatu topik
permasalahan tentang pestisida
- Mampu mengevaluasi suatu proses dan hasil suatu topik permasalahan tentang
pestisida
3. Kemapuan praktis :
- Mampu menelaah pustaka-pustaka berbahasa Inggris
- Mengetahui prinsip kerja di laboratorium
- Mampu memanfaatkan teknologi informasi sebagai salah satu sarana proses
pembelajaran.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pengantar 1. Menyampaikan RPKPS dan SAP
2. Aturan main perkuliahan
3. Fungsi dan tugas dosen dan
mahasiswa
4. Reference yang dipakai
2&3 Toksisitas, klasifikasi 1. Toksisitas dan klasifkasi
dan formulasi pestisida berdasarkan jasad sasaran
2. Formulasi pestisida, dosis,
kepekatan, volume semprot, jenis,
label, cara penggunaan dan bahan
tambahan (adjuvant)
4&5 Insektisida, rodentisida 1. Insektisida, cara kerja dan cara
nematisida masuk
2. Rodentisida, nematisida
6 Fungisida dan bakterisida Jenis, cara masuk dan cara kerja
7 Pestisida nabati+hayati Jenis pestisida nabati,hayati
8 Ujian tengah semester Evaluasi pembelajaran
9 & 10 Alat apliaksi pestisida 1. Jenis alat apliaksi
2. Pemeliharaan alat
11 & 12 Peranan pestisida dalam 1. Peranan pestisida dalam produk
produkdi pertanian, risiko pertanian
pestisida terhadap 2. Risiko pestisida terhadap dan
lingkungan dan manusia lingkungan dan manusia
13 Manajemen aplikasi Manajemen apliaksi
pestisida
14 Manajemen pestisida Pendaftaran, pengawasan dan
perdagangan pestisida

15 & 16 Presentasi mahasiswa 1. Cara presentasi topik suatu


permasalahan
2. Mengetahui cara pemecahan
dan evaluasi masalah

17 Ujian akhir Evaluasi pembelajaran

D. BAHAN BACAAN
1. Marer, P.J., M.L. Flint and M.W. Stimman. 1988. The Safe and Effective Use of
Pesticides. University of California Massachusetts, California.
2. Ware, G.W. 1989. The Pesticides Book. Thompson Publication,Fresno, California
3. Thompson, W.T. 1993-1994. Agricultural Chemical. Book V. Fungicides.
Thompson Publication, Fresno, California.
4. Bohmont, B.L. 1983. The New Pesticides Users Guide. Reston
Publishing Company, Reston, Virginia

PENGENDALIAN HAYATI
(PNH 3300, SKS 2/1)

A. SILABUS
Pembahasan mengenai definisi pengendalian hayati (PH), PH sebagai komponen utama
pengelolaan hama terpadu (PHT), hubungan PH dan kualitas produk pertanian yang
dipersyaratan dalam era perdagangan global. Sejarah PH. Musuh alami dan agens
pengendalian hayati (APH) hama, pathogen tumbuhan, dan gulma. Ekosistem tanaman dan
potensi APH. Mekanisme APH mengendalikan hama, penyakit, dan gulma sasaran. Teknik
PH. Cara evaluasi program PH. Contoh PH dalam praktek.

B. TUJUAN
Setelah menyelesaikan kuliah dan praktikum PH mahasiswa dapat menjelaskan definisi PH,
arti penting PH dalam PHT dan perdagangan global dari produk pertanian, sejarah PH,
jenis-jenis APH, ekosistem tanaman dan potensi APH, mekanisme APH mengendalikan
hama, penyakit, dan gulma sasaran, teknik PH dan evaluasinya. Mahasiswa juga dapat
menjelaskan penerapan PH dalam praktek sejak perencanaan sampai evaluasi.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Definisi Pengendalian Hayati (PH)
2. PH dalam Pengendalian Hama
Terpadu
3. PH dalam Perdagangan global
4. Kelebihan dan kekurangan PH
2 Sejarah PH 1. Sejarah PH di Indonesia
2. Sejarah PH di Luar Negeri
3 Musuh Alami Hama, 1. Predator: spesies penting dan contoh
Patogen Tumbuhan keberhasilan PH dengan predator
dan gulma 2. Kriteria predator sebagai APH hama
4 1. Parasit(oid): species penting dan
contoh keberhasilan PH dengan parasit(oid)
2. Kriteria parasit (oid) sebagai APH
hama
5 1. Patogen hama: species penting dan
contoh keberhasilan PH dengan patogen
2. Kriteria patogen hama APH hama
6 Musuh Alami Patogen Tumbuhan:
1. Species penting dan contoh
keberhasilan PH penyakit tanaman
2. Kriteria kelompok Parasit, Kompetitor,
dan Antibiosis sebagai APH penyakit
tanaman
7 Musuh Alami Gulma:
1. Species penting dan contoh
keberhasilan PH gulma,
2. Kriteria APH gulma
8 Ekosistem dan potensi 1. Aliran energi dalam ekosistem
APH 2. Faktor lingkungan yang mendukung
dan menghambat fungsi APH
9 Teknik PH dan evaluasi 1. Introduksi
2. Augmentasi
3. Konservasi
10 1. Mekanisme APH mengendalikan hama
dan gulma
2. Teknik evaluasi program PH hama dan
gulma
11 1. Mekanisme APH mengendalikan
penyakit tanaman
2. Teknik evaluasi program PH penyakit
tanaman
12 Penerapan PH dalam Contoh PH hama; perencanaan, organisasi
praktek pelaksanaan, evaluasi
13 PH penyakit tanaman; perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, evaluasi
14 PH gulma; perencanaan, organisasi,
pelaksanaan, evaluasi

D. BAHAN BACAAN

Bacaan PH hama tanaman:


2. Coppel, H. C. and J. W. Mertins. 1977. Biological Insect Pest Suppression.
Springer-Verlag, New York.
3. Davis, D. W., S. C. Hoyt, J. A. McMurtry, and M. T. AliNiazee. 1979. Biological
Control and Insect Pest Management. University of California.
4. Debach, P. and D. Rosen. 1991. Biological Control by Natural Enemies, 2nd ed.
Cambridge University Press, Sydney.
5. Hoy, M. A. and D. C. Herzog. 1985. Biological Control in Agricultural IPM
systems. Academic Press, New York.
6. Mangoendihardjo, S. dan E. Mahrub. 1983. Diktat Kuliah Pengendalian Hayati.
7. Ridgway, R. L. and S. B. Vinson. 1976. Biological Control by Augmentation of
Natural Enemies. Insect and Mite Control with Parasites and Predators. Plenum Press,
New York.
8. Tanada and Kaya. 1993. Insect Pathology. Academic. New York. 666 p
Fuxa and Tanada. 1987. Epizootiology of Insect Diseases. John Wiley. New York

Bacaan PH gulma:
9. Harley, K. L. S. and I. W. Forno. 1992. Biological Control of Weeds. A Handbook
for practitioners and students.

Bacaan PH penyakit tumbuhan:


10. Boucias and Pendland. 1998. Principle of Insect Pathology. Kluwer Academic.
London. 550 pp.
11. Cook, R. J. and K. F. Baker. 1983. The Nature and Practice of Biological Control
of Plant Patogens. The APPS Press. St. Paul Minnesota.
12. Baker, K. F. and R. J. Cook. 1974. Biological Control of Plant Pathogens. W. H.
Freeman. San Fransisco.
PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN
(PNH 3700, SKS 1/1)

A. SILABUS
Pembahasan tentang sifat-sifat fisik dan biokimia virus sebagai patogen tumbuhan.
Berbagai metode deteksi dan diagnosis. Cara penularan dan penyebaran virus. Multiplikasi
dan patogenesis virus tumbuhan. Ekologi, epidemiologi dan pengelolaan penyakit virus.
Contoh penyakit virus di Indonesia.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti mata kuliah Pengantar Virologi Tumbuhan mahasiswa diharapkan
mempunyai bekal pengetahuan yang cukup tentang: teknik isolasi dan pemurnian virus;
sifat-sifat virus; cara-cara penularan virus; replikasi virus, ekologi dan epidemiologi virus;
teknik deteksi dan diagnosis virus; dan pengelolaan virus tumbuhan.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pengantar kuliah 1. Menyampaikan rencana program
pembelajaran
2. Menyampaikan aturan main
perkuliahan
2 Sejarah Penemuan dan 1. Sejarah penemuan virus
Arti penting virus 2. Definisi virus
3. Arti penting virus di era perdagangan
bebas
3 Tatanama virus 1. Historis Tatanama virus tumbuhan
tumbuhan 2. Pentingnya tatanama untuk
komunikasi Internasional
3. Dasar-dasar pengelompokan virus
secara Internasional
4 Pengenalan Gejala 1. Gejala eksternal
2. Gejala internal
3. Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap gejala
4. Gejala yang mirip disebabkan oleh
penyebab lain
5 Virus Tumbuhan sebagai 1. Komposisi virus tumbuhan
makromolekul dan paket 2. Fungsi dari komponen penyusun
informasi genetik virus
3. Morfologi dan struktur virus
6&7 Isolasi dan pemurnian 1. Isolasi virus
virus 2. Perbanyakan virus
3. Ekstraksi dan bufer
4. Sentrifugasi
5. Pengukuran kemurnian virus
8&9 Ujian tengah semester
10 Replikasi virus tumbuhan 1. Hubungan virus-inang dalam
replikasi
2. Replikasi virus RNA
3. Replikasi virus DNA
11 & 12 Penularan dan 1. Penularan secara mekanis
penyebaran virus 2. Penularan secara biologis
3. Serangga sebagai vektor penular
terpenting
4. Penularan lewat benih dan tepung
sari
5. Penularan lewat bahan perbanyakan
vegetatif
6. Penularan nematoda dan jamur
13 Ekologi dan epidemiologi 1. Pengaruh faktor biologis
virus 2. Pengaruh faktor fisik
3. Bertahannya virus dari musim ke
musim
14 Dasar-dasar diagnosis 1. Diagnosis berdasarkan gejala
virus tumbuhan 2. Diagnosis dengan tanaman indikator
3. Diagnosis dengan teknik modern
15 Manajemen penyakit 1. Pengendalian dengan teknik
virus konvensional
2. Pengelolaan dengan pendekatan
molekuler
3. Pengendalian dengan
mengaplikasikan Manajemen kesehatan
tanaman
Ujian Akhir

D. BAHAN BACAAN

1. Bos, L. 1983. Introduction to Plant Virology. Pudoc. Wageningen. The


Netherlands.
2. Bos, L. 1983. Introduction to Plant Virology. Pudoc. Wageningen. The
Netherlands.
3. Agrios, G.N. 1994. Plant Pathology. Fourth Ed. Acad. Press. San Diego.
4. Duncan, J.M. and L. Torrance (Ed.). 1992. Technique for Rapid Detection of Plant
Pathogens. Blackwell Sci. Publ.
5. Hampton, R.O. E.M. Ball, S.H. de Boer (Eds). 1990. Serological Methods. APS
Press. Minnesota.
6. Hull, R. 2002. Mathews Plant Virology. Fourth Ed. Acad. Press. San Diego.
7. Matthews, R.F. 1992. Fundamental of Plant Virology. Acad. Press. California.
8. Sri Wahyuni, W.S.2005. Dasar-dasar Virologi Tumbuhan. Gama Press.
Yogyakarta.

PENGANTAR MIKOLOGI PERTANIAN


(PNH 3500, SKS 1/1)
A. SILABUS
Pembahasan mengenai perkembangan mikologi dan arti penting jamur. Bioekologi jamur
yang menyangkut pertumbuhan, nutrisi, lingkungan makro dan mikro, serta hubungan jamur
dengan jasad lain. Pengenalan ciri-ciri jamur berdasar kelompok takson: Myxomycetes,
Phycomycetes (Chytridiomycetes, Oomycetes, Zygomycetes, dan Plasmodiophomycetes),
Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Pengelolaan jamur yang merugikan
dan yang menguntungkan manusia.

B. TUJUAN
Setelah selesai menyelesaikan kuliah mikologi pertanian mahasiswa akan memahami
berbagai jenis jamur dan arti pentingnya.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Tujuan kuliah, ruang lingkup,
metode pembelajaran
2. 2. Perkembangan ilmu jamur
dan istilah-istilah dalam mikologi
2 Arti penting jamur dalam 1. Jamur bermanfaat: jamur edibel,
kehidupan manusia proses pangan, mikoriza,
pengendalian hayati
2. Jamur merugikan: perusak
tumbuhan dan produknya, kesehatan
manusia
3 Biologi dan sifat-sifat Struktur vegetatif dan reproduksi jamur
umum jamur
4, 5 & 6 Pertumbuhan dan ekologi 1. Daur hidup jamur
jamur 2. Pertumbuhan dan variabilitas
jamur
3. Lingkungan pertumbuhan jamur
4. Nutrisi jamur dan fungisida
7 Ujian tengah semester Materi 1 s.d. 6
8 Taksonomi dan klasifikasi Dasar taksonomi dan klasifikasi jamur
jamur
9, 10, 11, Kelompok-kelompok 1. Jamur lendir
12, 13 & 14 jamur dan arti penting 2. Oomycota
dalam pertanian 3. Zygomycota
4. Basidiomycota
5. Ascomycota
6. Deuteromycota
15 Dasar-dasar teknik 1. Teknik spore print
penelitian jamur 2. Teknik monospora
3. Teknik pengawetan jamur (kultur
dan herbarium)
16 Ujian Akhir Materi 8 s.d. 15

D. BAHAN BACAAN

1. Alexopoulos, C.J., C.W. Mims, and M. Blackwell. 1996. Introductory Mycology.


John Wiley & Sons. New York.
2. Kendrick, B. 1990. The Fifth Kingdom. Univ. Waterloo Press. Waterloo.

PENGANTAR PROKARIOT PATOGEN TUMBUHAN


(PNH 3600, SKS 1/1)
A. SILABUS
Pembahasan tentang morfologi, fisiologi, dan genetika prokariot. Klasifikasi prokariot
patogen tumbuhan. Cara bertahan, penyebaran, dan patogenesis. Diagnosis penyakit yang
ditimbulkan dan cara pengelolaannya.

B. TUJUAN
Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan memahami prokariot patogen
tumbuhan, tahu cara-cara diagnosis penyakit karena prokariot serta cara-cara
pengelolaannya.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Arti penting penyakit
tumbuhan karena prokariot
2. Sejarah penelitian penyakit-
penyakit karena prokariot
2 Morfologi, Struktur dan Komposisi Morfologi, Struktur Cell Envelope,
Struktur Eksternal, Struktur
Internal, Pigmen
3 Taksonomi Prokariot Patogen Urutan taksonomi, Konsep spesies
Tumbuhan bakteri, Metode klasifikasi,
Klasifikasi prokariot, Genera
prokariot patogen tumbuhan,
Aturan Internasional tentang
Nomenklatur Bakteri
4 Fisiologi Nutrisi, Kurva pertumbuhan,
Degradasi makromolekul, Respirasi
dan fermentasi, Biosintesis
makromolekul
5 Genetika Transfer gen, Mutasi, Analisis
genetik sifat-sifat fenotipik, Teknik
dasar manipulasi gen
6 Patogenesis dan Ketahanan Patogenesis, Ketahanan
7 Siklus Hidup dan Penyebaran Cara bertahan di alam, Penyebaran
Prokariot Patogen Tumbuhan
8 Infeksi dan Perkembangan Infeksi, Periode inkubasi dan
Penyakit kisaran inang, Perkembangan
penyakit dan gejala, Pengaruh
faktor lingkungan terhadap
perkembangan penyakit

9 Diagnosis Penyakit Tumbuhan Diagnosis, Penaksiran kerugian


karena Prokariot karena penyakit
10 Strategi Pengelolaan Patogen Karantina tumbuhan, Pengendalian
dengan cara budidaya, Pemuliaan
ketahanan, Pengendalian kimiawi,
Pengendalian Biologi
11 Penyakit-Penyakit karena Penyakit busuk hitam pada kubis,
Prokariot Penyakit hawar daun bakteri padi,
Penyakit busuk basah pada sayur-
sayuran, Penyakit kanker pada
jeruk, CVPD, Penyakit layu bakteri
(Ralstonia solanacearum)

D. BAHAN BACAAN

1. Goto, M. 1992. Fundamental of Bacterial Plant Pathology. Academic Press. New


York. 78pp
2. Berbagai pustaka maya

NEMATOLOGI PERTANIAN
(PNH 3400, SKS 1/1)
A. SILABUS
Membahas arti penting nematoda pada ekosistem pertanian. Morfologi, klasifikasi,
bioekologi, dan pengelolaan nematoda parasit penting. Pemanfaatan nematoda bukan
parasit tanaman dalam mendukung pertanian berkelanjutan.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan arti penting nematoda
parasit tumbuhan berikut cara pengendaliannya serta mengetahui peran nematoda bukan
parasit tumbuhan dalam mendukung pertanian berkelanjutan.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Mingg
Topik Pokok Bahasan
u
1. Sejarah fitonematologi
Ruang lingkup arti penting 2. Istilah-istilah dalam nematologi
1
nematologi 3. Arti penting nematoda dan khususnya
nematoda parasit tumbuhan
1. Teknik sampling
2. Pengecatan jaringan tumbuhan
2 Metodologi
3. Ekstraksi isolasi nematoda

1. Morfologi nematoda secara umum


2. Morfologi & anatomi nematoda parasit
Morfologi dan anatomi
3, 4 & 5 dan bukan parasit.
nematoda parasit.
3. Anatomi berbagai ordo nematoda
parasit
1. Konsep taksonomi
6&7 Taksonomi
2. Identifikasi dan klasifikasi
1. Habitat dan distribusi nematoda parasit
2. Pengaruh faktor biotik dan abiotik
Ekologi nematoda parasit
8&9 dalam tanah
tumbuhan
3. Dinamika populasi nematoda parasit

Gejala dan tanda


1. Mekanisme merusak tanaman
10 serangan nematoda
2. Gejala dan tanda serangan
parasit
1. Nematoda parasit penting
Nematoda parasit
11 & 12 2. Biologi nematoda parasit penting
tanaman pertanian
3. Arti ekonomi pada tanaman pertanian
1. Prinsip dasar pengendalian nematoda
parasit
2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
Pengendalian nematoda
13 & 14 pengendalian
parasit
3. Cara pengendalian nematoda parasit
4. Konsep pengendalian nematoda
terpadu
1. Jenis-jenis nematoda entomopatogen
2. Mekanisme pengendalian serangga
Nematoda
15 oleh nematoda entomopatogen
entomopatogen
3. Contoh-contoh pemanfaatan nematoda
entomopatogen

D. BAHAN BACAAN

1. Brown, R.H. and B.R. Kerry. 1987. Principles and practice of nematode control in
crops. Academic Press Australia. 447p.
2. Dropkin, V. 1992. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Terjemahan Supratoyo.
Yogyakarta, Gadjah Mada Univ. Press. 366p.
3. Luc, M.; R.A. Sikora; and J. Bridge. 1990. Plant Parasitic Nematodes in
Subtropical and Tropical Agriculture. CAB International Wallingford, Oxon. 629 p.
4. Poinar, G.O. 1979. Nematodes for Biological Control of Insect Pests. CRC Press,
Inc. 277 p.

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN


(PNH 3802, SKS 1/1)

A. SILABUS
Batasan dan ruang lingkup epidemiologi. Pembahasan mengenai dinamika populasi
patogen dalam ruang dan waktu, dan tipe-tipe pemencaran patogen. Pola agihan dan
perkembangan penyakit di lapangan berikut faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Pengantar penerapan prinsip-prinsip epidemiologi dalam pengendalian penyakit tanaman

B. TUJUAN
Mahasiswa memahami faktor-faktor yang mendukung timbulnya epidemi penyakit tumbuhan
sehingga dapat menerapkannya dalam pengelolaan penyakit tumbuhan.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Penjelasan Umum 1. Metode Pembelajaran
2. Sistem Evaluasi Perkuliahan
3. Kontrak Kuliah
4. Prior Knowledge
2 Pendahuluan 1. Situasi Paradoks di Daerah
Tropik
2. Epidemi Penyakit Tumbuhan di
Masa Lampau dan Sekarang
3&4 Patogen dan Penyakit 1. Infeksi
Tumbuhan 2. Sporulasi
3. Penyebaran Patogen
4. Mekanisme Deposisi Spora
5. Perkembangan Foci
5 Parameter Variabilitas 1. Identifikasi Variabilitas Patogen
2. Perubahan Pola Virulensi
6 Ujian Sisipan
7 Hubungan antara 1. Kelembapan dan Perkembangan
Cuaca/Iklim dengan Penyakit Tumbuhan
Penyakit Tumbuhan 2. Pengaruh Naungan
3. Iklim Makro
8&9 Pathometry 1. Skoring Tahap Perkembangan
Tanaman
2. Pengambilan Sampel
3. Survey dan Surveilance
4. Satelit / Foto Udara sebagai Alat
5. Prosedur Eksperimen Lapangan
6. Pengolahan Data
10 Analisis dan Perkembangan 1. Area Under the Disease Progress
Epidemi Curve
2. Komparasi Epidemiologi
11, 12 & 13 Pendekatan Sistem dalam 1. Model Geofitopatologi
Epidemiologi 2. Model Bio-iklim
3. Model Sinoptik
4. Model Linier atau Holistik
5. Model Determinasi
6. Model Stokastik
7. Simulasi
14 & 15 Presentasi Mahasiswa

D. BAHAN BACAAN

1. Nagarajan, S. 1983. Plan Disease Epidemiology. Oxford & IBH Publ. Co.
New Delhi
BIOTEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN
(PNH 3008, SKS 2/0)

A. SILABUS
Pembahasan berbagai metode bioteknologi untuk pengelolaan hama dan penyakit.
Rekayasa genetika untuk menghasilkan tanaman tahan dan agens pengendali lainnya.
Analisis risiko dan keamanan hayati.

B. TUJUAN
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk mengikuti perkembangan teknologi
mutakhir melalui Bioteknologi untuk bidang Perlindungan Tanaman.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1&2 Pendahuluan 1. Arti penting Biotek Perlintan, keunggulan
dan kelemahan.
2. kontroversi penerapan bioteknologi
untuk perlintan dan pelepasan GMO
3. Dasar-dasar genetika dan biologi
molekuler : DNA, RNA, protein dan
teknik purifilasi dan visualisasinya.
Restriksi, ligasi, sintesis, dan sekuensi
DNA
3&4 Diagnosis, identifikasi / 1. Hibridisasi DNA dan RFLP
deteksi OPT secara 2. PCR, RAPD, dan AFLP
molekuler 3. Contoh-contoh diagnosis / identifikasi
OPT secara molekuler
5&7 Interaksi OPT dan 1. Respond OPT terhadap repelan,
Tanaman inang secara attracktant, inhibitor, khemotaksis +/-,
molekuler mekanisme recognition dan kontak oleh
OPT terhadap tanaman inang. Genetic
colonization pada Agrobacterium spp vs
tanaman inang
2. Kemampuan memproduksi ensim-
ensim pendegradasi komponen dinding
sel tanaman, elicitor, toksin dsb pada
mekanisme pathogenisitas / parasitisme
OPT
3. Mekanisme ketahanan tanaman
terhadap OPT
8 Ujian tengah semester
9 & 10 Epidemiologi 1. Pemanfaatan alat deteksi/identifikasi
molekuler untuk mempelajari
penyebaran, distribusi, transmisi dan
survival OPT : - Patogen tumbuhan
2. Hama dan serangga vector penyebar
patogen
11, 12, 13 Pengendalian OPT 1. Transformasi gen, teknik antisense
& 14 secara molekuler RNA
2. Meningkatkan kemampuan agen
pengendalian hayati untuk OPT
3. Kultur jaringan dan teknologi
protoplast untuk
4. meningkatkan ketahanan tanaman
thd OPT
5. Tanaman transgenic tahan patogen
6. Tanaman transgenic tahan hama
15 Keselamatan kerja dan 1. Keselamatan kerja molekular di
aspek legal laboratorium, lapangan dan keamanan
Bioteknologi hayati lingkungan
2. Intelectual Property Right dan aspek
legal pembuatan, pengembangan dan
penggunaan LMO (living manipulated
organism) dan GMO (Genetic modified
organism)

D. BAHAN BACAAN

1. SJ Gurr, MJ McPherson, and DJ. Bowels. 1992. Molecular Plant Pathology, A


Practical Approaches, vol I and vol II
2. RF Weaver. 2003. Molecular Biology.
VERTEBRATA HAMA
(PNH 3202, SKS 1/1)

A. SILABUS
Pembahasan arti penting vertebrata hama. Penggolongan vertebrata hama. Karakteristik
morfologi, biologi dan ekologi berbagai jenis vertebrata hama. Strategi pengendalian.

B. TUJUAN
Setelah selesai kuliah mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis binatang vertebrata yang
berperan sebagai hama, permasalahan vertebrata hama di lapangan, berikut cara
pengendaliannya

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Status vertebrata sebagai hama dalam
ekosistem pertanian
2. Beberapa contoh kasus vertebrata hama di
areal pengembangan lahan pertanian dan
pemukiman
3. Arti penting vertebrata hama (identifikasi dan
strategi pengendalian)
2 Tikus 1. Arti penting sebagai hama (sejarah serangan,
dampak sosial ekonomi akibat serangan)
2. Klasifikasi
3&4 Tikus Sawah 1. Morfologi dan ekologi
2. Faktor-faktor pendukung / penghambat
perkembangan populasi secara umum
3. Peranan faktor biotik penyebab
mortalitas
4. Peranan faktor abiotik penyebab
mortalitas
5. kemampuan bermigrasi
6. Strategi pengendalian
5 Tikus Pohon 1. Morfologi dan ekologi
2. Faktor-faktor pendukung / penghambat
perkembangan populasi
3. Strategi pengendalian
6 Tikus Gudang 1. Morfologi dan ekologi
2. Faktor-faktor pendukung / penghambat
perkembangan populasi
3. Strategi pengendalian
7 Ujian tengah Bahan: Materi minggu 1 s.d. 6
semester
8 Burung (Aves) 1. Arti penting (potensi merusak, perilaku
migrasi)
2. Klasifikasi berdasarkan pakan alami dan
habitatnya
3. Faktor-faktor pendukung / penghambat
perkembangan populasi
4. Strategi pengendalian
9 Kelelawar 1. Arti penting
2. Jenis-jenis kelelawar
3. Jenis-jenis pakan alami dan habitat
4. Aktivitas dan potensi merusak
5. Strategi pengendalian
10 Babi hutan 1. Arti penting
2. Jenis-jenis pakan, cara hidup dan habitat
di alam
3. Potensi dan cara merusak
4. Strategi pengendalian
11 Kera 1. Arti penting
2. Jenis-jenis pakan, cara hidup dan habitat
di alam
3. Potensi dan cara merusak
4. Strategi pengendalian
12 Gajah 1. Arti penting
2. Jenis-jenis pakan, cara hidup dan habitat
di alam
3. Potensi dan cara merusak
4. Strategi pengendalian
13 & 14 Tugas Diskusi dan tugas mandiri
15 Ujian akhir

D. BAHAN BACAAN

1. Anonim. 1998. Mamalia I


2. Anonim. 1998. Mamalia II
3. Kalshoven, L.G.F. 1980. The Pests of Crops on Indonesia
4. Singkton, G.R., Hinds, L.A. and Krebs, C.J. 2003. Rats, Mice and People. ACIAR
PATOLOGI BENIH
(PNH 3804, SKS 1/1)

A. SILABUS
Pembahasan mengenai arti penting kesehatan benih dalam pertanian. Macam-macam
patogen terbawa benih. Mekanisme perkembangan dan penularan patogen di dalam
tanaman sampai biji, dan biji ke tanaman. Cara-cara pengujian kesehatan benih.
Pengelolaan tanaman penghasil benih, penyimpanan benih, dan perlakuan benih.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti kuliah diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan peran benih bagi
patogen; proses infeksi patogen ke benih, dari benih ke tanaman, dan faktor-faktor yang
berpengaruh; cara menguji kesehatan benih; dan cara mengusahakan benih yang sehat.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Penjelasan tujuan perkuliahan,
metode pembelajaran, SAP, cara
evaluasi, dan pustaka yang digunakan
2. Peran benih dalam pertanian dan
kaitannya dengan timbulnya penyakit
3. Sejarah dan lingkup Patologi Benih
4. Pengelompokan benih
5. Kriteria mutu benih
2 Infeksi benih 1. Anatomi bunga dan biji
2. Sifat patogen: nekrotrof & biotrof
beserta contoh nama patogen dan
penyakitnya.
3. Proses infeksi
Langsung:
- Infeksi sistemik dari pohon
induk ke biji atau organ
perbanyakan vegetatif.
- Infeksi pada organ
perbanyakan vegetatif
Tidak langsung:
- Infeksi sistemik dari kepala
putik sampai biji.
- Infeksi pada bunga atau buah
sampai ke biji.
3 Ketahanan (longevity) Faktor yang berpengaruh:
patogen dalam benih - Benih lifespan
- Faktor intrinsik patogen yang
mempengaruhi ketahanan hidup
(survival).
- Lokasi patogen dalam benih.
- Kondisi penyimpanan benih.
4 Kesehatan Benih Metode uji kesehatan benih: growing on test,
indicator test, phage-plaque method,
immunodiagnotik, molekuler.
5 Ujian tengah semester
6 Penularan patogen lewat 1. Penularan patogen biotrof : dari benih
benih ke tanaman terinfeksi untuk menimbulkan infeksi
sistemik pada tanaman
2. Penularan patogen nekrotrof : dari benih
terinfeksi untuk menimbulkan infeksi
lokal atau vaskuler pada tanaman..
3. Penularan patogen yang bersama
(accompanying) benih
4. Faktor yang mempengaruhi penularan:
- Suhu dan kelembaban tanah.
- Mikroflora tanah
- Ketahanan tanaman inang
7 Penyebaran Penyakit terbawa benih yang bertipe
monosiklik dan polisiklik
8 Pengelolaan kebun 1. Dengan cara eksklusi dan reduksi
penghasil benih untuk inokulum
memproduksi benih sehat - Eksluksi patogen terbawa benih
dan cara penyimpanan melalui peraturan: karantina,
benih sertifikasi benih
- Eksklusi patogen terbawa benih
melalui penentuan tempat produksi
benih.
- Reduksi inokulum dengan varietas
tahan.
2. Dengan cara eradikasi dan reduksi
inokulum melalui perlakukan benih.
3. Dengan teknik budidaya dan sanitasi
4. Penyimpanan benih
9 Presentasi Mahasiswa Tugas membuat makalah penyakit terbawa
benih untuk dipresentasikan

10 Ujian Akhir

D. BAHAN BACAAN

1. Maude, R. B. 1996. Seedborne Diseases and Their Control, Principles


and Practice.CAB International, UK.
2. Neergaard, P. 1979. Seed Pathology. Vol. I. The MacMillan,
London.
3. Pedoman Sertifikasi Benih. Departemen Pertanian.
KARANTINA TUMBUHAN
(PNH 3006, SKS 2/0)

A. SILABUS
Pengertian karantina, arti penting karantina dalam lintas perdagangan tanaman, produksi
pertanian pada tingkat nasional dan internasional. Peraturan dan produser karantina,
Sanitary and Phytosanitary (SPS), analisis risiko OPT, dan kerjasama internasional.

B. TUJUAN
Memberi pemahaman kepada mahasiswa mengenai masalah perkarantinaan di Indonesia
dan dunia Internasional.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1. Koordinasi
Jumlah mahasiswa yang mengambil
Koordinasi dan
1 matakuliah Karantina Tumbuhan
Penjelasan Umum
Jadwal dan tempat/ruang kuliah
2. Pengenalan Dosen Pengampu
Pengantar Karantina Pemutaran film tentang Karantina Tumbuhan
2
Tumbuhan Indonesia
1. Latar belakang pembentukan Karantina
2. Peranan karantina di Indonesia
3 Pengertian umum 3. Organisasi karantina
karantina tumbuhan 4. Visi dan Misi karantina Indonesia
5. Peranan karantina dalam perdagangan
Internasional
1. Sejarah singkat peraturan perundang-
udangan yang pernah ada
2. Peraturan perundang-udangan yang
berlaku saat ini
Peraturan Karantina
4 3. Sanksi hukum
Indonesia
4. Peraturan internasional
5. Persyaratan Karantina
6. Tindakan Karantina
7. Kawasan karantina
5 Prosedur Karantina 1. Peraturan dan prosedur impor benih
Impor tanaman
2. Peraturan dan prosedur impor hasil
tanaman
3. Peraturan dan prosedur pengamatan
dan pengasingan

1. Peraturan dan prosedur ekspor benih


tanaman
Prosedur Karantina 2. Peraturan dan prosedur ekspor hasil
6
Ekspor tanaman
3. Peraturan dan prosedur pengamatan
dan pengasingan
Prosedur Karantina 1. Perundangan dan Peraturan
7
Domestik 2. Prosedur dan tata laksana
8 Ujian tengah semester
Jenis OPT [hama] 1. Pengertian OPT/OPTK
Karantina yang belum 2. Jenis-jenis dan golongan OPT
9
dan sudah dilaporkan 3. Antisipasi
terdapat di wilayah RI 4. Pengelolaan
Jenis OPT (pathogen)
1. Jenis-jenis dan golongan OPT
Karantina yang belum
10 2. Antisipasi
dan sudah dilaporkan
3. Pengelolaan
terdapat di wilayah RI
1. Prinsip-prinsip Karantina Tumbuhan
Sanitary dan
11 2. Surveilance
Phytosanitary (SPS)
3. Pest Free Area
Pest Risk Analysis 1. Definisi PRA
12
(PRA) 2. Tahap Penyusunan PRA
1. IPPC (International Plant Protection
Kerjasama
13 Convention)
Internasional
2. APPC (Asia Plant Protection Commission)
Antisipasi ancaman
terhadap
perekonomian
1. Peraturan internasional
Indonesia dan
2. Kesiapan Indonesia dalam percaturan
14 kerusakan ekosistem
perekonomian dunia
yang disebabkan oleh
3. Invasive Alien species
sistem perdagangan
dan peraturan
internasional lainnya
15 Ujian akhir semester

D. BAHAN BACAAN

1. Internasional Standards for Phytosaintary Measures. 2002. Proyek Pengendalian


Terpadu Perkebunan Rakyat. Komponen Karantina Tumbuhan. Badan Karantina
Pertanian. Departemen Pertanian. 375 hal.
TEKNIK PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
(PNH 3005, SKS 2/1)

A. SILABUS
Pengertian dan arti penting pengamatan dalam pengelolaan hama dan penyakit tumbuhan.
Teknik pengambilan contoh: kelebihan dan kekurangan, penggunaan, analisis indeks
dispersi. Teknik pengamatan: populasi mutlak dan nisbi, indeks populasi hama dan penilaian
serta intensitas penyakit (indexing dan scoring).

B. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan memahami metode mendapatkan data berat serangan berbagai
hama tanaman dan intensitas berbagai penyakit tanaman khususnya di lapangan.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan Penjelasan umum: tujuan, sistem penilaian
dan bahan bacaan
2 Pengamatan hama Populasi mutlak, relatif, dan indeks populasi
3 Sampling Sampling, komponen sampling dan sequential
sampling
4 Sebaran Hama Sebaran spasial dan sebaran binomial negatif
5 Ujian tengah semester
6 Beberapa contoh pengamatan hama dan
musuh alami pada tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan
7 Distribusi/agihan Macam-macam agihan penyakit tanaman
penyakit berdasarkan penyebabnya
8 Sampling Sampling acak dan purposif
9 Pengamatan penyakit Metode pengamatan, analisis data
sistemik pengamatan dan intensitas penyakit
10 Pengamatan penyakit Metode pengamatan, analisis data
non sistemik pengamatan dan intensitas penyakit
11 Beberapa contoh metode pengamatan
penyakit tanaman
12 Lain-lain Teknik pengamatan penyakit pasca panen
13 & 14 Diskusi Pembahasan data hama dan penyakit
tumbuhan oleh mahasiswa
15 Ujian akhir

D. BAHAN BACAAN

1. Zadoks, J.C. & Schein, R.D. 1989. Epidemiology and Plant Disease
Management. Oxford University Press. 427 pp.
2. T.R.E. Southwood. 1976. Acological Method.
3. Nishida T. and T. Torii. 1970. A Handbook of Field Methods for Research on Rice
Stem-Boreres and their natural Enemies.
BIOLOGI NEMATODA PARASIT TUMBUHAN
(PNH 3401, SKS 1/1)

A. SILABUS
Pemahaman biologi sebagai dasar pengelolaan nematoda parasit tumbuhan yang meliputi
siklus hidup, reproduksi, distribusi dan pemencaran, interaksi nematoda dengan tanaman,
adaptasi parasitisme, faktor lingkungan dan pengelolaan nematoda terpadu.

B. TUJUAN
Mahasiswa memahami dan mengerti biologi nematoda, sehingga mahasiswa dapat
mengambil keputusan untuk mengelola nematoda parasit tumbuhan (secara terpadu) sesuai
dengan kondisi wilayah pertanian.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan, arti penting 1. Rencana kegiatan
pembelajaran dan sistem evaluasi
2. Review mata kuliah
Nematologi Pertanian PNH 3400
SKS 1/1 (mata kuliah pilihan)
3. Arti penting biologi nematoda
parasit tumbuhan dalam
pengelolaan nematoda parasit
tumbuhan
2&3 Reproduksi Reproduksi, telur dan siklus hidup
4 Distribusi Gerakan, distribusi dan pemencaran
5 Feeding Orientasi inang, invasi, dan feeding
6&7 Gejala Serangan Interaksi nematoda parasit dengan
tumbuhan inang.
8 Adaptasi parasitisme dan ras Adaptasi morfologi, fisiologi dan
fisiologis ekologi, serta ras fisiologis
9, 10 & 11 Ekologi Pengaruh faktor lingkungan (biotik
dan abiotik) terhadap biologi
nematoda parasit
12, 13, & Pengendalian Pengelolaan nematoda terpadu dan
14 teknik pengendalian nematoda
parasit tanaman
15 Presentasi Presentasi

D. BAHAN BACAAN

1. Barker, K.R.; G.A. Pederson and G.L. Windham. 1998. Plant and Nematode
Interactions. Number 36 in the series Agronomy. Madison, Wisconsin, USA. 771 p
2. Dropkin, V.H. 1988. Introduction to Plant Nematology. John Willey Interscience
Publication. John Willey and Sons, New York. 305 p.
3. Lee, D.L. and H.J. Atkinson. 1977. Physiology of Nematodes. New York
Columbia University Press. 215 p.
4. Luc, M.; R.A. Sikora and J. Bridge. 1990. Plant Parsitic Nematodes in Subtropical
and Tropical Agriculture. C.A.B. International Inst. of Parasitology Wallingford, U.K. 629
p.
5. Norton, D.C. 1978. Ecology of Plant Parasitic Nematodes. John Willey and Sons.
Inc. USA. 268 p.
6. Wallace, H.R. 1973 Nematodes Ecology and Plant Disease. Great Britain by
Alden & Mowbray Ltd. Oxford. 228 p.
7. _______, 1964. The Biology of Plant Parasitic Nematodes. New York. ST.
Martins Press Inc. 280 p.
APIOLOGI
(PNH 3200, SKS 1/1)

A. SILABUS
Pembahasan tentang aspek biologi dan ekologi lebah madu, faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan ekologi lebah madu. Teknik pemeliharaan dan manfaat lebah
madu bagi pertanian dan kesehatan.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan mengerti tentang peri kehidupan lebah
madu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta mampu menjelaskan arti penting
lebah madu bagi dunia pertanian, kesejahteraan dan kesehatan manusia.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1. Jenis lebah madu dan arti penting Berbagai jenis lebah madu: ciri-ciri
bagi kehidupan manusia dan perilaku kehidupannya, serta
arti penting bagi kehidupan
manusia
2. Pengenalan kasta-kasta lebah 1. Koloni lebah madu:
dalam koloni dan mempelajari mengenal lebah ratu, lebah
berbagai organ tubuh yang pekerja dan lebah janta
berhubungan dengan kehidupan 2. Morfologi dan anatomi
koloni lebah madu: mempelajari bentuk
dan fungsi organ tubuh lebah
ratu, pekerja dan lebah jantan
3. Penentuan lokasi dan cara 4. Berbagai persyaratan lokasi
pemeliharaan lebah pemeliharaan lebah yang ideal
al: adanya sumber pakan yang
melimpah dan faktor ekologi
yang sesuai dan aman.
5. Cara pemeliharaan:
peralatan yang harus disediakan,
dan berbagai teknik penanganan
kondisi lebah akibat faktor
lingkungan
6. Ujian Midterm

7. Berbagai faktor yang menekan 1. Faktor abiotis: iklim,


kehidupan koloni lebah madu senyawa kimia
2. Faktor biotik: musuh alami
lebah madu (predator, parasit
dan penyakit)

8. Cara pemungutan hasil produksi 1. Cara panen madu


lebah 2. Cara panen bee-pollen
3. Cara panen Royal-jelly
4. Cara panen propolis dan lilin
lebah
9. Manfaat pemeliharaan lebah 1. Lebah sebagai polinator
2. Madu, Bee-pollen, Royal-
jelly sebagai makanan yang
menyehatkan (kandungan
gizi).
3. Manfaat produk lebah
sebagai obat dan pemanfaatan
sengatan lebah sebagai cara
pengobatan alternatif

D. BAHAN BACAAN

Wajib (A)
1. Grout, R.A., 1949. The hive and honey bee. Dadant & Sons. Hamilton, Illinois.
652 p.

Anjuran (B)
1. Wilson, E.O., 1971. The insect societies. Belnap Press, Harvard Univ. Press,
Cambridge, London. 548 p.
2. Ribbands, C.R., 1953. The behaviour and social life of honeybees. Bee
Research Association Ltd. London. 352 p.
3. Budiaman, 1992. Rekayasa teknologi lebah madu: Industri biologi andalan
Indonesia dimasa yang akan datang. KMA-PBS Univ. Hasanuddin, Ujungpandang. 136
hal.
4. Hasil seminar sehari Lebah Madu sebagai sumber Kesehatan dan
Kesejahteraan Masyarakat, Fakultas Pertanian 2001
ENTOMOLOGI DASAR
(PNH 3102, SKS 2/1)

A. SILABUS
Membahas arti penting serangga di alam. Mempelajari struktur dan fungsi organ tubuh
untuk memahami pertumbuhan, perkembangan dan perilaku. Klasifikasi, identifikasi dan
distribusi geografi serangga.

B. TUJUAN
1. Membuat aturan berdasarkan kesepakatan bersama antara dosen dan
mahasiswa
2. Mahasiswa dapat memahami aturan main perkuliahan dan praktikum entomologi
dasar
3. Mahasiswa dapat memahami sejarah kehidupan serangga, peranan serangga di
alam, keistimewaan serangga dan masalah yang ditimbulkan oleh serangga
4. Mahasiswa dapat memahami morfologi eksternal serangga
5. Mahasiswa dapat memahami morfologi internal dan fisiologi serangga
6. Mahasiswa dapat memahami proses perkembangan dan metamorfosis serangga
7. Mahasiswa dapat memahami perilaku serangga di alam
8. Mahasiswa dapat memahami konsep penggolongan serangga dan teknik
klasifikasi
9. Mahasiswa dapat memahami konsep penggolongan serangga dan teknik
klasifikasi
10. Mahasiswa dapat memahami teknik koleksi dan pengawetan serangga dengan
benar
11. Mengetahui kemampuan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan.
12. Mendapatkan masukan dan umpan balik dari mahasiswa

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pengantar Kuliah, 3. Menyampaikan rencana program dan
Sejarah kehidupan, kegiatan pembelajaran semester
peranan, dan masalah 4. Menyampaikan aturan main
yang ditimbulkan perkuliahan
serangga 5. Menyampaikan fungsi dan tugas
dosen serta kewajiban mahasiswa.
6. Menyampaikan daftar buku dan
jurnal sebagai literatur yang
berhubungan dengan ilmu serangga
7. Sejarah kehidupan serangga
8. Peranan serangga di alam
9. Masalah yang ditimbulkan oleh
serangga
2,3 Bentuk umum dan 6. Bentuk tubuh
morfologi eksternal 7. Dinding tubuh
serta fungsi alat tubuh 8. Peruasan tubuh
serangga 9. Caput, toraks, dan abdomen
4, 5, 6 Morfologi internal dan 8. Sistem syaraf
fisiologi serangga 9. Sistem otot
10. Sistem pencernaan
11. Sistem ekskresi
12. Sistem peredaran
13. Sistem pernapasan
14. Sistem reproduksi
15. Sistem koordinasi
7 Pertumbuhan, 1. Metamorfosis
perkembangan dan 2. Reproduksi
reproduksi serangga
8. Ujian tengah semester
9 Perilaku serangga 5. Orientasi
6. Perilaku:
- makan
- kawin
- peletakan telur
- pertahanan
3. Serangga sosial
10 Distribusi geografi Kolonisasi dan pemencaran
serangga
11,12,13 Klasifikasi dan evolusi 1. Konsep taksonomi dan klasifikasi
serangga 2. Filum artropoda
3. Klas serangga
4. Subklas Apterygota
5. Subklas Pterygota: Eksopterygota
6. Subklas Pterygota: Endopterygota
7. Identifikasi dan Klasifikasi
14 The Modern Interface: 1. Aplikasi Entomologi Molekuler
Entomology Molekuler dalam Perlindungan tanaman
2. Relevansi Entomologi dengan
bidang keilmuan yang lain
15 Ujian akhir dan Evaluasi Menjawab pertanyaan ujian
Mengisi kuisioner
D. BAHAN BACAAN

Bacaan Wajib:
The Insects: an Outline of Entomology oleh P.J. Gullan & P.S. Cranston. Third Edition.
Tahun 2005

Bacaan yang dianjurkan:


Semua bacaan yang terkait dengan Entomologi bisa diambil dari (Internet, Majalah Ilmiah,
Majalah Populer, Journal Ilmiah, Koran dan Newsletter)

PEMBIAKAN MASAL SERANGGA


(PNH 3301, SKS 1/1)

A. SILABUS
Pembahasan mengenai tujuan dan manfaat pembiakan masal serangga (PMS), manajemen
insektarium, nutrisi serangga, dan metode PMS.

B. TUJUAN
Setelah selesai mengikuti kuliah dan praktikum PMS mahasiswa dapat menjelaskan tujuan
dan manfaat PMS, manajemen insektarium, nutrisi serangga, dan metode PMS baik
serangga hama maupun serangga berguna, baik serangga fitofagus, serangga gudang,
maupun serangga entomofaga.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Manfaat serangga
2. Tujuan PMS
3. Pentingnya PMS
2 Insektarium 1. Syarat lokasi
2. Konstruksi
3. Manajemen
3 Cemiri SDM 1. Kesehatan jasmani dan rohani
2. Motivasi, dedikasi, etos kerja
3. Senang terhadap serangga
4 Nutrisi serangga Komposisi, Sumber nutrisi, dan
Formulasi
5&6 Media PMS 1. Media (pakan, inang, mangsa)
alami
2. Media (pakan, inang, mangsa)
buatan
7, 8 & 9 Cemiri biologi dan ekologi 1. Biologi dan ekologi serangga
serangga fitofagus dan gudang
2. Biologi dan ekologi serangga
predator
3. Biologi dan ekologi serangga
parasitoid
10, 11, 12, Teknik PMS 1. Teknik PMS fitofagus
& 13 2. Teknik PMS gudang
3. Teknik PMS predator
4. Teknik PMS parasitoid
14 Ekonomi PMS Analisis biaya dan manfaat

D. BAHAN BACAAN

1. Alvan, P. 1964. Entomological Techniques. How to Work with Insects


2. Anonim. IRRI News Letter. Mass Rearing Methods of Insects
3. Anonim. 1989. Laboratorium Pemiakan Masal Serangga. Buletin Ditjenbun:
parasitoid, predator, pathogen.
4. Bernays, E.A. and R.F. Chapman. 1994. Host-plant selection by phytophagous
insects. Chapman & Hall, New York. 312 p.
5. Pritam Singh and R.F. Moore. 1985. Hand Book of Insect Rearing. Vol. I, II.
6. Smith, C.N. 1966. Insect Colonization and Mass Production.
MASALAH KHUSUS HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
(PNH 3007, SKS 0/1)

A. SILABUS
Talaah masalah-masalah aktual hama dan penyakit.

B. TUJUAN
Setelah selesai mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat mengetahui lebih mendalam tentang
Apa, Siapa, Bagaimana dan Mengapa nya permasalahan-permasalahan hama dan
penyakit penting di lapangan.
Dengan demikian diharapkan semua teori yang pernah diperoleh dapat disinkronkan
dengan kenyataan yang sedang terjadi di lapangan sehingga mahasiswa dapat memahami
permasalahan hama dan penyakit secara lebih menyeluruh dan up to date.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Penjelasan umum
tentang cakupan mata kuliah Masalah Khusus
Hama dan Penyakit Tumbuhan
2. Permasalahan hama atau penyakit apa
yang sedang terjadi pada saat yang
bersangkutan.
3. Bagaimana keadaan atau kondisi hama
atau penyakit yang sedang terjadi
4. Mengapa hal tersebut terjadi

2 s.d. 14 Mandiri

D. BAHAN BACAAN

Disesuaikan dengan masalah yang dibahas

AKAROLOGI
(PNH 3201, SKS 1/1)

A. SILABUS
Taksonomi, morfologi, dan bioekologi akarina. Contoh-contoh hama tanaman dari subklas
Acari dan cara pengelolaannya. Peranan akarina sebagai agens pengendalian hayati hama
tanaman

B. TUJUAN
Setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan arti penting akarina
sebagai hama tanaman beserta cara pengendaliannya. Selain itu juga dapat menjelaskan
peran akarina sebagai jasad pengendali hayati hama tanaman

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


4. Pengenalan dan sejarah akarologi
Ruang lingkup arti
1 5. Arti penting akarina (tungau) sebagai hama
penting akarologi
dan jasad pengendali hayati hama
1. Morfologi umum akarina
2. Morfologi ordo Acariformes dan
Parasitiformes
2, 3, 4 & 5 Morfologi akarina.
3. Ciri-ciri morfologis famili-famili dan
akarina sebagai hama penting pada
tanaman
6 Taksonomi akarina Taksonomi serta klasifikasi akarina
1. Siklus dan daur hidup akarina
2. Habitat dan distribusi akarina
7&8 Bioekologi akarina
3. Perilaku akarina

1. Contoh-contoh hama penting dari Sub


Contoh-contoh hama
Klas Acari
9 & 10 tanaman penting Sub
2. Gejala serangan serta kerusakan yang
Klas cari
ditimbulkan oleh hama dari Sub Klas Acari
Cara-cara pengambilan contoh akarina sebagai
11 Pengambilan contoh hama tanaman, serta kebaikan dan kelemahan
masing-masing cara tersebut
Cara-cara
12 & 13 Cara-cara pengendalian tungau
pengendalian akarina
1. Contoh-contoh akarina sebagai jasad
pengendali hama tanaman terutama
Akarina sebagai jasad
serangga
14 pengendali hayati
2. Berbagai syarat akarina sebagai jasad
hama tanaman
pengendali hayati hama tanaman yang
ideal

D. BAHAN BACAAN

1. Helle, W. 1985. Spidermites, their biology, natural enemies and control. Vol. IB. Elsevier,
New York, p. 458.
2. Krantz, G.W. 1971. A manual of acarology. O.S.U. Book Stores. Inc., Oregon. P. 335.
3. Marjorie, A.H., G.L. Limingham, and L.K. Nutson. 1982. Biological control by mites.
Agric. Experimental sta. Univ. of California, Berkeley, p. 185.
DASAR-DASAR PATOLOGI SERANGGA
(PNH 3302, SKS 1/1)

A. SILABUS
Sejarah, perkembangan, dan peranan patologi serangga. Interaksi mikroorganisme dengan
serangga. Patogenesis dan imunitas serangga. Epizootiologi dan pemanfaatan
mikroorganisme dalam pengendalian hayati. Isue terkini patologi serangga.

B. TUJUAN
1. Mengetahui peranan patologi serangga: interaksi serangga dengan mikrobia
2. Mengetahui jenis mikrobia patogen serangga: patogenisitas dan imunitas
serangga
3. Mengetahui peranan patologi serangga dalam Pengendalian Hama

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pengantar patologi 4. Perkembangan patologi serangga
serangga 5. Peranan dan posisi patser
2 Asosiasi serangga dan 3. Simbiosis
mikrobia 4. Amicrobial and microbial
disease
3&4 Bakteri 3. Peran bakteri (incl. microsporidia,
protozoa) dalam patser
4. Patogenesis
5&6 Jamur 3. Peran jamur dalam patser
4. Patogenesis
7&8 Virus 3. Peran virus dalam patser
4. Patogenesis
9 Nematoda 1. Peran nematoda dalam patser
2. Patogenesis
10 Sistem ketahanan 1. Mekanisme ketahanan serangga
serangga 2. Hematologi
11 Peranan patser dlm PHT 1. Aplikasi teknologi dlm patser
2. Efikasi
3. Mass production
12 Epizootiology 1. Faktor-faktor yg berpengaruh thd epizootic

D. BAHAN BACAAN

1. Yoshinori Tanada and Harry K. Kaya. 1993. Insect Pathology. Academic Press.
2. Drion G Boucias and Jacquelyn C. Pendland. 1998. Principle of Insect Pathology.
Kluwer Academic.
KLINIK TUMBUHAN
(PNH 3803, SKS 0/1)

A. SILABUS
Diagnosis kerusakan tumbuhan secara makroskopi dan mikroskopi. Rekomendasi
pengendalian OPT. Cara pengembalian dan pengemasan sampel untuk dikirim ke
laboratorium. Pembuatan preparat dan biakan kultur.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui dan bisa melakukan pengambilan sampel untuk dibawa
ke laboratorium
2. Mahasiswa mampu melakukakn diagnosis kerusakan tumbuhan secara
makroskopi dan mikroskopi serta membuat rekomendasi pengendalian.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1&2 Pendahuluan 1. Penjelasan tujuan perkuliahan,
metode pembelajaran, tugas selama
perkuliahan, cara evaluasi dan
pustaka
2. Arti penting klinik tumbuhan
3. Kertas kerja klinik tumbuhan
4. Pengambilan dan pengemasan
sampel ke laboratorium
5. Pengenalan Fotografi untuk
dokumentasi kerusakan tanaman
dan cara pendokumentasian
3 - 12 Tugas Mandiri 1. Praktek Fotografi untuk
dokumentasi kerusakan tanaman
2. Dokumentasi sampel dan
pengambilan sampel di lapang
3. Isolasi patogen
4. Identifikasi hama dan patogen
5. Memberi rekomendasi
pengendalian
13 & 14 Presentasi dan Diskusi Presentasi dan diskusi hasil tugas
mandiri masing-masing kelompok
15 Presentasi Poster Presentasi poster hasil praktikum
16 Ujian akhir

D. BAHAN BACAAN

1. Shurtleff, M.C. & C.W. Averre III. 1997. The Plant Disease Clinic and Field
Diagnosis of Abiotic Diseases. APS Press. St Paul, Minnesota. 245 p.
SEMINAR
(PNH 4080, SKS 0/1)

A. SILABUS
Program kurikuler pengembangan wawasan, pengalaman, serta pengetahuan ilmiah dan
praktis mahasiswa melalui penyampaian suatu hasil kajian pustaka atau hasil penelitian
dalam bentuk makalah dengan cara diskusi/pembahasan yang terorganisasi.

B. TUJUAN
Melatih mahasiswa membuat makalah mengenai suatu masalah ilmiah tertentu yang
disampaikan secara lisan dan didiskusikan dalam kelas.

C. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Minggu Topik Pokok Bahasan


1 Pendahuluan 1. Ice Breaking
2. Kontrak Kuliah
3. Sistem Penilaian
4. Pengertian Seminar
2 Teknik Presentasi 1. Sikap (etika)
2. Cara Berbicara
3. Pembuatan Slide atau
Penyiapan bahan
3 Penyusunan Makalah (Abstrak)
4 Workshop in Class
5 s.d. 16 Presentasi mahasiswa

D. BAHAN BACAAN

1. www.evergreen.edu/advising/seminars,htm
2. www.lif.ac.uk/~mailmcneile/seminar_hints.html

Anda mungkin juga menyukai