Anda di halaman 1dari 7

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

RESUME MATERI

Oleh:

Hastriani
G021211031
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman D

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
A. Definisi Hama
Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia,
ternak maupun tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan
langsung dengan budidaya tanaman yaitu semua hewan yang merusak tanaman atau
hasilnya yang di mana aktivitas hidupnya dapat merugikan secara ekonomis.
Adanya suatu hewan dalam satu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara
ekonomis maka dalam pengertian ini belum di katakan sebagai hama. Namun
demikian potensi mereka akan berubah sebagai hama nantinya, maka dari itu perlu
dimonitor dalam suatu kegiatan yang disebut pemantauan. Secara garis besar hewan
yang dapat menjadi hama dapat dari jenis serangga, moluska, tungau, tikus, burung,
atau mamalia besar. Mungkin di suatu daerah hewan tersebut menjadi hama, namun
di daerah lain belum tentu menjadi hama.

B. Penyebab Timbulnya Hama


Hama akan timbul pada suatu sistem budidaya tanaman karena beberapa
faktor atau penyebab antara lain adalah:
a) Tingkat Keberagaman Ekosistem
Tingkat keberagaman ekosistem adalah penyebab pertama akan timbulnya
hama karena banyaknya spesies-spesies tanaman yang di usahakan pada
suatu areal agroekosisitem dengan waktu yabg bersamaan. Hal ini akan
meningkatkan terjadinya populasi hama tertentu.
b) Pengolahan Tanah
Pengolahan tanaman dengan kata lain teknik budidaya adalah aktivitas
untuk menumbuhkan tanaman, yaitu mulai dari memilih benih, mengolah
tanah, menyiram/mengairi, memupuk, mengendalikan gulma, mengatur
jarak tanam, dan memanen. Setiap tahap kegiatan tersebut memungkinkan
berkembangnya hama tanaman tertentu setelah berada di areal pertanaman.
c) Varietas Unggul yang Rentan
Arah pemuliaan tanaman sering tidak memasukkan unsur daya tahan
varietas terhadap serangan hama, yang diutamakan adalah sifat-sifat yang
berhubungan langsung dengan potensi hasil yang maksimal, seperti umur
pendek, tahan rebah, daun-daun tegak, responsif terhadap pupuk. Masalah
hama yang timbul dianggap dapat ditanggulangi dengan paket pestisida.
Keterbatasan varietas unggul ini merupakan kelemahan yang selalu
menyebabkan timbulnya masalah serangan hama.
d) Keanekaragaman Genetik
Dalam ekosistem alami (misalnya hutan) interaksi antara tanaman inang
dengan hamanya merupakan hal yang baik. Maksudnya tanaman yang tahan
tetap mempertahankan sifat ketahananya. Lain halnya dengan varietas
tanaman yang dibudidayakan yang merupakan hasil pemuliaan, dimana
daya tahan genetik varietas-varietas tersebut sempit atau ditentukan oleh
gen tunggal, sehingga
daya tahan varietas tersebut terhadap hama tertentu menjadi rentan.
e) Dampak Negatif Penggunaan Pestisida
Penggunaan pestisida sering menimbulkan masalah baru seperti membunuh
organisme bukan tidak tepat sasaran (parasitoid dan predator), resistensi dan
resurgensi hama, serta perubahan fisiologi tanaman. Hal-hal tersebut dapat
menyebabkan tingginya populasi hama di lapangan.

C. Pengelompokkan Hama
A hama berdasarkan ciri-cirinya antara lain sebagai berikut:
a) Hama dapat dilihat oleh mata telanjang
b) Umumnya dari golongan hewan (tikus, burung, serangga, ulat dan
sebagainya).
c) Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehingga tanaman
menjadi mati atau tanaman tetap hidup sehingga tidak banyak
memberikan hasil,
d) Serangan hama biasanya lebih mudah di atasi karena hamanya tampak
oleh mata atau dapat di lihat secara langsung.
Adapun hama yang menyerang organ tubuh umumnya adalah hewan.
Secara garis besar hama tanaman dikelompokka menjadi tiga kelompok yaitu
sebagai berikut:

1. Kelompok hewan menyusui (mamalia), seperti tikus


2. Kelompok serangga (insekta), seperti belalang
3. Kelompok burung (aves), seperti burung pipit.

D. Organisme Hama
Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan dan tumbuhan baik
berukuran mikro ataupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan
mematikan tanaman yang dibudidayakan. Berdasarkan jenis serangannya OPT
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Hama
Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada tanaman. Hama
terdapat beberapa jenis, diantaranya adalah insekta (serangga), moluska
(bekicot, keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda, dll. Serangan
hama sangat terlihat dan dapat memberikan kerugian yang besar apabila
terjadi secara massive. Namun serangan hama umumnya tidak memberikan
efek menular, terkecuali apabila hama tersebut sebagai vektor suatu
penyakit.
2. Vektor
Vektor penyakit atau biasa disebut sebagai faktor pembawa penyakit adalah
organisme yang memberikan gejala sakit, menurunkan imunitas, atau
mengganggu metabolisme tanaman sehingga terjadi gejala abnormal pada
sistem metabolisme tanaman tersebut. Beberapa penyakit masih dapat
ditanggulangi dan tidak memberikan efek serius apabila imunitas tanaman
dapat ditingkatkan atau varieta tersebut toleran terhadap penyakit yang
menyerangnya. Namun terdapat pula penyakit yang memberikan efek serius
pada tanaman dan bahkan menyebabkan kematian. Beberapa vektor
penyakit tanaman adalah virus, bakteri, dan cendawan. Umumnya gejala
penyakit memiliki efek menular yang sangat cepat dan sulit dibendung.
3. Gulma
Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan
bersifat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
dibudidayakan. Gulma memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada
pertumbuhan tanaman, meskipun biasanya tidak menimbulkan kematian.
Gulma bisa disebut juga sebagai kompetitor penyerap nutrisi daerah
perakaran tanaman. Apabila pertumbuhan gulma lebih cepat dibandingkan
tanaman, maka sudah dapat dipastikan tanaman yang dibudidayakan akan
mengalami pertumbuhan yang tidak optimal. Beberapa jenis gulma bahkan
ada yang memberikan efek racun pada perakaran tanaman, seperti
kandungan metabolit sekunder (cairan) pada akar alangalang.
E. Pengendalian
1. Pengendalian secara fisik
Pengendalian hama secara fisik merupakan upaya atau usaha dalam
memanfaatkan atau mengubah faktor lingkungan fisik sehingga dapat menurunkan
populasi hama dan penyakit. tindakan pengendalian hama secara fisik dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu ; pemanasan, pembakaran, pendinginan,
pembasahan, pengeringan, lampu perangkap, radiasi sinar infra merah, gelombang
suara dan penghalang/pagar/barier.
2. Pengendalian secara mekanik
Pengendalian hama dan penyakit secara mekanik yaitu pengendalian yang
dilakukan secara manual oleh manusia. pengendalian secara mekanik dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana, membutuhkan tenaga kerja yang banyak
dan waktu yang lama, efektifitas dan efesiensinya rendah, tetapi tidak berpengaruh
negatif terhadap lingkungan.
3. Pengendalian secara hayati
Pengendalian secara hayati adalah pengendalian hama atau penyakit dengan
memanfaatkan agens hayati (musuh alami) yaitu predator, parasitoid, maupun
patogen hama. Contohnya adalah sebagai berikut :
• Predator (binatang yang ukuran tubuhnya lebih besar sebagai pemangsa
yang memakan binatang yang lebih kecil sebagai mangsa) ; contohnya
memanfaatkan ular sebagai predator hama tikus atau kumbang coccinelid
sebagai pemangsa kutu daun.
• Parasitoid (binatang yang hidup diatas atau didalam tubuh binatang lain
yang lebih besar yang merupakan inangnya) ; contoh trichoderma sp,
sebagai parasit telur penggerek batang padi.
• Patogen hama (mikroorganisme penyebab penyakit organisme hama)
organisme tersebut meliputi nematoda, protozoa, rikettsia, bakteri atau virus
; contoh paecilomyces sp. jamur patogen telur nematoda puru akar.
4. Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kimiawi menggunakan
pestisida sintetis kimia adalah alternatif terakhir apabila cara-cara pengendalian
yang lain tidak mampu mengatasi peningkatan populasi hama yang telah
melampaui ambang kendali. tujuan penggunaan pestisida merupakan koreksi untuk
menurunkan populasi hama atau penyakit sampai pada batas keseimbangan.
penggunaan pestisida juga harus tepat sasaran, tepat dosis dan tepat waktu
Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kimiawi menggunakan
pestisida sintetis kimia adalah alternatif terakhir apabila cara-cara pengendalian
yang lain tidak mampu mengatasi peningkatan populasi hama yang telah
melampaui ambang kendali. tujuan penggunaan pestisida merupakan koreksi untuk
menurunkan populasi hama atau penyakit sampai pada batas keseimbangan.
penggunaan pestisida juga harus tepat sasaran, tepat dosis dan tepat waktu.

F. Ordo
Ordo adalah tingkat atau takson antara kelas dan familia, satuan ordo
digunakan untuk menyatakan banyaknya baris dan kolom. Adapun macam-macam
ordo pada hama yaitu sebagai berikut:
• Ordo Lepidopetra,
• Ordo himiptera,
• Ordo homoptera,
• Ordo coloptera,
• Ordo orthoptera,
• Ordo thysanoptera, dan
• Ordo diptera.

Anda mungkin juga menyukai