Anda di halaman 1dari 15

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

“Digitalisasi Naskah Lontara Sebagai Bentuk Pelestarian Karya Sastra


Bugis-Makassar”

Dosen Pengampuh Mata Kuliah : Prof. Dr. Gusnawaty, S.S, M.Hum Dan Drs. M.
Dalyan Tahir, M.Hum.

Disusun Oleh:

MUH. RAFLI IRFANDI


F021211003

PROGRAM STUDI SASTRA DAERAH BUGIS-MAKASSAR


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Digitalisasi Naskah

Lontara Sebagai Bentuk Pelestarian Karya Sastra Bugis-Makassar" dengan tepat

waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester Mata Kuliah

Bahasa Indonesia Akademik. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah

wawasan tentang peninggalan tulisan yang banyak mengandung ilmu pengetahun bagi

manusia dibidang pernaskahan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Olehnya itu,

makalah ini sangat bermanfaat bagi para Mahasiswa Jurusasan Sastra Daerah.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh tenaga pengajar pada

Mata Kuliah Bahasa Indonesia Akademik. Terutama kepada Ibu Prof. Gusnawaty, S.S,

M.Hum Dan Bapak Drs. M. Dalyan Tahir, M.Hum. tampa bimbingan beliau maka saya

sebagai penulis tidak akan berkembang sejauh ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Agar
nantinya ketika membuat makalah akan jauh lebih baik.

Makassar, 1 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

A. Latar Belakang ......................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6

C. Tujuan ....................................................................................................... 6

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................ 7

1. Peran Digitalisasi Naskah Dalam Pelestarian ............................................. 7

2. Bagaimana Ketika Digitalisasi Naskah Tidak Ada? ................................. 11

BAB III. PENUTUP .............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki

banyak peninggalan-peninggalan yang sangat bersejarah. Baik itu peninggalan

prasasti, karya sastra, dan benda-benda yang sangat bersejarah. Peninggalan-

peninggalan berupa manuskrip yang sangat perlu diperhatikan kelestariannya, agar bisa

disaksikan oleh para penerus. Naskah-naskah inilah nantinya akan menjadi bukti

sejarah yang sangat kuat dan menjadi salah satu bukti bahwa suku Bugis-Makassar

dimasa silam sudah mengenal budaya literasi serta mendokumentasikan segala

peristiwa penting dengan cara menulis kejadian-kajadian itu. Naskah ini sangat perlu

dijaga kelestarian karena, setiap naskah mewakili setiap zaman atau peristiwa penting.

Bisa dikatakan ilmu pengetahun yang disumbang dari naskah sangat besar bagi

perkembanga ilmu pengetahun masa kini. Banyaknya para peneliti yang menjadikan

naskah sebagi sumber memperoleh informasi dimasa silam kemudian mengembangkan

ilmu itu menjadi lebih bermanfaat dimasyarakat.

Ada ratusan bahkan ribuan naskah yang belum ditemukan dimasyarakat lokal.

Dalam jumlah yang sangat banyak ini ketika ditemukan akan menghasilkan banyak

pokok-pokok permasalahan yang dapat dikaji didunia akademik. Seperti naskah

tentang obat-obatan, ini ketika dikembangkan oleh ilmu kesehatan maka akan sangat

membantu keberlangsungan ketersedian obat-obat bagi manusia. Naskah tentang

4
membangun rumah ini juga sangat penting bagi arsitek dalam membangun rumah yang

kokoh dan masih banyak lagi naskah-naskah yang berkaitan dengan disiplin ilmu lain

yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Uiniversitas Hasnuddin sebagai universitas terbaik Indonesia bagain Timur

memiliki Jurusan Sastra Daerah yang mampu menjadi pelopor kelestarian nasklah-

naskah kono. Inilah salah satu bidang kajian yang paling bagus di Sastra Daerah dan

mungkin salah satunya jurusan yang bidang kajiannya sangat melimpah. Bahkan sakin

banyaknya objek kajian, para jurusan dari luar sastra daerah juga menggarap objek

kajian mengenai naskah. Karna ketersediaan naskah yang menjadi alasan utamanya.

Keberadaan mata kuliah digitalisasi naskah membuat para masyarakat dapat

melihat dan mengetahui nasakah-naskah yang ada dengan mudah. Hanya dengan

mencari disitus yang sudah siapkan oleh para pemerintah mereka dapat mengakses

begitu banyak nasakah yang berbentuk digital tampa harus berkunjung kelaboratorium

naskah. Dampak positif adanya digitalisasi naska ini juga sangat besar perannya dalam

melestarikan nasakah sebab, naskah yang sudah berumur puluhan tahun ketika kita

membukanya secara sembarangan akan merusak naskah asli, media kertas umunya

sangat mudah lapuk dimakan oleh rayap dan waktu. Dengan adanya naskah digital kita

bisa melihat nasakah tersebut dengan lebih mudah.

Olehnya itu, saya mengajak para pembaca agar mendigitalkan seluruh naskah-

nasakh yang ada di rumah masing-masing. Ketika kita mendigitalkan naskah tersebut

sama saja kita menjadi salah satu pelopor kelestarain naskah-naskah yang tak ternilai

harganya.
5
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran digitalisasi naskah dalam pelestarian nasakah-naskah lontara

kuno Bugis-Makassar?

2. Bagaimana keberlangsungan naskah-naskah kuno Bugis-Makassar jika tidak ada

pendigitalisasian naskah?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah mengungkap bagaimana manfaat digitalisasi

bagi masyarakat luas dan saya juga akan menjelaskan seberapa bahanya ketika

digitalisasi naskah ini tidak dilakukan pada naskah-naskah lontara kuno.

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. Peran Digitalisasi Naskah Dalam Pelestarian

Umumnya tindakan atau upaya pencegahan kerusakan sebuah dokumen disebut

dengan pelestarian. Secara umum kegiatan preservasi atau pelestarian adalah kegiatan

atau usaha yang memiliki tujuan mencegah kerusakan supaya bahan pustaka dapat

bertahan dalam waktu yang cukup lama. Disebutkan oleh Oman Fathurrahman dalam

Amin bahwa preservasi naskah mencakup dua aspek, yaitu preservasi bentuk fisik

naskah dan teks dalam naskah. Preservasi fisik naskah berupa kegiatan konservasi dan

restorasi, yang bertujuan untuk membantu memelihara bentuk fisik naskah agar tetap

utuh seperti aslinya dan tidak rusak. Sedangkan preservasi teks dalam naskah berupa

kegiatan digitalisasi, katalogisasi, dan riset filologi. Preservasi teks dalam naskah ini

dilakukan dengan cara membuatkan salinan ke dalam bentuk atau media lain.

Saya singgung mengenai preservasi fisik naskah ini juga sangat penting dalam

maju ketahap preservasi teks. Jika fisik naskah mengalami kerusakan maka, ketika

mendigitalkanpun akan mengalami kesulitan dalam pemotretan. Bisa jadi naskah yang

rusak ketika gambarnya di foto maka akan terlihat tidak jelas, inilah salah satu faktor

banyak penerjemah kewalahan dalam menerka huruf yang hilang atau hurufnya

merembes karna pernah terkena air. Seorang filoloh juga sangat memperhatikan dalam

konteks fisik naskah, biasanya ilmu yang mendalami fisik naskah disebut Kodikologi.

7
Diaman disiplin ilmu ini fokus terhadap fisik naskah baik itu pada kertas, tinta,

bingaki, dan lain sebagainya didalam fisik naskah. Dalam preservasi naskah biasanya

para filoloh sangat menjaga ketat tempat penyimpanan pada naskah karan akan

mempengaruhi suhu pada kertas. Ketika suhu kertas terlalu lebep maka kertas akan

muda rusak dan ketika terlalu keras kertas akan mudah melengket satu sama lain. Jadi,

para filoloh sangat memperhatikan suhu ruang pada penyimapanan naskah.

Lain halnya digitalisasi naskah atau bisa kita sebut sebagai preservasi tekas. Nah, disini

ketika naskah sudah aman dari segi fisik maka para filoloh lanjut untuk

mendigitalkannya agar naskah asli bisa disimpan dengan baik dan mengurangi aktifitas

pada nasakah dibuka oleh sembarang orang. Sikap para filoloh dengan bukan filoloh

pada naskah sangat berbeda pada saat membuka lembaran nasakah. Para filoloh

membuka lembaran naskah sangat berhati-hati dan sudah lengkap dengan kaos tangan

sehingga menghindari gesekan langsung yang dapat merusak naskah kapan saja.

Sedangkan orang yang tidak tau mengenai filologi lantas membuka naskah maka,

akan terlihat perbedaan yang sangat jelas. Biasanya orang tersebut langsung membuka

naskah seperti mebuka buku bacaan. Hal inilah sebenarnya yang menjadi perbedaan

dari filoloh dan bukan filoloh, uakni terdapat pada bagaimana menyikapi naskah

tersebut.

Digitalisasi naskah memerlukan keahlin dalam mengambil gambar nasakah,

mengolah naskah kedalam sebuah data, mengedit naskah, penerangan pada naskah, alat

yang digunakan juga harus bagus demi mendapatkan hasil yang bagus pula. Ketika

semua ini kita anggap enteng maka hasil digitalnya tidak sebagaus dengan para filoloh.
8
Karna ada hal-hal yang dianggap kecil sehingga disepelehkan, tidak terpikir oleh

mereka bahwa hal yang kecil sebenarnya akan mempengaruhi hasil yang besar pula.

Digitalisasi naskah diperkenalkan pada tahun 2000an, karna banyaknya problem

mengenani naskah maka, para filoloh memperkenalkan kepada para masyarakat

sehingga bisa mencontohkan pada naskah-naskah yang mereka miliki sendiri.

Ada banyak deretan manfaat dalam pendigitalisasian naskah sebagaimana yang telah

di ungkapkan oleh Purwono (2010:50) seperti:

a. Menyelamatkan nilai informasi dokumen.

Seperti arti dari menyelamagtkan sediri adalah kita menghindari

kehilangan sesuatu barang atau benda yang sangat penting. Purwono

berpandangan bahwa naskah-naskah yang ada sekarang ini sangat banyak

mengandung banyak informasi yang penting bagi keberlangsungan ilmu

pengetahuan. Manfaat yang ada di dalam naskah sangat erat kaitannya dengan

masa sekarang dan masa yang akan datang.

Saya juga berpendapat bahwa hal-hal yang pernah terjadi dimasa lampau

pasti dan tentu akan terulang dimasa akan sekarang dan akan datang, ini hanyalah

persoalan waktu saja yang akan memunculkannya.

Purwono mengatakan hal demikan diatas karena, dia sudah merasakan

manfaat yang begitu besar yang terkandung dalam nasakah. Dan bisa jadi

informasi yang terkandung dalam naskah tersebut adalah nilai-nilai ilmu

pengetahuan yang tak ternilai harganya dan masih belum pernah ditemukan oleh

banyak orang. makanya menjadi peneliti naskah merupakan hal yang sangat
9
jarang ditemui oleh orang banyak. Karna terbatsnya orang-orang filoloh menjadi

incara banyak orang agar bisa membantu dalam mengungkap sebuah isi naskah.

Bukan sembarang orang yang bisa mengungkap isi naskah, hanya mereka yang

memiliki kempauan yang hebat yang bisa mengolah data pada naskah menjadi

hal yang luar biasa.

b. Menyelamatkan fisik naskah.

Seperti yang saya bilang diawal bab ini bahwa dalam preservasi fisik

naskah sangat penting dilakukan. Karna naskah yang berumuran puluhan bahkan

ratusan tahun akan mengalami penyusutan kertas yang begitu besar. Dan kita

juga tidak bisa menghindari pelapukan pada kertas tersebut sebab, ada mikroba

kecil yang hidup pada bahan kertas. Dan kita tidak tau bah mikroba ini akan

menjaga atau sebaliknya.

Menyentuh fisik naskah tidak akan sama dengan membaca pada digitalnya

saja namun, untuk menjaga agar dokumentasi bisa dilihat secara nyata maka,

nasklah asli disimpan dengan baik dan bahan digitalnya akan dibagikan sehingga

bisa dijadikan sumber data objek kajian.

c. Mengatasi kendala kekurangan ruang.

Menyimpan sebuah naskah yang berjumlah ratusan bahkan sampai ribuan

akan membutuhkan tempat yang sangat banyak olehnya itu, adanya digitalisasi

naskah, tempat yang tersedia sangat banyak dilihat dari tempat penyimapanan

seperti memori, draf, dll.

d. Mempercepat perolehan informasi.


10
Nah, ketika naskah sudah digitalisasikan maka, akan dibuatkan sebuah

katalog khusu dalam penyimpanan sehigga, ketika kita mencari naskah-naskah

akan lebih mudah. Kita hanya tinggal mengetik kode katalognya saja maka akan

muncul naskah-naskah yang kita butuhkan.

Tentunya masih banyak manfaat yang terdapat dalam mendigitalisasikan naskah

demi untuk melestarikan sebuah catatan sejarah yang lampau. Olehnya itu maka, kita

sebagai manusia yang sadar akan pentingnya sajarah ahrus memperhatikan aktivitas

digitalisasi ini dengan baik.

2. Bagaimana Ketika Digitalisasi Naskah Tidak Ada?

Sebagaimana yang dijelaskan pada bagian manfaat ketika tidak ada proses

digitalisasi naskah akan menyebapkan keterbatasan ruang pada naskah. Dan akan

membutuhkan banyak tempat untuk menampung ribuan naskah yang ada di pelosok

Sulawesi Selata.

Ketika proses digitalisasi naskah maka, pada saat kita mencari naskah akan

membutuhkan waktu yang banyak dalam mencarinya. Mencari sederetan naskah akan

membuat kita kewalahan dalam membaca satu persatu judul naskah.

Tampa adanya digitalisasi naskah maka, naskah yang banyak itu akan

terbengkalai dan para pihak musium akan kewalahan dalam merawat dan menjaga

naskah tersebut. Satu naskah saja membutuhkan banyak perawatan dan biaya, apa lagi

11
naskahnya berjumlah ribuan. Pasti akan membutuhkan banyak biaya dan tenaga

pekerja dalam merawatnya.

Sampai pada intinya adalah proses ini sangat penting dalam pelestarian naskah-

naskah. Sebab, didalam suatu naskah masing-masing mengandung dan mewakili

zamannya masing-masing.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada urain diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan negara yang

sangat kaya akan peninggalan berupa tulisan yang patut kita jaga kelestarian

dokumentasinya. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara mendigitalisasikan naskah-

naskah kuno agara bisa dinikmati oleh orang banyak.

Sebelum masuk kedalam tahap digitalisasi naskah, ada beberapa faktor yang

herus kita ketahui pentinya preservasi fisik naskah yang memperhatikan semua yang

berhubungan dengan fisik naskah mulai dari depan hingga belakang nakah. Kemudian

adanya yang dikatakan preservasi pada tekas yang dimana proses inilah yang akan

dilakukan ketika preservasi fisik naskah sudah tidak ada kendala barulah kita maju

ketahap ini.

Terjaganya sebuah sejarah negeri terdapat pada generasi. Oleh sebap itu maka,

kita sebagai para penerus harus menjaga dan mempublikasikan kebudaya dan tradisi

kita di dunia agar mereka tau bahawa, Indonesia sudah mengenal literasi sebelum

mereka.

13
B. Saran

Saya yakin dan percaya masih banyak kekurangan dalam makalah ini olehnya

itu, keritik dan sara kepada pembaca akan memberikan pembelajaran kepada penulis.

Sehingga kedepannya ketika membuat makalah akan lebih baik dalam menyajikan

sebuah informasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kasmawati, Suci Nurrahma. 2021. Kegiatan Digitalisasi Naskah Kuno Sebagai Upaya
Diseminasi Informasi. Dalam: LIBRIA, VOL. 13, N0.1 JUNI 2021. Sebuah Studi
Pustaka Di Museum Radya Pustaka Surakarta, BPAD Provinsi Sulawesi Selatan
dan Yayasan Sastra Lestari.
Prastiani, intan, dan subekti, slamet…..Digitalisasi Manuskrip Sebagai Upaya
Pelestarian Dan Penyelamatan Informasi. Dalam: Studi Kasus Pada Museum
Radya Pustaka Surakarta.
Amin, Faizal. 2011. Preservasi Naskah Klasik. Jurnal Khatulistiwa- Journal Of Islamic
Studies, 2011, Hlm. 96. Sumber: Diunduh [20 Februari 2020].

15

Anda mungkin juga menyukai