Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TEORI HARGA

“Pengenalan Bursa Berjangka dan Klausula Baku Pada Perjanjian Berjangka Dan
Perlindungan Hukum Bagi Investor Perdagangan Berjangka Komoditi”

Disusun Oleh :
RISKA JULIANTI
G021211074
TEORI HARGA B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengenalan Bursa Berjangka dan Klausula Baku
Pada Perjanjian Berjangka Dan Perlindungan Hukum Bagi Investor Perdagangan Berjangka
Komoditi”dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester Mata Kuliah Teori Harga. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pasar berjangka. Olehnya itu,
makalah ini sangat bermanfaat bagi para Mahasiswa Agribsinis.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh tenaga pengajar pada Mata Kuliah
Teori Harga. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Agar nantinya
ketika membuat makalah akan jauh lebih baik.

Makassar, 05 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 6
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 6
BAB 2. PEMBAHASAN .................................................................................................................. 7
2.1 Sejarah Bursa Berjangka ...................................................................................................... 7
2.2 Pengertian, Manfaat dan Fungsi Bursa Berjangka .............................................................. 8
2.3 Persyaratan dan Biaya yang Diperlukan dalam Bursa Berjangka .................................... 11
2.4 Pelaku Bursa Berjangka ...................................................................................................... 12
2.5 Lembaga Penjamin Bursa Berjangka, Margin pada Transaksi Berjangka, Penyelesaian
Transaksi Berjangka, dan Lembaga yang Mengatur Transaksi Perdagangan Berjangka ..... 12
2.6 Perbedaan Bursa Berjangka dan Bursa Saham ................................................................. 15
2.7 Forex Margin Trading, Perusahaan Pialang Berjangka, Kontrak Berjangka .................. 16
2.8 Apakah klausula baku pada berjanjian berjangka memenuhi aspek perlindungan
konsumen? ................................................................................................................................. 16
2.9 Bagaimana Perlindungan Hukum Yang didapatkan oleh Nasabah atau Investor sebagai
Konsumen pada unia Perdagangan Berjangka? ...................................................................... 17
BAB 3, PENUTUP ......................................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 21
3.2 Saran .................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 23

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zaman saat ini menuntut semua aspek bergerak dengan cepat untuk mengikuti
perkembangan, tidak terkecuali sebuah negara yang harus turut serta dan berperan aktif
dalam perkembangan tersebut. Setiap perubahan yang terjadi dalam suatu perkembangan
zaman menuntut setiap manusia untuk terus berada dalam lingkup perkembangan tersebut
sehingga setiap manusia dituntut untuk senantiasa berusaha agar dapat mengikuti
perubahan zaman tersebut.

Salah satu ciri negara yang dapat mengikuti perkembangan zaman adalah negara yang
memiliki teknologi dan informasi yang canggih serta perekonomian yang kuat.
Perkembangan teknologi mutakhir tidak dapat lepas dari pengaruhnya terhadap
kecenderungan gaya hidup dan perilaku ekonomi manusia, demikian pula dengan perilaku
dalam berinvestasi. Akhir-akhir ini perilaku investasi cenderung bergeser dari investasi riil
ke arah investasi finasial. Kehidupan finansial manusia sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi informasi yang saat ini berlangsung.

Perdagangan berjangka/bursa berjangka di berbagai negara saat ini melaju sangat


pesat dan telah menjadi salah satu penunjang pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Dengan kehadiran dari bursa berjangka itu sendiri berfungsi sebagai tempat
diselenggarakannya perdagangan kontrak berjangka komoditi yang sedikit banyak
berperan pada pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di Indonesia. Namun masih
banyak orang yang belum mengerti mengenai cara bagaimana melakukan perdagangan di
dalam bursa berjangka.

Oleh karena itu, penulis merasa perlu membuat rangkuman informasi dalam bentuk
makalah yang mampu memberikan informasi singkat mengenai bursa berjangka.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengambil judul Pengenalan Bursa Berjangka
Secara Umum.

4
Di zaman modern ini sudah mengalami banyak perkembangan, baik itu dari teknologi,
pengetahuan, dan lain lain. Salah satu yang ikut berkembang adalah Perdagangan
Berjangka Komoditi (PBK). Investasi dibidang PBK ini bersifat lintas negara melalui
mekanisme Penyaluran Amanat Luar Negeri (PALN) sehingga mulai banyak diminati oleh
banyak orang. Perdagangan Berjangka merupakan salah satu kegiatan bisnis tersebut.
Definisi dari perdagangan berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual
beli Komoditi dengan penarikan Margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan
Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya (Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, 2021).

Hal unik dari PBK ini adalah melalui pasar terorganisir yang dilakukan di bursa atau
pasar bejangka. Tidak sembarang orang bisa langsung melakukan transaksi di bursa. Maka
dari itu, perusahaan pialang berjangka dibentuk agar setiap orang bisa melakukan transaksi
di bursa. Permasalahan pertama yang akan dialami nasabah adalah nasabah harus memilih
perusahaan pialang berjangka yang baik. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaan
pialang berjangka yang illegal. Perusahaan pialang disebut illegal apabila tidak memiliki
izin usaha dari Bappebti. Berkembangnya dunia perdagangan berjangka ini membuat
munculnya modus penipuan. Modus penipuan yang berkedok investasi atau lebih dikenal
dengan “investasi bodong” dilakukan oleh perusahaan pialang berjangka yang illegal.
Maka dari itu, nasabah atau investor harus berhati-hati.

Bappebti juga memberikan beberapa tips agar masyarakat tercegah dari investasi
bodong. Tips ini dinamakan dengan “7P” yaitu pelajari latar belakang perusahaan yang
menawarkan anda bertransaksi, pelajari tata cara transaksi dan penyelesaian perselisihan,
pelajari kontrak berjangka komoditi yang diperdagangkan, pelajari wakil pialang yang
dapat izin dari BAPPEBTI, pelajari dokumen dokumen perjanjian, pelajari risiko - risiko
yang dihadapi, dan pantang percaya dengan janji - janji keuntungan tinggi (Pengawas
& Komoditi, n.d.).

Sebelum melakukan transaksi, calon nasabah atau investor akan berhubungan dengan
wakil pialang dari perusahaan pialang tersebut. Ada beberapa dokumen yang harus
dipelajari dan ditandatangani. Dokumen-dokumen tersebut adalah pemberitahuan adanya
risiko, aplikasi pembukaan rekening, dan perjanjian pemberian amanat.

5
Isi yang ada pada dokumen-dokumen tersebut merupakan klausula baku.
Permasalahannya adalah mengenai klausula-klausula baku yang ada pada dokumen-
dokumen tersebut memenuhi atau tidak memenuhi aspek perlindungan konsumen.
Permasalahan lainnya ada dibanyaknya “investasi bodong” yang menyebabkan keresahan
dan kerugian di masyarakat. Berdasarkan permasalahan ini, penulis melakukan penulisan
dengan judul “ Pengenalan Bursa Berjangka dan Klausula Baku Pada Perjanjian Berjangka
dan Perlindungan Hukum Bagi Investor Perdagangan Berjangka Komoditi”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah
a) Apa yang dimaksud dengan bursa berjangka ?
b) Apakah klausula baku pada berjanjian berjangka memenuhi aspek perlindungan
konsumen?
c) Bagaimana perlindungan hukum yang didapatkan oleh nasabah atau investor sebagai
konsumen pada dunia perdagangan berjangka?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memberikan informasi kepada pembaca mengenai bursa berjangka serta agar dapat
mengetahui hal-hal yang masih dianggap kurang dan perlu diperbaiki pada perjanjian
berjangka dan pelindungan hukum yang didapatkan oleh nasabah atau investor. Sehingga,
keadilan dan kepastian hukum pada dunia perdagangan berjangka dapat terwujud.

6
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bursa Berjangka


Walaupun praktik perdagangan berjangka telah berlangsung sejak zaman dahulu kala
pada masa Yunani kuno ataupun Fenisia namun sejarah perdagangan berjangka modern
dimulai pada awal abad ke- 18 di Chicago Amerika yang terletak dekat danau Great Lakes,
adalah merupakan suatu pusat transportasi, distribusi dan perdagangan hasil pertanian oleh
karena letak Chicago yang berdekatan dengan pusat pertanian dan peternakan dari wilayah
barat Amerika Midwest.
Melimpahnya panenan dan kekurangan sediaan senantiasa mengakibatkan fluktuasi
harga di pasaran. Hal inilah yang mendorong terbentuknya suatu pasar yang
memungkinkan para pedagang komoditas biji-bijian (grain), pengguna bahan baku (seperti
pabrik, dll), perusahaan yang bergerak di bidang agro bisnis (misalnya untuk keperluan
ekspor) untuk melakukan suatu transaksi “masa mendatang” atau “pembayaran di depan”
atau yang dikenal dengan istilah kontrak serah (forward contract) untuk melindungi
mereka terhadap resiko perubahan harga yang merugikan dan memungkinkan
dilakukannya lindung nilai (hedge). Kontrak serah inilah yang kelak berkembang menjadi
kontrak berjangka (futures contract).
Pada saat itu kontrak serah masih berbentuk sangat sederhana. Namun banyak kontrak
serah yang tidak dipatuhi baik oleh pihak pembeli maupun pihak penjual. Misalnya,
apabila seorang pembeli kontrak serah jagung yang telah berjanji untuk membeli jagung
pada suatu waktu yang disepakati dimasa mendatang namun pada saat waktu penyerahan
tiba ternyata harga jagung lebih rendah dari harga kontrak serah maka si pembeli
mengingkari kontrak tersebut,demikian pula sebaliknya. Pasar kontrak serah sangat tidak
likuid dan dibutuhkan suatu bursa (di mana dimungkinkan terjadinya transaksi antar lawan
transaksi yang tidak perlu tahu lawannya) untuk mempermudah transaksi antara pembeli
atau penjual dari suatu komoditi.

Pada tahun 1848, Chicago Board of Trade (CBOT), dibentuklah sebuah bursa
berjangka yang pertama di dunia. Perdagangan masih dalam bentuk kontrak serah dan pada
tanggal 13 Maret 1851 dibuatlah kontrak serah yang pertama untuk komoditi jagung. Pada
tahun 1865 diperkenalkan standardisasi kontrak serah. Chicago Produce Exchange
didirikan pada tahun 1874, yang kemudian pada tahun 1898 diubah namanya menjadi

7
Chicago Mercantile Exchange (CME). Pada tahun 1972 dibentuklah sebuah divisi dari
CME yang diberi nama “Pasar Moneter Internasional” (International Monetary Market -
IMM), dengan tujuan untuk menawarkan kontrak serah dalam bentuk valuta asing yaitu :
poundsterling, dollar Kanada, mark Jerman, yen Jepang, peso Meksiko, and frank Swiss.

Pada tahun 1881 di wilayah Midwestern Amerika, sebuah pasar regional dibentuk
yaitu di kota Minneapolis, di negara bagian Minnesota dan pada tahun 1883
diperkenalkanlah perdagangan berjangka untuk pertama kalinya dan sejak saat itu terus
menerus diperdagangkan hingga hari ini dan Minneapolis Grain Exchange (MGEX)
adalah merupakan satu-satunya pasar opsi dan perdagangan berjangka bagi gandum jenis
hard red spring.
Kelak pada tahun 1970 an dikembangkan kontrak berjangka keuangan di mana dapat
diperdagangkan nilai masa depan dari suku bunga. Pada tahun 1981 diperkenalkan kontrak
Eurodollar (khususnya kontrak Eurodollar berjangka 90 hari) yang memiliki pengaruh
besar terhadap pengembangan pasar swap suku bunga.

New York Mercantile Exchange (NYMEX) adalah merupakan bursa perdagangan


komoditi berjangka dan forum perdagangan fisik utama untuk produk energi dan logam,
dengan jumlah transaksi perdagangan harian pada bulan Mei 2007 mencapai 1,754,442
atau 143,864,215 transaksi pertahunnya.

Pada tahun 2006, New York Stock Exchange bersama-sama dengan London
Exchanges “Euronext” melaksanakan perdagangan berjangka secara elektronik untuk
membentuk suatu bursa perdagangan berjangka dan opsi lintas benua yang pertama.

2.2 Pengertian, Manfaat dan Fungsi Bursa Berjangka


2.2.1 Pengertian Bursa Berjangka
Bursa berjangka adalah istilah yang merujuk pada sebuah pusat perdagangan
dimana kontrak berjangka (futures) dan options atau instrumen keuangan lain
diperdagangkan pada harga tertentu berdasarkan peraturan dan regulasi yang berlaku.

Bursa berjangka adalah tempat/fasilitas memperjual belikan kontrak atas sejumlah


komoditi atau instrumen keuangan dengan harga tertentu yang penyerahan barangnya

8
disepakati akan dilakukan pada saat yang akan datang. Kontrak itu dibuat antara pihak-
pihak yang saling tidak tahu lawaan transaksinya. Kontrak adalah mengikat pada saat
terjadinya kesepakatan antara pembeli dan penjual meskipun mereka saling tidak tahu
lawan transaksinya. Tidak ada pasar sekunder untuk kontrak dalam perdagangan
berjangka. Semua kontrak adalah kontrak primer dan setiap kontrak (dengan subjek
kontrak tertentu) yang terjadi (dibuka) harus didaftarkan pada otoritas bursa setempat,
jadi kontrak diciptakan di bursa.

Sedangkan menurut UU RI No. 32 tahun 1997, bursa berjangka adalah badan usaha
yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk kegiatan jual beli
komoditi berdasarkan kontrak berjangka serta opsi atas kontrak berjangka. Dengan kata
lain, Bursa berjangka merupakan suatu wadah atau sarana yang di dalamnya terdapat
perdagangan berjangka.
2.2.2 Manfaat Bursa Berjangka
Salah satu manfaat dan kegunaaan utama bursa berjangka ialah sebagai sarana
untuk pengelolaan risiko (risk management) melalui aktivitas lindung nilai atau biasa
disebut hedging. Faktor yang sulit diprediksi seperti perubahan musim ekstrim, bencana
alam dan ketidakpastian lainnya membuat produsen mudah mengalami kerugian. Oleh
karena itu, hedging perlu dilakukan karena pada perdagangan bebas, fluktuasi harga
seringkali memicu dampak negatif terhadap para pelaku pasar.

Aktivitas untuk melindungi nilai dengan memanfaatkan kontrak berjangka juga


bisa memungkinkan mereka untuk menurunkan risiko negatif akibat dari gejolak harga.
Bursa juga dapat memberikan fasilitas bagi produsen untuk menjual komoditasnya
dengan harga yang sudah dipastikan saat ini,yaitu sebelum panen, dan akan
menyerahkan hasil komoditasnya itu di waktu yang akan datang. Selain itu, kontrak
berjangka juga membuat produsen bisa mendapatkan jaminan harga karena tidak akan
terpengaruh dengan kenaikan atau penurunan harga di pasar.
Manfaat kedua adalah sebagai Price Maker, atau sarana pembentukan harga yang
adil dan wajar. Hal ini bisa terjadi karena transaksi dan perdagangan di bursa berjangka
hanya dilakukan oleh anggota bursa atau melalui anggota bursa berjangka. Di samping
itu, proses perdagangan serta transaksi pada bursa berjangka adalah berdasarkan
mekanisme pasar, yakni permintaan dan penawaran secara transparan.

9
Selain kedua manfaat tersebut, manfaat lainnya adalah sebagai sarana investasi.
Perubahan harga kontrak berjangka biasanya dimanfaatkan oleh investor atau
spekulator untuk memperoleh keuntungan. Umumnya investor atau spekulator akan
menjual kontrak berjangka ketika harga diperkirakan akan turun dan membelinya lagi
saat harga rendah.
Komoditas yang utamanya dijadikan sebagai kontrak berjangka adalah jenis
komoditas pertanian, logam mulia, minyak, dan industri hulu. Dalam kontrak
berjangka, spesifikasi produk sudah ditetapkan dengan jelas yakni hal-hal yang
berhubungan dengan waktu pengiriman/ penyerahan, kuantitas, dan kualitas. Kondisi
ini selanjutnya dapat mendorong terwujudnya kemudahan transaksi dan pasar yang
likuid.

2.2.4 Fungsi Bursa Berjangka

Fungsi perdagangan berjangka adalah Price discovery (pembentukan harga),


Hedging (lindung nilai), Spekulasi. Jenis-jenis Perdagangan Bursa Berjangka, yaitu :

 Multilateral, terdiri dari


a) Olein (OLE)
b) Kontrak Berjangka Emas (GOL)
c) Kontrak Gulir Emas (KGE)
d) Kontrak Gulir Indeks Emas (KIE)
 Bilateral, terdiri dari forex dan index
a) FOREX (AUD – USD; EUR – USD; GBP – USD; USD – JPY; USD –
CHF; AUD – JPY; EUR – JPY; CHF – JPY; GBP – JPY; EUR – GBP)
b) INDEX (HKH; HKJ; HKK; JPH; JPJ; JPK; KRJ)
c) PALN (GASJFX; ORIJFX; TACJFX; TCFJFX; TRBJFX; TRCJFX;
TRSJFX; TRUJFX; TSBJFX)
Dalam perdagangan berjangka komoditi, yang diperdagangkan sebenarnya adalah suatu
kontrak atas suatu komoditi tertentu yang menjadi subyek kontrak tersebut. Kegiatan transaksi
kontrak berjangka hanya dapat diselenggarakan di bursa berjangka yang telah mendapat izin
usaha dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Kontrak-kontrak
berjangka adalah produk bursa berjangka. Untuk membuat kontrak berjangka, bursa berjangka
harus mendapat persetujuan dari Bappebti yang menyediakan mekanisme yang menjamin

10
terpenuhinya kontrak tersebut. Bursa berjangka juga menentukan spesifikasi yang terstandar
dari kontrk yang diperdagangkan.

2.3 Persyaratan dan Biaya yang Diperlukan dalam Bursa Berjangka


2.3.1 Persyaratan Bursa Berjangka
Bursa Berjangka merupakan suatu lembaga yang dibentuk berdasarkan keanggotaan
yang menyediakan fasilitas serta sarana pelayanan untuk menyelenggarakan dan
mengawasi kegiatan transaksi di pasar berjangka sesuai peraturan dan Undang-Undang
yang berlaku. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh bursa berjangka adalah sebagai
berikut:

a) Sistem, sarana berupa fasilitas dan pelayanan yang diberikan suatu bursa adalah
lokasi fisik yang layak dan memadai untuk tempat bertransaksi para anggotanya.
b) Kapasitas komunikasi antara lantai bursa dengan dunia luar.
c) Prosedur yang menjamin ketepatan dan keakuratan proses transaksi.
d) Sistem kliring dan penjaminan (margin) yang efektif untuk menjamin integritas
kontrak.
e) Peraturan dan tata tertib sesuai dengan ketentuan perundangan yang menjamin
perlakuan yang adil bagi semua peserta.
f) Memiliki kontrak berjangka yang “viabel” yaitu kontrak berjangka yang
diperdagangkan di bursa harus dapat dipertahankan kelangsungannya.
g) Badan usaha berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT). Bursa berjangka
diberi wewenang untuk membuat aturan dalam organisasinya, yaitu peraturan dan
tata tertib yang harus dipatuhi oleh anggotanya dan para pelaku transaksinya.
Bursa berjangka tersebut harus harus mencegah terjadinya tindakan penipuan,
cidera janji (wanprestasi), rumor / isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
yang dapat mempengaruhi harga, serta tindakan-tindakan tidak jujur (curang)
lainnya yang dapat menurunkan integritas bursa itu sendiri. Oleh karena itu, untuk
mencegah terjadinya kecurangan, bursa selalu melakukan pemantauan yang
cermat dan terus-menerus terhadap kegiatan yang terjadi di perdagangan
berjangka ini.

11
2.3.2 Biaya yang Diperlukan dalam Bursa Berjangka

Semua pengguna pasar berjangka dipersyaratkan menyerahkan sejumlah uang


yang disebut margin yang besarnya per kontrak umumnya berkisar antara 5- 10 % dari
nilai kontrak. Besarnya margin yang berbeda – beda tergantung pada komoditi, waktu,
dan gejolak harga yang terjadi.

Dalam perjalanannya, margin ini mungkin memerlukan tambahan (margin call)


karena berkurang dari margin awalnya karena pergerakan harga yang berlawanan dengan
yang diperkirakanya semula. Bila saldo margin mencapai batas tertentu, kepada setiap
nasabah yang memiliki posisi “terbuka“ baik beli atau jual, harus menambah margin-nya
ke besaran semula (margin awal). Margin yang telah ditetapkan berlaku untu periode
waktu tertentu dan dapat di ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

2.4 Pelaku Bursa Berjangka


Secara garis besar, pelaku bursa berjangka ada dua, yakni hedgers dan spekulator.
Hedgers adalah pihak yang melakukan hedging dalam mengelola risiko perubahan harga
secara tajam. Hedgers meliputi produsen komoditas, konsumen komoditas, manager
portofolio dan Hedge Fund. Sedangkan pelaku bursa berjangka kedua adalah spekulator.
Walau sering dipandang negatif karena bertransaksi tanpa minat nyata untuk membeli
barang, kehadiran para spekulator bisa memberikan manfaat kerena mereka dapat
menyediakan likuiditas di pasar. Spekulator secara aktif meramaikan kegiatan transaksi
jual beli di bursa. Ada empat jenis spekulator di bursa berjangka, yaitu Individual Trader,
Proprietary Trader, Hedge Fund, dan Market Maker seperti perusahaan broker atau dealer.

2.5 Lembaga Penjamin Bursa Berjangka, Margin pada Transaksi Berjangka,


Penyelesaian Transaksi Berjangka, dan Lembaga yang Mengatur Transaksi
Perdagangan Berjangka
2.5.1 Lembaga Penjamin Bursa Berjangka

Agar performa serta kontrak berjangka yang diperdagangkan pada bursa berjangka
terpenuhi, terdapat sebuah lembaga penjamin bernama Lembaga Kliring Berjangka.
Lembaga ini memiliki peran penting dan berfungsi untuk menjamin perdagangan. Di
samping itu, Lembaga Kliring juga melakukan pengelolaan risiko dengan melakukan
beberapa cara, diantaranya mengadakan pembinaan serta pengawasan kondisi keuangan
anggota Lembaga Kliring Berjangka.

12
Dalam usahanya untuk menjamin transaksi anggota berjangka, Lembaga tersebut
mengenakan margin. Lembaga kliring akan melakukan kalkulasi yang disebut mark to
market. Kalkulasi tersebut menghitung setiap posisi pembukaan dan penutupan di akhir
perdagangan. Lembaga kliring akan mendebet rekening yang kekurangan margin dan
mengkredit rekening dengan kelebihan margin. Jadi, lembaga kliring dalam
melaksanakan fungsinya sebagai lembaga penjamin dan pengelolaan risiko menerapkan
beberapa cara dalam mengelola risiko yang dihadapinya, yaitu

a) Pembinaan dan pengawasan kondisi keu angan anggota kliring.


b) Pemungutan dan pengelolaan margin
c) Penyesuaian harga harian
d) Pemisahan dana anggota kliring dalam rekening terpisah.
e) Dana kliring.
f) Penanggulangan cedera janji.

2.5.2. Margin pada Transaksi Berjangka

 Margin yang dipungut oleh lembaga kliring

Lembaga kliring dalam melaksanakan perannya sebagai lembaga yang


melaksanakan kliring serta penjaminan atas transaksi anggota berjangka akan
mengenakan 2 macam margin yaitu :

 Margin awal atau biasa disebut initial marginatau juga margin deposit yaitu
adalah dana yang khusus dicadangkan untuk menutup kerugian-kerugian yang
mungkin timbul karena transaksi perdagangan margin selama berlakunya
kontrak transaksi perdagangan margin.
 Margin Mark-To-Market. Di mana pada setiap akhir hari perdagangan lembaga
kliring akan menilai ulang setiap posisi terbuka yang ada dengan
menyesuaikannya terhadap harga penyelesaian yang terjadi pada akhir hari
perdagangan tersebut (proses “mark to market“), dan sebagai akibat dari proses
penilaian ulang tersebut maka akan timbul kelebihan dan kekurangan margin
yang disebut variation margindan lembaga kliring secara otomatis akan
mendebet rekening dari anggota kliring yang mengalami kekurangan margin
dan mengkredit rekening anggota kliring yang mengalami kelebihan margin.
 Margin yang dipungut oleh pialang perdagangan berjangka

13
 Margin yang dipungut oleh pialang perdagangan berjangka ini disebut “margin
nasabah” yaitu suatu dana yang berada pada pialang sebagai jaminan atas
kontrak terbuka di mana dana / jaminan tersebut harus lebih besar daripada
margin awal yang disetorkan oleh pialang anggota kliring pada lembaga kliring.

2.5.3 Penyelesaian Transaksi Berjangka

Atas transaksi berjangka yang dilakukan maka ada 4 cara yang biasanya dilakukan untuk
menyelesaiakan transaksi yang dilakukan untuk menutup posisi, yaitu:

a) Penyelesaian transaksi secara likuidasi.


b) Penyelesaian transaksi secara tukar menukar fisik berjangka.
c) Penyelesaian transaksi secara penyerahan fisik aset turunan.
d) Penyelesaian transaksi secara tunai.

2.5.4 Lembaga yang Mengatur Transaksi Perdagangan Berjangka

Perdagangan berjangka diatur oleh sebuah lembaga yang merupakan lembaga yang
berdiri sendiri (independen) dan bisanya disebut dengan “self regulatory organizations”
atau SRO. Regulator perdagangan berjangka yang mengatur perdagangan berjangka di
beberapa negara antara lain :

 Di Australia, peran ini dilaksanakan oleh Australian Securities and Investments


Commission (ASIC).
 Di China oleh China Securities Regulatory Commission (CSRC).
 Di Hong Kong, oleh Securities and Futures Commission (SFC).
 Di India, oleh Securities and Exchange Board of India (SEBI).
 Di Singapore oleh Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore,
MAS).
 Di Inggris, oleh Financial Services Authority (FSA).
 Di Amerika, oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
 Di Indonesia oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).
 Di Perancis oleh French Commission des Operations de Bourse (COB).
 Di Jerman oleh Bundesaufsichtsamt Fur der Wertpapierhandel (BAWE).
 Di Irlandia oleh Central Bank of Ireland (CBI).
 Di Italia oleh Commissione Nazionale per le Societa e la Borsa (CONSOB).
 Di Belanda, oleh Securities Board of Netherlands (STE).

14
 Di Quebec, oleh Commission des Valeurs Mobilieres du Quebec (CVMQ).
 Di Afrika Selatan, oleh Financial Services Board of South Africa (FSB).
 Di Spanyol, oleh Comision Nacional del Mercado de Valores (CNMV).
 Di Malaysia, oleh Commodities Trading Commission untuk perdagangan berjangka
komoditi dan oleh Securities Commission untuk perdagangan berjangka mata uang.

2.6 Perbedaan Bursa Berjangka dan Bursa Saham


Kontrak perdagangan berjangka tidak diterbitkan sebagaimana dalam penerbitan
saham tetapi “terbentuk” sewaktu ada pihak pembeli (disebut dengan istilah long) dan ada
pihak penjual (yang disebut short). Pihak pembeli dan penjual kontrak menciptakan
kontrak baru setiap kali mereka mencapai kesepakatan. Kalau bukan untuk menutup posisi
long sebelumnya, pasti pihak penjual akan menjadi short. Short dan long selalu
berpasangan, di mana ada pihak yang memiliki posisi long, pasti ada pihak yang short.

Di Bursa saham, jumlah efek yang terdaftar terbatas. Penjual, kecuali emiten, tidak
dapat menciptakan saham itu, karena di pasar modal penjual harus memiliki atau
meminjam efek, sebelum boleh menjualnya. Sedangkan pada bursa berjangka, pihak
pembeli dan penjual kontrak menciptakan kontrak baru setiap kali mereka mencapai
kesepakatan. Kalau bukan untuk menutup posisi long sebelumnya, pasti pihak penjual
akan menjadi short. Short dan long selalu berpasangan, di mana ada pihak yang memiliki
posisi long, pasti ada pihak yang short.

Di pasar berjangka, investor mungkin merealisasi rugi atau laba, baik waktu
membeli maupun menjual, bila transaksi pembelian ataupun penjualan itu ditutup
posisinya. Baik pembeli maupun penjual mungkin tidak merealisasikan rugi atau laba
kalau pembelian atau penjualan itu terus membuka posisinya. Sedangkan pada pasar
modal, penjual tidak boleh short. Investor di pasar modal hanya akan mungkin merealisasi
rugi atau laba pada waktu menjual saham yang dimilikinya. Kemungkinan laba hanya ada
pada penjual, sedangkan pembeli hanya akan merealisasikan rugi atau labanya pada waktu
menjual.

Dipasar modal yang terjadi adalah perdagangan fisik di mana jual beli saham
dilakukan secara fisik, sehingga terjadi serah terima saham secara fisik dengan kewajiban
membayar senilai 100% dari transaksi, sedangkan dalam perdagangan berjangka yang
diperdagangkan adalah kontrak/janji atau kesepakatan untuk menyerahkan atau menerima
suatu barang tertentu di kemudian hari. Sebagai penjual atau pembeli dalam pasar

15
berjangka wajib menyerahkan sejumlah dana hanya sekitar 5 – 10% dari nilai komoditi
yang ditransaksikan sebagai itikad baik (good faith) yang disebut margin.

2.7 Forex Margin Trading, Perusahaan Pialang Berjangka, Kontrak Berjangka


Kegiatan Forex margin trading di Indonesia diawasi secara bertahap melalui tree
defence layer. Layer pertama adalah melalui wakil pialang dan perusahaan pialang melalui
Know Your Customer dan direktur kepatuhan. Know Your Customer merupakah salah
satu langkah untuk menghindari terjadinya tindak pidana seperti korupsi, pencucian uang,
aksi kejahatan lainnya, dan menjaga keamanan nasabah sendiri.
Wakil Pialang Berjangka akan memberikan pemahaman mengenai kontrak tersebut.
Wakil Pialang Berjangka juga akan memberikan pemahaman pengisian aplikasi
pembukaan rekening transaksi, dokumen pemberitahuan adanya risiko, perjanjian
pemberian amanat, pernyataan telah melakukan simulasi Perdagangan Berjangka,
pernyataan jika telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan transaksi Perdagangan
Berjangka, dan pernyataan bertanggung jawab atas kode akses transaksi Nasabah dan
peraturan perdagangan (trading rules). Penerimaan nasabah ini diatur dalam Peraturan
Bappebti No. 5 Tahun 2018 tentang Penerimaan Nasabah Secara On-line Di Bidang
Perdagangan Berjangka Komoditi.
Pialang Berjangka juga wajib menjelaskan segala risiko yang mungkin dihadapi
Nasabahnya, sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko.
Setelah Nasabah memahami isi dokumen tersebut, Nasabah harus menandatanganinya.
Kontrak Berjangka dan Perjanjian Pemberian Amanat merupakan sebuah perjanjian
yang memiliki bentuk kontrak baku. Menurut laporan dalam Harvard Law a Review pada
1971 bahwa 99 persen perjanjian yang dibuat di Amerika Serikat berbentuk Kontrak Baku
(Poernomo, 2019). Kontrak baku adalah sebuah perjanjian yang ketentuan-ketentuan
atau klausula-klausula di dalamnya (term of conditions) sudah tertulis (tercetak) lengkap,
yang pada dasarnya tidak dapat diubah lagi (Annurdi, 2017).
Klausula baku diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Pasal 18 Undang-Undang Tahun 1999 menyebutkan beberapa
klausula yang dilarang. Bagi jenis perjanjian seperti Kontrak Berjangka ini klausula yang
dilarang adalah klausula yang dianggap memberatkan nasabah atau investor,
mengandung klausula yang tidak adil, serta membebankan kewajiban dan atau risiko pada
salah satu pihak (Anisah et al., 2017).

2.8 Apakah klausula baku pada berjanjian berjangka memenuhi aspek perlindungan
konsumen?
Peraturan mengenai Perdagangan Berjangka Komoditi diatur dengan
memperhatikan dan mengutamakan aspek perlindungan bagi para calon Nasabahnya.
Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki tingkat risiko yang berbeda dengan risiko pada
perdagangan investasi lainnya. Hal ini dikarenakan pada pelaksanaan Perdagangan
Berjangka Komoditi terdapat leverage dan margin.
Sebelum melakukan transaksi di bursa berjangka, Perusahaan Pialang menunjuk
seseorang yang disebut wakil pialang berjangka. Wakil pialang berjangka merupakan

16
tenaga profesional yang akan berkontak langsung dengan investor. Sebelum ditunjuk
sebagai wakil pialang berjangka, mereka harus mendapatkan izin dari BAPPEBTI dengan
mengikuti sertifikasi kompetensi yang di selenggarakan oleh BAPPEBTI (Wijaya, 2002).
Berdasarkan Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang
No. 10 Tahun 2011, mengamanatkan kepada Pialang Berjangka untuk wajib
menyampaikan dokumen keterangan perusahaan dan dokumen pemberitahuan adanya
risiko serta membuat perjanjian dengan Nasabah sebelum Pialang Berjangka yang
bersangkutan dapat menerima dana milik Nasabah untuk perdagangan Kontrak Berjangka,
Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.
Penyampaian dokumen-dokumen tersebut dilakukan untuk melindungi konsumen
atau nasabah. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal 142 ayat (1) huruf a Peraturan
Pemerintah Nomor 49 Tahun 2014 dengan tegas menyatakan bahwa sebelum membuka
rekening Nasabah untuk transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau
Kontrak Derivatif lainnya. Pialang Berjangka wajib memberitahukan dan menjelaskan
beberapa dokumen, seperti dokumen keterangan perusahaan, risiko yang dihadapi dalam
Perdagangan Berjangka yang dimuat dalam dokumen pemberitahuan adanya risiko, dan
isi perjanjian pemberian amanat.
Berdasarkan 2 (dua) dasar hukum yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011
dan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2014 maka lahirlah Peraturan Bappebti yang
isinya mengatur detail dan menetapkan isi dan bentuk dokumen adanya risiko dan
perjanjian pemberian amanat. Sehingga, secara konstruksi hukum perjanjian pemberian
amanat merupakan perintah yang diberikan oleh Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah.
Maka dari itu, Isi perjanjian yang ditandatangani oleh nasabah yaitu perjanjian yang
bentuknya baku memenuhi unsur perlindungan konsumen. Hal ini dikarenakan klausula-
klausula baku tersebut dibuat oleh Bappebti dengan mempertimbangkan Undang-Undang
No. 32 Tahun 1997 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 tentang
Perdagangan Berjangka Komoditi. Sesuai dengan tujuan Undang- Undang No. 10 Tahun
2011 Jo Undang-Undang 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi
bertujuan untuk menjamin kepastian hukum serta melindungi masyarakat yang melakukan
perdagangan berjangka.
2.9 Bagaimana Perlindungan Hukum Yang didapatkan oleh Nasabah atau Investor
sebagai Konsumen pada unia Perdagangan Berjangka?
Sebelum terjadinya transaksi perdagangan komodiri, terdapat beberapa tahapan yang
harus dilewati untuk penerimaan nasabah. Wakil Pialang Berjangka yang sudah
tersertifikasi harus memberikan pemahaman dan pengisian aplikasi pembukaan rekening
transaksi, dokumen pemberitahuan adanya risiko, perjanjian pemberian amanat,
pernyataan telah melakukan simulasi Perdagangan Berjangka, pernyataan jika telah
memiliki pengalaman dalam melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka, pernyataan
bertanggung jawab atas kode akses transaksi Nasabah dan peraturan perdagangan (trading
rules) yang kesemuanya dilakukan secara elektronik. Tahapan ini harus dilakukan baik
untuk penerimaan nasabah secara on-line ataupun tidak. Penerimaan nasabah ini diatur

17
dalam Peraturan Bappebti No. 5 Tahun 2018 tentang Penerimaan Nasabah Secara On-line
Di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.
Salah satu cara agar terhindar dari perusahaan pialang yang tidak bertanggung jawab,
calon nasabah atau investor harus lebih dahulu memeriksa status perusahaan pialang
tersebut. Perusahaan pialang tersebut harus benar memiliki legitimasi yaitu memiliki izin
usaha dari BAPPEBTI. Calon nasabah atau investor dapat langsung menanyakan ke
BAPPEBTI, Bursa, dan Asosiasi Berjangka. Calon nasabah atau investor dapat datang
ke Gedung Bappebti Lantai 3 – 7 di Jl. Kramat Raya No. 172 Jakarta. Calon nasabah juga
dapat menghubungi call center Bappebti di (021) 31924744 atau SMS center di 0811-
1109-901.
Kegiatan perdagangan komoditi diawasi secara bertahap dan dilakukan oleh
beberapa lembaga. Tahap pertama oleh wakil pialang dan perusahaan pialang melalui
Know Your Customer dan direktur kepatuhan. Know Your Customer merupakah salah
satu langkah untuk menghindari terjadinya korupsi, pencucian uang, aksi kejahatan
lainnya, dan menjaga keamanan nasabah sendiri.
Tahap kedua adalah pengawasan oleh Self- Regulatory Organization (disingkat
SRO). SRO adalah organisasi atau lembaga yang diberikan kewenangan untuk membuat
peraturan yang bersifat mengikat, dan wajib diikuti oleh anggotanya. Pada Perdagangan
berjangka diawasi oleh SRO Bursa dan Lembaga Kliring. Berdasarkan Pasal 1 Peraturan
Pemeintah No. 49 Tahun 2014 tentang Penyelenggaran Perdagangan Berjangka Komoditi,
lembaga kliring adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan/atau sarana untuk pelaksanaan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi
perdagangan berjangka. Berdasarkan Pasal 26 Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 juga
mengatur bahwa lembaga kliring bertugas memastikan bahwa penjual dan pembeli
memenuhi kewajiban masing-masing. Namun, tidak semua transaksi yang dilakukan oleh
pialang berjangka akan mendapatkan jaminan dari lembaga kliring. Transaksi yang
mendapat jaminan lembaga kliring harus didaftarkan oleh pialang berjangka berstatus
anggota kliring.
Pada tahap terakhir dilakukan oleh Bappebti. Bappebti merupakan Unit eselon I pada
kementerian perdagangan. Bappebti bertugas untuk mengawasi seluruh kegiatan
Perdagangan Berjangka Komoditi melalui mekanisme pengawasan berbasis risiko. Dalam
melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh
asosiasi berjangka yaitu Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia
(Aspebtindo). Aspebtindo berfungsi untuk memastikan angotanya dalam menerapkan
standar perilaku, profesionalisme, serta tanggung jawab keuangan atas nama individu dan
organisasi yang menjadi anggotanya. Aspebtindo juga melakukan audit berkala
dari catatan keuangan anggota, memonitori praktek penjualan, dan menyediakan
mekanisme arbitrase apabila terjadi sengketa yang berhubungan dengan transaksi
berjangka antar anggota asosiasi dengan investor (Sofyan, 2000).
Bappebti juga memberikan beberapa tips agar masyarakat tercegah dari investasi
bodong. Tips ini dinamakan dengan “7P”. 7P adalah pelajari latar belakang perusahaan
yang menawarkan anda bertransaksi, pelajari tata cara transaksi dan penyelesaian
perselisihan, pelajari kontrak berjangka komoditi yang diperdagangkan, pelajari wakil

18
pialang yang dapat izin dari BAPPEBTI, pelajari dokumendokumen perjanjian, pelajari
risiko - risiko yang dihadapi, dan pantang percaya dengan janji - janji keuntungan tinggi
(Pengawas & Komoditi, n.d.).
Apabila setelah melakukan investasi terdapat sebuah masalah, penyelesaian
masalah dengan perusahaan pialang dapat dilakukan secara internal. Cara internal adalah
nasabah atau investor dapat menyampaikan keluhannya kepada divisi yang mengurus
complain konsumen di Perusahaan Pialang Berjangka untuk ditanggulangi (Sitanggang &
Indrawati, 2006). Selain itu, nasabah atau investor juga dapat melakukan pengaduan
kepada ASPEBTINDO (Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia). Asosiasi
ini juga menyediakan mekanisme arbitrase apabila terjadi sengketa yang berhubungan
dengan transaksi berjangka antar anggota asosiasi dengan investor (Sofyan, 2000).
Arbitrase yang menyelesaikan sengketa transaksi berjangka adalah Badan Arbitrase
Perdagangan Berjangka Komoditi atau BAKTI.(Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi, 2018) Nasabah atau investor juga dapat melaporkan tindakan
pelanggaran perusahaan pialang kepada BAPPEBTI secara online. Pengaduan secara
online ini pun terhubung dengan Bursa dan Perusahaan Pialang.
Selain itu, Nasabah juga dapat melakukan pengajuan gugatan. Pengajuan gugatan
oleh Nasabah sudah diatur dan Undang-Undang No. 32 Tahun 1997. Diatur bahwa
Nasabah mendapatkan penyelesaian yang secara khusus melalui Badan Arbitrase
Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI) selain dari Pengadilan Negeri sesuai dengan
pilihan Nasabah yang bersangkutan. Sebagaimana diatur dalam Pasal 61 Undang-Undang
No. 32 Tahun 1997, perselisihan wajib diupayakan terlebih dahulu penyelesaiannya
melalui:
a. Musyawarah untuk mencapai mufakat di antara para pihak yang berselisih; atau
b. Pemanfaatan sarana yang disediakan oleh Bappebti dan/atau Bursa Berjangka apabila
musyawarah untuk mencapai mufakat sebagaimana huruf a tidak tercapai.
Bappebti juga menerbitkan Peraturan Bappebti No. 4 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelesaian Perselisihan Nasabah di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.
ketentuan Pasal 3 Peraturan Bappebti dimaksud, penyelesaian perselisihan Nasabah
dilakukan secara berjenjang yakni musyawarah untuk mencapai mufakat oleh Pialang
Berjangka. Apabila tidak tercapai kesepakatan maka ditindaklanjuti dengan proses mediasi
antara Nasabah dengan Pialang Berjangka di Bursa Berjangka. Apabila masih belum
mencapai kesepakatan dapat memanfaatkan sarana penyelesaian perselisihan perdata yang
dipilih di Pengadilan atau BAKTI atau Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi
(BAKTI).
Berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang No. 32 Tahun 1997 BAPPEBTI akan
melakukan pemeriksaan berdasarkan pengaduan nasabah. Atas dasar complain tersebut,
dapat menjadi alasan dari pengenaan sanksi oleh BAPPEBTI. Kasus yang sedang ramai
saat ini adalah Kasus PT Rifan Financindo Berjangka yang pada tanggal 7 Maret 2022
lalu dibekukan oleh BAPPEBTI, hal ini disiarkan melalui siaran pers BAPPEBTI tanggal
8 Maret 2022 (Siaran Pers, 2022).

19
Selain pembekuan kegiatan usaha, Pasal 156 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 49
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi mengatur
mengenai sanksi yang dapat dikenakan oleh Bappebti kepada Perusahaan Pialang, yaitu:
a. peringatan tertulis;
b. denda administratif, yaitu kewajiban membayar sejumlah uang tertentu;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pencabutan izin usaha;
f. pencabutan izin;
g. pembatalan persetujuan; dan/atau
h. pembatalan sertifikat pendaftaran.

20
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adanya bursa berjangka memberikan efek positif terhadap pasar komoditas. Para
pelaku bursa berjangka dapat merasakan kemudahan dalam proses untuk menemukan
harga komoditas dan melindungi aset dari ancaman fluktuasi harga yang tidak terprediksi.
Kemunculan bursa berjangka juga memberikan peluang bagus bagi trader untuk
mendapatkan profit dalam trading di bursa berjangka.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 Jo Undang- Undang 32 Tahun 1997


memperhatikan dan mengutamakan aspek perlindungan bagi para konsumen yaitu calon
Nasabah. Demikian hal nya dengan Undang-Undang Np. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Berdasarkan Asas Lex Specialis Derogate Legi Generali,
maka peraturan yang digunakan adalah peraturan yang lebih khusus yaitu Undang-
Undang No. 10 Tahun 2011 Jo Undang-Undang 32 Tahun 1997. Isi dari perjanjian
yang akan ditandatangani oleh nasabah adalah perjanjian baku yang dibuat oleh
Bappebti, yang telah disesuaikan dengan Undang- Undang No. 10 Tahun 2011 Jo Undang-
Undang 32 Tahun 1997. Sehingga, isi dari perjanjian baku tersebut telah memenuhi aspek
perlindungan konsumen.

Pasal 142 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2014 dengan tegas
menyatakan sebelum membuka rekening Nasabah, Pialang Berjangka wajib untuk
memberitahukan dan menjelaskan tentang keterangan perusahaan yang dimuat dalam
dokumen ketarangan perusahaan, risiko yang dihadapi dalam Perdagangan Berjangka
yang dimuat dalam Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko, dan isi Perjanjian Pemberian
Amanat yang isi dan bentuknya ditetapkan dengan Peraturan Kepala Bappebti. Untuk
dapat menjalankan kegiatan perdagangan berjangka, perusahaan Pialang Berjangka
harus memiliki izn usaha dari Bappebti serta terdaftar sebagai anggota kliring dan
ASPEBTINDO (Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia).

Nasabah atau investor dapat melakukan perlindungan kepada dirinya sendiri untuk
pertama kali dengan mencari tahu lebih dahulu mengenai perusahaan pialang, hal ini
dapat dilihat di web www.Bappebti.go.id, atau menanyakan langsung ke kantor Bappebti.
Selain itu, Bappebti juga memberikan tips untuk calon nasabah agar terhindar dari
“investasi bodong” yang dikenal dengan 7P.

21
Apabila terjadi masalah dikemudian hari, nasabah atau investor dapat memberikan
pengaduan baik kepada divisi yang melayani complain di perusahaan pialang, asosiasi
berjangka, ataupun ke Bappebti secara online. Untuk mengatasi perselisihan, Pasal 61 UU
No. 32 Tahun 1997 mengatur bahwa perselisahan dapat dilakukan melalui pengadilan
atau melalui arbitrase yaitu BAKTI. Sebelum diselesaikan di pengadilan atau arbitrase,
haus terlebih dahulu dilakukan musyawarah dan pemanfaatan sarana yang disediakan oleh
Bappebti dan/atau Bursa Berjangka. Setelah melalui persidangan tersebut, perusahaan
pialang dapat dikenakan sanksi oleh Bappebti berupa peringatan tertulis, denda
administratif, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin
usaha, pencabutan izin, pembatalan persetujuan, dan pembatalan sertifikat pendaftaran.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa saran yang
penulis dapat sampaikan sekiranya dapat bermanfaat bagi semuanya antara lain sebagai
berikut :

a) Dengan adanya bursa berjangka di Indonesia, promosi dan pemberian materi


mengenai bursa berjangka di masyarakat semestinya dilakukan lebih giat lagi.
b) Diharapkan untuk selanjutnya, makalah pengenalan bursa berjangka secara umum ini
lebih dikembangkan lagi.
c) Penanganan atas complain dari Nasabah atau Investor seharusnya dapat diatasi secara
lebih cepat oleh perusahaan pialang, agar tidak dikenakan sanksi lebih lanjut oleh
Bappebti.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anisah, S., Catur, D., & Rakhmawati, S. (2017). Klausula Pembatasan dan Pengalihan
Tanggung Jawab Pialang Berjangka dalam Kontrak Baku Pemberian Amanat
secara Elektronik On-Line. In Jurnal HukumIus Quia Iustum (Vol. 24, Issue 1).
Annurdi. (2017). Penerapan Fiksi Hukum (Fictie Van Wil En Vertrouwen) dalam
Kontrak Baku. Jurnal Hukum Media Bhakti, 1, 157– 163.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. (2021, October 30). Sekilas
Tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi.https://Bappebti.Go.Id/Brosur_leaflet/Det ail/126
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. (2020) Rancangan Renstra
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian
Perdagangan 2020-2024.
https://www.bappebti.go.id/resources/docs/RENSTRA%20BAPPEBTI%202.pdf
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Muhammad, A. (2000). Hukum Perdata
Indonesia. PT. Citra Aditya Bhakti.
Paparang, I. L. (2020). Perlindungan Hukum Terhadap Investor/Nasabah yang
Mengalami Kerugian Dalam Transaksi Trading Forex. 21(2), 147–167.
https://doi.org/10.23969/litigasi.v21i2.3101
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Perdagangan
Berjangka Komoditi.
Peraturan Pemeintah No. 49 Tahun 2014
tentang Penyelenggaran Perdagangan Berjangka Komoditi
Peraturan Badan Pengawas Berjangka Komoditi No. 4 Tahun 2018 tentang
Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka.
Peraturan Badan Pengawas Berjangka Komoditi No. 5 Tahun 2018 tentang
Penerimaan Nasabah Secara Online.
Pengawas, B., & Komoditi, P. B. (n.d.). Perdagangan Berjangka KomoditiBAPPEBTI.
Poernomo, S. L. (2019). Standar Kontrak dalam Perspektif Hukum Perlindungan
Konsumen.Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 19(1), 109.
https://doi.org/10.30641/dejure.2019.v19.1
09-120
Setiawan, R. A. (2013). Perlindungan Hukum Nasabah Perusahaan Pialang Terhadap
Perdagangan Berjangka Komoditi Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2011.
Siaran Pers. (2022). Pembekuan Kegiatan Usaha Sebagai Pialang Berjangka Atas
Nama PT.Rifan Financindo Berjangka.
https://Bappebti.go.id/siaran_pers/detail/10116
Sitanggang, L. M., & Indrawati, Y. (2006).
Panduan Trading Forex. Andi.
Soekanto, S. (2007). Pengantar PenelitianHukum. UI Press.

Sofyan, Hanafi.2000. Perdagangan Berjangka dan Ekonomi Indonesia, Jakarta: PT Elex


Media Komputindo.

23
REFERENSI WEBSITE

http://www.bappebti.go.id

http://vifcorps.com/our-
products/index.php?option=com_content&view=article&id=2239&catid=118&Itemid=459

https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Berjangka_Jakarta

http://bursaberjangka.blogspot.co.id/2008/03/pengenalan-perdagangan-berjangka.html

http://www.seputarforex.com/artikel/komoditas/lihat.php?id=277031&title=apa_itu_bursa_be
rjangka

https://www.askapsocial.com/mekanisme-perdagangan-berjangka/perdagangan-berjangka-
futures/

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bursa_berjangka

http://belajarforexlokal.com/?p=1380

http://nugraha-corporation.blogspot.co.id/2012/11/pasar-berjangka.html

http://bursaberjangka.blogspot.co.id/2008/03/pengenalan-perdagangan-berjangka.html

http://www.belonomi.com/2015/06/pengertian-bursa-berjangka-dan-objek.html
http://www.sg-berjangka.com/index.php/id/produk-kami/ilustrasi-transaksi

24

Anda mungkin juga menyukai