Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

INVESTASI DAN PASAR MODAL


Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Investasi dan
Pasar Modal

DOSEN PENGAMPU
Lili Safrida S.E., M.Si., Ak
Dra. Nor Hikmah M.S.A

Muhammad Rizhan Dani 1810313310047


Muhammad Rudini 2010313110003
Nabila Dzihniya Shofa 2010313220061
Siti Nor Azizah 2010313120009

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MAGKURAT
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia
dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan
topik “Investasi dan Pasar Modal” tepat pada waktunya. Seperti yang kita ketahui
investasi dan pasar modal saat ini banyak berperan dan telah menyebar dikalangan
masyarakat. Makalah ini akan membahas bagaimana investasi dan pasar modal itu
terjadi.
Penyusunan makalah ini kami kerjakan dengan bersungguh-sungguh
sehingga penulisan makalah ini dapat selesai dengan lancar. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT
2. Ibu Lili Safrida S.E., M.Si., Ak dan ibu Dra. Nor Hikmah M.S.A
3. Orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan
4. Teman-teman di kelas Manajemen Investasi dan Pasar Modal
Masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terhadap isi di dalam makalah.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat membantu pemahaman tentang
investasi dan pasar modal bagi pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam penunjang
pembelajaran.

Banjarmasin, 14 Februari 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Definisi Investasi ...................................................................................................... 3
2.2 Tujuan Investasi ........................................................................................................ 5
2.3 Proses Keputusan Investasi ....................................................................................... 6
2.3.1 Penentuan Tujuan Investasi ............................................................................... 7
2.3.2 Penentuan Kebijakan Investasi .......................................................................... 7
2.3.3 Pemilihan Strategi Portofolio ............................................................................. 8
2.3.4 Pemilihan Aset dan Pembentukan Portofolio .................................................... 8
2.3.5 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio ..................................................... 8
2.4 Teori Investasi ........................................................................................................... 9
2.4.1 Teori Neo Klasik ................................................................................................ 9
2.4.2 Teori Harrod-Domar ........................................................................................ 10
2.5 Jenis Investasi ......................................................................................................... 12
2.6 Prinsip-Prinsip Investasi ......................................................................................... 15
2.7 Metode Untuk Menilai Suatu Investasi ................................................................... 15
2.7.1 Pay-Back Period Method ................................................................................. 15
2.7.2 Average Return On Investment Method atau Unadjusted Rate 0f Return
Menthod .................................................................................................................... 17
2.7.3 Net Present Value Method ............................................................................... 17
2.7.4 Discounted Cash Flow Method ........................................................................ 18
2.8 Pengertian pasar modal ........................................................................................... 19
2.8.1 Pasar Perdana ................................................................................................... 20
2.8.2 Pasar sekunder ................................................................................................. 22
2.9 Instrrumen Pasar Modal .......................................................................................... 24

iii
1. Saham.................................................................................................................... 24
2. Obligasi ................................................................................................................. 25
3. Reksa Dana ........................................................................................................... 26
4. Derivatif ................................................................................................................ 26
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 28
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 28
3.2 Saran ....................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia dunia bisnis, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian
atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi
yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa pemodal menghadapi
risiko dalam investasi yang dilakukannya. Karena pemodal menghadapi kesempatan
investasi yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat
keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat
keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Dalam proses investasi, menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan
investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi
tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan.
Pasar modal akan memberikan kesempatan pemindahan dana dari mereka yang
kelebihan dana ke merekan yang membutuhkannya. Dengan adanya pasar modal yang
menguntungkan, individu akan mendapatkan kepuasan yang lebih baik. Pasar modal dapat
mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka
pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan
return yang paling optimal. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat
berharganya di pasar modal.
Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari pihak yang
memiliki dana (investor), dengan pihak perusahaan yang memerlukan dana. Sedangkan,
untuk kasus besar pasar modal Indonesia, cakupan tujuan dan misi yang di emban pasar
modal Indonesia bersifat lebih luas, sesuai dengan idealisme bangsa Indonesia yang
berusaha untuk menjalankan perekonomian yang berasaskan kekeluargaan. Dari latar
belakang tersebut, penulis akan menjelaskan tentang investasi dan pasar modal.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa itu investasi dan apa tujuan investor berinvestasi?
2) Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam investasi?

1
3) Apa saja teori investasi, jenis investasi dan prinsip-prinsip yang dipakai dalam kegiatan
investasi?
4) Bagaimana metode untuk menilai suatu investasi?
5) Apa itu pasar modal?
6) Apa saja instrument yang ada pada pasar modal?

1.3 Tujuan
1) Memahami apa itu investasi dan apa tujuan investor berinvestasi
2) Memahami bagaimana proses pengambilan keputusan dalam investasi
3) Mengetahui apa saja teori investasi, jenis investasi dan prinsip-prinsip yang dipakai
dalam kegiatan investasi
4) Memahami bagaimana metode untuk menilai suatu investasi
5) Mengetahui dan memahami apa itu pasar modal
6) Mengetahui apa saja instrument yang ada pada pasar modal

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Investasi


Investasi adalah komitmen sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa
yang akan datang (Tandelilin, 2007:2). Istilah investasi dapat berkaitan dengan
berbagai macam aktivitas, seperti menginvestasikan sejumlah dana pada aset
rill (tanah, mesin, atau bangunan), maupun aset finansial (deposito, saham,
ataupun obligasi) merupakan aktivitas yang sering dilakukan investor. Seluruh
investasi yang dilakukan investor akan melalui kegiatan yang disebut proses
investasi. Untuk memahami proses investasi, seorang investor terlebih dahulu
harus memahami beberapa prinsip-prinsip dasar investasi yang akan menjadi
dasar pijakan dalam setiap pembuatan keputusan investasi yang dibuat.
Investasi adalah suatu tindakan menanamkan sumber daya atau modal pada
saat ini dengan harapan bisa mendapatkan manfaat yang lebih dimasa yang
akan datang. Atau definisi investasi yaitu suatu tindakan menanamkan dana
saat ini atau sekarang, dengan harapan dapat menghasilkan dana yang lebih
besar dari dana yang ditanamkan saat awal melakukan investasi. Menurut teori
ekonomi, investasi didefinisikan sebagai pembelian atau produksi dari modal
barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan
datang atau barang produksi. Investasi adalah suatu komponen dari PDB = C
+ 1 + G + (X-M). lnvestasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih
aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4).
Menurut Samuelson (2004: 198), investasi meliputi penambahan stok modal
atau barang disuatu negara, seperti bangunan peralatan produksi, dan barang-
barang inventaris dalam waktu satu tahun. Investasi merupakan langkah
mengorbankan konsumsi diwaktu mendatang. Investasi merupakan salah satu
komponen yang penting dalam GNP. Investasi memiliki peran penting dalam
permintaan agregat. Pertama bahwa pengeluaran investasi lebih tidak stabil

3
apabila dibandingkan dengan pengeluaran konsumsi sehingga fluktuasi
investasi dapat menyebabkan resesi. Kedua, bahwa investasi sangat penting
bagi pertumbuhan ekonomi serta perbaikan dalam produktivitas tenaga kerja.
Pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada tenaga kerja dan jumlah stok
kapital (Setyowati dan Fatimah, 2007).
Investasi juga bisa didefinisikan sebagai komitmen sejumlah uang atau
sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini (present time) dengan harapan
dapat memperoleh manfaat (benefit) dikemudian hari (in future). Dalam tataran
praktik, investasi biasanya dikaitkan dengan berbagai aktivitas yang terkait
dengan penanaman uang pada berbagai macam alternatif aset baik yang
tergolong sebagai aset real (real assets) seperti tanah, emas, properti ataupun
yang berbentuk aset finansial (financial assets), misalnya berbagai bentuk surat
berharga seperti saham obligasi ataupun reksadana. Bagi investor yang lebih
pintar dan lebih berani menanggung risiko, aktivitas investasi yang mereka
lakukan juga bisa mencakup investasi pada aset-aset finansial yang lebih
berisiko lainnya yang lebih kompleks, seperti warrants, option, dan futures
maupun ekuitas internasional.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwasanya investasi atau penanaman modal merupakan pengeluaran atau
pembelanjaan yang dapat berupa jenis barang modal, bangunan, peralatan
modal, dan barang-barang inventaris yang digunakan untuk menambah
kemampuan memproduksi barang dan jasa atau untuk meningkatkan
produktivitas kerja sehingga terjadi peningkatan output yang dihasilkan dan
tersedia untuk masyarakat. Pembahasan investasi akan lebih banyak dikaitkan
dengan manajemen investasi pada jenis aset finansial khususnya pada sekuritas
yang bisa diperdagangkan (marketable securities). Aset finansial bisa diartikan
sebagai klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit
surat berharga tersebut. Sedangkan sekuritas yang mudah diperdagangkan
(marketable securities) adalah aset-aset finansial yang dapat diperdagangkan
dengan mudah dan dengan biaya transaksi yang relatif murah pada pasar yang
terorganisasi.

4
Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor
pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual
(individual/retail investors) dan investor institusional (institutional investors).
Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas
investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-
perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan-
pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.
Investasi juga bisa dilihat sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari
bagaimana mengelola kesejahteraan seorang investor (investor's wealth).
Dalam konteks investasi, istilah kesejahteraan investor berarti kesejahteraan
yang sifatnya moneter, bukannya kesejahteraan rohaniah yang sering kali sulit
diukur. Kesejahteraan moneter bisa ditunjukkan oleh hasil penjumlahan
pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini (present value) pendapatan
diperoleh masa datang.

2.2 Tujuan Investasi


Secara sederhana, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk
‘menghasilkan sejumlah uang' dikemudian hari. Semua orang mungkin setuju
dengan pernyataan tersebut. Tetapi pernyataan tersebut tampaknya cukup
terlalu sederhana sehingga kita perlu mencari jawaban yang lebih tepat tentang
tujuan orang berinvestasi. Seperti telah disinggung sebelumnya, tujuan
investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor.
Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur
dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan
yang diperoleh dimasa datang.
Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat
ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan investor yang mengurangi
konsumsinya saat ini akan mempunyai kemungkinan kelebihan dana untuk
ditabung. Dana yang berasal dari tabungan tersebut, jika diinvestasikan akan
memberikan harapan meningkatnya kemampuan konsumsi investor di masa
datang yang diperoleh dari meningkatnya kesejahteraan investor tersebut.

5
Ketika seorang mempunyai sejumlah uang. kemungkinan besar dia akan
berpikir untuk menggunakan uang yang ia miliki tersebut untuk tujuan
konsumsi, berjaga-jaga
Secara lebih khusus, ada beberapa alasan seseorang melakukan kegiatan
investasi, antara lain sebagai berikut ini.
a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dimasa datang
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana
meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya
berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang
ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.
b) Mengurangi dampak inflasi
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau
objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh
inflasi.
c) Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia ini banyak melakukan kebijakan yang
bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui
pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan
investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

2.3 Proses Keputusan Investasi


Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan (going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima
tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan
investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap
keputusan, yaitu (lihat Gambar 1.1) sebagai berikut.

6
2.3.1 Penentuan Tujuan Investasi
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah
menentukan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi
dari masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada
investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya, investor yang
berupa sebuah lembaga dana pensiun (institutional investor) yang
bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun
nasabahnya dimasa depan mungkin akan memilih investasi pada
portofolio reksadana karena berharap bahwa investasi pada reksadana
akan memberikan pendapatan yang relatif lebih pasti dibanding
investasi pada saham. Sedangkan bagi institusi penyimpan dana,
seperti bank mempunyai tujuan untuk memperoleh return yang lebih
tinggi di atas biaya investasi yang dikeluarkan. Mereka biasanya lebih
menyukai investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan
ataupun pada penyaluran kredit yang lebih berisiko, tetapi
memberikan harapan return yang tinggi.

2.3.2 Penentuan Kebijakan Investasi


Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk
memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai
dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision).

7
Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada
berbagai kelas-kelas aset yang tersedia (saham, obligasi. real estate
ataupun sekuritas luar negeri). Investor juga harus memperhatikan
berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi, seperti
seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana
tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.

2.3.3 Pemilihan Strategi Portofolio


Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap
sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu
strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi
portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia
dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi
portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas
investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.
Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia
akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.

2.3.4 Pemilihan Aset dan Pembentukan Portofolio


Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah
pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap
ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin
dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari
kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan
return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau
sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat
risiko terendah.

2.3.5 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio


Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan
investasi. Meskipun demikian, salah kaprah jika kita langsung

8
mengatakan bahwa tahap ini adalah tahap terakhir karena sekali lagi,
proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan dan terus-menerus. Artinya, apabila tahap
pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya
kurang baik maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari
tahap pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan
investasi yang paling optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja
ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil
pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses
benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap
indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja
portofolio yang telah ditentukan dibanding kinerja portofolio lainnya
(portofolio pasar). Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan
kelima tahap-tahap yang ada dalam proses keputusan investasi. Dalam
gambar tersebut terlihat bahwa tahap-tahap dalam proses keputusan
investasi merupakan proses yang berkesinambungan (ongoing
process), terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-
menerus.

2.4 Teori Investasi


Dalam jangka panjang pertumbuhan investasi berpengaruh pada
bertambahnya modal saham (stock capital) dan selanjutnya menaikan
produktivitas. Di negara yang tingkat penganggurannya tinggi, seperti
lndonesia sekarang, angkatan kerja yang menganggur dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pembentukan modal.

2.4.1 Teori Neo Klasik


Pendekatan teori Neo-Klasik Kuno atau pemikiran golongan kanan
muncul karena golongan ini tidak setuju dengan terlampau banyaknya
campur tangan pemerintah dalam kehidupan sosial-ekonomi. Kritik
utama mereka ditujukan kepada praktek-praktek negara kesejahteraan
(welfare state) yang telah begitu banyak mengalokasikan belanja

9
pemerintah untuk kepentingan kesejahteraan sosial. Teori ini
bertujuan untuk mengembalikan sistem ekonomi menjadi ekonomi
kapitalis pada abad 19 dimana kebebasan perseorangan dikembalikan
sepenuhnya dan keikutsertaan pemerintah dibatasi dalam hal ekonomi
seminimal mungkin. Tugas utama pemerintah hanya memperhatikan
keamanan dan ketertiban ekonomi saja. Pada intinya pendekatan
klasik hanya bertumpu pada asumsi perkembangan ekonomi yang
seakan-akan selalu berjalan dalam keadaan pasar bebas tanpa adanya
monopoli, sedangkan pada pendekatan neo-klasik sistem ekonomi
didasarkan sepenuhnya pada kepemilikan individu atas faktor
produksi, mekanisme pasar, dan persaingan sebebas-bebasnya.
Teori Neo Klasik menekankan pentingnya tabungan sebagai sumber
investasi. Investasi dipandang sebagai salah satu penggerak utama
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Makin cepat
perkembangan investasi dibandingkan laju pertumbuhan penduduk,
makin cepat perkembangan volume stock kapital rata-rata per tenaga
kerja. Makin tinggi rasio kapital per tenaga kerja cenderung makin
tinggi kapasitas produksi per tenaga kerja. Tokoh Neo Klasik, SoIIow
dan Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan
penduduk, akumulasi capital, kemajuan teknologi dan output saling
berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi (Arsyad, 2010: 88-
89).

2.4.2 Teori Harrod-Domar


Teori ini dikembangkan hampir pada waktu yang bersamaan oleh
Harrod (1948) di lnggris dan Domar (1957) di Amerika Serikat.
Diantara mereka menggunakan proses perhitungan yang berbeda
tetapi memberikan hasil yang sama, sehingga keduanya dianggap
mengemukakan ide yang sama dan disebut teori Harrod Domar. Teori
ini melengkapi teori Keynes, dimana Keynes melihatnya dalam

10
jangka panjang (kondisi dinamis). Teori Harrod Domar didasarkan
pada asumsi:
a) Perekonomian bersifat tertutup;
b) Hasrat menabung (MPS=0,5) adalah konstan;
c) Proses produksi memiliki koefisien yang tetap (constant
return to scale);
d) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan
sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk.
Model ini menerangkan dengan asumsi supaya perekonomian dapat
mencapai pertumbuhan yang kuat (steady growth) dalam jangka
panjang. Asumsi yang dimaksud disini adalah kondisi dimana barang
modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan memiliki
proporsional yang ideal dengan tingkat pendapatan nasional, rasio
antara modal dengan produksi (capital output ratio/COR) tetap.
Perekonomian terdiri dari dua sektor (Y = C + I). Atas dasar asumsi-
asumsi khusus tersebut, Harrod Domar membuat analisis dan
menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap
(seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa
tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai
berikut:
G = K= N
Dengan:
G = Growth (tingkat pertumbuhan output)
K = Capital (tingkat pertumbuhan modal)
N = tingkat pertumbuhan angkatan kerja

Harrod-Domar mendasarkan teorinya berdasarkan mekanisme pasar


tanpa campur tangan pemerintah. Akan tetapi, kesimpulannya menunjukkan
bahwa pemerintah perlu merencanakan besarnya investasi agar terdapat
keseimbangan dalam sisi penawaran dan sisi permintaan barang. Harrod-
Domar mempertahankan pendapat dari para ahli ekonomi sebelumnya yang

11
merupakan gabungan dari pendapat para kaum klasik dan Keynes, dimana
beliau menekankan peranan pertumbuhan modal dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi. Teori Harrod-Domar memandang bahwa
pembentukan modal dianggap sebagai pengeluaran yang akan menambah
kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan ataupun
jasa, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif
seluruh masyarakat. Dimana apabila pada suatu masa tertentu dilakukan
sejumlah pembentukan terhadap modal, maka pada masa berikutnya
perekonomian tersebut mempunyai kemampuan utnuk menghasilkan
barang-barang dan atau jasa yang lebih besar (Sadono, 2007: 256-257).

2.5 Jenis Investasi


Berdasarkan jenisnya investasi dibagi menjadi dua jenis yaitu investasi
pemerintah dan investasi swasta. Investasi pemerintah adalah investasi yang
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pada umumnya
investasi yang dilakukan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan. Sementara, investasi swasta adalah investasi yang
dilakukan oleh sektor swasta nasional yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) ataupun investasi yang dilakukan oleh swasta asing atau disebut
Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi yang dilakukan swasta bertujuan
untuk mencari keuntungan dan memperoleh pendapatan serta didorong oleh
adanya pertambahan pendapatan. Jika pendapatan bertambah konsumsi pun
bertambah dan bertambah pula effective demand. Investasi timbul diakibatkan
oleh bertambahnya permintaan yang sumbernya terletak pada penambahan
pendapatan disebut induced investment.

Dana investasi swasta menurut asalnya terdiri dari dua 2 macam, yaitu:
PMA (Penanaman Modal Asing) yang merupakan jenis investasi dengan
sumber modalnya berasal dari luar negeri, sedangkan PMDN (Penanaman
Modal Dalam Negeri) ialah jenis investasi yang sumber modalnya berasal dari
dalam negeri. Penanaman Modal Asing (PMA) adalah salah satu upaya untuk

12
meningkatkan jumlah modal untuk pembangunan ekonomi yang bersumber
dari luar negeri. Salvatore (1997) menjelaskan bahwa PMA terdiri atas:

a) Investasi portofolio (portfolio investment), yakni investasi yang


melibatkan hanya aset finansial saja, seperti obligasi dan saham,
yang didenominasikan atau ternilai dalam mata uang nasional.
Kegiatan-kegiatan investasi portofolio atau finansial ini biasanya
berlangsung melalui lembaga lembaga keuangan seperti bank,
perusahaan dana investasi, yayasan pension dan sebagainya.

b) Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment), merupakan


PMA yang meliputi investasi ke dalam aset-aset secara nyata berupa
pembangunan pabrik- pabrik, pengadaan berbagai macam barang
modal, pembelian tanah untuk keperluan produksi, dan sebagainya.
Wiranata (2004) berpendapat bahwa investasi asing secara langsung
dapat dianggap sebagai salah satu sumber modal pembangunan
ekonomi yang penting. Semua negara yang menganut sistem
ekonomi terbuka. Pada umumnya memerlukan investasi asing,
terutama perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa untuk
kepentingan ekspor. Di negara maju seperti Amerika, modal asing
(khususnya dari Jepang dan Eropa Barat) tetap dibutuhkan guna
memacu pertumbuhan ekonomi domestik menghindari kelesuan
pasar dan penciptaan kesempatan kerja. Apalagi di negara
berkembang seperti Indonesia, modal asing sangat diperlukan
terutama sebagai akibat dari modal dalam negeri yang tidak
mencukupi. Untuk itu berbagai kebijakan di bidang penanaman
modal perlu diciptakan dalam upaya menarik pihak luar negeri untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.

Dalam upaya untuk menarik minat investor asing menanamkan modalnya


di Indonesia, pemerintah terus meningkatkan kegiatan promosi, baik melalui
pengiriman utusan ke luar negeri maupun peningkatan kerjasama antara pihak

13
swasta nasional dengan swasta asing. Sementara itu, Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) sebagai badan yang bertanggung jawab dalam
kegiatan penanaman modal terus mengembangkan perannya dalam
menumbuhkan investasi.
Masuknya PMA di Indonesia diatur oleh pemerintah dalam UU No 1 Tahun
1967 tentang penanaman modal asing dan dilengkapi serta disempurnakan oleh
UU No 11 Tahun 1970 juga tentang penanaman modal asing. UU itu didukung
oleh berbagai kemudahan yang dilengkapi dengan berbagai kebijakan dalam
paket-paket deregulasi. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menarik investasi
didalam memenuhi kebutuhan sumber-sumber pembiayaan pembangunan.
Sementara itu, rencana PMA yang disetujui pemerintah adalah nilai investasi
proyek baru, perluasan, dan alih status, yang terdiri atas saham peserta
lndonesia.
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah bentuk upaya menambah
modal untuk pembangunan melalui investor dalam negeri. Modal dari dalam
negeri ini bisa didapat baik itu dari pihak swasta ataupun dari pemerintah.
Kebijakan tentang rencana PMDN ditetapkan oleh pemerintah melalui UU No
6 Tahun 1968, kemudian disempurnakan dengan diberlakukannya UU No. 12
Tahun 1970. Rencana PMDN yang disetujui pemerintah adalah nilai investasi
baru, perluasan, dan alih status, yang terdiri atas modal sendiri dan modal
pinjaman. Jumlah kumulatif rencana PMDN adalah jumlah seluruh rencana
PMDN yang disetujui pemerintah sejak tahun 1968 dengan memperhitungkan
pembatalan, perluasan, perubahan, penggabungan, pencabutan, dan pengalihan
status dari PMDN ke PMA atau sebaliknya.
Penggolongan investasi berdasarkan pembentukan modal terdiri dari 2 jenis
investasi yaitu investasi bruto dan investasi neto. Investasi bruto adalah
investasi yang dilakukan oleh pemerintah yang belum dikurangi depresiasi.
lnvestasi neto adalah investasi bruto dikurangi depresiasi (jumlah perkiraan
sejauh mana barang modal telah digunakan dalam periode yang bersangkutan).
lnvestasi berdasarkan timbulnya terbagi 2 yaitu investasi otonomi dan investasi
terpengaruh. Investasi otonomi berarti pembentukan modal yang tidak

14
dipengaruhi pendanatan nasional. Sementara, investasi terpengaruh (induced
investment) investasi yang dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Menurut
Sadono Sukimo (2003:5) investasi secara luas bahwa dalam perhitungan
pendapatan nasional, pengertian investasi meliputi: (a) seluruh nilai pembelian
para pengusaha atas barang-barang dan modal dalam pembelanjaan untuk
mendirikan industri-industri; (b) pengeluaran masyarakat untuk mendirikan
rumah tempat tinggal dan (c) pertumbuhan dalam nilai stok barang perusahaan
berupa bahan mentah, barang yang belum selesai diproses dan barang jadi.

2.6 Prinsip-Prinsip Investasi


Berinvestasi memerlukan prinsip-prinsip yang perlu dipegang teguh oleh
investor. Berbagai penelitian terhadap investor-investor sukses, semua dari
mereka selalu memegang teguh prinsipnya. Ada beberapa prinsip dalam
berinvestasi yang harus diketahui yaitu:
a) Berkorban demi masa depan
b) Waktu adalah faktor utama
c) Kesabaran yang membuahkan hasil
d) Memahami instrumen investasi yang dipakai
e) Gunakan akal sehat
f) Menabung bukanlah investasi

2.7 Metode Untuk Menilai Suatu Investasi


2.7.1 Pay-Back Period Method
Salah satu metode yang pada umumnya digunakan untuk
menentukan perlu tidaknya penambahan atau penggantian aktiva tetap
perusahaan. Dalam pay-back period method faktor yang menentukan
penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu
yang diperlukan untuk menutup kembalian investasi. Oleh karena itu
dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah
dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen, jumlah
kas bersih rata-rata pertahun atau biaya diferensial tunai yang menutup

15
investasi yang direncanakan. Pay-Back Period Method bukan merupakan
pengukuran kemampuan menghasilkan laba (profitabilitas) suatu
investasi tetapi mengukur jangka waktu pengembalian suatu investasi.
Jika pajak penghasilan belum diperhitungkan dalam penentuannya
pay-back period method, dalam investasi untuk perluasan usaha dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Dalam rumus perhitungan pay-back period method tersebut,


pembilang yang berupa investasi merupakan aktiva diferensial yang
direncanakan dalam usulan investasi perluasan usaha, dan penyebut yang
berupa laba tunai merupakan pendapatan diferensial dikurang dengan
biaya diferensial tunai.
Apabila ditetapkan dalam investasi pada pergantian aktiva tetap,
maka rumus perhitungan pay-back period adalah sebagai berikut:

Dalam rumus perhitungan pay-back period tersebut pembilang yang


berupa investasi merupakan aktiva diferensial yang direncanakan dalam
usulan investasi penggantian aktiva tetap, dan penyebut yang berupa
biaya diferensial tunai yang terdiri dari penghematan biaya tunai yang
akan diperoleh dengan penggantian aktiva tetap.
Jika perhitungan Pay-back period method dengan memperhitungkan
unsur pajak penghasilan, maka menggunakan rumus sebagai berikut :

Dalam penulisan pay-back period method tersebut pembilang yang


berupa investasi merupakan aktiva tetap atau perluasan usaha dan
penyebut yang berupa kas masuk bersih. .

16
2.7.2 Average Return On Investment Method atau Unadjusted Rate 0f Return
Menthod
Metode ini sering disebut sebagai accounting method atau financial
statement method, karena dalam perhitungannya digunakan laba
akuntansi (accounting profit). Rumus perhitungan rata-rata kembalian
investasi (average return on investment) adalah:

Laba sesudah pajak sama dengan laba tunai (cash profit) dikurangi
dengan biaya depresiasi (capital recovery). Oleh karena itu rumus
perhitungan tarif kembalian investasi (rate of return on investment) dapat
dihitung dengan menggunakan rata-rata kembalian kas tahunan dengan
penutup investasi dibagi dengan rata-rata investasi. Dipakai investasi
rata-rata (average capital investment) sebagai penyebut, adakalanya tarif
kembalian investasi dihitung dengan rumus yang memakai investasi
mula-mula (inisial capital investment) sebagai penyebutya.

2.7.3 Net Present Value Method


Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang, bahwa nilai rupiah
yang diterima sekarang lebih besar nilainya dibanding dengan nilai
rupiah yang diterima setahun kemudian. Dalam keputusan pada
penambahan aktiva tetap informasi akuntansi manajemen yang
dipertimbangkan adalah besarnya selisih antara pendapatan diferensial
dengan biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut.
Kemudian dinilai tunaikan dengan tarif tambahan tertentu.
Keputusan penggantian aktiva tetap yang didasarkan pada
pertimbangan penghematan biaya oleh informasi akuntansi yang
dipertimbangkan adalah biaya tunai, yang merupakan penghematan
biaya operasi dimasa yang akan datang sebagai akibat dari penggantian
aktiva tetap tersebut. Penghematan biaya tunai yang diperoleh biaya
diferensial tunai dengan adanya penggantian aktiva tetap tersebut

17
dikurangi atau ditambah dengan dampak jangka panjang penghasilan
akibat biaya diferensial serta umur ekonomis aktiva tetap kemudian
dinilai tunaikan dengan tarif kembalian tertentu. Jumlah nilai tunai ini
kemudian akan dibandingkan dengan aktiva diferensial untuk
mempertimbangkan apakah akan menguntungkan atau tidak pengantian
aktiva tetap tersebut. Jika jumlah nilai tunai tersebut lebih besar dari nilai
aktiva diferensial maka usulan investasi tersebut dianggap
menguntungkan, sedangkan jika nilai tersebut lebih rendah dari aktiva
diferensial maka usulan investasi tersebut dianggap tidak
menguntungkan.

2.7.4 Discounted Cash Flow Method


Pada dasarnya discounted cash flow method sama dengan present
value method karena kedua-duanya memperhitungkan nilai mata uang
dimasa yang akan datang. Perbedaanya adalah dalam present value
method tarif kembalian (rate of return) sudah ditentukan lebih dahulu
sebagai tarif kembalian, sedangkan dalam discounted cash flow method
justru tarif kembalian ini yang dihitung sebagai dasar untuk menerima
atau menolak suatu usulan investasi.
Discounted cash flow method justru mencari pada tarif-tarif
kembalian, berapa aliran kas masuk bersih harus dinilai tunaikan supaya
investasi yang diharapkan dapat tertutup. Penentuan tarif kembalian
dilakukan dengan metode coba-coba (trial and error), yaitu dengan cara:
1. Mencari nilai tunai arus kas masuk bersih pada tarif kembalian
yang dipilih secara sembarangan di atas atau di bawah tarif
kembalian investasi yang diharapkan
2. Menginterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk
mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.

18
2.8 Pengertian pasar modal
Menurut Eduardus Tandelilin, Terdapat 3 definisi pasar modal, diantaranya:
Dalam arti luas, Pasar Modal adalah sistem keuangan yang terorganisir,
termasuk bank-bank komersial dan semua perantara dibidang keuangan, serta
surat berharga. Dalam arti menengah, Pasar Modal adalah semua pasar yang
terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat
kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-
saham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek, dan tabungan serta
deposito berjangka. Dalam arti sempit, Pasar Modal adalah tempat pasar
terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi
dengan memakai jasa dari makelar, komisioner dan para underwriter
(penjamin).
Pasar modal adalah pertemuan antar pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjalbelikan
sekuritas. Dengan demikian , pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar
untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari
satu tahun seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya
jual beli sekuritas disebt dengan bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek
merupakan arti dari pasar modal secara fisik. Untuk kasus di indonesia terdapat
dua bursa efek yaitu bursa efek indonesia dan bursa efek surabaya.
Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal pada pasal
1 butir 14, definisi pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan
denganpenawaran umum perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang telah diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara
(Intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam
menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di
samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang
efesien, karena dengan adanya pasar modal pihak kelebihan dana (investor)

19
dapat memilih alternativ investasi yang memebrikan return yang paling
optimal. Asumsmya, investasi yang memberikan return relatif besar adalah
sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar. Dengan demikian, dana
yang berasal dan investor dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan-
perusahaan tersebut.
Dana yang didapatkan perusahaan melalui penjualan sekuritas (saham)
merupakan hasil pedagangan saham saham perusahaan yang dilakukan di pasar
perdana. Di pasar perdana inilah perusahaan untuk pertama kalanya memulai
sekuritasnya, dan proses itu disebut dengan Initial Public Offering (IPO) atau
penawaran umum perdana. Setelah sekuritas tersebut dijual perusahaan di
pasar perdana, barulah kemudian sekuritas diperjualbelikan oleh investor-
investor di pasar sekunder atau dikenal juga dengan sebutan pasar reguler.
Transaksi yang dilakukan investor di pasar sekunder tidak akan memberikan
tambahan dana lagi bagi perusahaan yang menerbitkan sekuritas (emiten),
karena transaksi hanya terladi antar investor, bukan dengan perusahaan.
Dengan kata lain, perusahaan emiten tidak akan memperoleh tambahan dana
dan transaksi yang teriadl di pasar sekunder.
Meskipun perusahaan tidak memperoleh tambahan dana, tetapi
perdagangan pasar sekunder sangat pcnting untuk menentukan likuiditas
sekuritas di pasar perdana. Hal ini terkait dengan sikap pesimis atau optimis
dan para investor terhadap kemampuan sekuritas yang diterbitkan emiten untuk
memberikan keuntungan selisih harga (capital gain) yang berasal dari
pcnjualan di pasar sekunder. Jika misalnya para investor bersikap pesimis
terhadap sekuritas yang dijual emiten di pasar perdana, maka selanjutnya
investor akan cenderung ragu-ragu untuk membeli sekuritas tersebut, yang juga
bisa menyebabkan sekuritas perusahaan emiten tersebut kurang likuid.

2.8.1 Pasar Perdana


Pasar perdana terjadi pada saat pcrusahaan emiten menjual
sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya. Sebelum
menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan emiten sebelumnya

20
akan mengeluarkan informasi m:ngenai perusahaan secara detail
(disebut iuga prospektus). Prospektus berfungsi untuk memberikan
Informasi mengenai kondisi perusahaan kepada para calon investor,
sehingga dengan adanya informasi tersebut maka investor akan bisa
mengetahui prospek perusahaan di masa datang dan selanjutnya
tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkan emiten. Dalam
menjual sekuritasnya, perusahaan umunya menggunakan jasa
profesional dan lembaga pendukung pasar modal, untuk membantu
menyiapkan berbagai dokumen serta persyaratan yang diperlukan go-
public.
Proses perdagangan dipasar perdana dari tersedianya peran
profesional dan lembaga pendukung pasar modal. Dalam proses
penjualan sekuritas di pasar perdana, salah satu profesi pendukung
pasar modal yang berperan pentingadalah penjamin (underwriter).
Penjamin yang diitunjuk oleh perusahaan akan membantu dalam
penentuan harga perdana saham serta membantu memasarkan
sekuritas tersebut pada calon investor. Dalam prakteknya, ada
sebagian penjamin melakukan perjanjian dengan perusahaan untuk
bertanggungjawab terhadap penjualan saham emiten secara
keseluruhan, sehingga risiko tidak terjualnya saham emiten akan
ditanggung sepenuhnya oleh penjamin tersebut. Biasanya, risiko yang
ditanggung oleh penjamin tersebut akan bisa dikurangi dengan
membentuk sindikas penjamin.
Profesi dan lembaga penunjang pasar modal lainnya yang berperan
dalam proses penawaran umun di antaranya adalah akuntan publik,
notaris dan konsultan hukum. Proses selanjutnya emten menyerahkan
dokumen kepada OJK . OJK akan mempelajari dokumen tersebt dan
melakuakan evaluasi terhadap tiga aspek yaitu: kelengkapan
dokumen, kejelasan dan kecukupan informasi serta pengungkapan
aspek manajemen, keuangan, akuntansi dan legalitas. Setelah
mendapat pernyataan pendaftaran efektif dari OJK, maka emiten

21
bersama dengan profesional dan lembaga penunjang pasar modal
lainnya bisa melakukan penawaran umum dipasra perdana.

2.8.2 Pasar sekunder


Pasar sekunder atau dikenal dengan istilah secondary market adalah
pasar keuangan yang digunakan untuk memperdagangkan sekuriti
yang telah diterbitkan dalam penawaran umum perdana. Arti lain dari
"pasar sekunder" ialah pasar perdagangan barang-barang bekas. Pasar
yang terbentuk sesaat setelah penawaran umum perdana seringkali
disebut sebagai aftermarket. Pada saat suatu saham terdaftar di suatu
bursa efek maka investor dan spekulan dapat dengan mudah
melakukan transaksi perdagangan di bursa tersebut.
Pada pasar sekunder, efek diperjual belikan dan berpindah tangan
dari seorang investor ke investor lainnya. Pasar sekunder ini sangat
likuid dan transparan. Sebelum adanya sistem perdagangan elektronis
maka satu-satunya cara untuk menciptakan likuiditas adalah dengan
jalan adanya pertemuan yang teratur antara investor dan spekulan .
Inilah sesungguhnya yang menjadi awal mula dari bursa efek; lihat
Sejarah bursa efek.
Pasar sekunder ini adalah sangat penting bagi suatu pasar modal
yang modern dan efisien. Pada dasarnya pasar sekunder ini
menghubungkan preferensi investor untuk likuiditas dengan
preferensi pengguna modal yang ingin menggunakan modal tersebut
dalam jangka waktu panjang. Misalnya, pada pinjam meminjam uang
secara tradisional dimana peminjam dapat membayar kembali
pinjaman yang dilakukannya beserta bunganya pada suatu masa
tertentu. Selama masa pembayaran kembali pinjaman belum jatuh
tempo maka investasi pemberi pinjaman (kreditur) tidak dapat
diuangkan walaupun dalam keadaan darurat. Demikian juga dalam
keadaan darurat, seorang mitra hanya dapat menguangkan
investasinya apabila ia dapat menemukan investor lain yang bersedia

22
untuk membeli hak-haknya dalam kemitraan tersebut. Dengan
dilakukannya sekuritisasi pinjaman atau kepemilikan efek sepeerti
obligasi atau saham maka investor dapat melakukan penjualan haknya
secara relatif mudah terutama sekali apabila hak tagih atau hak
kepemilikan tersebut dipecah-pecah menjadi nilai yang relatif kecil.
Transaksi jual beli bagian kecil dari suatu hak tagih atau hak
kepemilikan yang besar inilah yang disebut perdagangan dipasar
sekunder.
Pada pinjaman tradisional dan kemitraan usaha, investor seolah
seperti menempatkan uangnya untuk investasi jangka panjang dan
seolah pula menginginkan suku bunga (atau imbal hasil investasi)
yang tinggi. Dengan adanya pasar sekunder ini maka investor dapat
dengan meudah mencairkan investasinya dengan cepat apabila terjadi
suatu eprubahan keadaan. Perdagangan di pasar sekunder dapat
dilakukan di dua jenis pasar, yaitu pasar lelang dan pasar negosiasi.
Pasar lelang (auction market). Pasar sekunder yan merupakan pasar
lelang adalah pasar sekuritas yang melibatkan proses pelelangan
(penawaran) pada sebuah lokasi fisik. Transaksi antara pembeli dan
penjual menggunakan perantara broker yang mewakili masing-
masing pihak pembeli atau penjual. Dengan demikian, investor tidak
dapat secara langsung melakukan transaksi, tetapi dilakukan melalui
perantara broker. Pasar Negosiasi (negotiated market). Berbeda
dengan pasar lelang, pasar negosiasi terdiri dari jaringan berbagai
dealer yan menciptakan pasar tersendiridi luar lantai bursa sebgai
sekurits, denga cara membeli daei dan menjual ke investor. Dengan
demikian, perdagangan di pasar negosiasi tidak membutuhkan tempat
fisik dan organisasi formal dengan syarat keanggotaan tertentu dan
jenis sekuritas tertentu pula, seperti halnya pasar lelang. Keberadaan
pasar negosiasi dapat menambah daya tarik sebuah pasar modal
karena kaan menanmbah jumlah penawaran dan permintaan di pasar,
serta memperlancar aliran dan alokasi dana dari investor ke

23
perusahaan yang membutuhkan dana (untuk pengembangan
usahanya).

2.9 Instrrumen Pasar Modal


1. Saham
Instrumen pasar modal yang pertama dan mungkin paling dikenal adalah
saham. Pengertian saham sendiri merupakan sebuah tanda atau bukti
penyertaan modal berupa kertas yang diterbitkan oleh Perseroan Terbatas
(PT), sebagaimana telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kepada para investor.

Surat berharga berupa saham merupakan sebuah bukti kepemilikan atas


suatu perusahaan dengan adanya modal yang disetor. Pemilik saham
nantinya akan memperoleh keuntungan dari saham perusahaan tersebut
berupa dividen.

Karena saham merupakan bagian dari kepemilikan dari suatu


perusahaan, maka banyak sedikitnya saham yang dimiliki, akan
berpengaruh juga terhadap kekuasaan pengambilan keputusan di
perusahaan tersebut melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Semakin besar saham yang dimiliki, maka semakin besar pula
kekuasaan kamu di perusahaan tersebut.

Jenis saham yang diperjual belikan di Bursa Efek terdiri dari dua jenis,
yakni Saham Biasa (Common Stock) dan Saham Preferen (Prefered Stock).
Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling terakhir
terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Hal ini disebabkan pemilik saham
biasa tidak memiliki hak-hak istimewa. Pemilik saham biasa juga tidak akan
memperoleh pembayaran dividen selama perusahaan tidak memperoleh
laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum
pemegang saham /RUPS dengan ketentuan one share one vote. Pemegang
saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain

24
sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan
kepemilikan sahamnya kepada orang lain. Saham preferen merupakan
saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi).
Hal ini disebabkan mendapatkan hak pembagian dividen secara tetap. Ada
3 karakteristik saham preferen yang membuatnya mirip dengan obligasi: ada
klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku
dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan dengan saham
biasa.

Keunggulan saham preferen adalah lebih aman dibandingkan dengan


saham biasa. Karena saham preferen memiliki hak klaim terhadap kekayaan
perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu Akan tetapi saham
preferen mempunyai kelemahan yaitu sulit untuk diperjualbelikan seperti
saham biasa, karena jumlahnya yang sedikit.

2. Obligasi
Jenis instrumen pasar modal berikutnya ada obligasi, yang merupakan
surat tanda meminjamkan uang, yang mempunyai jangka waktu tertentu,
biasanya lebih dari satu tahun. Di mana surat tanda meminjam atau bisa juga
disebut surat tagihan tersebut, merupakan surat yang dibuat atas beban atau
tanggungan pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan obligasi tersebut.
Tidak hanya itu, obligasi juga bisa sebut sebagai surat pengakuan utang
jangka panjang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dengan tujuan
memperoleh dana. Selain perusahaan swasta, perusahaan pemerintah juga
menerbitkan obligasi untuk memperoleh dana pembangunan. Misalnya
dana untuk memperbaiki jalan besar yang rusak, pembangunan gedung
sekolah, serta fasilitas-fasilitas umum lainnya.
Obligasi Negara Ritel (ORI), merupakan salah satu dari instrumen pasar
modal yang ada di Indonesia. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, obligasi
yang dibuat pemerintah atau disebut ORI, dengan tujuan meraih pendanaan

25
dari masyarakat atau investor untuk pembangunan negara. Selanjutnya,
pemegang obligasi akan memperoleh bunga secara periodik dan akan
menerima pokok pinjaman pada tanggal jatuh tempo.

3. Reksa Dana
Reksa dana yang merupakan salah satu instrumen pasar modal, yang bisa
dijadikan alternatif bagi investor yang tidak ahli dalam menghitung risiko
investasi serta sangat ramah untuk dicoba bagi investor pemula. Investor
tinggal mempercayakan sejumlah dana pada MI atau Manajer Investasi,
dan mereka akan bekerja untuk mengembangkan dana investor tersebut.
Namun, jika suatu saat perfoma MI yang dipilih kurang baik, investor
bisa beralih ke MI lain untuk mengurus dana miliknya. Ada 4 jenis reksa
dana sebagai berikut:
 Reksa dana pasar uang: Di mana dananya akan diinvestasikan ke
produk-produk pasar uang, seperti deposito, SBI, dan lain-lain.
 Reksa dana pendapatan tetap: Di mana 80 persen dana akan
dibelanjakan untuk instrumen investasi berupa sukuk atau
obligasi.
 Reksa sana campuran: Di mana investasinya ke saham dan
obligasi, sisanya baru pasar uang.
 Reksa dana saham: Di mana 80% dana akan diinvestasikan ke
produk saham.
Dari empat jenis reksa dana, masing-masing tentunya memiliki term dan
keuntungan serta risiko yang berbeda-beda. Sehingga, khususnya bagi
investor pemula, disarankan untuk banyak-banyak memperlajarinya.

4. Derivatif
Instrumen pasar modal derivatif. Meski belum sepopuler saham atau
reksa dana, derivatif merupakan surat berharga turunan dari saham
obligasi. Biasanya para manajer investasi akan menggunakan derivatif
sebagai salah satu instrumen pasar modal, untuk melindungi nilai investasi

26
terhadap risiko yang timbul akibat pergerakan harga saham, suku bunga,
nilai tukar rupiah, dan beberapa faktor lainnya. Hal ini lah yang
menyebabkan pergerakan harga di pasar modal yang lain, namun tanpa
memengaruhi nilai produk acuan. Dari pengertian derivatif di atas, ada
beberapa jenis derivatif:
 Opsi: Merupakan surat pernyataan dari pihak yang memberikan
hak pada pemegang saham untuk menjual sahamnya sesuai harga
yang disepakati.
 Right: Merupakan surat berharga yang menyatakan mengenai
pemberian hak bagi pemodal untuk membeli saham baru dengan
harga dan waktu yang disepakati.
 Warrant: Merupakan surat yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang menyatakan bahwa pemegangnya mempunyai hak untuk
membeli saham dengan syarat-syarat yang sudah disepakati.
Contoh perhitunan derivatif dengan sistem instrumen pasal modal
derivatif, berikut contoh yang bisa dijadikan gambaran:
Kamu memiliki surat pernyataan bahwa kamu bisa membeli saham
A di tanggal 14 September, dengan harga Rp2.000. Ketika tanggal 14
September tiba, ternyata harga saham sudah naik menjadi Rp2.300.
Namun, dengan adanya derivative tadi, kamu boleh membeli saham
dengan harga tetap yakni Rp 2.000.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang.. Sebelum pemodal melakukan investasi pada
sekuritas, pemodal perlu menentukan tujuan investasi, menentuan kebijakan
investasi, memilih strategi portofolio, memilih aset, dan mengevaluasi kinerja
portofolio. Karena investasi yang dilakukan mempunyai unsur ketidakpastian,
pemodal hanya bisa mengharapkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan
dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
sekuritas. Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam
perekonomian suatu negara. Instrumen pasar modal meliputi saham, obligasi,
reksadana, dan instrumen derivatif (opsi dan futures). Manfaat yang diperoleh
dengan adanya pasar modal yaitu sebagai fasilitas melakukan interaksi antara
pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga
yang diperjual-belikan, memberi kesempatan kepada investor untuk
memperoleh hasil (return) yang diharapkan, memberi kesempatan kepada
investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga
lainnya, menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perkembangan suatu perekonomian, dan mengurangi biaya informasi
dan transaksi surat berharga.
Banyak manfaat yang diperoleh dari dibentuknya pasar modal
meskipun tidak semua negara membentuk pasar modal karena pertimbangan
politik, sosial, dan ekonomi. Agar pasar modal berhasil berkembang, maka
supply dan demand akan dana jangka panjang harus memadai, disamping
faktor-faktor pendukung lain. Perkembangan pasar modal Indonesia banyak
dipengaruhi oleh berbagai kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah.
Meskipun demikian pada tahun-tahun terakhir, pengaruh pemodal asing

28
menjadi semakin besar di pasar modal Indonesia. Bagi perusahaan yang ingin
menghimpun dana di pasar modal, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi dan berbagai lembaga yang harus dihubungi.

3.2 Saran
Dari penjelasan di atas, pembuatan makalah ini kami masih banyak
kesalahan, kritik dari pembaca sangat kami butuhkan guna penyempurnaan
makalah kami selanjutnya. Maka, diharapkan makalah ini dapat di manfaatkan
pembaca dalam memahami tentang akuntansi khususnya tentang “Investasi
dan Pasar Modal”. Selain itu, penulis juga menyarankan untuk menerapkan apa
yang baik dari makalah ini dan juga mengingatkan penulis apa yang dianggap
pembaca kurang baik dari makalah ini. Sebagai penyusun, kami akui tidak
terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Dikarenakan pembahasan di atas hanya
menggunakan beberapa referensi atau sumber maka untuk itu saran untuk
pembaca adalah agar lebih banyak mencari referensi mengenai pembahasan di
atas.

29
DAFTAR PUSTAKA

Febriansyah, E., Yulinda, A. T., Safrida, L., & Hamdani. (2020). TEORI
INVESTASI & MANAJEMEN PORTOFOLIO. Medan: Madenatera.

Lestari, E. V. (2019, Oktober 17). 4 Instrumen Pasar Modal yang Wajib


Diketahui Investor Pemula. Retrieved Februari 20, 2020, from
https://www.cekaja.com: https://www.cekaja.com/info/4-instrumen-pasar-
modal-yang-wajib-diketahui-investor-pemula/

Manis, S. (2017, Agustus 13). Pengertian, Peran, Manfaat, Fungsi, Jenis dan
Instrumen Pasar Modal Terlengkap. Retrieved Februari 20, 2020, from
https://www.pelajaran.co.id:
https://www.pelajaran.co.id/2017/13/pengertian-peran-manfaat-fungsi-
jenis-dan-instrumen-pasar-modal.html

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta:


Kanisius.

Wikipedia. (2019, Maret 22). Pasar sekunder. Retrieved Februari 20, 2020, from
https://id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_sekunder

Wira, D. (..., @@@ xxx). Jenis-Jenis Saham: Saham Biasa Dan Saham Preferen.
Retrieved Februari 20, 2020, from https://www.juruscuan.com:
https://www.juruscuan.com/saham/322-jenis-jenis-saham-saham-biasa-
dan-saham-preferen

30

Anda mungkin juga menyukai