Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH MANAJEMEN INVESTASI

SAHAM

Dosen Pengampu: Adika Fajar Putra, S.E.I., M.M.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

Esther Vania L Napitupulu 202101043

Eltogar Simarmata 202101050

Alicia Putri Simanjuntak 202101072

Agung Josua Moranda Munte 202101076

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Saham” dengan
baik.
Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas manajemen investasi yang diberikan
oleh Dosen pengampu manajemen investasi prodi D-III Keuangan, FEB, Universitas
Sumatera Utara yang kami hormati Bapak Adika Fajar Putra. Pada kesempatan ini kami
juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Adika Fajar Putra, S.E.I., M.M. selaku Dosen pengampu mata kuliah
manajemen aset dan pengadaan yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan
informasi dalam proses penyelesaian makalah ini;
2. Orangtua yang telah memberikan semangat, dorongan, dan masukan dalam
menyelesaikan makalah ini; dan
3. Beberapa pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Kami juga menyadari tugas makalah ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu,
kami menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan dan semoga dapat bermanfaat kepada para pembaca.

Medan, 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................................5
1.3 Tujuan Analisis .........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian saham dan pelaku pasar saham .............................................................................6
2.2 Keuntungan memiliki saham dan menghitung imbal hasil dari saham .................................7
2.3 Pengertian, jenis, dan cara menghitung nilai saham biasa dan saham preferen....................8
2.4 Pembahasan dalam RUPS dan RUPSLB ................................................................................11
2.5 Faktor yang menyebabkan naik dan turunnya saham .............................................................13
2.6 Kategori saham per sector industry dan alasan perusahaan menjual saham .........................13
2.7 Agio saham ...............................................................................................................................14
2.8 Penilaian saham dari segi perspektif investor .........................................................................16
2.9 Jenis dividen dan pembayarannya serta menghitung dividen yang tidak teratur ................17
2.10 Zero Growth Model dan Signaling Theory ...........................................................................21
2.11 Gordon Growth Model ...........................................................................................................22
2.12 Right issue ...............................................................................................................................23
2.13 Stock split ................................................................................................................................24
2.14 Nilai buku per lembar saham dan cara menghitungnya .......................................................25
2.15 Earning Per Share ...................................................................................................................27
2.16 Price Earning Ratio .................................................................................................................28
2.17 ROI dan ROE dan cara menghitungnya ................................................................................29
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................30
3.2 Saran ..........................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Saham merupakan salah satu instrument keuangan jangka panjang yang
diperdagangkan dalam pasar modal Indonesia. Selembar kertas yang berisi mengenai bukti
kepemilikan atas perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut merupakan wujud
dari saham. Posisi permintaan dan penawaran atas saham yang ada di pasar modal
Indonesia, membuat saham memiliki harga untuk diperjualbelikan. Semakin tinggi tingkat
permintaan dan penawaran terhadap lembar saham, maka harga saham pun akan tinggi dan
juga sebaliknya.
Tingginya pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan membuat kepercayaan
investor terhadap perusahaan akan pengembalian yang diharapkan investor. Kepercayaan
investor inilah yang akan memberikan keputusan investasi untuk membeli saham
perusahaan tersebut. Tingkat pembelian saham perusahaan merupakan permintaan yang
nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Namun, dalam menilai
harga saham para investor tidak hanya melihat dari dalam perusahaannya saja, tetapi masih
banyak factor lain yang perlu dipertimbangkan. Dalam menilai harga saham sebuah
perusahaan, analisis aspek perusahaan sangat penting dilakukan. Kemampuan perusahaan
dalam mengoperasikan kegiatan operasional perusahaan memiliki hubungan timbal balik
dengan pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan. Hal inilah yang akan
dipertimbangkan oleh investor saat akan menanamkan modalnya.
Seorang investor maupun perusahaan yang melakukan kegiatan investasi selalu
dihadapkan pada resiko dan return yang terkandung dalam investasi tersebut. Tujuan
investor berinvestasi adalah untuk memaksimalkan return, tanpa melupakan factor rresiko
investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu factor yang memotivasi
investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung
resiko atas investasi yang dilakukannya. Sedangkan resiko merupakan kemungkinan
perbedaan antara return actual yang diterima dengan return yang diharapkan. Namun,
hanya menghitung return saja dalam investasi tidaklah cukup. Seorang investor juga harus
mempertimbangkan resiko pada investasi tersebut. Dengan memperhitungkan tingkat
resiko suatu investasi investor dapat lebih bijak dalam memilih jenis invetasi yang paling
cocok.
Oleh karena itu, kelompok kami akan membahas makalah dengan judul “Saham”.
Kelompok kami berusaha membuat makalah ini sebaik mungkin agar para pembaca
khususnya mahasiswa dapat menambah wawasan khususnya tentang saham
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian saham dan siapa saja pelaku pasar saham?
2. Bagaimana keuntungan jika memiliki saham dan cara menghitung keuntungannya?
3. Bagaimana pengertian, jenis, dan cara menghitung saham biasa dan saham
preferen?
4. Apa saja yang dibahas dalam RUPS dan RUPSLB?
5. Factor apa saja yang menyebabkan naik dan turunnya saham?
6. Apa saja yang termasuk dalam kategori saham per sector industry dan apa alasan
perusahaan menjual saham?
7. Apa pengertian agio saham?
8. Bagaimana penilaian saham dari segi perspektif investor?
9. Apa saja jenis dividend dan pembayarannya serta cara menghitung deviden yang
tidak teratur?
10. Bagaimana Zero Growth Model dan Signaling Theory?
11. Bagaimana Gordon Growth Model?
12. Apa yang dimaksud dengan Right issue?
13. Apa yang dimaksud dengan stock split?
14. Apa yang dimaksud dengan nilai buku per lembar saham dan cara menghitungnya?
15. Apa yang dimaksud dengan Earning per Share?
16. Apa yang dimaksud dengan Price earning ratio?
17. Apa yang dimaksud dengan ROI dan ROE dan cara menghitungnya?
1.3 Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai saham dan
perhitungannya serta dapat mengetahui factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
keputusan investasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian saham dan pelaku pasar saham
Saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim (hak) atas pendapatan perusahaan, aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Adapun
beberapa pelaku di dalam pasar saham, yaitu:
1. Pengawas: bertugas untuk mengawasi seluruh aktivitas yang ada di pasar modal.
2. Penyelenggara: Penyelenggara pasar modal sendiri adalah menteri keuangan yang
menduduki jabatan tertinggi di pasar modal. Tugas utamanya adalah menyediakan
fasilitas penunjang perdagangan, lalu mengaturnya dalam sebuah regulasi.
3. Emiten atau perusahaan: Pelaku pasar modal yang juga memiliki peran penting
adalah emiten atau perusahaan. Emiten yang namanya sudah terdaftar di OJK wajib
menerbitkan efek untuk mendapatkan suntikan modal dari masyarakat.
4. Investor: penyuntik modal kepada emiten dengan cara membeli efek atau saham
yang diterbitkan emiten. Besar kecilnya suntikan modal tergantung dari kemampuan
finansial investor.
5. Penjamin Emisi: memiliki tugas untuk menjamin atau mempertanggungjawabkan
efek yang diterbitkan oleh sebuah emiten hingga sampai kepada para investor
melalui jual beli yang terjadi di pasar modal.
6. Penasehat Investasi: biasanya berperan di balik layar dan tidak terjun langsung
dalam aktivitas perdagangan. Penasehat berperan untuk memberikan saran terkait
dengan segala aktivitas efek kepada sebuah emiten.
7. Manajer Investasi: pelaku pasar modal yang dikenal di instrumen investasi Reksa
Dana. Tugasnya adalah mengelola dana investasi yang didapatkan dari investor
untuk nantinya dipergunakan dalam pasar modal untuk mendapatkan keuntungan.
8. Lembaga Penunjang: memiliki peran untuk menjadikan transaksi di pasar modal
menjadi lancar, stabil, dan aman. Beberapa contoh lembaga penunjang di pasar
modal antara lain kustodian, wali amanat, Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan,
Lembaga Kliring dan Pinjaman (LKP), dan lainnya.
9. Profesi Penunjang: pihak penunjang dari berbagai profesi yang berperan dalam
kelancaran dan keamanan aktivitas perdagangan efek

2.2 Keuntungan memiliki saham dan menghitung keuntungan dari saham

Pada masa saat ini di mana setiap orang bisa sangat mudah untuk memiliki saham
perusahaan kecil maupun raksasa sekalipun. Melalui kepemilikan saham orang bisa
menambah kekayaannya. Berikut ini beberapa keuntungan memiliki saham yaitu :
1. Mudah dalam Bertransaksi
2. Sifatnya Likuid dan Transparan
3. Modalnya Relatif kecil
4. Imbal hasil Relatif besar dan menguntungkan
5. Pembagian Dividen
6. Capital Gain
7. Terhindar dari Inlfasi
8. Meningkatkan Nilai Uang
9. Menambah Sumber Pendapatan
10. Mempersiapkan Kebutuhan Masa Depan
11. Mencapai Financial Freedom
12. Pensiun Dini
13. Membuka Wawasan
14. Melatih Mengambil keputusan Dan Bertanggung Jawab
Perhitungan imbal hasil dapat berbeda-beda menyesuaikan tujuan dan jenisnya. Singkat
kata, perhitungan tersebut akan bergantung pada instrumen investasi masing-masing. Di
bawah ini merupakan cara umum untuk menghitung imbal hasil.
Contoh kasus:
Seseorang membeli suatu saham dengan harga Rp900 setiap lembar, lalu menjualnya dalam
beberapa tahun selanjutnya dengan patokan harga Rp1,000 setiap lembar. Berarti orang
tersebut memperoleh keuntungan dalam bentuk nominal Rp100. Disamping itu, pada
investasi tersebut kamu mendapatkan dividen dengan harga Rp10 untuk setiap lembar
saham. Bagaimana cara menghitungnya?
Jawab:
Yield = keuntungan / nilai pokok x 100%
Yield = (Rp100 + Rp10)/Rp900 x 100% = 12,2%
2.3 Pengertian, jenis, dan cara menghitung nilai saham biasa dan saham preferen
Saham biasa merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada sutau
perusahaan. Saham juga dapat didefinisikan sebagai kertas yang tercantum dengan jelas
nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan
kepada setiap pemegangnya. Saham biasa terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
 Berdasarkan kepemilikan
1. Saham biasa: jenis saham yang mampu melakukan klaim kepemilikan sesuai
keuntungan dan kerugian yang didapatkan perusahaan. Tetapi pemegang
saham mempunyai kewajiban yang terbatas. Contoh saham biasa yaitu
saham waran. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka pemilik
saham biasa hanya akan memperoleh prioritas paling akhir dalam hal
pembagian keuntungan perusahaan. Tetapi jumlah kerugian maksimum yang
ditanggungnya sesuai besaran dana yang diinvestasikan.
2. Saham preferen: jenis saham gabungan antara saham biasa dan obligasi.
Secara keseluruhan mirip seperti saham biasa, perbedaannya hanya pada
tingkat suku bunga keuntungan yang diperoleh. Suku bunga saham preferen
bersifat tetap karena mengandung campuran obligasi. Selain itu, pemilik
mempunyai hak tebus yang dapat ditukarkan dengan saham biasa. Pada
bursa efek Indonesia, saham preferen selalu memiliki kode 4 huruf dan
terkadang ada tambahan "P". Contohnya seperti WSBP, MYOR-P, dan
ASII.
 Berdasarkan cara pengalihannya
1. Saham atas unjuk: saham yang nama kepemilikannya tidak tertulis dalam
lembar kertas agar jenis saham ini mudah dipindahtangankan. Tujuan saham
ini diperuntukkan jual beli sehingga mudah dipindahtanganka tanpa harus
mengurus melalui badan hukum. Bukti kepemilikan berdasarkan siapa yang
memegang saham tersebut.
2. Saham atas nama: kepemilikan saham terbukti pada nama yang tertulis di
surat berharga. Sehingga cara pengalihannya harus melalui prosedur hukum
untuk melakukan balik nama saham.

Cara menghitung nilai saham biasa dengan rumus:

Nilai saham biasa = deviden periode ke t / (1+ tingkat keuntungan disyaratkan investor)

Contoh kasus:

Seorang investor sedang merencanakan untuk membeli saham biasa PT. Maju pada awal
tahun ini. Dividen pada akhir tahun yang diharapkan sebesar Rp. 1.640 dan harga pasar
pada akhir tahun dipryeksikan sebesar Rp. 22.000. Jika tingkat pengembalian yang
diisyaratkan investor adalah 18%. Nilai ekonomis saham menjadi?

Jawab:

= Rp. 1.640 / (1+0,18) + Rp. 22.000 / (1+0,18)

= Rp. 1.390 + Rp. 18.644

= Rp. 20.034

Saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk
menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk
mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi
akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan
menerima laba dua kali. Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Saham Preferen Kumulatif (Cumulative Stock): jenis saham preferen yang
membayar dividen tetap secara berkala, biasanya setiap tiga bulan. Jika penerbit
tidak membagikan, jumlah dividen yang belum dibayarkan akan terakumulasi dan
harus dibayar sebelum investor saham biasa.
2. Saham Preferen Partisipasi (Participating Stock): Jenis kepemilikan yang diberikan
dividen khusus jika perusahaan mencapai tujuannya. Salah satunya, perusahaan
harus mampu meraih kenaikan pendapatan.
3. Saham Preferen Dapat Dikonversi (Convertible Preferred): Saham preferen yang
dapat dikonversi adalah jenis saham preferen yang mana investor bisa mengubah
kepemilikan mereka kapan saja untuk menjadi saham biasa dari perusahaan yang
sama. Memiliki opsi ini memungkinkan pemegang saham preferen berpotensi
mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham biasa. Meskipun, jika investor
yang sudah mengkonversi ke saham biasa itu tidak dapat dipindahkan lagi ke saham
preferen.
4. Saham Preferen Bisa Ditukar (Callable Preferred): Jenis saham preferen bisa ditukar
kembali oleh penerbit di masa yang akan datang atas kebijakan penerbit. Harga
penukaran mungkin mengacu pada harga awal penerbitan atau sedikit lebih tinggi.
Jenis saham preferen ini sebenarnya lebih menguntungkan penerbit, karena
pemegang saham preferen tidak diberikan pilihan untuk menolak panggilan.
5. Saham Preferen Atas Penyesuaian Kurs (Adjustable-Rate Preferred): Jenis saham
preferen yang membayarkan dividen ke investor berdasarkan perubahan tingkat
suku bunga acuan. Perubahaan tingkat suku bunga dividen biasanya terjadi setiap
tiga bulan. Tolok ukur ini untuk mencegah penerbit membayar dividen yang terlalu
besar serta melindungi nilai saham dari perubahan suku bunga.
Cara menghitung nilai saham preferen dengan rumus:

Nilai saham preferen = Deviden / Tingkat pengembalian yang diharapkan

Contoh kasus:

Budi dan Irma menerbitkan saham preferen dengan membayar dividen tahunan sebesar Rp.
364.000. Saham-saham tersebut tidak memiliki tanggl jatuh tempo, (perpetuity). Tingkat
pengembalian yang disyaratkan investor 7,28%. Hitunglah nilai ekonomis dari saham
preferen!

Jawab:
= Rp. 364.000 / 0,0728

= Rp. 5.000.000

2.4 Pembahasan dalam RUPS dan RUPSLB

RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) adalah suatu bagian dalam sebuah
perseroan terbatas yang memiliki kuasa atas segala sesuatu yang tidak dimiliki oleh dewan
komisaris atau dewan direksi. Fungsi RUPS dalam sebuah PT merupakan sebagai wadah
bagi pemegang saham dalam hal penyampaian suara Ketika ingin mengambil suatu
keputusan, RUPS acara atau kegiatannya diadakan dalam kurun waktu setahun sekali atau
paling lambat 6 bulan dengan ketentuannya adalah setelah melewati periode tahun buku
perusahaan. Adapun tujuan dari RUPS yaitu :
1. Laporan Atas Kegiatan Perseroan
2. Laporan Pelaksanaan
3. Laporan kuangan
4. Nama dewan Komisaris dan Anggota Dewan Direksi
5. Rincian Masalah yang Terjadi
Tata cara dalam Penyelanggaraan RUPS

1. Diselenggarakan RUPS Atas Permintaan Dewan Komisaris dengan Pngecualian


2. Adanya Alasan yang Jelas Diadakannya RUPS
3. Pembahasan Sesuai Alasan yang Diberikan
4. Mekanisme Permintaan RUPS Harus Benar
5. Pemangggilan 15 Hari Sejak Kesepakatan
6. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Kedua
7. Keputusan Dalam Rapat Berdasarkan Mufakat

RUPSLB merupakan RUPS Luar Biasa adalah salah satu jenis RUPS yang dapat
diselenggarakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan perusahaan. Penyelenggaraan RUPS
Luar Biasa jelas berbeda dengan RUPS Tahunan dalam segi waktu, di mana RUPS
Tahunan hanya setahun sekali, sedangkan RUPS Luar Biasa bisa beberapa kali dalam
setahun sesuai dengan kepentingan perusahaan. RUPS Luar Biasa diselenggarakan untuk
membahas hal-hal krusial terkait dengan perusahaan yang membutuhkan persetujuan dari
pemegang saham. Dalam mengelola perusahaan, dewan direksi dan komisaris tidak
sepenuhnya memiliki kewenangan. Ada hal-hal tertentu, di mana baik dewan direksi
maupun komisaris tidak bisa mengambil keputusan sepihak tetapi harus atas persetujuan
pemegang saham. Berikut kewenangan dalam perusahaan yang tidak diberikan kepada
dewan direksi dan komisaris :
 Mengubah anggaran dasar perusahaan
 Membubarkan perseroan yang menjadi pilar perusahaan
 Mengambil keputusan terkait dengan penggabungan, peleburan,pengambilalihan,
dan atau pemisahan perusahaan
 Memutuskan memutuskan untuk menyetujui pengajuan permohonan pernayataan
pailit atas perseroan atau perusahaan yang dikelolanya
 Memutuskan untuk menyetujui perpanjangan jangka waktu berdirinya perseroan
 Mengangkat dan memberhentikan anggota direksi dan komisaris
Tata Cara Penyelanggaraan RUPSLB Yang Dilaksanakan Atas Inisiatif Direksi.
 Direksi melakukan pemanggilan RUPS Luar Biasa kepada seluruh pemegang
saham.
 Terkait dengan jumlah quorum (Jumlah Anggota Minimum), RUPS Luar Biasa
dapat diselenggarakan apabila dihadiri oleh ½ + 1 dari jumlah pemegang saham
atau jumlah suara yang terwakili.
 RUPS Luar Biasa harus dihadiri seluruh pemegang saham atau setidaknya mencapai
quorum (Jumlah Anggota Minimum) yang ditentukan.
RUPS Luar Biasa yang dilaksanakan atas permintaan pemegang saham
 Pemegang saham minimum satu orang atau lebih yang secara bersama-sama
mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari seluruh jumlah saham dapat
mengajukan permintaan penyelenggaraan RUPS Luar Biasa.
 Direksi menindaklanjuti permintaan RUPS Luar Biasa tersebut dengan melakukan
pemanggilan RUPS Luar Biasa paling lambat 15 hari setelah permintaan diajukan.
 Apabila baik direksi maupun komisaris tidak melakukan pemanggilan RUPS kepada
para pemegang saham dalam jangka waktu 15 hari, maka pemegang saham yang
menghendaki dilaksanakannya RUPS Luar Biasa dapat mengajukan permohonan
penyelenggaraan RUPS Luar Biasa kepada ketua pengadilan negeri di wilayah
hukum setempat.
 Hasil penetapatan dari pengadilan negeri umumnya memuat tentang bentuk RUPS,
agenda rapat sesuai dengan permohonan pemegang saham, jangka waktu
pemanggilan RUPS, quorum kehadiran dan syarat pengambilan keputusan, serta
penunjukan ketua rapat. Selain itu juga memuat tentang perintah bagi direksi atau
dewan komisaris yang wajib hadir dalam RUPS Luar Biasa tersebut.
2.5 Faktor yang menyebabkan naik dan turunnya saham
Penyebab naik turunnya harga saham juga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran. Penyebab naik dan turunnya saham dapat ditentukan dari dua factktor eksternal
dan internal.
Faktor Eksternal:
1. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro
2. Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Mata Uang Asing
3. Kebijakan Pemerintah
4. Faktor Panik
5. Manipulasi Pasar
6. Dampak dari Orang Berpengaruh
Faktor Internal:
1. Faktor ini umumnya dikarena perusahaa itu sendiri.
2. Fundalemtal Perusahaan
3. Aksi Korporasi Perusahaan (jangan ditulis Hollywings)
4. Proyeksi Kinerja perusahaan masa mendatang
2.6 Kategori saham per sector industry dan Alasan perusahaan menjual saham
Adapun tujuan pengadaan sektor saham ini untuk memudahkan pasar dalam
mengidentifikasi kinerja perusahaan atau emiten sesuai dengan kelompok atau jenis
usahanya. Selain itu, Investor akan lebih tepat dalam membandingkan kinerja satu emiten
dengan yang lainnya di kelompok usaha yang lebih sesuai. Sejauh ini sudah ada 11 sektor
saham IDX. Berikut ini keterangan dan contohnya sebagai berikut:
1. Sektor Energi
2. Sektor Basic Materials
3. Sektor Consumer Cyclicals
4. Consumer Non-Cylicals
5. Sektor Keuangan
6. Sektor Kesehatan
7. Sektor Industri
8. Sektor Infrastruktur
9. Sektor Porperti dan Real Estate
10. Sektor Teknologi
11. Sektor Transpotasi dan logistik
Ketika suatu perusahaan sudah Go Public, maka siapa saja bisa melakukan kegiatan jual
beli saham pada perusahaan yang sudah dia pilih. Jadi, saham perusahaan sudah bukan lagi
milik satu orang atau perorangan saja.
Namun sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan IPO atau Go
Public, pasti mereka memiliki alasan dan juga pertimbangan yang sudah matang. Kenapa?
karena melepas saham ke publik berarti kepemilikan perusahaan tersebut akan menjadi
milik masyarakat atau investor yang sudah mendanai saham perusahaan. Berikut beberapa
alasan perusahaan menjual sahamnya
 Membutuhkan tambahan modal
 Meingkatkan Nilai yang Dimiliki Perusahaan
 Potensi untuk bertumbuh lebih pesat
2.7 Agio saham
Agio saham adalah selisih lebih setoran pemegang saham di atas nilai nominalnya
atau bisa disebut sebagai kekayaan bersih perusahaan yang diperoleh dari penjualan saham
di atas nominalnya. Nilai agio ini diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli suatu
saham.
Contoh Kasus:
Berikut ini kami akan menyajikan sebuah ilustrasi agio dari awal pembentukan hingga
ekspansi perusahaan.
1. Tahap Pembentukaan Perusahaan
Lima orang berencana membentuk perusahaan dengan modal dasar 200 miliar
rupiah. Kelima orang ini menyetorkan modal masing-masing 10 miliar rupiah
hingga keseluruhan modal terkumpul adalah 50 miliar rupiah, sedangkan modal
belum disetor adalah 150 miliar rupiah. Lima orang ini juga menyepakati bahwa
saham perusahaan yang akan dibentuk diberi nominal Rp 5.000/per lembar.
Sehingga masing-masing pemegang saham memiliki 2 juta lembar saham (Rp 10
Miliar dibagi Rp.5000).
 Laporan Dari Modal yang sudah disetor
Pemegang Saham
A B C D E
Modal disetor Rp 10 M Rp 10 M Rp 10 M Rp 10 M Rp 10 M
Nominal/lembar Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 5.000
Jumlah saham/orang 2 Juta 2 Juta 2 Juta 2 Juta 2 Juta
Persentase Kepemilikan 20% 20% 20% 20% 20%
Total Modal Disetor Rp 50.000.000
Total saham beredar Rp 10.000.000
(lembar)
 Laporan dari modal yang belum dikeluarkan
Dalam portofolio
Modal belum disetor Rp 150 M
Nominal per lembar saham Rp 5.000
Jumlah lembaran saham yang belum 30 Juta
dikeluarkan
 Laporan ekuitas/ neraca laporan keuangan perusahaan.
Modal Rp 50 M
Laba ditahan 0
Agio saham 0
Total ekuitas Rp 50 M

2. Setelah Berjalan selama 3 tahun


Seiring dengan perkembangan waktu, perusahaan berkembang dan membukukan
keuntungan bersih sebesar Rp30 Miliar. Keuntungan ini belum ada yang dibagikan
kepada pemegang saham, sehingga dalam neraca perusahaan akan tampak laporan
sebagai berikut.
Modal Rp 50 M
Laba ditahan Rp 30 M
Agio saham Rp 0
Total ekuitas Rp 80 M
3. Tahap Ekspansi Perusahaan
Karena perkembangan bisnis yang baik, pengelola perusahaan mengajukan usul
untuk melakukan ekspansi usaha kepada 5 pemegang saham perusahaan.
Berdasarkan hasil diskusi, kelima orang pemegang saham sepakat bahwa sisa saham
portepel sebanyak 30 juta lembar akan dijual dengan harga Rp10.000 per
lembar. Berdasarkan asumsi, saham akan terjual dengan baik di pasar, dengan
keuntungan Rp300 Miliar. Selisih antara nominal per lembar saham yang dijual
sebelumnya dengan saham portepel adalah Rp10.000 – Rp5.000 = Rp5.000.
Nominal ini yang akan menjadi agio saham.
Perhitungan agio saham sebagai berikut:
= Jumlah saham portepel x Selisih Harga Saham
= 30 Juta lembar x Rp5000 = Rp150 M
Jadi agio saham yang diperoleh perusahaan ini adalah Rp150 M . Perlu Anda
ketahui, bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No.94 Tahun 2010, agio untuk
saham tidak termasuk dalam objek pajak.
2.8 Penilaian saham dari segi perspektif investor
Penilaian saham adalah metode penghitungan nilai-nilai teoritis dari sebuah
perusahaan dan saham mereka. Kegunaan utama dari metode ini adalah untuk memprediksi
harga pasar di masa depan (atau secara umum, harga pasar potensial). Investasi dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana pada satu atau lebih dari satu
aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau
peningkatan nilai investasi.
Pembelian saham merupakan salah satu kegiatan investasi, karena saham dapat
memberikan penghasilan dalam bentuk deviden dan nilainya dapat diharapkan meningkat
di masa depan. Tingkat pengembalian investasi pada saham dapat berupa capital gain dan
dividend yield. Tingkat pengembalian investasi tersebut menjadi indikator untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi para investor. Ekspektasi investor terhadap investasinya 5
adalah memperoleh tingkat pengembalian yang sebesar-besarnya dengan tingkat risiko
tertentu dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor berkepentingan untuk
mempertimbangkan segala informasi yang diterimanya dalam pengambilan keputusan
investasi. Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan, bahwa
nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pernyataan tersebut
mengandung makna bahwa keputusan investasi adalah penting, karena untuk mencapai
tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran (wealth) pemegang saham hanya
akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan Tujuan investor melakukan kegiatan
investasi ialah untuk mencari (memperoleh) pendapatan atau tingkat pengembalian
investasi (return) yang akan diterima di masa depan. Semua investor harus melakukan
prediksi harga saham yang harganya diturunkan atau diperoleh dari nilai saham yang
sebenarnya. Mereka akan diberi informasi keuangan yang memadai untuk menentukan nilai
fundamental saham yang bersangkutan. Harga sebuah saham ditentukan oleh tingkat ROE,
tingkat pertumbuhan ROE, nilai buku dan tingkat pertumbuhan nilai buku. Semua investor
didorong untuk mengirimkan pesanan saham yang mencerminkan jumlah dan jenis saham
yang akan dibeli/dijual pada tingkatan prediksi harga saham pada setiap sesi perdagangan.
2.9 Jenis dividen dan pembayarannya serta menghitung dividen yang tidak teratur
Dividen merupakan laba bersih perusahaan yang sebagian dibagikan kepada
pemegang saham berdasarkan dengan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki. Besaran
nilai dan waktu pembayaran dividen berdasarkan pada Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
a. Jenis Dividen
1. Dividen Tunai
Dividen tunai adalah dividen yang dibagikan oleh sebuah perusahaan kepada
para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai atau cash. Dividen jenis
ini bisa dikatakan merupakan pembagian dividen yang paling sering
dilakukan. Para pemegang saham juga sangat menyukai pembagian dengan
jenis dividen tunai, hal itu dikarenakan pemegang saham akan mendapat
keuntungan berupa uang tunai. Periode pembagian dividen tunai bisa
dilakukan dari dua hingga empat kali per tahun, pembagian tersebut
bergantung dari periodenya. Sebagai catatan, pembagian dividen ini
nantinya juga bakal dikenai pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Dividen Properti
Dividen properti atau dividen barang merupakan dividen yang
didistribusikan menjadi dalam bentuk aset. Dividen ini menjadi jenis dividen
yang cukup jarang dilakukan, biasanya dikarenakan proses pembagiannya
yang relatif tidak mudah. Perusahaan juga umumnya melakukan pembagian
dividen dengan cara ini disebabkan karena tidak ada uang tunai. Hal itu bisa
jadi karena uang tunai dari sebuah perusahaan sedang digunakan dalam
investasi saham perusahaan lain atau untuk keperluan persediaan. Apabila
uang tunai yang keluar lebih dalam jumlah yang cukup banyak,
dikhawatirkan akan menjadikan harga jual investasi atau persediaan turun
sehingga dapat merugikan perusahaan atau para pemegang saham. Alhasil,
pembagian dividen dari perusahaan kepada para investor atau pemegang
sahamnya kemudian coba dilakukan ke dalam pembagian bentuk asset
3. Dividen Likuidasi
Pada dasarnya, dividen likuidasi adalah dividen yang dibagikan kepada para
pemegang saham yang berupa sebagian laba dan sebagian pengembalian
modal. Perusahaan yang akan memberikan dividen likuidasi umumnya
merupakan perusahaan yang memiliki rencana untuk menghentikan
perusahaanya seperti joint venture atau perusahaan sedang mengalami
kebangkrutan. Ketika perusahaan mengalami kebangkrutan dan masih
memiliki sisa kekayaan, maka sisa kekayaan tersebut akan dibagikan kepada
pemilik saham. Inilah yang disebut sebagai dividen likuidasi. Namun kalau
perusahaan tidak memiliki modal yang tersisa, maka perusahaan pun tidak
bisa membagikan apapun.
4. Dividen Janji Hutang
Dividen jani hutang atau biasa disebut dividen skrip adalah dividen yang
dibagikan dari perusahaan kepada pemegang saham berupa surat janji
hutang. Dalam jenis dividen ini, perusahaan memberikan janji kepada para
investornya bahwa akan membayarkan dividen tersebut pada waktu yang
sudah ditentukan. Pembagian dividen ini juga biasanya karena perusahaan
sedang tidak memiliki uang tunai yang cukup untuk membayar dividen para
pemegang saham. Maka dari itu, surat janji hutang atau skrip dibuat sebagai
jaminan pelunasan dividen kepada para pemilik saham.
5. Dividen Saham
Dividen saham atau stock dividend merupakan pembagian dividen yang
dilakukan dalam bentuk saham dari sebuah perusahaan untuk para
investornya. Dividen saham hampir mirip seperti penyusunan ulang modal
perusahaan atau rekapitulasi perusahaan, namun tidak mengurangi jumlah
kepemilikan dari para pemilik saham. Dalam pembagian dividen jenis ini,
investor tidak mendapatkan uang tunai, namun mereka mendapatkan tambah
jumlah saham.
Dividen saham akan sangat menguntungkan para pemegang saham, apabila perusahaan
juga melakukan pembayaran dividen dalam bentuk uang tunai. Hal tersebut menjadikan
para pemegang saham mendapatkan tambahan pada jumlah lembar sahamnya, tetapi juga
mendapatkan dividen berupa uang tunai. Dalam memberikan dividen saham, biasanya
perusahaan juga memiliki tujuan untuk menghemat uang tunai perusahaan agar bisa
digunakan pada kesempatan investasi yang lebih besar dan menguntungkan.
b. Cara pembayarannya
1) Tanggal Pengumuman
Tanggal pengumuman pembayaran dividen atau biasa disebut declaration
date merupakan tanggal yang diumumkan secara resmi oleh emiten atau
sebuah perusahaan publik mengenai bentuk dan jumlah yang dibagikan serta
jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya
juga untuk pembagian dividen secara reguler. Tanggal pengumuman
tersebut biasanya menyampaikan hal-hal yang dianggap penting seperti
tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, hingga jumlah dividen tunai setiap
lembar.
2) Tanggal Pencatatan
Tanggal pencatatan atau biasa disebut date of record adalah waktu
perusahaan melakukan pencatatan siapa saja para pemegang sahamnya. Para
pemilik saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham dari sebuah
perusahaan mendapatkan hak untuk memperoleh dividen. Hal itu berarti
pemegang saham yang tidak tercatat atau menjual sahamnya sebelum
tanggal pencatatan tidak akan mendapatkan hak untuk memperoleh dividen.
3) Tanggal Cum-Dividend
Tanggal Cum-Dividen adalah waktu atau tanggal hari terakhir perdagangan
saham untuk para pemegang saham yang ingin memperoleh dividen berupa
dividen tunai atau dividen saham dari sebuah emiten atau perusahaan.
4) Tanggal EX-Dividend
Tanggal Ex-Dividend berarti tanggal perdagangan saham dari sebuah
perusahaan sudah tidak mendapatkan hak lagi untuk memperoleh dividen.
Hal itu menjadikan apabila investor melakukan pembelian pada tanggal ini
atau setelahnya, maka investor tersebut sudah tidak bisa memasukan
namanya ke dalam daftar pembagian dividen dari sebuah perusahaan.
5) Tanggal Pembayaran
Tanggal pembayaran atau payment date merupakan waktu untuk melakukan
pembayaran oleh sebuah perusahaan kepada para pemegang saham yang
telah mendapatkan hak untuk menerima dividen. Dengan demikian, pada
tanggal pembayaran ini para pemegang saham sudah dapat mengambil
dividen yang dibagikan sesuai dengan jenis dividen yang sudah ditentukan
oleh emiten, entah itu dividen tunai atau dividen saham.
Cara menghitung pembayaran dividen yang tidak teratur
Contoh kasus:
Perusahaan CV. Air Minum mempunyai 1.000.000 lembar saham. Perusahaan ini berhasil
menghasilkan laba bersih sebesar Rp 500.000.000,-. Kebijakan pembagian dividen atau
biasa disebut Devidend Payout Ratio adalah 40% dari laba bersih yang dihasilkan
perusahaan. Dengan menggunakan data tersebut maka cara menghitung dividen pada
perusahaan CV. Air Minum yaitu, sebagai berikut:
Dividen = Laba bersih x Devidend Payout Ratio
= Rp 500.000.000 x 40%
= Rp 200.000.000
Dividen/saham beredar = Rp 200.000.000/1.000.000 lembar saham
= Rp 200 per lembar saham
Pembagian dividen bertujuan agar para pemilik saham memiliki hadiah atas
kepercayaannya terhadap suatu perusahaan. Caranya dengan pembagian dividen sebagai
rekam jejak pembayaran yang kuat. Perusahaan yang melakukan pembagian dividen
memiliki citra yang positif serta membantu dalam melindungi kepercayaan para investor.
Dividen juga disenangi oleh pemilik saham karena pembagian dividen sebagai pendapatan
yang bebas pajak di banyak yurisdiksi. Sebaliknya yang terjadi pada capital gain yang
diterapkan melalui penjualan saham akan dikenakan pajak.
2.10 Zero Growth Model dan Signaling Theory
Zero growth model
Zero growth model atau yang lebih banyak investor menyebutnya model tidak
bertumbuh. Kondisi Zero growth model merupakan kondisi yang harus hati-hati untuk
dipahami oleh pihak investor karena bagi investor, naik turun, dan konstannya saham di
pasar akan memberikan sinyal positif dan negative”. Model ini berasumsi bahwa dividen
yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan.
Signaling theory
Teori sinyal atau signaling theory adalah suatu tindakan yang diambil manajemen
perusahaan yang memberi petunjuk investor tentang bagaimana manajemen memandang
prospek perusahaan. Teori ini memberikan penjelasan mengenai alasan perusahaan
memiliki dorongan untuk menyampaikan atau memberikan informasi terkait laporan
keuangan perusahaan untuk pihak eksternal. Dorongan untuk menyampaikan atau
memberikan informasi terkait laporan keuangan untuk pihak eksternal dilandasi pada
terdapatnya asimetri informasi antar manajemen perusahaan dan pihak eksternal (Bergh et
al., 2014). Perusahaan atau manajemen perusahaan memiliki lebih banyak informasi terkait
operasional perusahaan dan prospek masa depan perusahaan dibandingkan dengan pihak
eksternal seperti investor, kreditor, underwritter dan pengguna informasi lainnya. Oleh
karena itu, untuk menanggapi permasalahan tersebut dan mengurangi asimetri informasi
yang terjadi maka hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan sinyal kepada
pihak luar yang dilakukan melalui laporan keuangan perusahaan yang didalamnya terdapat
informasi keuangan perusahaan yang kredibel atau dapat dipercaya dan akan memberikan
kepastian mengenai prospek keberlanjutan perusahaan kedepannya.
Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan
yang memberi petunjuk bagi investor dalam bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Sesuai dengan pernyataan tersebut, perusahaan dengan prospek masa depan
yang menguntungkan akan mencoba untuk menghindari penjualan saham perusahaan
melainkan mengusahakan pendapatan modal baru melalui cara lain seperti penggunaan
hutang melebihi target struktur modal normal. Sebaliknya, perusahaan dengan prospek
yang kurang menguntungkan akan cenderung menjual saham perusahaannya. Dengan kata
lain pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat atau sinyal
yang menandakan bahwa manajemen perusahaan memandang prospek perusahaan tersebut
suram dan apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru dengan frekuensi
yang lebih sering dari biasanya maka harga saham perusahaan tersebut akan menurun, hal
ini diakibatkan karena dengan menerbitkan saham baru maka memberikan isyarat negatif
yang kemudian dapat menekan harga saham
2.11 Gordon Growth Model
Gordon Growth Model (GGM) digunakan untuk menentukan nilai intrinsik suatu
saham berdasarkan rangkaian dividen masa depan yang tumbuh pada tingkat yang konstan.
Ini adalah varian model diskon dividen (DDM) yang populer dan langsung. GGM
mengasumsikan dividen tumbuh pada tingkat yang konstan untuk selamanya dan
menyelesaikan nilai sekarang dari rangkaian dividen masa depan yang tak terbatas. Karena
model ini mengasumsikan tingkat pertumbuhan konstan, model ini umumnya hanya
digunakan untuk perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang stabil dalam dividen per
saham. GGM mengasumsikan perusahaan ada selamanya dan membayar dividen per saham
yang meningkat pada tingkat yang konstan. Untuk memperkirakan nilai saham, model
tersebut mengambil rangkaian dividen per saham yang tak terbatas dan mendiskontokannya
kembali ke masa sekarang dengan menggunakan tingkat pengembalian yang disyaratkan.
Hasilnya adalah rumus sederhana di atas, yang didasarkan pada sifat matematika dari
rangkaian bilangan tak hingga yang tumbuh dengan kecepatan konstan. RUPS berupaya
untuk menghitung nilai wajar suatu saham terlepas dari kondisi pasar yang berlaku dan
mempertimbangkan faktor pembayaran dividen dan hasil yang diharapkan pasar. Jika nilai
yang diperoleh dari model lebih tinggi dari harga perdagangan saham saat ini, maka saham
tersebut dianggap undervalued dan memenuhi syarat untuk di beli, begitu pula sebaliknya.
Batasan utama dari model pertumbuhan Gordon terletak pada asumsi pertumbuhan
konstan dalam dividen per saham.2 Sangat jarang bagi perusahaan untuk menunjukkan
pertumbuhan konstan dalam dividen karena siklus bisnis dan kesulitan atau kesuksesan
finansial yang tidak terduga. Model ini dengan demikian terbatas pada perusahaan yang
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang stabil.Masalah kedua terjadi dengan hubungan
antara faktor diskonto dan tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam model. Jika tingkat
pengembalian yang disyaratkan kurang dari tingkat pertumbuhan dividen per saham,
hasilnya adalah nilai negatif, membuat model tidak berharga. Juga, jika tingkat
pengembalian yang dibutuhkan sama dengan tingkat pertumbuhan, nilai per saham
mendekati tak terhingga.
2.12 Right issue
Hak memesan efek terlebih dahulu atau disigkat HMETD dalam pasar modal
Indonesia adalah hak yang diperoleh para pemegang saham yang namanya telah terdaftar
dalam daftar pemegang saham suatu perseroan. Arti right issue adalah hak yang diberikan
kepada investor lama untuk membeli saham baru yang diterbitkan sebelum saham baru
tersebut ditawarkan ke investor lain. Tujuan perusahaan melakukan right issue saham yakni
perusahaan sedang memerlukan modal segar untuk kebutuhan perusahaannya. Tujuan
perusahaan melakukan right issue saham, antara lain:

1. Untuk membayar utang: sebuah perusahaan pasti membutuhkan tambahan modal


untuk memenuhi kewajiban keuangannya saat ini. Biasanya perusahaan yang
mengalami masalah finansial melakukan right issue untuk membayar utang,
terutama ketika perusahaan tidak mendapat pinjaman lebih banyak uang dari
lembaga keuangan
2. Untuk akuisisi perusahaan lain: perusahaan dengan neraca keuangan sehat juga
melakukan right issue dan mendapatkan dana untuk akuisisi perusahaan
competitor atau ekspansi membuka fasilitas baru maupun meningkatkan kapasitas
usaha.
2.13 Stock split

Stock split merupakan pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar
saham yang lebih banyak dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembar
sahamnya secara proporsional. Tujuan utama perusahaan melakukan stock split dalam
pembayaran dividennya kepada para pemegang saham adalah untuk menjaga agar harga
saham tidak menjadi terlalu mahal, sehingga tetap banyak orang yang ingin memperjual
belikannya. Walaupun jumlah lembar sahamnya bertambah, namun stock split tidak akan
mengubah jumlah modal yang disetor. Selain itu, tujuan dari stock split dapat menarik
investor lebih banyak, terutama investor ritel. Adapun beberapa perusahaan yang sudah
melalukan stock split, yaitu PT. Bank Mandiri, PT. Unilever, PT. HM Sampoerna, dan
masih banyak lagi. Sebagai contoh jika perusahaan melakukan stock split 1:2 (1 split jadi 2
atau stock split dengan rasio 1 banding 2) maka dari kejadian tersebut mengakibatkan:
1. Jumlah saham beredar meningkat 2 kali lipat
2. Harga saham (nilai nominal) mengecil 2 kali
3. Total nilai saham (nilai nominal) adalah tetap
Contoh kasus:
Jika suatu perusahaan menerapkan stock split 1:5 artinya harga saham dibagi menjadi lima.
Contohnya dari nominal awal per lembar sahamnya sebesar Rp. 10.000 setelah dilakukan
stock split maka berubah menjadi sebesar Rp. 2.000. Dari contoh kasus tersebut
menggambarkan bahwa meskipun harga saham setelah stock split menjadi lebih kecil,
namun jumlah lot saham menjadi 5 kali lebih besar.
Oleh karena itu, jika perusahaan menerapkan stock split dapat memberikan
keuntungan baik bagi emiten maupun investor. Keuntungan bagi investor adalah harga
saham yang semakin terjangkau dan porsi kepemilikan saham menjadi lebih banyak.
Sedangkan keuntungan bagi emiten adaah menjadikan suatu saham lebih aktif dan
frekuensi transaksi yang dilakukan menjadi meningkat. Dengan saham yang lebih aktif
sebagian pelaku pasar menyukai hal ini karena dapat lebih mudah untuk menjual atau
membeli saham tersebut. Namun ada juga kerugian bagi investor dan emiten. Kerugian bagi
investor ialah jumlah dividend yield yang diterima lebih kecil, sedangkan bagi emiten
kerugiannya adalah tidak menjamin 100% dilirik oleh investor karena tergantung lagi pada
kinerja perusahaannya
2.14 Nilai buku per lembar saham dan cara menghitungnya

Dalam definisnya nilai buku per lembar saham (Price to book value) merupakan
perbandingan antara harga saham di pasar dengan nilai buku perusahaan tersebut. Fungsi
dari perhitungan ini untuk membandingkan nilai pasar per saham sebuah perusahaan. Jika
niai PBV perusahaan lebih tinggi dari nilai pasar per sahamnya maka dikatakan
“Undervalued” artinya murah. Namun apabila PBV perusahaan lebih rendah dari nilai pasar
per sahamnya maka dikatakan “Overvalued” artinya mahal.
Nilai buku per lembar saham prioritas adalah bagian modal saham prioritas dibagi
dengan jumlah lembar saham prioritas yang beredar. Sementara, nilai buku per lembar
saham biasa adalah bagian modal saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa
yang beredar. Dalam menghitung PBV maka langkah awal yang harus dilakukan adalah
menemukan book value terlebih dahulu setelah itu dapat dibagi dengan total saham beredar,
investor juga harus menguranginya dengan ekuitas pemegang saham preferen dari total
saham perusahaan. Book value diperoleh dari hasil pembagian jumlah total ekuitas dengan
jumlah total saham yang beredar. Adapun bila saham yang beredar itu terdiri dari saham
biasa dan saham preferen maka terlebih dahulu dihitung bagian modal saham preferen. Sisa
dari modal ini akan menjadi bagian saham biasa. Namun dalam hal ini seorang investor
harus memperhatikan berbagai aspek, yaitu:
1. Hak dividen: termasuk hak dari pemegang saham preferen yaitu laba ditahan
berdasarkan perjanian dividen
2. Nilai likuidasi: hasil pembayaran yang diberikan perusahaan ke investor saat
perusahaan mengalami likuidasi
Contoh kasus:
Sebuah perusahaan mempunyai tujuan ekspor produknya dengan jumlah asset senilai Rp.
800 juta dan memiliki utang senilai Rp. 100 juta. Perusahaan ini wtelah mengedarkan
sahamnya kepada public sejumlah 2 juta lembar, sementara harga saham di bursa mencapai
Rp. 600/lembar. Hitung nilai PBV?
Jawab:
Rumus:
PBV= Jumlah Total Equitas/ Total Saham yang Beredar
= Rp. 800 juta – Rp. 100 juta/ 2 juta lembar
= 350 (undervalued)
Dikatakan undervalued karena nilai PBV dibawah harga saham di bursa sehingga dapat
dikatakan PBV perusahaan tersebut murah
Oleh karena itu, nilai PBV berguna dalam menghitung nilai uang yang diberikan
kepada investor jika sebuah perusahaan terjadi likuidasi atau dapat juga berguna sebagai
nilai uang yang bisa diperoleh investor jika seluruh asset perusahaan dijual senilai nilai
buku. Namun dalam perhitungan PBV tersebut mempunyai kelemahan ialah rasio ini tidak
memberikan informasi jelas kepada investr sehingga investor harus membuat perbandingan
nilai PBV dengan harga pasar saham jika ingin mengetahui pengaruhnya. Selain itu
investor harus mengkombinasikan PBV dengan rasio lain untuk mencari nilai intrinsic
sebuah saham secara akurat dan perhitungan PBV tersebut hanya mengukur situasi
keuangan perusahaan sekarang (tidak memberikan estimasi pertumbuhan perusahaan di
masa yang akan datang).
2.15 Earning Per Share (EPS)
Earning per share (EPS) atau laba per saham merupakan rasio keuangan yang
mengukur jumlah laba bersih yang diperoleh per lembar saham yang beredar. EPS ini juga
menggambarkan jumlah uang yang akan diterima oleh para pemegang saham atas setiap
lembar saham yang dimilikinya saat pembagian keuntungan saham yang beredar di akhir
tahun.
Laba per lembar saham menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan. Semakin banyak jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi tingkat laba
per lembarnya. Hal ini dikarenakan keuantungan perusahaan akan dibagikan ke seluruh
lembar saham yang ditersbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Tinggi rendahnya
tingkat laba per lembar saham dipengaruhi oleh jumlah saham yang beredar. Namun,
prinsip umumnya semkain tinggi EPS maka semakin menguntungkan jika investor ingin
berinvestasi di perusahaan tersebut.
Earning per share dapat dihitung dengan cara mengurangi laba bersih dengan
dividen preferen kemudia membaginya dengan jumlah saham biasa yang beredar pada
akhir periode.
Contoh kasus:
Sebuah perusahaan ABC memiliki laba bersih sebesar Rp. 5 juta dan jumlah saham beredar
senilai 10 juta lembar saham. hitunglah EPS dari perusahaan tersebut!
Jawab:
Rumus:
EPS= Laba Bersih/ Jumlah Saham yang Beredar akhir periode
= Rp. 5 juta/ 10 juta lembar saham
=Rp. 500 per saham (perusahaan memiliki angka laba per saham sebesar Rp. 500 per
saham yang siap dibagikan kepada investor)
Perhitungan ini memerlukan data dari neraca dan laporan laba rugi dari sebuah
perusahaan. Tujuan perhitungan ini untuk menemukan jumlah saham biasa yang beredar
pada akhir periode, dividen yang dibayarkan untuk pemegang saham preferen (jika ada),
dan laba bersih. Earning per share ini tidak hanya dialokasikan kepada pemegang saham
biasa saja karena ada saham lain (saham preferen) yang diterbitkan oleh perusahaan yang
sama.
Informasi tentang nilai EPS suatu perusahaan menjadi indicator para investor dalam
membeli saham berkenaan dengan pilhan investasi yang tepat dan menguntungkan. EPS
penting karena dapat menyebabkan naiknnya harga saham perusahaan. Jika perusahaan
mampu menghasilkan tingkat laba yang tinggi per lembar sahamnya, artinya perusahaan
memiliki lebih banyak uang yang dapat diinvestasikan kembali dalam bisnis atau dibagikan
kepada para pemegang saham dalam bentuk pembayaran dividen
2.16 Price Earning Ratio (PER)
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lebih sering dipakai oleh kalangan
analis saham dan para praktisi. Dalam pendekatan (PER), investor akan menghitung berapa
kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Selain itu, PER
juga akan mencerminkan berapa rupiahkah yang harus dibayarkan investor saham untuk
memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Pendekatan ini juga mengukur resiko dan
menilai mahal murahnya saham berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih. Dengan kata lain, dengan pendekatan PER ini sebuah perusahaan dapat membuat
keputusan investasi yang tepat untuk mengukur apakah berinvestasi saham di perusahaan
tersebut bisa memberikan keuntungan jangka panjang atau tidak.
Price earning ratio yang tinggi mengindikasikan investor menghaapkan
pertumbuhan laba bersih yang tinggi dari perusahaan. PER yang tinggi pada saham dapat
diinterpretasikan sebagai saham yang mahal jika pada periode waktu mendatang perusahaa
tidak mampu meraih laba bersih yang lebih tinggi.
Contoh kasus:
Diketahui PT. A dan PT. B yang beroperasi dalam sector yang sama dan mempunyai harga
saham per lembar dan EPS yang berbeda-beda. PT. A mempunyai harga saham sebesar Rp.
60.000 dan EPS sebesar Rp. 4.000. Sedangkan PT. B mempunyai harga saham sebesar Rp.
2.200 dan EPS sebesar Rp. 100. Hitunglah PER kedua PT tersebut!
Jawab:
Rumus:
PER= Harga Saham/ Earning per Lembar Saham
PT. A:
= Rp. 60.000/ Rp. 4.000
= Rp. 15
PT. B:
= Rp. 2.200/ Rp. 100
=Rp. 22
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, PER PT. A lebih rendah daripada PT. B
Dengan mengetahui besarnya PER, seoorang investor dapat menentukan keputusan
investasi yang tepat dan lebih teliti lagi dalam mempertimbangkan emiten mana saja yang
memiiki potensi dalam memberikan keuntungan jangka panjang.
2.17 ROI dan ROE dan cara menghitungnya
Rasio ROI ini menunjukan hasil dari jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. ROI ini digunakan oleh seorang
investor yang ingin mengetahui potensi ROI dari suatu investasi sebelum memberikan dana
ke perusahaan. Adapun factor yang mempengaruhi ROI, yaitu:
1. Tingkat perputaran aktiva: perputaran kecepatan aktiva untuk kegiatan operasional
dalam suatu periode tertentu
2. Profit margin: besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam bentuk
persentase dan jumlah penjualan bersih.
Manfaat dari perhitungan ROI ini dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang
bekerja, efisiensi produksi, dan efisiensi bagian penjualan. Maka analisis ROI ini dapat
dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain
pada sector yang sama. Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas
dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Namun, perhitungan ini juga
mempunyai kelemahannya yaitu sulit dalam membandingkan ROI suatu perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis. Hal ini dikarenakan terkadang praktik akuntansi yang
digunakan setiap perusahaan berbeda-beda da kelemahan lainnya terletak pada adanya
fluktuasi nilai dari uang.
Contoh kasus:
Jika investasi sebesar Rp. 10.000.000 menghaslikan penjualan sebesar Rp. 15.000.000,
berarti diperoleh laba sebesar Rp. 5.000.000. secara sederhana perhitungan ROI ialah:
ROI = (Pendapatan Investasi-Biaya Investasi) / Biaya Investasi x 100%
= (Rp. 15.000.000 – Rp. 10.000.000) / Rp. 10.000.000 x 100%
= Rp. 5.000.000 / Rp. 10.000.000 x 100%
= 0,5 x 100%
=50%
Analisis ROE adalah jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas dan
dinyatakan dalam bentuk persen. ROE digunakan untuk mengukur kemampuan suatu badan
usaha dalam menghasilkan laba dengan bermodalkan ekuitas yang sudah diinvestasikan
pemegang saham. ROE sangat menarik bagi pemegang ataupun calon pemegang saham dan
juga bagi manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indicator penting dari
shareholders value creation, artinya semakin tinggi rasio ROE semakin tinggi pula nilai
perusahaan. Hal ini tentunya merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut. Pada dasarnnya ada dua factor yang memengaruhi tingkat
ROE, yaitu:
1. Laba bersih (net income): penghasilan bersih seringkali digunakan sebagai ukuran
kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lin seperti ROE
2. Ekuitas (equity): jumlah modal yang menggambarkan hak kepemilikan seseorang
atas asset perusahaan
Contoh kasus:
Pada tahun 2017 lalu, ekuitas rata-rata para pemegang saham perusahaan PT. Maju sebesar
Rp. 625.000.000 dengan laba bersih ssebesar Rp. 1.000.000.000. Maka berapa nilai ROE
dari perhitungan diatas?
ROE= Laba Bersih setelah pajak / ekuitas
= Rp. 1.000.000.000 / Rp. 625.000.000
= Rp. 1,6 atau 160%
Hasil perhitungan ROE mendekati 1 menunjukkan semakin efektif dan efisien
penggunaan ekuitas perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, sebaliknya jika ROE
mendekati 0 berarti perusahaan tidak mampu mengelola modal yang tersedia secara efisien
untuk menghasilkan pendapatan.
Adapun kelemahan dan kelebihan dari perhitungan ROE. Kelebihan dari
perhitungan ROE, yaitu rumusnya lebih sederhana, menggambarkan laba secara riil, dan
bisa dijadikan tolak ukur evaluasi kinerja. Namun, kelemahan dari perhitungan ROE ialah
berpotensi mengurangi motivasi perusahaan,kurang mempertimbangkan depresiasi modal,
dan terkadang tidak sesuai bagi perusahaan yang baru berdiri.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bagi investor, sebagai pelaku pasar modal dengan kondisi sekarang ini haruslah bisa
memilih dan menganalisis informasi-informasi yang ada dan harus relevan serta jelas fakta
dan keberadaannya untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan
sebelum berinvestasi.
Selain memantau pergerakan harga saham dan volume perdagangan saham ketika
berinvestasi juga perlu memperhatikan faktor internal seperti kinerja perusahaan dan faktor
eksternal seperti faktor ekonomi, politik, dan kondisi pasar.
Bagi masyarakat yang ingin mulai berinvestasi haruslah terlebih dahulu melihat dan
mempelajari kondisi pasar modal sehingga dapat menjalankan investasi dengan baik tanpa
terkendala.
3.2 Saran
Investor sebaiknya memilih dengan bijak saham-saham yang akan diinvestasikan
dengan mempertimbangkan risiko yang dapat terjadi, sehingga tetap akan memperoleh
return ketika sedang terjadi suatu peristiwa yang mempengaruhi pasar.
Investor diharapkan untuk terus mengamati informasi yang tersedia apabila sedang
terjadi suatu peristiwa yang mengindikasikan adanya pengaruh terhadap pasar modal agar
dapat mempersiapkan langkah untuk menghadapi peristiwa tersebut.Perusahaan sebaiknya
dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi para investor baru sehingga dapat
membantu dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto & Sumarto, A. (2017). Manajemen Investasi Kiat-Kiat Sukses Berinvestasi


Saham Panduan Praktis bagi Pemula (1 st ed). Jakarta: Mitra Wacana Media
Samsul & Mohamad. (2006). Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Tersedia dari Google Books
Fabozzi & Frank J. (2000). Manajemen Investasi Buku 2 (1 st ed). Jakarta: Salemba Empat.
Tersedia dari Google Books
Fakhruddin & Hadianto. (2001). 12 Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Indonesia.
Tersedia dari Google Books
Khairi, R. (2014). Penilaian Harga Wajar Saham Dengan Relative Valuation Techniques
PT. Bank Mandiri, Tbk Dan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk, 4-96. Diakses pada 6
Oktober 2022, dari Universitas Sumatera Utara
Samrotun, Y. (2015). Kebijakan Dividend Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jurnal Paradigm, 95-100. Diakses pada 6 oktober 2022, Universitas Islam Batik Surakarta
Aleksander, N & Destriana, N. (2013). Pengarruh Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 123-132. Diakses pada 7 oktober 2022, STIE Trisakti
Puspitaningtyas, Z. (2013). Perilaku Investor Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Di
Pasar Modal, 2-20. Diakses pada 6 oktober 2022 dari Universitas Jember
Yusuf, M. (2022). Simak! Ini Penyebab Naik Turun Harga Saham Yang Tidak Anda
Sadari. Diakses pada 7 Oktober 2022, dari https://www.idxchannel.com/market-
news/simak-ini-penyebab-naik-turun-harga-saham-yang-tidak-anda-sadari/all
Natalia, A. (2022). Apa Saja Sih Keuntungan Investasi Saham? Ini Jawabannya. Diakses
pada 7 Oktober 2022, dari https://ajaib.co.id/apa-saja-sih-keuntungan-berinvestasi-saham-
ini-jawabannya/
Siahaan, S. (2022). 10 Manfaat Investasi Yang Akan Membuat Hidupmu Lebih Baik.
Diakses pada 7 oktober 2022, dari https://www.tokopedia.com/blog/fin-manfaat-
keuntungan-investasi/
Awal, S. (2022). Ini Dia 11 Sektor Saham Di Bursa Efek Indonesia Dan Contohnya.
Diakses pada 7 oktober 2022, dari https://www.tokopedia.com/blog/fin-manfaat-
keuntungan-investasi/
Rafinska, K. (2020). Agio Saham: Definisi Dan Contoh Penerapannya Pada Perushaan.
Diakses pada 7 oktober 2022, dari https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/agio-saham
Ibnu. (2021). Initial Public Pffering (IPO) Adalah: Proses Dan Alasan Perusahaan
Memilih IPO. Diakses pada 7 oktober 2022, dari https://accurate.id/bisnis-ukm/ipo-adalah/
Natalia, A. (2022). 6 Rumus Harga Saham Ini Bisa Jadi Acuan Sebelum Berinvestasi.
Diakses pada 6 Oktober 2022, dari https://ajaib.co.id/rumus-harga-saham-ini-bisa-jadi-
acuan-sebelum-berinvestasi/
Contributor. (2021). Saham Preferen Dan Perbedaaannya Dengan Saham Biasa. Diakses
pada 6 Oktober 2022, dari https://duniafintech.com/saham-preferen/
Gibran, D. (2022). Istimewa! Apa Yang Dimaksud Dengan Saham Preferen?. Diakses pada
6 Oktober 2022, dari https://www.investasiku.id/eduvest/saham/saham-preferen-adalah/)
Redaksi OCBC NISP. (2021). 14 Jenis Saham Dan Contohnya Yang Wajib Diketahui
Pemula. Diakses pada 6 oktober 2022, dari
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/04/20/jenis-jenis-saham
Team money+. (2022). Pengertian Imbal Hasil: Arti, Rumus, Dan Cara Menghitungnya.
Dikases pada 6 oktober 2022, dari https://blog.amartha.com/pengertian-imbal-hasil-arti-
rumus-dan-cara-menghitungnya/
Hadijah, S. (2022). 10 Pelaku Pasar Modal Dan Tugas Masing-Masing. Diakses pada 6
oktober 2022, dari https://www.cermati.com/artikel/10-pelaku-pasar-modal-dan-tugas-
masing-masing
Umam. (2021). Apa itu dividen: pengertian, jenis-je is, dan prosedur pembayaran. Diakses
pada 6 Oktober 2022, dari https://www.gramedia.com/literasi/dividen/#B_Jenis-
Jenis_Dividen
Hadijah, S. (2021). Price Earning Ratio: Pengertian, Cara Menghitungnya. Diakses pada 6
oktober 2022, dari https://www.jurnal.id/id/blog/cara-menghitung-pengembalian-ekuitas/
Nasrudin, A. (2022). Cara Menghitung Nilai Buku Per Saham. diakses pada 6 oktober
2022, dari https://cerdasco.com/nilai-buku-per-saham/

Anda mungkin juga menyukai