Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

REKSA DANA DAN PERUSAHAAN INVESTASI LAINNYA

Dosen Pengampu: Arif Pratama Marpaung., S.E., M.M

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Ade Tria Febyanti (2205170270P)
Feby Fauziah Putri (2105170222P)
Fania Iftitah Haryadi (2105170236P)
Intan Nuraini Kaban (2105170217P)
Iftitah Sokya (2205170252P)
Riska Mastura (2105170029)
Rafika Arthamevia (2205170262P)
Shabira Trianandari Nst (2205170260P)
Safila Syahrini (2105170240P )
Sindi Nadia (2205170264P)
Uswatun Hafina Nst (2105170216P)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb

Puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala, karena atas
segala rahmat-Nya yang telah memberikan kemudahan langkah, kesehatan
kesempatan waktu, kesiapan lahir dan batin. Shalawat serta salam penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam yang telah
membawa risalahnya kepada seluruh umat manusia dan menjadi suri teladan bagi
kita semua. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arif
Pratama Marpaung., SE., M.M selaku dosen pengampu yang telah membimbing
penulis untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “REKSA DANA DAN
PERUSAHAAN INVESTASI LAINNYA” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Teori Portofolio & Investasi. Isi makalah ilmiah ini banyak
kekurangannya, penyusun mengharapkan saran dan kritik membangun dari
pembaca.

Wassalamualaikum,Wr.Wb

Medan, 17 April 2023


Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................1
1.3 Tujuan & Manfaat............................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................3
2.1 Perusahaan Investasi........................................................3
2.2 Jenis-jenis Perusahaan Investasi......................................3
2.3 Reksa Dana......................................................................7
2.4 Biaya Investasi Pada Reksa Dana....................................18
2.4.1 Biaya yang ditanggung Reksa Dana......................18
2.4.2 Biaya yang Ditanggung Manajer Investasi............19
2.4.3 Biaya yang Dibayar oleh Investor..........................20
2.4.4 Biaya dan Imbal hasil reksa dana...........................21
2.5 Pajak Atas Penghasilan Reksa Dana...........................23
2.6 Exchange-Traded Funds...............................................25
2.6.1 Definisi Exchange Traded Funds (ETF)................25
2.6.2 Perbedaan Exchange Traded Funds (ETF) dengan
Reksa Dana.............................................................27
2.6.3 Keunggulan dan Kelemahan Exchange Traded
Funds (ETF)..........................................................28
2.7 Kinerja Investasi Reksa Dana..........................................30
2.8 Informasi Mengenai Reksa Dana.....................................32
BAB III PENUTUP..............................................................................36
3.1 Simpulan..........................................................................36
3.2 Saran................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................39

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permodalan menjadi suatu kebutuhan utama dalam dunia usaha, kian hari
modal yang diperlukan semakin meningkat. Dilihat dari adanya penambahan
volume permintaan permodalan ini menunjukkan semakin meningkatnya
kebutuhan dalam aktivitas produksi dan konsumsi. Sehingga untuk mempermudah
produsen dan masyarakat memperoleh modal, maka pemerintah bersama lembaga
ekonomi lainnya membentuk aktivitas pasar modal.

Pengalokasian modal kepada pihak lain itu bisa disalurkan pada orang
perorang yang bersifat individual atau disalurkan kepada lembaga atau badan
usaha. Badan usaha yang dijadikan tempat investasi itu dapat berupa lembaga
ekonomi maupun keuangan. Lembaga keuangan itu sendiri bisa berupa lembaga
keuangan yang menyelenggarakan kegiatan perbankan atau kegiatan non
perbankan. Sedangkan reksadana itu sendiri dapat dikategorikan lembaga keuangn
non perbankan yang bisa dijadikan sebagai tempat investasi bagi para pemilik
modal.

Perkembangan pasar modal di Indonesia sekarang telah memungkinkan


pendiversifikasian yang lebih berkombinasi dan ditambah dengan berkembangnya
Reksa dana di Indonesia, kita juga dapat melihat bahwa para individu pun dapat
melakukan investasi dalam bentuk portofolio.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalahnya :

1. Apakah yang dimaksud dengan Perusahaan Investasi?

2. Apa sajakah Jenis-Jenis Perusahaan Investasi?

3. Apakah yang dimaksud dengan Reksa Dana?

4. Apa sajakah Biaya Investasi pada Reksadana?

5. Bagaimanakah Pajak atas Penghasilan Reksa Dana?

1
6. Bagaimanakah Exchange-Traded Funds pada Reksa Dana?

7. Bagaimanakah Kinerja Investasi Reksa Dana?

1.3 Tujuan & Manfaat

1. Untuk mengetahui pengertian Perusahaan Investasi.

2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Perusahaan Investasi.

3. Untuk mengetahui pengertian Reksa Dana.

4. Untuk mengetahui Biaya Investasi pada Reksadana.

5. Untuk mengetahui Pajak atas Penghasilan Reksa Dana.

6. Untuk mengetahui Exchange-Traded Funds pada Reksa Dana.

7. Untuk mengetahui Kinerja Investasi Reksa Dana.

7.1

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perusahaan Investasi

Perusahaan investasi (Investment Company) merupakan perusahaan


perantara keuangan yang mengumpulkan dana dari para investor perorangan dan
menginvestasikan dana ke banyak efek atau aset lainnya. Berikut ini beberapa
fungsi yang penting untuk investor.

1) Penyimpanan informasi dan administrasi

2) Diversifikasi dan pembagian

3) Pengelolaan yang profesional

4) Biaya transaksi yang lebih rendah

Seluruh perusahaan investasi mengumpulkan aset dari para investor


perorangan dan membagi klaim atas aset tersebut di antara investor. Investor
membeli unit penyertaan di perusahaan investasi dan kepemilikan dibagi secara
proporsional dari jumlah unit penyertaan yang dibeli. Nilai dari setiap unit
penyertaan disebut dengan nilai aset bersih (Net Asset Value). Rumusnya:

( Nilai pasar aset−Liabilitas)


Nilai Aset Bersih=
Jumlahunit penyertaan yang beredar

2.2 Jenis-jenis Perusahaan Investasi

Perusahaan investasi biasanya bekerja sama dengan third party


distribution untuk menjual reksa dana. Third party distribution adalah institusi
atau badan hukum yang menjual atau mendistribusikan reksa dana ke investor
untuk pendanaan manajemen perusahaan. Di Indonesia, ada 3 jenis utama
perusahaan investasi yang dapat digunakan oleh masyarakat.

2.2.1 Unit Investment Trust (UIT)

Unit Investment Trust merupakan jenis perusahaan investasi yang


dikelola oleh bank atau manajer investasi independen. UIT merupakan
himpunan dana yang diinvestasikan dalam portofolio tetap dan

3
dinvestasikan dalam berbagai jenis instrumen keuangan seperti saham,
obligasi, hingga pasar uang. Untuk membentuk UIT, sponsor biasanya
berupa perusahaan pialang, membeli sebuah portofolio sekuritas dan
disimpant dalam trust lalu dijual ke masyarakat lalu dapat ditebus oleh
sertifikat perwalian. Jangka waktu UIT biasanya tergantung pada investasi
tertentu dan investor tidak boleh membeli atau menjual investasi tersebut
selama jangka waktu berjalan kaerena UIT tidak dikelola secara aktif oleh
manajer investasi. namun portofolio tersebut dibuat sejak awal
pembentukan trust. Kemudian, portofolio tersebut akan dikelola secara
pasif sesuai dengan tujuan investasi yang telah ditetapkan pada saat
pembelian pertama. Keuntungan yang diterima investor pada perusahaan
IUT ini berupa dividen dan capital appreciation.

2.2.2 Perusahaan Investasi Terkelola

Terdapat dua jenis perusahaan investasi terkelola, yaitu terbuka


(open-end) dan tertutup. Dalam kedua jenis tersebut, dewan komisaris
yang dipilih oleh para pemegang saham akan mempekerjakan perusahaan
pengelola untuk mengelola portofolio dan memperoleh pembayaran
tahunan yang umumnya berkisar dari 0,2 persen sampai 1,5 persen dari
nilai aset yang dikelola. Dalam banyak contoh, perusahaan pengelola
adalah perusahaan yang diorganisasikan oleh perusahaan investasi.
Misalnya, Fidelity Management and Research Corporation memiliki reksa
dana Fidelity dan bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio. Dalam
contoh yang lain, reksa dana akan mempekerjakan manajer portofolio di
luar reksa dana. Misalnya, Vanguard telah mempekerjakan Wellington
Management sebagai penasihat investasi untuk Wellington Fund. Sebagian
besar perusahaan pengelola memiliki kontrak untuk mengelola beberapa
reksa dana.

 Reksa dana terbuka (open-end funds) adalah jenis perusahaan investasi


yang dapat terus-menerus mengeluarkan saham baru dan menerima
tambahan dana dari investor. Jenis perusahaan yang satu ini juga dikenal
sebagai perusahaan reksa dana atau mutual fund.

4
Saham dari perusahaan investasi ini juga diperdagangkan di bursa saham
dan harganya ditentukan oleh nilai aset bersih per saham. Open–end
Investment memungkinkan investor untuk membeli dan menjual saham
sesuai keinginan mereka dan dapat memiliki portofolio investasi yang
lebih likuid.

Salah satu ciri khas dari reksa dana adalah jumlah unit penyertaan
tidak terbatas, sehingga Open–end Investment dapat memperluas jumlah
unit penyertaannya melalui penjualan tambahan.

Dalam jenis perusahaan ini, investor dapat membeli unit penyertaan


pada harga NAB saat itu, dan nilai unit penyertaan dihitung setiap hari
berdasarkan pergerakan nilai aset yang dimiliki.

 Reksa dana tertutup (close-end investment) adalah jenis perusahaan


investasi yang memiliki jumlah saham terbatas dan tidak dapat
memperoleh tambahan dana dari investor. Saham dari perusahaan investasi
ini diperdagangkan di bursa saham ketika melakukan IPO dan harganya
ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar.

Close–end Investment biasanya memiliki jangka waktu investasi yang


panjang dan berfokus pada instrumen keuangan tertentu atau sektor
industri tertentu. Jenis perusahaan ini biasanya dikelola oleh manajer
investasi profesional yang bertanggung jawab untuk memilih portofolio
investasi yang cocok dan menghasilkan keuntungan bagi para investor.

Salah satu ciri khas dari Close–end Investment adalah nilai sahamnya
tidak selalu sama dengan nilai aset bersih per sahamnya. Dalam beberapa
kasus, saham dari jenis perusahaan investasi ini dapat diperdagangkan
dengan harga di atas atau di bawah nilai aset bersih per saham.

Hal ini terjadi karena Close–end Investment diperdagangkan pada bursa


saham dengan harga yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran
pasar.

5
2.2.3 Perusahaan Investasi Lainnya

Beberapa perantara tidak diorganisasi secara formal atau diatur sebagai


perusahaan investasi, tetapi menjalankan fungsi yang mirip. Di antaranya
yang paling penting adalah commingled funds, real estate investment trust,
dan dana lindung nilai (hedge fund).

 Commingled funds adalah persekutuan dari beberapa investor yang


menggabungkan dana. Perusahaan pengelola yang mengorganisasikan
persekutuan, misalnya sebuah bank atau perusahaan asuransi, mengelola
dana dengan membebankan biaya pengelolaan. Mitra dalam commingled
funds dapat berupa dana perwalian atau dana pensiun yang memiliki
portofolio yang jauh lebih besar dari portofolio yang dimiliki oleh
sebagian besar investor, tetapi masih terlalu kecil untuk dikelola secara
terpisah.

 Real Estate Investment Trust (REITs) mirip dengan reksa dana tertutup.
REITs berinvestasi dalam real estate atau pinjaman yang dijamin dengan
real estate. Selain menerbitkan unit pernyataan, REITs mengumpulkan
modal dengan meminjam dari bank dan menerbitkan obligasi atau hipotik.
Sebagai besar REITs memiliki tingkat utang yang tinggi dengan rasio
utang yang umum adalah 70%.

Terdapat dua jenis REITs yaitu, Equity trusts berinvestasi dalam real
estat secara langsung, sedangkan mortgage trust berinvestasi utamanya
dalam hipotek dan pinjaman kontruksi. REITs biasanya didirikan oleh
bank, perusahaan asuransi, atau perusahaan hipotek, yang kemudian
bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh bayaran.

 Dana Lindung Nilai (hedge funds) adalah sarana yang memperkenankan


para investor untuk mengumpulkan aset untuk dinvestasikan oleh fund
manager. Tidak seperti reksa dana, dana lindung nilai biasanya berbentuk
sebagai persekutuan tertutup sehingga tidak menjadi subjek atas peraturan
SEC. Dana lindung nilai umumnya terbuka hanya untuk investor yang kaya
raya dan investor institusi. Banyak dana lindung nilai mengharuskan
investornya untuk menyetujui "lock-ups" awal, yaitu periode di mana

6
investor tidak dapat menarik investasinya yang umumnya berlangsung
selama beberapa tahun. Lock-ups memungkinkan dana lindung nilai untuk
berinvestasi dalam aset yang tidak likuid tanpa terdapat kekhawatiran untuk
memenuhi permintaan penarikan dana investasi. Kemudian, karena dana
lindung nilai memiliki peraturan yang lebih ringan, pengelolanya dapat
mengejar strategi investasi yang lain yang tidak diperbolehkan untuk
pengelola reksa dana, misalnya penggunaan efek derivatif dalam jumlah
yang sangat besar, short sales, dan leverage.

2.3 Reksa Dana

Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat (investor)


yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi, untuk
kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga dalam portofolio efek
(gabungan beberapa efek) seperti: saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Manajer Investasi yang akan mengatur porsi penempatan dana kita pada pasar
uang, saham atau surat utang dan mereka pula yang akan menentukan komposisi
saham apa yang dibeli.

Bentuk hukum Reksa dana dapat berupa perseroan atau berupa Kontrak
Investasi Kolektif (KIK). Selain itu reksa dana juga dapat dikategorikan menjadi
dua, yaitu reksa dana tertutup dan reksa dana terbuka. Reksa dana terbuka adalah
reksa dana yang dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu setiap hari bursa.
Sedangkan reksa dana tertutup adalah reksa dana yang mana pemegang saham
atau pemegang unit penyertaan tidak dapat menjual kembali saham atau unit
penyertaannya kepada Manajer investasi. Penjualan Kembali dilakukan melalui
mekanisme perdagangan di Bursa Efek.

Reksa dana adalah nama yang umum untuk perusahaan reksa dana
terbuka. Reksa dana terbuka adalah perusahaan investasi yang dominan di
Amerika Serikat saat ini, memiliki sekitar 90% dari aset perusahaan investasi.
Aset kelolaan pada industri reksa dana Amerika Serikat hampir mencapai $12
triliun di awal 2011. Sekitar $11 triliun lainnya di investasikan di reksa dana yang
disponsori oleh perusahaan di luar Amerika Serikat. Begitu pun saat ini, reksa

7
dana yang paling banyak berkembang di Indonesia adalah reksa dana berbentuk
hukum Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dan bersifat Terbuka.

2.3.1 Kebijakan Investasi dari Reksa Dana

Setiap reksa dana memiliki kebijakan investasinya masing-masing yang


dijelaskan di dalam prospektus reksa dana. Prospektus reksa dana adalah
dokumen yang berisi informasi detail mengenai sebuah produk reksa dana,
mulai dari pembentukan reksa dana hingga keterangan mengenai
penyebarluasan prospektus dan formulir pembelian unit penyertaan reksa dana
serta pembubaran atau likuidasi reksa dana. Sebagai contoh, reksa dana pasar
uang memiliki instrumen pasar uang jangka pendek yang rendah risiko,
sedangkan reksa dana obligasi memiliki efek pendapatan tetap. Beberapa reksa
dana bahkan memiliki amanah yang didefenisikan secara sempit. Misalnya,
beberapa reksa dana obligasi lebih mengutamakan kepemilikan obligasi
pemerintah, reksa dana lainnya lebih mengutamakan kepemilikan atas efek
beragun hipotek.

Perusahaan pengelola mengelola sekumpulan reksa dana. Perusahaan


tersebut mengatur sekumpulan reksa dana dan kemudian mengumpulkan biaya
manajemen untuk pengelolaan reksa dana. Dengan mengelola sekumpulan
reksa dana di bawah satu payung, perusahaan pengelola memudahkan investor
untuk mengalokasikan aset di berbagai sektor pasar dan untuk memindahkan
aset di berbagai reksa dana saat tetap memperoleh keuntungan dari administrasi
dokumen yang terpusat. Beberapa perusahaan pengelola reksa dana yang
terkenal adalah Fidelity, Vanguard, Putnam, dan Dreyfus. Sedangkan
perusahaan pengelola reksa dana di indonesia terdapat Manulife Aset
Manajemen Indonesia, Schroder Investment Management Indonesia, Batavia
Prosperindo AM, BNI AM, BNP Paribas AM, dan lainnya. Setiap perusahaan
pengelola menawarkan sejumlah reksa dana terbuka dengan kebijakan investasi
yang berbeda-beda. Di awal 2011, terdapat lebih dari 8.000 reksa dana di
Amerika Serikat yang ditawarkan oleh 669 perusahaan pengelola reksa dana.

8
2.3.2 Jenis-Jenis Produk dari Reksa Dana

Terdapat jenis-jenis reksa dana sebagai produk investasi, yaitu:

1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)

Reksadana pasar uang adalah sebuah jenis reksadana yang seluruh (100%)
alokasi dananya ditempatkan pada instrumen pasar uang, deposito berjangka,
atau obligasi yang diterbitkan dengan jangka waktu 1 tahun atau obligasi yang
sisa jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Reksa dana pasar uang berinvestasi
dalam efek pasar uang seperti obligasi misalnya deposito berjangka, sertifikat
deposito (negotiable certificates of deposit), REPO (repurchase agreement),
surat berharga pasar uang, surat pengakuan utang, Sertifikat Bank Indonesia
(SBI),Surat Utang Negara (SUN), surat berharga komersial (commercial
paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek, dan
instrumen pasar uang lainnya.

Rata-rata waktu jatuh tempo dari efek-efek tersebut hanya sedikit lebih
lama dari satu bulan. Reksa dana pasar uang menawarkan fitur penulisan-cek,
dan nilai aset bersih tetap sebesar US$1 per unit penyertaan, sehingga tidak
ada implikasi pajak atas keuntungan atau kerugian modal yang terkait dengan
penjualan kembali unit penyertaan karena reksa dana bukan merupakan objek
pajak. Nilai aset bersih per unit penyertaan (NAB per UP) atau harga
reksadana yakni harga awal reksadana tersebut. Jika reksadana rupiah selalu
dimulai dari Rp1.000, maka reksadana dolar AS selalu dimulai dari US $1.

2. Reksa Dana Ekuitas (Equity Funds)

Reksa dana ekuitas adalah jenis reksa dana yang menginvestasikan


sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
Investasi utama dari reksa dana ekuitas investasi adalah saham, meskipun
dapat saja berbeda tergantung kebijaksanaan manajer pengelola reksa dana
memiliki efek pendapatan tetap atau jenis efek lainnya. Reksa dana ekuitas
umumnya akan memiliki 4% dan 5% dari total asetnya dalam efek pasar uang
untuk memberikan likuiditas yang diperlukan untuk memenuhi adanya potensi
penjualan kembali unit penyertaan reksa dana.

9
Reksa dana saham biasanya dikelompokkan berdasarkan peningkatan
modal atau pendapatan terkini. Oleh karena itu, reksa dana saham pendapatan
cenderung memiliki saham-saham dari perusahaan dengan dividend yield yang
tinggi yang memberikan pendapatan terkini. Reksa dana saham pertumbuhan
tidak memperoleh pendapatan terkini dengan memusatkan perhatian pada
prospek perolehan keuntungan modal. Sementara pengelompokan reksa dana
saham dinyatakan dalam istilah pendapatan terkini dan keuntungan modal, hal
ini tidak berarti apapun karena dalam praktiknya perbedaan yang lebih relevan
adalah tingkat risiko yang ditanggung oleh setiap reksa dana saham. Saham
pertumbuhan atau sering disebut reksa dana pertumbuhan biasanya lebih
berisiko dan merespons secara dramatis atas perubahan dalam kondisi
ekonomi dibandingkan dengan reksa dana saham pendapatan. Tujuannya
untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya
relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap,
namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.

3. Reksa Dana Sektor Khusus (Sector Funds)


Terdapat beberapa reksa dana ekuitas yang disebut juga dengan reksa dana
sektor khusus dimana reksa dana ini berkonsentrasi pada sebuah industri
tertentu. Sebagai contoh, perusahaan pengelola reksa dana Fidelity
memasarkan lusinan dari "reksa dana terpilih” dan setiap reksa dana tersebut
berinvestasi dalam industri tertentu seperti bioteknologi, utilitas, logam mulia,
atau telekomunikasi. Reksa dana lainnya mengkhususkan pada efek-efek di
negara-negara tertentu.

4. Reksa Dana Obligasi (Bond Funds)


Reksa dana obligasi adalah reksa dana yang sebagian besar
menginvestasikan dananya pada obligasi, baik obligasi korporasi maupun
obligasi pemerintah. Seperti namanya, reksadana ini mengkhususkan diri
dalam sektor pendapatan tetap. Reksa Dana jenis ini tepat bagi investor yang
ingin memperoleh pendapatan yang relatif stabil serta menginginkan tingkat
pengembalian serta risiko yang moderat. Dalam sektor tersebut, terdapat

10
banyak ruang untuk melakukan pengkhususan lebih lanjut. Misalnya,
beberapa reksa dana akan berkonsentrasi pada obligasi perseroan, efek
beragun hipotik, atau obligasi daerah (bebas pajak), Obligasi Pemerintah atau
Treasury Bond (TB) yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah seperti
departemen keuangan atau bank sentral suatu negara. Adapun risikonya adalah
kecil karena ditanggung langsung oleh pemerintah atau negara. Beberapa
reksa dana obligasi Treasury hanya berinvestasi dalam obligasi dari negara
bagian tertentu atau kota untuk memenuhi keinginan investasi dari penduduk
negara bagian tersebut yang ingin menghindari pajak pemerintah pusat atas
pendapatan bunga. Banyak reksa dana obligasi juga mengkhususkan
berdasarkan waktu jatuh tempo yang berkisar dari jangka pendek ke jangka
menengah ke jangka panjang, atau berdasarkan risiko kredit dari penerbit
obligasi yang berkisar dari yang sangat aman sampai dengan obligasi
"sampah" yang memberikan yield yang tinggi. Yield atau imbal hasil
merupakan tingkat pengembalian investasi sebagai persentase dari jumlah
investasi awal.

5. Reksa dana Internasional (International Funds)

Reksa dana internasional adalah reksa dana yang fokus berinvestasi pada
sekuritas perusahaan asing yang terdaftar di pasar luar negeri. Banyak reksa
dana yang memiliki fokus internasional. Reksa dana global berinvestasi
dalam efek-efek di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat atau Indonesia.
Sebaliknya, reksa dana internasional berinvestasi dalam efek-efek dari
perusahaan yang berlokasi di luar Amerika Serikat atau luar negara asal.
Reksa dana regional berkonsentrasi pada bagian tertentu dari dunia, dan
reksa dana pasar berkembang berinvestasi dalam perusahaan-perusahaan di
negara berkembang. Secara struktural, reksa dana inetrnasional dapat
digambarkan sebagai reksa dana yang berinvestasi langsung di pasar global,
reksa dana yang menggunakan jalur pengumpan untuk berinvestasi pada reksa
dana global yang ada, dan reksa dana yang berinvestasi pada beberapa reksa
dana untuk mencapai eksposur internasional. Namun, fungsi dana ini tidak
berbeda dengan reksa dana domestik. Misalnya jika kita berinvestasi dalam

11
rupiah, maka akan dialokasikan unit dalam skema dana, dan NAB dana
tersedia untuk mengetahui bagaimana nasibnya.

Semua reksa dana internasional dikelola oleh perusahaan reksa dana dan
mengikuti peraturan yang ditetapkan. Namun, pengelolaan dana sehari-hari
sebagian besar dilakukan oleh skema dana di mana mereka terutama
berinvestasi. Bagi investor yang tertarik untuk mengetahui eksposur portofolio
dari skema dana, biasanya portofolio terperinci dibagikan setiap tiga bulan dan
terkadang hanya setengah tahunan, tidak seperti portofolio yang terperinci
setiap bulan dari skema dana domestik.

6. Reksa dana berimbang (Balance Funds)


Reksa dana berimbang merupakan campuran dari tipe investasi yang
berbeda dan dikombinasikan membentuk portofolio yang dapat memenuhi
kebutuhan pemilik reksa dana (shareholder). Ketika reksa dana saham dan
obligasi hanya diinvestasikan pada sekuritas yang sesuai dengan namanya
seperti reksa dana pasar uang yang diinvestasikan pada instrumen surat utang
jangka pendek dengan likuiditas tinggi yang diterbitkan hanya oleh entitas
yang paling kredibel terutama pemerintah, pusat, daerah, dan perusahaan
dengan rating tinggi maka Reksa Dana Berimbang mengambil manfaat dari
semua tipe investasi dan menggabungkannya ke dalam satu reksa dana.
Beberapa reksa dana dirancang untuk menjadi kandidat bagi seluruh
portofolio investasi investor perorangan. Reksa dana berimbang memiliki efek
ekuitas maupun efek pendapatan tetap dalam proporsi yang relatif stabil.
Reksa dana daur hidup (life cycle fund) adalah reksa dana berimbang dengan
bauran aset yang berkisar dari agresif (utamanya dipasarkan investor yang
lebih muda) sampai dengan yang konservatif (diarahkan ke investor yang
lebih tua). Reksa dana daur hidup alokasi statis menjaga bauran yang stabil
antara saham dan obligasi, sementara reksa dana yang menargetkan jatuh
tempo (targeted-maturity fund) secara perlahan-lahan menjadi lebih
konservatif seiring dengan pertambahan usia si investor. Reksa dana
berimbang banyak yang merupakan reksa dana dari reksa dana (fund of fund),
yaitu Reksa dana yang berinvestasi utamanya dalam unit penyertaan dari reksa

12
dana yang lain. Reksa dana dari reksa dana yang berimbang berinvestasi
dalam reksa dana ekuitas dan reksa dana obligasi dengan proporsi yang sesuai
dengan tujuan investasi. Reksa dana berimbang juga dapat disesuaikan untuk
memmenuhi kebutuhan perpajakan. Semua tipe investasi mempunyai
implikasi perpajakan, tapi kita bisa memilih reksa dana berimbang yang
mengkombinasikan sasaran investasi dan kebutuhan perpajakan.

7. Reksa dana fleksibel dan alokasi aset


Reksa dana ini mirip dengan reksa dana berimbang dalam hal keduanya
memiliki saham dan obligasi. Namun, reksa dana alokasi aset dapat berbeda
proporsi alokasinya untuk setiap pasar sesuai dengan perkiraan manajer
portofolio atas kinerja relatif dari setiap sektor. Oleh karena itu, reksa dana ini
melakukan strategi market timing dan tidak dirancang untuk sarana investasi
yang rendah risiko. Alokasi aset adalah strategi investasi dengan menentukan
porsi atau memberi bobot tertentu masing-masing instrumen investasi atau
aset terhadap portofolio untuk tujuan menyeimbangkan risiko dan imbal hasil
(return). Alokasi aset ini tidak hanya bergantung pada jenis produknya tetapi
juga pada kebijakan manajer investasi dalam mengelolanya. Maka
kemungkinan alokasi aset dari satu reksadana dapat berubah demi
memaksimalkan potensi imbal hasil dalam waktu tertentu.

8. Reksa dana indeks

Reksa Dana Indeks adalah reksa dana yang dikelola untuk mendapatkan
hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu
indeks obligasi maupun indeks saham. Reksa Dana Indeks mirip seperti Reksa
Dana Terbuka, yang dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu setiap hari bursa.
Reksa Dana Indeks ditujukan bagi Investor yang menginginkan transparansi
atas investasinya. Terkait manfaat, risiko, kewajiban, serta cara membeli
Reksa Dana Indeks relatif sama dengan produk atau jenis reksa dana lainnya.

Sebuah reksa dana indeks mencoba untuk menyamakan kinerja dari indeks
pasar yang luas. Reksa dana indeks membeli saham yang ada dalam indeks
tertentu dalam proporsi efek yang mewakili indeks tersebut. Misalnya,

13
Perusahaan pengelola Vanguard 500 reksadana indeks adalah reksadana yang
mereplikasi komposisi dari indeks harga saham Standard & Poor's 500.
Karena S&P 500 adalah indeks nilai tertimbang, maka reksadana Vanguard
500 membeli saham di setiap perusahaan dalam Indeks S&P 500 dalam
proporsi yang sesuai dengan nilai pasar dari saham perusahaan yang beredar.
Investasi dalam reksadana indeks merupakan cara yang berbiaya rendah untuk
investor kecil yang melaksanakan strategi investasi pasif yaitu berinvestasi
tanpa melakukan analisis efek. Hampir 25% dari aset yang di investasikan
dalam reksadana ekuitas adalah reksadana indeks. Reksadana indeks dapat
ditautkan dengan indeks non-ekuitas. Misalnya, perusahaan Vanguard
menawarkan reksadana indeks obligasi dan reksadana indeks real estate.

2.3.3 Bagaimana Reksa Dana Dijual

Reksa dana biasanya dipasarkan ke masyarakat baik secara langsung


oleh penjamin emisi reksa dana maupun secara tidak langsung melalui
perantara pedagang efek atas nama penjamin emisi. Reksa dana yang
dipasarkan secara langsung dijual melalui pos, beberapa kantor perwakilan
reksa dana, melalui telepon, dan yang terus berkembang adalah melalui
Internet. Investor menghubungi perusahaan pengelola reksa dana secara
langsung untuk membeli unit penyertaan. Misalnya, jika kita melihat halaman
keuangan dari sebuah surat kabar, kita akan menemukan beberapa iklan reksa
dana dengan nomor telepon bebas pulsa yang dapat dihubungi untuk
memperoleh prospektus dan aplikasi reksa dana untuk membuka sebuah
rekening. Sekitar setengah dari penjualan reksa dana saat ini didistribusikan
melalui tenaga penjual. Perantara pedagang efek atau penasihat keuangan
memperoleh komisi dari investor untuk penjualan unit penyertaan ke investor.

Investor yang bergantung pada nasihat yang diberikan oleh perantara


pedagang efek dalam memilih reksa dana harus mewaspadai bahwa perantara
pedagang efek tersebut mungkin memiliki benturan kepentingan terkait dengan
pemilihan reksa dana. Hal ini muncul dari sebuah praktik yang disebut dengan
pembagian pendapatan, di mana perusahaan pengelola reksa dana membayar

14
perusahaan perantara pedagang efek untuk perlakuan istimewa saat
memberikan rekomendasi investasi. Pembayaran dalam bentuk pembayaran
langsung, dihitung sebagai pembayaran satu kali berdasarkan penjualan unit
penyertaan reksa dana atau sebagai pembayaran berkelanjutan berdasarkan unit
penyertaan yang dimiliki oleh klien perusahaan perantara pedagang efek.

Banyak dari reksa dana yang dijual melalui "pasar swalayan keuangan"
yang dapat menjual unit penyertaan dalam reksa dana dari berbagai macam
variasi. Program ini memperkenankan pelanggan untuk membeli reksa dana
dari berbagai kelompok reksa dana. Pelanggan tidak dibebani komisi
penjualan, tetapi pasar swalayan keuangan berbagi biaya pengelolaan dengan
perusahaan pengelola reksa dana. Keuntungan lainnya adalah pengelolaan
dokumen tunggal untuk seluruh reksa dana yang dibeli dari pasar swalayan
keuangan, bahkan jika reksa dana tersebut ditawarkan oleh perusahaan-
perusahaan pengelola reksa dana yang berbeda. Di sisi lain, banyak yang
berpendapat bahwa pasar swalayan keuangan tersebut membuat rasio beban
yang lebih tinggi karena reksa dana membebankan biaya berpartisipasi dalam
program tersebut dalam bentuk biaya pengelolaan yang lebih tinggi.

2.3.4 Kelebihan Reksa Dana

1. Investasi Reksa Dana dapat dibeli dengan modal sedikit.


Salah satu keuntungan melakukan investasi reksadana adalah modalnya
yang terjangkau, namun dengan modal yang terjangkau investasi reksadana
juga tetap terbilang kompetitif dengan instrumen investasi lainnya.

2. Dana investasi dikelola oleh Manajer Investasi profesional, sehingga


investor tidak perlu repot mengelola investasi sendiri.

Investasi reksadana dikelola oleh manajer investasi yang profesional dan


berpengalaman di bidangnya. Hal ini membuat investasi akan aman dan
berpeluang mendapatkan keuntungan yang bagus. Manajer investasi hanya
akan mengelola dana di tempat terbaik supaya hasilnya lebih maksimal. Bagi
investor pemula, keuntungan lainnya adalah memiliki kesempatan belajar dan

15
menggali informasi dari manajer investasi sebagai bekal pengetahuan dalam
membaca pasar.

3. Likuiditas Tinggi
Keuntungan reksadana lainnya adalah likuiditas tinggi, yaitu investasi
dapat dicairkan/dijual kapan saja dengan menggunakan harga Nilai Aktiva
Bersih (NAB) yang berlaku pada saat penjualan. Dengan sifatnya yang mudah
dicairkan, ketika memiliki kebutuhan mendesak maka investor dapat langsung
mencairkan reksa dana tersebut beserta keuntungannya.

4. Bisa Diversifikasi dengan Mudah sehingga dapat mengurangi risiko


kerugian investasi

Reksadana disebut sebagai instrumen investasi yang aman dan


menguntungkan karena dananya bisa ditempatkan di berbagai sektor
keuangan. Beberapa sektor yang bisa dipilih seperti deposito, obligasi, hingga
saham. Apabila kondisi terburuknya ada salah satu sektor yang bangkrut atau
rugi, kamu masih aman karena ada sektor lain yang menguntungkan, kerugian
pun bisa dicegah.

5. Proses Mudah
Selain modal investasi yang terjangkau, reksadana juga dapat diproses
dengan mudah. Saat ini, sudah banyak platform online untuk membantu
mengakses investasi reksadana. Transaksi beli dan jual reksadana dapat
dilakukan kapan saja dan di mana saja secara daring.

6. Banyak pilihan produk sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.

2.3.5 Kekurangan / Risiko Investasi Reksa Dana

1. Risiko berkurangnya nilai investasi

Berkurangnya nilai investasi dipengaruhi oleh menurunnya nilai aktiva


bersih per unit penyertaan atau turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan

16
surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut.
Biasanya, risiko ini cukup tinggi untuk jenis reksadana saham. Untuk
reksadana pasar uang risiko nilai menurun cukup kecil karena instrumennya
biasanya dari deposito dan obligasi. Maka dari itu, keuntungan dari reksadana
pun tidak menentu, bisa banyak dam bisa juga tiba-tiba mengalami penurunan
bahkan rugi.

2. Risiko Wanprestasi dari manajer investasi


Kondisi ini membuat manajer investasi tidak bisa memenuhi kewajibannya
kepada investor, yaitu pengembalian dana serta keuntungannya atau disebut
juga mengalami gagal bayar. Hal ini disebabkan akibat dari pemilihan
sekaligus pengelolaan efek yang tidak wajar. Rekan usaha manajer investasi
seperti bank kustodian, pialang, atau agen efek reksadana.

3. Risiko umum pasar modal seperti perubahan kondisi ekonomi dan politik
Adanya permasalahan ekonomi dan politik pada sebuah negara juga bisa
menyebabkan investasi reksa dana tidak stabil. Contohnya adalah kebijakan
baru terkait aturan investasi di sebuah negara.

4. Biaya Kepemilikan Reksadana


Adanya biaya dalam kepemilikan reksadana atau disebut expense ratio.
Expense ratio adalah indikator biaya pengelolaan reksadana oleh manajer
investasi. Biaya ini dibebankan kepada investor reksadana.

5. Risiko Likuiditas yaitu terlambat dibayarnya perintah penjualan


Meskipun reksadana mudah dicairkan, dalam beberapa kondisi manajer
investasi terlambat menyiapkan dana untuk investor. Hal ini bisa terjadi jika
ada banyak investor yang melakukan penarikan dana secara bersamaan dalam
jumlah besar. Namun, risiko ini mungkin kecil terjadinya karena sekarang
reksadana sudah diatur dalam Undang-Undang dan maksimal pencairannya
adalah 7 hari kerja. Jadi, manajer investasi bisa menyiapkan dana terlebih
dulu sebelum mulai memberikannya ke investor.

17
6. Risiko bangkrutnya saham dan obligasi yang menjadi portofolio reksa
dana, maka kerugian ditanggung investor

Apabila tempat berinvestasi reksadana investor bangkrut, maka kerugian


ditanggung sendiri. Pemerintah tidak menjamin kerugian reksadana. Berbeda
dengan produk deposito yang sudah dijamin oleh LPS. Pembubaran
reksadana juga memungkinkan terjadi akibat adanya pelanggaran
berdasarkan pengamatan OJK hingga akhirnya gagal bayar ke investor.

2.4 Biaya Investasi Pada Reksa Dana

Investor bukan hanya harus mempertimbangkan kebijakan investasi dan


kinerja masa lalu si perusahaan reksadana itu, tetapi juga biaya manajemen dan
biaya lain yang terkait. Dalam reksadana, umumnya ada tiga kategori biaya yang
dibagi berdasarkan pihak yang menanggung biaya tersebut.

2.4.1 Biaya yang ditanggung Reksa Dana

Nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaan yang biasa dijadikan acuan
investor sebagai harga suatu reksadana, merupakan harga produk reksadana
yang telah dikurangi oleh berbagai biaya. Jadi, investor secara tidak
langsung telah membayar biaya ini karena telah termasuk dalam harga nilai
aktiva bersih (NAB) reksadana.

Biaya-biaya yang menjadi beban reksadana antara lain :

 Biaya manajer investasi dan bank kustodian

 Biaya yang mencakup percetakan dan pembaharuan prospektus

 Biaya transaksi dan registrasi efek

 Biaya yang mancakup percetakan dan distribusi bukti konfirmasi serta

laporan bulanan reksadana

 Biaya auditor dan notaris

 Biaya yang terkait keperluan mendesak demi kepentingan reksadana

18
Biaya-biaya ini telah masuk dalam perhitungan NAB per
unit reksadana. Makanya, seringkali investor tidak mengetahui jumlah
biaya yang dikenakan.

Untuk mengetahui persentase biaya yang


dibayarkan reksadana terhadap total asetnya dapat dilihat pada laporan
keuangan reksadana atau fund fact sheet reksadana.

Komponen biaya yang paling besar dalam kategori ini umumnya


adalah biaya manajer investasi (management fee), bank agen penjual (jika
ada), dan bank kustodian (custodian fee). Biaya
pengelolaan reksadana seperti biaya broker atau biaya transaksi jual beli
saham untuk portofolio reksadana juga dimasukkan dalam kategori biaya
ini.

2.4.2 Biaya yang Ditanggung Manajer Investasi

Umumnya biaya ini berkaitan dengan pembentukan


awal reksadana dan biaya promosi. Misalnya, jika perusahaan aset
manajemen memasang iklan reksadana di koran atau media massa lainnya
ataupun menyewa ahli pemasaran untuk memasarkan reksadana maka
biaya tersebut ditanggung oleh perusahaan aset manajemen.

Biaya-biaya yang menjadi beban Manajer Investasi adalah sebagai


berikut :

 Biaya pencetakan dan distribusi prospektus awal

 Terkait biaya administrasi pengelolaan portofolio reksadana seperti

telepon, fax, dll.

 Biaya pemasaran dan promosi

 Terkait biaya percetakan dan distribusi formulir transaksi

 Biaya pembubaran dan likuidasi

19
2.4.3 Biaya yang Dibayar oleh Investor

Selain biaya-biaya yang sudah terdapat di dalam reksadana dan


manajer investasi, pihak investor juga dibebankan beberapa biaya saat
berinvestasi reksadana.

Biaya yang ditanggung oleh investor adalah sebagai berikut :

1. Terkait Pembelian Unit Penyertaan (Selling/Subscription Fee)

Biaya pembelian unit penyertaan biasanya dibayarkan saat investor


membeli produk reksadana. Biaya ini sendiri terbagi menjadi beberapa
jenis:

a. Transaksi Subscription: Biaya investasi reksadana yang dikeluarkan


investor saat kali pertama membuka akun reksadana.

b. Penambahan Dana (Transaksi Top Up): yakni biaya saat investor


menambah dana ke dalam reksadana. Nominalnya tergantung pada
masing-masing manajer investasi, ada yang menetapkan
minimum top up dan ada pula yang jumlahnya lebih besar
dari subscription awal.

c. Transaksi Auto Debit: yakni penambahan dana investasi yang


dilakukan dengan sistem otomatis setiap bulannya.

2. Terkait Pengalihan Unit Penyertaan (Switching Fee)

Pada umumnya, dalam standar biaya investasi reksadana, biaya ini


baru akan ditanggung oleh investor saat ia melakukan pengalihan
atau switching reksadana. Artinya, ini terjadi bila investor ingin
memindahkan investasi dari satu jenis reksadana ke reksadana yang lain.

Akan tetapi, transaksi switching belum dapat dilakukan oleh semua


reksadana. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi sebaiknya hal ini
ditanyakan ke manajer inevstasi.

3. Terkait Penjualan Kembali Unit Penyertaan (Redemption Fee)

Besaran redemption fee atau biaya penjualan kembali unit penyertaan


tergantung dari kebijakan perusahaan manajer investasi. Namun, biaya

20
ini hanya berlaku untuk investor yang memiliki reksadana hingga tahun
tertentu saja. Sedangkan bagi investor yang sudah lama, maka biaya ini
tidak akan dikenakan kembali.

4. Biaya Transfer Bank Terkait Transaksi

Secara umum, biaya ini ditanggung investor jika rekeningnya berbeda


dengan rekening bank produk reksadana.

2.4.4 Biaya dan Imbal hasil reksa dana

Tingkat imbal hasil atas sebuah investasi dalam reksa dana diukur
sebagai kenaikan atau penurunan dalam nilai aset bersih ditambah dengan
pembagian laba, seperti dividen, atau pembagian keuntungan modal yang
diperlihatkan sebagai pecahan dari nilai aset bersih pada awal periode
investasi.

N AB 1−NAB 0 + Pembagian Laba∧Keuntungan Modal


Tingkat Imbal Hasil=
NAB0

Sebagai contoh, jika reksa dana memiliki NAB awal sebesar $20 di
awal bulan, membagikan keuntungan sebesar $0,15 dan keuntungan modal
sebesar $0,05 dan diakhir bulan NAB bernilai $20,10, tingkat imbal hasil
bulanan dihitung sebagai berikut:

Tingkat imbal hasil = $20,10 - $20,00 + $0,15 +$0,05

$20,00

= 0,015 atau 1,5%

Tingkat imbal hasil dipengaruhi oleh biaya reksa dana dan biaya 12b-
1 (biaya tahunan yang dikenakan oleh reksadana untuk membayar biaya
pemasaran dan distribusi ). Hal ini karena biaya tersebut secara periodik
dikurangkan dari portofolio yang mengurangi nilai aset bersih. Oleh karena
itu, tingkat imbal hasil atas reksadana sama dengan imbal hasil bruto atas
portofolio dikurangkan dengan rasio total beban.

21
Tabel 4.2

Pengaruh biaya atas kinerja investasi

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa seorang investor dapat


mempertimbangan dan memilih tiga reksadana dengan investasi awal
sebesar $10.000 yang seluruhnya memperoleh imbal hasil atas investasi
tahunan sebesar 12% sebelum biaya, tetapi memiliki struktur biaya yang
berbeda. Tabel tersebut memperlihatkan jumlah kumulatif dalam setiap
reksadana setelah beberapa horizon investasi.

1. Reksa dana A memiliki total beban operasi sebesar 0,5%, tanpa


load,

dan tanpa biaya 12b-1. reksadana ini dapat mewakili produsen

berbiaya rendah.

2. Reksa dana B tidak memiliki load tetapi memiliki beban


pengelolaan

sebesar 1% dan biaya 12b-1 sebesar 0,5% . tingkatan biaya ini

cukup umum untuk reksadana ekuitas terkelola.

3. Reksa dana C memiliki beban pengelolaan 1%, tidak ada biaya


12b-

1 tetapi membebankan front-end load sebesar 8% saat pembelian.

Perhatikan kelebihan imbal hasil yang besar dari reksadana A .


Bahkan, perbedaan tersebut lebih besar untuk investasi yang lebih lama.

22
Meskipun beban dapat memiliki pengaruh yang besar atas kinerja investasi
bersih, terkadang sulit bagi investor dalam reksadana untuk mengukur
beban dengan akurat. Hal ini karena praktik umum yang membayarkan
beberapa beban dan soft dollars. SEC memperkenankan pengaturan soft
dollars sepenjang hasilnya digunakan untuk penelitian yang pada akhirnya
akan menguntungkan bagi para pemegang unit penyertaan reksadana.
Terdapat kasus-kasus dimana soft dollars digunakan keperluan selain untuk
kesejahteraan dari pemegang unit penyertaan reksadana dan lembaga
bantuan konsumen secara periodik mengusulkan bahwa penggunaan soft
dollars harus dibatasi.

2.5 Pajak Atas Penghasilan Reksa Dana

Reksa dana termasuk objek yang bebas pajak. Ketentuan dimaksud telah
tercantum dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) dan Undang-Undang
Pasar Modal. Reksadana merupakan produk investasi dalam aset keuangan yang
tidak dikenakan pajak atas hasil keuntungan investasinya. Maka, berdasarkan
Undang- Undang PPh Pasal 4 Ayat 3 yang menjelaskan bahwa reksadana atau
pemegang unit penyertaan termasuk bukan objek pajak. Dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh), Pasal 4 Ayat 3 poin (i)
disebutkan "Yang dikecualikan dari objek pajak adalah bagian laba yang
diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi,
termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif."

Di sisi lain dalam Undang-Undang Pasar Modal dengan merujuk pada UU


Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 18, menyatakan: “Reksadana
dapat berbentuk Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif”. Pada dasarnya,
semua reksadana yang ada saat ini masuk kategori Kontrak Investasi Kolektif
sehingga memenuhi syarat untuk dikecualikan dari Objek Pajak sesuai UU No. 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Reksa Dana sebagai subjek ini memiliki
nilai aktiva bersih (NAB), yang merupakan hasil selisih dari perhitungan total aset
reksa dana (berupa kas, deposito, saham, dan obligasi) dikurangi dengan

23
kewajiban atau beban reksa dana. Kewajiban reksa dana ini meliputi biaya
manajer investasi, bank kustodian, broker efek, pelunasan pembelian aset, dan
pajak. Pajak yang dikenakan pada biaya tersebut merupakan kewajiban Reksa
Dana yang harus dibayarkan oleh Manajer Investasi dalam pengelolaan portofolio
efek. Jadi, pada dasarnya potongan pajak telah dilakukan sebelum diketahui nilai
aktiva bersih. Sederhananya, kita sebagai investor tidak lagi membayar pajak atas
imbal hasil, yang diterima oleh investor  sudah dikurangi dengan pajak pada
proses pengelolaan portofolio efek tersebut.

Di Amerika Serikat, pajak atas pengembalian investasi reksa dana hanya


dibayar oleh investor reksa dana bukan oleh (perusahaan) reksa dana itu sendiri.
Keuntungan jangka pendek (bunga dari instrumen sertifikat deposito), jangka
menengah (kupon dari instrumen obligasi), dan jangka panjang (dividen dari
instrumen saham) dilimpahkan kepada investor seolah- olah investor tersebut
menerimanya secara langsung. Hal tersebut dinilai merugikan investor individu,
karena investor kehilangan kendali ketika dananya diserahkan ke perusahaan
investasi yang mungkin akan terlalu aktif mengelola dana investor di dalam reksa
dananya. Dana dengan tingkat perputaran portofolio yang tinggi menunjukkan
adanya “ketidakefisienan pajak”. Rasio perputaran sendiri digunakan untuk
mengukur seberapa sering “isi” dari sebuah produk perusahaan reksa dana
berganti- ganti.(Bodie et al., 2014)

Meski bukan termasuk objek pajak, bukan berarti tidak perlu untuk
melaporkannya dalam SPT Tahunan Pajak. Alasannya, reksadana yang dimiliki
merupakan instrumen investasi yang termasuk ke dalam kategori harta kekayaan,
selain gaji atau penghasilan, yang memang harus dilaporkan dalam SPT Tahunan
Pajak. Ada dua cara melaporkan investasi reksadana dan ini bergantung dengan
skema kepemilikan kita di reksadana. (Malik, 2022)

1.  Kategori Harta, Aset Investasi

Untuk skema pertama, investor membeli reksa dana dan terus


disimpan hingga periode pelaporan SPT selesai. Investor melaporkan
reksa dana tersebut dalam kategori harta berupa aset dalam bentuk

24
investasi. Pelaporan menggunakan harga perolehan sesuai dengan
periode pembelian harta tersebut dilakukan.

2. Penghasilan Yang Tidak Termasuk Objek Pajak

Skema kedua, investor melaporkan reksa dana yang telah dijual dan
memberikan keuntungan dalam kategori penghasilan. Penghasilan yang
berasal dari investasi reksa dana masuk dalam kategori Penghasilan Yang
Tidak Termasuk Objek Pajak. Untuk penghasilan kategori ini, wajib
pajak tidak dikenakan pajak penghasilan lagi, tapi cukup melaporkan
saja. Untuk reksa dana pelaporannya agak berbeda dengan investasi
lain seperti saham karena yang dilaporkan adalah keuntungan (selisih)
dari transaksi penjualan. Hal ini didapat dari harga penjualan reksa dana
dikurangi harga waktu membeli reksa dana (harga perolehan).

2.6 Exchange-Traded Funds

2.6.1 Definisi Exchange Traded Funds (ETF)

Exchange-Traded Funds (ETF) adalah cabang dari reksa dana yang


kinerjanya mengacu pada indeks tertentu dan memperkenankan para
investor untuk memperdagangkan portofolio indeks seperti saham-saham
yang ada di bursa efek. ETF ditujukan untuk memperoleh hasil investasi
sesuai atau bahkan melampaui kinerja pasar. Karena itu, yang menjadi
acuan dalamproduk ini adalah indeks saham. Menurut Indonesia Stock
Exchange (IDX), ETF atau Exchange Traded Funds adalah reksa dana
berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya
diperdagangkan di bursa efek.

Exchange Traded Funds pertama kali diperkenalkan pada tahun 1983


dengan produk pertamanya yaitu “Spinder”, nama untuk julukan SPDR
atau Standard & Poor’s Depository Receipt, yang merupakan unit
investment trust yang memiliki portofolio yang mereplikasi indeks S&P
500.  Peraturan Bapepem LK mengenai ETF ada di indonesia sejak 4
Desember 2006, yaitu peraturan nomor IV.B.3 tentang "Reksadana
berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya
diperdagangkan di Bursa Efek.”

25
ETF merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal
pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual
maupun beli. Dengan kata lain, ETF adalah jenis reksa dana yang langsung
dicatat dan diperdagangkan di bursa efek layaknya saham. Karena
diperdagangkan di bursa, ETF bisa dibeli setiap saat tanpa harus
mendatangi manajer investasi atau agen penjualnya. Artinya, investor
dapat langsung membeli ETF di aplikasi online trading perusahaan
sekuritas yang dimiliki dengan mengetikkan kode ETF yang ingin dibeli.
Meski begitu, kumpulan reksa dana di dalam Exchange Traded Funds
masih terikat dengan Manajer Investasi (MI) ketika pertama kali
pembelian reksa dana disepakati. Jadi, bisa dikatakan bahwa Exchange
Traded Funds adalah instrumen investasi yang terikat dengan MI, namun
bebas dipindahtangankan ke investor lain di dalam bursa.

Adapun transaksi Exchange Traded Funds dapat dilakukan di pasar


primer dan pasar sekunder. Pasar primer adalah pasar tempat efek-efek
diperdagangkan untuk pertama kalinya sebelum dicatatkan di bursa efek.
Pada pasar ini, yang bertindak sebagai perantara perdagangan efek adalah
dealer partisipan yang merupakan anggota bursa yang bekerja sama
dengan MI dalam mengelola ETF, baik untuk transaksi penjualan maupun
pembelian unit. Sementara pasar sekunder adalah pasar di mana efek-efek
yang telah dicatatkan di bursa efek diperjualbelikan. Pada pasar ini, yang
berperan sebagai perantara perdagangan efek adalah perusahaan efek
(broker). Proses jual beli exchange traded fund (ETF) merupakan transaksi
yang telah diawasi oleh tiga lembaga sekaligus, yaitu OJK, BEI, dan
KSEI. Jadi meskipun ETF sifatnya lebih seperti saham, KSEI selaku
pengawas reksa dana masih bertanggungjawab penuh untuk mengawasi
transaksi ETF di dalam bursa saham.

2.6.2 Perbedaan Exchange Traded Funds (ETF) dengan Reksa Dana

ETF dan reksa dana memang memiliki kemiripan dari sisi konsep


investasi kolektif. Akan tetapi, dari sisi perdagangan reksa dana

26
diperjualbelikan via manajer investasi sedangkan ETF lewat dealer
partisipan saat pasar primer dan dealer saat proses pasar sekunder.

Selain itu, dari sisi proses penjualan reksa dana terbilang lebih lama
karena dilakukan oleh manajer investasi. Dalam ETF, proses penjualan
dapat dilakukan selama jam bursa sehingga pemiliknya dapat dilakukan
dengan lebih mudah. Karena itu, di sisi lain exchange traded fund
memiliki nilai yang lebih fluktuatif jika dibandingkan dengan reksa dana
yang perubahan nilainya akan di update pada akhir waktu setiap harinya.
Secara garis besar, terdapat lima aspek yang membuat reksa dana
dan ETF sangat berbeda, yaitu:

1. Tempat Beli

Pembelian reksa dana perlu menghubungi Manajer Investasi


(MI), perusahaan sekuritas, atau agen penjual reksadana
lainnya, Namun ETF bisa langsung dibeli dengan
menghubungi investor pemilik ETF atau dealer di dalam
bursa efek.

2. Minimum Pembelian

Batas minimum pembelian menjadi perbedaan kedua. Saat


investor hendak membeli reksa dana, hitungan belinya yaitu
per 1 unit aset, namun sifat ETF ini sama seperti saham biasa
yaitu dijual dengan nilai valuasi minimum 1 lot atau per 100
lembar.

3. Biaya Transaksi

Saat membeli dan menjual reksa dana, maka harus membayar


MI minimal 1-3% dari total nilai reksa dana yang dibeli,
namun jika melakukan jual beli ETF maka hanya perlu
membayar biasa komisi sesuai dengan kesepakatan yang
ditentukan dengan broker tersebut.

4. Harga

27
Di pasar modal, penentuan harga reksa dana saling bersamaa
bahkan pada saat yang sama dengan kenaikan atau penurunan
yang hanya dapat diketahui pada akhir jam perdagangan.
Sementara itu, karena ETF sifatnya seperti saham, maka
harganya juga bisa diketahui secara real-time sesuai volume
demand transaksi saat jam perdagangan bursa berlangsung.

2.6.3 Keunggulan dan Kelemahan Exchange Traded Funds (ETF)

2.6.3.1 Keunggulan Exchange Traded Fund (ETF)

Berikut beberapa kelebihan dari Exchange Traded Fund (ETF):

1. Kemudahan Diversifikasi Lewat ETF

Salah satu keunggulan dari ETF adalah kemudahan


diversifikasi hanya dengan membeli 1 ETF artinya anda
sudah memiliki beberapa saham sekaligus yang ada di
dalamnya. Hal ini akan mempermudah dalam manajemen
risiko karena diversifikasi merupakan salah satu cara untuk
meminimalisir berbagai risiko yang muncul dalam investasi.

2. Tersedianya ETF dengan Target Industri Tertentu

Terdapat beberapa ETF yang berisikan saham dari satu jenis


industri sendiri sehingga hanya dengan berinvestasi ke dalam
satu ETF anda sudah dapat berinvestasi ke dalam berbagai
berbagai saham dalam industri serupa. Apabila investor
tertarik untuk berinvestasi ke sektor perbankan, maka
investor dapat memilih ETF yang berisikan saham-saham
perbankan di dalamnya.

3. ETF Lebih Likuid dan Fleksibel

ETF merupakan reksa dana dengan sistem jual beli yang


hampir sama seperti saham sehingga transaksi dapat
dilakukan kapanpun asalkan masih dalam jam perdagangan
bursa. Hal ini membuat ETF menjadi lebih likuid dan

28
fleksibel sehingga investor lebih mudah mengatur investasi
mereka.

4. ETF Memiliki Sistem yang Transparan

ETF merupakan instrumen investasi yang transparan karena


berbagai informasi terkait instrumen investasi dapat diakses
kapan saja. Poin ini sangat penting untuk mempermudah
dalam mengatur berbagai kebijakan keuangan yang akan
diambil di masa mendatang.

2.6.3.2 Kekurangan Exchange Traded Fund (ETF)

Berikut beberapa kekurangan dari produk Investasi Ini:

1. Lebih Fluktuatif

Salah satu kelemahan dari ETF adalah nilai yang cenderung


fluktuatif karena berkaitan dengan ekonomi makro seperti
nilai tukar dan suku bunga. Hal ini menimbulkan risiko bagi
investor terutama pemula yang masih belum paham terkait
investasi sebelumnya. Oleh sebab itu investor tetap harus
memperhatikan produk ETF yang dipilih dengan melihat
bagaimana fluktuasi pasar di masa mendatang nanti.

2. ETF dengan Industri Tertentu Minim Diversifikasi

Hal ini harus anda perhatikan dengan baik karena memilih


ETF dengan bidang industri tertentu tidak hanya memberikan
keuntungan tapi memunculkan risiko. Pasalnya, investor akan
mengalami kerugian cukup besar apabila satu bidang industri
sedang mengalami penurunan. Oleh sebab itu investor tetap
perlu diversifikasi ke dalam ETF dengan jenis industri yang
berbeda-beda.

3. Tidak Dapat Memilih Sendiri Saham yang Diinginkan

Apabila berinvestasi dengan sistem ini, investor tidak dapat


menentukan sendiri saham-saham yang diinginkan karena

29
harus mengikuti saham-saham yang sudah tersedia di dalam
suatu ETF. Selain itu, investor juga tidak dapat menentukan
pada harga berapa ingin membeli atau menjual suatu saham
karena hal ini bergantung kepada manajer investasi. Oleh
sebab itu, instrumen ini cocok untuk investor yang tidak
memiliki cukup waktu dan kemampuan untuk mengatur
sendiri investasi mereka.

2.7 Kinerja Investasi Reksa Dana

Dalam memilih reksa dana, investor mempertimbangkan kinerja dari reksa


dana tersebut pada periode terdahulu. Hal ini dilakukan investor dengan harapan
reksa dana yang dibeli akan memiliki kinerja yang baik di masa depan. Menurut
Sharpe (1966), Waelan (2009) (dalam Dwiprakasa & Christiana, 2016: 97)
terdapat persistensi kinerja reksa dana pada periode terdahulu dengan periode di
masa depan, meskipun kinerja masa lalu bukan suatu jaminan untuk kinerja masa
depan. Kinerja dari reksa dana pada periode terdahulu dapat dijadikan acuan
dalam memilih reksa dana yang memiliki prospek masa depan yang baik

Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi kinerja reksa


dana. Salah satunya adalah biaya dan komisi reksa dana. Menurut Investment
Company Institute (2006) (dalam Dwiprakasa & Christiana, 2016: 97), biaya dan
komisi menjadi pertimbangan utama investor di Amerika Serikat sebelum
membeli reksa dana. Namun, di Indonesia biaya dan komisi yang harus
ditanggung oleh investor tidak menjadi pertimbangan utama dalam membeli reksa
dana. Mayoritas investor di Indonesia beranggapan bahwa biaya dan komisi reksa
dana relatif tidak mahal dan tidak mempengaruhi nilai investasi mereka.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa investor di Indonesia menganggap biaya dan
komisi yang harus ditanggung relatif kecil dan terlampaui oleh tingkat return yang
dinikmati oleh investor (Tim Studi Biaya dan Komisi Reksa Dana BAPEPAM-
LK, 2010).

Mengevaluasi kinerja produk reksadana bisa berdasarkan kinerja


portofolio aset dalam menghasilkan imbal hasil dan risiko (risk adjusted return).

30
Ada tiga model yang dapat digunakan yaitu Sharpe Ratio, Treynor Ratio,
dan Jensen Ratio. Berikut ulasan mengenai model pengukuran kinerja tersebut.

1. Sharpe Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara excess return yang


dihasilkan dibandingkan dengan total risiko portofolio reksadana.
Adapun excess return adalah selisih antara return portofolio dikurangi
dengan  return bebas risiko. Sementara itu total risiko dalam rasio ini
tercermin dalam nilai Standar Deviasi (SD) yang meliputi risiko
sistematis maupun risiko dari portofolio aset reksadana itu sendiri.
Semakin tinggi nilai sharpe ratio, menunjukkan semakin baik kinerja
dari suatu reksadana.

2. Treynor Ratio

Seperti sharpe ratio, Rasio Treynor juga merupakan perbandingan


antara excess return dibandingkan dengan risiko dari reksadana. Tapi
yang membedakan, risiko yang dibandingkan hanya dari risiko sistematis
(risiko pasar) saja yang tercermin dari nilai beta. Nilai rasio Treynor yang
semakin tinggi juga menggambarkan kinerja dari suatu reksadana
semakin baik.

3. Jensen Ratio

Sementara pengukuran Jensen memperhitungkan excess return yang


diperoleh sebuah portofolio melebihi hasil yang diharapkan. Pengukuran
ini juga dikenal sebagai alpha. Rasio Jensen mengukur seberapa banyak
tingkat hasil portofolio pada kemampuan manajer investasi untuk
mendapatkan hasil di atas rata-rata. Sebuah portofolio dengan kelebihan
hasil yang positif akan mempunyai alpha yang positif, sedangkan
portofolio yang secara konsisten memberikan kelebihan hasil yang
negatif akan mempunyai alpha yang negatif. Maka, semakin tinggi nilai
Jensen, maka kinerja dari suatu reksadana menunjukan semakin baik.

Dalam menentukan produk reksa dana, model rasio yang digunakan dapat
dipilih salah satu dari ketiga model evaluasi, kemudian membandingkan produk

31
reksa dana yang satu dengan reksa dana lainnya yang masih berada dalam satu
jenis. Kemudian, memilih reksadana dengan melihat nilai rasio di atas merupakan
pengukuran yang membandingkan return dengan risiko dari suatu portofolio
reksadana.

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh investor saat mengevaluasi


kinerja reksa dana adalah kewajaran dari isi portofolio, seperti besar kecilnya dana
kelolaan, layanan dan transformasi informasi yang tidak secara langsung
tercermin dari pergerakan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana.

Reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat


pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan
diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi
seperti saham, obligasi, atau deposito.

2.8 Informasi Mengenai Reksa Dana

Tempat pertama untuk mencari informasi tentang reksa dana adalah


prospektusnya. komisi efek dan pasar modal mensyaratkan bahwa sebuah
prospektus menjelaskan tujuan dan kebijakan investasi reksa dana secara rigkas “
pernyataan tujuan investasi” serta pembahasan yang panjang dari kebijakan dan
resiko investasi. prospektus juga menyajikan biaya-biaya yang terkait dengan
pembelian unit penyertaan reksa dana dalam sebuah tabel. biaya penjualan, seperti
front-end load dan back-end load, serta beban operasi tahunan, seperti biaya jasa
manajemen dan biaya 12b-1, dirincikan dalam tabel biaya.

Reksa dana memberikan informasi tentang mereka dalam dua sumber lain.
pernyataan informasi tambahan ( Statement of Additional Information ), atau SAI,
juga dikenal sebagai bagian B dari sebuah propektus, terdiri atas daftar efek-efek
dalam portofolio di akhit tahun fiskal, laporan keuangan yang diaudit, daftar
direktur dan pegawai dari reksa dana serta investasi pribadi mereka dalam reksa
dana, dan data pada komisi perantara pedagang efek yang dibayarkan oleh reksa
dana. tidak seperti propektus reksa dana, para investor tidak menerima SAI
kecuali mereka secara khusus memintanya; salah satu candaan dalam industri
reksa dana adalah SAI itu adalah singkatan dari “ Sesuatu yang selalu diabaikan
“. Laporan tahunan reksa dana juga memasukkan informasi tentang komposisi

32
portofolio dan laporan keuangan, serta pembahasan atas faktor-faktor yang
memengaruhi kinerja reksa dana selama periode pelaporan terakhir. berikut
contoh dari propektus:

Gambar 2.1
Prospektus Pembaharuan Reksa Dana

1. Unit investment trust, perusahaan pengelola reksa dana tertutup dan


perusahaan pengelola reksa dana adalah seluruh perusahaan investasi
yang terklasifikasi dan teregulasi. investment trust pada dasarnya tidak
terkelola dalam artian bahwa portofolio, setelah dibentuk, bersifat
tetap. Perusahaan investasi terkelola sebaliknya dapat mengubah
komposisi dari portofolio yang dianggap sesuai oleh manajer
portofolio. Reksa dana tertutup diperdagangkan seperti efek lainnya;
perusahaan penerbit reksadana tertutup tidak membeli kembali unit
penyertaan dari pemilik unit penyertaan reksa dana tertutup, Reksa

33
dana terbuka akan membeli kembali unit penyertaan sebesar nilai aset
bersihnya sesuai permintaan dari pemilik unit penyertaan reksa dana
terbuka.

2. Nilai aset bersih sama dengan nilai pasar dari aset - aset yang dimiliki
oleh reksa dana dikurangi dengan liabilitas reksa dana dibagi dengan
unit penyertaan reksa dana yang beredar .

3. Reksa dana membebaskan orang dari banyaknya beban administrasi


karena memiliki efek - efek tunggal dan menawarkan manajemen
portofolio yang profesional . Reksa dana juga menawarkan
keuntungan - keuntungan yang hanya tersedia untuk para investor
berskala besar, seperti biaya perdagangan yang lebih rendah. Di sisi
lain, reksa dana mengharuskan pembayaran biaya jasa manajemen dan
mengeluarkan beban - beban lainnya yang mengurangi tingkat imbal
hasil investor. Reksa dana juga menghilangkan beberapa pengendalian
yang dimiliki oleh investor atas waktu untuk keuntungan modal .

4. Reksa dana sering dikelompokkan berdasarkan kebijakan investasi.


Kelompok kebijakan atas reksa dana pasar uang; reksa dana ekuitas
yang kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan penekanan pada
penghasilan atau pertumbuhan; reksa dana pendapatan tetap; reksa
dana pendapatan berimbang; reksa dana alokasi aset; reksa dana
indeks; dan reksa dana sektoral khusus.

5. Biaya berinvestasi dalam reksa dana terdiri atas front - end load, yang
merupakan biaya dari pembelian reksa dana; back - end load, yang
merupakan biaya dari penjualan kembali reksa dana, atau secara
formal, biaya penjualan yang ditangguhkan - kontingen; biaya operasi
reksa dana; dan pembebanan biaya 12b- 1 yang merupakan biaya yang
berulang yang digunakan untuk membayar biaya memasarkan reksa
dana ke publik .

6. Pendapatan yang diperoleh pada portofolio reksa dana tidak dikenakan


pajak pada reksa dana. Sebaliknya, sepanjang reksa dana memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu untuk status pass-trough, pendapatan

34
diperlakukan sebagai sesuatu yang diperoleh oleh para investor yang
memiliki unit penyertaan dalam reksa dana.

7. Tingkat imbal hasil rata-rata dari rata-rata reksa dana ekuitas dalam 40
tahun terakhir berada di bawah reksa dana indeks pasif yang memiliki
portofolio yang mereplikasi indeks, seperti S&P 500 dan Wilshire
5000. Beberapa alasan atas catatan yang mengecewakan tersebut
adalah biaya yang dikeluarkan oleh reksa dana yang mengelola
portofolio secara aktif, seperti biaya untuk melaksanakan riset yang
mengarahkan aktivitas-aktivitas pemilihan saham, dan biaya
perdagangan karena perputaran portofolio yang lebih tinggi . Hasil
penelitian atas konsistensi dari kinerja reksa kesimpulan yang
beragam. Dalam beberapa periode, reksa dana dengan kinerja yang
lebih baik terus memiliki kinerja periode - periode berikutnya, tetapi
dalam beberapa periode lainnya, tidak berlaku hal tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Perusahaan investasi (Investment Company) merupakan perusahaan


perantara keuangan yang mengumpulkan dana dari para investor
perorangan dan menginvestasikan dana ke banyak efek atau aset lainnya.

35
Seluruh perusahaan investasi mengumpulkan aset dari para investor
perorangan dan membagi klaim atas aset tersebut di antara investor.

2. Di Indonesia, ada 3 jenis utama perusahaan investasi yang dapat


digunakan oleh masyarakat, yaitu Unit Investment Trust yang merupakan
jenis perusahaan investasi yang dikelola oleh bank atau manajer investasi
independen. Kemudian, ada Perusahaan Investasi Terkelola yang terbagi
lagi menjadi open-end dan tertutup. Adapun jenis perusahaan investasi
yang ketiga yaitu Perusahaan Investasi Lainnya yang meliputi
Commingled Funds, Real Estate Investment Trust, dan Dana Lindung
Nilai
3. Reksa dana merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat
berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar meski
memiliki keterbatasan dana, waktu, dan pengetahuan karena ia tak lagi
perlu repot mengelola portofolio investasinya sendiri, sebab sudah dikelola
oleh manajer investasi yang profesional. Setiap reksa dana memiliki
kebijakan investasinya masing-masing. Reksa dana sering dikelompokkan
berdasarkan kebijakan investasi. Kelompok kebijakan utama terdiri atas
reksa dana pasar uang, reksa dana ekuitas yang kemudian dikelompokkan
lagi berdasarkan penekanan pada penghasilan atau pertumbuhan; reksa
dana pendapatan tetap; reksa dana pendapatan berimbang; reksa dana
alokasi aset; reksa dana indeks; dan reksa dana sektoral khusus.
4. Investor bukan hanya harus mempertimbangkan kebijakan investasi dan
kinerja masa lalu si perusahaan reksadana itu, tetapi juga biaya manajemen
dan biaya lain yang terkait. Dalam reksadana, umumnya ada tiga kategori
biaya yang dibagi berdasarkan pihak yang menanggung biaya tersebut,
yaitu biaya yang ditanggung Reksa Dana, Biaya yang ditanggung Manajer
Investasi, dan Biaya yang dibayar oleh Investor. Tingkat imbal hasil atas
sebuah investasi dalam reksa dana diukur sebagai kenaikan atau penurunan
dalam nilai aset bersih ditambah dengan pembagian laba, seperti dividen,
atau pembagian keuntungan modal yang diperlihatkan sebagai pecahan
dari nilai aset bersih pada awal periode investasi.

36
5. Menurut Undang- Undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,
penghasilan ataupun keuntungan yang diperoleh dari reksa dana tergolong
dalam bukan objek pajak. Reksa dana memiliki nilai aktiva bersih (NAB)
yang merupakan selisih dari perhitungan total aset reksa dana (obligasi,
kas atau saham) dikurangi dengan kewajiban- kewajiban atau beban-
beban biaya yang ada di reksa dana. Kewajiban reksa dana ini meliputi
biaya- biaya, seperti biaya manajer investasi, bank kustodian, biaya
pelunasan efek, dan pajak. Dalam perhitungan NAB inilah, pajak termasuk
kewajiban yang harus dibayarkan oleh suatu portofolio reksa dana.
Sehingga, sebenarnya investor sudah melakukan pelunasan pajak secara
tidak langsung atas hasil investasi dari reksa dana.
6. Exchange Trade Fund (ETF) adalah reksa dana berbentuk kontrak
investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek.
Meskipun ETF pada dasarnya adalah reksa dana, produk ini
diperdagangkan seperti saham-saham yang ada di bursa efek. ETF
merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan
dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli.
7. Dalam memilih reksa dana, investor mempertimbangkan kinerja dari reksa
dana tersebut pada periode terdahulu. Hal ini dilakukan investor dengan
harapan reksa dana yang dibeli akan memiliki kinerja yang baik di masa
depan. Mengevaluasi kinerja produk reksadana bisa berdasarkan kinerja
portofolio aset dalam menghasilkan imbal hasil dan risiko (risk adjusted
return). Ada tiga model yang dapat digunakan yaitu Sharpe Ratio,
Treynor Ratio, dan Jensen Ratio.

3.2 Saran

Adapun saran dalam pembuatan makalah ini, diharapkan dengan adanya


makalah ini kita dapat mendiskusikannya lebih terperinci agar dapat dimengerti
lebih jelas mengingat bahwa Reksa Dana dan Perusahaan Investasi lainnya sangat
penting dalam perkembangan pasar modal di Indonesia sekarang ini

37
DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2014). Investments.

Malik, A. (2022, March). Tarif PPN Naik Jadi 11 Persen, Apakah Reksadana
Terkena Pajak Pertambahan Nilai? https://www.bareksa.com/berita/reksa-
dana/2022-03-18/tarif-ppn-naik-jadi-11-persen-apakah-reksadana-terkena-
pajak-pertambahan-nilai

38
 Peluang. 2022. “Biar Paham, Yuk Kenali Komponen Biaya Dalam Investasi
Reksadana!”. https://pluang.com/id/blog/resource/biaya-investasi-
reksadana, Diakses pada 10 April 2023.

Malik, Abdul. 2021. “Apa Saja Biaya-biaya dalam Investasi Reksadana?”.


https://www.bareksa.com/berita/belajar-investasi/2021-02-23/apa-saja-
biaya-biaya-dalam-investasi-reksadana. Diakses pada 23 Februari 2021.

Indonesia Stock Exchange (IDX). (2022). Exchange Traded Fund (ETF). Diakses
pada 13 April 2023, dari https://www.idx.co.id/id/produk/exchange-traded-
fund-etf.

Indonesia Stock Exchange (IDX). (2022). Kenali Empat Perbedaan ETF dan
Reksa dana Saham Sebelum Investasi. Diakses pada 13 April 2023, dari
https://www.idxchannel.com/market-news/kenali-empat-perbedaan-etf-dan-
reksa-dana-saham-sebelum-berinvestasi.

Kompas.com. (2022). Mengenal Apa Itu ETF dengan Reksa Dana Biasa. Diakses
pada13April2023,darihttps://money.kompas.com/read/2022/08/07/2352512
26/ mengenal-apa-itu-etf-dan-bedanya-dengan-reksa-dana-biasa?page=all.

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MEDAN AREA. (2022). Exchange Traded Fund (ETF) –
Definisi dan Perbedaannya, Diakses pada 13 April 2023, dari
https://lp2m.uma.ac.id/2022/10/14/exchange-traded-funds-etf-definisi-dan-
perbedaannya/.

Landx. (2022). ETF Adalah: Memahami Apa Itu ETF dan Perbedaannya dengan
Reksa Dana. Diakses pada 13 April 2023, dari https://landx.id/blog/etf-
adalah/.

Bareksa (2023). Kamus investasi. Diakses pada 13 April 2023, dari


https://www.bareksa.com/kamus/e/etf.

Malik, A. (2021). “Yuk Kenali Rasio Sharpe, Treynor dan Jensen untuk Ukur
Kinerja Reksadana” https://www.bareksa.com/berita/reksa-dana/2021-05-
31/yuk-kenali-rasio-sharpe-treynor-dan-jensen-untuk-ukur-kinerja-
reksadana

39
Dwiprakasa , B., & Christiana, F .H. (2016). “Karakteristik Reksa Dana Dan
Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia” Jurnal Manajemen Vol. 13 No.
1. 94-116

40

Anda mungkin juga menyukai