MANAJEMEN INVESTASI
DI BANK SYARIAH
Dosen Pengampuh :
Oleh :
KELOMPOK 5
1. Israwanti (2004020057)
2. Musdalifah Muis (2004020073)
3. Eva Novrianti (2004020081)
Puji syukur Penyusun panjatkan kepada Allah S.W.T, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Manajemen Investasi di Bank Syariah”.
Makalah ini ini disusun atas dasar untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Treasury Bank Syariah penyusun mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada
segenap pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan,oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagipenyusun dan umumnya bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 7
B. Saran .......................................................................................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas perdagangan dan usaha yang sesuai dengan syariah adalah kegiatan usaha
yang tidak berkaitan dengan produk atau jasa yang haram seperti makanan haram, perjudian
atau kemaksiatan. Selain itu juga menghindari cara perdagangan dan usaha yang dilarang,
termasuk yang tergolong praktik riba, gharar dan maysir.
Kenyataannya tidak semua aktivitas perdagangan dan usaha memenuhi ketentuan
syariah. Untuk itu fatwa ulama diperlukan guna memastikan pemenuhan kualifikasi tersebut.
Fatwa mengenai halal-haram transaksi keuangan syariah di Indonesia ditetapkan Majelis
Ulama Indonesia melalui Dewan Syariah Nasional (DSN) dengan bantuan tenaga praktisi dan
penerapannya dilaksanakan dengan bantuan Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia
adalah beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Perbankan syariah
semakin marak setelah diterbitkan UU No 10/1998 yang memungkinkan perbankan
menjalankan dual banking system atau bank konvensional dapat mendirikan divisi syariah.
Dengan adanya Undang-undang tersebut bank-bank konvensional mulai melirik dan
membuka unit usaha syariah. Tak heran jika perkembangan perbankan syariah cukup pesat.
Faktor utama yang mendukung perkembangan ekonomi syariah di Indonesia di masa
mendatang adalah jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim. Selain itu adanya
peningkatan kesadaran umat Islam dalam berinvestasi sesuai syariah. Mengingat begitu
pentingnya investasi sebagai salah satu perilaku ekonomi, maka menjadi penting pula
pemahaman mengenai teori dan praktik investasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan investasi syariah ?
2. Bagaimana tujuan mananajemen investasi dan proses administrasi?
3. Bagaimana risiko investasi ?
4. Bagaimana prinsip – prinsip investasi di bank syariah ?
5. Bagaimana peran perbankan syariah ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Investasi
Secara etimologi, investasi berasal dari kata yang berarti istamara usaha untuk
mendapatkan buah (samrah), dari arti tersebut, maka pengertian secara terminologi, investasi
adalah barang tak bergerak atau barang milik perseorangan atau perusahaan yang dimiliki
dengan harapan untuk mendapatkan pendapatan periodik atau keuntungan atas penjualan dan
pada umumnya dikuasai untuk periode yang relatif panjang.
Dari pengertian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Atau secara sederhana, investasi
berarti mengubah cashflow agar mendapat keuntungan atau jumlah yang lebih besar
dikemudian hari.
Investasi dalam pengertian perusahaan (Bank) merupakan aktivitas bank untuk
menggunakan dana yang dimilikinya, membeli harta tetap yang mempunyai nilai jangka
panjang, atau untuk membeli surat berharga jangka panajang (1 sampai 10 tahun). Harapan
keuntungan untuk masa yang akan mendatang tersebut merupakan kompensasi atas waktu
dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Dalam konteks ekonomi, harapan
keuntungan tersebut sering juga juga disebut dengan return.
Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah :
Untuk pengadaan barang-barang modal.
Mempunyai perencanaan yang matang dan terarah; dan
Berjangka waktu menengah dan panjang.
Kaitannya dengan lembaga perbankan, dimana perbankan sebagai lembaga
intermediary, trntunya mempunyai dana dari pihak ketiga. Dana-dana tersebut sebagian
digunakan untuk investasi pada proyek-proyek tertentu yang dipandang cukup mempunyai
prospek dalam rangka mendapatkan return. Begitu juga pada perbankan syariah, dimana
sebagian dana yang ada digunakan untuk investasi pada pihak lain dengan ketentuan akan
dapat menambah sejumlah aset baik itu berupa atau uang tau financial bahkan dapat
menolong orang yang menginginkan bisnisnya berkembang.
Dan untuk lebih jelasnya akan diuraikan sub-bagian berikut ini:
Bentuk dana tertutup yang umum adalah perusahaan mempergunakan dana para
pemegang saham dalam investasi di perusahaan lain. Setiap perusahaan menewarkan
beberapa layanan tertentu, mereka menawarkan layanan informasi karena para pertama,
partisipan memerlukan layanan manajemen investasi yang profesional dan administrasi
investasi dengan membayar biaya tertentu, dalam bentuk fee, ongkos, atau bagian laba.
diversifikasi dimungkinkan sesuai dengan Kedua,besarnya dana, dan inilah faktor yang
mendorng terbentuknya dana kelompok di inggris pada tahun 1868. Misalnya, dana Al-Shafa
normalnya memiliki lebih dari 40 holding bursa sahan. dana- dana itu Ketiga,menawarkan
liquiditas, karena saham-saham dapat dibeli dan dijual sebelum masanya berakhir atau
ditebus melalui perusahaan investasi dengan harga mendekati pasar berjalan.
Sementara dari sisi jenis investasi yang dialkukan oleh dana kelompok, perusahaan
2
investasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan :
a. Transaksi islami (Islamic transaction)
b. Dana-dan khusus ( Specialised fund)
c. Dana-dana Ekuitas
Menurut Muchdarsyah sinungan (2000: 307), cara investasi bank adalah dengan cara
penempatan dana pada bank-bank lain. Cara ini terdapat 3 bentuk yaitu :
a. Deposito berjangka
b. Pinjaman yang diberikan antarbank
c. Bentuk giro dan tabungan
Penempatan seperti ini adalah dengan tujuan untuk memperoleh tambahan
penghasilan. Misalnya, bank memberikan pinjaman kepada bank perkreditan rakyat, membeli
sertifikat Deposito pada BPR tersebut atau menyimpan dalam bentuk deposito berjangka.
3
tempat investasi.
Mudharabah Al-Muqayyadah
Adalah kerjasama antara dua pihak dimana Shahibul Maal menyediakan
modal dan memberikan kewenangan terbatas kepada mudharib dalam menentukan
jenis dan tempat investasi. Keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan
awal.
C. Risiko Investasi
4
Risiko yang kedua adalah karena ketidakpastian keuntungan yang diperoleh dari
sarana-sarana investasi yang ada. Risiko ini sebenarnya merupakan bagian dari risiko
di atas, tetapi lebih berfokus pada keuntungan yang dimungkinkan didapat dari jenis
investasi yang berbeda.
Pada dasarnya prinsip-prinsip investasi yang ada pada bank syari’ah tidak banyak
berbeda dengan bank konvensional, hanya saja setiap bank memiliki otoritas untuk membuat
prosedur dan kebijakan dalam menganalisa pembiayaan. Namun demikian terdapat prinsip
umum yang dapat dijadikan dasar pegangan dalam pembiayaan. Beberapa hal yang mesti
dipertimbangkan Bank syari’ah sebelum melakukan pembiayaan antara lain:
1. Aspek Rentabilitas
Sebagai yang amanah, tentu bank syari’ah memilih fund manajer aspek-aspek yang
menguntungkan.
2. Aspek Likuiditas
Selalu tersedianya dana yang cukup yang diperkirakan dibutuhkan nasabah.
3. Spread Risk
Memperkirakan resiko yang mungkin terjadi. Tentunya hal ini tidak berarti
menghambat bank syari’ah dalam berinvestasi, karena segala investasi dipastikan
memiliki resiko. Karena itulah diperlukan studi kelayakan atas usaha.
4. Skala Prioritas
Mendahulukan investasi pada usaha yang memang memiliki kemungkinan
keuntungan yang lebih besar. Sebagaimana mendahulukan penyaluran dana dalam
usaha yang memiliki standar kelayakan lebih tinggi.
5. Usaha yang halal
Bank syariah tidak hanya mengejar untung besar, namun kehalalan merupakan
prioritas penting dalam pertimbangan. Karena itu bank syaria’ah hanya akan
menginvestasikan dana pada usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan syari’ah.
Ini berarti usaha yang syubhat (meragukan halal haramnya). Atau haram tidak akan
mendapat investasi dari bank syari’ah.
Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh pelaku investasi
syariah (pihak terkait) (Muhammad, 2014) adalah:
1. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara
mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram.
2. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.
3. Keadilan pendistribusian kemakmuran.
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar (ketidakjelasan/samar-
samar).
5
3. Capital
Besarnya modal yang diperlukan peminjam.
4. Colleteral
Jaminan yang dimiliki peminjam sebagai jaminan dana yang telah dipinjam.
5. Condition
Prospek usaha nasabah.
Selain peran dan fungsi perbankan syari’ah dalam perbankan syari’ah dalam
mengembankan produk dan jasa yang berorientasi pada investasi, juga perbankan syari’ah
haruus dapat melihat potensi dana wakaf yang sangat besar, maka perlu ada profesionalisasi
dalam pengelolaan.
Berdasarkan ketentuannya secara umum Bank Syari’ah dapat mengambil
peran sebagai penerima dan penyalur dana wakaf, sedangkan peran Bank Syari’ah sebagai
pengelola dana wakaf tidak disebutkan secara ekspilit.
Adapun peranan perbankan Syari’ah dalam investasi wakaf setidaknya memiliki
beberapa keunggulan yang diharapkan dapat mengoptimalkan operasional investasi wakaf
sebagai berikut :
1. jaringan kantor, jaringan kantor perbankan syari’ah relatif lebih luas dibandingkan
dengan lembaga keuangan syariah lainnya.
2. kemampuan sebagai fund manajer. Lembaga perbankan adalah lembaga pengelola
dana masyarakat.
3. pengalaman, jaringan informasi dan peta Distribusi.
4. citra positif.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hal diatas dapat dipahami bahwa Investasi dalam pengertian perusahaan (Bank)
merupakan aktivitas bank untuk menggunakan dana yang dimilikinya, membeli harta tetap
yang mempunyai nilai jangka panjang, atau untuk membeli surat berharga jangka panjang (1
sampai 10 tahun).
Bank syari’ah sangat berhati-hati dalam melakukan pembiayaan, karena ketika bank
syari’ah melakukan kesalahan prosedur dengan memberikan investasi pada perusahaan atau
bidang yang tidak dapat memberikan keuntungan (bagi hasil), maka konsekuensinya
kemacetan atau bahkan kerugian akan ditanggung.
Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh pelaku investasi
syariah (pihak terkait) (Muhammad, 2014) adalah:
1. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara
mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram.
2. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.
3. Keadilan pendistribusian kemakmuran.
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar (ketidakjelasan/samar-
samar).
B. Saran
Demikian akhir makalah ini, jika ada penulisan makalah yang kurang tepat kami
mohon maaf. Terimakasih kepada pembaca yang telah menyempatkan membaca
makalah tentang Manajemen Investasi di Bank Syariah.
7
DAFTAR PUSTAKA