Anda di halaman 1dari 27

LEASING DAN MODAL VENTURA ISLAM

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah


Pada Program Studi Magister Ekonomi Syariah
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh :

M. SYAHRUL SYARIFUDDIN
NIM: 80500221052

Dosen Pengempu:
1. Dr. Amiruddin K., M.E.I.
2. Dr. Murtiadi Awaluddin, M.Si.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6
A. Leasing dan Modal Ventura Islam.......................................................................6
1. Pengertian leasing............................................................................................6
2. Perkembangan Leasing....................................................................................7
3. Dasar Hukum Leasing.....................................................................................8
4. Kegiatan Leasing (Sewa Guna Usaha)............................................................8
5. Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing.............................................................10
6. Perjanjian Leasing.........................................................................................11
7. Biaya-Biaya Yang Dikeluarkan.....................................................................11
8. Pengertian Modal Ventura Islam..................................................................11
9. Sejarah Modal Ventura Indonesia................................................................12
10. Landasan Hukum Modal Ventura............................................................14
11. Tujuan modal ventura................................................................................14
12. Ciri-Ciri Modal Ventura............................................................................15
13. Jenis-Jenis Modal Ventura........................................................................17
14. Konsep Perusahaan Modal Ventura Syariah...........................................18
15. Karakteristik Dari Modal Ventura...........................................................19
16. Keuntungan Modal Ventura Bagi Perusahaan Modal Ventura.............20
17. Kelebihan dan Kekurangan Modal Ventura............................................21
B. Skema Modal Ventura Islam...............................................................................23
BAB III PENUTUP....................................................................................................25
A. Kesimpulan.............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinerja perekonomian negara-negara muslim sangat bervariasi, sebagian


kecil tergolong high income countries, sebagian lagi tergolong dalam kelompok
middle income countries dan mayoritas lainnya dalam kondisi low income
countries. Kerja sama ekonomi di antara negara-negara muslim sebenarnya dapat
menjadi salah satu solusi bagi pembangunan ekonomi. Secara prinsip, bisnis
merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia sebagai homo economicus
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan bisnis secara umum meliputi
kegiatan jual-beli, produksi dan jasa yang melibatkan banyak pihak agar dapat
mencapai tingkat keberhasilan. Keterlibatan berbagai pihak tersebut menuntut
pola hubungan yang harmonis dan ideal sebagai kesinambungan kerja sama,
saling membutuhkan dan saling menguntungkan. 1 Kegiatan bisnis tersebut
dimulai dari keputusan-keputusan individu maupun perusahaan yang akan
direspon secara cepat oleh masyarakat.
Seseorang yang hendak bergelut di dunia usaha haruslah memiliki modal.
Modal yang dimaksud adalah baik berupa modal fisik, mental maupun modal
materi untuk memenuhi bentuk usaha yang akan dilaksanakannya. Kebanyakan
orang memiliki modal dengan meminjam kepada sebuah lembaga yang dapat
memberikan modal berupa pinjaman, apalagi usaha yang dibentuknya itu
memiliki modal yang sangat banyak.2 Lembaga yang dapat memberikan modal
pinjaman adalah bank atau lembaga yang lain.
Salah satu lembaga yang dimaksud di sini adalah modal ventura. Modal
ventura merupakan pembiayaan atau pemberian modal kepada bidang usaha yang
sedang mengalami krisis, sehingga kegiatan usaha ini memiliki resiko tinggi.

1
Rasimin, Pengembangan Usaha melalui Modal Ventura: Solusi Alternatif dalam
Perspektif Islam, Jurnal Muqtasid, Vol. 1, No. 2, Desember 2010, hal. 303
2
Azwar Hamid, Modal Ventura Syari’ah, Jurnal AL-MASHARIF, Vol. 3, No. 1, 2015,
hal. 139

3
Setelah munculnya modal ventura, muncul pula modal ventura yang bersifat
syari’ah atau disebut dengan modal ventura syari’ah.
Lembaga pembiayaan luar industri perbankan cukup banyak dan memiliki
prospek yang cukup menjanjikan, namun lembaga seperti anjak piutang
(factoring), modal ventura (ventura capital), sewa guna usaha (leasing), dan
pembiayaan konsumen memang belum sepopuler bank. Kehadiran lembaga
pembiayaan ini tidak terlepas dari kenyataan semakin sulitnya masyarakat bisnis
untuk mendapatkan suntikan permodalan dari lembaga perbankan, mengingat
keterbatasan jangkauan penyebaran kredit oleh bank-bank yang ada, teutama di
daerah-daerah.
Secara formal pemerintah mengatur lembaga pembiayaan ini melalui
Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan, yang
kemudian ditindak lanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan
No.1251/KMK.013/1988 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga
Pembiayaan sebagaimana telah diubah terakhir dengan keputusan Menteri
Keuangan No. 468/KMK.017/1995. Pemerintah memberikan kepada perusahaan
pembiayaan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai salah satu
sumber pembiayaan dalam rangka menunjang pertumbuhan dan stabilitas
ekonomi. Dalam Peraturan Perundang-Undangan tersebut bahwa
kegiatanperusahaan pembiayaan meliputi :
1. Sewa Guna Usaha (leasing)
2. Modal Ventura (ventura capital)
3. Perdagangan Surat Berharga ( securities)
4. Anjak Piutang (factoring)
5. Usaha kartu kredit, dan
6. Pembiayaan Konsumen

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian leasing dan modal ventura Islam?

2. Bagaimana cara leasing dan modal ventura Islam?

4
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian leasing dan modal ventura Islam.

2. Untuk mengetahui cara leasing dan modal ventura Islam.

3.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Leasing dan Modal Ventura Islam

1. Pengertian leasing
Istilah lain dari Sewa Guna Usaha yaitu “leasing”, dimana leasing itu
berasal dari kata lease (inggris) yang berarti menyewakan. Menurut Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang
Kegiatan Sewa Guna Usaha ( Leasing ), leasing adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak
opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)
untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala.
Unsur-unsur berdasarkan pengertian Leasing di atas, terdiri dari beberapa
elemen di bawah ini, yaitu :
1. Pembiayaan perusahaan Pembiayaan ini tidak dilakukan dalam bentuk
sejumlah dana tetapi juga dalam bentuk peralatan atau barang modal
yang akan digunakan
2. Penyediaan barang-barang modal Biasanya penyediaan barang modal
dilakukan oleh supplier yang di bayar oleh lessor untuk keperluan lessee
3. Jangka waktu tertentu Jangka waktunya sejak diterimanya barang modal
sampai perjanjian sewa guna usaha berakhir
4. Pembayaran secara berkala Lessee membayar harga barang modal
kepada lessor secara angsuran
5. Adanya hak pilih (option right) Pada akhir masa leasing, lessee
mempunyai hak untuk membeli barang modal tersebut
6. Adanya nilai sisa yang disepakati bersama Nilai barang modal pada akhir
sewa sewa guna usaha yang telah disepakati oleh lessor dengan lessee
pada awal masa sewa guna usaha
7. Adanya pihak lessor

6
8. Adanya pihak lessee
Menurut Mr. A.C. Goudsmit dan Mr. J.A.M.P. Keijser, leasing mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:
a. Leasing merupakan suatu pembiayaan, baik pada finance lease maupun
operating lease,
b. Biasanya ada hubungan jangka waktu lease dan masa kegunaan benda yang di-
lease tersebut
c. Hak Milik benda yang di-lease ada pada lessor. Hal ini berdampak
penting di bidang akuntansi seperti penyusunan di bidang hukum dalam
hal pelaksanaan perjanjian leasing
d. Benda yang menjadi objek leasing adalah benda-benda yang digunakan
dalam suatu perusahaan, yakni benda-benda yang diperlukan dalam
menjalankan perusahaan. Jadi tidak saja mesin – mesin yang hanya dapat
digunakan untuk berproduksi akan tetapi bisa juga untuk komputer, dan
kendaraan bermoto.
2. Perkembangan Leasing
Leasing mulai tumbuh di Indonesia pada 1974. Kelahirannya didasarkan pada
surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Keuangan, Menteri
Perindustrian, dan Menteri Perdagangan. Setahun setelah dikeluarkannya SKB tersebut,
berdirilah PT Pembangunan Armada Niaga Nasional pada 1975.lalu perusahaan tersebut
mengganti namanya menjadi PT (Persero) PANN Multi Finance. Kemudian, melalui
Keputusan Presiden (Keppres) No.61/1988, yang ditindaklanjuti dengan SK Menteri
Keuangan No. 1251/KMK.013/1988, pemerintah membuka lebih luas lagi bagi bisnis
pembiayaan, dengan cakupan kegiatan meliputi leasing, factoring, consumer finance,
modal ventura dan kartu kredit, dan terakhir dengan adanya peraturan baru yaitu
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, dimana meliputi
Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur.
Sebagai sesama industri keuangan, perkembangan industri leasing relatif
tertinggal dibandingkan yang lain, perbankan, misalnya. Meski demikian, perusahaan
pembiayaan juga mampu berkembang cukup mengesankan. Hingga saat ini leasing di
Indonesia telah ikut berkiprah dalam pembiayaan perusahaan. Jenis barang yang dibiayai
pun terus meningkat. Jika sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan transportasi, kini

7
berkembang pada keperluan kantor, manufaktur, konstruksi dan pertanian. Hal ini
mengindikasikan multi finance kian dikenal pelaku usaha nasional.
3. Dasar Hukum Leasing
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan
Sewa Guna Usaha (Leasing). Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, 27
Nopember 1991 dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 19 Januari 1991.
Dengan berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini, Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 48/KMK.013/1991 tentang Kegiatan Sewa-guna-usaha, dinyatakan tidak berlaku.
4. Kegiatan Leasing (Sewa Guna Usaha)
a. Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi (finance lease) Dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jumlah pembayaran Sewa Guna Usaha selama masa sewa guna usaha pertama
ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan barang
modal dan keuntungan lessor.
2) Masa Sewa Guna Usaha (SGU) ditentukan sesuai ketentuan tentang pajak penghasilan,
yaitu:
• 2 tahun untuk barang modal golongan I
• 5 tahun untuk barang modal golongan II dan III
• 7 tahun untuk barang modal golongan modal bangunan
3) Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee
Bentuk bentuk finance Lease, yaitu :
a. Sewa-guna-usaha Langsung (Direct Lease). Dalam transaksi ini lessee belum pernah
memiliki barang modal yang menjadi obyek sewa-guna-usaha, sehingga atas
permintaannya lessor membeli barang modal tersebut
b. Penjualan dan Penyewaan Kembali (Sale and Lease Back). Dalam transaksi ini lessee
terlebih dahulu menjual barang modal yang sudah dimilikinya kepada lessor dan atas
barang modal yang sama kemudian dilakukan kontrak sewa-gunausaha antara lessee
(pemilik semula) dengan lessor (pembeli barang modal tersebut). Lessee dalam hal ini
berperan sebagai pihak yang menjual barang untuk digunakan selama masa lease yang
disetujui kedua pihak. Metode leasing ini dimaksudkan untuk memperoleh tambahan
dana untuk modal kerja. Jadi transaksi leasing di sini bersifat refinancing
c. Sewa-Guna-Usaha Sindikasi (Syndicated Lease) beberapa perusahaan sewa-guna-
usaha secara bersama melakukan transaksi sewa-guna-usaha dengan satu lessee.
Syndicated lease terjadi apabila lessor karena alasan-alasan risiko tidak bersedia, atau

8
karena alasan tidak memiliki kemampuan pendanaan untuk menutup sendiri suatu
transaksi leasing yang nilainya cukup besar yang dibutuhkan oleh lessee. Untuk
memenuhi permintaan atau kebutuhan lessee tersebut, maka beberapa perusahaan leasing
melakukan perjanjian kerja sama untuk membiayai objek leasing yang dimaksud. Dalam
hal ini salah satu perusahaan sewa-guna-usaha akan bertindak sebagai koordinator,
sehingga lessee cukup berkomunikasi dengan koordinator ini
d. Leverage Lease Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider.
Lessor tidak membiayai objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan
hanya antara 20% hingga 40%. Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai
oleh credit provider
e. Cross Border Lease Transaksi leasing yang dilakukan di luar batas suatu negara, di
mana lessor berkedudukan di negara berbeda dengan negara lessee. Jenis transaksi
leasing ini kadangkadang disebut pula sebagai leasing lintas negara atau transaksi leasing
internasional karena transaksi yang dilakukan melibatkan dua negara yang berbeda.
Metode pembiayaan ini merupakan hal yang kompleks dan bersifat khusus. Transaksi
leasing ini mengandung banyak risiko bagi lessor karena bagaimanapun juga akan
melibatkan mekanisme hukum, perpajakan dan masalah-masalah lainnya dari masing-
masing negara yang bersangkutan. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut biasanya
transaksi leasing antara negara dilakukan oleh afiliasinya atau subsidiary perusahaan
leasing yang bersangkutan. Namun untuk mempermudah pelaksanaan transaksi tersebut
banyak transaksi leasing internasional tidak dilakukan sebagaimana mekanisme leasing
yang sebenarnya. Transaks leasing biasanya dilakukan dengan cara perjanjian penjualan
bersyarat yaitu pihak lessee diwajibkan membeli barang yang di-lease-nya pada akhir
kontrak. Cara ini pada dasarnya hanya untuk melindungi lessor dari kompleksitas
peraturan dan ketentuan-ketentuan negara asing
f. Vendor Program/Vendor Lease, Suatu metode penjualan yang dilakukan oleh produsen
atau dealer di mana perusahaan leasing memberikan atau menyediakan fasilitas leasing
kepada pembeli barang. Dalam mekanisme transaksi vendor program ini, lessor
membayar kepada vendor sesuai dengan harga barang yang dipilih atau ditentukan oleh
pembeli (lessee), selanjutnya pembayaran sewa atau angsuran oleh lessee dapat dilakukan
langsung kepada lessor, atau dapat dibayarkan melalui vendor yang bersangkutan. Cara
pembayaran tersebut dapat dilakukan sesuai perjanjian. Vendor program ini sangat
menarik bagi lessor karena pemasaran leasing dilakukan oleh vendor melalui usaha
penjualan barangnya yang sekaligus disertai dengan fasilitas leasing. Penagihan uang

9
sewa atau angsuran merupakan kewajiban vendor yang juga berperan sebagai jaminan.
Dalam hal pihak lessee tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan kontrak atau
default, pihak vendor akan membayar penuh sesuai dengan sisa angsuran lessee.
b. Sewa-guna-usaha tanpa hak opsi (operating lease) Dengan Kriteria sebagai berikut :
• Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama tidak dapat
menutupi harga perolehan barang modal yang disewa guna usahakan ditambah
keuntungan yang diperhitungkan oleh lessor.
• Perjanjian sewa guna usaha tidak memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.
c. Sales– Typed Lease (sewa guna usaha penjualan) Suatu transaksi sewa guna usaha,
dimana produsen atau pabrikan juga berperan sebagai perusahaan sewa guna usaha
sehingga jumlah traksaksi termasuk bagian laba sudah diperhitungkan oleh produsen atau
pabrikan
d. Leveraged Lease, Suatu transaksi sewa guna usaha, selain melibatkan lessor dan lessee
juga melibatkan bank atau kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar
transaksi.
e. Cross Border Lease Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang
dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lesse
yang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan
lesse terletak pada dua negara berbeda
5. Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing
a. Lessor Yaitu perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada
pihaklessee dalam bentuk barang modal. Dalam Finance Lease, lessor bertujuan
untukmendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan
barang modal dengan mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang dan pemberian jasa-
jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan dan pengoperasian barang modal tersebut.
b. Lessee Yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk
barang modal dari lessor. Dalam finance lease, lessee bertujuan mendapatkan pembiayaan
berupa barang atau peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala.
Sedangkan dalam operating lease, lessee bertujuan dapat memenuhi kebutuhan
peralatannya disamping tenaga operator dan peralatan alat tersebut tanpa resiko bagi
lessee terhadap kerusakan.
c. Pemasok Yaitu perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang
untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh leasor. Dalam finance

10
lease, pemasok langsung menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak leasor
sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sedangkan dalam operating lease, pemasok
menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak baik secara tunai maupun secara berkala.
d. Bank atau kreditor Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau
kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut tetapi bank memegang
peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor
6. Perjanjian Leasing
Perjanjiaan yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut “lease agreement” dimana
memuat kontrak kerja yang berisikan :
a. Nama dan alamat lessee
b. Jumlah atau nilai barang yang dileasingkan
c. Jumlah atau barang tang dileasingkan
d. Syarat-syarat kepemilikan atau syarat lainnya
e. Biaya-biaya yang dikenakan
f. Sangsi-sangsi apabila lessee ingkar janji
7. Biaya-Biaya Yang Dikeluarkan
Setiap fasilitas leasing yang diberikan oleh perusahaan leasing kepada pemohon (lessee)
akan dikenakan berbagai macam biaya diantara :
a. Biaya administrasi yang besarnya dihitung per tahun
b. Biaya materai untuk perjanjian
c. Biaya bunga terhadap barang yang dileasingkan
d. Premi asuransi yang disetor kepada pihak asuransi
8. Pengertian Modal Ventura Islam
Istilah ventura berasal dari kata venture yang secara bahasa bisa berarti
sesuatu yang mengandung resiko atau dapat juga diartikan sebagai usaha. Dengan
demikian, secara bahasa modal ventura (ventura capital) adalah modal yang
ditanamkan pada usaha yang mengandung risiko.3 Modal ventura merupakan
bentuk penyertaan modal dari perusahaan pembiayaan kepada perusahaan yang
membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan yang sering diberi
modal disebut sebagai vestee, sedangkan perusahaan pembiayaan yang memberi

3
Andri Soemitra, Bank Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:Kencana,2009), hlm 315

11
dana dan sebagai venture capitalist atau pihak investor. 4 Modal ventura
merupakan bentuk pembiayaan aktif yang ditandai dengan keterlibatan ini
menjadi karakteristik khas yang dapat menjadi karakteristik khas yang dapat
menjadi solusi dalam mengatasi kelemahan yang umumnya dihadapi oleh usaha
kecil menengah (UKM), yaitu kemampuan dalam pengelolaan manajemen
perusahaan.5
Menurut Clinthon Ricardson (2019) menjelaskan mengenai apa itu modal
ventura ialah sebagai berikut : "Bahwa modal ventura adalah dana yang
diinvestasikan pada perusahaan yang berisiko tinggi. Sedangkan dalam Keppres
No. 61 Tahun 1988 bahwa perusahaan modal ventura adalah badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk dana dengan penyertaan modal ke
dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan".6
9. Sejarah Modal Ventura Indonesia
Perusahaan modal ventura menurut PMK No. 18/KMK.010/2012
merupakan badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke
dalam sutu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee company)
atau perusahaan pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk
penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau
pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha7.
Lembaga modal ventura juga merupakan suatu alternatif lembaga
pembiayaan lain di luar bank. Dikatakan demikian karena memang lembaga ini
didalam memberikan dananya bagi pihak lain berbeda dengan bank,. Lembaga
modal ventura tidak memerlukan benda jaminan untuk dapat mengeluarkan
dananya. Sedangkan bank dalam memberikan kreditnya mewajibkan nasabahnya
untuk memberikan jaminan yang diperlukan sebagai suatu syarat yang wajib8.
4
Muhammad Fahri Farid, HRD Syariah Teori dan Implementasi Manajemen Sumber
Daya Manusia Berbasis Syariah (Jakarta:PT Gramedia, 2020), hlm 188
5
Safrina, Modal Venture Sebagai Alternatif pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah,
(Kanun Jurnal Ilmu Hukum:No. 59, Th.xv (April, 2013), pp-131-144-, ISSN:08545499
6
Yusnedi Achmad, Aspek Hukum Dalam Ekonomi, (Yogyakarta:CV
budi Utama, 2015) hlm 209
7
Andri Soemitra, 2019, Hukum Ekonomi Syariah dan Fiqh Muamalah di Lembaga
Keuangan dan Bisnis Kontemporer, (Jakarta:Prenadamedia group), hlm 235
8
Richard Burton Simatupang, 2003, Aspek Hukum Dalam Islam, (Jakarta:PT RINEKA
CIPTA), hlm 105

12
Menurut POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan) No. 35/POJK.05/2015
perusahaan modal ventura adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha
modal ventura, pengelolaan dana ventura, kegiatan jasa berbasis fee, dan kegiatan
usaha lain dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan9.
Usaha modal ventura pertamakali dikenal di Indonesia pada tahun 1973,
dengan didirikannya PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (PT Bahana PUI),
yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Departemen Keuangan dan Bank Indonesia
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1973. Adapun tujuan dari
didirikannya PT Bahana PUI adalah sebagai berikut;
a. Menumbuhkan serta menggairahkan kemampuan berusaha dari
pengusaha-pengusaha kecil dan menengah dengan mengusahakan
segala macam bantuan yang diperlukan untuk mencapainya tanpa
mengabaikan kaidah-kaidah berusaha yang sehat
b. Membantu kelancaran pertumbuhan perusahaan-perusahaan kecil dan
menengah dengan jalan:
1) Mengadakan penyertaan modal dalam modal dasar perusahaan-
perusahaan termaksud
2) Mengadakan identifikasi dari proyek serta menyusun feasibility
studies bagi perusahaan-perusahaan.
3) Menyediakan dana dan/atau tenaga yang diperlukan untuk mengatasi
masalah teknis dan pemasaran perusahaan-perusahaan yang telah
termaksud.
Perusahaan modal ventura di Indonesia diawali dengan pembentukan PT.
Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), sebuah badan usaha milik negara
(BUMN) yang sahamnya dimiliki oleh dapartemen keuangan (82,2%) dan bank
Indonesia (17,8%). Gema nama “Bahana” memang sempat mengetarkan “dunia
keuangan” nusantara. PT BPUI ini dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah
No.18 Tahun 1973 berherak di bidang penyertaan modal. Perusahaan modal
ventura syariah, belakang juga hadir, meskipun masih dalam hitungan yang sangat
sedikit. Secara prinsipil, dasar hukum perusahaan modal ventura menginduk pada

9
Andri Soemitra, 2009, Bank Lembaga Keuangan Syariah, hlm 316

13
dasar hukum modal ventura yang sudah ada, disamping diperkaya dengan prinsip-
prinsip yang sesuai syariah.10
10. Landasan Hukum Modal Ventura
Landasan hukum tentang kegiatan yang berkaitan dengan modal ventura di
Indonesia ditetapkan dengan berbagai peraturan. Peraturan-peraturan inilah yang
menjadi landasan hukum berdiri dan beroperasinya kegiatan modal ventura di
Indonesia. Peraturan yang menjadi landasan hukum yang dimaksud sebagai
berikut11:
1) Keputusan menteri keuangan Nomor 469/KMK.017/1995 Tanggal 03
Oktober 1995 tentang pendirian dan pembinaan perusahaan modal ventura
2) Peraturan pemerintah Nomor 4 Tahun 1995 tentang pajak penghasilan bagi
perusahaan modal ventura
3) Keputusan menteri keuangan Nomor 227/KMK.01/1994 Tanggal 9 Juni
1994 tentang sektor-sektor usaha perusahaan pasangan usaha dari
perusahaan modal ventura
4) Peraturan pemerintah Nomor 62 Tahun 1992 tentang sektor-sektor usaha
perusahaan pasangan usaha Perusahaan modal ventura.
5) Keputusan menteri keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20
Desember 1988 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan lembaga
pembiayaan
6) Keppres Nomor 61 Tahun 1998 tentang lembaga pembiayaan
11. Tujuan modal ventura
Tujuan modal ventura adalah untuk memberikan penambahan nilai
(adding value) sehingga venture capitalist dapat menjual pertisipasinya dengan
return positif.12
Menurut Nurul Huda (2011) menjelaskan mengenai pembiayaan modal
ventura, yang dikatakan beresiko tinggi memiliki beberapa tujuan, diantaranya

10
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2018), hlm
318
Bustari muktar, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta:Kencana, 2016), hlm 252
11

Muhammad Fahri Farid, HRD Syariah Teori dan Implementasi Manajemen Sumber
12

Daya Manusia Berbasis Syariah (Jakarta:PT Gramedia, 2020), hlm 188

14
ialah sebagai berikut13:
1) Memungkinkan mudahnya pendirian usaha baru
2) Membantu dalam membiayai perusahaan yang sedang mengalami
kesulitan dana dalam rangka pengembangan usahanya
3) Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan produk ataupun
ketika perusahaan tersebut sedang mengalami kemunduran ataupun
kesulitan
4) Membantu terwujudnya gagasan menjadi produk jadi yang siap untuk
dipasarkan
5) Mempelancar/mempermudah mekanisme investasi di dalam dan juga di
luar negeri
6) Membantu terjadinya pengembangan teknologi baru dan juga
mempelancar proses ahli teknologi dapat terjadi
12. Ciri-Ciri Modal Ventura
Sebagai suatu manajemen pembiayaan, modal ventura memiliki beberapa
ciri-ciri yang menunjukkan bahwa “ia” berbeda dengan konsep lembaga keuangan
yang lain, seperti perbankan dan berbagai perusahaan pembiayaan yang lain,
seperti leasing dan juga anjak piutang. Diantaranya adalah:
1) Pembiayaan bersifat equity. Pembiayaan modal ventura dilakukan dengan
adanya penyertaan modal yang langsung dilakukan pada perusahaan
pasangan usaha.
Adapun prinsip saham secara islam adalah:
1. Bersifat musyarakah jika saham ditawarkan secara private
2. Bersifat mudharabah jika saham ditawarkan kepada masyarakat
3. Tidak boleh ada perbedaan jenis saham karena resiko harus ditanggung
oleh kedua belah pihak
4. Seluruh keuntungan akan dibagi hasil, karena resiko harus ditanggung
oleh semua pihak
5. Investasi pada saham tidak dapat dicairkan dari usaha ataupun proyek

13
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
2010), hlm 371

15
yang bersangkut, atau terjadi pengalihan kepemilikan lewat jual beli
investasi
Secara garis besar, konsep akad musyarakah dapat terbagi sebagai berikut:
1. Syirka Mulk : Partnership atas kepemilikan bersama suatu properti
tanpa adanya kontrak untuk memanfaatkannya bersama-sama guna
mendapatkan keuntungan bisnis.
2. Syirka akad : Menekankan pada adanya partnership atas kepemilikan
suatu modal dengan dilandasi adanya kontrak untuk
mengeksploitasinya bersama-sama dengan orientasi komersial, dimana
untung dan ruginya dibagi bersama.
Berdasarkan metode pembentukannya, maka syirkah akad juga dibagi atas
dua jenis:
a. Syirkah Mal : Modal financial menjadi kriteria utama
b. Syirkah a’mal/abdan : keahlian dan pengalaman kerja terkait tiap
partner menjadi kriteria utama.
2) Mudharabah, berguna untuk pembiayaan usaha ataupun proyek yang dapat
diselaraskan dengan instrumen obligasi. Perusahaan memang amanah yang
diterima oleh perusahaan modal ventura dimana modal yang ada merupakan
titipan dengan wadiah yang dapat dimanfaakan untuk memperoleh
keuntungan. Di saat pengusaha melakukan proyek yang berkaitan dengan
konsep mudharabah maka pegusaha adalah wakil pemilik modal.
3) Murabahah, pembiayaan murabahah merupakan jual beli barang untuk
keperluan investasi dan juga bahan baku yang dipergunakan untuk
kepentingan modal kerja. Dalam manajemen modal ventura, aplikasi
murabahah jika dijalankan bila perusahaan modal ventura bernegosiasi
dengan pihak pengusaha yang ingin membeli barang investasi dalam bentuk
mesin. Maka pengusaha tersebut lalu memesan kepada perusahaan modal
ventura untuk membeli mesin dari pihak produsen dengan adanya
kesepakatan bahwa pengusaha akan membeli mesin tersebut dari perusahaan
modal ventura setelah mesin tersebut dimiliki oleh pihak modal ventura.14
14
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 201) ,
hlm 371-375

16
13. Jenis-Jenis Modal Ventura
Perusahaan modal ventura didalam melakukan aktivitas pembiayaan
modal ventura kepada perusahaan pasangan usaha dapat dibedakan dalam
beberapa jenis pendekatan. Adapun jenis pembiayaan modal ventura kepada
perusahaan modal ventura dapat kita kemukakan dalam 3 bentuk yang umum
dilakukan15;
1. Penyertaan saham langsung
Jenis pembiayaan ini adalah penyertaan langsung kepada perusahaan
pasangan usaha, dimana perusahaan modal ventura bertindak sebagai salah satu
pemegang saham di perusahaan pasangan usaha. Apabila dilakukan, maka ada dua
alternatif masuknya perusahaan modal ventura ke perusahaan pasangan usaha,
yaitu:
a. Mendirikan perusahaan baru bersama-sama dengan pemilik ide/penemu
suatu produk
b. Masuk sebagai pemenang saham batu didalam suatu perusahaan yang
telah berjalan, baik membeli saham pemegang saham lama.
Adapun hasil yang diterima oleh perusahaan modal ventura apabila
melakukan penyertaan saham langsung, yaitu:
a. Dividen saham
b. Capital gain
c. Kontrak manajemen tahunan
2. Obligasi konversi
Pembiayaan modal ventura dalam bentuk obligasi konversi dapat juga
disebut semy equity financing. Pembiayaan dengan obligasu konversi yang
dilakukan oleh perusahaan modal ventura biasanya dilakukan kepada perusahaan
pasangan usaha sudah berjalan dengan baik dan masih membutuhkan dana untuk
pengembangan usaha, di lain sisi, pemegang saham lama masih ingin memiliki
saham perusahaan tersebut.
3. Pola bagi hasil/partisipasi terbatas
Pola pembiayaan bagi hasil (profit and loss shariung) adalah suatu pola
Budi Rachmat, Modal Ventura Cara Mudah Meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah,
15

(Bogor:Ghalia Indonesia, 2005) hlm 31-32

17
pembiayaan kepada perusahaan pasangan usaha dengan menentukan suatu
presentase tertentu dari hasil keuntungan yang didapat perusahaan pasangan
usaha. Pola bagi hasil sangat sederhana dibandingkan dengan pembiayaan
langsung ataupun dengan obligasi konversi. Dalam melakukan pembiayaan
dengan pola bagi hasil, perusahaan modal ventura akan bertindak sebagai
penyedia modal dan pelaksanaan kegiatan operasional dapat diserahkan kepada
perusahaan pasangan usaha.
Jenis-jenis menurut Engga Prayogi (2016), Ada beberapa jenis perusahaan
modal ventura yaitu16:
1. Conventional Loan adalah pinjaman yang diberikan dengan tanpa
jaminan atau disertai jaminan
2. Conventional Loan merupakan perusahaan modal ventura yang bisa
menikmati keuntungan dan menanggung kerugian
3. Equity Invesment merupakan perusahaan modal ventura yang
menyertakan saham. Saham diperuntukkan untuk mendukung
kegiatan perusahaan yang baru berdiri. Dalam hal ini perusahaan
modal ventura dengan perusahaan yang dibiayai memiliki hubungan
kerja sama pada bidang manajemen.
14. Konsep Perusahaan Modal Ventura Syariah
Adapun konsep dari Perusahaan Modal Ventura Syariah (PMVS) adalah
sebagai berikut17:
1) Mekanisme pembiayaan dalam modal ventura dilakukan dalam bentuk
penyertaan modal
2) Metode pengambilan keuntungan dalam modal ventura dilakukan
melalui bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh kegiatan yang
dibiayai
3) Produk pembiayaan modal ventura dikeluarkan oleh lembaga keuangan
bukan bank, yaitu perusahaan pembiayaan modal ventura

16
Engga Prayogi, 233 Tanya Jawab Seputar Hukum Bisnis, (Yogyakarta: Medpress
Digital, 2016), hlm 95-96
17
Muhammad Fahri Farid, HRD Syariah Teori dan Implementasi Manajemen Sumber
Daya Manusia Berbasis Syariah (Jakarta:PT Gramedia, 2020), hlm 189

18
4) Jaminan dalam pembiayaan modal ventura tidak diperlukan, karena
sifat pembiayaan lebih condong ke sebuah bentuk investasi
5) Sumber dana untuk pembiayaan modal ventura bisa berasal dari (PMV)
sendiri juga berasal dari pihak lain sebagainya
6) Upaya penyelesaian apabila terjadi wanprestasi dalam pembiayaan
modal ventura, baik yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura
maupun dari perusahaan pasangan usaha, penyelesaiannya dapat
dilakukan melalui upaya damai, pengadilan negeri, dan lembaga
arbitrase.
15. Karakteristik Dari Modal Ventura
Modal ventura pada dasarnya bukanlah alternatif pembiayaan yang baru
dalam aktivitas bisnis, baik di Indonesia maupun negara-negara maju lainnya. di
Amerika, bisnis ini telah dikembangkan sejak tahun 1960-an, sedangkan di Eropa
sejak tahun 1970-an dan untuk kawasan Asia, seperti Jepang, Korea, kegiatan
modal ventura mulai dikembangkan sejak tahun 1980- an. Untuk Indonesia
sendiri, modal ventura mulai diperkenalkan pada tahun 1973 dengan berdirinya
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia.18
Menurut Robbia Pancarasa, dalam tulisannya yang berjudul: “Tantangan
Menuju Era Modal Ventura di Indonesia”,modal ventura memiliki karakteristik
tertentu dibandingkan dengan pembiayaan jenis lainnya, yaitu sebagai berikut:
1) Modal ventura dikategorikan sebagai investasi yang berisiko tinggi.
Untuk itu, diperlukan semacam ketajaman naluri bisnis dari pemodal
untuk secara dini dapat menangkap isyarat-isyarat ada tidaknya gangguan
dalam mesin perusahaan pasangan usaha.
2) Pembiayaan modal ventura bersifat jangka panjang dan tidak serta merta
segera menghasilkan (slow yielding) serta tidak teratur, dalam arti
pendapatan berupa dividen tergantung kebijaksanaan direksi, apakah
akan membagikannya atau tidak kepada pemegang saham
3) Pemodal ventura dan perusahaan pasangan usaha mempunyai kedudukan

18
Budi Rachmat, Modal Ventura Cara Mudah Meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah,
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2005) hlm 23-24

19
yang sejajar sebagai pemegang saham. Konsekuensi hubungan ini adalah
esensi perkaitan dalam hukum, hubungan perusahaan modal ventura
dengan perusahaan modal ventura dengan pasangan usaha adalah suatu
ikatan bisnis. Kegagalan dalam usaha di tanggung bersama, sebaliknya
bila meraih sukses, dinikmati bersama sesuai dengan proporsi jumlah
saham yang dimiliki
4) Mempunyai nilai tambah. Pembiayaan modal ventura tidak akan banyak
artinya apabila tidak disertai oleh paket lainnya, berupa pertambahan
nilai melalui technical assistance, manajemen, dan strategia bisnisnya.
Karakteristik Yuridis Dari Modal Ventura, Menurut Abdul Rahman Saleh
(2006), ialah sebagai berikut:19
1) Adanya pihak-pihak yang terlibat berupa dari pihak perusahaan modal
ventura (investor), perusahaan pasangan usaha (investee company). Dan
kadang-kadang terlibat juga pihak dari penyandang dana dari pihak
ketiga
2) Adanya pemberian berupa suatu dana kepada oleh pihak perusahaan
pasangan usaha (PPU)
3) Dana tersebut ditanam dalam bentuk equity ke dalam perusahaan
pasangan usaha (PPU), termasuk ikut manajemen perusahaan pasangan
usaha (PPU)
4) Investasi ke dalam perusahaan pasangan usaha (PPU) tidak bersifat
permanen, juga tidak bersifat jangka pendek, tetapi juga bersifat jangka
menengah dan/atau jangka panjang. Misalnya, untuk jangka waktu 10
tahun
5) Modal ventura merupakan investasi tanpa jaminan, karena itu diperlukan
kehati-hatian yang tinggi dari pihak investor
6) Prototipe dari modal ventura adalah pembiayaan terhadap perusahaan
kecil dan pemula, tetapi memiliki potensial yang besar untuk
berkembang

19
Abdul Rahman Saleh, dkk, Panduan Pantuan Hukum di Indonesia (Jakarta:YLBHI dan
PSHK Indeks, 2006), hlm 153

20
16. Keuntungan Modal Ventura Bagi Perusahaan Modal Ventura
Bagi perusahaan modal ventura (PMV) mempunyai beberapa keuntungan
yaitu sebagai berikut20:
1) Memperoleh keuntungan berupa dividen dari modal dalam bentuk saham
2) Memperoleh keuntungan dalam bentuk capital gain dari hasil selisih dari
transaksi penjualan dan pembelian suratsurat berharga (saham)
3) Memperoleh keuntunngan berupa bagi hasil untuk usaha tertentu sesuai
dengan perjanjian yang sudah dibuatnya.
Bagi perusahaan pasangan usaha (PPU)
1) Membantu penambahan modal usaha bagi perusahaan yang sedang
mengalami kekurangan modal (Liquiditas)
2) Memperbaiki teknologi melalui pengalian dari teknologi lama ke
teknologi baru sehingga dapat membantu peningkatan kapasitas produksi
dan peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan mutu produksi
3) Membantu pengembangan usaha melalui perluasan pasar dan
pengembangan usaha baru melalui diversifikasi usaha
4) Mengurangi resiko kerugian
17. Kelebihan dan Kekurangan Modal Ventura
Ada sejumlah kelebihan dan kekurangan berhubungan dengan perusahaan
modal ventura. Keunggulan modal ventura meliputi:
1) Modal ventura tidak hanya diperuntukkan bagi perusahaan yang telah
berjalan namun juga terbuka bagi perusahaan yang baru berdiri. Faktor
ini membedakan keunggulan modal ventura dibandingkan perbankan,
BUMN, atau melalui lembaga pembiayaan lainnya yang kebanyakan
hanya di peruntukkan bagi perusahaan yang telah berjalan
2) Modal ventura merupakan alternatif dana yang paling murah
dibandingkan dana yang diperoleh dari lembaga pembiayaan lainnya.
apalagi, pelunasannya lebih fleksibel
3) Perusahaan modal ventura memberikan pembiayaan yang bersifat ‘risk

20
Yusnedi Achmad, Aspek Hukum Dalam Ekonomi, (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2019), hlm 213

21
capital’ atau modal berisiko karena tidak meminta adanya jaminan dari
PPU, layaknya pinjaman kepada perbankan. Risiko inilah yang
mendorong PMV (Perusahaan Modal Ventura) untuk memberikan
bantuan secara total, terutama pada bantuan dan fasilitas manajemen
yang dapat mempercepat perkembangan perusahaan.
4) Modal ventura umumnya menghargai inovasi. PPU baru yang
menghasilkan produk inovatif akan mudah berkembang karena
dukungan dari PMV (perusahaan modal ventura) tidak hanya dari aspek
modal, namun juga fasilitas lain yang dibutuhkan untuk keberhasilan
usaha, termasuk penyediaan jaringan pemasaran yang luas.
Meskipun memiliki sejumlah keunggulan, bermitra dengan modal ventura
juga perlu diantipasi karena adanya berapa kekurangan yang meliputi:
1) Kriteria, persyaratan, dan proses seleksi yang dilakukan PMV
(Perusahaan Modal Ventura) terbilang sangat ketat. Perusahaan yang
tidak prospek, tidak siap berkembang, atau tidak memiliki keunggulan
akan sulit menembus modal ventura. Para pelaku UKM yang umumnya
memiliki kelemahan di hampir semua aspek usaha bisa jadi sulit
menembus PMV (perusahaan modal ventura) sulit bukan berarti tidak
bisa ditembus.
2) Untuk sebuah keberhasilan, timbal balik yang diberikan umumnya lebih
besar dari pengorbanan. Begitu juga dengan perusahaan mitra yang
berhasil berkembang karena dukungan modal ventura, umumnya
mereka memberikan imbalan yang lebih besar dari yang disepakati.
Meskipun demikian, PMV (perusahaan modal ventura) umumnya
cukup fleksibel dalam meminta pembagian keuntungan yang
disesuaikan dengan perkembangan usaha dari PPU.
3) Sistem ‘risk capital’ dari modal ventura memberikan wewenang bagi
PMV (perusahaan modal ventura) untuk melakukan pembinaan,
penataan, maupun perombakan manajemen dari perusahaan pasangan
usaha yang menjadi mitranya. Kalau kita tidak siap atau tidak hati-hati,
masuknya intervensi pihak PMV dapat menyebabkan lepasnya

22
kepemilikan kita di perusahaan. Apalagi bagi perusahaan mitra yang
memiliki prospektif sangat bagus, PMV (perusahaan modal ventura)
umumnya menyertakan sahamnya dalam jumlah mayoritas.21
B. Skema Modal Ventura Islam
Pembiayaan berbasis syariah di Indonesia, selain melalui Bank Syariah,
pembiayaan usaha juga dapat dilakukan melalui Perusahaan Modal Ventura
(PMV) Syariah. Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
35/POJK.05/2015, usaha modal ventura syariah, dapat diartikan sebagai usaha
pembiayaan melalui kegiatan investasi dan/atau pelayanan jasa yang dilakukan
dalam jangka waktu tertentu dalam rangka pengembangan usaha Pasangan Usaha
(PU) yang dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah. PU yang mendapatkan
pembiayaan melalui PMV syariah ini harus didirikan dalam bentuk badan usaha
(perseroan terbatas, koperasi, atau perseroan komanditer). Umumnya PU yang
mendapatkan pembiayaan dari PMV syariah merupakan usaha pada tahap rintisan
(start-up) atau pengembangan produk yang belum memenuhi syarat untuk
mendapatkan pembiayaan dari bank. Dengan demikian skema modal ventura
syariah ini dapat menjadi alternatif pembiayaan bagi proyek penelitian,
pengembangan produk, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan koperasi.22
Layaknya modal ventura konvensional, PMV syariah akan melakukan
pengelolaan dana ventura dan kegiatan jasa berbasis fee. Hal yang membedakan
modal ventura syariah dengan konvensional adalah penerapan prinsip bagi hasil
dan akad sesuai ketentuan syariah. Skema modal ventura syariah diterapkan
melalui 3 cara;
1. Penyertaan Saham (Equity Participation)
Pada skema ini PMV syariah akan melakukan penyertaan modal berupa
saham kepada PU yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT).
Pernyertaan modal akan dilakukan dalam kurun waktu maksimal sepuluh sampai
dengan dua puluh tahun, untuk selanjutnya dilakukan divestasi. Divestasi ini

21
Yusuf CK Arianto, Rahasia Dapat Modal dan Fasilitas Dengan Cepat dan Tepat,
(Jakarta:PT Gramedia PUSTAKA utama, 2011), hlm 99-101
22
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40697. Diakses pada hari
Jumat,09/12/2022 jam 20.00 WITA

23
menandakan bahwa PU yang didanai telah cukup besar dan mampu melakukan
penawaran melalui pasar modal.
2. Pembelian Obligasi Syariah.
Pada skema ini penyertaan modal dilakukan melalui pembelian obligasi
syariah konversi atau sukuk.
3. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil
Pada skema ini penyertaan modal dilakukan melalui pembiayaan dengan
menerapkan prinsip syariah dan bagi hasil sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Penyertaan modal juga dilakukan dengan menggunakan akad sesuai prinsip
syariah loh Sobat Sikapi. Akad tersebut meliputi akad mudharabah, musyarakah,
atau mudharabah musytarakah.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang


modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk
digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala. Modal ventura (ventura capital) adalah modal
yang ditanamkan pada usaha yang mengandung risiko. Modal ventura
merupakan bentuk penyertaan modal dari perusahaan pembiayaan kepada
perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu.
Perusahaan yang sering diberi modal disebut sebagai vestee, sedangkan
perusahaan pembiayaan yang memberi dana dan sebagai venture capitalist
atau pihak investor. Modal ventura merupakan bentuk pembiayaan aktif
yang ditandai dengan keterlibatan ini menjadi karakteristik khas yang
dapat menjadi karakteristik khas yang dapat menjadi solusi dalam
mengatasi kelemahan yang umumnya dihadapi oleh usaha kecil menengah
(UKM), yaitu kemampuan dalam pengelolaan manajemen perusahaan.
2. Skema modal ventura syariah diterapkan melalui 3 cara; 1). Penyertaan
Saham (Equity Participation) 2). Pembelian Obligasi Syariah. 3).
Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil

25
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Saleh, dkk, (2006). Panduan Pantuan Hukum di Indonesia


(Jakarta:YLBHI dan PSHK Indeks)
Andri Soemitra, (2009), Bank Lembaga Keuangan Syariah,
Andri Soemitra, (2019), Hukum Ekonomi Syariah dan Fiqh Muamalah di
Lembaga Keuangan dan Bisnis Kontemporer, (Jakarta:Prenadamedia
group),
Andri Soemitra, (2018) Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta :
Kencana),
Andri Soemitra, (2009) Bank Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:Kencana)
Azwar Hamid,( 2015). Modal Ventura Syari’ah, Jurnal AL-MASHARIF, Vol. 3,
No. 1,
Budi Rachmat, (2005). Modal Ventura Cara Mudah Meningkatkan Usaha Kecil
dan Menengah, (Bogor:Ghalia Indonesia)
Bustari muktar, (2016) Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta:Kencana)
Engga Prayogi, (2016). 233 Tanya Jawab Seputar Hukum Bisnis, (Yogyakarta:
Medpress Digital)
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40697. Diakses pada hari
Jumat,09/12/2022 jam 20.00 WITA
Muhammad Fahri Farid, (2020) HRD Syariah Teori dan Implementasi
Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah (Jakarta:PT
Gramedia)
Nurul Huda, (2010). Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta:Kencana Prenada Media
Group)
Rasimin, (2010) Pengembangan Usaha melalui Modal Ventura: Solusi Alternatif
dalam Perspektif Islam, Jurnal Muqtasid, Vol. 1, No. 2, Desember
Richard Burton Simatupang, (2003), Aspek Hukum Dalam Islam, (Jakarta:PT
RINEKA CIPTA)

26
Safrina, (2013). Modal Venture Sebagai Alternatif pembiayaan Usaha Kecil dan
Menengah, (Kanun Jurnal Ilmu Hukum:No. 59, Th.xv (April,), pp-131-
144-, ISSN:08545499
Yusnedi Achmad, (2019). Aspek Hukum Dalam Ekonomi, (Yogyakarta: CV
Budi Utama)
Yusuf CK Arianto, (2011) Rahasia Dapat Modal dan Fasilitas Dengan Cepat dan
Tepat, (Jakarta:PT Gramedia PUSTAKA utama)

27

Anda mungkin juga menyukai