Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LEMBAGA PEMBIAYAAN

TUGAS MATA KULIAH ASPEK HUKUM BISNIS

DISUSUN OLEH:
1. IRFAN NOVIANSYAH/141220012
2. PUSPITA ANGGRAENI PRABOWO /141220013
3. AISHA PUTRI PAMBAJENG/141220014
EM-A

Dosen pembimbing:
Dr. Hani Subagio, SH, MM
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan makalah yang berjudul “Lembaga
Pembiayaan”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Aspek Hukum
Bisnis.

Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Hani Subagio, SH, MM . yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terimakasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 7 April 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

LATAR BELAKANG 4

RUMUSAN MASALAH 4

TUJUAN MASALAH 4

BAB II PEMBAHASAN 5

Pengertian Lembaga Pembiayaan 5


Bidang Usaha Lembaga Pembiayaan 5
Perusahaan Sewa Guna 5
Perusahaan Jasa Anjak Piutang 7
Modal Ventura 8
Perusahaan Pembiayaan Konsumen 11
Perusahaan Kartu Kredit 11

BAB III PENUTUP 16

Kesimpulan 16

DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam cara, salah
satunya adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalui kegiatan itu manusia dapat
memenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari semakin komplek. Kehidupan manusia di zaman
era modern  ini begitu cepat berputar, kehidupan yang begitu cepat memacu manusia untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya secara cepat pula. Pemenuhan kebutuhan hidup secara cepat
telah mendorong dan membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan bisnis.
Aktivitas bisnis itu sendiri diwarnai oleh berbagai bentuk hubungan bisnis atau kerjasama
bisnis yang melibatkan para pelaku bisnis. Hubungan bisnis atau kerja sama bisnis yang terjadi
sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang telah dijalankan. Dengan
semakin berkembangnya aktifitas bisnis sekarang ini maka keperluan akan modal atau dana bagi
pelaku usaha juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu sarana penyediaan dana yang
dibutuhkan oleh pelaku usaha atau masyarakat perlu diperluas. Umunya dana yang dibutuhkan
tersebut dapat disediakan oleh lembaga perbankan melalui fasilitas kredit. Namun, fasilitas kredit
dari perbankan sangat terbatas dan tidak semua pelaku usaha punya akses untuk mendapatkan
bantuan pendanaan dari bank. Selain itu lembaga perbankan juga memerlukan jaminan yang
kadang kala tidak bisa dipenuhi oleh pelaku usaha yang bersangkutan maka perlu adanya suatu
upaya lain yang mudah prosesnya dan tanpa jaminan. Upaya lain tersebut dapat dilakukan
melalui suatu jenis badan usaha yaitu melalui lembaga pembiayaan. Oleh karena itu di dalam
makalah ini akan dijelaskan lebih rinci tentang lembaga-lembaga pembiayaan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan lembaga pembiayaan ?
2.      Apa saja bidang usaha lembaga pembiayaan ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga pembiayaan

2. Mengetahui jenis jenis lembaga pembiayaan


4
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Lembaga Pembiayaan


Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal. Berbeda dengan bank atau lembaga keuangan bukan
bank, lembaga pembiayaan tidak diperbolehkan untuk menghimpun dana secara langsung dari
masyarakat. Ketentuan tentang lembaga ini telah diatur dalam Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 Pasal 1 ayat 2. Keputusan Presiden tersebut menjelaskan
pengertian mengenai lembaga pembiayaan yaitu “ Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha
yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan
tidak menarik secara langsung dari masyarakat”.
B.     Bidang Usaha Lembaga Pembiayaan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 menetapkan bidang usaha
lembaga pembiayaan antara lain:
1.      Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)
Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan kepada perusahaan (badan hukum) atau
perorangan dalam bentuk pembiayaan barang modal. Pembayaran kembali oleh peminjam
dilakukan secara berkala dan dalam jangka waktu menengah atau panjang. Perusahaan yang
menyelenggarakan leasing disebut lessor, sedangkan perusahaan yang mengajukan leasing
disebut Lessee.
Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di Indonesia setelah keluar
keputusan bersama antara menteri keuangan, menteri perindustrian dan menteri perdagangan
Nomor Kep 122/MK/IV/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/1/74 tanggal 7
Februari 1974 tentang Perizinan Usaha Leasing di Indonesia.
      Obyek kegiatan leasing meliputi barang-barang modal pada sector transportasi, industry,
kontruksi, pertanian, pertambangan, perkantoran, kesehatan.
a.      Jenis-jenis Leasing
Ada beberapa macam pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan leasing, yaitu:
1.      Operating lessee

5
Operating lessee adalah usaha leasing dimana pihak lessee hanya membayar sewa
pembiayaan (rental) sesuai perjanjian tanpa diikuti dengan pemilihan (hak opsi)
barang modal tersebut oleh lessee pada masa akhir perjanjian.
Jenis barang modal yang sering disewakan dengan cara ini yaitu barang yang
memiliki nilai tinggi, misalnya: alat-alat berat, traktor, mesin-mesin dan
sebagainya.
2.      Financial lessee
Financial lessee adalah usaha leasing dimana selain membayar sewa  yang
ditetapkan pada akhir masa kontrak, pembiayaan lesse tersebut akan membeli
barang-barang modal tersebut berdasarkan sisa yang disepakati bersama.
3.      Leverage lease
Leverage lease adalah finance lease yang melibatkan selain lessor dan lessee. Juga
pihak ketiga yaitu Credit Provider, peran pihak ketiga ini adalah membiayai
sebagian barang modal yang akan disewakan, pihak lessor hanya akan membiayai
sebesar 20% sampai dengan 40% harga barang modal, sedangkan sisanya dibiayai
pihak ketiga tersebut.
4.      Cross border lease
Cross border lease adalah usaha leasing yang melewati batas wilayah suatu Negara.
Dalam model ini diperlukan suatu penanganan khusus meliputi aturan hukumnya,
perpajakan, akuntansi dan sebagainya.
Contoh barang modal yang bisa disewa guna usahakan dengan cara ini adalah
pesawat terbang.

b.      Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing


1.      Lessor
Perusahaan yang membiayai kegiatan leasing atau dikatakan pula sebagai pemilik
barang modal secara hukum
2.      Lessee
Pihak yang memperoleh manfaat ekonomi dari kegiatan leasing
3.      Pemasok (supplier)
Penghasil, dealer atau distributor barang modal yang dibutuhkan oleh lessee

6
4.      Bank
2.      Perusahaan Jasa Anjak Piutang (Factoring Company)
Anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 125/KM.013/1988 tanggal
20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.
Anjak piutang (factoring) bisa disebut juga sebagai suatu transaksi keuangan sewaktu
suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan
suatu diskon. Kegiatan factoring hanya berupa suatu kegiatan jual beli atau pengurusan piutang,
piutang atau tagihan itu merupakan tagihan jangka pendek dan berasal dari transaksi
perdagangan, dan umumnya mempunyai ciri-ciri di antaranya:
1.       Piutang yang terdiri dari seluruh tagihan berdasarkan faktur-faktur dari perusahaan
yang belum jatuh tempo
2.       Piutang yang timbul dari surat-surat berharga yang belum jatuh tempp
3.       Piutang yang timbul dari suatu proses pengiriman barang.
Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak
piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak
piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu asset (piutang) dan yang
terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga
pihak.
a.      Pelaku Usaha Anjak Piutang
1.      Kreditur : yaitu perusahaan penjual barang atau jasa yang menerima
pembayaran secara kredit jangka pendek
2.      Debitur : yaitu pembeli barang atau pengguna jasa yang akan membayar
secara kredit jangka pendek
3.      Factor : yaitu perusahaan anjak piutang yang akan membiayai
pembayaran secara tunai kreditur
b.      Biaya Anjak Piutang
Ada dua biaya yang harus dibayar oleh perusahaan pengguna jasa anjak piutang :
1.      Factoring Charge

7
Yaitu biaya yang dikenakan oleh perusahaan anjak piutang kepada
perusahaan pengguna jasa atau nasabah sebagai biaya administrative.
Besarnya berkisar 0,5% sampai dengan 2% dari jumlah piutang yang dijual
kreditur kepada perusahaan anjak piutang.
2.      Intial Payment Charge (Interest/Bunga)
Yaitu biaya yang dikenakan pada dana yang telah dibayarkan lebih dulu pada
kreditur. Bunga dihitung untuk masa “pembelian” piutang sampai piutang
tersebut jatuh tempo. Besarnya bunga biasanya mengikuti suku bunga yang
berlaku. Namun dapat pula bervariasi tergantung volume transaksi, rata-rata
transaksi, profit, sifat debitur dan sebagainya.
c.       Kegiatan Anjak Piutang
Perusahan anjak piutang merupakan jenis perusahaan yang relative baru dikenal
di Indonesia. Secara resmi adalah dengan dikeluarkan surat keputusan menteri
keuangan Nomor 1251/KMK.031/1998 tanggal 20 Desember 1998. Padahal di
banyak Negara lain kegiatan perusahaan anjak piutang sudah dimulai sejak puluhan
tahun lalu.
Kegiatan utama perusahaan anjak piutang yaitu mengambil alih perusahaan
dengan s tanggung jawab tertentu tergantung kesepakatan dengan pihak kreditur
(pihak yang punya utang). Usaha- usaha yang dijalankan oleh perusahaan anjak
piutang berkaitan dengan pengelolaan piutang bagi perusahaan.
Bagi perusahaan kreditur dengan adanya perusahaan anjak piutang sangat
membantu mereka dalam hal mengurangi risiko yang dihadapkan terhadap
macetnya tagihan perusahaan. Disamping itu, mereka juga dapat berkonsentrasi
terhadap kegiatan lain yang lebih strategis di perusahaannya.

3 .      Modal Ventura
Perusahaan modal ventura adalah suatu badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal (investasi) ke dalam suatu perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu (Kepres N0.61 Tahun 1998)
[3].  Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan disebut dengan perusahaan pasangan usaha

8
(PPU). Balas jasa yang di dapat oleh perusahaan modal ventura adalah bagi hasil jika perusahaan
yang dibiayai (perusahaan pasangan usaha/ PPU) dan berbagi beban jika PPU rugi.
Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal secara tunai yang
ditentukan dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha. Investasi modal ventura ini
biasanya memiliki suatu resiko yang tinggi namun memberikan imbal hasil yang tinggi pula.
Seorang investor yang berinvestasi pada perusahaan modal ventura disebut dengan Kapitalis
ventura atau dalam bahasa asing disebut venture capitalist (VC).  
Dana ventura ini mengelola dana investasi dari pihak ketiga (investor) yang tujuan utamanya
untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki resiko tinggi sehingga tidak
memenuhi persyaratan standar sebagai perusahaan terbuka ataupun guna memperoleh modal
pinjaman dari perbankan. Investasi modal ventura ini dapat juga mencakup pemberian bantuan
manajerial dan teknikal. Kebanyakan dana ventura ini adalah berasal dari sekelompok investor
yang mapan keuangannya, bank investasi, dan institusi keuangan lainnya yang melakukan
pengumpulan dana ataupun kemitraan untuk tujuan investasi tersebut.
Penyertaan modal yang dilakukan oleh modal ventura ini kebanyakan dilakukan terhadap
perusahaan-perusahaan baru berdiri sehingga belum memilkii suatu riwayat operasionil yang
dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman. Sebagai bentuk kewirausahaan, pemilik
modal ventura biasanya memiliki hak suara sebagai penentu arah kebijakan perusahaan sesuai
dengan jumlah saham yang dimilikinya.
a.      Jenis Pembiayaan Modal Ventura
1.      Equity Financing
Equity Financing merupakan jenis pembiayaan langsung. Dalam hal ini
perusahaan modal ventura melakukan penyertaan secara langsung pada perusahaan
pasangan usaha dengan cara mengambil bagian dari jumlah saham milik
perusahaan pasangan usaha.
2.      Mendirikan perusahaan baru
Dalam hal ini perusahaan modal ventura bersama-sama dengan perusahaan
pasangan usahamendirikan usaha yang baru sama sekali.
3.      Bagi Hasil

9
Bagi hasil merupakan jenis pembiayaan yang ditujukan kepada usaha kecil yang
belum memiliki bentuk badan hukum PT. Namun tidak tertutup kemungkinan
dengan yang berbadan hukum PT, apabila kedua pihak saling menginginkannya.

b.      Ciri-ciri Modal Ventura


Ada beberapa ciri khas dari modal ventura, yaitu sebagai berikut:
a.       Pemberian bantuan tidak hanya berupa modal, tetapi juga perusahaan modal
ventura ikut terlibat dalam manajemen PPU
b.      Pemberian bantuan yang dilakukan tidak permanen, tetapi bersifat sementara
paling tidak lima sampai sepuluh tahun
c.       Motif pemberian bantuan bersifat bisnis
d.      Pemberian bantuan tanpa jaminan
c.       Tujuan Pendirian Modal Ventura
a.       Untuk pengembangan suatu proyek tertentu, misalnya proyek penelitian,
dimana proyek ini biasanya tanpa memikirkan keuntungan semata, akan tetapi lebih
bersifat pengembangan ilmu pengetahuan.
b.       Pengembangan suatu teknologi baru atau pengembangan produk baru.
Pembiayaan untuk usaha ini baru memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.
c.       Pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan. Tujuan pembiayaan dengan
mengambilalihkan kepemilikan usaha perusahaan lain lebih banyak diarahkan
untuk mencari keuntungan.
d.      Kemitraan dalam rangka pengentasan kemiskinan dengan tujuan untuk
membantu para pengusaha lemah yang kekurangan modal , tetapi tidak punya
jaminan materil sehingga sulit memperoleh jaminan.
e.       Ahli teknologi yang dilakukan ke perusahaan yang masih menggunakan
teknologi lama sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dan mutu
produknya.
f.       Membantu perusahaan yang sedang kekurangan likuiditas
g.      Membantu perusahaan baru dimana tingkat risiko kerugiannya sangat besar

10
4.      Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance Company)
Pembiayaan konsumen merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang dilakukan suatu
perusahaan financial (consumer finance company). Perusahaan pembiayaan konsumen adalah
badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan
kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen. Target
pasar dari model pembiayaan ini sudah jelas yaitu konsumen.
Barang yang menjadi obyek pembiayaan konsumen umumnya adalah barang-barang
seperti alat elektronik, computer dan alat-alat rumah tangga yang menjadi kebutuhan konsumen.
Besarnya pembiayaan yang diberikan kepada konsumen umumnya relative kecil, sehingga risiko
yang dipikul oleh perusahaan pembiayaan konsumen juga relative kecil.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan konsumen adalah
kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan bagi konsumen dan ditunjukkan
untuk pembelian barang-barang yang bersifat konsumtif bukan untuk keperluan produktif.
Aktivitas pembiayaan konsumen dilakukan karena tidak semua konsumen mampu membeli
barang konsumsi dengan cara pembayaran tunai. Sebagian besar masyarakat saat ini terutama
yang memiliki pendapatan menengah ke bawah dapat membeli barang yang diinginkan dengan
cara mengangsur. Perusaaan pembiayaan konsumen akan menangani atau melakukan
pembayaran dengan cara tunai kepada pihak penjual. Selanjutnya, konsumen membayar barang
tersebut dengan cara mengangsur selama jangka waktu tertentu kepada perusahaan pembiayaan
konsumen.

5.      Perusahaan Kartu Kredit (Credit Card Company)


Perusahaan kartu kredit adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan untuk
membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit.
Menurut Suryohadibroto dan Prakoso (1987. Hal. 335) kartu kredit adalah alat
pembayaran sebagai pengganti uang tunai yang sewaktu-waktu dapat digunakan konsumen untuk
ditukarkan dengan produk barang dan jasa yang diinginkannya pada tempat-tempat yang dapat

11
menerima kartu kredit (merchant) atau dapat digunakan konsumen untuk menguangkan kepada
bank penerbit atau jaringannya (cash advance). Kartu kredit diterbitkan oleh bank atau lembaga
keuangan atau lembaga pengelola kartu kredit bagi para nasabahnya dan dapat digunakan oleh
pemegangnya sebagai alat yang sah secara kredit. Pedagang (merchant) yang menerima
pembayaran dengan kartu kredit kemudian menagih pembayarannya kepada bank atau pengelola
kartu kredit tersebut. Pada akhirnya bank atau lembaga keuangan atau pengelola kartu kredit
akan menagih kembali kepada pemegang kartu kredit atau mendebet secara langsung dari
rekening nasabah  yang bersangkutan (pemegang kartu kredit). Dengan demikian bisnis kartu
kredit melibatkan tiga pihak yaitu:
1.      Bank, lembaga keuangan atau lembaga pengelola yang menerbitkan kartu
kredit (issuer) bekerjasama dengan merchant.
2.      Nasabah sebagai pemegang kartu kredit (cardholder).
3.      Pedagang yang menerima pembayaran dengan kartu kredit (merchant).
      Menurut Sukirman (1994, hal. 17-20) kartu kredit dapat digolongkan dari berbagai
sudut pandang.
Berdasarkan sudut pandang penerbitan kartu kredit dibedakan atas
1.       kartu kredit yang diterbitkan oleh bank misalnya Visa Card, Master Card, dan BCA
Card.
2.      Adapun yang diterbitkan oleh bukan bank misalnya Diners Club dan AMEX.
Berdasrkan sudut pandang cara pembayaran kartu kredit dibedakan atas
1.      Credit Card
Cara pembayarannya dapat dilakukan secara bertahap atau secara angsuran yang oleh
karenanya dikenakan bunga terhadap lama waktu pembayaran. Misalnya Visa Card dan
Master Card.
2.      Charge Card
Cara pembayarannya dapat dilakukan secara keseluruhan pada waktu tagihan jatuh
tempo. Misalnya Dinners Club dan AMEX.
3.      Debit Card
4.      Cara pembayarannya dilakukan dengan mendebit langsung rekening pemegang
Debit Card di bank penerbit Debit Card. Misalnya BCA, Visa Eectron ippo dan Visa
Electron Niaga.

12
Berdasarkan sudut pandang tujuan dibedakan atas
1.      Kartu Kredit Umum
Dapat digunakan untuk semua pembayaran yang mempunyai logo Visa, Master, Dinners,
AMEX. Misalnya Master Card, Dinners Club
2.      Kartu Kredit Khusus
Hanya dapat digunakan ditempat-tempat tertentu yang berada di jaringan penerbit kartu
kredit. Misalnya Golf Card (hanya untuk bermain golf), Matahari Card (hanya bisa
dipakai di matahari grup).
Berdasarkan sudut pandang fasilitas (jumlah limit kredit), kartu kredit dibedakan atas kartu
kredit Classic dan Gold. Kartu kredit Classic mempunyai limit kredit antara 1-10 juta.
Sedangkan kartu kredit Gold mempunyai limit kredit antara 10-30 juta. Dasar penggolongan
dari sudut pandang ini adalah jumlah pendapatan calon pemegang kartu kredit.

C. Contoh Kasus
Motor Saya Diambil Paksa Debt Collector di Jalan, Bagaimana Hukumnya?
Pada bulan Mei 2021 seseorang menggadaikan BPKB motor milik saudaranya sendiri dan
tidak ada seorangpun yang tinggal satu rumah dengannya mengetahui hal tersebut. Orang
tersebut mengambil pinjaman pokok Rp 8 juta dengan tenor 18 bulan. Pada bulan Januari 2022
orang tersebut bekerja menjadi Tki di arab saudi dan pembayaran cicilan pun berhenti.
Pada tanggal 11 Agustus 2022 pada saat pemilik kendaraan tersebut berkendara dengan
motor, tiba-tiba dihentikan oleh segerombolan debt collector di pinggir jalan. Mereka
menyatakan bahwa motor tersebut sudah telat cicilan hingga 11 bulan. Mereka pun memaksa si
pemilik motor untuk tanda tangan surat penarikan dan meninggalkan pemilik motor di tepi jalan
yang sepi pada pukul 20.15 WIB.
Besoknya pemilik motor tersebut datang ke leasing untuk menanyakan biaya yg dibutuhkan
untuk mengambil motor itu. Mereka bilang harus membayar cicilan pokok 10 bulan dan juga
denda yang mencapai Rp 19 juta.
Ketika ditanyai kenapa menunggu sampai 10 bulan mereka beralasan bahwa susah
menghubungi debitur yang bersangkutan dan juga sudah ke rumah berkali-kali. Padahal ibu dari
pemilik motor itu selalu di rumah.Di rumahnya juga terdapat CCTV dan begitu dicek 6 bulan ke
belakang tidak ada seorangpun yang datang ke rumah.
Begitu ditanyakan bukti kapan mereka ke rumah mereka justru marah-marah. Karena apabila
mereka datang ke rumah dan menagih, katakanlah setelah 1 bulan telat dendanya tidak akan
begitu besar dan kami juga akan menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan
ini. Begitu dimintai rincian denda kenapa bisa begitu besar, pihak leasing juga tidak terbuka.

13
Malah mereka menawarkan untuk membayar denda Rp 10 juta plus Rp 2 juta yang digunakan
untuk membayar jasa debt collector tadi. Leasing ini mengaku sudah terdaftar di OJK dan
kegiatannya sudah sesuai prosedur.
Pihak leasing sepeda motor ini juga menyindir bahwa pemilik motor tidak berhak komplain
kepada OJK karena yang berutang itu yang harusnya bertanggung jawab kalau sudah melanggar
kontrak. Namun pemilik motor maupun keluarga tidak tanda tangan kontrak apapun dan tidak
hadir pada saat tanda tangan kontrak.
Rumusan masalah: apakah perilaku leasing tersebut memang termasuk prosedur yang disetujui
oleh OJK? Dan opsi apakah yang harus dilakukan?
Karena denda plus cicilan pokok hasilnya sudah jauh lebih tinggi dari nilai kendaraan
Apakah kendaraan yang menjadi objek fidusia dapat ditarik oleh pihak leasing jika terdapat
tunggakan?
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 pada pokoknya menyebutkan bahwa
kekuatan eksekutorial pada Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
Jaminan Fidusia dimaknai "terhadap jaminan fidusia yang tidak ada kesepakatan tentang cidera
janji (wanprestasi) dan debitur keberatan menyerahkan secara sukarela objek yang menjadi
jaminan fidusia, maka segala mekanisme dan prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi
Sertifikat Jaminan Fidusia harus dilakukan dan berlaku sama dengan pelaksanaan eksekusi
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap".
Berdasarkan putusan tersebut, pihak kreditur/leasing dapat menarik kendaraan yang menjadi
objek jaminan fidusia jika ada kesepakatan/pengakuan mengenai cedera janji (wanprestasi) serta
debitur secara suka rela menyerahkan objek jaminan fidusia.
Jika kedua syarat tersebut tidak terpenuhi dan pihak kreditur/leasing melakukan pengambilan
kendaraan secara paksa, baik penagih/debt collector maupun pihak kreditur, dapat diancam telah
melakukan perbuatan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 335 KUHP jo Pasal 55 KUHP
(perbuatan tidak menyenangkan) dan atau Pasal 365 KUHP jo Pasal 55 KUHP (pencurian
dengan kekerasan).
Jika Saudara merasa tidak pernah memberikan persetujuan ataupun kuasa untuk membebankan
kendaraan Saudara dengan jaminan fidusia, Saudara dapat mengajukan gugatan keperdataan atas
dasar perbuatan melawan hukum untuk membatalkan perjanjian jaminan fidusia, yang diajukan
kepada saudara kandung anda yang telah menjaminkan kendaraan anda tersebut serta kepada
pihak kreditur karena telah menerima kendaraan anda sebagai jaminan fidusia tanpa persetujuan
dari anda selaku pemilik kendaraan.

Selain itu, Pasal 14 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia berbunyi:

14
1. Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada Penerima Fidusia
Sertifikat Jaminan Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan
permohonan pendaftaran.
2. Sertifikat Jaminan Fidusia merupakan Salinan dari Buku Daftar Fidusia memuat
catatan tentang hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2)
3. Jaminan Fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya Jaminan
Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia
Berdasarkan ketentuan tersebut, jika penarikan kendaraan tersebut terindikasi cacat secara
substansi, misalnya belum pernah dibuatkan akta fidusia ataupun belum diterbitkan sertifikat
jaminan fidusia, Saudara juga dapat mengajukan gugatan keperdataan atas dasar
perbuatanmelawan hukum agar pihak kreditur mengembalikan kendaraan Anda tersebut
Hal yang sama dapat Saudara lakukan dalam hal penarikan kendaraan tersebut terindikasi cacat
prosedur, misalnya tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 ataupun tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diatur
dalam POJK Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.
Berdasarkan POJK Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
Pembiayaan, dalam proses penagihan, pihak ketiga di bidang penagihan yang lebih dikenal
dengan istilah debt collector
diwajibkan membawa sejumlah dokumen meliputi kartu identitas, sertifikat profesi di bidang
penagihan dari lembaga sertifikasi profesi di bidang pembiayaan yang terdaftar di OJK, surat
tugas dari perusahaan pembiayaan, salinan sertifikat jaminan fidusia, dan bukti dokumen debitur
telah wanprestasi.
Upaya Hukum Pidana
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, jika pihak kreditur menarik kendaraan anda tanpa
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
18/PUU-XVII/2019, maka Saudara dapat melaporkan perbuatan kreditur tersebut ke pihak
kepolisian atas dasar pelanggaran Pasal 335 (perbuatan tidak menyenangkan) dan atau Pasal 365
(pencurian dengan kekerasan).

15
BAB III
PENUTUP

a.      Kesimpulan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal. Berbeda dengan bank atau lembaga keuangan bukan
bank, lembaga pembiayaan tidak diperbolehkan untuk menghimpun dana secara langsung dari
masyarakat. Ketentuan tentang lembaga ini telah diatur dalam Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 Pasal 1 ayat 2. Keputusan Presiden tersebut menjelaskan
pengertian mengenai lembaga pembiayaan yaitu “Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha
yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan
tidak menarik secara langsung dari masyarakat”
Keputusan Preseiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 menetapkan bidang
usaha lembaga pembiayaan antara lain:
1.      Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)
2.      Perusahaan Jasa Anjak Piutang (Factoring Company)
3.      Modal Ventura
4.      Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance Company)
5.      Perusahaan Kartu Kredit (Credit Card Company)

16
DAFTAR PUSTAKA

Rudy Bahruddin dan Subagyo, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan


Lainnya,       YKPN:Yogyakarta
Kasmir, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo        Persada
Herman Darmawi, 2006, Pasar Financial dan Lembaga-lembaga Financial, Jakarta:         Bumi
Aksara
Neni Sri Imaniyati, 2009, Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan        Ekonomi,
Yogjakarta: Grafika Ilmu
Sentosa Sembiring, 2001, Hukum Dagang, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti,
J. H. Salim HS, 2002, Perkembangan Hukum Kontrak Diluar KUH Perdata, Jakarta:        PT
Raja Grafindo Persada
Subagyo, Rudi Badruddin, 2002, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Yogjakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKN

17

Anda mungkin juga menyukai