1. Perkembangan Motorik
Adalah proses perkembangan yang progresif dan berhubungan denganperolehan aneka ragam
keterampilan fisik anak.Terdapat beberapa diferensiasi perkembangan motorik individu:
pada syarat membawa perkembangan pada otak seseorang khususnya anak yang dapat membuat
intelegensi (kecerdasan) anak meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru.
Perkembangan ini disebabkan oleh pertumbuhan otot. Dalam perkembangan motorik hal ini
adalah yang paling terlihat. Karena pada saatotot berkembang kemampuan anak dalam bergerak
akan semakin bervariasi. Ketangkasan seorang anak dalam melakukan permainan dan melakukan
keterampilan fisik dapat menjadi ukuran kualitas motorik mereka. Tentunya perkembangan ini
tidak lepas dariperkembangan sistem syaraf dalam otak
Kelenjar endokrin adalah kelenjar dalam tubuh yang memproduksi hormonyang disalurkan ke
seluruh bagian dalam tubuh melalui aliran darah. Ketika remaja terdapat perubahan fungsi
kelenjar endokrin seperti adrenal dan pituitary. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan pola
sikap dan perilaku seorang remaja pada lawan jenis.
Perubahan yang tampak jelas adalah struktur jasmani. Perubahan jasmani banyak berpengaruh
pada perkembangan kemampuan dan kecakapan motorikanak. Perubahan jasmani juga sedikit
banyak mempengaruhi bagaimana seseorang memandang diri dan kemampuannya (konsep diri)
2. Perkembangan Kognitif
Teori pentahapan Perkembangan Kognitif Piaget merupakan landasan yang sering dipakai
dalam dunia pendidikan. Ia adalah seorang ahli teori kognitif dari Swiss. Teori yang
dikemukakannya adalah sebagai berikut:
Pada fase ini kemampuan kognitif anak masih direpresentasikan dalam bentuk aktivitas motorik
sebagai reaksi terhadap stimulasi sensorik.Kemampuan inderawi juga terus berkembang dimulai
dari fase ini.Kemampuan ini sangat membantu perkembangan kognitifnya. Mendekati usia 1
tahun, bayi mulai mengenali diri sebagai pelaku tindakan dan mulai bertindak dengan sengaja.
Pada usia ini ia paham bahwa ia dapat melakukan sesuatu atas keinginannya sendiri.
Pada jenjang kedua ini anak belajar menggunakan bahasa. Perkembangan bahasa turut
membantu perkembangan simbolisasi yang dimiliki anak.Pada tahap ini anak sudah dapat
menyampaikan apa yang diinginkannya melalui bahasa yang dipahaminya. Kemampuan
berbahasa ini awalnya akan dimulai dari menggumam (bubbling), hingga akhirnya menjadi satu
kata yang utuh. Ciri perkembangan kognitif lain pada fase ini adalah aspek
egosentrisme,centralized, dan irreversible. Egosentrisme dapat diawali dari sikap inginmandiri
dari bantuan orang tua dan rasa kepemilikan, centralized danirreversible dapat ditangkap dari
kemampuan anak dalam memahami suatukonsep yang dibolak-balik walau artinya sama, contoh:
A=B, B=C, makaA=C
Pada fase ini anak telah mampu melakukan aktivitas logis, tetapi hanya dalam situasi yang
konkrit. Maka dari itu, sebaiknya orangtua dan guru menggunakan alat bantu yang konkrit dalam
menjelaskan suatu konsep pada anak usia ini. Misalnya menggunakan lidi untuk pengenalan
operasihitung seperti penjumlahan. Selain itu, mereka juga telah memahami tentang konservasi
angka, kelompok, dan bobot. Konservasi bobot disinisudah termasuk panjang, volume, berat,
jumlah, dan luas.
Pada jenjang ini anak-anak sudah masuk tahap anak akhir dan menjelang remaja awal. Anak
sudah mulai mampu menganalisis informasi yang diterimanya. Mereka Pun sudah dapat berpikir
secara hipotetik, masadepan, dan ideologis. Umumnya individu dapat berpikir lebih abstrak
danlogis. Pemikiran abstrak ini nantinya akan membawa mereka pada konsep individu yang
ideal. Mereka mulai membandingkan diri dengan teman atau idolanya. Bahkan mereka terkadang
berfikir tentang orangtua yang ideal dibanding orangtua mereka.
3. Perkembangan Moral
a) Tahap pra-konvensional
b) Tahap konvensional
c) Tahap post-konvensional
c. Kemampuan untuk memulai aktivitasnya sendiri (inisiatif) versus rasabersalah (3-6 tahun).
d. Kompetensi dalam kemampuan intelektual, sosial, dan fisik versus rasarendah diri (6-12
tahun).
e. Identitas diri yang terintegrasi sebagai manusia yang unik versuskebingungan identitas
(remaja).
f. Hubungan yang erat versus terisolasi (25-35 tahun).g. Generativitas versus absorpsi diri (35-65
tahun)
sumber:
Mirna WA & Dita H, (2018), "Sejarah dan Dasar-dasar Psikologi", Cetakan Pertama, Kalimedia
DepokSleman Yogyakarta