Anda di halaman 1dari 6

A.

Hakikat Perkembangan dan Pertumbuhan Individu


Perkembangan (development) individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang
secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang
siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan pengalaman.
Perkembangan (development) cenderung bersifat kualitatif (tidak dapat diukur) dan tidak
dapat dilihat tetapi bisa dirasakan. Dalam perkembangan seorang individu terdapat 3 faktor
perubahan-perubahan yang terjadi akibat dari proses biologis, kognitif, dan sosio-emosional
yang saling berkaitan. Pada proses biologis dapat dilihat dari perubahan fisik, dimana seiring
bertambahnya usia akan mengarah pada kematangan. Dari segi kognitif dilihat dari
perubahan pemikiran, intelegensi, dan bahasa seseorang. Sedangkan perubahan sosio-
emosional meliputi perubahan emosi dan sifat dari individu tersebut. Interaksi ketiga factor
tersebut akan berlangsung selama rentang kehidupan manusia.
Sedangkan pertumbuhan (growth) individu merupakan sebuah perubahan yang bersifat
kuantitatif, yaitu bertambahnya ukuran, jumlah, dimensi pada tingkat sel, organ maupun
individu ( Soetjiningsih dan Ranuh,2015) dan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik,yang berlangsung secara normal pada diri anak yang
sehat, pada peredaran waktu tertentu ( Kartono dalam Sobur, 2013).

1. Tabel Perbedaan Perkembangan dan Pertumbuhan.

B. Aspek – aspek perkembangan pada individu terbagi menjadi 4 yaitu :


1. Perkembangan Fisik (Motorik)
Perkembangan fisik (motoric) adalah perkembangan gerak seseorang hasil dari interaksi
kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Dalam
perkembangan motoric terbagi menjadi 2 yaitu perkembangan motoric halus dan
perkembangan motorik kasar.
a. Perkembangan Motorik Kasar.
Perkembangan motorik kasar seseorang lebih menekankan pada otot-otot besar atau sebagian
tubuhnya yang dipengaruhi oleh kematangan seseorang. Maka dari itu perkembangan
motoric halus seseorang berbeda-beda. Contoh perkembangan motoric kasar adalah
berlari,duduk,dan berjalan. Biasanya perkembangan motoric kasar lebih dulu daripada
perkembangan motoric halus.
b. Perkembangan Motoric Halus.
Menurut Susanto (2011) motoric halus adalah gerakan-gerakan yang lebih halus dan
dilakukan oleh otot-otot kecil. Menulis, menggunting, dan menyusun balok merupakan
contoh dari perkembangan motoric halus.
2. Perkembangan Emosi
Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis juga serangkaian kecenderungan untuk bertindak (Daniel Goleman, 2002:411).
Biasanya emosi merupakan suatu reaksi terhadap rangsangan dari luar atau dalam yang
didapat oleh individu tersebut. Terkadang emosi terjadi diluar kesadaran individu. Menangis,
tertawa, dan menari murpaka contoh ungkapan dari emosi. Tahapan perkembangan emosi
mencakup tehapan perkembangan gagasan dan perkembangan pikiran.
a. Tahap Perkembangan Gagasan.
Pada tahap ini penyampaian emosi berada di peringkat awal, yang mana emosi ini
diungkapkan secara tidak sadar dari naluri atau alam bawah sadar. Dapat merasakan suatu
emosi tetapi tidak mengetahui penyebab dari apa yang dirasakan. Biasanya pada tahap ini
emosi disampaikan secara fisik.
b. Tahap Perkembangan Pikiran
Tahap perkembangan pikiran merupakan kelanjutan dari tahap perkembangan gagasan.
Tahap ini emosi dikaitkan dengan pemikiran. Apa yang dilihat,didengar ataupun dialami
direkam secara langsung. Rekaman tersebut disimpan dalam otak dan akan dikelola sehingga
memiliki kemampuan dalam mengelola sebuah emosi yang akan dikeluarkan.
3. Perkembangan Kognitif.
Ahmad Susanto (2011:48) berpendapat bahwa kognitif merupakan suatu proses berpikir
mengenai kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbakangkan
suatu peristiwa atau kejadian. Perkembangan kognitif seseorang dapat dilihat dari bagaimana
orang tersebut mampu menerima,mengelola,serta memahami informasi-informasi yang
diterimanya. Kognisi sebagai kapasitas kemampuan berpikir dan segala bentuk pengenalan,
digunakan individu untuk melakukan interaksi dengan lingkungannya. Dengan berfungsinya
kognisi ini individu dapat menggunakannya untuk mendapatkan sebuah pengetahuan sehingga
memunculkan sebuah skema. Skema adalah yaitu pola perilaku yang terorganisasi yang
digunakan seseorang untuk berpikir dan bertindak dalam satu situasi.
Jean Piaget seorang psikologis Swiss mengklasifikasi Proses Kognitif menjadi beberapa
klasifikasi sebagai berikut:
a). Skema (schema) adalah sebuah konsep atau kerangka dalam pikiran seseorang yang
dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Skema bisa merentang
mulai dari skema sederhana sampai skema kompleks
b). Asimilasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika seorang memasukan
pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Contohnya, seorang anak
mengasimilasikan lingkungan ke dalam satu skema
c). Akomodasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri
dengan informasi baru.
d). Organisasi merupakan konsep Piaget tentang pengelompokan perilaku yang terpisah ke
dalam sistem kognitif yang lebih tertib dan lancar, pengelompokan atau penataan perilaku ke
dalam kategori - kategori. Penggunaan organisasi ini bertujuan meningkatkan kemampuan
memori jangka panjang.
e). Ekuilibrasi (equilibration) adalah suatu mekanisme yang dikemukakan Piaget untuk
menjelaskan bagaimana seseorang bergerak dari satu tahap pemikiran ke tahap
selanjutnya. Pergeseran ini terjadi saat seseorang mengalami konflik kognitif atau
disekulibrium dalam usahanya untuk memahami sebuah masalah yang mana pada
akhirnya mampu memecahkan konflik/masalah itu dan mendapatkan keseimbangan pemikiran

Menurut Piaget (dalam Hergehahn, B.R dan Matthew H. Olson, 2015: 318), setiap
individu mengalami tingkat - tingkat perkembangan intelektual dalam pembelajaran
didasarkan pada umur seorang.
1). Tahap Sensorimotor ( Usia 0-2 tahun)
Seseorang pada usia ini mulai menggunakan panca indra dan gerakannya untuk mulai belajar
mnegendalikan lingkungannya. Pada tahap ini seseorang memiliki dunianya berdasarkan apa
yang diamati dari aktivtas-aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya.
2). Tahap Preoprational ( Usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini individu sudah mampu berpikir sebelum bertindak, walaupun pemikirannya masih
sederhana belum sampai ketahap logis. Ciri dari seseorang pada tahap ini adalah bersikap
egosntris dan tidak bisa membedakan 2 objek yang sama tapi memiliki perbedaan, misal pada
warna, ukuran atau lain sebagainya.
3). Tahap Concrete ( Usia 7 – 11 tahun)
Umumnya pada tahap ini seorang sudah memiliki kemampuan concept of conservancy dan
mampu memahaminya. Concept of conservancy yaitu meskipun suatu benda berubah
bentuknya, namun masa, jumlah atau volumenya adalah tetap. Pada tahap ini juga seseorang
mulai melakukan observasi, menilai, dan mengevaluasi sesuatu sehingga pada tahap ini
seseorang tidak se-egosentris seperti tahap sebelumnya. Seseorang pada tahap ini hanya mampu
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat konkret karena masih berpikiran dalam bentuk
konkret belum bisa berpikir abstrak.
4). Tahap Formal Operation ( Usia 11 tahun ke atas)
Tahapan Formal Operation merupakan tahap dimana sesorang mampu berfikir secara abstrak,
sehingga mereka mampu mengajukan sebuah jawaban dan membuktikan jawabannya tersebut,
serta menghitung sebuah konsekuensi yang dapat terjadi saat dihadapkan pada suatu masalah.
Pada tahap ini adalah tahap yang tepat untuk menyempurnakan pelajaran-pelajaran yang didapat
dan saat yang tepat untuk mengembangkan potensi diri.
Perkembangan kognitif merupakan sebagai suatu perubahan dari suatu keadaan
seimbang ke dalam keseimbangan baru. Setiap tahap perkembangan kognitif mempunyai
bentuk keseimbangan tertentu sebagai fungsi dari kemampuan memecahkan masalah pada
tahap itu. Penyeimbangan memungkinkan terjadinya transformasi dari bentuk penalaran
sederhana ke bentuk penalaran yang lebih kompleks, sampai mencapai keadaan terakhir yang
diwujudkan dengan kematangan berpikir orang dewasa. Menurut Piaget pertumbuhan mental
mengandung dua macam proses yaitu perkembangan dan belajar
4. Perkembangan Psikososial
Perkembangan ini berkaitan dengan kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang-
orang disekitarnya. Dengan berinteraksi dengan orang-orang disekitar seorang individu dapat
belajar untuk mengendalikan ego, belajar berkomunikasi, belajar bekerjasama, dan belajar untuk
saling menghargai sehingga mampu menciptakan suasana yang harmonis. Menurut
Erikson,masyarakat dan lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
psikososial individu, mulai dari buday setempat hingga pola asuh orang tua. Ada dua hal yang
harus diperhatikan dalam perkembangan psikososial individu, yaitu : walaupun semua individu
melewati setiap tahapan perkembangan sosial yang sama tetapi setiap budaya memiliki caranya
tersendiri untuk mengarahkan dan menguatkan seorang individu di setiap tahap yang dilaluinya,
serta suatu budaya dapat berubah akibatnya adanya perkembangan teknologi & pendidikan,
urbanisasi, maupun yang lainnya sehingga budaya tersebut harus berubah dan beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan dan zamannya.
C. Tahap – Tahap Perkembangan Individu.
1. Perkembangan Prenatal.
Perkembangan prenatal merupakan tahap awal dari terbentuknya suatu individu. Diawal
dengan fertilisasi hingga membentuk zigot. Terdapat 3 tahapan dalam perkembangan
prenatal yaitu : tahap germinal, tahap embrionik, dan tahap fetal.
a. Tahap Germinal
Tahap ini terjadi dari sejak pembuahan hingga 2 minggu. Zigot terus membelah diri dan
kemudian menempelpada dinding Rahim. Pada masa ini terjadi diferensiasi menjadi 3 lapisan
yaitu : Ektoderma (lapisan atas ) akan menjadi lapisan luar kulit, kuku, rambut, gigi, panca
indera, system saraf termasuk otak dan tulang belakang, Endoderma (lapisan bawah) akan
membentuk system pencernaan, pernafasan dan organ-organ dalam tubuh, Mesoderma
(lapoisan tengah) akan membentuk lapisan kulit dalam, system ekresi, otot, dan tulang.
b. Tahap Embrionik
Tahap kedua pada perkembangan prenatal yaitu tahap embrionik yang terjadi pada
minggu ke 2 – minggu ke 8. Organ dan system utama tubuh akan berkembang pesat pada
tahap ini. Kerentanan akan terjadinya keguguran atau kecacatan karena embrio sangat rentan
terhadap pengaruh destruktif dari lingkungan prenatal.
c. Tahap Fetal
Tahap fetal merupakan tahap akhir dari perkembangan prenatal, dimuai sejak minngu ke-8
hingga masa kelahiran. Semua organ system tubuh menjadi kompleks dan besar janin
tumbuh pesat sekitar 20 kali dari panjangnya pada tahap ini. Selain itu pada tahap ini janin
juga sudah bisa memberikan respon seperti menendang dan kuku-kuku pada jari tangan dan
kaki mulai tumbuh, serta kelopak mata mulai terbuka.
2. Perkembangan Setelah Lahir
a). Periode Infancy (Usia Baru Lahir – 2 Minggu)
Periode infancy merupakan periode yang paling singkat, terjadi dari bayi baru lahir hingga 2
minggu setelah lahir. Pada periode ini bayi harus menyesuaikan dengan lingkungannya yang
baru, seperti bernafas dengan organ yang dimilikinya sendiri dan makan dengan cara
menghisap.
b). Periode Bayi (Usia 2 minggu – 2 tahun)
Periode ini merupakan periode perkembangan dan pertumbuhan yang sangat cepat yang
dialami oleh individu. Pada periode ini mengalami pertumbuhan dan pengalaman fisik dan
psikologi yang cepat. Hal itu menyebabkan suatu perubahan, tidak hanya meliputi penampilan
tetapi juga kemampuan-kemampuan yang dimilikinya sehingga mulai mengurangi ketergantungan
bayi pada orang lain dan mulai dapat kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan atau
keinginannya kepada orang lain dalam bentuk bahasa yang dapat dimengerti orang lain.
Perkembangan motoric kasar juga mulai terjadi pada periode ini.

c). Periode Kanak-Kanak ( Usia 2 – 13 tahun)

1. Periode Anak – Anak Awal (Usia 2-6 tahun)

Biasanya periode anak-anak awal sering disebut dengan periode prasekolah oleh para psikolog
karena pada masa ini individu baru mulai belajar dasardasar tingkah laku sosial sebagai persiapan
untuk penyesuaian dirinya terhadap kehidupan sosial yang lebih tinggi nanti setelah dewasa.
Perkembangan yang utama pada periode ini adalah mampu menguasai dan mengontrol
lingkungannya, mereka selalu ingin mengetahui tentang lingkungannya maupun tentang benda-
benda yang ada dilingkungannya. Periode ini juga disebut sebagai periode Question Age karena
mereka ingin tahu banyak hal sehingga mereka bertanya pada orang-orang disekitarnya mengenai
sesuatu.

2. Periode Anak-Anak Akhir (Usia 6-13 tahun)

Periode anak akhir dimulai ketika anak memasuki Sekolah Dasar dan berakhir ketika mereka
mengalami kematangan seksual. Disebut sebagai periode sekolah dasar karena anak-anak memasuki
sekolah dasar dan mempelajari ilmu-ilmu yang akan berguna untuk merekakedepannya, baik
intrakulikuler maupun ekstrakulikuler.

d). Periode Pubertas/Remaja (Usia 13-21 tahun)

Menurut Santrock (2003) pubertas merupakan tanda yang paling penting dalamdimulainya masa
remaja yang ditandai dengan perubahan cepat pada kematangan fisik terutama hormonal. Kriteria
mencapai kematangan seksual dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya. Jika pada anak laki-laki
mengalami nocturnal emission (mimpi basah) sedangkan anak perempuan mendapatkan menstruasi
pertama (menarche). Bila menstruasi pertama atau noctural emission (mimpi basah) terjadi, organ
seks sekunder mulai matang tetapi belum mencapai kematangan penuh. Mensrtuasi pertama ini
biasanya dialami oleh anak-anak perempuan sekitar usia 12 sampai dengan 16 tahun tetapi umur
tidak bisa dijadikan patokan untuk mengetahui kematangan seksual seseorang.

e). Periode Dewasa (Usia 21 tahun keatas)


istilah dewasa merujuk pada organisme khususnya manusia yang telah mencapai kematangan. Masa
dimana pertumbuhan telah selesai dan mengharuskan individu tersebut untuk berkecimpung
dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Periode dewasa ialah waktu yang paling
lama dalam rentang kehidupan. Menurut Dr. Harold Shyrock dari Amerika Serikat, ada lima faktor
yang dapat menunjukkan kedewasaan yaitu : ciri fisik, kemampuan mental, pertumbuhan sosial,
emosi, dan pertumbuhan spiritual, dan moral.

Elizabeth B. Hurlock membagi masa dewasa menjadi tiga bagian :

1. Masa Dewasa Awal (Masa Dewasa Dini/Young Adult)

Masa dewasa awal ialah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang
penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada suatu hidup yang
baru. Berkisar antara umur 21 sampai 40 tahun.

2. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)

Masa dewasa madya ini berlansung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi
dan sosialnya antara lain; masa dewasa madya ialah masa transisi, di mana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan dengan cirri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatiannya kepada agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan terkadang minat dan perhatiannya kepada agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

3. Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/Older Adult)

Usia lanjut ialah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60
tahun sampai akhir hayat, yang ditandai oleh adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis
yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya
sebagai berikut : perubahan yang menyangkut kemampuanmotorik, kekuatan fisik, perubahan
dalam fungsi fisiologis, perubahan dalam system saraf, dan penampilan.

Anda mungkin juga menyukai