Anda di halaman 1dari 3

A.

   Perkembangan Kognitif
Perhatian terhadap perkembangan kognisi sepanjang masa kehidupan berawal dari penelitian Jean Piaget
(Swiss) dan Lev. S. Vigotsky (Rusia). Berikut uraiannya.

1.   Asimilasi dan Akomodasi: Piaget


Intelektualitas adalah hasil dari hasil dari adaptasi evolusioner (evolutionary adaptation), yang mana cara
memahami sifat dasar pikiran orang dewasa adalah dengan sudut pandang biologis dan evolusioner
melalui penelitian terhadap perkembangan dan perubahannya sebagai upaya proses adaptasi terhadap
lingkungan

Prinsip-prinsip Utama
Dua prinsip utama dalam perkembangan kognitif adalah organisasi dan adaptasi
a. Organisasi (organizatiton) merupakan sifat dasar struktur mental yang digunakan untuk
mengeksplorasi dan memahami dunia. Pikiran bersifat terstruktur atau terorganisasi, terintegrasi,
dan meningkat kompleksitasnya. Tingkat berpikir yang paling sederhana adalah skema (scheme),
yaitu representasi mental terhadap beberapa tindakan (fisik maupun mental) yang dilakukan
terhadap objek. Misalnya, bayi yang baru lahir mengunakan strategi kognitif skema menghisap,
menggenggam, dan melihat untuk mengetahui dunia. Seiring berjalannya waktu, skema ini
terintegrasi secara progresif dan terkoordinasi dalam pola yang teratur sehingga membentuk
pikiran orang dewasa.
b. Adaptasi (adaptation) mencakup dua proses, yakni (1) asimilasi (assimilation), yaitu proses
perolehan informasi dari luar lalu diasimilasikan dengan pengetahuan dan perilaku sebelumnya;
dan (2) akomodasi (accomodation), meliputi proses perubahan (adaptasi) skema lama untuk
memproses informasi dan objek baru di lingkungannya. Misalnya, anak bayi yang skema
pertamanya adalah memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya (skema lama), maka ketika ia
menjumpai benda yang lebih besar dari biasanya ia tidak akan memasukkan benda tersebut ke
dalam mulutnya, melainkan mengubah (mengakomodasi) skema lamanya dengan skema (cara)
yang baru. Piaget meyakini bahwa fenomena ini juga terjadi pada aktivitas mental, yakni kita
memiliki struktur mental, mengasimilasikan peristiwa-peristiwa eksternal, dan
mengkonversikannya menjadi peristiwa-peristiwa mental atau pikiran, artinya kita
mengakomodasikan struktur bilohgis untuk menghadapi permasalahan yang baru. Kedua proses
ini, asimilasi dan akomodasi adalah representasi dua objek yang saling melengkapi satu sama lain
dalam proses adaptasi.

Karakteristik perkembangan kognitif dalam teori Piaget adalah (1) periode dalam satu periode yang sama
bersifat kuantitatif dan linear; (2) terdapat perubahan kualitatif dalam perbedaan antarperiode dan
menunjukkan adanya rangkaian kemajuan dari satu periode ke periode lainnya; (3) suatu periode harus
dilalui terlebih dahulu sebelum meningkat ke priode berikutnya; dan (4) terdapat subjek skema dalam tiap
tahapan untuk tujuan akomodasi. Berikut tahapan perkembangan kognitif dalam pandangan Piaget.
a.      Tahap 1: Periode Sensorimotor (sejak kelahiran hingga usia 2 tahun). Ciri-cirinya adalah fase
interkoordinasi progresif dari skema menjadi lebih kompleks dan terintegrasi, dan respon yang pada fase
pertama bersifat bawaan dan berupa refleks yang tidak disengaja maka pada fase selanjutnya skema
refleks akan terkontrol secara sadar, artinya jika skema awal telah terinterkoordinasi maka selanjutnya
skema ini akan berubah sehingga mengantar individu menuju skema berikutnya.
b.     Tahap 2: Periode Pra-Operasional (usia 2-7 tahun). Perilaku anak berubah dari dependensi tindakan
menuju pemanfaatan representasi mental dalam segala tindakannya (yang disebut berpikir). Pada tahap ini
anak belum mengembangkan sistem organisasi pikirannya sehingga ia sulit untuk membedakan antara
persepsi mereka dengan persepsi orang lain (dikenal dengan istilsah egosentrisme[1]). Namun kapasitas
representasi mental memunculkan skema dan kemampuan baru, memunculkan kemampuan anak untuk
berpura-pura melakukan sesuatu terutama dalam menggunakan benda-benda untuk hal yang tidak
semestinya (misalnya menggunakan pakaian sebagai bantal dan berbuat seolah-olah hendak tidur), dan
memunculkan kemampuan anak dalam penggunaan bahasa.
c.      Tahap 3: Periode operasional konkret (7-11 tahun). Tahap penyempurnaan yang terdiri 3 ranah
berikut.
1)    Konservasi (conversation) adalah kemampuan untuk mentransformasikan sifat objek
2)   Klasifikasi (classification) yaitu mengelompokkan dan mengkategorikan objek-objek yang mirip.
Sistem ini mirip dengan konservasi
3)   Seriasi (seriation) dan transivitas (transivity) adalah dua kemampuan yang terpisah namun saling
berhubungan. Seriasi adalah kemampuan untuk merangkai serangkaian elemen secara bersamaan menurut
hubungan tertentu (misalnya mengatur beberapa tongkat menurut panjangnya). Sedangkan transivitas
berhubungan dengan kemampuan seriasi.
d.     Tahap 4: Periode operasional-formal (masa remaja dan dewasa). Ciri-cirinya adalah anak mampu
memformulasikan hipotesis dan mengujinya terhadap realitas, dan adanya koordinasi atas sistem terisolir
pada tahap operasional konkret. Dengan meningkatnya sistem pemikiran, individu mampu memikirkan
tidak hanya hal-hal yang bersifat konkret, melainkan abstrak juga. Menurut Piaget, tahap ini menjadi
penutup tahap perkembangan intelektual manusia. Teori Piaget bertumpu pada peningkatan logis dan
alamiah perkembangan individu menurut prinsip-prinsip teoretis.

2.   Pikiran dalam Masyarakat: Vygotsky


Tahapan-tahapan dalam Perkembangan
Menurut Vygotsky, secara ilmiah dan inheren pikiran anak bersifat sosial, dan speech egocentric bersifat
sosial, baik dari asal mulanya maupun tujuannya. Anak belajar speech egocentric dari orang lain dan
menggunakannya untuk berkomunikasi dengan orang lain. Prinsip inilah yang menjadi pembeda utama
antara teorinya dengan teori Piaget.
Perkembangan anak didahului oleh proses belajar. Perkembangan wicara anak terkait perkembangan
kognitifnya mengikuti proses yang ada. Tujuan utama berbicara adalah komunikasi yang didorong oleh
kebutuhan dasar manusia untuk melakukan kontak sosial. Bentuk-bentuk bicara awal (habling, menangis,
cooing) secara esensial bersifat sosial. Berbicara menjadi egosentrik ketika anak mentransfer bentuk
kolaborasi sosial perilaku untuk melapisi bagian dalam (inner personal) dan fungsi fisik (Vygotsky,
1934/1962). Perkembangan pemikiran berasal dari masyarakat ke individu, bukan sebaliknya.

Fenomena Internalisasi
Internalisasi adalah proses mentransformasikan tindakan eksternal (perilaku berbicara) menjadi fungsi
psikologis internal (proses berbicara). Kesadaran manusia terbentuk dari internalisasi sosial dan hubungan
interpersonal. Anak mengikuti contoh yang diberikan orang dewasa dan secara gradual mengembangkan
kemampuannya untuk melakukan berbagai hal tanpa bantuan orang dewas. Perbedaan anak yang dapat
melakukan segala sesuatu tanpa dan dengan bantuan orang tua disebut Vygotsky sebagai zona
perkembangan proksimal.

Tahap-tahap Perkembangan
Anak dalam perkembangan konseptualnya melalui tiga tahapan berikut.
1.      Pembentukan konsep tematik, dimana hubungan antar-objek memiliki peran penting
2.      Pembentukan konsep berantai
3.      Pembentukan konsep abstrak yang menyerupai pembentukan konsep pada orang dewasa

Teori Vygotsky tentang Bahasa


Tahapan Fungsi
Sosial (eksternal) Mengontrol perilaku orang lain
(Sebelum usia 3 tahun) Mengekspresikan pikiran-pikiran dan emosi-
emosi sederhana
Egosentris Fase antara bicara eksternal dan internal
(Usia 3-7 tahun) Mengontrol perilaku tetapi diekspresikan
dengan keras
Internal (inner) Pembicaraan dengan diri sendiri (self-talk)
(Usia 7 tahun ke atas) yang memungkinkan pemikiran terarah
Bahasa melibatkan fungsi mental yang lebih
tinggi

Anda mungkin juga menyukai