Anda di halaman 1dari 7

NAMA : WANDI SAPUTRA

NIM : 200401110072

Jelaskan bagaimana tahap perkembangan anak-dewasa pada aspek-aspek berikut ini :


A. Kognitif
B. Sosial-Emosi
C. Motorik Kasar-Halus
D. Bahasa
JAWABAN
A. Kognitif
1. Anak-Anak
Pikiran anak berkembang maupun berfungsi sampai ia berpikir dengan cara yang unik
dilihat bagaimana perkembangan kognitifnya. Terdapat 4 tahap pada pola perkembangan
kognitif anak dan semua anak memiliki pola itu, yaitu :
o Tahap Sensori Motorik (0-2 tahun)
Pembelajaran anak yang hanya melalui panca indra disebut sensori motorik.
Dengan menggunakan panca indera nya, anak bisa belajar mengetahui dunianya
melalui cara mengisap, menangis, menelan, meraba, membau, melihat,
mendengar, dan merasakan. Terdapat dua proses yang dikemukan dalam teori
Piaget yaitu proses adaptasi (adaptation) yakni interaksi langsung dengan
lingkungan dengan mengikutsertakan pengembangan skema dan proses organisasi
(organization) yaitu terpisah dari kontak langsung kepada lingkungan dengan
suatu proses yang terjadi pada bagian internal. Mereka mengatur ulang serta
mengaitkannya dengan skema yang lain agar terciptanya suatu sistem kognitf
yang berkorelasi cukup erat yang berfungsi dalam perubahan skema ketika
mereka telah membentuk skema yang baru.
o Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Pada usia 2-7 tahun, anak akan mengalami tahap praoperasional (early
childhood). Perubahan yang nampak pada tahap ini yaitu kegiatan representasi
atau simbolis pada intensitas peningkatan yang luar biasa. Selain itu, dalam tahap
ini terbentuknya kestabilan konsep, munculnya penalaran, kuatnya egosentris lalu
setelah itu melemah, serta keyakinan dalam hal yang magis mulai terbentuk.
Secara terminologi, pra-operasional memperlihatkan bahwasanya ketika dalam
tahap ini, teori dari Piaget dipusatkan pada keterbatasan pemikiran anak. Kegiatan
mental pada anak mengharuskan anak tersebut untuk memikirkan kejadian
pengalaman yang dijumpainya, hal tersebut merujuk pada arti “operasioal” dalam
arti istilah.
o Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada usia anak berkisar 7-11 tahun, Piaget menyebutkan pada tahap itu anak-anak
akan ditandai suatu perubahan yang signifikan pada perkembangan kognitifnya.
Pada tahap ini, anak-anak berpikir jauh dari sebuah logika. Anak-anak akan lebih
sistematis dari tahap sebelumnya dan mampu dengan mudah maupun cepat dalam
menyesuaikan diri. Anak-anak mampu mencerna dua perspektif persoalan secara
bersamaan pada hierarki operasi-operasi berpkir secara konkret. Ketika mereka
melakukan interaksi sosial, mereka tidak hanya menggunakan kebutuhan
pendengarannya, tetapi mencerna bahkan pada apa yang mereka katakan
sekalipun. Pada periode sekolah, ketika mendapatkan banyak tugas, anak-anak
menggunakan skema-skema logis untuk menyelesaikannya. Ketika pada tahap ini,
pemikiran anak-anak tersebut cukup terlihat pada saat anak-anak mengalami
proses perubahan sebuah tindakan berdasarkan mutu ke pemahaman secara
menyeluruh terkait prinsip-prinsip fundamental pemikiran logis .
o Tahap Operasional Formal (11 tahun atau lebih)
Tahap ini merupakan tahap yang keempat atau yang terakhir dari yang
dikemukakan oleh Piaget. Tahap ini akan dialami anak-anak ketika mereka
berusia 11 tahun atau lebih. Tahap operasional formal ini merupakan tahap ketika
mereka sanggup mengembangkan kecakapan dalam berpikir secara ilmiah, teratur
maupun abstrak. Saat tahap ini, berpikir secara operasional formal terdapat 2 sifat
yang krusial, yakni deduktif hipotesis. Deduktif hipotesis ini merupakan proses
pendeskripsian dugaan-dugaan atau perhitungan-perhitungan terbaik, dan secara
teratur mengambil kesimpulan atas prosedur-prosedur terbaik yang berfungsi
untuk menyelesaikan masalah serta kombinatori/asimilasi (integrasi informasi
yang bar uke dalam pengetahuan yang sudah ada) menguasai perkembangan tahap
awal pemikiran operasional formal serta perspektif satu sisi maupun idealis yang
dianut oleh pemikir-pemikir pada dunianya.
2. Remaja
Jean Piaget menuturkan bahwa tahap operasi formal (11 tahun-dewasa) merupakan
masa remaja dalam mengalami perkembangan kognitif dan mencapai pada tahap puncak.
Gunarsa, 1982 menyampaikan bahwa logika remaja menyerupai cara berpikir logika
ilmuwan ketika menyelesaikan masalah dalam laboratorium ketika suatu kemampuan
berpikir remaja bersifat abstrak (Berk, 2003). Beberapa ciri dari perkembangan kognitif
pada masa remaja ini yang merujuk pada teorin perkembangan kognitif oleh Piaget, Berk
(2003: 244-249) yaitu :
o Ketika berhadapan pada suatu kondisi yang memberikan beberapa kesempatan
untuk berpikir secara logika melalui berpikir deduktif hipotesis (hypotetico-
deductive reasoning) dan melalui berpikir proposisional (propotitional thought)
mereka mampu berpikir secara abstrak. Bermula dengan suatu “teori umum” dari
keseluruhan faktor yang mungkin mampu mempengaruhi hasil maupun
kesimpulan dalam suatu dugaan (hipotesis) terkait apa yang akan terjadi
(akibatnya) merupakan penalaran deduktif hipotesis pada suatu proses kognitf
ketika seseorang dihadirkan pada suatu permasalahan. Sedangkan pada remaja
tahap operasi konkret, ia melakukan dari kenyataan yang paling nyata sebagai
suatu perkiraan dari suatu kondisi saat menyelesaikan suatu permasalahan.
Remaja tidak mampu mencari solusi yang lain dan tidak mampu menyelesaikan
masalah ketika ia tidak bisa menemukan kenyataan itu (Berk, 2003). Dengan
melakukan berbagai macam pengkorelasian, mencerna adanya berbagai macam
aspek pada suatu masalah yang mampu diselesaikan seketika maupun sekaligus
terjadi pada tahap operasi formal ini dan tidak ada satupun seperti biasa yang
dilakukan anak kecil pada umumnya ketika masa operasi konkret. (Gunarsa,
1982: 160)
o Memperbolehkan penalaran tentang suatu alasan yang kontradiktif dengan realita
dan mencerna kebutuhan logis dari suatu pemikiran proposisional. Pemikiran
proposisional yaitu karakteristik yang krusial kedua dalam tahapan proses formal.
Remaja mampu mengubah kearah yang lebih bai katas logika mereka dari
proposisi (pertanyaan verbal) tanpa berdasarkan pada keadaan dunia nyata (real
world circumstances). Begitupun sebaliknya, anak ketika tahap operasi konkret
mampu mengubah ke arah yang lebih baik atas pernyataan hanya dengan
mengamati maupun mempertimbangkan bahwa dengan mendasarkan bukti-bukti
yang jelas.
o Menunjukkan distorsi kognitif yakni pendengar imajiner atau khayal maupun
dongeng pribadi (personal fable), yang secara berangsur-angsur akan menurun
maupun menghilang di usia dewasa. Berpadu dengan perubahan fisik
menyebabkan remajan mulai berpikir lebih tentang diri sendiri ketika remaja
mampu untuk berpikir abstrak. Piaget meyakini bahwa ketika egosentrisme telah
terbentuk baru muncul pada tahap operasioanl formal ini yakni kurang mampu
untuk membedakan perspektif abstrak dari diri sendiri dan orang lain (Inhelder &
Piaget, 1955/1958, dalam Berk, 2003).
3. Dewasa
Kecepatan pemrosesan informasi melambat di masa dewasa akhir. Selain itu, orang
dewasa yang lebih tua juga mengalami kesulitan mengulang informasi yang telah
tersimpan dalam ingatannya. Kecepatan pemrosesan informasi secara bertahap akan
menurun, tetapi perbedaan individu juga berperan. Nancy Denney (1986) menyatakan
bahwa sebagian besar tes ingatan dan pemecahan masalah mengukur bagaimana orang
dewasa yang lebih tua melakukan aktivitas abstrak atau sederhana. Ketika memikirkan
perubahan kognitif pada masa dewasa, perlu diingat bahwa kognisi merupakan konsep
multidimensi (Margret & Deshpande-Kamat, 2009). Multidimensi merupakan
perkembangan yang terdiri dari dimensi biologis, kognitif, dan sosial. Dimensi inilah
yang dipelajari dalam setiap periode perkembangan manusia. Pendidikan, pekerjaan, dan
kesehatan merupakan tiga komponen penting yang mempengaruhi fungsi kognitif pada
lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesehatan berkorelasi positif dengan
kemampuan intelektual individu (Hultsch, Hammer 7 Small, 1993). Semakin tua usia
Anda, semakin banyak masalah kesehatan yang Anda miliki (Siegler & Costa, 1985).
B. Sosial-Emosi
1. Anak
Dalam konteks sosial-emosional, emosi cenderung menjadi pendorong aktivitas sosial
seseorang. Kompetensi sosial ditentukan oleh kompetensi emosional seseorang.
seseorang dengan kecerdasan emosional yang tinggi cenderung memiliki kompetensi
sosial secara pribadi. Goleman (2006) menegaskan bahwa kematangan emosi seorang
anak merupakan kunci keberhasilan dalam membangun hubungan sosial. Kompetensi Ini
merupakan faktor penting dalam menunjang kesuksesan klub. Goleman (2006) juga
menyebutkan bahwa salah satu kunci keterampilan sosial adalah seberapa baik atau buruk
seseorang mengungkapkan perasaannya. Sehingga dapat dilihat bahwa perkembangan
emosi sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak. Interaksi sosial
memerlukan keterampilan yang secara khusus didorong oleh keadaan emosi anak, seperti
motivasi, empati, dan menyelesaikan konflik. Anak yang dapat mengontrol dirinya
sendiri dan mudah menunjukkan empati dan kasih sayang akan mudah berhubungan
dengan orang-orang di sekitarnya.
2. Remaja
Karena terletak pada masa peralihan antara masa bayi dan masa kanak-kanak. Di
masa dewasa, status remaja muda agak membingungkan, baik bagi dirinya maupun bagi
lingkungannya (Ali & Asrori, 2006). Semiawan (dalam Ali dan Asrori, 2006) serupa:
Terlalu besar untuk serbet, terlalu kecil untuk taplak meja karena bukan lagi anak-anak,
tapi juga bukan orang dewasa. pubertas biasanya memiliki energi yang besar, emosi yang
berapi-api dan pada saat yang sama pengendalian diri tidak sempurna. Remaja sering
mengalami perasaan tidak aman, terlalu tenang dan khawatir sendirian. Ali dan Ansori
(2006) menambahkan perkembangan emosi seseorang biasanya menunjukkan dirinya
dalam perubahan tingkah laku. Perkembangan emosi remaja juga sama. kualitas atau
gejolak gejala yang muncul dalam perilaku sangat tergantung pada tingkat gejolak emosi
yang ada pada diri orang tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat
beberapa perilaku emosional seperti agresivitas, kecemasan yang berlebihan, Apatis dan
perilaku yang merugikan diri sendiri, seperti melukai diri sendiri dan memukul di kepala.
3. Dewasa
Di masa dewasa akhir, menurut Erikson, tujuan hidup adalah gagasan akhir yang
menonjol tentang kelengkapan versus pemenuhan. Selain itu, pada masa dewasa akhir
terdapat lanskap kehidupan yang juga mencakup dimensi sosial budaya seperti budaya,
etnis, dan gender. Tinjauan hidup juga dapat mencakup dimensi intrapersonal atau
relasional, termasuk berbagi dan menjalin keintiman dengan keluarga atau teman.
(Cappeliez & O'Rourke, 2006). Beberapa ahli perkembangan beranggapan bahwa
feminitas pada anak perempuan menurun dan maskulinitas pada anak laki-laki menurun
saat memasuki masa dewasa akhir. (Gutman, 1975). Ketika perubahan sosiohistoris
terjadi dan semakin dipelajari dalam penelitian seumur hidup, maka apa yang dianggap
sebagai pengaruh usia mungkin merupakan pengaruh kohort. (Schae, 2007). Dalam
masyarakat juga, partisipasi sosial orang tua seringkali tidak didukung karena
diskriminasi usia. Ageism adalah prasangka terhadap orang lain karena usia mereka,
khususnya prasangka terhadap orang dewasa yang lebih tua. (Leifheit-Limson & Levy,
2009). Dukungan dan inklusi sosial memainkan peran penting dalam kesehatan fisik dan
mental orang tua. (Antonucci, et al., 2011; Birditt, 2009; Kahana, Kahana dan Hammel,
2009). Perasaannya mencerminkan jaringan sosial yang lebih selektif dan penerimaan
kesepian dalam hidupnya (Koropeck-Cox, 2009). Menjadi orang yang aktif penting untuk
keberhasilan proses penuaan (Erickson & Kramer, 2009). Istilah self-efficacy adalah
sering digunakan untuk menggambarkan apresiasi terhadap adanya kendali atas
lingkungan dan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang positif. (Bandura, 2009,
2010).
C. Motorik Kasar-Halus
1. Anak
Perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh yang erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik otak.
Hurlock (1998) mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah perkembangan gerak
fisik oleh aktivitas terkoordinasi dari pusat saraf, saraf, dan otot. Perkembangan motorik
dengan demikian merupakan aktivitas yang terkoordinasi antara sistem saraf, otot, otak
dan sumsum tulang belakang. Perkembangan motorik merupakan suatu proses yang
berjalan seiring dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan
dimana gerakan individu maju dari keadaan yang sederhana, tidak teratur, dan tidak
terampil menjadi penguasaan keterampilan motorik yang kompleks dan terorganisir
dengan baik. Perkembangan motorik merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Keterampilan fisik yang dimiliki anak perlu
kegiatan dan kegiatan olah raga dapat dipelajari dan dipraktekkan pada masa awal
perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini di lingkungan yang
nyaman, jangan bersaing agar anak belajar olah raga dengan senang dan nyaman hadir.
Hindari permainan di mana satu orang atau sekelompok orang bermain menang dan
kelompok lainnya kalah. Anak-anak yang terus kalah dalam satu permainan cenderung
kurang percaya diri dengan kemampuan Anda dan akan mengakhiri partisipasi. Tujuan
pendidikan jasmani bagi anak usia dini adalah untuk mengembangkan keterampilan dan
daya tarik fisik dalam jangka panjang. Perkembangan motorik merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan keterampilan motorik seseorang anak. Pada dasarnya
perkembangan ini berlangsung sesuai dengan kematangan saraf dan otot anak. Setiap
gerakan, betapapun sederhananya, adalah hasil dari pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan sistem tubuh yang dikendalikan oleh otak. Tidak banyak orang tua
yang memahami keterampilan motorik kasar dan halus iniSeorang anak membutuhkan
pelatihan dan pengembangan yang konstan dengan berbagai aktivitas. Perkembangan ini
memungkinkan anak melakukan hal-hal dengan lebih baik, termasuk prestasi akademik
dan fisik. Perkembangan mesin mencakup keterampilan motorik kasar dan halus. Motorik
kasar adalah gerak tubuh dengan otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota
tubuh dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, misalnya kemampuan duduk,
menendang, berlari dan lain-lain sedangkan motorik halus adalah gerakan yang
menggunakan otot polos atau bagian tubuh tertentu. dipengaruhi oleh kemungkinan
belajar dan berlatih, mis. B. memindahkan objek dari tangan, mencoretnya, menulis,
memotong dan menulis.
2. Remaja
Anak-anak dari usia 12 atau 13 tahun hingga 19 tahun berada dalam fase
pertumbuhan remaja. Masa Pubertas merupakan masa yang sangat krusial, karena pada
masa ini anak banyak mengalami perubahan fisik dan psikis. Pada masa remaja,
pertumbuhan fisik berubah dengan cepat. Lebih cepat dari masa kanak-kanak dan
dewasa. Untuk mengimbangi pertumbuhan yang pesat tersebut, remaja membutuhkan
makan dan tidur yang lebih banyak. tubuh berkembang pesat sehingga anak laki-laki
tampak tinggi, tetapi kepalanya masih mirip dengan anak-anak. Secara teoritis, remaja
terdiri dari remaja yang mengalami pubertas dan remaja remaja. Pada masa peralihan
anak usia sekolah sebelum pubertas terjadi, disebut masa nifas. adalah waktu
Puertalbagian terakhir dari tahun-tahun sekolah. Pubertas adalah anak yang tidak mau
diperlakukan seperti anak kecil lagi, tetapi belum diterima di kelas. Dewasa.
Perkembangan fisik pada saat ini tidak banyak. Dapat diketahui, karena saat ini hanya
dalam waktu singkat. Periode orang muda berusia antara 17 dan 20 tahun. Menurut
Michaelis dalam Zulkifli (2001) pada masa pubertas manusia mengalami perkembangan
pertumbuhan fisik yang pesat, karena organ-organ dalam tubuh sedang dalam masa itu
mampu mengatasi segala gangguan yang ditimbulkan oleh perkembangan kelenjar.
Perkembangan masa remaja disertai dengan kematangan seksual dan pertumbuhan fisik.
Dari segi perkembangan seksual, anak perempuan mencapai kedewasaan lebih awal dari
anak laki-laki pada usia yang sama. Pertama dari segi perkembangan fisik Anak muda
mengalami pertumbuhan fisik. Meskipun karena tingkat pertumbuhan, anak perempuan
memulai perkembangan fisiknya lebih lambat dari pertumbuhan masa mudanya, biasanya
pada usia 16 tahun anak perempuan telah mencapai bentuk tubuh terakhirnya, sedangkan
tubuh remaja meregang hingga usia 18 tahun. Karena proses tumbuh kembang seorang
anak muda dijalani secara bertahap, anak muda tersebut tidak lagi merasakan pengaruh
yang begitu kuat pengaruh yang dirasakan anak perempuan terhadap perkembangan fisik
sangat berbeda dengan anak muda seusianya.

3. Dewasa
Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang
lebih besar dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya. Kita akan mencatat
rentetan perubahan-perubahan dalam penurunan fisik yang terkait dengan penuaan,
dengan penekanan pentingnya perkembangan perkembangan baru dalam penelitian
proses penuaan yang mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan lahan menurun dan
hilangnya fungsi tubuh kadangkala dapat diperbaiki. Panjang Usia :
o Harapan Hidup : perkiraan jumlah tahun dari rata-rata orang yang dilahirkan di
tahun tertentu masih akan hidup
Masa hidup : batas atas hidup, jumlah tahun maksimum dimana individu dapat
hidup
o Tua awal (65-74 tahun) ; Tua menengah (75 ke atas) ; Tua akhir (85 ke atas)
Tua awal dengan tua akhir memiliki perbandingan yang terlihat jelas yang secara
substansial, orang tua awal memiliki potensi untuk sehat secara fisik dan kognitif,
memiliki kesejahteraan emosional yang lebih tinggi, dan strategi yang lebih
efektif untuk mengatasi keuntungan dan kerugian di usia lanjut. Hampir
seperempat dari orang yang tua akhir ini tinggal di panti jompo dan mereka
merasa aktifitasnya disana terbatas.
D. Bahasa
1. Anak
Perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh yang erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik otak.
Hurlock (1998) mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah perkembangan gerak
fisik oleh aktivitas terkoordinasi dari pusat saraf, saraf, dan otot. Perkembangan motorik
dengan demikian merupakan aktivitas yang terkoordinasi antara sistem saraf, otot, otak
dan sumsum tulang belakang. Perkembangan motorik merupakan suatu proses yang
berjalan seiring dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan
dimana gerakan individu maju dari keadaan yang sederhana, tidak teratur, dan tidak
terampil menjadi penguasaan keterampilan motorik yang kompleks dan terorganisir
dengan baik. Perkembangan motorik merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Keterampilan fisik yang dimiliki anak perlu
kegiatan dan kegiatan olah raga dapat dipelajari dan dipraktekkan pada masa awal
perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini di lingkungan yang
nyaman, jangan bersaing agar anak belajar olah raga dengan senang dan nyaman hadir.
Hindari permainan di mana satu orang atau sekelompok orang bermain menang dan
kelompok lainnya kalah. Anak-anak yang terus kalah dalam satu permainan cenderung
kurang percaya diri dengan kemampuan Anda dan akan mengakhiri partisipasi. Tujuan
pendidikan jasmani untuk anak kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan
daya tarik fisik jangka panjang.
2. Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah banyak belajar
darilingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan.
Lingkunganremaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan
teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang
berkembang di dalamkeluarga atau bahasa itu. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi
dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di manamereka tinggal. Hal ini berarti
pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulanmasyarakat sekitar akan
memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengankehidupannya di dalam
masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah.Sebagaimana
diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuaidengan kaidah-
kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalamcakrawala
ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangansistem
budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat
(temansebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih
diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari
kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus,
seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal
ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
3. Dewasa
Ciri-ciri perubahan fisik yang terjadi pada lansia di masa dewasa akhir :
a. Bertambahnya kerutan pada wajah dan bertambah pendek. Pada masa dewasa akhir,
terjadi penyusutan tulang belakang pada lansia pria dan wanita (Hoyer & Roodin,
2003). Pada usia 60 tahun, biasanya terjadi penurunan berat badan yang disebabkan
oleh penyusutan otot, sehingga tubuh terlihat mengendur (Evans, 2010).
b. Pada masa tua, orang dewasa lanjut usia cenderung mengalami perubahan pergerakan.
Gerak tubuh menjadi lebih lambat. Bahkan untuk melakukan kegiatan seperti
menggenggam, bergerak dari satu tempat ke tempat lain, orang lanjut usia cenderung
makin lambat dibandingkan ketika masih muda (Mollenkopf, 2007).

Anda mungkin juga menyukai