Kognitif Piaget
October 28, 2019
Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir hingga umur 2
tahun. Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang
sederhana. Pada tahap ini, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak
terhadap lingkungannya, seperti meraba, menjamah, mendengar, membau, dan lain lain. Ciri
Aktivitas kognitif terpusat pada aspek alat dria (sensori) dan gerak (motor), artinya dalam
tahap ini, anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan dengan melalui alat drianya
dan pergerakannya. Keadaan ini merupakan dasar bagi perkembangan kognitif selanjutnya,
kognitif menurut Piaget. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan
symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Ciri-ciri lain
bahasa komunikasi, artinya dalam bermain bersama anak-anak cenderuung saling bicara
tanpa mengharapkan saling mendengar atau saling menjawab, dan 3) lebih memfokuskan diri
pada aspek statis tentang suatu peristiwa daripada transformasi dari satu keadaan kepada
keadaan lain (Hergenhahn & Olson, 2001). Pada usia ini anak cenderung berfokus pada satu
aspek situasi dengan mengesampingkan aspek lainnya, proses ini disebut dengan pemusatan
(centering) (Hill, 2009). Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu pralogis dan intuitif.
Pralogis (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam
kesalahan dalam memahami obyek. Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah
dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik
kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak
telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki
Saudara mahasiswa, tahap ini merupakan tingkat permulaan anak berpikir rasional. Pada
usia ini anak sudah masuk persekolahan di tingkat Sekolah Dasar. Maksudnya, anak memiliki
mereka menghadapi seuatu pertentangan antar pikiran dan persepsi, maka anak akan lebih
memilih pengambilan keputusan logis, dan bukan keputusan perseptual seperti anak
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-
aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah
memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat
konkrit. Selama tahap ini bahasa juga berubah. Anak-anak menjadi kurang egosentris dan
lebih sosiosentris dalam berkomunikasi (Dahar, 2006). Mereka berusaha untuk mengerti
orang lain dan mengemukakan perasaan dan gagasan-gagasan mereka pada orang dewasa dan
teman-teman. Proses berpikir pun menjadi kurang egosentris dan mereka sekarang dapat
Saudara mahasiswa, ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu
berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Anak-anak
sudah mampu memahami bentuk argumen dan tidak dibingungkan oleh sisi argumen dan
karena itu disebut operasional formal (Ibda, 2015). Beberapa karakteristik berpikir
operasional formal (Nurjan, 2016) yaitu: 1) berpikir adolesensi ialah berpikir hipotetis-
dedukatif. Ia dapat merumuskan banyak alternatif hipotesis dalam menanggapi masalah, dan
mengecek data terhadap setiap hipotesis untuk mendapat keputusan layak. Tetapi ia belum
mempunyai kemampuan untuk menerima atau menolak hipotesis. 2) tahap ini ditandai
konkret dan pertanyaan yang berlawanan dengan fakta. 3) berpikir kombinatorial, yaitu
mungkin. 4) berpikir refleksif, artinya anak mampu berfikir kembali pada satu seri operasioal
mental.
Semua manusia melalui setiap tingkat, tetapi dengan kecepatan yang berbeda, jadi mungkin
saja seorang anak yang berumur 6 tahun berada pada tingkat operasional konkrit, sedangkan
ada seorang anak yang berumur 8 tahun pada tingkat pra-operasional dalam cara berfikir.
Namun urutan perkembangan intelektual sama untuk semua anak, struktur untuk tingkat
sebelumnya terintegrasi dan termasuk sebagai bagian dari tingkat-tingkat berikutnya (Wilis,
2011).