Anda di halaman 1dari 39

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN

PIAGET DAN PROBLEMATIKANYA


Pembahasan
Biografi singkat Jean Piaget
Jean Piaget merupakan
ahli Biologi dan Psikologi yang
meru- muskan teori yang dapat
men- jelaskan fase-fase
perkembangan kemampuan
kognitif. Menurut Piaget, teori
perkembangan kogni- tif
mengemukakan asumsi tentang
perkembangan cara berfikir
indi- vidu dan kompleksitas
peru- bahannya melalui
perkembangan neurologis dan
perkembangan lingkungan.
Dalam teori Piaget ini,
perkembangan kognitif
dibangun berdasarkan sudut
pandang aliran struturalisme
dan konstruktivisme. Sudut
pandang strukturalisme ter- lihat
dari pandangannya tentang
intelensi yang berkembang
melalui serangkaian tahap
perkembangan yang ditandai
oleh pengaruh kuali-
tas struktur kognitif. Sedangkan kira 5 halaman karya ilmiah dan
sudut pandang konstruktivisme orang mengatakan bahwa Piaget
dapat dilihat pada pandangannya menulislebih cepat dari pada
tentang kemampuan kognitif yang orang awam yang membaca karya
dibangun melalui interaksi dengan raksasanya, lebih dari 50 buku,
5
lingkungan sekitarnya. monografi serta ratusan artikel
Pada tahun 1969 ia meneri- yang dihasilkannya selama
ma hadiah sebagai tanda terima berkecimpung dalam kegiatan
kasih atas sumbangannya yang ilmiah kira-kira 70 tahun, ditaksir
monumental dan unik dalam liter- sebagai lebih dari 24.000 hala-
atur Psikologi. Selanjutnya Piaget man.11 Pada tanggal 16 Septem-
memperoleh hadiah di Kota Am- ber 1980 Piaget meninggal, dalam
sterdam yakni hadiah Erasmus umur 84 tahun di Kota Jenewa
dari tangan pangeran Bernhard. yang tidak jauh dari Neuchatel
Piaget menerima kurang lebih 12 tempat kelahirannya12 . Tokoh
tanda penghargaan. Sampai saat yang masih tetap produktif sampai
meninggal Piaget bekerja terus akhir hayatnya ini adalah seorang
mencari fakta-fakta dan berdasar- tokoh yang sangat penting dalam
kan fakta-fakta itu ia secara terus psikologi perkembangan.
menerus memperdalam pema- Tahap-tahap Perkembangan
hamannya. Piaget sebagai seorang Kognitif
ilmuan setiap hari menulis kira- Tahap-tahap perkembangan
5 Hasan basri, Kemampuan Kognitif kemampuan kognitif manusia
Dalam Meningkatkan Efektifitas
Pembelajaran Ilmu Sosial Bagi Siswa Sekolah
terbagi dalam beberapa fase. Pia-
Dasar, Jurnal Penelitian Pendidikan, E- get membagi perkembangan ke-
ISSN 2541-4135.
mampuan kognitif manusia Tahap ini pemikiran anak
menurut usia menjadi 4 tahapan. mulai melibatkan penglihatan,
Yaitu: pendengaran, pergeseran dan per-
1. Tahap sensori (sensori mo- sentuhan serta selera. Artinya anak
tor) memiliki kemampuan untuk me-
Perkembangan kognitif tahap nangkap segala sesuatu melalui
ini terjadi pada usia 0-2 tahun. Ka- inderanya. Bagi Piaget masa ini
ta kunci perkembangan kognitif sangat penting untuk pembinaan
tahap ini adalah proses “decentra- perkembangan pemikiran sebagai
tion”. Artinya, pada usia ini bayi dasar untuk mengembangkan in-
tidak bisa memisahkan diri dengan telegensinya. Pemikiran anak ber-
lingkungannya. Ia “centered” pada sifat praktis dan sesuai dengan apa
dirinya sendiri. Baru pada tahap yang diperbuatnya. Sehingga san-
berikutnya dia mengalami decen- gat bermanfaat bagi anak untuk
6
tered pada dirinya sendiri. belajar dengan lingkungannya.8
Pada tahap sensori ini, bayi Jika seorang anak telah mulai
bergerak dari tindakan reflex in- memiliki kemampuan untuk
stinktif pada saat lahir sampai per- merespon perkataan verbal orang
mulaan pemikiran simbolis. Bayi dewasa, menurut teori ini hal ter-
membangun pemahaman tentang sebut lebih bersifat kebiasaan, be-
dunia melalui pengoordinasian lum memasuki tahapan berfirkir.
pengalaman-pengalaman sensor 2. Tahap praoperasional (pre-
7
dengan tindakan fisik. operational)

6Kusdwiratri setiono, Psikologi


Perkembangan, (Bandung: Widya 8 Ahmad Syarifin, Percepatan
Padjajaran, 2009), 20. Perkembangan Kognitif Anak: Analisis
7 Desmita, Psikologi Perkembangan
Terhadap Kemungkinan Dan Persoalannya,
Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosda Jurnal al-Bahtsu Vol. 2, No. 1, Juni 2017,
Karya, 2010), 101. 2.
Fase perkembangan ke- c) Animisme, yaitu menganggap
mampuan kognitif ini terjadi para bahwa semua benda itu hidup
rentang usia 2-7 tahun. Pada tahap seperti dirinya
ini, anak mulai merepresentasikan d) Artificialism, yaitu kepercayaan
dunia dengan kata-kata dan gam- bahwa segala sesuatu di ling-
bar-gambar. Kata-kata dan gam- kungan itu mempunyai jiwa
bar-gambar ini menunjukkan seperti manusia
adanya peningkatan pemikiran e) Perceptually bound, yaitu anak
simbolis dan melampaui hub- menilai sesuatu berdasarkan
ungan informasi inderawi dan tin- apa yang dilihat atau di dengar
dakan fisik. f) Mental experiment yaitu anak
Cara berpikir anak pada mencoba melakukan sesuatu
pertingkat ini bersifat tidak untuk menemukan jawaban
sistematis, tidak konsisten, dan dari persoalan yang
tidak logis. Hal ini ditandai dengan dihadapinya
ciri-ciri: g) Centration, yaitu anak memusat-
a) Transductive reasoning, yaitu kan perhatiannya kepada sesua-
cara berfikir yang bukan in- tu ciri yang paling menarik dan
duktif atau deduktif tetapi tidak mengabaikan ciri yang lainnya
logis h) Egosentrisme, yaitu anak melihat
b) Ketidak jelasan hubungan dunia lingkungannya menurut
sebab-akibat, yaitu anak kehendak dirinya.9
mengenal hubungan sebabaki-
9 Fatimah Ibda, Perkembangan Kognitif:
bat secara tidak logis
Teori Jean Piaget, Jurnal
INTELEKTUALITA - Volume 3,
Nomor 1, Januari-Juni 2015, 33-34.
3. Tahap operasi konkrit (concrete- pengklasifikasian atau membagi
operational) sesuatu menjadi sub yang berbeda-
Tahap operasi konkrit terjadi beda dan memahami hubungann-
pada rentang usia 7-11 tahun. Pada ya.10
tahap ini akan dapat berpikir Tahap ini dimulai dengan
secara logis mengenai peristiwa- tahap progressive decentring di usia
peristiwa yang konkrit dan tujuh tahun. Sebagian besar anak
mengklasifikasi- kan benda-benda telah memiliki kemampuan untuk
ke dalam bentuk- bentuk yang mempertahankan ingatan tentang
berbeda.Kemampuan untuk ukuran, panjang atau jumlah benda
mengklasifikasikan sesuatu sudah cair. Maksud ingatan yang diper-
ada, tetapi belum bisa me- tahankan di sini adalah gagasan
mecahkan problem-problem ab- bahwa satu kuantitas akan tetap
strak. Operasi konkret adalah tinda- sama walaupun penampakan
kan mental yang bisa dibalikkan luarnya terlihat berubah. Jika Anda
yang berkaitan dengan objek memperlihatkan 4 kelereng dalam
konkret nyata. sebuah kotak lalu menyerakkannya
Operasi konkret membuat di lantai, maka perhatian anak
anak bisa mengoordinasikan be- yang masih berada pada tahap pra-
berapa karakteristik, jadi bukan opersional akan terpusat pada
hanya fokus pada satu kualitas terseraknya kelereng tersebut dan
objek. Pada level opersional akan percaya jumlahnya bertambah
konkret, anak-anak secara mental banyak. Sebaliknya, anak-anak yang
bisa melakukan sesuatu yang sebe- telah berada pada tahap opersional
lumnya hanya mereka bisa lakukan konkret akan segera tahu bahwa
secara fisik, dan mereka dapat
membalikkan operasi konkret ini.
Yang penting dalam kemampuan
tahap operasional konkret adalah
jumlah kelereng itu tetap 4. Anak yakni ingatan tentang ruang. Jika
pun akan tahu jika anda menu- anda meletakkan 4 buah benda
angkan susu yang ada di gelas persegi 1 x 1 cm di atas kertas
gen- dut ke gelas ramping, maka seluas 10 cm persegi, anak yang
volu- menya tetap sama, kecuali mampu mempertahankan ingatann-
jika jumlah susu yang dituangkan ya akan tahu bahwa ruang kertas
me- mang sengaja dibedakan. yang ditempati keempat benda kecil
Di usia 7 atau 8 tahun, tadi sama, walau dimanapun dile-
seorang anak akan mengembangkan takkan.
kemampuan mempertahankan Dalam tahap ini, seorang anak
ingatan terhadap substansi. Jika juga belajar melakukan pemilahan
anda mengambil tanah liat yang (classification) dan pengurutan (seria-
berbentuk bola kemudian memen- tion). Contoh percobaan Piagetian
cetnya jadi pipih atau anda pecah- dalam hal ini adalah: meminta anak
pecah menjadi sepuluh bola yang untuk memahami hubungan antar
lebih kecil, dia pasti tahu bahwa kelas. Salah satu tugas itu disebut
itu semua masih tanah liat yang seriation, yakni operasi konkret
sama. Bahkan kalau anda mengubah yang melibatkan stimuli pengurutan
kem- bali menjadi bola seperti di sepanjang dimensi kuantitatif.
semula, dia tetap tahu bahwa itu Untuk mengetahui apakah murid
adalah tanah liat yang sama. dapat mengurutkan, seorang guru
Proses ini disebut proses bisa meletakkan 8 batang lidi
keterbalikan. dengan panjang yang berbeda-beda
Di usia 9 atau 10 tahun, ke- secara acak di atas meja. Guru
mampuan terakhir dalam memper- kemudian meminta murid untuk
tahankan ingatan mulai diasah,
mengurutkan batang lidi tersebut formal tampak jelas dalam pemeca-
berdasarkan panjangnya. Pemikiran han problem verbal. Pemikir
operasional konkret dapat secara operasional konkret perlu melihat
bersamaan memahami bahwa setiap elemen konkret A, B, dan C untuk
batang harus lebih panjang ketim- menarik kesimpulan logis bahwa
bang batang sebelumnya atau ba- jika A = B dan B = C, maka A =
tang sesudahnya harus lebih pendek C. Sebaliknya pemikir operasional
dari sebelumnya. Aspek lain dari formal dapat memecahkan persoa-
penalaran tentang hubungan antar lan itu walau problem ini hanya
kelas adalah transtivity yaitu ke- disajikan secara verbal.
mampuan untuk mengombinasikan Selain memiliki kemampuan
hubungan secara logis untuk me- abstraksi, pemikir operasional for-
mahami kesimpulan tertentu. mal juga memiliki kemampuan
4. Tahap operasi formal (formal untuk melakukan idealisasi dan
operational) membayangkan kemungkinan-
Tahap operasi formal ada kemungkinan. Pada tahap ini, anak
pada rentang usia 11 tahun-dewasa. mulai melakukan pemikiran speku-
Pada fase ini dikenal juga dengan lasi tentang kualitas ideal yang
masa remaja. Remaja berpikir mereka inginkan dalam diri mereka
dengan cara lebih abstrak, logis, dan diri orang lain. Konsep
dan lebih idealistic. operasional formal juga menyatakan
Tahap operasional formal, usia bahwa anak dapat mengembangkan
sebelas sampai lima belas tahun. hipotesis deduktif tentang cara
Pada tahap ini individu sudah mulai untuk memecahkan problem dan
memikirkan pengalaman konkret, mencapai kesimpulan secara
dan memikirkannya secara lebih sistematis.
abstrak, idealis dan logis. Kualitas
abstrak dari pemikiran operasional
Tahapan-tahapan dia atas onal abstrak berkem-

secara ringkas dapat di pahami formal 2. mampu bang


12- melakukan . dapat
melalui tabel di bawah ini11:
dewasa self-reflection mengapre-
Taha- Karakteristik Kemampu-
3. memba- siasikan ide-
pan an Bahasa
yangkan ide dalam
Sensor 1. Mengkoordi Kemampu-
peran bahasa
motor nasikan ken- an Bahasa
orang de-
0-2 yataan mulai mun-
wasa
tahun dengan mo- cul
4. menyadari
torik
dan mem-
Pra 1. Egosentris . Egosentric
perhatikan
operasi 2. Meningkat- speech
kepent-
onal kan aktifitas . Sosialisasi
ingan
2-7 simbolik speech
masyarakat
tahun 3. Mulai
melakukan
Menurut Piaget, tahap
representasi
demi tahap perkembangan
Operasi 1. Reversibility . memahami
onal 2. Concervation bahasa ver- kognitif merupakan perbaikan
konkrit 3. Seriation bal dan perkembangan dari tahap
7-12 4. clisification . yang sebelumnya. Oleh karena
memaham
itu, menurut teori tahapan Piaget,
i hal-hal
se- tiap individu akan mengalami
konkrit
Operasi 1. berfikir . bahasa lebih pe- rubahan kualitatif yang
bersifat invariant, tetap dan tidak
Disarikan dari kuliah analisis
11

psikologi perkembangan anak yang


melom- pat-lompat atau mundur.
diampu oleh Dr. Esa Nurwahyuni, Peu- bahan-perubahan ini
M.Pd pada progam pascasarjana IAIN
Jember Prodi PGMI hari Sabtu tanggal merupakan dorongan dan
23 November 2019.
pengaruh dari fac-
tor biologis untuk menyesuaikan Gerak bayi ketika menghisap salah
diri dengan lingkungan. Sama satunya, yang merupakan gerakan
dengan system organ yang ada otot pada pipi dan bibir. Tidak
dalam tubuh, hal yang sama juga peduli apa yang masuk, entah itu
berlaku kepada kognisi. Dia juga dot, jari, kain dan lain sebagainya.
memiliki system yang mengatur pola gerakan yang diperoleh sejak
dari dalam yang kemudian di- lahir inilah yang dimaksud dengan
pengaruhi oleh factor-faktor ling- skema.
kungan. Sedangkan adaptasi
Piaget menggunakan dua (struktur fungsional) dipahami
istilah sebagai representasi sebagai sebuah istilah yang
struktur kognitif individu. Kedua digunakan Piaget untuk menun-
istilah tersebut adalah skema dan jukkan pentingnya pola hubungan
adaptasi. Skema (struktur kognitif) antara individu dnegan ling-
adalah cara atau proses yang men- kungannya dalam proses perkem-
gorganisasi atau merespon bangan kognitif. Piaget meyakini
berbagai pengalaman. Dengan bahwa bayi yang terlahir ke dunia
kata lain, skema merupakan suatu telah dilengkapi dengan kebu-
pola sistematis dari tindakan, per- tuhan-kebuuhan dan juga ke-
ilaku, pikiran dan strategi pemeca- mampuan menyesuaikan diri
han masalah yang memberikan dengan lingkungannya. Adaptasi
kerangka pemikiran dalam ini muncul dengan sendirinya
menghadapi segala jenis tantangan ketika bayi tersebut berinteraksi
dan berbagai jenis situasi. Dalam dengan lingkungannya. Mereka
diri bayi misalnya, ada beberapa dapat belajar menyesuaikan diri
pola tingkah laku reflek yang tero- dan mengatasi masalah yang
raganisasi sehubungan “penge- mungkin timbul, sehingga mental-
tahuan” nya tentang lingkungan. nya akan berkembang dengan
sendirinya. Masih menurut Piaget, hingga mainan. Mereka
adaptasi ini terdiri dari dua menginterpretasikan semua hal
proses yang saling melengkapi tersebut kepada hal yang mereka
satu sama lain, yaitu asimilasi hisap dan dapat mengeluarkan
dan ako- modasi. sesuatu yang mereka butuhkan,
Asimilasi merupakan inte- yaitu susu.
grasi antara elemen-elemen ek- Proses adaptasi yang kedua
sternal (dari luar) terhadap yaitu akomodasi. Akomodasi ada-
struktur yang sudah lengkap pada lah menciptakan langkah baru atau
individu. Asimilasi kognitif men- memperbarui , atau menggabung-
cakup perubahan objek eksternal gabungkan istilah lama untuk
menjadi struktur pengetahuan in- menghadapi tantangan baru.
ternal. Proses asimilasi ini didasar- Akomodasi kognitif berarti men-
kan pada kenyataan bahwa setiap gubah struktur kognitif yang telah
saat manusia selalu mengasimi- dimiliki sebelumnya untuk dis-
lasikan informasi-informasi yang esuaikan dengan objek stimulus
sampai kepadanya. Kemudian, eksternal. Jika pada asimiliasi, pe-
informasi-informasi tersebut, rubahan yang terjadi adalah pada
dikelompokkan ke dalam istilah- objeknya. Sedangkan pada proses
istilah yang sebelumnya telah akomodasi, yang mengalami peru-
mereka ketahui. Seorang bayi yang bahan adalah subjeknya. Sehingga
masih berada pada tahap me- ia dapat menyesuaikan diri dengan
nyusu, akan reflek menghisap objek yang ada di lingkungan seki-
apapun yang ada disekitarnya, mu- tarnya. Misalnya bayi yang men-
lai dari jempol, baju, botol susu, ghisap ibu jarinya. Ini berate bayi
mengubah putting susu menjadi terpadu, bersama-sama dan kom-
ibu jari. Tindakan demikian dise- plementer.
12
but akomodasi. Dalam literature lain, me-
Piaget mengemukakan bah- nyebutkan sistematika perkem-
wa setiap individu yang ingin bangan kognitif proses kognitif
mengadakan penyesuaian (adap- sebagai: 1) organisasi; 2) adaptasi;
tasi) dengan lingkungannya harus 3) ekuilibrasi.
mencapai keseimbangan (ekuilibri- 1. Organisasi
um) yaitu antara aktifitas individu Organisasi Merupakan
terhadap lingkungan (asimilasi) istilah yang digunakan Piaget un-
dan aktivitas lingkungan terhadap tuk mengintegrasikan penge-
individu (akomodasi). Hal ini be- tahuan kedalam sistem-sistem.
rarti , ketika individu bereaksi ter- Dengan kata lain, organisasi ada-
hadap lingkungan, dia lah sistem pengetahuan atau cara
menggtabungkan stimulus dunia berfikir yang disertai dengan
luar dengan struktur yang sudah pencitraan realitas yang semakin
ada , dan inilah asimilasi. Pada akurat. Contoh: anak laki-laki yang
saat yang sama, ketika lingkungan baru berumur 4 bulan mampu
be- reaksi terhadap individu, dan un- tuk menatap dan
in- dividu mengubah supaya menggenggam objek. Setelah itu
sesuai dengan stimulus dari luar, dia berusaha mengkombunasikan
maka inilah yang disebut dua kegiatan ini (menatap dan
akomodasi. Agar terjadi menggenggam) dengan
ekuilibrasi, maka peri- stiwa- menggenggam objek- objek yang
peristiwa asimilasi dan ako- dilihat.13 Dalam sistem kognitif,
modasi harus terjadi secara organisasi memiliki ke-
cenderungan untuk membuat
Karya, 2010. 102-103.
12 Desmita, Psikologi Perkembangan
Peserta Didik, Bandung: Remaja Rosda
13

http://prezi.com/uepcgwoue5_m/
teori- perkembangan-kognitif-jean-
piaget/.
struktur kognitif menjadi semakin memberi kepada bayi sebuah ob-
kompleks. Contoh: gerakan reflek jek kecil yang tidak pernah dia
menyedot pada bayi yaitu gerakan lihat sebelumnya tetapi me-
otot pada pipi dan bibir yang nyerupai objek yang sudah tidak
menimbulkan gerakan menarik. asing lagi, dia mungkin akan me-
2. Adaptif/adaptasi megangnya, menggigitnya, dan
Adaptasi Merupakan cara membantingnya. Dengan kata lain
anak untuk meyesuaikan skema dia menggunakan skema yang ada
sebagai tanggapan atas ling- untuk memelajari benda yang be-
kungan.Adaptasi ini dilakukan lum dikenal ini.
dengan dua langkah, yaitu asimi- Langkah adaptasi yang
lasi dan akomodasi. Langkah kedua adalah akomodasi. Ako-
adaptasi yang pertama yaitu modasi Merupakan istilah yang
Asimilasi. Asimilasi Merupakan digunakan Piaget untuk merujuk
istilah yang digunakan Piaget un- pada mengubah skema yang
tuk merujuk pada memahami telah ada agar sesuai dengan
pengalaman baru berdasarkan situasi ba- ru.14 Jadi, dikatakan
skema yang sudah ada. Seorang akomodasi jika individu
individu dikatakan melakukan menyesuaikan diri dengan
proses adaptasi melalui asimilasi, informasi baru. Melalui
jika individu tersebut meng- akomodasi ini, struktur kognitif
gabungkan informasi baru yang yang sudah ada dalam diri
dia terima kedalam pengetahuan seseorang mengalami perubahan
mereka yang telah ada. Contoh sesuai dengan rangsangan-
asimilasi kognitif: ketika anda
14 Slavin Robert E., Psikologi
Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta :
PT.Indeks, 2011), 43.
rangsangan dari objeknya. Contoh secara kualitatif untuk berpikir
: jika anda memberikan telur tentang dunia ini, dan anak me-
pada bayi yang mempunyai langkah ke tahap perkembangan
skema dengan membanting objek baru.
kecil, apa yang akan terjadi Piaget percaya bahwa pen-
dengan telur tersebut sudah galaman fisik dan manipulasi ling-
nampak jelas, yaitu akan pecah. kungan sangat berperan penting
Karena konsekuensi yang tidak agar terjadi perubahan perkem-
terduga dari mem- banting telur bangan. Namun, dia juga percaya
tersebut, bayi itu mungkin akan bahwa interaksi sosial dengan te-
mengubah skema tadi. Pada man sebaya, khususnya perde-
masa mendatang, bayi itu batan dan diskusi, membantu
mungkin akan membanting objek memperjelas pemikiran dan pada
dengan keras dan objek lain akhirnya menjadikannya lebih
dengan lembut logis.15 Contoh: bayi yang
3. Ekuilibrasi biasanya mendapat susu dari
Ekuilibrasi adalah proses payudara ibu ataupun botol,
memulihkan keseimbangan an- kemudian diberi susu dengan
tarapemahaman sekarang dan gelas tertutup (untuk latihan
pengalaman baru. Ekuilibrasi di- minum dari gelas). Ketika bayi
artikan sebagai kemampuan yang menemukan bahwa me- nyedot
mengatur dalam diri individu agar air gelas membutuhkan gerakan
ia mampu mempertahankan kese- mulut dan lidah yang ber- beda
imbangan dan menyesuaikan diri dari yang biasa dilakukannya saat
terhadap lingkungannya. Ketika menyusu dari ibunya, maka si bayi
ekuilibrium terganggu, anak akan mengakomodasi hal itu
mempunyai kesempatan untuk dengan akomodasi skema lama.
tumbu dan berkembang. Pada
akhirnya muncul cara yang baru 15 Slavin Robert E., Psikologi
Pendidikan Teori dan Praktik, 43.
Dengan melakukan hal itu, maka hereditas atau keturunan ini di-
si bayi telah melakukan adaptasi pengaruhi oleh gen dan struktur
terhadap skema menghisap yang ia kromosom yang diwariskan kepa-
miliki dalam situasi baru yaitu da anak dari kedua orang tuanya.
gelas. Dengan demikian asimilasi Menyesuaikan dengan apa yang
dan akomodasi bekerjasama untuk disampaikan dalam teori nativ-
menghasilkan ekuilibrium dan isme, bahwa setiap bayi yang lahir
pertumbuhan. ke dunia masing-masing memba-
Faktor-faktor Perkembangan wa potensi bawaan yang didapat-
Kognitif kan secara genitas. Sehingga baik
Perkembangan kemampuan dan buruk seorang anak merupa-
kognitif anak, mengacu kepada kan sifat diturunkan dari orang
teori Piaget, dipengaruhi oleh 6 tuanya. Dengan kata lain,
16
faktor. Keenam factor tersebut menurut teori ini, intelegensia
adalah (a) Faktor hereditas/ ke- seorang anak sudah ditentukan
turunan; (b) Faktor Lingkungan; sejak lahir, bahkan bisa jadi sejak
(c) Faktor Kematangan; (d) dalam kandungan ibunya.
Faktor Pembentukan; (e) b) Factor lingkungan
Faktor Minat dan Bakat; dan (f) Factor lingkungan sebagai
Faktor Kebebasan. salah satu bagian yang dapat
a) Factor hereditas mempengaruhi perkembangan
Factor yang mempengaruhi kognitif anak berkaitan dengan
perkembangan kognitif secara teori tabularasa yang dipopulerkan

Ahmad Susanto, Perkembangan


16 oleh John Locke. Teori ini menga-
Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana takan bahwa setiap anak yang
Prenada. Media Group, 2011), 59-60.
ter-
lahir ke dunia berada dalam intelegensi. Ada dua pembentukan
keadaan yang suci bagaikan kertas yaitu pembentukan sengaja
putih. Yang dapat “mengisi” atau (sekolah formal) dan pemben-
“mewarnai” kertas putih tersebut tukan tidak sengaja (pengaruh
adalah lingkungannya. Sehingga alam sekitar)
taraf intelegensia anak, jika e) Factor minat dan bakat
mengacu kepada teori ini, sangat Minat mengarahkan per-
dipengaruhi oleh lingkungan pen- buatan kepada tujuan dan meru-
didikan, sosial-budaya, pola asuh pakan dorongan untuk berbuat
orang tua serta pengalaman yang lebih giat dan lebih baik. Bakat
ia peroleh dari sekitarnya. seseorang akan mempengaruhi
c) Factor kematangan tingkat kecerdasannya. Seseorang
Dalam teori kognitif Piaget, yang memiliki bakat tertentu akan
factor kematangan berkaitan erat semakin mudah dan cepat
dengan perkembangan fisik anak. mempelajarinya.
Perkembangan fisik berkenaan f) Factor kebebasan
dengan perkembangan organ- Keleluasaan manusia untuk
organ yang digunakan sebagai alat berpikir divergen (menyebar) yang
untuk berfikirt, seperti kematan- berarti manusia dapat memilih
gan susunan syaraf pada otak. metode tertentu dalam memeca-
Kematangan secara fisik ini hkan masalah dan bebas memilih
mempengaruhi secara keseluruhan masalah sesuai kebutuhan.
garis besar perkembangan kognitif Problema Perkembangan Kog-
anak. nitif dan Penanganannya Pada
d) Factor pembentukan Anak Sekolah Dasar
Pembentukan adalah segala Pengetahuan tentang
keadaan di luar diri seseorang perkembangan manusia sangat
yang mempengaruhi penting diketahui dan dipahami
perkembangan
sebagai pedoman dalam me- Madrasah Ibtidaiyah (MI) di In-
mahami kebutuhan dan karakter donesia yang ditempati oleh anak
seseorang, tak terkecuali anak usia dengan rentang usia 7-12 tahun,
dasar. Anak usia dasar adalah anak merupakan anak yang berada pada
yang berada dalam bentang usia 7- tahap perkembangan kognitif
12 tahun ke atas atau dalam sistem operasional konkrit, mengacu
pendidikan dapat disebut anak kepada klasifikasi usia manusia
yang berada pada usia sekolah da- berdasarkan tingkat kematangan
sar. Memahami perkembangan kognitif.18 Pada fase atau tahap ini
anak usia dasar menjadi suatu anak dapat berpikir sistematis,
ke- harusan bagi orang tua, guru tetapi terbatas pada obyek yang
17
dan orang yang lebih dewasa.
Teori kognitif Piaget
menyarankan kegiatan pembelaja-
18 Dalam PERMENDIKBUD
ran harus menyesuaikan dengan Nomor 51 Tahun 2008 tentang PPDB
TK, SD, SMP, SMA dan SMK, pada
fase-fase perkembangan kognitif pasal 7 menyebutkan bahwa usia
anak. Dengan demikian kegiatan pendaftaran anak pada jenjang SD adalah
minimal 7 tahun dan atau anak usia 6
perencanaan, pelaksanaan dan tahun terhitung 1 juli pada tahun itu.
Untuk usia 6 tahun ada catatan khusus
evaluasi dalam pembelajaran yakni memperoleh rekomendasi dari
psikolog profeional atau dewan guru
berangkat dari karaktersitik tiap sekolah. Pembolehan anak usia 6 tahun
ini untuk mengakomodir anak dengan
fase perkembangan kognitif anak. tingkat kecerdasan di atas rata-rata,
Usia Sekolah Dasar (SD) atau dimana kecerdasan setiap anak berbeda-
beda dalam mencerna pelajaran. Dalam
17 Dian Andesta Bujuri, Analisis
PERMENDIKBUD tersebut juga
mengatur tentang system zonasi untuk
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar sekolah negeri pada penerimaan peserta
Dan Implikasinya Dalam Kegiatan Belajar didik baru, yang saat ini banyak
Mengajar, Jurnal LITERASI Volume IX, dikeluhkan oleh orang tua dengan
No. 1 2018, 38. domisili di luar zona sekolah negeri.
merupakan aktivitas konkrit.19 dan mampu memahami operasi
Oleh karena itu, materi, strategi dalam sejumlah konsep.20
dan media pembelajaran yang Berbeda dengan anak yang
diberikan kepada anak usia berada pada tahap sensori, anak
SD/MI harus dapat dihubungkan dengan tahap operasi konkrit ini
dengan kegiatan nyata sehari-hari. tidak lagi mengandalkan panca
Ini yang kemudian diadopsi oleh indera sebagai upaya memahami
kurikulum 2013 dengan trade alam sekitarnya. Anak SD/MI
mark pembelajaran yang telah memasuki fase operasi
bermaknanya. konkrit ini mulai mempunyai ke-
Anak usia sekolah dasar mampuan untuk membedakan apa
yang berada di jenjang perkem- yang tampak oleh mata dengan
bangan kognitif operasional kenyataan yang sesungguhnya, dan
konkrit, sudah memiliki kemam- antara yang bersifat sementara
puan untuk berpikir melalui uru- dengan yang menetap. Anak mulai
tan sebab akibat dan mengenali mampu menggunakan logikanya,
banyaknya cara yang bisa tidak lagi mengandalkan persepsi
ditempuh dalam menyelesaikan penglihatannya. Sebagai contoh,
permasalahan yang dihadapinya. jika air segelas dipindahkan ke
Anak usia ini juga dapat nenper- gelas lain dengan ukuran yang sa-
timbangkan secara logis hasil dari ma, maka volume nya akan tetap
sebuah kondisi atau situasi serta sama jika tidak ada setetespun
tahu beberapa aturan atau yang jatuh di luar gelas. Mereka
strategi berpikir seperti menggunakan kemampuan ber-
penjumlahan, pengurangan, pikir dan logika dalam mengukur,
penggandaan, men- gurutkan
sesuatu secara berseri

19 Kusdwiratri Setiono, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Widya


Padjajaran, 2009), 24.
20 Desmita, Psikologi Perkembangan
Peserta, 104.
menimbang, dan menghitung anak telah mengembangkan tiga
jumlahnya. macam proses yang disebut
Pemahaman tentang waktu dengan operasi-operasi yaitu
dan ruang (spatial relations) anak negasi22, resiprokasi23 dan identi-
usia sekolah dasar juga semakin tas.24
baik. Oleh karena itu, mereka Dengan melihat karakteris-
dapat dengan mudah menemukan tik anak SD/MI di atas, dapat
jalan keluar di ruangan yang kom- kita rumuskan pokok-pokok
pleks daripada sekedar ruangan di pikiran dari Piaget dalam
rumahnya sendiri. Kalaupun da- pembelajaran di antaranya:
lam satu kasus, misalnya mereka 1. Pendekatan terpusat pada anak;
tertinggal dari yang lain ketika pendekatan pembelajaran yang
ber- jalan di pusat perbelanjaan terpusat pada anak (student
atau ruang keramaian lainnya,
22 Dalam KBBI online, negasi adalah
mereka akan bisa menemukan penyangkalan; peniadaan; kata sangkalan
solusi jalan pulang. (misalnya kata tidak, bukan). Dalam
konteks kognitif, negasi memiliki makna
Menurut Piaget, anak pada kemampuan memahami proses yang
terjadi dalam anak.
tahap konkret operasional ini telah 23 Hubungan timbal balik
24 Operasi ini berkiatan dengan
mampu menyadari konservasi, kemampuan menghitung. Misalnya benda
yang berbeda ukuran diurutkan secara
yakni kemampuan anak untuk
memanjang, kemudian dihitung.
berhubungan dengan sejumlah Selanjutnya benda dipindahkan secara
acak dan disusun memanjang lagi. Anak
aspek yang berbeda secara serem- usia SD dapat menerima bahwa jumlah
panjang semuanya akan tetap sama.
pak.21 hal ini karena pada masa ini karena setiap benda memiliki panjang
yang tidak berubah. Anak dapat
mengidentifikasi benda-benda satu
21 Desmita, Psikologi Perkembangan persatu dan mengenali karakteristik
Peserta, 105. masing-masing benda tersebut, temasuk
panjangnya.
centered) dapat membuka wa- ulir perkembangan kognisi pa-
wasan dan jalan bagi peserta da tahap selanjutnya. Minat
didik dalam memahami realitas terhadap sesuatu dapat timbul
di sekitarnya. Hal ini juga dapat oleh gesekan pengalaman baru
membantu peserta didik yang diterima anak, sehingga
dalam membangun cara memunculkan motivasi
pandang dirinya terhadap dunia mengaktualisasikannya.
sekitar. Guru harus bisa 4. Interaksi sosial; interaksi sosial
mengobservasi anak dan dapat menolong anak dalam
menemukan perspek- tif unik mengenali kekurangan dalam
tiap anak, sehingga ia mampu pikirannya sendiri dan me-
mengorganisir hasil observasi maksanya untuk melihat cara
tersebut dengan strategi dan pandang orangf lain, yangf
media pembelaja- ran. kemungkinan menimbulkan
2. Aktivitas; untuk mempelajari konflik dengan cara pandang
sesuatu, anak perlu kesempatan sendiri. Hal ini menjadikan
untuk mengadakan tindakan seorang anak merasa perlu ber-
terhadap objek yang dipela- tukar pendapat dan pengala-
jarinya. Oleh karena itu, pent- man dengan anak lainnya, se-
ing bagi guru untuk merancang hingga ia mampu memberikan
materi dan mengkondisikan alasan untuk mempertahankan
situasi agar anak terdorong pendapatnya dan atau
un- tuk bereksperimen. menyangkal pendapat lainnya.25
3. Belajar secara individual; Guru, dalam menghadapi
menurut Piaget, struktur kogni- kesulitan perkembangan kognitif
si anak yang berionteraksi usia SD, perlu untuk memper-
dengan pengalaman baru men-
imbulkan minat dan menstim- 25 Kusdwiratri setiono, Psikologi
Perkembangan, 34-36.
hatikan pokok pikiran dan karak- Gangguan perkembangan
teristik siswa SD/MI. hal ini se- kognitif yang mungkin bisa mun-
bagai bahan pertimbangan dalam cul untuk anak usia SD/MI (fase
melakukan observasi pada anak operasi konkret) berkaitan dengan
yang mengalami masalah atau aspek perkembangan kognitif,
gangguan perkembangan kognitif. kesulitan belajar dan gaya belajar
Perkembangan kognitif pada anak usia tersebut. aspek
tahap operasi konkret yang meli- perkem- bangan kognitif sudah
puti pengurutan, klasifikasi kita bahas sebelumnya.
(mengelompokkan berdasarkan Sedangkan kesulitan belajar pada
ukuran, berat, karakteristik dan anak usia SD/MI di- antaranya
lain-lain), decentering (memper- adalah: 1) daya ingat yang
timbangkan aspek-aspek dalam rendah; 2) kesulitan mem-
memecahkan suatu masalah), re- bedakan huruf; 3) kesulitan
versibility (kemampuan menghubungkan visual huruf
melakukan operasi pembalikan dengan bunyinya; 3) kesulitan
seperti 2+2=4, jadi 4-2=2), kon- mengoperasikan tanda-tanda da-
servasi (pemahaman bahwa lam operasi hitung; 4) sulit
kuantitas tidak berhubungan menerima pengetahuan baru
dengan pengaturan dan tampilan teru- tama yang berkaitan dengan
objek luar) dan penghilangan daya ingat; 5) sangat aktif, tidak
egosentrisme yang merupakan ciri mampu menyelesaikan tugas
dari perkembangan kognitif tahap hingga tuntas; 6) impulsive
sebelumnya (pra operasionnal). (sembrono); 7) sulit konsentrasi,
perhatian mudah teralihkan; 8)
kesulitan dalam mengerti
pengertian hari dan wak-
tu.26 Sedangkan gaya belajar anak, c) Wawancara dengan wali
sebagaimana yang sudah masyhur murid tentang kondisi ling-
kita ketahui, meliputi gaya belajar kungan belajar di rumah
audio (pendengaran), visual d) Memberikan tes diagnostic
(mengandalkan penglihatan), dan untuk kecakapan bidang ter-
audia visual (kombinasi tentu untuk memahami
penglihatan dan pendengaran). hakikat kesulitan belajar pe-
Dari sekian kesulitan belajar serta didik
yang ditampilkan di atas, ketika e) Memberikan tes kemampuan
ada peserta didik mengalaminya, intelegensia (IQ) pada anak
maka guru harus melakukan ob- yang mengalami kesulitan
servasi dan penyelidikan terlebih belajar
dahulu. Perkembangan fisik, latar Selanjutnya, Guru melihat
belakang dan kondisi lingkungan dan menganalisis hasil diag-
belajarnya perlu untuk diselidiki nosanya. Pada perkembangan
(diagnosis). Proses diagnostik kognitif anak, kesulitan belajar
kesulitan belajar ini, oleh weener tersebut akan terklasifikasi men-
dan senf dijabarkan sebagai beri- jadi 3 gangguan belajar yakni dis-
kut: leksia, disgrafia dan diskalkulia.
a) Melakukan observasi kelas a. Disleksia (kesulitan mem-
untuk mengetahui perilaku baca)
menyimpang peserta didik Disleksia adalah jenis
b) Memeriksa organ serta daya gangguan belajar. Para ahli tidak
dengar dan daya lihat tahu persis apa yang menyebabkan
peserta didik yang disleksia, selain perbedaan cara
bermasalah kerja otak dari pengidap disleksia
26Ridwan Idris, Mengatasi Kesulitan dalam mengolah informasi. Wa-
Belajar Dengan Pendekatan Kognitif, Jurnal laupun begitu, beberapa studi
Lentera Pendidikan Vol 12 Nomor 2
Desember 2009. 160.
terbaru telah menunjukkan ket- turunan. Penyandang disleksia
erkaitan antara kondisi gangguan akan membawa kelainan ini se-
belajar ini dengan peran genetika. umur hidupnya atau tidak dapat
Jika Anda atau pasangan Anda disembuhkan. Tidak hanya men-
memiliki disleksia, anak Anda galami kesulitan membaca, mereka
akan lebih mungkin untuk mem- juga mengalami hambatan
27
ilikinya juga. mengeja, menulis, dan beberapa
Ketua Pelaksana Harian aspek bahasa yang lain. Meski
Asosiasi Disleksia Indonesia dr. demikian, anak-anak penyandang
Kristiantini Dewi, Sp.A., men- disleksia memiliki tingkat kecer-
jelaskan, disleksia merupakan ke- dasan normal atau bahkan di atas
lainan dengan dasar kelainan neu- rata-rata. Dengan penanganan
robiologis dan ditandai dengan khusus, hambatan yang mereka
kesulitan dalam mengenali kata alami bisa diminimalkan. Adapun
dengan tepat atau akurat dalam acquired dyslexia didapat karena
pengejaan dan dalam kemampuan gangguan atau perubahan cara
mengode simbol. Terdapat dua otak kiri membaca.
macam disleksia, yaitu developmental Tanda-tanda disleksia pada
dyslexia dan acquired dyslexia. anak usia sekolah dasar adalah (a)
Developmental Dyslexia Sulit membaca dan mengeja; (b)
merupakan bawaan sejak lahir dan Sering tertukar huruf dan angka;
karena faktor genetis atau ke- (c) Sulit mengingat alfabet atau
27 mempelajari table; (d) Sulit
https://hellosehat.com/parenting/tips-
parenting/latihan-membantu-anak-
mengerti tulisan yang ia baca; (e)
disleksia-lancar-baca-tulis/ diakses pada Lambat dalam menulis ; (f) Sulit
hari kamis 14 November 2019
konsentrasi; (g) Susah mem- tekhnologi.28 Dan yang terpenting,
bedakan kanan dan kiri, atau uru- anak disleksia perlu mendapatkan
tan hari dalam sepekan; (h) pendekatan multisensori untuk
Percaya diri yang rendah; dan (i) mengaktifkan konsentrasi bebera-
Masih tetap kesulitan dalam ber- pa panca indera secara bersamaan.
pakaian. b. Disgrafia (kesulitan
Adapun terapi yang bisa dil- menulis) Santrock
akukan untuk menangani anak mendefinisikan disgrafia
disleksia diantaranya adalah men- sebagai kesulitan belajar yang
dampingi secara intensif pada saat ditandai dengan adanya kesu- litan
si anak belajar. Selain itu juga bisa dalam mengungkapkan
menggunakan media belajar yang pemikiran dalam komposisi tuli-
semenarik mungkin dalam san. Pada umumnya, istilah dis-
mengajari membaca dan menulis, grafia digunakan untuk mendis-
bisa dengan plastisin, pasir sintetik kripsikan tulisan tangan yang san-
dan lain sebagainya. anak dengan gat buruk. Anak-anak yang mem-
disleksia juga penting untuk iliki disgrafia mungkin menulis
dibangkitkan semangatnya dengan dengan sangat pelan , hasil tulisan
pemodelan kepada tokoh-tokoh mereka bisa jadi sangat tak teer-
terkenal yang mengalami hal se- baca, dan mereka mungkin
rupa, namun bisa sukses dan me- melakukan banyak kesalahan ejaan
nangani kesulitan belajarnya. Vid- karena ketidakmampuan mereka
eo game yang didesain khusus un-
tuk anak disleksia juga bisa di-
perkenalkan untuk mendekatkan 28 Tammasse dan Jumraini T,
Mengatasi Kesulitan Belajar Disleksia (Studi
mereka kepada kemajuan Neuropsikolinguistik). Artikel di muat di
laman http://repository.unhas.ac.id/ dan
diakses pada hari kamis 14 November
2019. Baca juga Endang Widyorini dan
Julia Van Tiel, Disleksia Deteksi Diagnose
Dan Penanganan Di Sekolah Dan Di Rumah,
Jakarta: Prenada.
untuk memadukan bunyi dan hu- mengikuti alur garis yang tepat
ruf. dan proporsional; dan kedelapan,
Beberapa karakteristik anak Tetap mengalami kesulitan mes-
dengan disgrafia adalah pertama, kipun hanya diminta menyalin
Terdapat ketidakkonsistenan ben- contoh tulisan yang sudah ada.29
tuk huruf dalam tulisannya; kedua, Anak disgrafia tidak bisa
Saat menulis, penggunaan huruf dibiarkan belajar menulis sendiri.
besar dan huruf kecil masih Mereka perlu bimbingan secara
tercampur; ketiga, Ukuran dan khusus. Terdapat beberapa cara
bentuk huruf dalam tulisannya mengatasi kesulitan belajar menu-
tidak proporsional; keempat, Anak lis yang berkaitan dengan pengaja-
tampak harus berusaha keras saat ran menulis permulaan atau
mengkomunikasikan suatu ide, handwriting antara lain yang
pengetahuan, atau pemahamannya dikemukaan Abdurrahman bahwa
lewat tulisan; kelima, Sulit me- terdapat 15 jenis kegiatan yang
megang bolpoin maupun pensil berfungsi untuk remedial menulis
dengan mantap. Caranya me- untuk anak disgrafia, yaitu (1) ak-
megang alat tulis seringkali terlalu tivitas menggunakan papan tulis,
dekat bahkan hampir menempel (2) bahan lain untuk latihan
dengan kertas; keenam, Berbicara gerakan menulis, (3) posisi, (4)
pada diri sendiri ketika sedang kertas, (5) cara memegang pensil,
menulis, atau malah terlalu mem- (6) kertas stensil atau karbon, (7)
perhatikan tangan yang dipakai 29 Tatik Imadatus Sa’adati, Intervensi

untuk menulis; ketujuh, Cara Psikologis Pada Siswa Dengan Kesulitan


Belajar (Disleksia, Disgrafia Dan
menulis tidak konsisten, tidak Diskalkulia), ejournal.kopertais4.or.id
no.20 vol 1 2015.
menjiplak, (8) menggambar di an- Gangguan matematika
tara dua garis, (9) titik-titik, (10) dikelompokkan menjadi empat
menjiplak dengan semakin diku- ketrampilan, yaitu: (a) ketrampilan
rangi, (11) buku bergaris tiga, (12) linguistik (yang berhubungan
kertas dengan garis pembatas, (13) dengan mengerti istilah matemat-
memperhatikan tingkat kesulitan ika dan mengubah masalah tertulis
penulisan huruf, (14) bantuan menjadi simbol matematika), (b)
30
verbal, dan (15) kata dan kalimat. ketrampilan perseptual (kemam-
Selain itu, pada anak dis- puan mengenali dan mengerti
grafia, bisa dilakukan terapi simbol dan mengurutkan ke-
dengan mengasah motorik halus lompok angka), (c) ketrampilan
pada tangan seperti meremas, fin- matematika (penambahan, pengu-
ger painting, mencorat-coret bebas rangan, perkalian dan pembagian
dan menggambar bentul-bentuk dasar dan urutan operasi dasar),
sederhana. Setelah itu baru (d) keterampila atensional (menya-
dikenalkan menjiplak huru, menu- lin angka dengan benar dan
lis huruf balok, menebali titik-titik mengamati simbol operasi).
yang membentuk pola, baru Karakteristik anak dengan
menulis bersambung. kesulitan belajar diskalkulia dian-
c. Diskalkulia (kesulitan taranya, pertama, gangguan hub-
menghitung) ungan keruangan. Konsep hub-
Menurut diagnostic and ungan keruangan seperti depan
stastitical manual of mental disor- belakang, puncak-dasar, atas-
ders, bahwa gangguan matematika bawah, tinggi-rendah, awal-akhir
adalah salah satu gangguan dan jauh dekat umumnya dikuasai
belajar. oleh anak pada saat mereka

Suhartono, Pembelajaran Menulis


30 belum masuk SD. Anak-anak
Untuk Anak Disgrafia di Sekolah Dasar, telah memperoleh pemahaman
Transformatika, Volume 12, Nomer 1,
Maret 2016. 114. tentang
berbagai konsep hubungan keru- dekat ke angka 4, konsep dasar
angan tersebut dari pengalaman tersebut adalah: (1) konsep keru-
mereka dalam berkomunikasi angan, (2) konsep waktu, (3)
dengan lingkungan sosial mereka kon- sep kuantitas (4) konsep
atau melalui berbagai permainan. serbane- ka (miscellaneous).
Tetapi sayangnya, anak Kedua, Abnormalitas per-
berkesulitan belajar sering men- sepsi visual. Anak berkesulitan
galami kesulitan dalam berkomu- belajar matematika sering men-
nikasi dan lingkungan sosial juga galami kesulitan untuk melihat
sering tidak mendukung terse- berbagai objek dalam hubungann-
lenggaranya suatu situasi yang ya dengan kelompok atau set.
kondusif bagi terjadinya komu- Kesulitan semacam itu merupakan
nikasi antar mereka. Adanya kon- salah satu gejala adanya abnor-
disi ekstrinsik beberapa ling- malitas persepsi visual. Anak yang
kungan sosial yang tidak menun- mengalami keabnormalitas per-
jang terselenggaranya komunikasi sepsi visual akan mengalami kesu-
dan kondisi intrinsik yang diduga litan bila mereka diminta untuk
karena disfungsi otak dapat me- menjumlahkan dua kelompok
nyebabkan anak mengalami benda yang masing-masing terdiri
gangguan memahami konsep- dari lima dan empat anggota.
konsep hubungan keruangan Anak semacam itu mungkin akan
dapat mengganggu pemahaman menghitung satu-persatu anggota
anak tentang sistem bilangan atau tiap kelompok dahulu sebelum
penggaris, dan mungkin anak juga menjumlahkannya.
tidak tahu bahwa angka 3 lebih
Ketiga, Asosiasi Visual- adanya gangguan persepsi visual.
Motor Anak berkesulitan belajar Keenam, Gangguan penghayatan
matematika sering tidak dapat tubuh Anak berkesulitan ma-
menghitung benda-benda secara tematika sering memperlihatkan
berurutan sambil menyebutkan adanya gangguan penghayatan
bilangannya. Anak semacam ini tubuh (body image). Anak
dapat memberikan kesan mereka demikian merasa sulit untuk me-
hanya menghafal bilangan tanpa mahami hubungan bagian-bagian
memahami maknanya. Keempat, dari tubuh sendiri. Jika anak
Ada anak yang perhatiannya mel- diminta untuk menggambar utuh
ekat pada suatu objek saja dalam misalnya, mereka akan menggam-
jangka waktu yang relatif lama. barkan dengan bagianbagian
Gangguan perhatian semacam itu tubuh pada posisi yang salah.
disebut perseverasi. Anak Ketujuh, Kesulitan dalam
demikian mungkin pada mulanya ba- hasa dan membaca Matematika
dapat mengerjakan tugas dengan itu sendiri pada hakikatnya
baik, tetapi lama kelamaan per- adalah simbolis. Oleh karena itu,
hatiannya melekat pada suatu ob- kesu- litan dalam bahasa dapat
jek tertentu. ber- pengaruh terhadap
Kelima, Kesulitan mengenal kemampuan membaca untuk
dan memahami simbol Anak memecahkannya. Oleh karena
kesulitan belajar matematika ser- itu , anak yang men- galami
ing mengalami kesulitan dalam kesulitan membaca akan
mengenal dan menggunakan sim- mengalami kesulitan pula dalam
bol-simbol matematika. Kesulitan memecahkan soal matematika
semacam ini dapat disebabkan yang berbentuk cerita tertulis.
oleh adanya gangguan memori Kedelapan, Perfomance IQ
tetapi juga dapat disebabkan oleh jauh lebih rendah daripada skor
verbal IQ Hasil tes WISC
(Wech-
ler Intelegence Scale for Children) merumuskan kesimpulan observa-
menunjukkan bahwa anak si terhadap anak dengan gangguan
berkesulitan belajar matematika belajar diskalkulia. Hasil analisis
memiliki skor PIQ (Performance observasi menjadi pijakan bagi
Intellegence Quotioent). Tes in- guru dalam menentukan tindakan
telegensi ini memiliki dua sub tes, lanjutan untuk mengatasi
tes verbal dan tes kinerja (perfor- gangguan belajar pada peserta did-
mance) . subtes verbal ijnya.
mencakup: Berikut adalah tips
(1) informasi, (2) persamaan, (3) menghadapi anak diskalkulia:
arirmatika, (4), perbendaharaan 1) Memberikan contoh yang
kata, (5) pemahaman. Subtes konkrit lebih banyak untuk
kinerja mencakup (1) melengkapi memastikan pemahaman yang
gambar, (2) menyusun gambar, (3) kuat pada anak sebelum me-
menyusun balok, (4) menyusun langkah kepada materi yang
obyek, (5) coding. Rendahnya skor lebih abstrak. Hal itu akan
PIQ pada anak berkesulitan bela- membantu anak dengan
jar matematika tampaknya terkait gangguan diskalkulia untuk
dengan kesulitan memahami kon- dapat memvisualisasikan kon-
sep keruangan, gangguan persepsi sep. Begitu juga ketika mem-
visual, adanya gangguan asosiasi berikan soal cerita, gunakan
31
visual-motor. alat yang sekiranya dapat
Delapan karakteristik di atas membantu anak untuk
dapat dijadikan referensi dalam menvis- ualisasikan konsep,
bentuk atau pola.
31Tatik Imadatus Sa’adati, Intervensi
Psikologis Pada Siswa, 18-20.
2) Membangun sikap diri yang Cara belajar yang me-
positif bahwa anak pasti bisa nyenangkan akan menghindar-
mempelajari matematika. Hin- kan anak dari menghindari
dari perkataan yang belajar matematika.
mengesankan bahwa anak 5) Menggunakan warna – warna
memang tidak dapat belajar yang menarik untuk media
matematika karena keturunan pembelajaran untuk anak
dari ayah dan ibu, sebab diskalkulia. Misalnya
sebenarnya semua orang dapat menggunakan pensil warna
mempelajari matematika dalam berbeda untuk menuliskan
taraf tertentu, juga tanda atau simbol matematika
mengajari cara membuat anak yang berbeda pula agar anak
memahami kegagalan. tidak tertukar dalam mengenali
3) Memvisualisasikan setiap sim- simbol tersebut.
bol matematika dengan 6) Jadikan suasana belajar me-
contoh di kehidupan sehari – nyenangkan dan tanpa paksaan
hari yang lebih sederhana. untuk membuat anak merasa-
Misalnya menyamakan kan pengalaman positif dari
simbol minus dengan kata belajar matematika dan tidak
‘hilang’ atau ‘pergi’ sehingga merasa BOS
jumlahnya berkurang dan
simbol plus dengan ‘da- tang’
sehingga jumlahnya ber-
tambah.
4) Mengajak anak belajar sambil
bermain sehingga ia tidak me-
rasakan bahwa pelajaran ma-
tematika adalah pelajaran yang
menakutkan dan menyulitkan.

Anda mungkin juga menyukai