Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat ilahhiRobi yang telah memberikan Rahmat dan karunianya
bahwasanya kita masih diberikan nikmat iman dan Islam alhamdulilah kita dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “ PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI USIA 5-6 TAHUN “ guna
memenuhi tugas UAS mata kuliah MKP KOGNITIF .Semoga apa yang sudah Kami sajikan ini dapat
bermanfaat bagi teman -teman mahasiswa PG-PAUD UNTIRTA ,dan mohon maap jika masih banyak
kekurangan dalam penyajian makalah ini semoga saran kritik yang membangun Kami harapkan.

TUGAS UAS MKP KOGNITIF

PERKEMBANGAN KOGNITIF AUD


DOSEN PENGAMPU : KRISTIANA MARYANI, MPd

Disusun Oleh Kelompok 6:

1. Safira Kusumawati ( 222 8170054)


2. Yelli Yulyaningsih ( 2228160089)
3. Siti Saluha ( 2228160087)
4. Nadifah ( 2228160083)
5. Nurul huda ( 2228160074)
6. Linda Ferawati ( 2228160078)

FKIP PG PAUD UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN 2018

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak usia dini ialah anak yang berumur 0-6 tahun yang memilikipertumbuhan dan perkembangan
yang lebih pesat dan fundamentalpada awal-awal tahun kehidupannya. Dimana perkembangan menunjuk
pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Oleh karena
itu, kualitas perkembangananak di masa depanya, sangat ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya
sejak dini. Pemberian stimulasi pendidikan adalah hal sangat penting,sebab 80% pertumbuhan otak
berkembang pada anak sejak usia dini.Kemudian, elastisitas perkembangan otak anak usia dini lebih besar
padausia lahir hingga sebelum 8 tahun kehidupannya, 20% sisanya ditentukan selama sisa kehidupannya
setelah masa kanak-kanak. Bentuk stimulasiyang diberikan harusnya dengan cara yang tepat sesuai
dengan tingkatperkembangannya.Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak
berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagaicara berpikir untuk menyelesaikan
berbagai masalah dapat dipergunakansebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan. Pandangan aliran
tingkahlaku (Behaviorisme) berpendapat bahwa pertumbuhan kecerdasan melaluiterhimpunnya informasi
yang semakin bertambah. Sedangkan aliran‘interactionist’ atau ‘depelopmentalis’, berpendapat bahwa
pengetahuanberasal dari interaksi anak dengan lingkungan anak. Perkembangankognitif dinyatakan
dengan pertumbuhan kemampuan merancang,mengingat dan mencari penyelesaian masalah yang
dihadapi (Patmodewo,2003:27).

B.Tujuan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas UAS pada Mata Kuliah MKP Kognitif AUD.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Kognitif Jean Piaget


Teori perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana
anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian disekitarnya.
Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek, seperti mainan, perabot, dan
makanan, serta objek-objek social seperti diri, orang tua dan teman.
1) Pada pandangan piaget (1952), kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil dari
hubungan perkembangan otak dan system nervous dan pengalaman-pengalaman yang
membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
2) Piaget (1964) berpendapat, karena manusia secara genetik sama dan mempunyai
pengalaman yang hampir sama, mereka dapat diharapkan untuk sungguh-sungguh
memperlihatkan keseragaman dalam perkembangan kognitif mereka. Oleh karena itu, dia
mengembangkan empat tahap tingkatan perkembangan kognitif yang akan terjadi selama
masa kanak-kanak sampai remaja, yaitu sensori motor (0-2 tahun) dan praoperasional (2-
7 tahun). Yang akan kita bicarakan untuk masa kanak-kanak adalah dua tahap ini lebih
dahulu, sedangkan dua tahap yang lain, yaitu operasional konkret (7-11 tahun) dan
operasional formal (11-dewasa), akan kita bicarakan pada masa awal pubertas dan masa
remaja.
3) Dalam teori perkembangan kognitif Piaget, masa remaja adalah tahap transisi dari
penggunaan berpikir konkret secara operasional ke berpikir formal secara operasional.
Remaja mulai menyadari batasan-batasan pikiran mereka. Mereka berusaha dengan
konsep-konsep yang jauh dari pengalaman mereka sendiri. Inhelder dan Piaget (1978)
mengakui bahwa perubahan otak pada pubertas mungkin diperlukan untuk kemajuan
kognitif remaja.

B. Perkembangan Kognitif Piaget


Menurut Jean Piaget, perkembangan manusia melalui empat tahap perkembangan kognitif
dari lahir sampai dewasa. Setiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan intelektual baru
di mana manusia mulai mengerti dunia yang bertambah kompleks.

1. Fase-fase Perkembangan Kognitif


Menurut Piaget Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif. Artinya,
perkembargan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan demikian, apabila
teriadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selaniutnya akan memperoleh
hambatan. Piaget membagi perkembangan kognitif ke dalam empat fase, yaitu fase sensorimotor, fase
praoperasional, fase operasi konkret, danfaseoperasi formal (Piaget, 1972: 49-91).
2. Fase Praoperasional (usia 5 - 6 tahun)
Pada fase praoperasional, anak mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang benda-benda di
sekitarnya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan sensorimotor, akan tetapi juga dapat dilakukan
melalui kegiatan yang bersifat simbolis. Kegiatan simbolis ini dapat berbentuk melakukan percakapan
melalui telepon mainan atau berpura-pura menjadi bapak atau ibu, dan kegiatan simbolis lainnva Fase ini
rnemberikan andil yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Pada fase praoperasional, anak trdak
berpikir secara operasional yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi
suatu aktivitas yang memungkinkan anak mengaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukannya
sebelumnya. Fase ini merupakan rlasa permulaan bagi anak untuk membangun kenrampuannya dalam
menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi
secara baik. Fase praoperasional dapat clibagi ke dalam tiga subfase, yaitu subfase fungsi simbolis,
subfase berpikir secara egosentris dan subfase berpikir secara intuitif. Subfase fungsi simbolis terjadi
pada usia 5 – 6 tahun. Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk menggarnbarkan suatu objek
yang secara fisik tidak hadir.Kemampuan ini membuat anak dapat rnenggunakan balok-balok kecil untuk
membangun rumah-rumahan, menyusun puzzle, dan kegiatan lainnya.Pada masa ini, anak sudah dapat
menggambar manusia secara sederhana. Subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4 tahun.
Berpikir secara egosentris ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami perspektif atau cara
berpikir orang lain. Benar atau tidak benar, bagl anak pada fase ini, ditentukan oleh cara pandangnya
sendiri yang disebut dengan istilah egosentris.

Bertitik tolak dari gambaran umum tentang fase-fase perkembangan kognitif tersebut di atas, maka
dapat diketahui bahwa perkembangan kognitrf anak usia taman kanak-kanak (PAUD) berada dalam fase
praoperasional vang menckup tiga aspek, yaitu:
1) Berpikir Simbolis
Aspek berpikir simbolis yaitu kemampuan untuk berpikir tentang objek dan peristiwa walaupun
objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) di hadapan anak.

2) Berpikir Egosentris
Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak benar, setujuatau tidak
setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab itu, anak belum dapat meletakkancara pandangnya
di sudut pandang orang lain.
3) Berpikir lntuitif
Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk menciptakan sesuatu, seperti menggambar
atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya.

3. Karakteristik Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun


Anak berusia antara 5-6 tahun sedang berada pada akhir dari bagian awal masa kanak-kanaknya.
Karakteristik khusus bagi anak dalam kelompok usia 5-6 tahun adalah:
1) Perkembangan kemampuan fisik
Pada usia ini anak menunjukkan keingintahuan yang besar dan aktif. Dia bisa mengatur gerakan
badannya dengan lebih baik dan lebih luwes. Anak juga bisa berjalan jinjit mundur dan berjalan
mundur dengan tumitnya. Dia juga bisa berlari dengan cepat, meloncat, berlari dengan satu kaki.
Anak pada sia ini sudah bisa mencuci tanganya sendiri tanpa membasahi bajunya, berpakaian dan
mengikat tali sepatunya sendiri. Koordinasi motorik yang baik berkembnag smapai si anak dapat
mencontoh segitiga dan belah ketupat. Mereka mulai dapat menulus beberapa huruf dan angka dan
menuliskan namanya dengan benar. Anak juga dapat menggambar benda hidup.

2) Penglihatan
Anak usia 5-6 tahun dapat menguasai indera peraba, pendengaran dan penglihatan hampir sebaik
orang dewasa.

3) Perkembangan kemampuan bahasa


Perkembangan bahasa berlangsung dengan cepat dan membantu anak untuk mengemukakan
pikiranya. Kosa kata anak meningkat samapi 8000-14000 kata pada usia 6 tahun. Kata Tanya
(kenapa, siapa, dimana, dan kapan)lebih banyak digunakan sehingga anak pada usia ini cenderung
banyak bertanya.

4) Perkembangan kemampuan sosial


Anak usia 5-6 tahun menunjukkan lebih banyak kemampuan sosial. Hal ini dapat dilihat dari cara
bermain anak yang lebih terarah dan mampu bekerja sama dalam bermain. Anak senang bermain
bersama dan tolong menolong dalam mencapai keinginan tertentu. Ada kecenderungan tolong
menolong ini dalam bermain dan kegiatan lainya. Anak usia ini lebih siap untuk berpisah beberapa
jam dari orangtuanya dibandingkan dengan anak yang lebih muda dari itu. Anak sudah mampu
berbagi dengan oranglain, mampu bertenggang rasa, sabar menunggu giliranya,dan mampu menerima
tabggung jawab yang ringan.
5) Perkembangan Emosional
Emotional intelligence (kecerdasan emosi) adalah suatu tingkst kepandaian dalam memahami
emosi oranglain dan mengatur emosinya sendiri, seperti misalnya mampu memptivasi diri sendiri dan
tahan menghadapi rasa frustasi, mengontrol gerak hati dan menunda kegembiraan, mengatur untuk
tetapa berpikir,berempati (mampu membayangkan dan merasakan perasaan oranglain) dan berharap.
(Goleman,1995)
Pada anak usia ini, kosa kata anak yang berhubungan dengan emosi meningkat secara bertahap,
sehingga mereka mengenal lebih banyak variasi ekspresi oranglain. Bersamaan dengan itu anak juga
belajar ekspresi emosi dirinya.

6) Perkembangan kepribadian
Selain karena faktor keturunan, lingkungan juga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
Anak mempelajari berbagai perilaku sosial dari contoh-contoh yang dilihatnya. Selain itu, pada usia
ini anak tidak hanya belajar tingkah laku tang kelihatan jelas, tapi juga dapat mempelajari gagasan,
harapan, dan nilai-nilai. Anak dapat mempelajari hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh.
Penting untuk diperhatikan bahwa setiap anak itu unik, mereka tumbuh menurut lajunya masing-
masing. Dan tidak semua aspek perkembangan tersebut diatas tumbuh bersamaan atau berurutan
sehingga hal yang wajar jika terjadi variasi dalam perkembangan anak. Agar menjadi perhatian para
orangtua atau pendidik bahwa kwgiatan dalam mendidik anak usia dini harus direncanakan dengan
mempertimbangkan karakteristik anak seperi yang telah disebutkan diatas.
BAB III
HAKIKAT MEDIA PENGEMBANGAN KOGNITIF

A. Media Pengembangan Kognitif AUD


1. Pengertian Media Pembelajaran AUD

Media berasal dari Bahasa Latin yang artinya “antara”. Pengertian tersebut
menggambarkan suatu perantaraan dalam penyampaian informasi dari suatu sumber kepada
penerimaan. Menurut Sardiman,dkk(2007:7) “media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi”. Pendapat lain dari Briggs, (dalam Zaman Badru dan Cucu Eliyawati:2010)
menyatakan “media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar”. Artinya, media sebagai alat fisik atau alat yang dapat di tampilkan,
dilihat maupun di dengar yang dapat nyajikan pesan. Bagi kita sebagai guru, media adalah
sebuah saluran komunikasi. Dalam konteks sekolah, sumber informasi adalah guru dan
penerimaan adalah anak. Guru dapat menggunakan media sebagai perantara dalam
menyampaikan pesan kepada anak.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi belajar yang dapat
merangsang pikiran, perhatian dan minat untuk belajar.

2. Fungsi dan Tujuan Media Pembelajaan Kognitif


Menurut Sujiono dkk (2005:8.4) terdapat beberapa fungsi dan tujuan penerapan media
dalam pengembangan kemampuan kognitif anak yaitu:

a) Merangsang anak melakukan kegiatan, pikiran, perasaan, perhatian, dan minat, b)


bereksperimen c) Menyelidiki atau meneliti, d) sebagai alat bantu, e) alat peraga untuk
memperjelas sesuatu, f) mengembangkan imajinasi, g) melatih kepekaan bepikir, ) digunakan
sebagai alat permainan. Selanjutnya Azwandi (2007:95) mengemukakan menyatakan fungsi
media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar adalah, media pembelajaran dapat
memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar, media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa. Sedangkan Menurut Livie dan Lentz (1982) bahwa fungsi kognitif pada media
pembelajaran yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar pencapaian tujuan
dalam memahami dan mendengar informasi. dapat memperlancar pencapaiaan tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Dengan demikian, manfaat dari media pembelajaran bagi pengajar/ pendidik PAUD,
yaitu: a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan, b) Menjelaskan struktur dan
urutan pengajarn dengan baik, c) Memberikan kerangka sistematis secara baik, d)
Memudahkan kembali pengajar terhadap materi pembelajaran, e) Membantu kecermatan,
ketelitian dalam penyajian dalam pembelajaran, f) Membangkitkan rasa percaya diri seorang
pengajar, g) Meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan manfaat dari media
pembelajaran bagi pembelajar/anak usia dini, yaitu: a) Meningkatkan motivasi belajar
pembelajar, b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar, c) Memberikan
struktur materi pelajaran, d) Memberikan inti informasi pelajaran, e) Merangsang pembelajar
untuk berpikir dan beranalisis, f) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, g)
Pelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar

3. Karakteristik Media

Media yang digunakan dalam pengembangan konigtif anak TK pada dasarnya merupakan
media yang tidak berbahaya, menyenangkan, dan bisa membantu guru menghubungkan satu
hal dengan hal lainnya. Perangkaian kemampuan konigtif yang telah diberikan bisa dijadikan
tolak ukur keberhasilan media tersebut.
BAB III
SIMULASI PERKEMBANGAN AUD

Usia Lingkup STPPA Media Prosedur


Perkembangan

5-6 tahun
1.Belajar dan Mampu memecahkan sendiri Puzzle 1. Pembuka :
masalah sederhana yang - salam dan doa
PemecahanMasala dihadapi
h 2. Kegiatan Inti :
- ananda diminta
( Syafira Kusmawati) membuat kelompok
- meminta anak untuk
menyusun kepingan
puzzle secara bergantian
- Ananda menyusun
puzzle sepeda

3. Penutup :
- Recalling
- Evaluasi
- Do’a dan salam

1. Pembuka :
2.Berfikir Logis Mengenal benda-benda Flash Card - salam dan doa
disekitarnya
( Yelli Yulia Ningsih) (nama, warna, bentuk, ukuran, 2. Kegiatan Inti :
pola, sifat, suara, tekstur, - Mengenalkan nama-
fungsi, dan ciri-ciri lainnya) nama benda yang tertera di
flashcard
 mengenal konsep besar- - Menghitung jumlah
kecil, banyak- benda yang tertera pada
sedikit,panjang- flashcard
Pendek,berat-ringan, - Ananda berhasil
tinggi-rendah dengan menyusun puzzle sepeda
mengukur
menggunakanalat ukur 3. Penutup :
tidak baku - Recalling
 Melakukan kegiatan yang - Evaluasi
menunjuk-kan anak - Do’a dan salam
mampu mengenal benda
Lembar kerja 1. Pembuka :
(siti Saluha) anak - salam dan doa
Enebalkan
huruf dan 2. Kegiatan Inti :
angka - anak dibagikan LKA
menebalkan huruf dan
angka
- anak menebalkan huruf
dan angka

3.Penutup :
- Recalling
- Evaluasi
- Do’a dan salam

3.Berfikir Simbolik 36.Mengkalasifikasikan benda Flash Card 1. Pembuka :


berdasarkan warna, bentuk,dan - salam dan doa
( Yelli Yulia Ningsih) ukuran ( 3 Variasi)
2. Kegiatan Inti :
37.Mengklasifiksikan benda - Mengenalkan nama-
yang lebih banyak ke dalam nama benda yang tertera di
kelompok yang flashcard
sama,kelompok sejenis, - Menghitung jumlah
kelompok berpasangan yang benda yang tertera pada
lebih dari 2 variasi flashcard
dengan lambang bilangan - Ananda berhasil
menyusun puzzle sepeda

4. Penutup :
- Recalling
- Evaluasi
- Do’a dan salam

40.Menyebutkan lambang Lembar kerja


bilangan 1-10 anak 1. Pembuka :
Enebalkan - salam dan doa
41.menggunakan lambang huruf dan
( Siti Saluha) bilangan untuk meghitung angka 2. Kegiatan Inti :
- anak dibagikan LKA
42.Mencocockan bilangan menebalkan huruf dan
dengan lambang bilangan angka
- anak menebalkan huruf
dan angka

3.Penutup :
- Recalling
- Evaluasi
- Do’a dan salam

(Nadifah)
BAB
BAB IP
PENUTU
A. K

KesimpulaPadalah hal sangat penting,sebab

Pemberian stimulasi pendidikan ôéÛ 저


È 저 È 저 È 저 È 저 È 저 ½ 봀 ½ 글฀␃༁„ሀ 桤 ā 帀„愀 Ĥ 摧櫚 Å਀␃ሃ 桤 ā 愀̤摧෺Ç ሀ␃༃躄ᄀ梄 ሁ 桤 ā
帀躄怀梄愁̤摧൉„༎
༎̤̀☊
̤̀ ፆሀ
଀ፆሀ 桤 ā 愀̤摧坕 Z਀␃ሁ 桤 ā 愀 Ĥ 摧坕 Z਀␃ሃ 桤 ā 愀̤摧෺Ç᐀adalah hal sangat
penting,sebab 80% pertumbuhan otak berkembang pada anak sejak usia dini.Kemudian, elastisitas
perkembangan otak anak usia dini lebih besar padausia lahir hingga sebelum 8 tahun kehidupannya,
20% sisanya ditentukan selama sisa kehidupannya setelah masa kanak-kanak. Bentuk stimulasiyang
diberikan harusnya

DAFTAR PUSTAK
DAFTAR PUSTAK

Yuliani Nuraini Sujiono, (2008), Metode Pengembangan Kognitif. Universitas TerbukS

꿂羕罫兞䁄䀸⼴

Anda mungkin juga menyukai