Anda di halaman 1dari 11

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH MASYARAKAT DAN

KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN

Dosen Pengampu

Disusun oleh

Marhaya

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS IBNU CHALDUN

JAKARTA

2022
PRAKATA

Alhamdulillah. puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak

lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengapu Hj. Dr. Hartini

Salamah yang membimbing kami dalam mengerjakan mata kuliah Pikologi

Perkembangan. Makalah ini kami beri judul tentang Objek Konstruksi Permanen

Sensorik Motorik. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh

lagi agar makalah ini bisa menambah ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mendidik anak merupakan salah satu tugas mulia yang tidak lepas dari

berbagai tantangan dan halangan. Banyak upaya yang dilakukan oleh orang tua

maupun tenaga pendidik untuk mencari dan membekali diri dengan pengetahuan

yang berkaitan dengan perkembangan anak. Salah satu ilmu yang dapat

membekali orang tua dalam mendidik anak adalah psikologi perkembangan anak

dan remaja yang dapat memberi gambaran tentang tahap perkembangan anak dan

remaja sehingga dapat memberi jawaban atau petunjuk dalam mendidik anak.

Selanjutnya di dalam psikologi perkembangan banyak membicarakan

dasar kepribadian individu terbentuk pada masa anak-anak. Gunarsa (2008: 3)

mengatakan bahwa proses-proses perkembangan yang terjadi dalam diri seseorang

anak ditambah dengan apa yang dialami dan diterima selama masa anak-anaknya

sedikit demi sedikit memnungkinkan ia tumbuh menjadi manusia dewasa. Salah

satu proses perkembangan anak adalah objek konstruksi permanen sensorik

motorik dan teori yang membahas hal ini yaitu teori perkembangan kognitif

Piaget.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membuat makalah yang

berjudul “Objek Konstruksi Permanen Sensorik Motorik”


B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian objek konstruksi permanen sensorik motorik?

2. Apa saja tahapan objek konstruksi permanen sensorik motorik?

3. Bagaimana objek konstruksi permanen sensorik motoric memengaruhi

perkembangan anak dan remaja?

C. Tujuan

1. Ingin mengetahui definisi objek konstruksi permanen sensorik motoric

2. Ingin mengetahui tahapan objek konstruksi permanen sensorik motoric

3. Ingin mengetahui bagaimana objek konstruksi permanen sensorik

motoric memengaruhi perkembangan anak.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sensori Motorik

Definisi sensori motorik menurut Piaget (dalam Assjari dan

Sopariah, 2017: 7) adalah gabungan antara masukan sensasi dengan keluaran

aktivitas motorik. Sensasi adalah proses yang dirasakan dan dialaminya energi

rangsangan tertentu oleh indera kita. Sensasi tersebut menunjukkan adanya

suatu proses yang terjadi di dalam sistem saraf pusat. Manusia memiliki

indera-indera yang berfungsi sebagai saluran penerima data kasardari

lingkungannya yaitu penglihatan (visual), pendengaran, perabaan,kines tetik,

penciuman, dan pengecapan.

B. Tahap Perkembangan Objek Permanen Sensorik Motorik

Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini dimulai sejak lahir sampai

usia 2 tahun, mulai pada masa bayi ketika ia menggunakan pengindraan dan

aktivitas motorik dalam mengenal lingkungannya.

Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan

mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan

mendengar) dengan tindakan-tindakan fisik. Pada masa ini biasanya bayi

keberadaannya masih terikat kepada orang lain bahkan tidak berdaya, akan

tetapi alat-alat inderanya sudah dapat berfungsi.

Dengan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan kemampuan-

kemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka seorang
bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan

dunianya.

Tindakannya berawal dari respon refleks, kemudian berkembang

membentuk representasi mental. Anak dapat menirukan tindakan masa lalu

orang lain, dan merancang kesadaran baru untuk memecahkan masalah

dengan menggabungkan secara mental skema dan pengetahuan yang diperoleh

sebelumnya.

Dalam periode singkat antara 18 bulan atau 2 tahun, anak telah mengubah

dirinya dari suatu organisme yang bergantung hampir sepenuhnya kepada

refleks dan perlengkapan heriditer lainnya menjadi pribadi yang cakap dalam

berfikir simbolik.

Menurut Piaget (dalam Rani, 2019) perkembangan kognitif selama

stadium sensorimotor, intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas

motorik sebagai reaksi stimulus sensorik. Dalam stadium ini yang penting

adalah tindakan-tindakan konkrit dan bukan tindakan-tindakan yang imaginer

atau hanya dibayangkan saja, tetapi secara perlahan-lahan melalui

pengulangan dan pengalaman konsep obyek permanen lama-lama terbentuk.

Anak mampu menemukan kembali obyek yang disembunyikan.

C. Periode Objek Konstruksi Permanen Sensorik Motorik

Piaget (dalam Rani, 2019) membagi tahap sensori motor ini kedalam 6

periode, yaitu:

1. Penggunaan Refleks-Refleks (Usia 0-1 bulan)


Refleks yang paling jelas pada periode ini adalah refleks menghisap

(bayi otomatis menghisap kapanpun bibir mereka disentuh) dan refleks

mengarahkan kepala pada sumber rangsangan secara lebih tepat dan

terarah. Misalnya jika pipi kanannya disentuh, maka ia akan

menggerakkan kepala ke arah kanan.

2. Reaksi Sirkuler Primer (Usia 1-4 bulan)

Reaksi ini terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru dan

berusaha mengulanginya. Contoh: menghisap jempol. Pada contoh

menghisap jempol, bayi mulai mengkoordinasikan 1). Gerakan

motorik dari tangannya dan 2). Penggunaan fungsi penglihatan untuk

melihat jempol.

3. Reaksi Sirkuler sekunder (Usia 4-10 bulan)

Reaksi sirkuler primer terjadi karena melibatkan koordinasi bagian-

bagian tubuh bayi sendiri, sedangkan reaksi sirkuler sekunder terjadi

ketika bayi menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik

diluar dirinya.

4. Koordinasi skema-skema skunder (Usia 10-12 bulan)

Pada periode ini bayi belajar untuk mengkoordinasikan dua skema

terpisah untuk mendapatkan hasil.

5. Reaksi Sirkuler Tersier (Usia 12-18 bulan)

Pada periode 4, bayi memisahkan dua tindakan untuk mencapai satu

hasil tunggal. Pada periode 5 ini bayi bereksperimen dengan tindakan-


tindakan yang berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda.

Contohnya bertepuk tangan

6. Permulaan Berfikir (Usia 18-24 bulan)

Pada periode 5 semua temuan-temuan bayi terjadi lewat tindakan fisik,

pada periode 6 bayi kelihatannya mulai memikirkan situasi secara

lebih internal sebelum pada akhirnya bertindak. Jadi, pada periode ini

anak mulai bisa berfikir.dalam mencapai lingkungan, pada periode ini

anak sudah mulai dapat menentukan cara-cara baru yang tidak hanya

berdasarkan rabaan fisis dan internal, tetapi juga dengan koordinasi

internal dalam gambaran atau pemikirannya.


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Tahap sensorimotorik merupakan tahapan pertama dalam perkembangan

kognitif (intelegensia) manusia. Aktivitas kognitif terpusat pada alat sensori

dan gerak (motor), artinya dalam peringkat ini, anak hanya mampu melakukan

pengenalan lingkungan dengan melalui alat sensorinya dan pergerakannya.

Keadaan ini merupakan dasar bagi perkembangan kognitif selanjutnya,

aktivitas sensori motor terbentuk melalui proses penyesuaian struktur fisik

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.

Adapun periodenya adalah Penggunaan Refleks-Refleks (Usia 0-1 bulan),

Reaksi Sirkuler Primer (Usia 1-4 bulan), Reaksi Sirkuler sekunder (Usia 4-10

bulan), Koordinasi skema-skema skunder (Usia 10-12 bulan), Reaksi Sirkuler

Tersier (Usia 12-18 bulan), Reaksi Sirkuler Tersier (Usia 12-18 bulan).

B. Saran

Diharapkan dengan mempelajari objek konstruksi permanen sensori

motorik menjadikan penulis maupun pembaca mengetahui apa saja fase awal

perkembangan manusia sehingga dapat menjalin keterikatan dengan individu

yang masih dalam tahap perkembangan sensori motoriknya.


DAFTAR PUSTAKA

Ardian, Rendi. 2019. Apa yanng dimaksud dengan Tahap Sensorimotorik pada

Perkembangan Manusia. diakses pada 15 Maret 20222, dari

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-tahap-sensorimotorik-

pada-perkembangan-manusia/4543

Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:

Gunung Mulia.

Papa Alkha. 2019. Teori Perkembangan Kognitif Piaget. Diakses pada 15 Maret

2022, dari https://papaalkha.com/teori-perkembangan-kognitif-piaget/

Anda mungkin juga menyukai