Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :

Dr. Ira Safira, M.Pd

Disusun oleh :

JATI SANTOSO NIM; 4622106067

UNIVERSITAS BOSOWA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia serta ridhoNya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Perkembangan Kognitif dan Bahasa.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada ;

1. Allah SWT
2. Orang tua yang selalu mendukung kegiatan penyusun
3. Dr. Ifa Safira, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para
pembaca.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..……………ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….………….1

A. Latar Belakang………………………………………………………………..……….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..………1
C. Tujuan………………………………………………………………………….……...1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….………..2

I. Perkembangan Kognitif……………………………………………………………......2
II. Perkembangan Bahasa………………………………………………………...……….6

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..…………11

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………...11
3.2 Saran………………………………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional
yang dimulai sejak lahir dan terus berlanjut di sepanjanghayat. Kebanyakan
perkembangan adalah pertumbuhan, meskipun pada akhirnya ia mengalami
penurunan (kematian). Pendidikan harus sesuai dengan perkembangan ini. Artinya,
pengajaran untuk anak-anak harusdilakukan pada tingkat yang tidak terlalu sulit dan
terlalu menegangkan atau terlalu mudah dan menjemukan.Pola perkembangan anak
adalah pola yang kompleks karena merupakan hasil dari beberaa proses: proses
biologis, kognitif, dan sosioemosional. Perkembangan juga dapat dideskripsikan
berdasarkan periodenya yang bertujuan untuk mengorganisasi dan pemahaman.
Dalam system klarifiaski yang paling banyak dipakai, periode perekembangan
meliputi periode bayi, usia balita, periode sekolah dasar, masa remaja,dewasa awal,
dewasa tengah, dewasa akhir.Kemampuan bahasa merupakan salah satu indikator
perkembangan kognitif anak. Deteksi dini masalah perkembangan anak
sangatmenentukan keberhasilan dalam memaksimalkan plastisitas otak pada
kompensasi penyimpangan perkembangan.

B. Rumusan Masalah
1. Mengidentifikasi perkembangan kognitif dan bahasa?
2. Bagaimana tahapan perkembangan kognitif dan bahasa?
3. Bagaimana implikasi perkembangan kognitif dan bahasa dalam pembelajaran?

C. Tujuan Makalah
1. Agar dapat mengidentifikasi perkembangan kogitif dan bahasa.
2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan kognitif dan bahasa.
3. Untuk mengetahui implikasi perkembangan kognitif dan bahasa
dalam pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

I. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skematasensorimotor, yang
memberi kerangka bagi interaksi awal anak denganlingkungannya. Pengalaman awal
si anak akan ditentukan oleh skematasensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya
kejadian yang dapatdiasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si
anak, dankarenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak.Piagnet
mengajukan empat konsep yang menjelaskan tentang perkembangan kognitif yaitu
skema, asimilasi, akomodasi, danekuilibrium.
1. Skema
Skema menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahuidan
memahami objek. Skema merupakan kategori pengetahuan yangmembantu
seseorang dalam memahami dan menafsirkan dunianya.Menurut Piaget, skema
meliputi kategoti pengetahuan dan prosesmemperoleh pengetahuan. Dalam
kehidupan seseorang dia selalumengalami dan mendapatkan informasi yang
diperolehnya melalui pengalaman dan digunakan untuk memodifikasi,
menambahkan, ataumengubah skema yang dimiliki sebelumnya. Misal anak
memiliki skemamengenai jenis binatang seperti kambing, bila sang anak memiliki
pengalaman bahwa kambing itu kecil maka dia akan menggeneralisasikan bahwa
semua kambing adalah binatang kecil. Namun jika sang anakmelihat kambing
besar maka dia akan memasukkan infomasi baru danmemodifikasi skema yang
lama bahwa kambing itu ada yang besar danada yang kecil.

2. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses memasukkan informasi ke dalam skemayang
telah dimiliki. Proses ini bersifat subjektif karna cenderungmemodifikasi
pengalaman atau informasi yang sesuai dengan keyakinan Asimilasi merupakan
proses memasukkan informasi ke dalam skemayang telah dimiliki. Proses ini
bersifat subjektif karna cenderungmemodifikasi pengalaman atau informasi yang
sesuai dengan keyakinan.
3. Akomodasi
Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimilikidengan
informasi baru. Ini melibatkan kegiatan perubahan skema ataugagasan yang
dimiliki karna informasi atau pengalaman baru dan skema baru itu akan terus
dikembangkan selama dalam proses akomodasi.
4. Ekuilibrium
Piagnet percaya bahwa setiap anak mencoba memperolehkeseimbangan antara
asimilasi dan akomodasi dengan cara menerapkanmekanisme ekuilibrium. Karna
anak mengalami kemajuan karna adanya perkembangan kognitif maka penting
untuk mempertahankankeseimbangan antara menerapkan pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya(asimilasi) dan mengubah perilaku karna pengetahuan baru
(akomodasi).Ekuilibrium menjelaskan bagaimana anak mampu berpindah dari
tahapan berpikir ke tahap berpikir berikutnya.
A. Tahap-tahap perkembangan kognitif

Dalam tahap perkembangan kognitif teori Pignet mencakup tahap


sensorimotor, preoperasonal, dan operasional.1.

1. Tahap sensoriotorik. (0-1,5 tahun)

Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia


denganmengordinasikan pengalaman indera (sensori) mereka seperti
melihatdan mendengar dengan gerakan motorik (otot) mereka
sepertimenggapai dan menyentuh. Pada tahap ini bayi hanya
akanmemperlihatkan pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia
danmenjelang akhir tahap ini bayi menunjukkan pola sensorimotorik
yanglebih kompleks. Selama dalam tahao ini pengetahuan bayi tentangdunia
terbatas pada persepsi yang diperoleh dari pengindranya dan kegiatan
motoriknya saja karna perilaku yang dimilikinya masihterbatas.

2. Praoperasional (1,5-6 tahun


Tahap pemikir ini lebih bersifat simbolis, egoisentries dan intuitif
sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran pada tahap ini
terbagi menjadi dua sub tahap yaitu
a. Sub tahap simbolis (1,5-4 tahun)
Anak secara mental sudah mampu mempresentasikan obyek
yang tidak nampak dan penggunaan bahasa mulai berkembang
yang ditunjukkan oleh sikap bermain, sehingga muncul egoisme
dan animisme. Egoisentris terjadi ketika anaktidak mampu
membedakan antara perspektif yang dimilikidengan perspektif
yang dimiliki oleh orang lain. Animisme merupakan keyakinan
bahwa objek yang tidak bernyawa adalah mampu bertindak dan
memiliki kualitas sepertikehidupan.
b. Sub tahap intuitif (4-6 tahun)
Anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu
jawaban dari semua pertanyaannya disebut intuitif karena
anakmerasa yakin akan pengetahuan dan pemahamannya,
namuntidak menyadari bahwa mereka bisa mengetahui cara-
carayang mereka ingin ketahui, mereka mengetahui tapi tanpa
menggunakan pemikiran rasional.
3. Tahap Operasional kongkrit (6-12 tahun)
Pada tahap ini anak mampu mengoperasikan berbagai logika
namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Penalaran logikan
menggantikan penalaran intuitif namun hanya pada situasi konkrit dan
kemampuan untuk menggolong-golongkan sudah ada namun belum
bisa memecahkan masalah abstrak.4.
4. Tahap Operasional formal
Pada tahap ini anak sudah mampu berfikir abstrak, idealis dan
logis. Pemikiran pada tahap ini tampak lebih jelas dalam pemecahan
problem verbal seperti anak dapat memecahkan problem walau
disajikan secara verbal (A=B dan B=C). Anak juga mampu berpikir
spekulatif tentang kualitas ideal yang mereka inginkan dalam
dirimereka dan diri orang lain. Pemikiran ini bisa menjadi
fantasi,sehingga anak sering menunjukkan keinginanya untuk segera
mewujudkan cita-citanya. Anak juga mampu menyusun rencana untuk
memecahkan masalah dan secara sistimatis menguji
solusinya.Kemampuan berfikir seperti ini oleh Piagnet disebut
hypothetical-deductive-reasoning yaitu mengembangkan hipotesis
untukmemecahkan problem dan menarik kesimpulan secara
sistematis.(Ibda,2015)
B. Implikasi Pembelajaran
Dalam pendidikan khususnya pembelajaran seorang guru harus
memperhatikan tingkat perkembang kognitif dan bahasa. Perkembangan setiap
anak tidak sama tetapi guru bisa menggunakan tahap perkembangankognitif
sebagai acuan. Hal ini dimaksudkan supaya pembelajaran berjalan secara
kondusif dan perkembangan anak menjadi optimal. Memahami tahap kognitif
pada anak dapat membentu guru dalam mengatur pembelajaran. Berikut adalah
implikasi tahap kognitif dalam pembelajaran:
1. Sebaiknya guru menggunakan pendekatan kontruktivis, peranguru lebih
sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
2. Tatkala guru mengajar hendaknya menyadari bahwa banyaksiswa yang
belum dapat mencapai tahap berpikir operasional formal secara sempurna.
3. Kondisi pembelajaran diciptakan dengan nuansa eksplorasi dan penemuan
sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat
belajarnya sesuai dengan kemampuan intelektualnya.
4. Metode pembelajaran yang digunakan lebih mengarah pada
konstruktivisme yaitu siswa lebih banyak dihadapka pada problem solving
yang lebih menekankan pada persoalan- persoalan aktual yang dekat
dengan kehidupan mereka dan menyusun hipotesis tentang mencari
solusinya.
5. Setiap akhir pembelajaran dalam satu pokok bahasan, siswadiminta untuk
membuat peta pikiran (mind maping).
6. Guru menggunakan penilaian secara berkelanjutan dan autentiksehingga
tidak merugikan anak.(Neviyarni, 2020)

II. Perkembangan Bahasa


Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan
manusia disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepadaorang lain. Melalui
komunikasi anak akan akan mampu membentuk danmembangun suatu pemahaman
pengetahuan baru tentang berbagai hal. Hal ini menunjang kepercayaan diri anak
dalam memasuki lingkungan yang baru (Wiguna dan Noorhana, 2001).
Vigotsky (McInnerney dan McInnerney, 1998:38-40) dalam Jamaris(2006)
mengungkapkan bahwa perkembangan bahasa berkaitandengan perkembangan
kognitif. Hal ini disebabkan karena:
1. Pertama, anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi atau berbicara
dengan orang lain. Kemampuan ini disebut dengan kemampuan bahasa secara
eksternal dan menjadi dasar bagi kemampuan berkomunikasi kepada diri sendiri.
Pengaruh orang dewasa sangat penting dalam mengembangkan kemampuan
bahsa anak secara eksternal. Orang dewasa memperkaya kosakata anak. Ia
memberikan contoh tentang cara-cara berkomunikasi dengan bahasa yang baik
dan benar.
2. Kedua, transisi dari kemampuan berkomunikasi secara eksternal kepada
kemampuan berkomunikasi secara internal membutuhkan waktu yang cukup
panjang. Transisi ini terjadi pada fase praoprasional, yaitu padausia 2-7 tahun.
Selama masa ini, berbeicara pada diri sendiri merupakan bagian dari kehidupan.
Ia akan berbicara dengan berbagai topik tentang berbagai hal, melompat dari satu
topik ke topik lainnya. Pada saat ini, anak sangat senang bermain bahasa dan
bernyayi. Pada usia 4-5 tahun, anak sudah dapat berbicara dengan bahasa yang
baik, hanya sedikit kesalahan ucapan yang dilakukan anak pada masa ini
3. Ketiga, pada perkembangan selanjutnya, anak akan bertindak tanpa berbicara.
Apabila hal ini terjadi, maka anak telah mampu menginternalisasi percakapan
egosentris (berdasarkan sudut pandangsendiri) kedalam percakapan di dalam diri
sendiri. Anak yang banyak melakukan kegiatan berbicara pada diri sendiri, yang
dilanjutkan bebicara di dalam diri sendiri lebih memiliki kemampuan social dari
pada anak yang pada fase praoprasional kurang melakukan kegiatan tersebut
Komponen-komponen dalam berbahasa yaitu :
1) Phonology menggambarkan sistem bunyi pada bahasa. Phonemsmerupakan unit
bunyi yang membentuk kata
2) Semantik mempelajari arti dari kata-kata dan kalimat
3) Grammar menggambarkan struktur bahasa, sintaks (serangkaian aturangrammar
yang mengarahkan bagaimana kata-kata dapat terbentukmenjadi kalimat), morfem
(unit bahasa terkecil yang mengandung arti)
4) Pragmatik yaitu terdiri dari aturan bagaimana berbahasa yang tepatdalam konteks
sosial (misal kita menggunakan bahasa yang simpel bila berbicara dengan anak-anak
A. Tahap Perkembangan Bahasa
Proses berbahasa ditentukan oleh matangnya perkembangan bagian-bagian
mulut, kontrol dari saluran nafas bagian atas, lidah, pergerakan bibir dan
pengaturan mekanisme pernafasan. Satu hal yang memegang peranan penting
adalah berkembangnya alat pendengaran dan penglihatan yang normal. Adanya
peningkatan perkembangan sistemsyaraf pada anak, maka akan meningkat pula
kemampuan anak dalammengekspresikan bahasa.
Tahapan Penguasaan Bahasa Pada Masa Anak-Anak (Hetherington,1998),
yaitu :
1. Pada usia 36-48 bulana.
a. Menggunakan pertanyaan “ya/tidak”, kalimat bertanya, kalimat negatif
dan kalimat perintah
b. Menggunakan clausa untuk penekanan pada kalimat yang dimaksud.
c. Mengkoordinasikan kalimat-kalimat dengan menggunakan preposisi.
d. Kosa kata sekitar 1000 kata
2. Pada usia 48-50 bulan
a. Menggunakan aturan prakmatik dalam berkomunikasi
b. Menggunakan kata-kata humor dan perumpamaan
3. Pada usia 5 tahun ke atas
a. Menggunakan komplek sintaksis
b. Kosa kata mencapai 14.000
c. Perkembangan kesadaran metalinguistik (kesadaran akan
belajarmengenai fungsi bahasa yang benar.
B. Implikasi Pembelajaran
Peran Pendidik Dalam Meningkatkan Kemampuan Perkembangan Kognitif
Dan Bahasa
1) Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak
a) Mendorong permainan anak
b) Mempertanyakan pandangan-pandangan tradisionil dari perkembangan
kognitif anak
c) Mengenali bahwa anak menyusun pengertian atau pemahaman nyasendiri
d) Mendiskusikan cara-cara pengelompokan atau peng-golongan sesuatu
e) Mengenali bahwa perhatian anak akan diarahkan pada apa yang penting
dan relevan dengan mereka
f) Membantu anak-anak menjadi menyadari tentang berbagai strategiuntuk
mengolah informasi
g) Mendukung interaksi diantara anak-anak, dan diantara orang dewasadan
anak-anak
h) Mendorong anak-anak untuk mengenali hubungan antara konsep-konsep
i) Memberikan contoh pemecahan masalah
j) Mendiskusikan bagaimana cara masalah dapat diiden-tifikasi
dandipecahkan
k) Meningkatkan pemikiran reflektif
l) Mengakui pengaruh-pengaruh sosial dan budaya pada permainan dan
pembelajaran.
m) Menganjurkan anak-anak menggunakan imajinasinya untuk berpartisipasi
dalam pengalaman-pengalaman baru
n) Merespon pertanyaan dan ide anak dengan antusias dan berminat.
2) Meningkatkan Perkembangan Bahasa.
a. Mengakui dan mempertahankan bahasa ibu dari anak-anak itu,apakah itu
berupa dialek atau bahasa lain selain bahasa InggrisAustralia yang
diajarkan.
b. Memberi kesempatan bagi anak untuk berbicara dengan bahasa ibu,dan
mendengarkan orang lain berbicara dengan bahasa itu.
c. Menganjurkan penggunaan bahasa ibu
d. Menyediakan media cetak, dalam bentuk buku-buku, poster dankemasan
makanan dengan bahasa yang tepat.
e. Menyediakan lingkungan yang kaya bahasa dengan pemodelan bahasa
untuk anak-anak, terlibat dalam percakapan dengan anak-anak secara
individu, dan memperluas bahasa anak.
f. Memfasilitasi penggunaan bahasa anak dalam konteks yang bermakna,
misalnya melalui pengalaman-pengalaman kelompok kecil
g. Mendorong anak-anak dalam memperluas daftar fungsi-fungsi bahasa
mereka, khususnya fungsi-fungsi pada level yang lebih tinggi seperti
penalaran dan peramalan.
h. Membantu anak-anak mengungkapkan pengertian mereka dengan kata-
kata, misalnya dengan menyampaikan pertanyaan yang akan mendorong
jenis bahasa ini.
i. Memberikan contoh tipe bahasa yang anda ingin anak gunakan.
j. Memfokuskan pada pengertian yang anak-anak coba ungkapkan bukannya
mengoreksi bahasanya.
k. Memberi anak dengan sedikit kesempatan untuk terlibat dalam
pengalaman bermain, khususnya pemainan drama, dimana mereka dapat
mempraktekkan bahasa dalam lingkungan yang tidak mengancam.
l. Mendorong anak bermain dengan media cetak dan membuat taksiran
tertulis.
m. Membantu perkembangan pengertian anak dari alat tulis melalui
keterlibatan orang dewasa dalam permainan.
n. Menyediakan bagi anak-anak prasekolah dengan pusat-pusat yang
mendorong penulisan melalui alat pena, pena lakan yang halus,kertas
bergaris, bloknot dan komputer.
o. Mengelilingi anak dengan hasil cetak, seperti bagan, label dan poster yang
sesuai dengan kehidupan sehari-hari mereka, dan bacainstrumen tersebut
bersama anak anak untuk membantu pengertian mereka mengenai peran
media cetak.
p. Memberikan contoh bagi anak dengan terlibat secara teratur
dalammembaca dan menulsi secara snegaja, seperti menulis daftar belanja
atau memberitahukan dan menulis catatan dari orang tua.
q. Sekali-kali bertindak sebagai juru tulis bagi anak-anak dengan menuliskan
pesan mereka, apakah pada kartu ucapan, surat untuk teman, atau pada
tanda yang menjadi bagian dari susunan balok
r. Memberi kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kecakapan
pengaturan buku dan lebih lanjut pengertian mereka tentang
prosesmembaca dengan berbagi buku dengan anak-anak secara
teratur,lebih disukai dalam situasi satu demi satu
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tingkatan perkembangan intelektual manusia mempengaruhi kedewasaan,


pengalaman fisik, pengalaman logika, transmisi sosial dan pengaturan sendiri. Teori
Piaget jelas sangat relevan dalam proses perkembangan kognitif anak, karena dengan
menggunakan teori ini,manusia dapat mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan
tertentu pada kemampuan berpikir anak di levelnya. Dengan demikian bila dikaitkan
dengan pembelajaran kita bisa memberikan perlakuan yangtepat bagi anak, misalnya
dalam memilih cara penyampaian materi bagi siswa sesuai dengan tahap perkembangan
kemampuan berpikir yang dimiliki oleh anak.
Proses berbahasa ditentukan oleh matangnya perkembangan bagian-bagian mulut,
kontrol dari saluran nafas bagian atas, lidah, pergerakan bibir dan pengaturan mekanisme
pernafasan. Satu hal yang memegang peranan penting adalah berkembangnya alat
pendengaran dan penglihatan yang normal. Adanya peningkatan perkembangan
sistemsyaraf pada anak, maka akan meningkat pula kemampuan anak dalam
mengekspresikan bahasa. Dengan mengamati perkembangan fisik dan kognitif anak,
pendidik dapat menentukan metode penyampaian bahasa dengan tepat dan sesuai bagi
tiap-tiap anak.

B. Saran
Dalam perkembangan kognitif dan bahasa yang kaitannya erat dan tidak dapat
dipisahkan, pendidik harus lebih mengutamakan kedua hal ini dalam menentukan metode
pembelajaran. Setiap anak memiliki tingkat pemahaman dasar dan tingkat perkembangan
yang bervariasi, maka dari itu pendidik diharapkan jeli dalam mengamati perkembangan
siswa agar capaian pembelajaran juga tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ibda, F. (2015). PERKEMBANGAN KOGNITIF: TEORI JEAN PIAGET.


INTELEKTUALITA - Volume 3, Nomor 1, 31-36.
Neviyarni, A. d. (2020). PERKEMBANGAN KOGNITIF, BAHASA,
PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL, DAN IMPLIKASINYA
DALAM PEMBELAJARAN.Inovasi Pendidikan Vol. 7. No 2,, 12-13.
Biggs, J. & Telfer, R. 1981. The Process of Learning. Sydney: Prentice-Hall
Brown, Douglas H. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, Edisi
Kelima.Kedutaan Amerika Serikat. Jakarta.Carol Wade;
Carol Tavris. Psikologi. Jakarta: Erlangga, 2007.
Crain, William. Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak.
Jakarta : Grasindo. Jakarta.
Santrock, John W. Life Span Development (Pekembangan Masa-Hidup).
Jakarta:Erlangga, 2012.
Santrock, J.W. 1995. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai