Disusun Oleh:
1. Tri Wulandari (22531151)
2. Yunita Nurhasana (22531164)
Puji serta syukur tidak lupa dipanjatkan kehadirat Allah Subhahu Wa Ta'ala
yang berkat anugerah dari-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul "ciri khas perkembangan kognitif anak-anak dan remaja" ini. Sholawat
serta selama kita haturkan kepada junjungan agung Nabi Besar Muhammad
Shallallahu 'alaihi Wa Sallam yang telah memberikan pedoman kepada kita jalan
yang sebenar-benarnya jalan berupa ajaran agama. Islam yang begitu sempurna
dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena mampu menyelesaikan makalah ini tepat
waktu sebagai pemenuh tugas Psikologi Perkembangan .
Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat kepada semua pihak. Dan jangan lupa kritik serta sarannya
terhadap makalah ini dalam rangka perbaikan makalah-makalah yang akan
datang.
i
DAFTAR ISI
SAMPULi
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah2
C. Tujuan Penulisan2
BAB II PEMBAHASAN3
A. Kesimpulan11
DAFTAR PUSTAKA1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kognitif adalah kemampuan belajar di mana untuk mempelajari suatu
keterampilan konsep yang baru, memahami apa saja yang ada di sekitar
lingkungannya, dan juga mengasah daya ingat yang dimiliki untuk
menyelesaikan tugas yang sederhana. Kognitif menurut Jean Piaget dibedakan
menjadi dua jenis skema diantaranya yaitu sensor motorik dan kognitif
schema, kognitif schema adalah seperti halnya perkembangan konsep anak,
berpikir dan pemahaman. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kognitif
adalah suatu perkembangan yang berkaitan dengan kecerdasan, salah satunya
mengembangkan konsep dan memahami apa saja yang ada di sekitar
lingkungan,
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan anak yang
berkaitan dengan pengetahuan di mana semua proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaimana manusia mempelajari serta peduli akan
lingkungan sekitar. Agar perkembangan kognitif anak muncul, pendidik dapat
memberikan stimulus atau rangsangan supaya kognitif anak berkembang
dengan baik dan meningkat sesuai dengan kemampuan masing-masing anak.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 137 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dalam Standar Isi
Tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak bahwa perkembangan
kognitif anak sesuai dengan usianya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Teori Perkembangan Kognitif?
2. Apa Saja Tahapan Perkembangan Kognitif?
3. Bagaimana Ciri Khas Perkembangan Kognitif Anak?
4. Bagaimana Ciri Khas Perkembangan Kognitif Remaja ?
C. TUJUAN
1
1. Untuk Mengetahui Teori Kognitif
2. Untuk Mengetahui Tahapan Perkembangan Kognitif
3. Untuk Mengetahui Ciri Khas Perkembangan Kognitif Anak
4. Untuk Mengetahui Ciri Khas Perkembangan Kognitif Remaja
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
berkembang dari skematayang sudah ada sebelumnya. Dengan cara ini,
pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap
lingkungan akan terusberkembang sampai ke titik di mana anak mampu
memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi
kemungkinan akibatnya.
Interiorisasi menghasilkan perkembangan operasi yang membebaskan
anak dari kebutuhan untuk berhadapan langsung dengan lingkungan karena
dalam hal ini anak sudah mampu melakukan manipulasi simbolis.
Perkembangan operasi (tindakan yang diinteriorisasikan) memberi anak cara
yang kompleks untuk menangani lingkungan, dan oleh karenanya, anak
mampu melakukan tindakan intelektual yang lebih kompleks. Karena struktur
kognitif anak lebihterartikulasikan. Demikian pula lingkungan fisik anak, jadi
dapat dikatakan bahwastruktur kognitif anak mengkonstruksi lingkungan
fisik.3
B. Tahap Perkembangan Intelektual
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi
hingga dewasa, menurut Piaget perkembangan yang berlangsung melalui
empat tahap, yaitu:
1. Tahap sensori-motor : 0 – 1,5 tahum
2. Tahap pra-operasional : 1,5 – 6 tahun
3. Tahap operasional konkrit : 6 – 12 tahun
4. Tahap operasional formal : 12 tahun ke atas
Piaget percaya, bahwa kita semua melalui keempat tahap tersebut,
meskipun mungkin setiap tahap dilalui dalam usia berbeda. Setiap tahap
dimasuki ketika otak kita sudah cukup matang untuk memungkinkan logika
jenis baru atau operasi.4 Semua manusia melalui setiap tingkat, tetapi dengan
kecepatan yang berbeda, jadi mungkin saja seorang anak yang berumur 6
tahun berada pada tingkat operasional konkrit, sedangkan ada seorang anak
yang berumur 8 tahun masih pada tingkat pra-operasional dalam cara berfikir.
3
( B.R. Hergenhahn & Matthew H. Olson, Theories of Learning (Teori Belajar), alih
bahasa:Tri Wibowo B.S., Cet. III, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, hal. 313)
4
(Matt Jarvis, Teori-Teori Psikologi, Cet. X, Bandung: Nusa Media, 2011, hal. 142).
2
Namun urutan perkembangan intelektual sama untuk semua anak, struktur
untuk tingkat sebelumnya terintegrasi dan termasuk sebagai bagian dari
tingkat-tingkat berikutnya.5
a. Tahap Sensorimotorik
Sepanjang tahap ini mulai dari lahir hingga berusia dua tahun, bayi belajar
tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui indera mereka yang
sedang berkembang dan melalui aktivitas motor. Aktivitas kognitif
terpusat pada aspek alat dria (sensori) dan gerak (motor), artinya dalam
peringkat ini, anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan
dengan melalui alat drianya dan pergerakannya. Keadaan ini merupakan
dasar bagiperkembangan kognitif selanjutnya, aktivitas sensori motor
terbentuk melalui proses penyesuaian struktur fisik sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungan.
b. Tahap pra-operasional ini
Pada tingkat ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam
menghadapi berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas berfikirnya belum
mempunyai sistem yang teroganisasikan. Anak sudah dapat memahami
realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda –tanda dan simbol. Cara
berpikir anak pada pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten,
dan tidak logis. Hal ini ditandai dengan ciri-ciri:
1. Transductive reasoning, yaitu cara berfikir yang bukan induktif atau
deduktif tetapi tidak logis
2. Ketidak jelasan hubungan sebab-akibat, yaitu anak mengenal hubungan
sebab-akibat secara tidak logis
3. Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti
dirinya
4. Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu di lingkungan itu
mempunyai jiwa seperti manusia
5. Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang
dilihat atau di dengar
6. Mental experiment yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk
menemukan jawaban dari persoalan yang dihadapinya
7. Centration, yaitu anak memusatkan perhatiannya kepada sesuatu ciri
5
(Ratna Wilis Dahar, Theories Belajar dan Pembelajaran, Cet. V, Jakarta: Erlangga,
2011,hal. 34).
3
yang paling menarik dan mengabaikan ciri yang lainnya
6
( Mohd. Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Cet. II, Bandung: Yayasan
Bhakti Winaya, 2003, hal. 57-58).
4
karena itu disebut operasional formal.
C. Karakteristik Perkembangan Kognitif AUD
Sebagian besar psikologi terutama kognitivis (ahli psikologi kognitif)
berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia mulai
berlangsung sejak ia baru lahir. Bekal dan modal dasar perkembangan
manusia, yakini kapasitas motor dan sensory ternyata pada batas tertentujuga
dipengaruhi oleh aktifitas ranah kognitif. Hubungan sel-sel otakterhadap
perkembangan bayi baru dimulai setelah ia berusia lima bulansaat kemampuan
sensorinya (seperti melihat dan mendengar) benar-benar mulai tampak.
Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas
kognitif sudah mulai berjalan sejak manusia mulai mendayagunakan
Fase keempat (8-12 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut:
l1) Individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun untuk
sementara waktu hilang dan akan muncul lagi di waktulain
2) Individu mulai mampu mencoba-coba sesuatu
3) Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa tergantung kepada
orang tua.
e) Fase kelima (12-18 bulan), memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Individu mulai mampu untuk meniru
2) Individu mampu untuk melakukan berbagai percobaan terhadap
lingkungannya secara lebih lancar
7
(Dr. Hj. Khadijah, M.Ag PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI ,hal 36)
5
D. Perkembangan Kognitif Masa Remaja
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti
belajar,memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Menurut Piaget seorang remaja
termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis
mereka.8 Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif
mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke
dalam skema kognitif mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal
atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga
mengembangkan ide-ide ini. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa
yang dialami dan diamati,tetapi remaja mampu mengholah cara berpikir mereka
sehingga memunculkan suatu ide baru.
Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka
cakrawalakognitif dan cakrawala sosial baru. Pemikiran mereka semakin
abstrak (remaja berpikir lebih abstrak daripada anak-anak), logis (remaja
mulai berpikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-rencana untuk
memecahkan masalah-masalah dan menguji secara sistematis pemecahan-
pemecahan masalah), dan idealis (remaja sering berpikir tentang apa yang
mungkin. Mereka berpikir tentang ciri- ciri ideal diri mereka sendiri, orang
lain, dan dunia); lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang
lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka.9
8
(Jahja, Yudrik. 2012 Psikologi Perkembangan Jakarta: Kencana. Koshigaya Osamu),
9
(Papalia, dkic 2008 Human Development (Psikalagi Perkembangan Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1
DAFTAR PUSTAKA
B.R. Hergenhahn & Matthew H. Olson, Theories of Learning (Teori Belajar), alih
bahasa:Tri Wibowo B.S., Cet. III, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, hal. 313)
Dr. Hj. Khadijah, M.Ag PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI ,hal
36
Jahja, Yudrik. 2012 Psikologi Perkembangan Jakarta: Kencana. Koshigaya
Osamu
Laura A. King. Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif, (Terj Deresi Opi
Perdana Yanti),Cet 1,Jakarta Selembar Humanika, Hal.152)
Loward S. Friedman & Miriam W. Schuctack, Kepribadian Teori Klasik dan
Riset Modern,Jakarta: Erlangga, 2006, Cet I, hal. 259
Matt Jarvis, Teori-Teori Psikologi, Cet. X, Bandung: Nusa Media, 2011, hal. 142
Mohd. Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Cet. II, Bandung:
Yayasan Bhakti Winaya, 2003, hal. 57-58).
Papalia, dkic 2008 Human Development (Psikalagi Perkembangan Jakarta:
Kencana Prenada Media Group)
Ratna Wilis Dahar, Theories Belajar dan Pembelajaran, Cet. V, Jakarta:
Erlangga, 2011,hal. 34).