Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET & TEORI PERKEMBANGAN


KOGNISI LEV VIGOTSKY

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

Tugas Pada Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu Dwi Haryanti,M.Pd.I.

Disusun Oleh

Azarita Desfiani Azhari (2212028)

Indah Puspasari(2212034)

Sutinah ( 2212045 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUSI ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA


BELITUNG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi perkembangan sebagai salah satu turunan dari disiplin
ilmuPsikologi, memiliki ruang lingkup kajian yang sangat rinci. Aspek kajian
yangmasuk dalam psikologi perkembangan diantarannya perkembangan
fisik,perkembangan kognitif, perkembangan sosial, perkembangan emosional
danspiritual. Aspek-aspek tersebut terorganisir dan bergantung antara satu
danlainnya dalam perkembangan manusia mulai dari kandungan hingga lanjut
usia.Tulisan ini akan membahas perkembangan kognitif anak dan
relevansinyadengan kajian pendidikan anak, utamanya dalam pembelajaran di
Sekolah Dasar.
Teori perkembangan kognitif Jean Piaget membahas munculnya dan
diperolehnyaskema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam
tahapan-tahapanperkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam
merepresentasikan informasi secaramental.
Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti tidak seperti
teori nativisme(yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan
pengetahuan dan kemampuanbawaan), Piaget berpendapat bahwa kita membangun
kemampuan kognitif kita melalui tindakanyang termotivasi dengan sendirinya
terhadap lingkungan.Piaget berpikir sebagaimana tubuh fisik kitamemiliki struktur
yang memampukan kita beradaptasi dengan dunia
Lev Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognitif dan bahasa anak-
anak tidakberkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa. Vygotsky adalah
pengagum Piaget. Walaupunsetuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif
terjadi secara bertahap dan dicirikan dengangaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi
Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anakmenjelajahi dunianya
sendiri dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri.
Teori Vygotskymenawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai
sesuatu yang tidak terpisahkan darikegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky
menekankan bagaimana proses-proses perkembanganmental seperti ingatan,

ii
perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan
masyarakat seperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Teori Perkembangan kognitif Menurut Jean Piaget ?

2. Bagaimana Teori Perkembangan kognisiLev Nigotski ?

C.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Bagaimana Teori Perkembangan kognitif Menurut Jean Piaget

2. Agar mengetahui Bagaimana Teori Perkembangan kognisiLev Nigotski

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET

Piaget lebih menitik beratkan pembahasannya pada struktur kognitif. Ia


meneliti dan menulis subjek perkembangan kognitif ini dari tahun 1927 sampai 1980.
Berbeda dengan ahli-ahli psikologi. Ia menyatakan bahwa cara berfikir anak bukan
hanya kurang matang di bandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan,
tetapi juga berbeda secara kualitatif. Menurut penenlitiannya juga bahwa tahap-tahap
perkembangan intelektual individu serta perubahan umur sangat mempengaruhi
kemampuan individu mengamati ilmu pengetahuan.1

Piaget mengemukakan penjelasan sturktur kognitif tentang bagaimana anak


mengembangkan konsep dunia sekitar mereka.2 Teori piaget sering disebut genetic
epistimologi (espistimologi genetik) karena teori ini berusaha melacak perkembangan
kemampuan intelektual, bahwa genetic mengacu pada pertumbuhan development
bukan warisan biologis (keturunan).3

Menurut piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang


memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalamna awal
sianak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya
kejadian yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respon oleh si
anak, dan karenannya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi
melalui pengalaman, skemata awal ini dimodifikasi. Setiap pengalaman mengandung
elemen unik yang harus di akonodasi oleh struktur kognitif anak. Melalui interaksi
dengan lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan
perkembangan pengalaman terus-menerus.

Tetapi menurut piaget, ini adalah peroses yang lambat, karena skemata baru itu
selalu berkembang dari skemata yang sudah ada sebelumnya. Dengan cara ini,

1
Laura A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif (Jakarta: Selemba Humartika, 2006),
Hal. 152.
2
Loward S. Friedman & Miriam W. Schuctack, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern (Jakarta:
Erlangga, 2006), Hal. 259.
3
B.R. Hergenhanh & Matthew H. Olshon, Theories of Learning (Teori Belajar) ,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Hal. 313.

iv
pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksi anak mampu
memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengekspolrasi
kemungkinan akibatnya.

Interiorisasi menghasilkan perkembangan operasi yang membebaskan anak dari


kebutuhan untuk berhadapan langsung dengan lingkungn karena dalam hal ini anak
sudah mampu melakukan manipulasi simbolis. Perkembangan operasi(tindakan yang
diinterisasikan) memberikan anak cara yang kompleks untuk mengani lingkungan,
dan oleh karena struktur kognitif anak lebih terartikulasikan.Demikian pula
lingkungan fisik anak, jadi dapat dikatan bahwa struktur kognitif anak
mengkonstruksi lingkungan fisik.4

Jean Piaget lahir di Neuchatel, sebuag kota kecil di Swiss. Piaget memulai
karirnya sebagai seorang ahli biologi, khusunya tentang mollisca (kerrang-kerangan).
Namun, ketertarikannya pada ilmu pengetahuan dan sejarah ilmu segera diikuti
dengan ketertarikannya pada keoeng. Karen di semakin larut dalam penyelidikan
bagaimana proses pikiran yang bekerja dalam sains, akhirnya dia tertarik pula
menyelidiki apa sesungguhnya pikiran itu, khususnya tahap -tahap perkembangannya.
Bidang ini dsebutnya dengan epistemology genetic yang berarti studi tentang
perkembangan pengetahuan manusia. Selajutnya Piaget memutuskan untuk
mempelajari anak pada tahun 1920 ketika bekerja di Laboratorium Binet di Paris.5

Piaget mengemukakan bahwa sejak usia balita, seseorang telah memiliki


kemampuan tertentu untuk menghadapi objek-objek yang ada di sekitarnya.
Kemampuan ini masih sangat sederhana, yakni dalam bentuk kemampuan sensor
motorik. Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak menggunakan
skema, asimiliasi, akomodasi, organisasi.6 Dengan kemampuan inilah balita akan
mengeksplorasi lingkungannya dan menjadikannya dasar bagi pengetahuan tentang
dunia yang akan ia peroleh kemudian, serta akan berubah menjadi kemampuan-
kemampuan yang lebih maju dan rumit. Kemampuan-kemampuan ini di sebut Piaget
dengan skema.

4
Ibid., Hal. 325.

5
Wiliam Crain, Teori Perkembangan Konsep dan AplikasI (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
Hal. 168.
6
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2008), Hal. 46.

v
Sebagai contoh, seorang anak tahu bagaimana cara memegang mainannya dan
membawa mainan itu ke mulutnya. Dia dengan mudah membawakan skema ini. Lalu
Ketika dia bertemu dengan benda lain. Katakanlah jam tangan ayahnya, dia dengan
mudah dapat menerapkan skema “ambil dan bawa ke dalam mulut’ terhadap benda
lain tersebut. Peristiwa ini oleh Piaget di sebut dengan asimilasi, yakni
pengasimilasian objek baru kepada skema lain.

Ketika anak tadi bertemu lagi dengan benda lain,misalnya sebuah bola, dia akan
tetap menerapkan skema ”ambil dan bawa ke mulut”. Tentu skema ini tidak akan
berlangsung dengan baik, karena bendanya sudah jauh berbeda. Oleh karena itu,
skema pun harus menyesuaikan diri dengan objek yang baru. Peristiwa ini disebut
dengan akomodasi, yakni pengakomodasian skema lama terhadap objek baru.

Asimilasi dan akomodasi adalah dua bentuk adaptasi, istilah Piaget yang disebut
dengan pembelajaran. Cara kerja asimilasi dan akomodasi bertugas menyeimbangkan
struktur pikiran dengan lingkungan, menciptakan porsi yang sama di antara
keduannya. Jika keseimbangan ini terjadi, maka tercapainya pada suatu keadaan ideal
atau equaliblirium.Dalam penelitiannya pada anak-anak, Piaget mencatat adanya
periode di mana asimiliasi lebih dominan, atau akomodasi yang lebih dominan, dan di
mana keduanya mengalami keseimbangan.

Jean Peaget merupakan salah satu ahli psikologi yang meneliti dan
merumuskan tentang teori perkembangan kognitif dan yang mengungkap tahapan
perkembangan kognitif.7 8
Semua perubahan fisik yang membawa implikasi perubahan emosional
tersebut makin dirumitkan oleh fakta bahwa imdividu juga sedang mengalami
perubahan kognitif. Perubahan dalam kemampuan berfikir yang di unglapkan oleh
Piaget sebagai tahap berakhir yang disebut sebagai tahap formal operation dalam
perkembangan kognitifnya.9

7
Sukmo Gunardi dkk, Psikologi Pendidikan, Makassar: CV.Tohar Media, 2019, Hal. 27.
8

9
Hendra Agustiani, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Refika Aditama, 2006, Hal. 31.

vi
 Tahap- tahap Piagetian

Melalui observasinya, Piaget menyakini bahwa perkembangan koginitf terjadi dalam


empat tahapan. Masing- masing tahapan berbuhungan dengan usia dan tersusun dari jalan
pikiran yang berbeda-beda. Menurut Piaget, semakin banyak informasi tidak membuat
pikiran anak lebih maju, kualitas kemajuannya berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan
kognitif tersebut adalah tahap sensori motorik (usia 0-2 tahun), tahap pra-operasional
(usia 2-7 tahun), tahap operasional konkrit (usia 7-11 tahun) dan tahap operasional formal
(usia 11-15 tahun). Tahap sensori motor. 10 Tahap ini berlangsung sejak kelahiran sampai
sekitar usia dua tahun. Dalam tahapan ini, bayi (sensory) mereka dengan gerakan motor
(otot). Pada awal tahap ini, bayi memperlihatkan tak lebih dari pola reflektif untuk
beradaptasi dengan dunia.

Di usia antara satu samapi empat bulan, seorang bayi mengandalkan reaksi sirkular
primer, yaitu tindakan atau Gerakan yang ia buat sebagai respons dari Tindakan sebagai
respons dari tindakan sebelumnya dengan bentuk yang sama. Di usia empat samapai dua
belas bulan, bayi beralih pada reaksi sirkular sekunder yang berisi Tindakan-tindakan
yang berusaha terlibat dengan lingkungan sekitar.

Dia berusaha mempelajari “procedure dan cara kerja” sesuatu yang dapat
menyenangkan hatinya dan mengusahakannya agar terus bertahan. Dengan cara ini, dia
mulai belajar mengingat objek secara permanen. Ini adalah kemampuan untuk mengingat,
artinya kalau anda tidak dapat melihat sesuatu, bukan berarti sesuatu yang hilang. Di usia
dua belas sampai dua puluh empat bulan, anak-anak menggunakan reaksi sirkular tersier,
yaitu mempertahankan hal-hal yang menarik, akan tetapi dengan variasi yang lebih tetap.
Ketika seorang bayi berusia satu setengah tahun, bayi tersebut mengalami perkembangan
representasi mental, yaitu kemampuan mempertahankan citraan dalam pikirannya untuk
jangka waktu yang lebih lama. Sebagai contohnya, bayi dapat terlibat dalam apa yang
disebut imitasi yang tertunda, seperti memasang mimik jengkel setelah melihat seseorang
sejam sebelumnya. Dia juga dapat menggunakan kombinasi mental tertentu untuk
menyelsaikan persoalan yang sederhana, seperti menggunakan mainanya untuk membuka
pintu. Dia juga memiliki pertimbangan yang cukup baik.

Menjelang akhir tahun ini, bayi menunjukkan pola sensorimotor yang lebih kompleks.
Piaget percaya bahwa pencapaian kognitif yang penting di usia bayi adalah object
10
Nur Saqinah Galugu, Psikologi Pendidikan, Makasar. CV.Tohar Media,2019. Hal. 30.

vii
permanence yang berarti bahwa pemahaman objek dan kejadian terus eksis bahkan ketika
objek dan kejadian itu tidak dapat dilihat, di dengar dan disentuh. Pencapaian kedua adalah
realisasi bertahap, bahwa ada perbedaan atau batas antara diri dan lingkungan sekitar.
Menjelang akhir periode sensorimotor, anak bisa membedakan antara dirinya dan dunia
akhirnya menyadari bhwwa objek tetap ada dari waktu ke waktu.

Tahap pra-operasional. Tahap ini berlangsung mulaai dari usia 2 tahuan sampai tujuh
tahun. Tahap ini adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis. Tetapi tidak melibatkan
pemikiran operasional. Tahap ini lebih bersifat egosentris dan intuitis. Pemikiran pra-
operasional terdiri dari dua sub tahap, yaitu tahap fungsi simbolis dan tahap pemikiran
intuitif. Sub- tahap fungsi simbolis terjadi di usia dua sampai empat tahun. Dalam sub tahap
ini, anak kecil secara mental mulai memppresentasikan objek yang tidak hadir. Ini unutk
memperluas mental ana hingga mencangkup dimensi-dimensi baru. Perkembangan bahasa
yang mulai berkembang dan kemunculan sikap bermain adalah contoh dari peningkatan
pemikiran fungsi simbolis.11

Anak kecil mulai mencoret-coret gambar oraang, rumah,mobil, awan dan benda lain
di dunia ini. Dalam imajinasi mereka, matahari warnanya biru, langit berwarna hijau dan
mobil melayang di awan. Simbolisme yang sederhana tapi kuat, tidak berbeda dengan lukisan
abstrak. Di usia sekolah dasar, lukisan anak, menjadi semakin realitas, rapi dan persis.
Matahari berwarna kuning, langit berwarna biru dan mobil berada di jalanan. Pemikiran pra-
operasional masih mengandung dunia keterbatasan, yaitu egosentris dan animisme.
Egosentris adalah ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif milik sendiri
dengan perspektif orang lain. Piaget dan Barber Inhelder mempelajari egosentris anak dengan
memberikan tugas gunung.

Animisme adalah ciri pemikiran pra- operasional. Animisme adalah kepercayaan


bahwa objek tidak bernyawa punya kualitas “kehidupan” dan bisa bergerak. Seorang anak
kecil menunjukkan animisme ini dengan mengatakan “pohon itu mendorong daun dan
membuatnya gugur” atau “trotoar itu membuatku terjatuh”.

B. TEORI PERKEMBANGAN KOGNISI LEV VIGOTSKY

11
Ibid., Hal. 31.

viii
Lev Vitgotsky adalah ahli psikologi kebangsaan Rusia Yang Merupakan
pengagum Jean Peaget. Lev Vigotsky setuju dengan Peaget terkait perkembangan
kognitif bahwasanya terjadi bertahap dan memiliki pemikiran yang berbeda-beda
akan tetapi tidak setuju dengan pandangan dari Jean Peaget bahwa batin dan dunia
seorang anak akan terbentuk dari gambaran realitanya sendiri.Pandangan Lev
Vigotsky terhadap perkembangan anak bahwa dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan
budaya dengan pendekatan konstruktivis yang disebut konstruktivis sosial. Ada
perbedaan pemikiran dengan Piaget dimana Vygotsky memiliki anggapan bahwa anak
beperan aktif dalam menyalurkan pengetahuannya dalam konteks sosial. Anak secara
mandiri dapat berinteraksi dengan keluarga, sahabat, komunitas dan masyarakat atau
orang sekitar.12

Pandangan Vygotsky menekankan pentingnya pola sosiokultural dimana


individu menjadi salah satu unsur maksudnya, interaksi sosial memainkan peran
fundamental dalam perkembangan kognisi. Meskipun Vigotsky selama bertahun-
tahun memberikan kuliah, mengajar, dan menulis sebagai seorang psikolog, ide-
idenya tidak mendapat perhatian di Barat. Namun dewasa ini teori Vygotsky di
hidupkan lagi di Amerika Serikat, dengan terbitnya terjemahan terbaru karyanya,
meningkatnya pertukaran cendikiawan Rusia dan Barat, dan barang kali yang
terpenting penerapan ide-idenya secara langsung di dunia pendidikan.

Pendekatan Vygotsky dikenal sebagai teori sosiokultural (sociocultural


theory) , yang berarti bahwa penekanan utama diberikan pada pengaruh interaksi
sosial dan kultural dalam perkembangan. Menurut Vygotsky , interaksi sosial
mempengaruhi perubahan pemikiran anak (dan selanjutnya perilaku mereka), dan
karena perilaku berakar pada konteks sosial dimana semua itu terjadi. Vygotsky
berpendapat bahwa perkembangan anak bergantung pada interaksi anak dengan orang
lain dan sarana-sarana tertentu (seperti bahasa) yang disediakan oleh kultur dan
membuat membentuk pandangan dunia anak. Menurut teori ini, proses fundamental
pembelajaran berlangsung melalui interaksi anak dengan seseorang yang
berpengetahuan, entah itu orang dewasa (seperti orang tua atau guru) atau teman
sebaya.

12
Ibid., Hal. 32.

ix
Vigotsky mengembangkan teori perkembangan kognitif yang menekankan
peran budaya sebagai kerangka tempat berkembangnya pemahaman anak atas dunia.
Menurut Vigotsky, anak-anak terlahir sebagai lembaran budaya yang kosong . Mereka
harus mempelajari keterampilan, nilai-nilai, dan perilaku yang dijunjung oleh budaya
bersangkutan .

Brewer menyatakan bahwa zone of proxima development (ZPD) adalah salah


satu cara komponen dari teori yang dikembangkan oleh Vygotsky yang menyatakan
tentang apa yang dapat diartikan oleh anak secara mandiri serta yang tidak dapat
dikerjakan dan yang membutuhkan bantuan dari orang dewasa yang memiliki
keahlian lebih dari anak itu sendiri. Dalam pemikiran teori Vygotsky, bahasa
merupakan perekmbangan kognitif anak yang dijadikan sebagai sarana dan media
berkomunikasi dengan orang-orang sekitar seperti, teman, keluarga dan seseorang
yang ada dilingkungan sosialnya. Bahasa sangat penting untuk memperlancar dan
mempererat interaksi sosial. Dengan bahasa akan membantu seorang anak
menyelesaikan persoalan dan permasalahan dalam hidupnya. Kemampuan
berkomunikasi dengan baik merupakan perkembangan bahasa yang baik pula dari
dalam diri seorang anak.13

Vigotsky juga menekankan bahwa pemebelajaran sosial terjadi di dalam zona


perkembangan proksimal atau ZPD ( zone of proxima development). ZPD mengacu
kepada rentang antara keterampilan yang bisa dilakukan oleh anak pada saat ini dan
yang bisa mereka lakukan jika mereka menerima bimbingan dan arahan yang tepat
dari orang-orang yang memiliki kepakaran yang lebih baik. Bekerja di dalam zona
berarti memberikan kepada inndividu yang kurang berpengalaman, atau pemula,
instruksi yang mereka butuhkan untuk melampaui apa yang tanpanya mereka tidak
akan mampu menyelesaikan sendiri persoalan.14

Para pengikut Vigotsky percaya bahwa orang tua dan pendidik sebaiknya
menggunkan teknik sca olding untuk membantu anak memperoleh keterampilan baru.
Dalam scaffolding (penopangan), orang tua atau pengajar menyesuaikan tingkat dan
jenis pengajaran sesuai dengan tingkat kemampuan atau pengetahuan anak saat ini.
Sebagai contoh, dalam kegiatan membaca buku bergambar masa dini, orang tua dari
seorang anak yang berusia -12 bulan akan membaca buku dengan suara keras sambil
13
Sukmo Gunardi.dkk. Psikologi Pendidikan. Makasar.CV .Tohar Media. Hal. 32.
14
Jeffrey S.Nevid. Perkembangan Anak. NUSAMEDIA. 2021, Hal. 69-70.

x
menunjukkan ke gambar. Pada anak berusia -15 atau 18 bulan, orang tua bisa
mengidentifikasi subjek didalam gambar.

Jadi dapat disimpulkan disini teori perkembangan kognitif menurut Vygotsky


terdiri dari dua tatanan yaitu tatanan sosial dan tatanan psikologis. Tatanan sosial
terkait dengan lingkungan sosial yang membentuk perkembangan anak sedangkan
tatanan psikologis terletak pada anak itu sendiri, perkembangan terbentuk dari
perkembangan psikologi anak.15

Teori Nativisme ini menyatakan bahwa lingkungan tidak memiliki pengaruh


dalam mengawali seorang anak memulai berbahasa atau mengucapkan bahasa. Anak
perlahan akan membuka kemampuan berbahasanya secara genetis yang sudah
diprogramkan. Dalam teori ini akan dideteksi kategori bahasa yang dianggap tertentu
seperti fonologi, semantika, dan sintaksis. Yusuf bependapat bahwa kemapuan
berbahasa yang dimilki anak ini merupakan pengetahuan awal yang dimiliki secara
biologis.

Teori Behavioristik ini menyatakan bahwa bahasa yang diperoleh rangsangan


dari luar. Kemampuan dalam berbahasa yang diperoleh anak sepenuhnya diperoleh
dari lingkungannya. Anak sebagai penerima pasif yang tidak memiliki peranan aktif
didalam proses memperoleh bahasa.

Perkembangan bahasa anak berdasarkan dari proses latihan dilingkungannya


sendiri seperti ketika berkomunikasi secara langsung melalui stimulus respon dan
proses meniru dari anak. Jadi pengetahuan apapun yang dipelajari dan dimiliki oleh
manusia didapatkan dari lingkungannya. Dalam mempelajari peniruan dalam
berbahasa dibutuhkan pembentukan stimulus respons dengan penguatan.

Dalam pengutan ini diperlukan proses yang berulang kali oleh anak sesuai
dengan situasi dan kondisi. Anak akan merespon sesuatu yang dikatakan, apabila hal
tersebut tentunya benar akan direspon kembali oleh orang sekitarnya atau guru
dengan penguatan-penguatan tertentu.

BAB III

15
Ibid., Hal. 33.

xi
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

KesimpulanTeori kognitif pada hakekatnya menjelasakan tentang hal-hal


yangberakitan dengan kemampuan manusia dalam memahami segala sesuatuberdasarkan
pengalamannya. Teori ini meyakini bahwa belajar merupakan hasilusaha individu dalam
memaknai pengalaman-pengalamannya yang beradadisekitarnya. Oleh sebab itu, belajar
merupakan proses yang melibatkan individusecara aktif. Hal ini dikarenakan semua
kemampuan mental terlibat secaraoptimal dan menyeluruh. Hal ini tercermin dari cara
berfikir yang digunakandalam menghadapi sebuah situasi, dan hal itu mempengaruhi cara
belajar

Teori belajar Vygotsky merupakan salah satu teori belajar sosial sehinggasangat
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif
terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswadengan siswa dan antara siswa dengan
guru, dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah

B. SARAN

Kami menyadari makalah yang kami buat ini tentunya masih sangat banyak sekali
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna .Oleh sebab itu ,saran dan kritikan yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini,dan dengan harapan bisa
membuat kami lebih bnyak belajar lagi tentunya

DAFTAR PUSTAKA

xii
Agustiani Hendra. 2006. Psikologi Perkembangan, Bandung, PT Refika Aditama.
Gunardi Sukmo,dkk. Psikologi Pendidikan. Makassar: CV .Tohar Media.
Hergenhahn B.R, dkk. 2010. Theories of Learning ( Teori Belajar), Jakarta: Pernada Media
Group.

King Laura A. 2006. Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif, (Terj Deresi Opi
Perdana Yanti), cet. 1. Jakarta: Selemba Humanika.

Nevid Jeffrey S. 2021. Perkembangan Anak .NUSAMEDIA.


S Loward. 2006. Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, Jakarta: Erlangga.

Wiliam Crain. 2008. Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Kencana.

W Santrock John. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya.

xiii

Anda mungkin juga menyukai