Disusun Oleh
Indah Puspasari(2212034)
Sutinah ( 2212045 )
FAKULTAS TARBIYAH
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi perkembangan sebagai salah satu turunan dari disiplin
ilmuPsikologi, memiliki ruang lingkup kajian yang sangat rinci. Aspek kajian
yangmasuk dalam psikologi perkembangan diantarannya perkembangan
fisik,perkembangan kognitif, perkembangan sosial, perkembangan emosional
danspiritual. Aspek-aspek tersebut terorganisir dan bergantung antara satu
danlainnya dalam perkembangan manusia mulai dari kandungan hingga lanjut
usia.Tulisan ini akan membahas perkembangan kognitif anak dan
relevansinyadengan kajian pendidikan anak, utamanya dalam pembelajaran di
Sekolah Dasar.
Teori perkembangan kognitif Jean Piaget membahas munculnya dan
diperolehnyaskema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam
tahapan-tahapanperkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam
merepresentasikan informasi secaramental.
Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti tidak seperti
teori nativisme(yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan
pengetahuan dan kemampuanbawaan), Piaget berpendapat bahwa kita membangun
kemampuan kognitif kita melalui tindakanyang termotivasi dengan sendirinya
terhadap lingkungan.Piaget berpikir sebagaimana tubuh fisik kitamemiliki struktur
yang memampukan kita beradaptasi dengan dunia
Lev Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognitif dan bahasa anak-
anak tidakberkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa. Vygotsky adalah
pengagum Piaget. Walaupunsetuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif
terjadi secara bertahap dan dicirikan dengangaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi
Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anakmenjelajahi dunianya
sendiri dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri.
Teori Vygotskymenawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai
sesuatu yang tidak terpisahkan darikegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky
menekankan bagaimana proses-proses perkembanganmental seperti ingatan,
ii
perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan
masyarakat seperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Tetapi menurut piaget, ini adalah peroses yang lambat, karena skemata baru itu
selalu berkembang dari skemata yang sudah ada sebelumnya. Dengan cara ini,
1
Laura A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif (Jakarta: Selemba Humartika, 2006),
Hal. 152.
2
Loward S. Friedman & Miriam W. Schuctack, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern (Jakarta:
Erlangga, 2006), Hal. 259.
3
B.R. Hergenhanh & Matthew H. Olshon, Theories of Learning (Teori Belajar) ,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Hal. 313.
iv
pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksi anak mampu
memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengekspolrasi
kemungkinan akibatnya.
Jean Piaget lahir di Neuchatel, sebuag kota kecil di Swiss. Piaget memulai
karirnya sebagai seorang ahli biologi, khusunya tentang mollisca (kerrang-kerangan).
Namun, ketertarikannya pada ilmu pengetahuan dan sejarah ilmu segera diikuti
dengan ketertarikannya pada keoeng. Karen di semakin larut dalam penyelidikan
bagaimana proses pikiran yang bekerja dalam sains, akhirnya dia tertarik pula
menyelidiki apa sesungguhnya pikiran itu, khususnya tahap -tahap perkembangannya.
Bidang ini dsebutnya dengan epistemology genetic yang berarti studi tentang
perkembangan pengetahuan manusia. Selajutnya Piaget memutuskan untuk
mempelajari anak pada tahun 1920 ketika bekerja di Laboratorium Binet di Paris.5
4
Ibid., Hal. 325.
5
Wiliam Crain, Teori Perkembangan Konsep dan AplikasI (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
Hal. 168.
6
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2008), Hal. 46.
v
Sebagai contoh, seorang anak tahu bagaimana cara memegang mainannya dan
membawa mainan itu ke mulutnya. Dia dengan mudah membawakan skema ini. Lalu
Ketika dia bertemu dengan benda lain. Katakanlah jam tangan ayahnya, dia dengan
mudah dapat menerapkan skema “ambil dan bawa ke dalam mulut’ terhadap benda
lain tersebut. Peristiwa ini oleh Piaget di sebut dengan asimilasi, yakni
pengasimilasian objek baru kepada skema lain.
Ketika anak tadi bertemu lagi dengan benda lain,misalnya sebuah bola, dia akan
tetap menerapkan skema ”ambil dan bawa ke mulut”. Tentu skema ini tidak akan
berlangsung dengan baik, karena bendanya sudah jauh berbeda. Oleh karena itu,
skema pun harus menyesuaikan diri dengan objek yang baru. Peristiwa ini disebut
dengan akomodasi, yakni pengakomodasian skema lama terhadap objek baru.
Asimilasi dan akomodasi adalah dua bentuk adaptasi, istilah Piaget yang disebut
dengan pembelajaran. Cara kerja asimilasi dan akomodasi bertugas menyeimbangkan
struktur pikiran dengan lingkungan, menciptakan porsi yang sama di antara
keduannya. Jika keseimbangan ini terjadi, maka tercapainya pada suatu keadaan ideal
atau equaliblirium.Dalam penelitiannya pada anak-anak, Piaget mencatat adanya
periode di mana asimiliasi lebih dominan, atau akomodasi yang lebih dominan, dan di
mana keduanya mengalami keseimbangan.
Jean Peaget merupakan salah satu ahli psikologi yang meneliti dan
merumuskan tentang teori perkembangan kognitif dan yang mengungkap tahapan
perkembangan kognitif.7 8
Semua perubahan fisik yang membawa implikasi perubahan emosional
tersebut makin dirumitkan oleh fakta bahwa imdividu juga sedang mengalami
perubahan kognitif. Perubahan dalam kemampuan berfikir yang di unglapkan oleh
Piaget sebagai tahap berakhir yang disebut sebagai tahap formal operation dalam
perkembangan kognitifnya.9
7
Sukmo Gunardi dkk, Psikologi Pendidikan, Makassar: CV.Tohar Media, 2019, Hal. 27.
8
9
Hendra Agustiani, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Refika Aditama, 2006, Hal. 31.
vi
Tahap- tahap Piagetian
Di usia antara satu samapi empat bulan, seorang bayi mengandalkan reaksi sirkular
primer, yaitu tindakan atau Gerakan yang ia buat sebagai respons dari Tindakan sebagai
respons dari tindakan sebelumnya dengan bentuk yang sama. Di usia empat samapai dua
belas bulan, bayi beralih pada reaksi sirkular sekunder yang berisi Tindakan-tindakan
yang berusaha terlibat dengan lingkungan sekitar.
Dia berusaha mempelajari “procedure dan cara kerja” sesuatu yang dapat
menyenangkan hatinya dan mengusahakannya agar terus bertahan. Dengan cara ini, dia
mulai belajar mengingat objek secara permanen. Ini adalah kemampuan untuk mengingat,
artinya kalau anda tidak dapat melihat sesuatu, bukan berarti sesuatu yang hilang. Di usia
dua belas sampai dua puluh empat bulan, anak-anak menggunakan reaksi sirkular tersier,
yaitu mempertahankan hal-hal yang menarik, akan tetapi dengan variasi yang lebih tetap.
Ketika seorang bayi berusia satu setengah tahun, bayi tersebut mengalami perkembangan
representasi mental, yaitu kemampuan mempertahankan citraan dalam pikirannya untuk
jangka waktu yang lebih lama. Sebagai contohnya, bayi dapat terlibat dalam apa yang
disebut imitasi yang tertunda, seperti memasang mimik jengkel setelah melihat seseorang
sejam sebelumnya. Dia juga dapat menggunakan kombinasi mental tertentu untuk
menyelsaikan persoalan yang sederhana, seperti menggunakan mainanya untuk membuka
pintu. Dia juga memiliki pertimbangan yang cukup baik.
Menjelang akhir tahun ini, bayi menunjukkan pola sensorimotor yang lebih kompleks.
Piaget percaya bahwa pencapaian kognitif yang penting di usia bayi adalah object
10
Nur Saqinah Galugu, Psikologi Pendidikan, Makasar. CV.Tohar Media,2019. Hal. 30.
vii
permanence yang berarti bahwa pemahaman objek dan kejadian terus eksis bahkan ketika
objek dan kejadian itu tidak dapat dilihat, di dengar dan disentuh. Pencapaian kedua adalah
realisasi bertahap, bahwa ada perbedaan atau batas antara diri dan lingkungan sekitar.
Menjelang akhir periode sensorimotor, anak bisa membedakan antara dirinya dan dunia
akhirnya menyadari bhwwa objek tetap ada dari waktu ke waktu.
Tahap pra-operasional. Tahap ini berlangsung mulaai dari usia 2 tahuan sampai tujuh
tahun. Tahap ini adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis. Tetapi tidak melibatkan
pemikiran operasional. Tahap ini lebih bersifat egosentris dan intuitis. Pemikiran pra-
operasional terdiri dari dua sub tahap, yaitu tahap fungsi simbolis dan tahap pemikiran
intuitif. Sub- tahap fungsi simbolis terjadi di usia dua sampai empat tahun. Dalam sub tahap
ini, anak kecil secara mental mulai memppresentasikan objek yang tidak hadir. Ini unutk
memperluas mental ana hingga mencangkup dimensi-dimensi baru. Perkembangan bahasa
yang mulai berkembang dan kemunculan sikap bermain adalah contoh dari peningkatan
pemikiran fungsi simbolis.11
Anak kecil mulai mencoret-coret gambar oraang, rumah,mobil, awan dan benda lain
di dunia ini. Dalam imajinasi mereka, matahari warnanya biru, langit berwarna hijau dan
mobil melayang di awan. Simbolisme yang sederhana tapi kuat, tidak berbeda dengan lukisan
abstrak. Di usia sekolah dasar, lukisan anak, menjadi semakin realitas, rapi dan persis.
Matahari berwarna kuning, langit berwarna biru dan mobil berada di jalanan. Pemikiran pra-
operasional masih mengandung dunia keterbatasan, yaitu egosentris dan animisme.
Egosentris adalah ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif milik sendiri
dengan perspektif orang lain. Piaget dan Barber Inhelder mempelajari egosentris anak dengan
memberikan tugas gunung.
11
Ibid., Hal. 31.
viii
Lev Vitgotsky adalah ahli psikologi kebangsaan Rusia Yang Merupakan
pengagum Jean Peaget. Lev Vigotsky setuju dengan Peaget terkait perkembangan
kognitif bahwasanya terjadi bertahap dan memiliki pemikiran yang berbeda-beda
akan tetapi tidak setuju dengan pandangan dari Jean Peaget bahwa batin dan dunia
seorang anak akan terbentuk dari gambaran realitanya sendiri.Pandangan Lev
Vigotsky terhadap perkembangan anak bahwa dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan
budaya dengan pendekatan konstruktivis yang disebut konstruktivis sosial. Ada
perbedaan pemikiran dengan Piaget dimana Vygotsky memiliki anggapan bahwa anak
beperan aktif dalam menyalurkan pengetahuannya dalam konteks sosial. Anak secara
mandiri dapat berinteraksi dengan keluarga, sahabat, komunitas dan masyarakat atau
orang sekitar.12
12
Ibid., Hal. 32.
ix
Vigotsky mengembangkan teori perkembangan kognitif yang menekankan
peran budaya sebagai kerangka tempat berkembangnya pemahaman anak atas dunia.
Menurut Vigotsky, anak-anak terlahir sebagai lembaran budaya yang kosong . Mereka
harus mempelajari keterampilan, nilai-nilai, dan perilaku yang dijunjung oleh budaya
bersangkutan .
Para pengikut Vigotsky percaya bahwa orang tua dan pendidik sebaiknya
menggunkan teknik sca olding untuk membantu anak memperoleh keterampilan baru.
Dalam scaffolding (penopangan), orang tua atau pengajar menyesuaikan tingkat dan
jenis pengajaran sesuai dengan tingkat kemampuan atau pengetahuan anak saat ini.
Sebagai contoh, dalam kegiatan membaca buku bergambar masa dini, orang tua dari
seorang anak yang berusia -12 bulan akan membaca buku dengan suara keras sambil
13
Sukmo Gunardi.dkk. Psikologi Pendidikan. Makasar.CV .Tohar Media. Hal. 32.
14
Jeffrey S.Nevid. Perkembangan Anak. NUSAMEDIA. 2021, Hal. 69-70.
x
menunjukkan ke gambar. Pada anak berusia -15 atau 18 bulan, orang tua bisa
mengidentifikasi subjek didalam gambar.
Dalam pengutan ini diperlukan proses yang berulang kali oleh anak sesuai
dengan situasi dan kondisi. Anak akan merespon sesuatu yang dikatakan, apabila hal
tersebut tentunya benar akan direspon kembali oleh orang sekitarnya atau guru
dengan penguatan-penguatan tertentu.
BAB III
15
Ibid., Hal. 33.
xi
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Teori belajar Vygotsky merupakan salah satu teori belajar sosial sehinggasangat
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif
terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswadengan siswa dan antara siswa dengan
guru, dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah
B. SARAN
Kami menyadari makalah yang kami buat ini tentunya masih sangat banyak sekali
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna .Oleh sebab itu ,saran dan kritikan yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini,dan dengan harapan bisa
membuat kami lebih bnyak belajar lagi tentunya
DAFTAR PUSTAKA
xii
Agustiani Hendra. 2006. Psikologi Perkembangan, Bandung, PT Refika Aditama.
Gunardi Sukmo,dkk. Psikologi Pendidikan. Makassar: CV .Tohar Media.
Hergenhahn B.R, dkk. 2010. Theories of Learning ( Teori Belajar), Jakarta: Pernada Media
Group.
King Laura A. 2006. Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif, (Terj Deresi Opi
Perdana Yanti), cet. 1. Jakarta: Selemba Humanika.
Wiliam Crain. 2008. Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Kencana.
W Santrock John. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
xiii