Anda di halaman 1dari 8

Riwayat Hidup Jean Piaget

Jean Piaget adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal
karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan kognitifnya. Menurut Ernst
von Glasersfeld, Jean Piaget adalah juga "perintis besar dalam teori konstruktivis tentang
pengetahuan".
Jean Piaget lahir tanggal 09 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss dan meninggal di tahun 1980. Piaget
mengidolakan ayahnya yang seorang akademisi akan tetapi takut pada ibunya yang sedikit
menderita gangguan emosi. Kondisi ibunya yang demikian menjadi salah satu faktor pendukung
yang memengaruhi Piaget di kemudian hari untuk mempelajari psikologi. Akan tetapi, bidang
keilmuan yang awalnya dipelajari oleh Piaget adalah biologi. Ketertarikan Piaget pada biologi
diawali ketika berumur 11 tahun. Piaget memublikasikan satu artikel tentang burung gereja dan
pada umur 15-18 tahun memublikasikan sejumlah artikel tentang kerang.
Di tahun 1918, Piaget menerbitkan novel intelektual, Recherché. Teks yang berpengaruh ini
menunjukkan program penelitian Piaget. Dalam tulisan itu, ia menyatakan bahwa sains bersifat
faktual dan agama bersifat sarat nilai. Piaget memperoleh jabatan pertamanya di Neuchatel pada
1925, lalu pindah untuk menetap di Universitas Geneva dari tahun 1929 sampai seterusnya. Ia
ditunjuk menjadi Direktur International Bureau of Education pada tahun yang sama dan kemudian
menjadi Direktur International Center for Genetic Epistemology pada 1955. Ia meraih gelar
kehormatan pertama dari Universitas Harvard pada 1963 diikuti lebih dari empat puluh gelar
kehormatan termasuk Erasmus Prize pada 1972. Piaget tetap berkarya setelah pensiun tahun 1971
dengan menulis buku tentang epistemologi konstruktivis.

Karya-karya Besar Piaget adalah:


Introduction a I Epistemologie Genetique
Adapun karya-karya yang lain meliputi:
Mathematical Epistemology and Psychology
Sedangkan karya-karya utama Piaget tentang pendidikan ialah :
The Moral Judgment of the Child

Piaget merupakan psikolog abad ke-20 yang sangat berpengaruh. Di tahun 1921, Piaget melakukan
riset tentang bagaimana cara peserta didik pada jenjang sekolah dasar memberi alasan. Itulah
mengapa Piaget tidak tertarik dengan jawaban benar atau salah dalam tes intelegensi yang
dilakukan Simon Binet terhadap anak-anak. Ketertarikan Piaget pada bagaimana cara anak
beralasan merupakan keniscayaan bahwa Piaget memfokuskan studinya pada psikologi intelegen
(kognitif). Adapun “tradisi perkembangan kognitif” yang dapat disebut sebagai “perkembangan
struktural,” ditemukan dalam karya-karya Jean Piaget di tahun 1947 dan 1970. Pendekatan
“kognitif” atau “struktural” menekankan sifat aktif otak anak-anak ketika sadar untuk membangun
dan mengelola struktur pikiran dan tindakan. Premis dasarnya adalah bahwa semua pengetahuan
dibangun. Pendekatan kognitif ini mengidentifikasi serangkaian struktur yang terorganisir
kemudian diubah dalam urutan yang runtut ketika seseorang membangun proses kognitif yang
semakin berguna dan komplek melalui interaksi dengan lingkungan.
Salah satu aspek penting dari warisan psikologi Piaget terkait dengan teori perkembangan ialah
adanya teori perkembangan Piaget yang terus dikembangkan oleh Neo-Piagetian.48 Berdasarkan
kesimpulan Robbie Case (1992) yang dikutip oleh R. Murray dan Thomas, sikap ilmiah Neo-
Piagetian terhadap pemikiran Piaget terbagi menjadi tiga. Pertama, kelompok yang mengikuti atau
setuju dengan postulat-postulat dalam teori Piaget. Kedua, kelompok yang memilah dan
mengembangkan postulat-postulat Piaget. Ketiga, kelompok yang mengubah sistem klasik para
pengikut Piaget.
Salah satu karya Piaget yang paling berpengaruh di bidang perkembangan sosial dan moral adalah
The Moral Judgment of Child. Ditulis pada 1932, antara dua perang dunia, ini adalah karya
monumentalnya di bidang psikologi perkembangan.

❖ Buah pikiran yang dikemukakan oleh Jean Piaget :

Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektualnya yang menyeluruh, yang
mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi & psikologis (perkembangan jiwa). Piaget
menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap lingkungan.
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan bagaimana anak
beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya.
Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan
berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya
tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mentalnya
(Jarvis, M., 2000). Perlu diketahui bahwa Jean Piaget adalah seorang psikolog yang berasal dari
Swiss yang mempelajari anak-anak di awal abad ke-20. Teorinya membahas perkembangan
intelektual atau kognitif, yang diterbitkan pada tahun 1936, dan masih digunakan hingga saat ini.

Menurut Piaget (dalam Wilis, R., 2011), anak dilahirkan dengan beberapa skemata
sensorimotor, yang memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya.
Pengalaman awal si anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya
kejadian yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan
karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi melalui pengalaman
yang dialami anak, skemata awal ini dimodifikasi.

Setiap pengalaman mengandung elemen unik yang harus di akomodasi oleh struktur kognitif
anak (Matt Jarvis, 2000). Melalui interaksi dengan lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan
memungkinkan perkembangan pengalaman terus-menerus. Menurut Piaget menyatakan bahwa
pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan akan
terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan kejadian potensial dan mampu
secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya.
“Perkembangan kognitif anak mengacu pada proses mengingat, pengambilan keputusan, dan
pemecahan masalah. Perkembangan ini bisa berbeda-beda pada tiap anak. Psikolog J. Piaget
membagi perkembangan kognitif anak pada empat tahap berdasarkan usia anak.”

Faktor yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif menurut Jean Piaget, yaitu :
1. Fisik
2. Kematangan
3. Pengaruh sosial
4. Proses pengaturan diri ( ekuilibrasi )

Aspek Intelegensi Jean Piaget Menurut Piaget, inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda
yaitu
1. Struktur (skemata atau schemas)
2. Isi ( Content )
3. Fungsi ( Fungtions)
Pertumbuhan atau perkembangan kognitif terjadi melalui tiga proses yang saling berhubungan
yaitu proses :
1. Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi
konsep atau pengalaman ke dalam skema atau pola yang sudah ada didalam pikirannya.
Menurut Wadsworth asimilasi tidak menyebabkan perubahan skema. Misalnya seorang anak
memilki konsep menganai lembu. Dalam pikiran anak itu , ada skema lembu. Mungkin
dalam skema anak itu bahwa lembu binatang yang berkaki empat, berwarna putih dan makan
rumput. Skema itu terjadi pada saat anak itu pertama kali melihat lembu tetangganya yang
memang berkaki empat dan berwarna putih dan sedang makan rumput. Dalam perjalanan
hidupnya anak itu bertemu dengan macam-macam lembu yang lain, berwarna lain dan tidak
sedang makan rumput tapi sedang menarik gerobak. Berhadapan dengan pengalaman yang
lain itu, anak memperkembangkan skema awalnya menjadi : lembu itu binatang berkaki
empat, berwarna putih atau kelabu, makannya rumput dan menarik gerobak.
2. Akomodasi
Dapat terjadi bahwa dalam menghadapi rangsangan atau alama yang baru, seseorang
tidak dapat mengasimilasikan pengalam yang baru itu dengan skema yang dimiliki. Hal ini
terjadi karena pengalaman yang baru itu tidak cocok dengan skema tyang telah ada. Dalam
keadaan ini seseorang tersebut dapat mengadakan akomodasi. Ia dapat melakukan dua hal :
(1) Membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru atau (2)
Memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsagan itu. Misalnya seorang
anak mempunyai suatu skema bahwa semua benda padat dapat tenggelam di air. Skema ini
didapat dari abstraksinya terhadap pengalamannya terhadap benda-benda yang dimasukkan
ke dalam air. Suatu hari ia melihat beberapa benda padat yang terapung di atas sungai . Ia
merasakan bahwa skema lamanya tidak cocok lagi. Ia mengalami konflik dalam pikirannya.
Ia harus mengahadpi perubahan skema lama dengan dengan membentuk skema baru yang
berisi : tidak semua benda padat dapat tenggelam di air.
3. Ekuilibrasi
Dalam perkembangan kognitif diperlukan kesetimbangan antara asimilasi dan
akomodasi. Proses itu disebut equilibrium yaitu pengaturan mekanis yang perlu untuk
mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Disekuilibrium adalah keadaan
tidak seimbang antara asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi adalah proses bergerak dari
keadaan disekuilibrasi ke ekuilibrium. Proses tersebut berjalan terus dalam diri seseorang
melalui asimilasi dan akomodasi. Ekulibrium dapat membuat seseorang menyatukan
pengalaman luar dengan struktur dalamnya atau skema.

Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget, pikiran anak-anak dibentuk bukan oleh
ajaran orang dewasa atau pengaruh lingkungan lainnya. Anak-anak memang harus berinteraksi
dengan lingkungan untuk berkembang, namun merekalah yang membangun struktur-struktur
kognitif baru dalam dirinya. Piaget juga yakin bahwa individu melalui empat tahap dalam
memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berfikir yang
khas/berbeda.
Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget adalah sebagai berikut:
Melansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menurut J. Piaget, awal masa remaja
terjadi transformasi kognitif yang besar menuju cara berpikir yang lebih abstrak, konseptual, dan
berorientasi ke masa depan (future oriented). Remaja mulai menunjukkan minat dan kemampuan
di bidang tulisan, seni, musik, olahraga, dan keagamaan.

Teori Piaget berfokus pada anak-anak, mulai dari lahir hingga remaja, dan menjelaskan
berbagai tahap perkembangan, termasuk bahasa, moral, memori, dan pemikiran.

Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan
berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya
tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental.

Ada 4 tahapan perkembangan anak menurut Piaget :

1. Tahap Sensorimotor (Usia 18 - 24 bulan)

Tahap sensorimotor adalah yang pertama dari empat tahap dalam teori Piaget mengenai
perkembangan kognitif anak Piaget. Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman
tentang dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan
motorik (menggapai, menyentuh).

Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah pemahaman bahwa ada objek dan
peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya sendiri. Misalnya, jika ibu meletakkan
mainan di bawah selimut, anak tahu bahwa main yang biasanya ada (dia lihat) kini tidak terlihat
(hilang), dan anak secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini, anak berperilaku seolah
mainan itu hilang begitu saja.

2. Tahap Praoperasional (Usia 2 - 7 Tahun)

Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun. Selama periode
ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif. Artinya,
anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide
atau pikiran.

Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi
dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. Selama akhir
tahap ini, anak secara mental bisa merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau
tanda), dan terlibat dalam permainan simbolik.

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 - 11 Tahun)

Perkembangan kognitif anak di tahap ini berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan
ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Piaget menganggap
tahap konkret sebagai titik balik utama dalam perkembangan kognitif anak, karena menandai
awal pemikiran logis.

Pada tahapan ini, Si Kecil cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran
logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik. Anak mulai menunjukkan
kemampuan konservasi (jumlah, luas, volume, orientasi). Meskipun anak bisa memecahkan
masalah dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis.

4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)

Perkembangan kognitif anak menurut tahap terakhir menurut Piaget dimulai sekitar usia
12 tahun dan berlangsung hingga dewasa.

Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara
abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi
konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan
penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu. Nah, itulah tahapan teori
Piaget mengenai perkembangan kogntif anak.

Piaget percaya, bahwa kita semua melalui keempat tahap tersebut, meskipun mungkin setiap
tahap dilalui dalam usia berbeda. Setiap tahap dimasuki ketika otak kita sudah cukup matang untuk
memungkinkan logika jenis baru atau operasi (Matt Jarvis, 2011:148). Semua manusia melalui
setiap tingkat, tetapi dengan kecepatan yang berbeda, jadi mungkin saja seorang anak yang
berumur 6 tahun berada pada tingkat operasional konkrit, sedangkan ada seorang anak yang
berumur 8 tahun masih pada tingkat pra-operasional dalam cara berfikir. Namun urutan
perkembangan intelektual sama untuk semua anak, struktur untuk tingkat sebelumnya terintegrasi
dan termasuk sebagai bagian dari tingkat-tingkat berikutnya

Tingkatan perkembangan intelektual manusia mempengaruhi kedewasaan, pengalaman fisik,


pengalaman logika, transmisi sosial dan pengaturan sendiri. Teori Piaget jelas sangat relevan
dalam proses perkembangan kognitif anak, karena dengan menggunakan teori ini, manusia dapat
mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak di levelnya.
Dengan demikian bila dikaitkan dengan pembelajaran kita bisa memberikan perlakuan yang tepat
bagi anak, misalnya dalam memilih cara penyampaian materi bagi siswa sesuai dengan tahap
perkembangan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh anak.

Pandangan Jean Piaget terhadap Pendidikan Anak Usia Dini


Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian
besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan
lingkungannya. Seorang anak berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan
persoalan yang harus ditanggapinya secara kognitif (mental). Untuk itu, setiap anak harus
mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan
menginterpretasikan pengalamanpengalaman tersebut. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang
anak akan terbentuk dan selalu berkembang. Proses tersebut meliputi: 1. Skema/skemata adalah
struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan
mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Erawati dkk menambahkan penjelasan Skemata
yaitu potensi umum untuk melakukan serangkaian tingkah laku (2008:69). dalam Baharuddin
dijelaskan (2008:118) secara sederhana skemata dapat dipandang sebagai kumpulan konsep atau
kategori yang digunakan individu ketika ia berinteraksi dengan lingkungan. 2. Asimilasi
sebagaimana Baharuddin dkk menjelaskan (2008:119) merupakan proses kognitif dan penyerapan
pengalaman baru ketika seorang anak memadukan stimulus atau persepasi kedalam skema atau
perilaku yang sudah ada. 3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep
awal sudah tidak cocok lagi. Menurut Muhibbin (1995:67) akomodasi adalah akomodasi antara
skema yang digunakan dengan lingkungan yang direspon sebagai hasil ketetapan akomodasi. 4.
Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat
menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata). Dalam Georgia (1980:254) The
Process of equilibration. Piaget adds the process equilibration which guides learning. Equilibration
is a how the person organizes pieces of information into a noncontradictory system of knowladge.it
does not reasult form what a person sess, rather, it helps the person understand what be or she sees.
with this inherited capability called equilibration, the individual gradually constructs inferences
about how things in the world must be. Proses perkembangan intelektual seseorang berjalan dari
disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi, proses ini mengatur
bagaimana potongan informasi seseorang masuk ke dalam sistem yang tidak bertentangan. Dalam
proses asimilasi dan akomodasi dapat dilukiskan pada bagan berikut ini : Salah satu contoh
perubahan skemata yang melalui asimilasi, akomodasi dan equalibrasi adalah tatkala mempunyai
pengalaman skemata yang tidak konsisten dengan skema yang ia miliki sebelumnya, maka skema
tersebut cenderung berubah untuk mengakomodasi input baru, sebagai contoh Asimilasi anak usia
5 tahun yang mempunyai skema bahwa benda yang ringan akan mengapung dan benda berat akan
tenggelam. Anak diperintah membuat prediksi antara sebatang balok besar dan sebatang logam
yang kecil yang sama-sama dilempar ke air. Asimilasi awal anak bahwa benda yang besar akan
tenggelam dan yang kecil akan terapung, namun ketika hal tersebut diulang beberapa kali dan
ternyata justru yang kecil yang tenggelam dan yang besar yang terapung membuat prediksi anak
tersebut keliru, dan skema yang awalnya dimiliki anak tersebut sulit untuk dipertahankan. Dan
secara bertahap seiring dengan pengalamannya maka iapun mulai sampai pada skema baru namun
lebih akurat yaitu bahwa benda yang memiliki kerapatan rendah akan mengapung dan yang
memiliki kerapatan tinggi akan tenggelam.

Pelaksanaan pembelajaran PAUD menurut Jean Piaget


Jean piaget merupakan salah satu tokoh psikologi kognitif . Menurut teorinya terdapat 4
perkembangan kognitif pada pertumbuhan anak berdasarkan usia dan kemampuan kognitifnya.
Yaitu tahap sensori motor (0-2 tahun), tahap praoperasioanl (2-7 tahun), operasional konkret (7-
11 tahun) dan operasional formal (11-dewasa). Lalu pada anak usia dini, termasuk pada tahap
apakah mereka? Bagi kalian, anak usia dini itu merupakan mereka yang berumur berapa tahun?
Anak usia dini mereka yang berumur dari 0-6 tahun. Seorang anak usia dini masuk pada tahap
sensori motor dan tahap praoperasional. Namun, dalam PAUD anak masuk pada tahap
praoperasional. Pada tahap praoperasional ini, anak sudah mampu untuk mengambarkan dunianya
melalui kata-kata dan gambar.pada tahap ini anak cenderung egosentris, dia tidak mampu untuk
memahami orang lain, bagi mereka dunia hanya terpusat kepada mereka, sehingga siapapun harus
sama dan mengikuti mereka, karena bagi mereka dirinya adalah pusatnya. Mereka kesulitan untuk
memahami orang lain.
Pada tahap ini anak sudah memasuki pendidikan anak usia dini (PAUD) seorang guru harus
mampu memahami karakteristik setiap anak yang mungkin akan berbeda-beda. Lalu bagaimana
teori piaget ini dapat kita terapkan dalam pendidikan terutama pada pendidikan anak usia dini.
Terdapat beberapa penerapan teori piaget dalam pendidikan anak usia dini:
1. Gunakan pendekatan konstruktif. Apa sih konstruktif itu? Konstruktif ialah proses membangun
pehaman melalui pengalaman sendiri. Sebagai seorang guru kita harus bisa mengambil perhatian
anak. Biarkan anak mencari tau sendiri suatu pemahamannya melalui pengalaman dia sendiri.
Seperti, bagi anak kursi itu berkaki 4, mereka tidak mengetahu jika kursi ada juga yang berkaki 1.
Jika ada kursi yang berkaki 1, pasti anak tidak akan menyebut itu kursi, karena bagi mereka kursi
berkaki 4, kita harus beri pemahaman pada anak bahwa kursi itu ada juga yang berkaki 1, kemudian
biarkan anak untuk menaiki kursi itu, jika mereka sudah naik ke kursi itu, mereka akan berpikir
jika memang kursi ini ada juga yang berkaki 1, jadi mereka membangun pengalamannya melalui
pengalaman mereka sendiri. Melakukan pembelajaran fasilitatif daripada pembelajaran langsung.
Tidak mungkin seorang anak usia dini kita berikan pembelajaran seperti seorang anak SMA, yang
gurunya hanya menerangkan, membacakan dan kemudian menyuruh untuk mengerjakan. Anak
usia dini tidak akan bisa duduk tenang jika seorang guru melakukan pembelajaran secara monoton.
Seorang guru harus bisa mengambil perhatian muridnya, bisa saja kita melakukan pembelajaran
sambil bermain, atau kembali lagi ke cara yang pertama yaitu, biarkan anak membangun
pemahamannya melalui pengalamannya sendiri, seorang guru bisa menjadi pendukung dalam
kegiatan pembelajaran anak. Yang tidak hanya menjelaskan secara monoton pada kertas. Karna
itu akan membuat anak bosan dan malas untuk belajar.
3. Pertimbangkan pengetahuan anak dan tingkat pemikiran anak. Seorang guru harus bisa
mempertimbangkan kemampuan setiap anak dalam menerima materi pembelajaran. Tidak
mungkin anak usia dini kita beri pembelajaran untuk anak kelas 3 SD, karena pola berpikir mereka
sudah berbeda. Kemampuan mereka untuk menerima materi juga berbeda. Anak pada tahap
praoperasional ini belum mampu menerima contoh-contoh yang abstrak, yang artinya kita hanya
menyebutkan contohnya tanpa memberikan secara nyata contoh didepan mata anak. Misalnya, jika
seorang guru ingin menjelaskan tentang alat transportasi, guru hanya menjelaskan contohnya
seperti bis dan mobil, tapi guru tidak memberikan contoh gambarnya seperti apa, tingkat
kemampuan berpikir mereka tidak mampu untuk menerima contoh-contoh yang abstrak, guru
harus memberikan contoh yang nyata, walau hanya secara gambar.
4. Gunakan penilaian yang berkesinambungan. Mengapa kita perlu melakukan penilaian yang
secara berkesinambungan? Karena perkembangan dan kemampuan seseorang itu akan terus
berjalan. Kita jika hanya menilai pada hari ini saja, sedangkan pada hari ini seorang anak sedang
tidak bersemangat karena suatu hal, sehingga dia kurang mampu dalam sebuah kegiatan, namun
pada hari-hari sebelumnya, anak itu sangat bersemangat, seorang guru jangan hanya menilai pada
satu hari saja, karena itu tidak adil. Guru harus melakukan penialaian yang berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai