Anda di halaman 1dari 38

Hadits pendidikan

HR Tirmidzi
6262 -



: ] [
2646. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami,
dari Al A'masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa saja yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memberikan
kepadanya kemudahan jalan menuju surga. " Shahih: Ibnu Majah (225) dan Muslim.
Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan."

HR Ibnu Majah
662 -





[ ]
) ( . )( . )( [
) ( . )( .
. ]

] [ :

HR Muslim
3. Berkumpul untuk Membaca Al Qur an

.
1897- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, 'Barang siapa
membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya
dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang
berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang
siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.
Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama
muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid {rumah Allah}
untuk membaca Al Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi
para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka dalam kelompok orang-orang yang ada
di sisi-Nya. Barang siapa enggan untuk menolong, maka kerabatnya akan enggan untuk
menolongnya." {Muslim 8/71}




Syariat Islam telah menerangkan jalan yang sangat jelas dan terang. Tiada kewajiban atas kaum muslimin
kecuali hanya sekedar mengikuti jalan Islam, mencontoh dan menjalankan tuntunannya. Karena jelasnya
jalan Islam ini, sehingga Allah Jalla wa Azza memerintah Nabi-Nya untuk menyatakan kepada manusia apa
yang tertera dalam firman-Nya,
Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah ke (jalan) Allah
dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik. (QS.
Yusuf : 108)
Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab
itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab
itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang
dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. Al-Ma`idah : 15-16)
Dan Allah Jalla fii Ulahu menegaskan,
Dan sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-
jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepada kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al-Anam : 153)
Dan dalam hadits Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu, beliau berkata,


Pada suatu hari Rasulullah shollallahu alaihi wa ala alihi wa sallam menggaris di hadapan kami suatu garis
lalu beliau berkata, Ini adalah jalan Allah. Kemudian beliau menggaris beberapa garis di sebelah kanan
dan kirinya lalu beliau berkata, Ini adalah jalan-jalan, yang di atas setiap jalan ada syaithan menyeru
kepadanya. Kemudian beliau membaca (ayat), Dan sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-
beraikan kalian dari jalan-Nya.[1]
Dan Allah memerintah untuk mengikuti jalan syariat serta melarang dari berpaling kepada selainnya. Dalam
firman-Nya, Allah menegaskan,
Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian dan janganlah kalian mengikuti wali-wali
selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). (QS. Al-Araf : 3)
Kemudian Kami jadikan kalian berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka
ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (QS. Al-
Jatsiyah : 18)
Dan Islam telah menjelaskan kepada kita jalan yang benar dari jalan yang batil dengan penuh kejelasan
tanpa ada setitik kesamaran dan tanpa ada secuil keraguan sehingga tak seorangpun yang menyimpang dan
berpaling dari jalan yang lurus tersebut kecuali akan binasa. Allah Azza Sya`nuhu menyatakan,
Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur`an, (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh) dan
supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. (QS. Al-Anam : 55)
Dan Nabi shollallahu alaihi wa ala alihi wa sallam menegaskan,

Sungguh saya telah meninggalkan kalian di atas suatu yang sangat putih, malamnya sama dengan
siangnya, tidaklah seorangpun menyimpang darinya setelahku kecuali akan binasa. [2]
Dan Rasulullah shollallahu alaihi wa ala alihi wa sallam mengingatkan,

Sesungguhnya tak seorang nabi pun sebelumku, kecuali wajib atasnya untuk menunjukkan kepada
umatnya segala kebaikan yang ia ketahui untuk mereka dan memperingatkan kepada mereka segala
kejelekan yang ia ketahui (akan membahayakan) mereka. [3]

[1] Diriwayatkan oleh Abu Daud Ath-Thoyalisy dalam Musnadnya no. 244, Ath-Thobary dalam Tafsirnya
8/88, Muhammad bin Nashr Al-Marwazy dalam As-Sunnahno.11, Sad bin Manshur dalam Tafsirnya 5/113
no 935, Ahmad 1/435, Ad Darimy 1/78 no 202, An-Nasai dalam Al-Kubro 5/94 no.8364 dan 6/343
no.11174, Ibnu Hibban sebagaimana dalam Al-Ihsan 1/180-181 no.6-7, Al-Hakim dalam Mustadraknya
2/348 dan lain-lainnya. Dan hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany dan Syaikh Muqbil dalam Ash-
Shohih Al-Musnad Mimma Laisa F Ash-Shohihain.
[2] Diriwayatkan oleh Ahmad 4/126, Ibnu Majah no. 5, 43, Ibnu Abi Ashim no. 48-49 dan Al-Hakim 1/96
dari hadits Abu Darda` radhiyallahu anhu. dan dishohihkan oleh Al-Albany dalam Zhilalul Jannah 1/27.
[3] Hadits riwayat Muslim no. 1844, An-Nasa`i 7/152-153 dan Ibnu Majah no. 3956 dari hadits Abdullah bin
Amr bin ash radhiyallahu anhuma.




JALAN KE SYURGA
Agama dengan syariat-syariatnya harus ditaati dan dilaksanakan sepanjang umur hidup manusia.
Manusia juga diharuskan untuk selalunya bermurah hati. Hanya apabila manusia dapat menjalankan
segala hal-hal tersebut dengan penuh maka manusia dapat mencapai Syurga. Mungkinkah kita hidup
kehidupan kita dengan sempurna?
Berapa tekunkah kita sepatutnya menjalankan syariat-syariat agama ataupun berapa banyakkah kita
berkemurahan hati agar dapat masuk ke Syurga? Kami semua telha berdosa; bahkan perbuatan kami
yang terbaik pun kotor dan najis. Kerana dosa kami, kami akan lenyap seperti daun layu diterbangkan
angin.
Adakah tolok ukur yang pasti apabila menjalankan hal-hal tersebut agar kita dapat masuk
Syurga? Tidak ada!
Oleh kerana manusia tidak akan past agar dapat masuk ke Syurga maka banyak orang tinggal keragu-
raguan, dengan kebimbangan dan kegelisahan. Sepanjang zaman orang selalu berdoa kepada Allah agar
ditunjukkan jalan yang harus diikuti manusia agar dapat mencapai Syurga.
Kita semua seperti domba yang sesat, masing-masing mengikut jalan sendiri. Tetapi Allah menjatuhkan
hukuman kepadanya, hukuman yang seharusnya dijatuhkan kepada kita.
"Indinash shiraathal mustaqiim"
Tunjukilah kami jalan yang lurus
4^gu-- EO4O_^-
474-O^- ^g

(Al Fatihah, 1:6)

E_GC^4C -g~-.- W-ONL4`-47
W-O4>- -.- W-EO74--4
gO^O) -Oc4O^- W-)_E_4
O) g)-O):Ec :^UE ]O)U^>
^@)
35. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya,
dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
(Al Maidah, 5:35)
Sudahkah anda menemui jalan itu?
Dalam kitab monumentalnya Fii Zhilalil Quran (Di Bawah Naungan Al-Quran) Sayyid
Quthb rahimahullahmemberikan sub-judul Jalan Islam Sangat Jelas ketika menafsirkan
surah Yusuf ayat 108. Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut:


Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)
kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik".

Ayat ini merupakan perintah Allah kepada para duat ila Allah (para pendawah yang
mengajak manusia ke jalan Allah). Para aktifis dawah Islam diperintahkan Allah agar
memproklamasikan bahwa jalan yang mereka tempuh merupakan jalan yang satu dan
lurus, tidak bengkok sedikitpun, tidak mengandung keraguan atau syubhat apapun.
Manusia yang mereka ajak kepada Allah dan jalan Allah tidak boleh dan tidak akan menjadi
bingung dan kehilangan orientasi karena para penyeru tidak mengajak kecuali kepada jalan
yang satu, lurus dan jelas tersebut. Jalan tersebut merupakan jalan kebenaran abadi yang
telah dilalui oleh para Nabi dan Rasul utusan Allah dari masa ke masa. Dengan seruan
tunggal yakni:Sembahlah Allah semata dan jauhilah Thaghut.


Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An-Nahl ayat 36)

Lalu para aktifis dawah Islam disuruh pula oleh Allah untuk menegaskan bahwa aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang
nyata Mereka tidak akan mengajak manusia menuju Allah bermodalkan sekedar asumsi-
asumsi atau prasangka-prasangka yang tidak jelas. Mereka hanya akan mengajak manusia
menuju Allah dengan hujjah, dalil dan petunjuk yang valid dan bisa dipertanggung-jawabkan
di sisi Allah yang menjadi tujuan seruan mereka itu. Sehingga ketika mengomentari bagian
ini Sayyid Quthb menggambarkan sikap para aktifis dawah Islam sebagai berikut: Kami
berada dalam hidayah dan cahaya Allah. Kami sangat mengenal jalan kami. Kami berjalan di
atasnya dengan penuh kesadaran, pengetahuan dan pengenalan. Kami sama sekali tidak akan sesat,
kemudian mencari-cari petunjuk jalan dan menerka-nerka. Jalan kami adalah jalan yang
meyakinkan, terang dan bercahaya. Mahasuci Allah dari apa-apa yang tidak layak dengan
keagunganNya. Kami memisahkan diri, mengasingkan diri, membedakan diri dari orang-orang
musyrik yang menyekutukan Allah. Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik".

Para dai sepatutnya menegaskan bahwa mereka tidak sama dengan orang-orang musyrik.
Seruan mereka menuju kepada Allah Yang Maha Sempurna. Sedangkan seruan kaum
musyrik menuju kerugian dan kebinasaan. Seruan para dai mengantarkan masyarakat
kepada ajaran Tauhid yang dibawa oleh kafilah panjang para Nabi dan Rasul utusan Allah
Yang Maha Tahu lagi Maha Bijaksana. Sedangkan seruan kaum musyrik berlandaskan
prasangka dan asumsi bikinan manusia yang penuh sifat zalim lagijahil (bodoh alias tidak
berpengetahuan). Seruan para dai mengantarkan masyarakat kepada hakikat
kemerdekaan dimana setiap individu hanya menghamba kepada Allah Yang Maha Tinggi
lagi Maha Mulia. Sedangkan seruan kemusyrikan menyebabkan timbulnya penghambaan
manusia terhadap sesama manusia di dalam masyarakat jahiliyyah.

Selanjutnya Sayyid Quthb menulis: Para dai yang mendawahkan jalan menuju Allah harus
memiliki karakteristik ini. Mereka harus memaklumatkan bahwa mereka suatu ummat yang berbeda
dengan orang-orang yang tidak meyakini aqidah mereka, dan tidak berjalan di jalur mereka, dan
tidak tunduk kepada kepemimpinan mereka.


Sesungguhnya perkara pertama dan utama yang membedakan para dai di jalan Allah
dengan kaum musyrikin ialah pada urusan aqidah serta ideologi. Sebab dari perkara inilah
munculnya sistem dan peradaban yang secara diameteral berbeda dan berseberangan satu
sama lain. Aqidah Tauhid menghasilkan masyarakat Islam dengan karakteristik khusus
dengan kondisi masyarakat khusus serta kepemimpinan Islamiyyah yang bersumber dari
aqidah istimewa tersebut. Sementara kaum musyrikin membentuk masyarakat jahiliyyah
dengan karakteristik khusus serta kondisi masyarakat khusus dan kepemimpinan jahiliyyah
yang bersumber dari ideologi dangkal bikinan manusia yang lemah. Pantaslah bilamana
Allah menggambarkan masyarakat jahiliyyah yang mengandalkan dan menuhankan tuhan-
tuhan selain Allah sebagai masyarakat yang rapuh. Sedemikian rapuh laksana rumah laba-
laba.


Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-
laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba
kalau mereka mengetahui. Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah.
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan
untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (QS Al-Ankabut
ayat 41-43)

Para duat di jalan Allah pada satu sisi tidak cukup hanya mendawahkan pemeluk ideologi
lain agar pindah memeluk Islam, namun pada sisi lain mereka tetap berbaur dan mencair
dalam masyarakat jahiliyyah. Dawah seperti itu tidak bermanfaat dan tidak bernilai. Mereka
mestinya membedakan diri dari masyarakat jahiliyyah dan juga membedakan diri dari
kepemimpinan jahiliyyah.

Sesungguhnya bercampur-baur dan mencairnya mereka dalam masyarakat jahiliyyah dan
tetapnya mereka dalam naungan kepemimpinan jahiliyyah pasti menghilangkan setiap
kekuasaan yang dibawa oleh aqidah Islamiyyah mereka, setiap pengaruh yang mungkin
diciptakan oleh dawah mereka dan setiap daya tarik yang dimiliki oleh dawah mereka.

Selanjutnya Sayyid Quthb menulis: Hakikat ini tidak hanya cocok pada sasaran dawah Nabi
ditengah-tengah kaum musyrikin. Sesungguhnya sasarannya tertuju kepada setiap jahiliyyah yang
mendominasi kehidupan manusia. Jahiliyyah abad ke duapuluh satu tidak berbeda samasekali dari
jahiliyyah-jahiliyyah lainnya sepanjang sejarah, baik dalam norma-normanya yang mendasar
maupun isyarat-isyarat yang dominan.

Orang-orang yang menyangka akan berhasil memetik suatu hasil dengan cara bercampur
baur dengan masyarakat jahiliyyah apalagi mencampur aqidah Tauhid dengan ideologi
jahiliyyah berarti tidak menyadari tabiat jalan yang telah ditempuh oleh para Nabi dan Rasul
utusan Allah. Sejak awal para Nabi dan Rasul telah menyatakan aqidah Tauhid yang
sangat beda dengan kemusyrikan.

Dan kepada kaum `Aad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja. (QS
Huud ayat 50)




Pengertian Ilmu
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia .

Syarat-syarat ilmu

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab
sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah
sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih
dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat
ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang
dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran
objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodisadalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk
menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani Metodos yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk
pada metode ilmiah.
Ads not by this site
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu
harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu
sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab
akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian
sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum
(tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an
(universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah
tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus
tersedia konteks dan tertentu pula.
Ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 acam :
- Ilmu pengetahuan exacta (nyata)
- Ilmu pengetahuan abstrak (tanpa wujud)
Kedua ilmu pengetahuan ini berasal dari penerapan indera. Semua ilmu pengetahuan baik exacta atau yang
abstrak ada jalan untuk mempelajarinya yaitu:
- langsung atau tidak dibutuhkan guru,
- banyak atau sedikit dipergunakan buku,
- dasar pelajaran diletakkan pada kecerdasan otak.

Hasil pelajaran dari ilmu pengetahuan exacta atau nyata yaitu pengertian nyata, sedangkan hasil pelajaran dari
ilmu pengetahuan abstrak yaitu pengertian rohani. Pengertian nyata tentang hukum-hukum alam dapat
menuntun kita menyingkap rahasia alam misalkan tentang bulan, bintang, matahari, planet, atau air, tumbuhan,
dll. Tetapi pengertian rohani tidak mampu menuntun kita untuk mengungkap rahasia rohani atau rahasia
ketuhanan. Pengertian rohani sifatnya adalah mati sedangkan rahasia ketuhanan adalah rahasia yang sifatnya
hidup atau disebut juga Daya Hidup. Mengapa kita katakan bahwa pengertian rohani bersifat mati, artinya
ilmu pengetahuan abstrak sebatas pengertian rohani dalam diri kita itu tidak bisa tumbuh dan tidak bisa
bertambah dengan sendirinya, selain dari diri kita yang berusaha untuk menambahnya dengan :
- banyak membaca
- menambah pelajaran
- mengadakan diskusi dan lain sebagainya.
Dasar-Dasar Ilmu
A. Ontologi
Setelah mengutip beberapa pendapat ahli mengenai pengertian ontologi, Amsal Bakhtiar
menyimpulkan sebagai berikut.
I. Menurut bahasa, ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontos = ada, dan Logos =
Ilmu. Jadi ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
II. Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakekat yang ada, yang
merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani (kongkret) maupun rohani (abstrak).
Dalam pemahaman ontologi, ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut.
1. Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakekat yang berasal dari keseluruhan itu hanyalah satu saja,
tidak mungkin dua. Haruslah satu hakekat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa
materi ataupun berupa rohani. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut denganblock
universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran:
a. Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran yang
sering juga disebut dengan naturalisme beranggapan bahwa zat mati merupakan kenyataan dan
satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya (jiwa dan ruh) tidaklah merupakan
suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan ruh itu hanyalah merupakan akibat saja dari
proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.
Dalam perkembangannya, sebagai aliran yang paling tua, paham ini timbul tenggelam seiring
roda kehidupan manusia yang selalu diwarnai oleh filsafat dan agama. Alasan mengapa aliran ini
dapat berkembang, sehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakekat adalah:
Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanya
dijadikan kebenaran terakhir.
Penemuan-penemuan menunjukkan betapa bergantungnya jiwa pada badan. Oleh sebab
itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani
Dalam sejarahnya, manusia memang bergantung pada benda seperti padi.
b. Idealisme
Idealisme diambil dari kata idea yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan
bahwa hakekat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh atau sejenisnya, yaitu
sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa
hakekat benda adalah ruhani, spirit dan sebagainya adalah:
Nilai ruh lebih tinggi dari badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan
manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakekat sebenarnya.
Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya
Materi adalah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi
itu saja.
2. Dualisme
Aliran ini memandang bahwa hakekat itu ada dua. Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri
dari dua macam hakekat sebagai asal sumbernya yaitu hakekat materi dan hakekat ruh. Materi
bukan berasal dari ruh, dan ruh bukan berasal dari benda. Keduanya sama-sama hakekat.
3. Pluralisme
Ads not by this site
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme
bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
Pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang
menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua
entitas.
4. Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti tidak ada. Doktrin tentang nihilisme sudah ada
semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias yang memberikan tiga proposisi
tentang realitas.
I. Tidak ada sesuatupun yang eksis. Realitas itu sebenarnya tidak ada.
II. Bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui.
III. Sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada
orang lain.
5. Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakekat benda, baik itu hakekat
materi maupun hakekat ruhani. Kata agnostosisme berasal dari bahasa Grik Agnostos yang
berarti unknown. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu
menerangkan secara kongkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal.
Aliran ini dengan tegas menyangkal adanya suatu kenyataan mutlak yang bersifat trancendent.
Jadi agnostisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia
mengetahui hakekat benda baik materi maupun ruhani.
B. Epistimologi
Epistimologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakekat dan
lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban
atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang diperoleh manusia
melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, di
antaranya adalah.
1. Metode Induktif
Induksi adalah suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi
disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
2. Metode Deduktif
Ads not by this site
Deduksi adalah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut
dalam suatu sistem pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif
adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada penyelidikan
bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori itu bersifat empiris atau ilmiah, ada
perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan menerapkan secara
empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.
3. Metode Positivisme
Metode yang dikeluarkan oleh August Comte ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang
faktual, yang positif. Ia mengenyampingkan segala uraian atau persoalan di luar yang ada
sebagai fakta. Oleh karena itu, metode ini menolak metafisika. Apa yang diketahui secara positif,
adalah segala yang tampak dan segala gejala.
4. Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh
pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan
suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
5. Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai kejernihan
filsafat. Kini, dialektika berarti tahap logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-
metode penuturan, juga analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung
dalam pandangan. Dalam kehidupan sehari-hari, dialektika berarti kecakapan untuk melakukan
perdebatan. Dalam teori pengetahuan, ini merupakan bentuk pemikiran yang tidak tersusun dari
satu pikiran, tetapi pemikiran itu seperti dalam percakapan, bertolak paling kurang dua kutub.
C. Aksiologi
Aksiologi berasal dari perkataan axios yang berarti nilai, dan logos yang berarti teori. Jadi
aksiologi adalah teori tentang nilai. Menurut Suriasumatri, aksiologi adalah teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari ilmu pengetahuan yang diperoleh.
Amsal bakhtiar telah mengutip beberapa pendapat ahli mengenai definisi aksiologi dan
menyimpulkan bahwa dalam aksiologi, permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang
dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang
apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu kepada permasalahan etika dan
estetika.
Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti. Pertama, etika merupakan suatu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Kedua, etika
merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau
manusia-manusia yang lain.
Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika
adalah norma-norma kesusilaan manusia. Dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah
laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang normatif, yaitu
kondisi yang melibatkan norma-norma.
Ads not by this site
Estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia
terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Menurut Kattsoff (2004) estetika
merupakan suatu teori yang meliputi, (1) penyelidikan mengenai yang indah, (2) penyelidikan
mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni, dan (3) pengalaman yang bertalian dengan seni,
termasuk di dalamnya masalah penciptaan seni, penilaian terhadap seni dan perenungan terhadap
seni.

Pembagian ilmu secara formal & non formal
1.formal artinya kita di tuntut mencari ilmu di lembaga pendidikan seperti sekolah dan kuliah dengan seperti
ini kita pasti bisa banyak pengalaman dari teman guru dosen jadi mini sangat penting buat kita.
2.informal artinya kita di tuntut mencari ilmu melalu diri kita sendiri dengan membaca menulis dan melalui
pengalaman kita sendiri ini menganut sistem OTODIDAK jadi kita harus mencari ilmu dengan diri sendiri
tanpa meminta bantuan orang lain by myself saja jadi memang seharusnya ada dukungan dengan belajar dari
diri sendiri tak harus melalui orang lain.
3.non formal artinya kita penting untuk mencari ilmu di luar sekolah dan selain dari diri kita kita bisa mencari
ilmu lewat kursusan atau ikut majlis majlis ajian kitab jadi dengan ini kita bisa banyak punya ilmu sehingga
sedikit demi sedikit kita punya ilmu yang banyak dan bermanfaat.

Hadits menuntut ilmu

)
Artinya:
Aku telah mendengar Rosulullah saw, bersabda:barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam
rangka menuntut ilmu,niscahya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke
surga.sesungguhnya para Malaikat benar-benar meletakkan sayapnya karena rida kepada
penuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu benar-benar dimintakan ampunan 0leh semua
makhluk di langit dan dibumi hingga ikan-ikan yang ada di air.keutamaan orang yang alim atas
yang ahli ibadah seperti keutamaan rembulan atas semua bintang-bintang.sesungguhnya ulama
itu adalah pewaris nabi:sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham
melainkan mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu bagian
yang berlimpah.
Keterangan:
Abu darda tinggal di damaskus, lalu datang kepadanya seorang lelaki dari madinah. Abu Darda
berkata kepadanya, apakah gerangan yang memenyebabkan engkau datang kemari? lelaki itu
menjawab, tiadalah aku datang kemari melainkan karena suatu hadis yang pernah kudengar
darimu. selanjutnya abu darda menceritakan hadis ini.
Para malaikat yang dimaksud di dalam hadis ini adalah yang telah disebutkan dalam hadis
sebelumnya. Mereka berhenti dan mengelilingi orang-orang yang sedang menuntut ilmu untuk
memperoleh bagian dari rahmat Allah yang diturunkan kepada mereka dan cahayanya. Demikian
itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-orang yang sedang menuntut ilmu dan
sebagi penghormatan buatannya.
Yang dimaksud dengan penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya.
Makhluk yang dilangit, maksudnya ialah para malaikat yang ada dilangit, mereka membaca
tasbih seraya memuji Rabb mereka dan memintakan ampunan buat orang-orang yang dibumi.
Makhluk yang dibumi, maksudnya manusia, jin dan hewan.
Ads not by this site
Al-Hiitaan, ikan-ikan;permohonan ampun ole semua makhluk yang telah disebutkan buat orang
yang alim, maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim dengan
bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia disukai Allah SWT. Apabila
Allah menyukainya, maka turut mencintainya pula semua malaikat dan makhluknya dan apabila
mereka mencintainya maka mereka pasti mendoakannya. Hal ini ingsaAllah akan kami sebutkan
dalam bab akhlak.

)
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a, dai berkata: Rosulullah saw bersabda: Apabila anak adam meninggal
dunia, terputuslah ilmunya kecuali tiga perkara, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat,
dan anak sholih yang mendoakannya. (HR. Muslim)
Pengesahan hadits:
Diriwayatkan oleh Muslim (1631)
Kandungan Hadits:
Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal shalih.
Amal-amal shalih yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya meninggal dunia,
maka pahalanya tetap mengalir kepadanya.
Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan dengan cara wakaf, seperti membangun
masjid, madrasah, membuat sumur, Hatau menanam pohon. Semuanya itu merupakan sedekah
jariyah.
Disunahakan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah
diantara ilmu nafi (yang bermanfaat) yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman.
Anjuran untuk mendidik anak dan mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah,
serta adab sopan santun agar mereka menjadi orang-orang shalih.
Hadits

{:

{ :

( )
Artinya:
Dari abu Ummah r.a. bahwasannya Rosululloh saw bersabda: keutamaan orang berilmu
terhadap seorang ahli ibadah seperti keutamaan aku terhadap orang yang paling rendah diantara
kamu. Selanjutnya, Rosululloh saw bersabda: Sesungguhnya Alloh, para Malaikat-Nya serta
penghuni langit dan bumi hingga semut yang berada didalam lubangnya dan ikanpun benar-
benar bersholawat untuk mereka yang mengajarkan kebaikan kepada orang-orang. (H.R. At-
Tarmidzi. Dia berkata: Hadits hasan)
makhluk di langit dan dibumi hingga ikan-ikan yang ada di air.keutamaan orang yang alim atas
yang ahli ibadah seperti keutamaan rembulan atas semua bintang-bintang.sesungguhnya ulama
itu adalah pewaris nabi:sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham
melainkan mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu bagian
yang berlimpah.
Keterangan:
Abu darda tinggal di damaskus, lalu datang kepadanya seorang lelaki dari madinah. Abu Darda
berkata kepadanya, apakah gerangan yang memenyebabkan engkau datang kemari? lelaki itu
menjawab, tiadalah aku datang kemari melainkan karena suatu hadis yang pernah kudengar
darimu. selanjutnya abu darda menceritakan hadis ini.
Para malaikat yang dimaksud di dalam hadis ini adalah yang telah disebutkan dalam hadis
sebelumnya. Mereka berhenti dan mengelilingi orang-orang yang sedang menuntut ilmu untuk
memperoleh bagian dari rahmat Allah yang diturunkan kepada mereka dan cahayanya. Demikian
itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-orang yang sedang menuntut ilmu dan
sebagi penghormatan buatannya.
Yang dimaksud dengan penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya.
Makhluk yang dilangit, maksudnya ialah para malaikat yang ada dilangit, mereka membaca
tasbih seraya memuji Rabb mereka dan memintakan ampunan buat orang-orang yang dibumi.
Makhluk yang dibumi, maksudnya manusia, jin dan hewan.
Al-Hiitaan, ikan-ikan;permohonan ampun ole semua makhluk yang telah disebutkan buat orang
yang alim, maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim dengan
bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia disukai Allah SWT. Apabila
Allah menyukainya, maka turut mencintainya pula semua malaikat dan makhluknya dan apabila
mereka mencintainya maka mereka pasti mendoakannya. Hal ini ingsaAllah akan kami sebutkan
dalam bab akhlak.
:

)
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a, dai berkata: Rosulullah saw bersabda: Apabila anak adam meninggal
dunia, terputuslah ilmunya kecuali tiga perkara, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat,
dan anak sholih yang mendoakannya. (HR. Muslim)
Pengesahan hadits:
Diriwayatkan oleh Muslim (1631)
Kandungan Hadits:
Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal shalih.
Amal-amal shalih yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya meninggal dunia,
maka pahalanya tetap mengalir kepadanya.
Anjuran agar melaksanakan amal kebaikan dengan cara wakaf, seperti membangun
masjid, madrasah, membuat sumur, Hatau menanam pohon. Semuanya itu merupakan sedekah
jariyah.
Disunahakan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah
diantara ilmu nafi (yang bermanfaat) yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman.
Anjuran untuk mendidik anak dan mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah,
serta adab sopan santun agar mereka menjadi orang-orang shalih.


Hadits

{:

{ :

( )
Artinya:
Dari abu Ummah r.a. bahwasannya Rosululloh saw bersabda: keutamaan orang berilmu
terhadap seorang ahli ibadah seperti keutamaan aku terhadap orang yang paling rendah diantara
kamu. Selanjutnya, Rosululloh saw bersabda: Sesungguhnya Alloh, para Malaikat-Nya serta
penghuni langit dan bumi hingga semut yang berada didalam lubangnya dan ikanpun benar-
benar bersholawat untuk mereka yang mengajarkan kebaikan kepada orang-orang. (H.R. At-
Tarmidzi. Dia berkata: Hadits hasan)

Doa menuntut ilmu

)
Artinya:
Aku telah mendengar Rosulullah saw, bersabda:barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka
menuntut ilmu,niscahya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga.sesungguhnya para Malaikat
benar-benar meletakkan sayapnya karena rida kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu benar-benar
dimintakan ampunan 0leh semua


Islam dan Ilmu
ILMU DALAM PANDANGAN ISLAM

Uhar Suharsaputra
1. Apakah Ilmu itu ?
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari alima
yalamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggeris Ilmu
biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan
knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering
juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu
paada makna yang sama. Untuk lebih memahami pengertian Ilmu (science) di bawah
ini akan dikemukakan beberapa pengertian :
Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Science is knowledge arranged in a system, especially obtained by observation and
testing of fact (And English readers dictionary)
Science is a systematized knowledge obtained by study, observation, experiment
(Websters super New School and Office Dictionary)
dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung arti pengetahuan,
tapi pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang tersusun secara sistematis atau
menurut Moh Hatta (1954 : 5) Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan
disebut Ilmu.
2. Kedudukan Ilmu Menurut Islam
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat AL quran
yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak
memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Didalam Al quran , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali , ini
bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari AL quransangat kental
dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri
penting dariagama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani9(1995;;
39) sebagai berikut ;
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya
terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al sunah mengajak kaum muslim untuk
mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta menempatkan orang-orang yang
berpengetahuan pada derajat tinggi
ALLah s.w.t berfirman dalam AL qur;an surat AL Mujadalah ayat 11 yang artinya:
ALLah meninggikan baeberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman
diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).dan ALLAH
maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmuakan
menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki seseorang akan
menjadi pendorong untuk menuntut ILmu ,dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan
membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan ALLah ,sehingga akan
tumbuh rasakepada ALLah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal inisejalan
dengan fuirman ALLah:
sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba hambanya
hanyaklah ulama (orang berilmu) ; (surat faatir:28)
Disamping ayat ayat Quran yang memposisikan Ilmu dan orang berilmu sangat
istimewa, AL quran juga mendorong umat islam untuk berdoa agar ditambahi ilmu,
seprti tercantum dalam AL quran sursat Thaha ayayt 114 yang artinya dan
katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu penggetahuan . dalam
hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah ilmu
,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal menekeankan pentingnya
membaca , sebagaimana terlihat dari firman ALLah yang pertama diturunkan yaitu
surat Al Alaq ayat 1sampai dengan ayat 5 yang artuinya:
bacalah dengan meyebut nama tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan Kamu dari segummpal darah .
Bacalah,dan tuhanmulah yang paling pemurah.
Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kala .
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.
Ayat ayat trersebut , jelas merupakan sumber motivasi bagi umat islam untuk
tidak pernah berhenti menuntut ilmu,untuk terus membaca ,sehingga posisi
yang tinggi dihadapan ALLah akan tetap terjaga, yang berearti juga rasa takut
kepeada ALLah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk
melakukan amal shaleh , dengan demikian nampak bahwa keimanan yang
dibarengi denga ilmu akan membuahkan amal ,sehingga Nurcholis Madjd
(1992: 130) meyebutkan bahwa keimanan dan amal perbuatan membentuk
segi tiga pola hidup yang kukuh ini seolah menengahi antara iman dan amal .
Di samping ayat ayat AL quran, banyak nyajuga hadisyang memberikan dorongan kuat untukmenuntut Ilmu antara
lain hadis berikut yang dikutip dari kitab jaamiu Ashogir (Jalaludin-Asuyuti, t. t :44 ) :
Carilah ilmu walai sampai ke negri Cina ,karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagisetuap muslim(hadis
riwayat Baihaqi).
Carilah ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap muslim . sesungguhnya Malaikat akan meletakan
sayapnya bagi penuntut ilmu karena rela atas apa yang dia tuntut (hadist
riwayat Ibnu Abdil Bar).
Dari hadist tersebut di atas , semakin jelas komitmen ajaran Islam pada ilmu
,dimana menuntut ilmu menduduki posisi fardhu (wajib) bagi umat islam tanpa
mengenal batas wilayah,
3. Klarsfikasi Ilmu menurut ulama islam.
Dengan melihat uraian sebelumnya ,nampak jelas bagaimana kedudukan ilmu dalam
ajaran islam . AL quran telah mengajarkan bahwa ilmu dan para ulama menempati
kedudukan yang sangat terhormat, sementara hadis nabimenunjukan bahwa
menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Dari sini timbul
permasalahan apakah segala macam Ilmu yang harus dituntut oleh setiap muslim
dengan hukum wajib (fardu), atau hanya Ilmu tertentu saja ?. Hal ini mengemuka
mengingat sangat luasnya spsifikasi ilmu dewasa ini .
Pertanyaan tersebut di atas nampaknya telah mendorong para ulama untuk
melakukan pengelompokan (klasifikasi) ilmu menurut sudut pandang masing-
masing, meskipun prinsip dasarnya sama ,bahwa menuntut ilmu wajib bagi
setiap muslim. Syech Zarnuji dalam kitab Taliimu AL Mutaalim (t. t. :4) ketika
menjelaskan hadis bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim
menyatakan :
Ketahuilah bahwa sesungguhya tidak wajib bagi setiap muslim dan muslimah
menuntutsegsls ilmu ,tetapi yang diwajibkan adalah menuntut ilmu perbuatan (ilmu AL
hal) sebagaimana diungkapkan ,sebaik-baik ilmu adalah Ilmu perbuaytan dan
sebagus bagus amal adalah menjaga perbuatan.
Kewajiban manusia adalah beribadah kepeda ALLah, maka wajib bagi
manusia(Muslim ,Muslimah) untuk menuntut ilmu yang terkaitkan dengan tata cara
tersebut ,seprti kewajiban shalat, puasa, zakat, dan haji ,mengakibatkan wajibnya
menuntut ilmu tentang hal-hal tersebut . Demikianlah nampaknya semangat
pernyataan Syech Zarnuji ,akan tetapi sangat di sayangkan bahwa beliau tidak
menjelaskan tentang ilmu-ilmu selain Ilmu Hal tersebut lebih jauh di dalam kitabnya.
Sementara itu Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin mengklasifikasikan Ilmu
dalam dua kelompok yaitu 1). Ilmu Fardu ain, dan 2). Ilmu Fardu Kifayah, kemudian
beliau menyatakan pengertian Ilmu-ilmu tersebut sebagai berikut :
Ilmu fardu ain . Ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, Maka orang yang
mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya, berartilah dia sudah mengetahui
ilmu fardu ain (1979 : 82)
Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam
menegakan urusan duniawi (1979 : 84)
Lebih jauh Al Ghazali menjelaskan bahwa yang termasuk ilmu fardu ain ialah ilmu
agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam,
sementara itu yang termasuk dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah antara
lain ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu politik, bahkan
ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang dapat membantu dan penting bagi
usaha untuk menegakan urusan dunia.
Klasifikasi Ilmu yang lain dikemukakan oleh Ibnu Khaldun yang membagi kelompok ilmu
ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Ilmu yang merupakan suatu yang alami pada manusia, yang ia bisa
menemukannya karena kegiatan berpikir.
2. Ilmu yang bersifat tradisional (naqli).
bila kita lihat pengelompokan di atas , barangkali bisa disederhanakan menjadi 1). Ilmu
aqliyah , dan 2). Ilmu naqliyah.
Dalam penjelasan selanjutnya Ibnu Khaldun menyatakan :
Kelompok pertama itu adalah ilmu-ilmu hikmmah dan falsafah. Yaituilmu
pengetahuan yang bisa diperdapat manusia karena alam berpikirnya, yang dengan
indraindra kemanusiaannya ia dapat sampai kepada objek-objeknya, persoalannya,
segi-segi demonstrasinya dan aspek-aspek pengajarannya, sehingga penelitian dan
penyelidikannya itu menyampaikan kepada mana yang benar dan yang salah, sesuai
dengan kedudukannya sebagai manusia berpikir. Kedua, ilmu-ilmu tradisional (naqli
dan wadli. Ilmu itu secara keseluruhannya disandarkan kepada berita dari pembuat
konvensi syara (Nurcholis Madjid, 1984 : 310)
dengan demikian bila melihat pengertian ilmu untuk kelompok pertama nampaknya
mencakup ilmu-ilmu dalam spektrum luas sepanjang hal itu diperoleh melalui kegiatan
berpikir. Adapun untuk kelompok ilmu yang kedua Ibnu Khaldun merujuk pada ilmu
yang sumber keseluruhannya ialah ajaran-ajaran syariat dari al quran dan sunnah
Rasul.
Ulama lain yang membuat klasifikasi Ilmu adalah Syah Waliyullah, beliau adalah ulama
kelahiran India tahun 1703 M. Menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi kedalam tiga kelompok yaitu : 1).
Al manqulat, 2). Al maqulat, dan 3). Al maksyufat. Adapun pengertiannya
sebagaimana dikutif oleh A Ghafar Khan dalam tulisannya yang berjudul Sifat,
Sumber, Definisi dan Klasifikasi Ilmu Pengetahuan menurut Syah Waliyullah (Al Hikmah,
No. 11, 1993), adalah sebagai berikut :
1). Al manqulat adalah semua Ilmu-ilmu Agama yang disimpulkan dari atau mengacu
kepada tafsir, ushul al tafsir, hadis dan al hadis.
2). Al maqulat adalah semua ilmu dimana akal pikiran memegang peranan penting.
3). Al maksyufat adalah ilmu yang diterima langsung dari sumber Ilahi tanpa
keterlibatan indra, maupun pikiran spekulatif
Selain itu, Syah Waliyullah juga membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua kelompok
yaitu : 1). Ilmu al husuli, yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat indrawi, empiris,
konseptual, formatif aposteriori dan 2). Ilmu al huduri, yaitu ilmu pengetahuan yang suci
dan abstrak yang muncul dari esensi jiwa yang rasional akibat adanya kontak
langsung dengan realitas ilahi .
Meskipun demikian dua macam pembagian tersebut tidak bersifat kontradiktif
melainkan lebih bersifat melingkupi, sebagaimana dikemukakan A.Ghafar Khanbahwa
al manqulat dan al maqulat dapat tercakup ke dalam ilmu al husuli
4. Apakah filsafat itu ?
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata philo berarti cinta
dan sophia yang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R. Pudjawijatna (1963 :
1) Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu
berusaha mencapai yang diinginkannya itu . Sofia artinya kebijaksanaan , bijaksana
artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat boleh
dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.
Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafatmencoba
mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan
jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap
masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat
mutlak. Menurut Sidi Gazlba (1976 : 25) Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu
yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen) ; batasnya sampai kepada yang tidak
atau belum dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang
dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi;
batasnya ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan
sesuatuyang diluar alam, yang disebut oleh agama Tuhan. Sementara itu Oemar Amin
Hoesin (1964 : 7) mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan,
dan filsafat memberikan hikmat
5. Apakah Filsafat Ilmu itu ?
filsat ilmu pada dasarnya merupakan upaya untuk menyoroti dan mengkaji ilmu, dia
berkaitan dengan pengkajian tentang obyek ilmu, bagaimana memperolehnya serta
bagaimana dampai etisnya bagi kehidupan masyarakat. Secara umum kajian filsafat
ilmu mencakup :
1) Aspek ontologis
2) Aspek epistemologis
3) Axiologis
Aspek ontologis berkaiatan dengan obyek ilmu, aspek epistemologis berkaiatan
dengan metode, dan aspek axiologis berkaitan dengan pemanfatan ilmu. Dari sudut
ini folosuf muslim telah berusaha mengkajinya dalam suatu kesatuan dengan prinsip
dasar nilai-nilai keislamanyang bersumebr pada Al Quran dan Sunnah Rasul.


AL-FaQir

menjelaskan keutamaan seorang muslim dalam memahami Arti ilmu dalam Islam dan Syar'i.

karena di wajibkan bagi setiap muslim untuk senantiasa menuntut ilmu di manapun berada.

dan jagalah ilmu itu dengan sebaik-baiknya dalam keridhoan ALLAH. Bukan
mencari kemurkaan ALLAH maupun kesombongan.

Menuntut Ilmu itu wajib bagi setiap muslim. '' ( HR. Imam Ibnu Majah ).

'' Ilmu mempunyai kedudukan penting dalam kehidupan. Parasalafus sholeh mewarnai
kehidupannya dengan ilmu dan mengamalkannya. Ilmu menjadi penggerak kebangkitan
ummat.

Tanpa ilmu ummat islam akan tersesat dan terbelakang. Kesesatan terjadi, diantaranya
karena tidak memiliki ilmu. Oleh karena itu, ummat islam amat butuh kepada orang yang
benar-benar memiliki ilmu,

pemahaman yang benar tentang agama Alloh dan memiliki sikap hikmah dalam membimbing
ummat menuju kebangkitan. Para pemuda pemudi mempunyai peran besar dalam
menggerakan ummat menuju masyarakat islami.


Sedangkan gerakan kebangkitan ummat ini tidak mungkin jika pengusungnya tidak memiliki
ilmu. Karenanya ada beberapa sebab yang mengharuskan pemuda pemudi islam -kususnya-
untuk bersungguh-sungguh dalam mencarai ilmu:

1. Kesyirikan menyebar luas dan tauhid beserta pengusungnya terasingkan.

2. Kebidahan mulai tampak dengan diusung oleh ulama sesat.

3. Banyaknya manusia yang mencari fatwa tanpa ilmu.

4. Banyaknya perdebatan dalam masalah-masalah yang sudah jelas ditetapkan oleh Alloh
dan Rosul-Nya serta sudah dijelaskan secara gamblang oleh para ulama.

5. Kebutuhan ummat untuk kembali mempelajari perkara-perkara agamanya.

6. tersebar luasnya kebodohan dan berbagai macam kesesatan.

7. Kekuatan ummat ini ada pada pemuda pemudi islam. Dan mereka tidak akan mampu
membangkitkan kejayaan ummat kecuali setelah didasari dengan ilmu yang benar. Dan lain-
lain

Ilmu yang dimaksudkan di sini adalah ilmu syari, yaitu: Ilmu yang di turunkan oleh Alloh
taala dan Rosul-Nya berupa keterangan dan petunjuk dengan berbagai cabang-cabangnya.

Alloh taala telah memuji ilmu dan pemiliknya serta mendorong hamba-hamba-Nya untuk
berilmu dan membekali diri dengannya. Demikian juga Sunnah Nabi yang suci. Ilmu adalah
amal sholeh yang paling utama dan ibadah yang paling mulia serta yang paling utama
diantara ibadah-ibadah sunnah. Mempelajari ilmu syari termasuk jenis jihad di jalan Alloh
taala dan juga merupakan suatu keharusan.

Mengetahui keutamaan ilmu syari dan pemiliknya akan menyadarkan kita akan pentingnya
ilmu tersebut. Alloh taala dan Rosul-Nya telah banyak memuji ilmu den pemiliknya.

Berikut ini beberapa KALAMULLAH tentang keutamaan ilmu dan pemilik'nya:

1. Alloh taala menjadikan orang berilmu ikut bersaksi tentang ketauhidan-Nya.

Alloh taala berfirman:



Artinya:Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak
disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Imron 18)

2. Alloh taala membedakan antara orang berilmu dan orang yang tidak berilmu.

Alloh taala berfirman:



Artinya: Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakal-lah yang dapat menerima
pelajaran. (QS. Az-Zumar Ayat : 9).

3. Alloh taala memerintahkan untuk menanyakan perkara kepada orang yang berilmu.

Alloh taala berfirman:



Artinya: Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada
Mengetahui. (QS. Al-Anbiya Ayat : 7 )

4. Alloh taala menjadikan ayat-ayatnya terjaga di dada orang-orang berilmu.

Alloh taala berfirman:



Artinya: Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang
yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang
zalim. (QS. Al-ankabut Ayat : 49).

5. Alloh taala memerintahkan Nabi-Nya untuk meminta tambahan ilmu.

Alloh taala berfirman:



Artinya: Katakanlah: Ya ALLAH , tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. (QS. Thoha
Ayat : 114 ).

6. Alloh taala mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.

Alloh taala berfirman:



Artinya: Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Mujadalah Ayat : 11).

7. Orang yang berilmu berarti diberi kabaikan yang banyak oleh Allah.

Alloh taala berfirman:



Artinya:Alloh menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan
As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah,
ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan Hanya orang-orang yang
berakalloh yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Alloh). (QS. Al-Baqoroh Ayat :
269)"

8. Allah taala memerintahkan untuk mendalami ilmu.

Alloh taala berfirman:



Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah
Ayat : 122 )

9. Alloh taala memberikan ilmu kepada para Nabi.

Alloh taala berfirman:



Artinya:Sekiranya bukan Karena karunia Alloh dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah
segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. tetapi mereka tidak
menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu
sedikitpun kepadamu. dan (juga karena) Alloh Telah menurunkan Kitab dan hikmah
kepadamu, dan Telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah
karunia Alloh sangat besar atasmu. (QS. An-Nisa Ayat : 113 )



Artinya:Dan tatkala dia cukup dewasa kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu.
Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Yusuf Ayat
: 22)



Artinya: Dan setelah Musa cukup umur dan Sempurna akalnya, kami berikan ke- padanya
hikmah (kenabian) dan pengetahuan. dan Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-
orang yang berbuat baik. (QS. Al-Qhoshos Ayat : 14).

10. Alloh taala mencela orang-orang bodoh yang tidak berilmu.

Allah taala berfirman:



Artinya: Kalau sekiranya kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang
Telah mati berbicara dengan mereka dan kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan
mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Alloh menghendaki, tetapi
kebanyakan mereka tidak Mengetahui. (QS. Al-Anam Ayat : 111).



Artinya:Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Alloh ialah;
orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun. (QS. Al-Anfal Ayat : 22)



Artinya:Janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil. (QS. Al-anam Ayat :
35).

Alloh taala berfirman tentang perkataan Musa:



Artinya: Aku berlindung kepada Alloh agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang
yang jahil. (QS. Al-Baqoroh 67).

Adapun keutamaan-keutamaan ilmu dan orang-orang yang menuntut ilmu dari as-Sunnah
juga sangat benyak sekali. Di antaranya:

1. Mendapatkan kebaikan dari Alloh taala.

Rosululloh sholallohu alaihi wasalam bersabda:



Barangsiapa yang di khehendaki kebaikan oleh Alloh niscaya Alloh akan memahamkannya
dalam agama. (HR. Imam Muslim)

2. Peninggalan yang bermanfaat lagi kekal.



Dari Abu hurairoh rodhiallohu anhu, bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wasalam
bersabda:Jika manusia telah mati, maka terputuslah semua amalnya melainkan tiga hal:
shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan (orang tua)nya.
(HR. Imam Muslim)

3. Penuntut ilmu berada di jalan Alloh.



Dari Anas bin malik rodhiallohu anhu berkata, Rosululloh sholallohu alaihi wassalam
bersabda:Barangsiapa keluar untuk mencari ilmu, maka ia termasuk di jalan Alloh sampai ia
kembali. (HR.Imam At-tirmidzi ).

4. Dicabutnya ahli ilmu adalah tanda dicabutnya ilmu.



Dari Abdulloh bin amr bin al-ash rodhiallohu anhu, dia berkata Aku mendengar Rosululloh
sholallohu alaihi wasalam bersabda:Sesungguhnya Alloh tidak akan mencabut ilmu dari
hamba secara langsung, akan tetapi dia akan mencabut ilmu dengan mematikan ulama,
sampai tidak tersisa seorang alim, maka manusia menjadikan para pemimpin yang bodoh,
maka ketika ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, maka sesatlahmereka dan menyesatkan.
(HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)

5. Ilmu adalah warisan para Nabi dan jalan mudah menuju surga.

Rosululloh sholallohu alaihi wasalam bersabda:



Dan sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi, mereka (para Nabi)
mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya berarti dia telah mendapatkan
bagian yang banyak. Barangsiapa yang menempuh suatu jalan menuntut ilmu niscaya Alloh
akan mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Imam Bukhori).

6. Tersebarnya kebodohan dan diangkatnya ilmu adalah tanda-tanda kiamat.

Rosululloh sholallohu alaihi wasalam bersabda:



Diantara tanda-tanda hari kiamat ialah diangkatnya ilmu, tersebarnya kebodohan,
diminumnya khomer dan nampaknya perbuatan zina. (HR. Imam Muslim).

7. Seorang alim lebih utama dari ahli ibadah.



Dari Abu umamah rodhiallohu anhu, sesungguhnya Rosululloh bersabda:Keutamaan
seorang yang berilmu atas ahli ibadah adalah bagaikan keutamaanku atas orang yang peling
rendah diantara kalian. Kemudian beliau bersabda:Sesungguhnya Alloh dan para Malaikat-
Nya serta penghuni langit dan bumi samapi semut dalam liangnya sekalipun, juga ikan di laut
mendoakan atas orang yang mengajari manusia kebaikkan. (HR. Tirmidzi ).

8. Terhindar dari laknat Alloh taala.



Dari Abu hurairoh rodhiallohu anhu berkata, saya telah mendengar Rosululloh sholallohu
alaihi wasalam bersabda:Dunia ini terlaknat, terlaknat apa yang ada di dalamnya, melainkan
dzikir kepada Alloh taala, taat kepada-Nya, Orang yang berilmu dan orang yang sedang
menuntut ilmu. ( HR. Imam Tirmidzi ).

PERKATAAN ULAMA SEPUTAR ILMU

* Abdulloh bin masud rodhiallohu anhu berkata: Sesungguhnya seseorang tidaklah
dilahirkan dalam keadaan berilmu. Dan ilmu itu hanya dapat diraih dengan belajar.
* Abdulloh bin asy-Syikhir rodhiallohu anhu berkata:Keutamaan ilmu jauh lebih saya
cintai daripada keutamaan ibadah. Dan sebaik-baik agama kalian adalah waro.
* Aun bin abdillah berkata: Saya katakana kepada Umar bin abdul aziz Jika engkau
mampu menjadi seorang alim (seseorang yang berilmu/ ulama) maka jadilah seorang alim,
Jika tidak mampu maka jadilah orang yang menuntut ilmu, jika tidak mampu menjadi
penuntut ilmu maka cintailah mereka, dan jika tidak bisa mencintai mereka maka janganlah
sekali-kali membenci mereka Maka Ummar-pun berkataSubhanalloh.. Alloh telah
menjadikan perkara ini jalan keluar.
* Imam syafii rohimahulloh berkata:Menuntut ilmu lebih utama dibandingkan sholat
sunnah.
* Imam Ahmad bin hanbal rohimahulloh berkata:Kebutuhan manusia terhadap ilmu jauh
lebih dibutuhkan daripada kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman, karena
seseorang butuh minum dan makan dalam sehari hanya satu kali atau dua kali. Sedangkan
kebutuhan mereka terhadap ilmu seperti jumlah nafasnya.
* Atho bin yasar rohimahulloh berkata:Tidaklah ada yang lebih indah diberikan sekalipun
sedikit demi sedikit daripada kelemah lembutan dan ilmu.

* Abu kabar al-bashrie berkata Saya mesuk ke tempat sahl bin Abdulloh, dan saya
membawa tinta lalu dia berkata padaku Apakah engaku menulis lalu saya jawab Ya Dia
berkata Menulislah..! jika kamu mampu bertemu dengan Alloh taala sedang bersamamu
tinta (untuk menulis sebuah ilmu).

* Imam al-Auzai berkata:Dahulu ilmu ini mulia. Di timba oleh seorang rijal tetapi tatkala
ilmu itu sudah dituliskan didalam buku maka masuk kedalamnya orang-orang yang tidak
berhak terhadap ilmu.

* Fudhoil bin gozwan rohimahulloh berkata: Dahulu saya duduk mengulang-ulang
pelajaran fiqih pada malam hari bersama Ibnu syubrumah, al-harits al-ukliyu, al-Mughiroh dan
al-qoqo bin yazib. Terkadang tidaklah kami bangun dari tempat duduk hingga kami
mendengar suara adzan sholat shubuh.

* Abu bakar al-Aajuriyu rohimahulloh berkata: Keutamaan yang agung selalu menyertai
seorang ulama itu disetiap keadaannya, ketika ia keluar untuk menuntut ilmu (ada
keutamaan), dalam majlis-majlis mereka ada keutamaan, dalam mudzakaroh (mengulang
pelajaran) sesama mereka ada keutamaan, pada setiap apa yang mereka ajarkan ada
keutamaan, pada setiap orang yang mereka ajarkan ada keutamaan. Dan Alloh telah
mengumpulkan bagi seorang ulama kebaikan-kebaikan dari segala sisi. Alloh telah
memberikan manfaat kepada kita dan mereka dengan ilmu.

FAIDAH-FAIDAH ILMU

1. Dengan ilmu Alloh taala diketahui, disembah dan ditauhidkan.
2. Ilmu adalah asas keabsahan aqidah dan ibadah.
3. Menuntut ilmu adalah ibadah.
4. Menuntut ilmu adalah jalan mudah menuju surga.
5. Ilmu adalah benteng seorang muslim dari segala macam kesesatan.
6. Dengan ilmu seseorang akan merasa khosyah (sangat takut) kepada Alloh taala.
7. Menuntut ilmu adalah bagian dari jihad fisabilillah.
8. Ilmu adalah asas dasar terciptanya masyarakat islami.
9. Dengan ilmu seseorang akan bergaul dengan baik sesama muslim.
10. Ilmu yang bermanfaat akan kekal pahalanya bagi pemiliknya sekalipun ia meninggal
dunia.
11. Menuntut ilmu berarti mengambil warisan para Nabi.
12. Menuntut ilmu merupakan bukti nyata seseorang yang peduli terhadap kebangkitan
ummat.
13. Dengan ilmu silahturrahmi dan ukhuwah islamiyyah akan terjalin dengan baik.Semoga
ilmu ini menjadikan diri kita sadar akan keutamaan ilmu yang sebenarnya. dan semoga ilmu
ini menjadi berkah dan bermanfaat bagi saudaraku semua.

Wassallamualaikumm warohmatullah wabbarokatuh saudaraku. ...


.
:

.
:

" :

"

---oOo---

TERJEMAHAN HADITS :

Dari Katsir bin Qais, dia berkata : Ketika aku sedang duduk disebelah Abu Darda di Masjid Damaskus.
Tiba tiba datang seorang laki laki kepadanya, lalu laki laki itu berkata : Wahai Abu Darda, Aku
datang kepada mu dari kota Madinah kota Madinah Rasulullah- untuk keperluan sebuah hadits yang
sampai kepada ku bahwa engkau pernah meriwayatkan nya dari Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam.
Abu Darda berkata : Apakah kamu datang (sekalian) untuk berdagang?
Dia menjawab : Tidak
Abu Darda berkata lagi : Apakah kamu datang (sekalian) untuk keperluan selain itu?
Dia (laki laki itu) menjawab : Tidak
Abu Darda berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa
yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga. Sesungguhnya
para malaikat meletakkan sayap sayap nya. Karena ridha kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang
menuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh yang ada di langit dan di bumi hingga ikan yang ada
didalam air. Sesungguhnya keutamaan seorang alim (ulama) dibandingkan seorang ahli ibadah seperti
keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para Ulama adalah pewaris para Nabi. Dan
Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham. Tetapi mereka hanya mewariskan
ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang banyak.

---oOo---

TAKHRIJ HADITS :

1. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah didalam Sunan nya (hal 56), hadits no 223. Dari
Katsir bin Qais.
a. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah didalam Shahih Sunan Ibnu Majah, hadits no 183.
b. Dihasankan oleh Syaikh Syuaib al-Arnauth dan kawan kawan dalam takhrij Sunan Ibnu Majah
(1/150-151) : Hadits Hasan dengan penguat.

2. Diriwayatkan oleh Imam Abu Daud rahimahullah didalam Sunan nya (hal 655), hadits no 3641. Dari
Katsir bin Qais.
a. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah didalam Shahih Sunan Abu Daud, hadits no 3641
(penomoran sama).
b. Syaikh Syuaib al-Arnauth dan Syaikh Muhammad Kamil hafizhahumullah mengatakan didalam takhrij
Sunan Abu Daud (5/485) : Hadits Hasan dengan penguat.

3. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban rahimahullah didalam Shahih nya, hadits no 88. Dari Katsir bin
Qais.
a. Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata : Hadits Hasan. (at-Talaqatul Hisan ala Shahih Ibnu Hibban
1/203 204)
b. Syaikh Syuaib al-Arnauth hafizhahullah berkata : Isnad nya Lemah (Dhaif). (Al-Ihsan fi Taqrib
Shahih Ibnu Hibban 1/289-290)

4. Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi rahimahullah didalam Sunan nya (hal 604), hadits no 2682. Dari
Qais bin Katsir.
a. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah didalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, hadits no 2682
(penomoran sama).

5. Diriwayatkan oleh Imam Ad-Darimi rahimahullah didalam Sunan nya hadits no 342. Dari Katsir bin
Qais.
a. Syaikh Husain Salim didalam takhrij Musnad ad-Darimi mengatakan : Sanad nya Lemah (Dhaif)
(Musnad Ad-Darimi hadits no 345 hal 361).
b. Sedangkan Syaikh Fawwaz Zamrali dan Syaikh Khalid Al-Alimy berkata : Sanad nya hasan (Sunan
Ad-Darimi juz 1 hal 110)

6. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah didalam Musnad nya, hadits no 21612 dan no 21613
dalam cet musnad yang lain hadits no 21715 no 21716. Dari Katsir bin Qais.
a. Syaikh Hamzah Az-Zain hafizhahullah berkata : Sanad nya Hasan (Musnad Ahmad juz 16 hal 71).
b. Syaikh Syuaib dan kawan kawan hafizhahumullah berkata : Hadits ini Hasan Lighairihi dan Sanad
ini nya Dhaif. (Musnad Ahmad juz 36 hal 45-49).

7. Diriwayatkan oleh Imam al-Baghawi rahimahullah didalam Syarhus Sunnah nya, hadits no 129. Dari
Daud bin Jamil dari Katsir bin Qais.
a. Syaikh Syuaib dan Syaikh Muhammad berkata didalam takhrij Syarhus Sunnah : Hadits Hasan
(Syarhus Sunnah dan Takhrijnya, juz 1 hal 275-276)

8. Diriwayatkan juga oleh Imam Al-Baihaqi rahimahullah didalam Al-Jami li Syuabul Iman juz 3 hal 220
222, hadits no 1573 dan 1574.
9. Diriwayatkan juga oleh Imam Abdil Barr rahimahullah didalam Jami Bayan Al-Ilmi wa Fadhlih hal 168
170, hadits no 173 177.

10. Dibawakan juga oleh Imam Al-Mundziri rahimahullah didalam At-Targhib wa Tarhib hal 43, hadits no
106.
a. Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata didalam Shahih At-Targhib wa Tarhib (1/138) : Hasan
Lighairihi

Hadits ini juga diriwayatkan oleh para Ulama rahimahumullah lain nya didalam kitab mereka, namun kami
hanya mencukupkan dari kitab yang kami sebutkan diatas saja.

Sebagian riwayat mencantumkan Katsir bin Qais, sebagian riwayat yang lain menyebutkan Qais bin
Katsir. Yang rajih, insyaAllah Katsir bin Qais. Sebagaimana yang disebutkan para Ulama rahimahumullah.
Silahkan lihat biografi nya didalam Taqribut Tahdzib hal 515 no 5624 dan Tahdzibut Tahdzib juz 3 hal
646.

---oOo---

PENGUAT HADITS :

Berikut ini saya bawakan penjelasan Syaikh Syuaib Al-Arnauth dan kawan kawan tentang penguat
hadits diatas didalam takhrij Musnad Ahmad juz 36 hal 47 48 secara ringkas dan saya tambahkan
beberapa penguat hadits dan komentar para ulama tentang hadits tersebut, yang saya anggap mampu
menaikan hadits diatas menjadi hadits Hasan bahkan bisa menjadi Shahih, InsyaAllah.

1. Penguat lafadz hadits Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju Surga. Adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya
(12/393) hadits no 2427. Dengan sanad yang Shahih sesuai syarat Shahihain.

2. Penguat lafadz hadits Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap sayap nya. Karena ridha
kepada penuntut ilmu. Adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (30/9)
hadits no 18089. Dengan sanad yang Hasan.

3. Penguat lafadz hadits Sesungguhnya orang menuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh yang ada
di langit dan di bumi hingga ikan yang ada didalam air. Sesungguhnya keutamaan seorang alim (ulama)
dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi rahimahullah dalam Sunannya (hal 605) hadits no 2685. Dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah. Juga diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani rahimahullah didalam Al-
Ausath hadits no 6215. Dengan sanad yang Hasan. Dan juga diriwayatkan oleh Imam Ad-Darimi didalam
Sunan nya, hadits no 289. Dengan derajat yang Hasan.

4. Penguat lafadz hadits Sesungguhnya para Ulama adalah pewaris para Nabi. Dan Sesungguhnya para
Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham. Tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang
mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang banyak. Dibawakan oleh Imam As-Sakhawi
rahimahullah didalam kitab nya Al-Maqashid Al-Hasanah hal 286.

5. Imam al-Bukhari rahimahullah juga membawakan sebagian dari lafadz didalam Shahih nya, pada Kitab
Ilmu : Bab 10 Berilmu Sebelum Berkata dan Beramal, hal 18. Dan bahwasanya ulama adalah pewaris
para Nabi dan mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, niscaya ia telah mengambil
bagian yang cukup. Barangsiapa yang menemupuh jalan dalam rangka menuntut ilmu, niscaya Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju surga.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata ketika mensyarah ini : Potongan ini dari hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan al-Hakim yang telah menshahihkan nya dari
hadits Abu Darda Radhiyallahuanhu dan telah dihukumi hasan oleh Hamzah al-Kinani. Selain mereka,
hadits ini telah dinyatakan dhaif, karena pada sanadnya terdapat kelemahan. Namun, hadits ini memiliki
Syahid (riwayat penguat) yang menguatkan nya.

KESIMPULAN : Dengan demikian, hadits ini secara keseluruhan nya derajatnya Hasan Shahih, InsyaAllah.

---oOo---

SYARAH TEKS HADITS :

" :

."
Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju Surga.

Lafazh Jalan dan ilmu disebutkan dalam bentuk nakirah yakni isim yang belum jelas
penunjukan nya dan masih umum. Sehingga termasuklah kedalam hadits ini semua bentuk jalan menuju
ilmu dan juga termasuk kedalam nya sedikit maupun banyak ilmu yang dipelajari nya.

Jalan disini mencakup jalan yang bersifat nyata dan jalan yang bersifat abstrak.
a. Jalan yang bersifat kongkrit (nyata) yakni seseorang pergi dari rumahnya menuju majelis ilmu.
b. Sedangkan jalan yang bersifat abstrak yakni seseorang membaca buku agama, mengambil faidah
darinya kemudian mengamalkan nya.

Apa yang dimaksud dengan ilmu?



"Ilmu adalah mengetahui sesuatu sebagaimana hakikat yang sebenarnya dengan pengetahuan yang
pasti."

Dan yang dimaksud ilmu didalam hadits ini adalah Ilmu Agama, bukan Ilmu dunia. Karena ilmu dunia,
orang kafir pun bisa menguasai nya. Adapun ilmu agama, maka dia adalah kekhususan seorang Muslim.

Dengan ilmu agama, seorang muslim bisa mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.

Dengan ilmu agama, seorang muslim bisa mengetahui mana jalan yang dapat mengantarnya menuju
surga dan mana jalan yang dapat menjerumuskan nya ke neraka.

Dengan ilmu agama, seorang muslim bisa mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan diterima nya
amal dan apa saja yang menyebabkan ditolaknya amal.

Intinya, dengan ilmu agama, Allah memudahkan jalan bagi nya jalan menuju surga yakni dengan cara
menuntut ilmu dan mengamalkan ilmunya.

Sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam selanjutnya



Dan sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap sayap nya. Karena ridha kepada penuntut ilmu.

Ini menunjukkan kecintaan, penghargaan, pemuliaan dan penghormatan para malaikat terhadap para
penuntut ilmu, sehingga mereka yakni para malaikat- melebarkan sayap sayap mereka bagi para
penuntut ilmu, karena ridha terhadap penuntut ilmu.

Ilmu agama adalah ilmu yang mulia, yang diturunkan dari Allah Subhanahu wa taala, yang dibawa oleh
utusan yang mulia, dan disampaikan oleh manusia yang mulia pula. Maka orang - orang mempelajarinya
adalah orang mulia lagi dimuliakan.

Maksud dari meletakkan sayap sayap nya adalah menjaga, melindungi dan membentengi para
penuntut ilmu dengan izin Allah. Seandainya hanya ini saja yang diperoleh seorang penuntut ilmu,
tentunya itu sudah merupakan kemuliaan dan kehormatan tersendiri bagi para penuntut ilmu.

Sabda Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam selanjutnya :



Sesungguhnya orang menuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh makhluk yang ada di langit dan di
bumi hingga ikan yang ada didalam air.

Makhluk disini mencakup umum yakni seluruh makhluk, makhluk dilangit adalah para Malaikat yang
mulia. Sedangkan makhluk dibumi mencakup seluruh binatang dan sebagainya, baik yang berbunyi
maupun yang tidak berbunyi, baik yang kecil maupun yang besar. Mereka semua memohon ampunan
bagi seorang penuntut ilmu. Karena dengan sebab ilmu, terjaga nya keamanan, kelestarian dan
kelangsungan hidup di muka bumi ini bagi generasi berikut nya sampai hari kiamat tiba.

Sabda Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam :


Sesungguhnya keutamaan seorang alim (ulama) dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan
bulan atas seluruh bintang.

Ini menujukkan keutamaan Ahli Ilmu atas Ahli Ibadah yang bukan Ahli Ilmu. Bukan berarti hadits ini
menunjukkan ahli ilmu tidak beribadah, tidak demikian. Akan tetapi maksud nya keutamaan orang yang
Ahli Ilmu kemudian mengamalkan ilmu nya, itu jauh diatas keutamaan Ahli Ibadah yang bukan ahli Ilmu.

Ini merupakan perumpamaan yang sangat jelas dan tepat. Untuk mengumpamakan ahli ilmu dan ahli
ibadah. Dimana Ahli ilmu diumpamankan (dimisalkan) seperti bulan, sedangkan Ahli ibadah
diumpamakan seperti bintang. Kenapa demikian? Karena cahaya bulan menerangi penjuru bumi dan
meluas keseluruh arah. Sehingga manusia dapat mengambil faidah dari nya. Seperti itulah ilmu seorang
ulama yang bermanfaat bagi orang lain dan menyebar keseluruh arah.

Adapun bintang bintang, cahaya nya tidak melewati dirinya sendiri atau hanya sampai kepada sesuatu
yang terdekat darinya. Begitu juga ibadahnya hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, dan orang
disekitarnya.

Dalam perumpamaan ini terdapat faidah bahwa kebodohan seperti malam yang gelap gulita, sedangkan
para ulama seperti bulan, sedangkan para ahli ibadah seperti bintang. Maka dalam kegelapan itu,
keutamaan cahaya seorang ulama seperti keutamaan cahaya bulan atas cahaya bintang. Disamping itu,
tegaknya agama adalah karena ditopang, dihiasi, dan diterangi oleh para Ulama dan Ahli Ibadah. Apabila
para ulama dan ahli ibadah hilang, maka hilanglah agama, sebagaimana langit yang dihiasi dan diterangi
oleh bulan dan bintang. Jika bulan dan bintang hilang dari langit, maka datanglah hari kiamat yang
dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa taala.

Mungkin ada yang bertanya, Kenapa para Ulama tidak diserupakan dengan matahari, padahal cahaya
matahari lebih besar?

Maka jawaban nya adalah :
Dalam perumpamaan tersebut terdapat dua hal yang sangat penting :
Pertama : Karena cahaya bulan merupakan pantulan dari cahaya matahari, maka orang yang berilmu
yang mengambil ilmunya dari al-Quran dan as-Sunnah lebih sesuai jika diserupakan dengan bulan
daripada matahari. Sebab ilmu dia merupakan pantulan dari al-Quran dan as-Sunnah yang merupakan
sumber ilmu islam, seperti cahaya bulan yang berasal dari pantulan cahaya matahari.

Kedua : Karena cahaya matahari tetap, tidak berubah, dan tidak memiliki tingkatan. Sedangkan cahaya
bulan, terkadang cahanya sedikit, terkadang sedang, terkadang banyak dan penuh dan seterusnya,
seperti itulah para Ulama yang mana keilmuan mereka pun bertingkat tingkat. Ada yang memiliki ilmu
yang sedikit, ada yang sedang, ada yang banyak. Perbedaan tingkatan para ulama bagaikan perbedaan
keadaan cahaya bulan. Dari bulan purnama yang sempurna, lalu berkurang sedikit, sedikit demi sedikit
hingga pada keadaan yang paling akhir. Disisi Allah Subhanahu wa taala, kedudukan para ulama pun
berbeda beda.

Mungkin ada juga yang bertanya? Kenapa Nabi Shallallahualaihi wa sallam bersabda : Sahabat
sahabatku seperti bintang Sedangkan para ulama diumpamakan seperti bulan?

Jawab nya : Perumpamaan ulama seperti bintang, itu hanya perumpamaan pada posisi keutamaan para
ulama atas para ahli ibadah. Yakni para ulama melampaui ahli ibadah yang bukan ulama. Adapun secara
umum maka perumpamaan para ulama seperti bintang, karena bintang dipakai sebagai petunjuk dalam
kegelapan didarat dan dilaut, demikian pula dengan para ulama. Bintang bintang adalah penghias
langit dan ulama adalah penghias dibumi. Bintang menjadi penghalang bagi para syaithan agar tidak
mencuri berita dari langit. Demikian juga para ulama, mereka menjadi lemparan penghalang bagi
syaithan dari kalangan manusia yang membisikan syubhat (keraguan) dan ajaran sesat kepada manusia.
Para ulama menjadi penghalang bagi kelompok jahat itu untuk melakukan aktivitas mereka. Seandainya
tidak ada para ulama, maka hancurlah ajaran agama Islam ini, karena pemalsuan orang orang sesat.
Maka dari itu Allah Subhanahu wa taala menjadikan para ulama sebagai penjaga bagi agama-Nya dan
sebagai penghalang bagi musuh musuh para Rasul-Nya dan ini adalah bentuk keserupaan para ulama
dengan bintang.

Sabda Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam selanjutnya :


Sesungguhnya para Ulama adalah pewaris para Nabi. Dan Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan
dinar ataupun dirham. Tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka
dia telah mengambil bagian yang banyak lagi sempurna.

Para ulama adalah pewaris Nabi, ini merupakan keistimewaan yang paling besar bagi ahli ilmu.
Sesungguhnya para Nabi adalah hamba Allah yang terbaik, maka para pewaris mereka juga merupakan
orang orang terbaik setelah mereka.

Para Ulama adalah pewaris para Nabi, karena para Ulama mewarisi ilmu agama yang dibawa oleh para
Nabi. Para ulama juga mewarisi dan melanjutkan dakwah para Nabi. Dengan demikian, secara tidak
langsung hal ini menunjukkan bahwa para ulama adalah orang yang terdekat dengan para Nabi, karena
hanya orang yang terdekatlah yang dapat warisan sebagaimana dalam pewarisan harta.

Adapun sabda beliau bahwa para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham tapi mewariskan ilmu, ini
menunjukkan kesempurnaan para nabi dan besarnya kebaikan mereka terhadap umat nya, serta
menunjukkan kesempurnaan nikmat Allah Subhanahu wa taala atas mereka.

Hikmahnya kenapa para Nabi tidak meninggalkan harta warisan kepada kaum kerabatnya adalah sebab
jika para nabi mewarisi harta maka para nabi akan dicurigai sebagai orang orang yang mengejar
kekuasaan dan harta, dan ingin mengambil harta manusia hingga menjadi harta warisan mereka kelak.
Maka dari itu para nabi tidak meninggalkan sedikit pun harta warisan untuk keluarga mereka, semua
harta mereka menjadi sedekah. Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya kami
para Nabi tidak memberi warisan. Apa yang kami tinggalkan semua nya merupakan sedekah.
[Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahih nya hadits no 6726]

Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang banyak lagi sempurna

Bagian yakni jatah atau bagian. Yang banyak yakni yang sempurna.

Yakni barangsiapa mempelajari ilmu, maka dia telah mengambil bagian, baik sedikit maupun banyak.
Walaupun sedikit ilmunya yang diambilnya, namun jika ia mengamalkan nya dan disebarkan, maka
banyaklah manfaatnya. Apabila pemiliknya meninggal dunia, maka kebaikan ilmu agama yang telah
diajarkan nya akan tetap sampai kepada pemiliknya.

---oOo---

FAIDAH HADITS :

Secara umum ada 4 faidah dari hadits ini :
1. Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan ilmu.
2. Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan ahli ilmu.
3. Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan orang yang mempelajari ilmu.
4. Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan majelis ilmu.

Secara rincian, ada 26 faidah sebagai berikut :

" :

."
Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju Surga.
5. Hadits ini menjadi dalil dianjurkan nya melakukan perjalanan untuk mencari ilmu.
6. Hadits ini menjadi dalil bahwa ilmu itu harus didatangi.
7. Hadits ini juga menganjurkan agar kita mendatangi majelis ilmu dan duduk dimajelis ilmu.
8. Hadits ini juga menjadi dalil tentang wajib nya mengamalkan ilmu yang telah diketahui.
9. Hadits ini juga memberikan kabar gembira bahwa orang yang mempelajari ilmu, maka perjalanan nya
menuju surga akan lebih mudah.
10. Hadits ini juga memberikan peringatan bagi orang tidak mau mempelajari ilmu. Dan isyarat bahwa
orang tidak berilmu, jalan nya menuju surga akan sulit.
11. Hadits ini menjadi dalil tentang anjuran membantuan para penuntut ilmu. Bisa berupa membiayai
mereka untuk belajar atau membantu mereka didalam menyebarkan ilmu.


Dan sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap sayap nya. Karena ridha kepada penuntut ilmu.
12. Hadits ini juga menjelaskan tentang pemuliaan para malaikat terhadap ilmu dan terhadap orang
mencari ilmu.
13. Hadits ini menjelaskan bahwa para malaikat senang dan cinta kepada para penuntut ilmu.
14. Hadits ini menjelaskan bahwa para penuntut ilmu dijaga dan dilindungi oleh para Malaikat dengan izin
Allah.

.
Sesungguhnya orang menuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh makhluk yang ada di langit dan di
bumi hingga ikan yang ada didalam air.
15. Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan yang besar bagi para penuntut ilmu, yakni bahwa dia akan
dimintakan ampunan oleh makhluk yang ada dilangit dan dibumi.
16. Hadits ini menjelaskan bahwa diantara sebab terhapus nya dosa adalah dengan menuntut ilmu.


Sesungguhnya keutamaan seorang alim (ulama) dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan
bulan atas seluruh bintang.
17. Hadits ini menjelaskan tentang kedudukan para Ulama dibandingkan kedudukan para Ahli Ibadah
yang bukan Ulama. Dimana kedudukan para Ulama lebih tinggi dibandingkan kedudukan para Ahli
Ibadah.
18. Hadits ini menjelaskan manfaat yang diberikan para Ulama itu lebih besar bagi manusia dari pada
manfaat yang diberikan para Ahli Ibadah.
19. Hadits ini menjelaskan bahwa orang yang mempelajari ilmu, kemudian mengamalkan nya, kemudian
dia menyebarkan ilmu nya, itu lebih baik dari pada orang yang hanya mempelajari ilmu kemudian dia
mengamalkan nya, tanpa menyebarkan nya.
20. Hadits ini menjelaskan bahwa kebodohan itu seperti malam yang gelap gulita. Sedangkan ilmu adalah
seperti cahaya.
21. Hadits ini juga menjadi dalil bahwa berilmu terlebih dahulu baru beramal. Sebagaimana Rasulullah
mendahulukan para Ulama dibandingkan para Ahli Ibadah didalam hadits tersebut.


Sesungguhnya para Ulama adalah pewaris para Nabi. Dan Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan
dinar ataupun dirham. Tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka
dia telah mengambil bagian yang banyak.
22. Hadits ini menjelaskan kedudukan para Ulama didalam Islam, yakni mereka adalah pewaris para
Nabi.
23. Hadits ini mengisyaratkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahualaihi wa sallam adalah Nabi yang
terakhir dan penutup para Nabi. Hal ini dapat dilihat dari sabda beliau : Para ulama adalah pewaris para
Nabi.
24. Hadits ini menjadi dalil bahwa para Nabi tidak memberikan harta warisan kepada keluarga nya.
25. Hadits ini menjadi dalil bahwa ilmu adalah warisan para Nabi.
26. Hadits ini menjadi dalil bahwa ilmu yang benar adalah ilmu yang bersumber dari al-Quran dan as-
Sunnah. Karena itulah yang ditinggalkan oleh Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam kepada Umat ini.
Adapun ilmu yang dibangun diatas hawa nafsu dan akal, maka itu bukanlah ilmu dan orang yang memiliki
nya, bukanlah ahli ilmu. Seperti filsafat, maka ahli filsafat bukanlah ulama. Karena filsafat dibangun
diatas akal.
27. Hadits ini mengisyaratkan bahwa ulama yang sebenar benar nya ulama adalah ulama yang
mewarisi ilmu para nabi, dakwah para nabi, mengikuti petunjuk para nabi dalam menyampaikan agama.
Yakni cara berdakwah dengan penuh kesabaran, dan kelemah lembutan. Membalas kejahatan manusia
dengan kebaikan, dan mengajak manusia ke jalan Allah dengan cara yang terbaik, serta selalu berusaha
memberikan nasehat kepada manusia untuk menunaikan kewajiban nya.
28. Hadits ini juga merupakan peringatan kepada ulama agar mendidik umat sebagaimana orangtua
mendidik anak nya. Maka mereka harus mendidik umat secara bertahap dan bertingkat, mulai dari
pengetahuan yang dasar sampai yang tinggi, mulai dari yang kecil sampai ke yang besar. Mereka juga
hanya membebankan kepada umat apa yang mampu mereka pikul, sebagaimana yang dilakukan seorang
bapak kepada anaknya.
29. Hadits ini juga merupakan dalil tentang wajibnya menghormati dan mencintai para Ulama. Mentaati
mereka dalam perkara perkara yang baik. Bertanya kepada mereka dalam permasalahan yang tidak
dimengerti.
30. Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan ilmu dibandingkan harta. Seandainya harta lebih utama
dari pada ilmu, tentu para Nabi akan mewariskan harta kepada umat nya. Namun yang terjadi adalah
sebalik nya. Ilmu adalah yang diwariskan oleh para Nabi.
31. Hadits ini menjelaskan bahwa seorang penuntut ilmu, adalah seorang pencari harta karun dan
warisan para Nabi. Dan Para Ulama adalah pemberi harta warisan para Nabi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai