Anda di halaman 1dari 5

Konsep Dasar Pendidikan

Pendidikan bukan hanya sebuah kewajiban, lebih dari itu pendidikan merupakan sebuah
kebutuhan. Dimana manusia akan lebih berkembang dengan adanya pendidikan. Tujuan
pendidikan itu sendiri beragam, tergantung pribadi tiap individu memandang pendidikan itu
sendiri, ada yang memandang pendidikan yang baik dapat memperbaiki status kerjanya,
sehingga mendapatakan pekerjaan yang nyaman, ada pula yang memandang pendidikan
adalah sebuah alat transportasi untuk membawanya menuju jenjang itu semua.

Terlepas dari pandangan itu semua, sebenarnya pendidikan adalah sesuatu hal yang
luhur.di mana suatu pendidikan tak hanya sebatas dalam lembagaformal saja tetapi
pendidikan juga ada dilingkungan informal, karena hakikatnya kita lahir sampai akhir hayat.
Belajar adalah bagaimana kita berkembang untuk terus menjadi baik menjadi pemimpin di
bumi ini .

Konsep dasar pendidikan di indonesia sendiri didefinisikan sebagai berikut :

1. Menurut Notoatmojdo,
Pendidikan adalah semua usaha atau upaya yang sudah direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik kelompok, individu, maupun masyarakat sehingga mereka akan melakukan
apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

2. Menurut Mudyaharjo, Pendidikan merupakan upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, serta pemerintah, dengan melalui pengajaran atau latihan, kegiatan bimbingan,
yang berlangsung di dalam sekolah dan di luar sekolah sepanjang hidupnya, yang bertujuan
untuk mempersiapkan anak didik supaya mampu memainkan peranan pada berbagai
kondisi lingkungan hidup dengan tepat di waktu yang akan datang.

3. Menurut Faud Ihsan Pendidikan merupakan upaya dalam menumbuhkan dan
mengembangkan segala potensi-potensi yang di bawa sejak lahir baik potensi jasmani
ataupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang di anut masyarakat dan kebudayaan.

4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa pendidikan adalah suatu proses untuk
mengubah sikap dan tingkah laku seseorang maupun kelompok orang dengan tujuan untuk
mendewasakan seseorang melalui usaha pengajaran dan pelatihan.

Dari definsi pendidikan tersebut dapat dipahami bahwa konsep dasar pendidikan di
indonesia bertujuan untuk membentuk sikap yang baik, sesuai nilai yang berlaku. juga
menumbuhkan potensi-potensi yang dimiliki untuk dikembangkan lebih lanjut.

KONSEP DASAR PENDIDIKAN

DEFINISI
1. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmojdo, 2003).
2. Pendidikan adalah usaha dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan, yang berlangsung
di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang
akan datang (Mudyaharjo, 2008).
3. Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengn nilai-nilai yang
ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Faud Ihsan, 2010).
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia : pendidikan proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, pembuatan mendidik.

JENIS PENDIDIKAN
Jenis pendidikan adalah satuan pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan
tujuannya.
1). Menurut Philip H. Coombs mengklasifikasikan pendidikan kedalam tiga bagian yaitu:

a). Pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan)
Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan adalah proses pendidikan yang
diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya
tidak teratur dan sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga,
tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau di dalam pergaulan sehari-hari.
b). Pendidikan formal (pendidikan sekolah)
Pendidikan sekolah adalah pendidikan disekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai
jenjang dan yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi.
c). Pendidikan non-formal (pendidikan luar sekolah yang dilembagakan)
Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang
diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan.
Dalam hal ini, tenaga pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai, serta
komponen-komponen lainya disesuaikan dengan keadaan peserta, atau peserta didik supaya
mendapatkan hasil yang memuaskan (Fuad Ihsan, 2010).

2). Jenis pendidikan dalam system pendidikan nasional terdiri dari:

a). Pendidikan sekolah
Jenis pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang berjenjang dan
berkesinambungan, sampai dengan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan sekolah mencakup
pendidikan umum, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pendidikan Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia.
b). Pendidikan luar sekolah
Pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang tidak selalu terikat oleh jenjang
dan struktur persekolahan, tetapi dapat berkesinambungan. Pendidikan luar sekolah
menyediakan program pendidikan yang memungkinkan terjadinya perkembangan peserta didik
dalam bidang sosial , keagamaaan, budaya, ketrampilan, dan keahlian (Fuad Ihsan, 2010).

Jenjang Pendidikan

1). Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta
memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat
serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan
menengah.
2). Pendidikan Menengah
Pendidikan Menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan
dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, dan
dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
3). Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan
untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian (Mudyahardjo, 2008)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN

a). Usia
Usia adalah yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun.
Berbagai macam pendidikan atau sekolah dibatasi oleh umur. Sehingga umur mempengaruhi
seseorang dalam mengakses pendidikan (Ahmadi , A dan Uhbiyati, 2001).
b). Pekerjaan
Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau
diselesaikan oleh seseorang sesui dengan jabatan dtau profesi masing-masing. Status pekerjaan
yang rendah mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang.
c). Status Ekonomi
Status ekonomi berpengaruh terhadap status pendidikannya. Individu yang berasal dari
keluarga yang status ekonominya menengah dan tinggi dimungkinkan lebih memiliki pendidikan
yang tinggi pula.
d). Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur yaitu yang berarti interaksi antara
manusia dan unsur budaya yaitu bentuk kelakuan yang sama terdapat dikeluarga. Manusia
mempelajari kelakuanya dari orang lain di lingkungan sosialnya. Budaya ini diterima dalam
keluarga meliputi bahasa dan nilai-nilai kelakuan adaptasi kebiasaan dan sebagainya yang
nantinya berpengaruh pada pendidikan seseorang.
e). Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang
dapat mempengaruhi perkebangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah input
kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptasi yang melibatkan baik faktor internal maupun
faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan berpendidikan tinggi akan cenderung
untuk mengikuti lingkunganya

DAFTAR PUSTAKA

1. Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta.
Rineka Cipta.
2. Abu. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.
http://janetniez.blogspot.com/2009/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses
12/02/2011.
3. Aisyiah. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Universitas Indonesia.
4. Arikunto, (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.
Salemba Medika.
5. Depdiknas. 2008. Data PAUD di Indonesia. http://www.paud.depdiknas.go.id.
Diakses 13/02/2011.
6. Dinas Pendidikan Jatim. 2009. http://disdikdki. net/news.php?tgl=2009-11-
25&cat=1&id=209. Diakses 13/02/2011.
7. Effendy. 2004. Dasar-dasar Kepewatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC.
8. Fuad Ihsan. 2010. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
9. Hibana. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta.
PGTWI Press.
10. Mudyahardjo. 2008. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-
dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
11. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
12. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
13. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
14. Nugraha. 2008. Program Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat. Jakarta:
Universitas Terbuka.
15. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta. Salemba
Medika.
16. Purwanto. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta.
EGC.
17. Sayuti. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi.
http://repository.usu.ac.id/. Diakses 20/02/2011.
18. Sobur. 2009. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.
19. Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
20. Wijana. 2008. Kurikulum Pendidikan Anak Usia dini. Jakarta. Universitas
Terbuka.
21. Yufiarti. 2008. Profesionalitas Guru PAUD. Jakarta. Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai