Anda di halaman 1dari 38

PONDOK PESANTREN IDRISIYYAH

MA’HAD ALY IDRISIYYAH


TASAWUF DAN TAREKAT (TASHAWWUF WA THARIQATUHU)

NSMA : 241232060004
Pagendingan Desa Jatihurip Kecamatan Cisayong Kab. Tasikmalaya 46153 Telp./Fax (0265) 7526818
Kata Pengantar

َ ِ‫ان ِإالَّ َعلَى الظّال‬


َ ‫اَللَّهُ َّم‬,‫مين‬
ِّ‫صل‬ َ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَلِل ِ َرب ْل َعالَمي َْن َو ْال َعاقِبَةُ لِل ُمتَّقِي َْن‬
!َ ‫والَ ُع ْد َو‬,
‫س َع َد َد َما‬ ْ ‫َو َسلِ ْم َعلَّى َسيَ ِد نَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َوااااَصْ َحابِ ِه‬
ٍ َ‫في ُكلِّ لَ ْم َح ٍة َونَف‬
‫َو ِس َعهُ ِع ْل ُم اللهز اَ َّما بَ ْع ُد‬
Segala puji bagi Allah, yang telah menjanjikan kemenangan untuk orang- orang
yang bertaqwa. Shalawat beserta salam semoga selalu melimpahkan kepada
jungjungan alam Baginda Muhammad Saw sebagai rahmatan lil’alamin.

Modul Dalail ini berisi dalil- dalil yang diambil dari buku Dalail yang telah
diringkas, agar memudahkan para mahasantri dalam menghapal dan memahami
dalil- dalil al-Qur’an, Hadist dan Qaul Ulama.Semoga dengan adanya buku ini
mahasantri lebih semangat lagi untuk mendalaminya. Sehingga dapat menjadi
bekal untuk alat berdakwah, menyebarkan kebaikan dikemudian hari dan menjadi
amal shaleh yang terus mengalir. Aamiin yra.

Penyusun berharap dengan wasilah buku ini mudah- mudahan dapat


mencerahkan dan meluruskan tudingan bahwa ilmu tasawuf adalah ilmu yang tidak
berlandasan al-Qu’an dan hadist, serta Qaul para ulama yang tidak diragukan lagi
keshalehannya, tudingan bahwa ilmu tasawuf berasal dari ajaran agama Hindu dan
Budha. Serta pemahaman yang keliru bahwa belajar ilmu Tasawuf nanti ketika
sudah memasuki usia 60 tahun atau belajar tasawuf nanti ketika ilmu Fiqihnya
sudah matang.

Mudah-mudahan dengan membaca dan memahami buku ini, dapat menjadi


wasilah turunnya hidayah Allah SWT, kesadaran pentingnya belajar, memahami
dan mengamalkan agama Islam harus ada dalam bimbingan seorang Mursyid yang
masih hidup dan sejaman.
‫‪I.‬‬ ‫‪KEDUDUKAN ILMU TASAWUF DIDALAM ISLAM‬‬

‫‪Ilmu Tasawuf diambil dari hadist Jibril, sebagaimana hadist dibawah ini:‬‬

‫س ْو ِل هللاِ‬ ‫س ِع ْن َد َر ُ‬ ‫ضا قَا َل ‪ :‬بَ ْينَ َما نَ ْحنُ ُجلُ ْو ٌ‬ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َأ ْي ً‬ ‫عَنْ ُع َم َر َر ِ‬
‫ش ِد ْي ُد‬ ‫ب َ‬ ‫ض الثِّيَ ا ِ‬ ‫ش ِد ْي ُد بَيَ ا ِ‬ ‫سلَّم َذاتَ يَ ْو ٍم ِإ ْذ طَلَ َع َعلَ ْينَا َر ُج ٌل َ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫س ِإلَى‬ ‫الس فَ ِر َوالَ يَ ْع ِرفُ هُ ِمنَّا َأ َح دٌ‪َ ,‬حتَّى َجلَ َ‬ ‫الش ْع ِر‪ ,‬الَ يُ َرى َعلَ ْي ِه َأثَ ُر َّ‬ ‫س َوا ِد َّ‬ ‫َ‬
‫ض َع َكفَّ ْي ِه َعلَى‬ ‫س نَ َد ُر ْكبَتَ ْي ِه ِإلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه‪َ ,‬و َو َ‬ ‫س لَّم‪ ,‬فَأ ْ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫النَّبِ ِّي َ‬
‫ص لَّى هللاُ‬ ‫س ْو ُل هللاِ َ‬ ‫س الَ ِم‪ ,‬فَقَ ا َل َر ُ‬ ‫فَ ِخ َذ ْي ِه‪َ ,‬و قَ ا َل ‪ :‬يَ ا ُم َح َّم ُد َأ ْخبِ ْرنِ ْي َع ِن اِإل ْ‬
‫س ْو ُل هللاِ‪,‬‬ ‫َش َه َد َأنْ الَِإ لَ هَ ِإالَّ هللاُ َو َأنَّ ُم َح َّم ًدا َر ُ‬ ‫س الَ ُم َأنْ ت ْ‬ ‫س لَّم ‪ :‬اَِإل ْ‬ ‫َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫اس تَطَ ْعتَ‬ ‫ان‪َ ,‬وت َُح َّج ا ْلبَ ْيتَ ِإ ِن ْ‬ ‫ض َ‬ ‫َص ْو َم َر َم َ‬ ‫الص الَةَ‪َ ,‬وتُ ْؤ تِ َي ال َّز َك اةَ‪َ ,‬وت ُ‬ ‫َوتُقِ ْي ُم َّ‬
‫ص ِّدقُهُ‪ .‬قَ ا َل ‪ :‬فَ َأ ْخبِ ْرنِ ْي َع ِن‬ ‫س َئلُهُ َويُ َ‬ ‫ص َد ْقتُ ‪ .‬فَ َع ِج ْبنَ ا لَ هُ يَ ْ‬ ‫سبِ ْيالً‪ .‬قَا َل ‪َ :‬‬ ‫ِإلَ ْي ِه َ‬
‫اآلخ ِر‪َ ,‬و تُ ْؤ ِم َن‬ ‫س لِ ِه‪َ ,‬وا ْليَ ْو ِم ِ‬ ‫ان‪ ,‬قَا َل ‪َ :‬أنْ بِاهللِ‪َ ,‬و َمالَِئ َكتِ ِه‪َ ,‬و ُكتُبِ ِه‪َ ,‬و ُر ُ‬ ‫اِإل ْي َم ِ‬
‫ان‪ ,‬قَ ا َل ‪َ :‬أنْ‬ ‫س ِ‬ ‫ص َد ْقتَ ‪ .‬قَ ا َل ‪ :‬فَ َأ ْخبِ ْرنِ ْي َع ِن اِإل ْح َ‬ ‫بِا ْلقَ ْد ِر َخ ْي ِر ِه َو ش َِّر ِه‪ .‬قَا َل ‪َ :‬‬
‫الس ا َع ِة‬ ‫تَ ْعبُ َد هللاَ َكَأنَّكَ ت ََراهُ فَِإنْ لَ ْم تَ ُكنْ ت ََراهُ فَِإنَّهُ يَ َراكَ ‪ .‬قَ ا َل ‪ :‬فَ َأ ْخبِ ْرنِ ْي َع ِن َّ‬
‫اراتِ َه ا‪,‬‬ ‫الس اِئ ِل‪ .‬قَ ا َل ‪ :‬فَ َأ ْخبِ ْرنِ ْي عَنْ َأ َم َ‬ ‫ُؤو ُل َع ْن َه ا بِ َأ ْعلَ َم ِم َن َّ‬ ‫س ْ‬ ‫قَا َل ‪َ :‬ما ا ْل َم ْ‬
‫الش ا ِء‬ ‫قَ ا َل ‪َ :‬أنْ تَلِ َد اَأل َم ةُ َربَّتَ َه ا‪َ ,‬وَأنْ تَ َرى ا ْل ُحفَ اةَ ا ْل ُع َراةَ ا ْل َعالَ ةَ ِر َع ا َء َّ‬
‫ي َم ِن‬ ‫ق‪ ,‬فَلَبِ ْثتُ َملِيًّ ا‪ ,‬ثُ َّم قَ ا َل ‪ :‬يَ ا ُع َم ُر‪َ ,‬أتَ ْد ِر ْ‬ ‫ان‪ ,‬ثم اَ ْنطَلَ َ‬ ‫اولُ ْو َن فِ ْي ا ْلبُ ْنيَ ِ‬‫يَتَطَ َ‬
‫س ْولُهُ َأ ْعلَ ُم‪ .‬قَ ا َل ‪ :‬فَِإنَّهُ ِج ْب ِر ْي ُل َأتَ ا ُك ْم يُ َعلِّ ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‪.‬‬ ‫الس اِئل؟ قُ ْلتُ ‪ :‬هللاُ َو َر ُ‬ ‫َّ‬
‫سلِ ٌم‬ ‫َر َواهُ ُم ْ‬
‫‪Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata :‬‬

‫‪Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu‬‬


‫‪‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan‬‬
‫‪pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-‬‬
‫‪tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya.‬‬
‫‪Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan‬‬
‫‪meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai,‬‬
‫”‪Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.‬‬
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau
bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan
sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan
zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika
engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka
kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.

Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.

Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya;


kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang
baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”

Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah


kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak
melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”

Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”

Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”

Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”

Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika


engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa)
serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan
megah yang menjulang tinggi.”

Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi
bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”

Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau


bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR
Muslim, no.8]

Merujuk dari hadist tersebut para ulama menjadikan referensi bahwa ajaran
agama Islam mempunyai 3 garis besar ajaran, yaitu tentang: Islam, Iman dan
Ihsan.
Setelah Rasulullah Saw wafat, para ulama memformulasikan ketiga disiplin
ilmu tersebut sesuai dengan klasifikasinya, ilmu keislaman menjadi disiplin ilmu
Syariat atau ilmu Fiqih,. Ilmu keimanan menjadi disiplin ilmu Tauhid atau Aqidah,
sedangkan ilmu keihsanan menjadi disiplin ilmu Tasawuf.

PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG ILMU TASAWUF

1. Syekh Amin al’Kurdi dalam kitab Tanwirul Qulub fi Mu’amalah


‘Alam al Ghuyub, hlm 406

‫فحد التصوف هو علم يعرف به احوال النفس محم و ده ا و م ذ‬


‫مومها وكيفية تطهيرها من المذ موم منها و تحليتها‬
‫با إلتصاف بمحموده ا وكيفي ة الس لوك والس ير الى‬
‫هللا تعلى والفرار اليه‬

Artinya:”Ilmu Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui kondisi jiwa


manusia, kondisi yang terpuji maupun yang tercela, mengetahui
bagaimana cara membersihkannya dari kondisi yang tercela dan
menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji serta mengetahui tata cara/
proses perjalanan menuju kepada Allah SWT”.

Objek ilmu Tasawuf adalah hati manusia, agar menjadi bersih dan
lebih baik lagi dengan menghiasi dengan sifat-sifat mahmudah ,
sehingga dapat menuju ( wushul) kepada Allah SWT.

2. Imam Al Ghazali dalm kitab An- Nushrah An- Nabawiyyah, hln 26

‫الد خول مع الصو في ة ف رض عين إذ ال يخل و اح د من عيب اال‬


‫األنبيآء عليم الصالة والسالم‬
Artinya; “ Masuk ke dalam Tasawuf bersama para Sufi ( Ahli
Tasawuf ) hukumnya fardu ‘ain , karena tidak ada seorang pun
dimuka bumi ini yang bersih dari ‘aib batin kecuali para Nabi”.

3. Syekh Abdul Qodir al Jailani, dalam kitab ‘Adab as Suluk, hlm 189

‫قال الشيخ عبد الق ا در الجيال نى رحم ه هللا؛ التص وف ليس م ا‬


‫ ولكن أخ ذ من الج وع وقطع ع المألوف ات‬،‫أخد عن القيل والق ال‬
‫والمستحسنات‬
Artinya; “Syekh Abdul Qadir al- Jailani Rhm berkata; Ilmu Tasawuf
bukanlah ilmu yang diambil hanya dari perkataan- perkataan kosong,
akan tetapi ilmu yang dihasilkan dari menahan lapar dan memutus
perkara yang disenangi dan memutus keindahan- keindahan Dunia”.

4. Syekh Ibnu Athaillah dalam kitab Al Mausu’ah al Yusufiyyah, juz 1


hlm 28, karangan Dr khathar Yusuf Muhammad

‫ التص وف ه و اإلءسترس ال‬:‫قل السيخ ابن عط اء هللا الس كندي‬


‫معالحق‬
Artiya: Ilmu Tasawuf adalah hidup bersama Allah

Ilmu Tasawuf menurut Syekh Ibnu Athaillah merasa selalu bersama


Allah karena selalu merasa ditatap Allah.

5. Asy Syibli Rhm dalam kitab Al Mausu’ah hlm 30

ْ‫ص ْوفُ اَن‬ ُ َ‫ سمعت الجنيد يقول؛التت‬:‫وقال الشبلي رحمه هللا تعالى‬
‫ق َع ْنكَ َويُ ْح ْييَكَ بِ ِه‬ َ َ‫يُ ِمتَك‬
ُ ‫الح‬
Artiya: “ Dan aku telah mendengar Imam Junaid berkata: Ilmu
Tasawuf adalah ilmu yag menjadikan nafsumu dimatikan Allah untuk
keinginanmu, dan Allah menghidupkan hatimu dengan ilmu Tasawuf
itu.

Menurut Imam Junaid ketika telah mempelajari ilmu Tasawuf,maka


akan lebih senang mengikuti keinginan Allah daripada keinginan
pribadinya karena nafsuya telah Allah matikan.

6. Imam Muhammad ‘Amin al Ihsan al Barkati dalam kitab al-Tarifat


al-Fiqhiyyah, hlm 19, mengutip perkataan imam al-Ghazali

‫التصوف شيئاالصد ق مع هللا وحس ن المعامل ة م ع الن اس فك ل‬


‫من صد ق مع هللا تعا لى وأ حسن معاملت الخلق فهو صو فى‬
Artiya: “Tasawuf itu ada dua ruang pengejawantahan, yaitu shidiq
( jujur/benar) beserta Allah dan perlakuan baik bersama manusia.
Maka setiap manusia yang shidiq beserta Allah dan memperbaiki
pergaulan sesama makhluk maka ia adalah seorang Sufi.

Menurut imam al-Ghazali dengan bertasawuf dapat membentuk


manusia shidiq/ benar /khusyu ketika beribadah dan berlaku baik/
kasih sayang kepada sesama manusia.

7. Syekh Sayyid Sabiq dalam kitab ‘Anashir al-Quwwah fil Islam, hlm
91

‫التصوف علم من العلوم اإلسال ميه وه و في حقيق ة أم ره روح‬


‫اإلسالم وجوهره‬

“Tasawuf adalah satu ilmu dari ilmu-ilmu Islam, ia pada hakekatnya ruh
Islam dan berliannya”.

Menurut Syekh Sayyid Sabiq. Ilmu Tasawuf bagian dari ilmu Islam
yang tercantum dalam arkanuddin, bukanlah sebagai pelengkap
bahkan sebagai ruh dan berliannya, karena semua ibadah tampa
disertai kebersihan hati tidak ada nilainya di hadapan Allah.

Agama Islam bukanlah agama tektual akan tetapi agama bimbingan, oleh karena
itu selain Allah menurunkan kitabnya lengkap dengan petugasnya.Q.S al- Hajj,75

‫صي ٌر‬ َ َ ‫س ۚ ِإنَّ هَّللا‬


ِ َ‫س ِمي ٌع ب‬ ُ ‫صطَفِي ِم َن ا ْل َماَل ِئ َك ِة ُر‬
ِ ‫ساًل َو ِم َن النَّا‬ ْ َ‫هَّللا ُ ي‬
Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Dalam mempelajari agama ada metodologinya,terlebih lagi dalam mempelajari


ilmu Tasawuf karena merupakan ilmu yang mempelajari sesuatu yang abtrak/
batin, oleh karena itu tidak dapat belajar dengan sendiri atau autodidak, harus
kepada fakarnya, jika tidak ingin terjadi salah paham dan tersesat. Allah telah
menuntun terdapat dalam al- Qur.an dalam surat al-Jin 16

II. TAREKAT MU’TABARAH

Pengambilan istilah Tarekat dari al-Qur’an surat al-Jin ayat ke 16

‫اء َغ َد قً ا‬ ْ ‫ام وا َع لَ ى الطَّ ِر يقَ ِة َأَل‬


ً ‫س قَ ْي نَ اه ُْم َم‬ ْ ‫َو َأ ْن لَ ِو‬
ُ َ‫اس تَق‬
“Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama
Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar
(rezeki yang banyak)”.

Allah berfirman jika manusia berada dijalan yang lurus artinya didalam
menjalankan agama mengikuti araha-Nya dengan mengikuti utusan-Nya, tidak
belajar langsung dari al-Qur’an, sebagaimana para sahabat dibimbing langsung
oleh Rasulullah Saw, ada contoh praktis, maka Allah akan menganugrahkan air
yang segar. Air adalah sumber kehidupan, dapat berupa suatu
kenikmatan,kesehatan, kesuksesan, keberkahan ( rizki yang ada bermanfaat untuk
dunia dan akhirat), ketenangan (rizki batin). Disebabkan batinnya mendekat
kepada Allah dibawah bimbingan Mursyid.

TAREKAT MENURUT PARA ULAMA


1. Imam al-Jurjani dalam kitab at-Ta’rifat, hlm 183 dan ‘Abdu Razaq,
dalam kitab Mu’jam isthilahat ash-Shufiyyah, hlm 85

‫الطر يقة هي السيرة المحتصه بالسا لكين إ لى هللا عز وجل من‬


‫قطع المنا زل والتراقي فى المقامات‬
Artinya: Thariqah adalah jalan khusus orang- orang yang melakukan
pengembaraan spiritual menuju kepada Allah, yaitu dengan
menempuh manazil ( level-level hawa nafsu ) dan menaiki pilar- pilar
ruhani ( maqom) seperti tawakal, ikhlas dll.

2. Syekh Abul Qosim Junaid al- Baghdadi mengutip perkataan Abd


Wahab asy Sya’rani, hlm 26 dalam kitab Al Kawakib asy Syahiq fi al-
Farq bayn al Murid ash Shadiq wa ghayr Shadiq

‫طريقتنا مشيدة بالكتاب والسنة وأنه ا مبني ة على س لوق أخخال‬


‫ق األنبيآء واألصفيآء‬
Artinya: Thariqah kami dikuatkan dengan al- Qur’an dan Sunnah,
karena sesungguhnya Thariqah kami dibangun mengikuti jejak
perjalanan akhlak para Nabi dan orang- orang pilihan.

3. Syekh Ahmad Syarif Sanusi Ra dalam kitab al- Fuyudhat al-


Mawahib al- Makkiyah

‫طريقتنا جا معة بين الطريقة البرها نية والطريقة اإل شرا قية‬

Artinya:”Thariqah kami adalah Thariqah yang mengkombinasikan/


mengintegrasikan antara metode burhaiyah dan isroqiyah “.

Melihat dari kelima pendapat ulama tersebut mereka sepakat merujuk pada
firman Allah dalam surat al-Jin ayat 16, bahwa ketika mengamalkan agama harus
menggunakan metode yang benar yaitu: dengan mengikuti para Nabi dan orang-
orang pilihan. Sehingga tujuan beragama tercapai ( kesuksesan) yang dijanjikan
Allah, selain itu dapat merasakan perjalanan ruhani para Nabi dan orang- orang
pilihan ( halat/ hal) seperti: kehusyuan, jadbah, fana dll, dan dimampukan
menempuh level- level hawa nafsu, dalam artian dimampukan beralih dari nafsu
amarah ke nafsu lawwamah- mulhimah- muthmainnah- radhiyah- mardhiyyah-
dan nafsu kamilah.serta menghiasi dengan sifat- sifat terpuji atau menegakkan
pilar- pilar ruhani.

Tentu tidaklah mudah untuk sampai kesana, harus menggunakan jalan,


tarekat atau metode yang benar, yang bersumberkan al-Qur’an dan hadist, ada
dalam bimbingan orang pilihan serta yang menggabungkan dua metode ( karena
manusia terdiri dari dua elemen yaitu jasmani dan ruhani) agar paripurna
bimbingannya.Maka harus berjalan didalam Tarekat yang benar ( mu’tabarah).

Thariqat mu’taarah mempunyai komponen sebagai berikut::

1. Mursyid
2. Adanya Silsilah
3. Adanya Talqin dzikir, Ijazah wirid dan Ba’iat
4. Adanya sumber ajaran
5. Adanya murid

1. MURSYID

Istilah Mursyid diambil dari firman Allah dalam surat al- Kahfi ayat 17

ِ ‫ضلِ ْل فَلَن ت َِج َد لَ ۥهُ َولِيًّا ُّم ْر‬


‫ش ًدا‬ ْ ُ‫َمن يَ ْه ِد ٱهَّلل ُ فَ ُه َو ٱ ْل ُم ْهتَ ِد ۖ َو َمن ي‬
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat
petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan
mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya”.

Ini merupakan suatu bukti bahwa agama Islam bukanlah agama tektual akan tetapi
agama bimbingan, Allah SWT turunkan al- Quran lengkap dengan petugasnya
yang akan memberikan bimbingan sebagaimana firman Allah SWT diantaranya
dalam:

Q.S al- Isra:71

ٍ ۢ ‫يَ ْو َم نَ ْدع ُْوا ُك َّل اُنَا‬


‫س بِاِ َما ِم ِهم‬
Artinya: (Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan
pemimpinnya.
Q.S Ar-Ra’d:7

!ٍ‫َو لِ ُك ِّل قَ ْو ٍم َه اد‬


Artinya: tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.

Q.S .Yunus; 47

‫ول‬
ٌ ‫س‬ُ ‫َو لِ ُك ِّل ُأ َّم ٍة َر‬
Artinya: Tiap-tiap umat mempunyai rasul (utusan).

Seorang Rasul ( utusan),pemimpin,pemberi petunjuk apapun itu istilahnya tentu


merupakan orang- orang pilihan yang mempunyai kemampuan untuk menjalankan
tugasnya.

Seorang pembimbing dalam Tarekat disebut dengan Mursyid. Tentu yang


memenuhi kreteria sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama dalam berbagai
kitab diantaranya dalam kitab al- Maus’ah Yusufiyyah fi Bayani Adilah ash
Shufiyyah, karangan Dr. Khathar Yusuf Muhammad, hlm 389

‫وللمرشد شروط ال بد منها حتى يتأهل إلرشاد الناس وهى ار بعة‬:

‫أن يكون عالمن بالفرائض العينيه‬

‫وأن يكون عارفا باهللا تعالى‬

‫وأن يكون خبيرا بطرائق تزكية النفوس ووسائل تربيتها‬

‫وأن يكون مأ ذونا باإلرشاد من شيخه‬


Artinya: “Bagi seorang mursyid memiliki syarat yang harus terpenuhi,
sehingga menjadi ahli (layak) untuk memberikan petunjuk ( bimbingan)
kepada manusia. Syarat tersebut ada empat:
1. Mengetahui hal- hal yang bersipat fardhu ‘ain
2. Makrifat kepada Allah Ta’ala
3. Mengetahui metode- metode / proses- proses pembersihan jiwa dan
media- media mendidik atau membingbingnya
4. Mendapat mandat dari (izin) untuk memberi petunjuk ( bimbingan)
kepada yang lain ( berdasarkan penunjukan dari ruhani Rasulullah
Saw)

Seorang Mursyid yang memiliki keempat persyaratan tersebut tentu seorang


fakar, yang dapat membimbing murid- muridnya wushul kepada Allah SWT,
karena selain memiliki ilmu dzohir Beliau memiliki ilmu batin. Oleh karena itu
mencari dan mendapatkan bimbingan seorang mursyid seperti itu ( kamil mukamil)
hukumnya wajib. Dengan alasan sebagaimana firman Allah diantaranya: dalam
surat:

1. Q.S. al-A’raf: 33

‫ظ َه َر ِم ْن َه ا َو َم ا بَطَ َن َواِإْل ْث َم َوا ْلبَ ْغ َي بِ َغ ْي ِر‬


َ ‫ش َم ا‬ ِ ‫قُ ْل ِإنَّ َما َح َّر َم َربِّ َي ا ْلفَ َو‬
َ ‫اح‬
‫ق‬ ِّ ‫ا ْل َح‬
Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang
nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak
manusia tanpa alasan yang benar”.

2. Q.S. Azzumar:22
ٰۤ ‫هّٰللا‬
‫ض ٰل ٍل ُّمبِ ْين‬ ‫ف‬ َ‫ك‬‫ى‬‫ول‬ ِ ‫فَ َو ْي ٌل لِّ ْل ٰق‬
َ ْ ِ ِٕ ُ‫سيَ ِة قُلُ ْوبُ ُه ْم ِّمنْ ِذ ْك ِر ِ ۗ ا‬
‫ي‬
Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah.
Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”

3. Q.S. Asy-Syu'ara': 88-89

‫ۙ يَ ْو َم اَل يَ ْنفَ ُع َما ٌل َّواَل بَنُ ْو َن‬


(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna.

‫هّٰللا‬
‫سلِ ْي ٍم‬ ٍ ‫ؕ اِاَّل َمنْ اَتَى َ بِقَ ْل‬
َ ‫ب‬
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

4. Q.S.Al- Hijr 39-40

ۙ‫ض َواَل ُ ْغ ِويَنَّ ُه ْم اَ ْج َم ِع ْي َن‬


ِ ‫قَا َل َر ِّب بِ َمٓا اَ ْغ َو ْيتَنِ ْي اَل ُ َزيِّنَنَّ لَ ُه ْم فِى ااْل َ ْر‬
39. Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku
akan menyesatkan mereka semuanya,

ِ َ‫اِاَّل ِعبَادَكَ ِم ْن ُه ُم ا ْل ُم ْخل‬


‫ص ْي َن‬
kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.”

Selain Iblis yang telah berjanji dengan segala cara akan menyesatkan adak Adam/
manusia, didalam diri kita ada hawa nafsu yang jika ada bimbingan Mursyid akan
senantiasa menyesatkan manusia.

5. Q.S. Yusuf 53

‫وء‬ َ ‫س َأَل َّم‬


ُّ ِ‫ار ةٌ ب‬
ِ ‫الس‬ َ ‫ِإ نَّ النَّ ْف‬
karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan.

Allah SWT hanya menerima ibadah yang dilakukan dengan kondisi hati
yang bersih dari penyakit batin, sementara syetan sudah mengumumkan ingin
menyesatkan manusia, tentu akan berusaha dengan berbagai cara agar manusia
tertipu.Ditambah keinginan hawa nafsu yang cenderung kepada kenikmatan
duniawi. Tentu akan sulit menuju kepada Allah tampa seorang pemandu atau
gaet.Maka bimbingan seorang Mursyid sangatlah diperlukan.

TUGAS MURSYID

Tugas seorang Mursyid sangatlah berat seperti tugas Rasulullah Saw, yang
mengajak kepada manusia yang cenderung kepada keinginan hawa nafsu dan
berorientasi kepada kenikmatan dunia yang menipu.

Q.S. AL- Furqon 43

ُ‫اَ َر َء ْيتَ َم ِن اتَّ َخ َذ اِ ٰل َه ٗه َه ٰوى ۗه‬


Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya !

Seorang Mursyid adalah al- Ulama pewaris Rasullah Saw, sebagai kholifah
Rasulullah Saw dizaman ini..

Sebagaimana hadist dari imam Hasan Ra.

‫ رخمة هللا على خلفا‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن الخسن قال‬
‫ الذين يحيون سنتى ويعلمو نها‬:‫ ومن خلفاؤك يا رسول هللا ؟ قال‬: ‫ قالوا‬,‫ئ‬
‫النساس‬
Dari Hasan berkata; Rasulullah Saw telah bersabda:” Rahmat Allah atas para
khalifahku”, mereka bertanya: Siapakah para khalifahmu wahai Rasulullah Saw,
Beliau menjawab:” ( Yaitu orang- orang yang menhidupkan sunahku dan
mengajarkannya kepada manusia”.( H.R Ibnu Abdul Barr).

Tugas Mursyid diantaranya disebutkan dalam:


1. Q.S al- Jumuah:2

ِ‫ِم ْن ُه ْم يَ ْت لُ و َع لَ ْي ِه ْم آيَ اتِ ه‬ ‫س و اًل‬ ُ ‫ين َر‬ َ ِّ‫ث فِ ي ا ُأْل ِّم ي‬


َ ‫ُه َو الَّ ِذ ي بَ َع‬
‫ةَ َو ِإ ْن َك انُ وا ِم ْن قَ ْب ُل لَ فِ ي‬ ‫اب َو ْال ِح ْك َم‬
َ َ‫يه ْم َو يُ َع لِّ ُم ُه ُم ْال ِك ت‬
ِ ‫َو يُ َز ِّك‬
ٍ ِ‫ض اَل ل ٍ ُم ب‬
!. ‫ين‬ َ
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

2. Q.S. al-Ahzab 45-46

‫ش ًرا َونَ ِذي ًرا‬ َ ٰ َ‫س ْل ٰنَك‬


ِّ َ‫ش ِه ًدا َو ُمب‬ َ ‫ٰيََٓأيُّ َها ٱلنَّبِ ُّى ِإنَّٓا َأ ْر‬
Artinya: Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,

‫ير ا‬
ً ِ‫اج ا ُم ن‬ ِ ‫اع يً ا ِإ لَ ى هَّللا ِ بِ ِإ ْذ نِ ِه َو‬
ً ‫س َر‬ ِ ‫َو َد‬
dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi
cahaya yang menerangi

Kedudukan seorang Mursyid sangatah mulia karena berperan sebagai wakil Allah
dimuka bumi setelah Rasulullah Saw wafat.

Dr Khathar Yusuf Muhammad, Al- Mausu’ah al-Yusufiyyah, hlm.386) mengutip


perkataan Syekh Akbar Ibnu Arobi Qoddasallahu Sirrohu

‫ الشيخ ن وب الح ق في‬:‫وعرفه الشيح الكبر ابن عربيي قدس هللا سره فقال‬
‫الع الم كاالرس ول عليهم الص الة والس الم في زم انهم ب ل هم الورث ة ال ذين‬
‫رعون فلهم‬
َ ‫ورثواعلم الش راِئ ِع عن األمبي آء عليهم الس ال ُم غيران ه آل يُش‬
‫وليس لهم التش ِر ْي ُع ولهم حف ظ‬
َ ِ ‫رض ي هللا عنهم حف ظُ الش ريع ِة فى العم‬
‫وم‬
‫ب‬ ِ ‫القلوب و ُمراعاةُ اآلدا‬
ِ ‫ب فى الخصوص وهم من العلماء باهللا بِ َمن ِزل ِة الطبي‬
‫األمرين‬
ِ ‫بين‬
َ ‫الشيخ‬ ُ ‫وقد َج َم َع‬
Syekh Akbar Ibnu Arobi Qoddasallahu Sirrohu, memberitahukan bahwa para guru
( pembingbing lahir batin)itu adalah wakil Allah yang haq dalam alam ini, seperti
para rasul pada zamannya.Mereka (para pembimbing) adalah para pewaris ilmu
syariat dari para Nabi Alihimussalatu wassalam, hanya saja mereka tidak
menciptakan syariat tersendiri, melainkan mereka menjaga dan melestarikan
syariat secara umum. Mereka tidak memiliki syariat sendiri , melainkan menjaga
hati dan adab secara khusus. Mereka termasuk orang- orang yang mengetahui
Allah yang menempati posisi seperti dokter. Dan sungguh seorang guru tersebut
telah menggabungkan dua perkara yang besar ( lahir dan batin)”.

Bahkan menurut Syekh Ahmad Syarif as Sanusi, dalam kitab: Fuyudhat al


Mawahib al Makiyyah, hlm 17-19 berkedudukan sebagai ayah ruhani setelah
Rasulullah Saw

‫أب و الجس م وأب و ال روح ف أبو الجس م م رب للجس م‬: ‫وعلم أن األب أب وان‬
‫ وأبو الروح مرب لل روح ال تي هي‬,‫الكثيف الظلما ني فهو السبب في مماته‬
‫ف أبو ال روح‬, ‫ فهو الذي جعله هللا سببا في حياته وترقياته‬, ‫الهيكل النورانى‬
‫أفضل و أجل وأعلى و أكمل ألنه الوسطة بين السلك وربه‬
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya posisi ( kedudukan) ayah itu ada dua macam ,
yaitu ayah jasmani dan ayah ruhani.Tugas dari ayah jasmani adalah memelihara,
merawat jasmani atau jasad kasar yang menjadi sebab adanya kematian.Sedangkan
tugas dari ayah ruhani adalah membimbing ruhani yang wujudnya berupa Nur
Ilahiyyah. Ruhani tersebut dijadikan Allah menjadi sebab hidupnya manusia dan
naik turunnya derajat manusia. Dengan melihat tugasnya maka ayah ruhani jauh
lebih utama, lebih agung, lebih tinggi dan lebih sempurna karena ia merupakan
perantara antara hamba dengan Tuhannya”.

Oleh karena itu tampa seorang pembimbing atau Mursyid yang kamil
mukamil/Murobbi ruh/Mursyid haqiqi/ ulama Robbani, kita tidak akan sampai
kepada Tuhan karena tidak mengenalnya, refensi dari Dr. Khathar Yusuf
Muhammad, dalam kitab: al- Mausu’ah Yusufiyyah,hlm 18
‫صل ِة الى هللا‬ َ ‫ِإ ْذ ه َُو‬,‫ لوال المربي ما عرفت ربي‬:‫كم قيل‬
ِّ ‫الخبي ُر بالطريقة ال ُم َو‬
‫العرفين‬
َ ‫ ول ْم يختليفْ في ذ لكَ اح ٌد من‬, ‫ورسوله صلى هللا عليه وسلم‬
Artinya:”Sesungguhnya telah dikatakan, bahwa seandainya tidak ada pembimbing
ruhani, maka aku tidak akan mengenal Tuhanku. Mengapa demikian? Karena dia
( pembimbing ruhani) adalah orang yang mengetahui jalan yang dapat
mengantarkan kepada Allah dan utusan-

Dari uraian diatas berbagai pendapat ulama sufi tentang urgentsi memiliki seorang
Mursyid, Ibnu ‘Athaillah memberikan nasihatnya, dalam kitab: Tajul ‘Arus al-
Hawi Litadzhib an- Nufus

‫ إذا طلبت قارئا وج دت م اال يحص ى وإذا طلبت طبيب ا‬:‫يقول ابن عط اء هللا‬
‫وجدت كثيرا وإذاطلبت فقيها وجدت مثل ذ لك وإذا طلبت من يد ل ك على هللا‬
‫ فإن ظفرت به فأمسكه بكلت يديك‬,‫ويعرفك بعيوب نفسك لم تجد إال قليال‬
Ibnu ‘Athaillah berkata: Jika kamu mencari sang qori ( ahli qoriah), maka kamu
pasti dapat menjumpainya tak terhitung, jika kamu mencari seorang tabib ( dokter)
maka pasti kamu menemukannya banyak sekali, jika kamu mencari seorang ahli
fiqih maka kamu pasti menjumpainya banyak juga dan jika kamu mencari
seseorang yang se-nantiasa menunjukkanmu kepada Allah serta memberita-
hukanmu terhadap aib-aibmu pada dirimu, maka kamu tidak akan menemukannya
kecuali sedikit sekali, maka jika kamu dapat menjumpainya maka peganglah ia
dengan kedua tanganmu.

Oleh karena itu Syekh Ahmad Syarif as- Sanusi mengatakan dalam kitab:
Fuyudhat al Mawahib al Makiyyah,hlm 19

‫ومن اهم األمور واكبرها لد ي سلف األم ة وخلفه ا إتخاذاس تاذ م رب ع الم‬
‫خب ير بمعالج ة ام ر‬, ‫ دري ب احوال النف وس‬,‫س الك في نفس ه مس لك لغ يره‬
‫ وي رد الخاس ر بتطبيب ه الى احس ن‬,‫ ينهج لك ل ط الب النهج الق ويم‬,‫ض ها‬
‫ ألن الذوات اإلنسا نية مرآة التجليات الربا نية‬,‫تقويم‬
‘Termasuk urusan paling urgent da paling besar menurut ulama terdahulu dan
kemudian adalah memiliki seorang ustadz yang bisa membimbing ( lahir da batin),
yang alim, yang suluk dan dapat memperjalankan ruhani muridnya, mengetahui
seluk beluk batiniyah sehingga mengetahui pula cara mengobati penyakit- penyakit
batin, dapat memposisikan ( mendudukkan) muridnya pada manhaj yang kokoh,
dan dapat mengembalikkan muridnya ( memperbaiki) murid yang rugi ( khosir)
dengan mengobatinya kepada kondisi yang lebih baik. Karena perwujudan
insaniyah merupakan cerminan (pancaran) dari perwujudan Ilahiyyah”.

Maka para ulama seperti:

1. Syekh Abdul Somad al- Falimbani, Sairus Salikin

berpendapat :

‫طلب الشيخ في الطريق واجب على كل مريد ولو من أكأبرالعلماء‬


“Mencari Syekh ( guru mursyid) dalam thareqoh ( menempuh jalan kepada Allah)
itu wajib atas tiap- tiap murid ( orang yang berkehendak kepada Allah) meskipun
ia termasuk ulama besar”.

2. Syekh Abdul Somad al- Falimbani, Sairus Salikin, mengutip perkataan


Syekh Abu Hasan asy Syadzili

‫شيخ تا ه وض ل وهل ك من اله ا‬


ٍ ‫ق يعني الد لل ْي َل من غير‬
َ ‫من سلك الطري‬
‫لكين‬
َ
“ Barang siapa yang menjalani tarekat yakni berdalil, tampa dengan guru
mursyid , maka ia menjadi bingung, sesat dan termasuk orang- orang yang
rusak( binasa)".

3. Syekh Abdul Somad al- Falimbani, Sairus Salikin, mengutip perkataan,


Syekh Abu Yazid Al Busthami
ٌ
ُ‫شيخ فشيخهُ شيطا ن‬ ‫من لم يكن له‬
“ Barang siapa yang tidak memiliki guru pembimbing maka gurunya adalah
syetan”.

4. H.R. Thabrani
: ‫س لَ ْم‬ َ ‫صلَى هللا َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫عَنْ ُم َعا ِويَةَ ْب ِن أبَي‬
َ َ‫س ْفي‬
ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ان قَا َل‬
‫س َعلَ ْي ِه ِإ َما ٌم َماتَ ِم ْيتَةً َجا ِهلِيَّ ِة‬
َ ‫َمنْ َماتَ َولَ ْي‬
|”Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan bahwa Rasulullah Saw telah
bersabda;”Barang siapa yang mati sedang ia tidak memiliki Imam, maka
matinya seperti mati jahiliyah”.

2. SILSILAH

Pentingnya bersilsilah telah Allah SWT sebutkan dalam surat: Ali


Imran:103

‫يع ا َو اَل تَفَ َّر قُ وا‬


ً ‫َص ُم وا بِ َح ْب ِل هَّللا ِ َج ِم‬
ِ ‫َو ا ْع ت‬
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai”,

‫إن هذا العلم دين فلنظروا عمن تأخذو ن دينكم‬


“ Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Karena itu perhatikannlah dari siapa
kalian mengambil agama kalian”.

Sebagai mana pendapat Syek Amin Kurdi berpesan:Tanwirul qulub, hlm:500


‫ين ان يعرفوا نِسبةَ شيخهم و ِراجا َل السلس ل ِة ُكلِّ ِه ْم من مرش ِد‬ َ ‫ينبغي للمريد‬
‫رو‬ْ ْ‫ه ْم إلى النبي صلى هللا علي ه وس لم ألنهم اذا أراد ْوا أن ي ْطلُبواالم دد من‬
ْ‫ص َل لَ ُه ُم ال َم َد ُد من ُّروح ا نيَّتِ ِه ْم فَ َمن‬
َ ‫صحيحاح‬
َ ‫حا نِيَتِ ِه ْم وكان انتِسابُ ُه ْم إليهم‬
‫ض ولم يكنْ وارث ا‬ ِ ‫ع الفي‬ ُ ‫سلَتُهُ إلى الحض َر ِة النَّبَ ِويَّ ِة فإن هُ مقط و‬ ِ ‫س ْل‬
ِ ‫صل‬ِ َّ‫لَ ْم تَت‬
ُ‫ؤخذ منهُ ال ُمبايَ َعةٌ واالءجازة‬ ُ ُ‫لرسول هللا صلى هللا عليه وسلم وال ت‬ ِ

“Sebaiknya bagi murid mengenal terlebih dahulu hubungan gurunya dan seluruh
para guru yang ada dalam silsilah hingga kepada Nabi Saw.Karena jika mereka
ingin mencari pertolongan ruhani mereka dan sudah dipastikan bahwa
hubungannya benar, maka akan berhasil ( mendatangkan) ruhani mereka untuk
menolongnya. Maka barang siapa yang tidak tersambung sisilahnya kepada Nabi
Saw, sesungguhnya bimbingan ( hubungan)nya terputus dan tidak mewarisi
( bimbingan) Rasulullah Saw. Dan janganlah diambil ba’iat dan ijazah darinya”.

 Fungsi Sanad

1. Akan membimbing ilmu dan hikmah kepada umat kepada ajaran agama
yang benar- benar murni, terpelihara dan terjaga.
2. Silsilah / sanad merupakan validitas sebuah ajaran dan penerimanya.
3. Adanya silsilah / sanad menjaga orisinilitas ( kemurnian) ajaran tasawuf
yang disampaikan dari generasi ke generasi.

: ‫أح رج اإلم ام مس لم عن عب د هللا بن المب ارك رحم ه هللا تع الى قول ه‬


ْ ‫لَ ْو َل اِإل‬,‫اإلسناد ِم َن ال ِّد ْي ِن‬
‫سنَا ُد لقال من شاء ما شاء‬
Imam Muslim memunculkan perkataan Abdullah bin Mubarok dalam muqodimah
hadist sahihnya:”Sanad itu bagian dari agama, seandainya tidak ada sanad, maka
siapapun akan berkata apa yang ia inginkan”.

3. TALQIN DZIKIR, IJAZAH WIRID DAN BA’IAT


Talqin dzikir, adalah pengajaran tentang kalimat dzikir diambil diantaranya dari:

1) Q.S. Muhammad:19ࣖ

‫ت َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم‬ ۢ ‫هّٰللا‬


ْ ‫فَ ا ْعلَ ْم اَنَّ ٗه ٓاَل اِ ٰل هَ اِاَّل ُ َو‬
ِ ۚ ‫اس تَ ْغفِ ْر لِ َذ ْنبِكَ َولِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َوا ْل ُم ْؤ ِم ٰن‬
‫ُمتَقَلَّبَ ُك ْم َواال َم ْث ٰوى ُك ْم‬
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan
mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki
dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu”.

2) Dari sanad Sayidina Hasan Ra, yang diriwayatkan oleh:Imam


Thabrani,Imam Al Bazzar, dan Imam Suyuthi

‫ ال ال ه إال هللا ول و أن‬, ‫ أفضل ما قلت أنا والنبيون من قبلي‬:‫رسول هللا‬:‫فقال‬


‫ وال‬, ‫ أر جحت بهم‬, ‫ والال ه إالهللا في كف ة‬, ‫الس موات واالرض ين في كف ة‬
‫ الإله إالهللا‬: ‫تقوم الساعة وعلى وجه األرض من يقول‬
Rasulullah Saw bersabda; “ Seutama- utama yang aku dan para Nabi sebelumku
ucapkan adalah: laailaahailallaah,dan andaikan ditimbang langit dan bumi disisi
yang satu dan laailahaa ilallaah disisi lainnya, maka akan lebih berat kalimat itu,
dan tidak akan terjadi kiamat dibumi dimana ada orang yang mengucapkan:laa
ilaaha ilallaah.

Ijazah wirid adalah: memberikan amalan yang bersumber dari Rasulullah Saw.

Bai’at diambil dari:

1) Q.S:Al- Fath[ 48]: 18

‫ض َي هّٰللا ُ َع ِن ا ْل ُمْؤ ِمنِ ْي َن اِ ْذ يُبَايِ ُع ْونَكَ ت َْحتَ الش ََّج َر ِة فَ َعلِ َم َما ِف ْي قُلُ ْوبِ ِه ْم‬
ِ ‫لَقَ ْد َر‬
‫ر ْيبًاا‬ِ َ‫س ِك ْينَةَ َعلَ ْي ِه ْم َواَثَابَ ُه ْم فَ ْت ًحا ق‬
َّ ‫فَا َ ْن َز َل ال‬
“Sungguh, Allah telah meridai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji
setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada
dalam hati mereka lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi
balasan dengan kemenangan yang dekat”.

2) Q.S AL- Fat: 10

‫ث‬ُ ‫ث فَاِنَّ َم ا يَ ْن ُك‬ َ ‫الَّ ِذ ْي َن يُبَايِ ُع ْونَكَ اِنَّ َما يُبَايِ ُع ْو َن هّٰللا َ ۗيَ ُد هّٰللا ِ فَ ْو‬
َ ‫ق اَ ْي ِد ْي ِه ْم ۚ فَ َمنْ نَّ َك‬
‫هّٰللا‬
َ َ‫س ٖ ۚه َو َمنْ اَ ْو ٰفى بِ َما ٰع َه َد َعلَ ْيهُ َ ف‬
‫سيُْؤ تِ ْي ِه اَ ْج ًرا َع ِظ ْي ًما‬ ِ ‫ࣖ َع ٰلى نَ ْف‬
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad),
sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas
tangan mereka, maka barangsiapa melanggar janji, maka sesungguhnya dia
melanggar atas (janji) sendiri; dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah
maka Dia akan memberinya pahala yang besar”.

Bai’at/ Komitmen

● Khusus kepada ulama yang menggantikan Rasulullah Saw agar ada


kepastian dalam menjalankan agama dan mendapatkan bimbingannya.

● Fungsinya: agar tatanan syariat / fiqih yang mencakup seluruh tatanan


kehidupan dapat dijalankan dengan komitmen untuk menjalankannya.( Al-
Mausu’ah al- Yusufiyyah, Dr khathar Yusuf Muhammad).

H.R.Muslim dan Thabrani

‫من مات وليس في عنقه بيعة مات ميتة جاهلة‬


‘Barang siapa yang meninggal sedang ia tidak melakukan ba’iat, maka matinya
seperti mati jahiliyah.

4. SUMBER AJARAN
Sumber agama ushuluddin ( Imam an- Nawawi ad- Dimisqi, w.676H/1277M)
bermadzhab Syafi;I

1. Al- Qur;an

2. As Sunnah

3. Ijma’ulama ( konsensus/ kesepakatan bersama/Ijtihad para ulama)

4. Qiyas ( logika)

Syekh Abul Qosim Junaid al- Baghdadi mengutip perkataan Abd Wahab asy
Sya’rani, hlm 26 dalam kitab Al Kawakib asy Syahiq fi al- Farq bayn al Murid
ash Shadiq wa ghayr Shadiq

‫طريقتنا مشيدة بالكتاب والسنة وأنه ا مبني ة على س لوق أخخال‬


‫ق األنبيآء واألصفيآء‬
Artinya: Thariqah kami dikuatkan dengan al- Qur’an dan Sunnah, karena
sesungguhnya Thariqah kami dibangun mengikuti jejak perjalanan akhlak para
Nabi dan orang- orang pilihan.

Menggunakan Ijma dan Qiyas untuk menjadi solusi karena beragamnya kasus dan
peristiwa yang terjadi dikehidupan manusia yang tidak ada habisnya sampai dunia
berakhir. Sementara nash, perbuatan Rasulullah Saw dan ketetapannya terbatas.
Maka mustahil sesuatu yang terbatas dihadapkan dengan sesuatu yang ada
batasnya.( Ibnu Rusyd, Bidayatul Hidayah)

1. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Majmu’ Fatawa wa Rasailu


Fadhilah

‫ص ْو ِل إلَى ُح ُك ٍم ش َْر ِع ٍّي ِم َن األ ِد لَة الشَر ِعيَّ ِة‬ ُ ‫ بَ ْذ ُل‬:‫اَ ِالجتِ َها ُد ه َُو‬
ُ ‫الج ْه ِد فِي ا ْل ُو‬
‫ح‬
ِ ‫ص ِح ْي‬ ِ ‫اع َوا ْلقِيا‬
َّ ‫س ال‬ ْ ‫سنَّ ِة َو‬
ِ ‫اإلج َم‬ ِ ‫ا ْل ِكتَا‬
ُّ ‫ب َوال‬
Ijtihad adalah mencurahkan kemampuan untuk mendapatkan hukum syara’
berdasarkan dalil- dalil al- Qur’an, As-Sunnah, Ijma Ulama, dan Qiyas yang
shahih.

2. H.R.Ad-Darimi

‫ان‬ ْ ُ‫اب فَلَه‬


ِ ‫أج َر‬ َ ‫أص‬َ َ‫ إ َذاا ْجتَ َهد ا ْل ُم ْجتَ ِه ُد ف‬: ‫سلَ ْم‬
َ ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َ ‫س ْو ُل هللا‬
‫اح ٌد‬ ْ ُ‫أخطَأ فَلَه‬
ِ ‫أج ٌر َو‬ ْ ْ‫َوإن‬
Rasulullah Saw telah bersabda:”Jika seorang mujtahid benar ( menurut Allah dan
Rasul-Nya), maka baginya dua pahala, dan jika salah maka baginya satu pahala”.

5. .MURID

Q.S Al- Isra 19


ٰۤ َ
‫ش ُك ْو ًر‬
ْ ‫س ْعيُ ُه ْم َّم‬ َ ‫ول ِٕىكَ َك‬
َ ‫ان‬ َ ‫َو َمنْ اَ َرا َد ااْل ٰ ِخ َرةَ َو‬
َ ‫س ٰعى لَ َها‬
ُ ‫س ْعيَ َها َوه َُو ُمْؤ ِمنٌ فا‬
Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan
sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang
usahanya dibalas dengan baik.

Imam Al- Jurjani, at- Ta’rifa, hlm 206

‫المريد هوالمجردعن االءرادة‬


“Murid adalah orang yang mengosongkan diri dari keinginan hawa nafsunya”.

Murid terbagi : 2

1. Murid Tabaruk adalah murid yang hanya menerima ijazah wirid untuk
mengambil barokah dari awrod yang diijazahkan

2. Murid Suluk murid yang berkomitmen kepada mursyid untuk mengikuti


bimbingan Islam secara keseluruhan. Oleh karena itu harus mengosongkan
atau jangan mengikuti hawa nafsunya yang cenderung berkeinginan kepada
dunia dan segala keindahannya yang menipu.Akan tetapi harus mengikuti
keinginan Allah dan Rasulnya. Dengan mengikuti bimbingan petugasnya
yaitu Mursyid.

Sesungguhnya dengan bertarekat memudahkan umat untuk mengaflikasikan


ajaran agama Islam, karena ada pigur imam , ada contoh dilapangan.
Mursyid bukan sebatas imam dalam sholat akan tetapi menjadi Imam dalam
berbagai aspek kehidupan, seperti Nabi menjadi Imam dalam berbagai
aktifittas kehidupan.

Diriwayatkan oleh: Ibnu Hibban

‫الش ُخ فِي‬:َّ ‫س لَ َم‬ َ ‫ قَا َل النّبِ ُي‬:‫ض َي هللا َع ْنهُ قأ َل‬


َ ‫صلَى هللا َعلَي ِه َو‬ ِ ‫ابن ُع َم َر َر‬
ِ ‫َع ِن‬
‫قَ ْو ِم ِه َكالّنَّبِّ ِي في أ ّمتِ ِه‬
Dari Umar Ra berkata bahwa Nabi Saw telah bersabda:”Seorang Syekh dikalangan
kaumnya seperti Nabi dikalangan umatnya”.

Imam an- Nawawi mengarang kitab: Al- Azkar an –Nawawiyah yang


menghimpun do’a dan wirid Nabi Saw dalam segala aktifitas sehari- hari. Semua
amalan Rasulullah Saw diamalkan di Tarekat Idrisiyyah diantaranya.

AMALAN DI TAREKAT IDRISIYYAH

1. AMALAN DZIKIR

1) Q.S. Al- Baqoroh: 200

۟ ‫ٱذ ُك ُر‬
َ ‫وا ٱهَّلل َ َك ِذ ْك ِر ُك ْم َءابَٓا َء ُك ْم َأ ْو َأ‬
‫ش َّد ِذ ْك ًرا‬ ِ َ‫ض ْيتُم َّم ٰن‬
ْ َ‫س َك ُك ْم ف‬ َ َ‫فَِإ َذا ق‬
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah
dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-
banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari
itu”.
2) Q.S.Al- Ali Imran: 191

ِ ‫ون فِى َخ ْل‬


‫ق‬ َ ‫ين يَ ْذ ُك ُر‬
َ ‫ون ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ًم ا َوقُ ُع و ًدا َو َعلَ ٰى ُجنُ وبِ ِه ْم َويَتَفَ َّك ُر‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
‫اب ٱلنَّار‬ ُ ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰ َه َذا ٰبَ ِطاًل‬
َ ‫س ْب ٰ َحنَكَ فَقِنَا َع َذ‬ ِ ‫ت َوٱَأْل ْر‬ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬
َّ ‫ٱل‬
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”.

3) Q.S. An- Nuur:36

‫س بِّ ُح لَهۥُ فِي َه ا بِٱ ْل ُغ د ُِّو‬ ْ ‫ت َأ ِذ َن ٱهَّلل ُ َأن تُ ْرفَ َع َويُ ْذ َك َر فِي َه ا‬
َ ُ‫ٱس ُمهۥُ ي‬ ٍ ‫فِى بُيُو‬
‫ال‬
ِ ‫الآلص‬
َ ‫َو‬
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk
dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu
petang”.

4) H.R.Bukhari Muslim

‫ت بِال ّذ ْك ِر ِح ْي َن‬
ِ ‫الص ْو‬َّ ‫ض َي هللا َع ْن ُه َم ا قَ ا َل اَنَّ َر ْف َع‬ ِ ‫س َر‬ٍ ‫عَنْ ا ْب ِن َعبَّا‬
‫ص لَى هللا َعل ْي ِه‬ َ ‫ان َعلَى َع ْه ِد النَّبِ ِّي‬ َ ‫اس ِم َن ا ْل َم ْكتُ ْوبَ ِة َك‬
ُ َّ‫ص ِرفُ الن‬ َ ‫يَ ْن‬
َ ‫ص َرفُ ْوا بِ َذا لِكَ ِإ َذا‬
ُ‫س ِم ْعتُه‬ َ ‫س ُك ْنتُ اَ ْعلَ ُم ِإ َذا ا ْن‬
ٍ ‫وقَا َل ا ْبنُ َعبَّا‬. َ ‫سلم‬ َ ‫َو‬
Dari Ibnu ‘Abbas Ra, mengambarkan bahwa mengeraskan suara dalam
berdzikir setelah orang selesai menunaikan sholat fardhu terjadi dizaman
Nabi Saw.Ibnu ‘Abbas mengatakan, “ Aku mengetahui bahwa mereka telah
selesai sari shalat itu karena mendengarnya”. َ

5) Syekh Abdul Qadir al- Jailani,Sirr al- Asrar wa Mazhharul Anwar, fi


Bayani Syara’ith adz-Dzikri
‫ار ال ِّذ ْك ِر فِ ْي بَ َوا‬
‫ص ُل أ ْن َو َ‬
‫ي َحتَّ يُ َح ّ‬‫ت قَ ِو ّ‬‫ص ْو ٍ‬
‫ش ِد ْي ٍد َو َ‬
‫بِ َ‬ ‫َواَنْ يَ ْذ ُك َر بِ َ‬
‫ض ْر ٍ‬
‫أحيَ ا ًء بِ َه ِذ ِه األ ْن َوا ِر‪َ ,‬حيَ اةً اَبَ ِد‬ ‫ِط ِن ال َّذا ِك ِر ْي َن َو ت ِ‬
‫َص ْي ُر قُلُ ْو بُ ُه ْم ْ‬
‫يَّةًاُ ْخ َر ِويَّة‬
‫‪“Syarat Dzikir hendaknya dengan hentakan yang keras dan suara yang‬‬
‫‪kuat ( keras) sehingga menghasilkan cahaya- cahaya dzikir dalam batin‬‬
‫‪hati orang- orang yang berdzikir dan hati mereka menjadi hidup‬‬
‫‪dengan cahaya- cahaya ( dzikir) ini, dengan hidup yang abadi yang‬‬
‫‪bersifat ukhrawi”.‬‬

‫‪2. SHOLAT TASBIH BERJAMAAH‬‬

‫س لَّ َم قَ ا َل لِ ْل َعبَّا ِ‬
‫س ْب ِن َع ْب ِد‬ ‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬‫س و َل هَّللا ِ َ‬ ‫س َأنَّ َر ُ‬
‫عَنْ ا ْب ِن َعبَّا ٍ‬
‫ش َر‬ ‫ْطيكَ َأاَل َأ ْمنَ ُحكَ َأاَل َأ ْحبُوكَ َأاَل َأ ْف َع ُل بِ كَ َع ْ‬‫اس يَا َع َّماهُ َأاَل ُأع ِ‬
‫ب يَا َعبَّ ُ‬ ‫ا ْل ُمطَّلِ ِ‬
‫ال‬‫ص ٍ‬ ‫ِخ َ‬
‫آخ َرهُ قَ ِدي َمهُ َو َح ِديثَهُ َخطََأهُ َو َع ْم َدهُ‬ ‫ِإ َذا َأ ْنتَ فَ َع ْلتَ َذلِكَ َغفَ َر هَّللا ُ لَكَ َذ ْنبَكَ َأ َّولَهُ َو ِ‬
‫ت تَ ْق َرُأ فِي‬ ‫صلِّ َي َأ ْربَ َع َر َك َع ا ٍ‬
‫ال َأنْ تُ َ‬ ‫يرهُ ِس َّرهُ َو َعاَل نِيَتَهُ َعش َْر ِخ َ‬
‫ص ٍ‬ ‫يرهُ َو َكبِ َ‬ ‫ص ِغ َ‬ ‫َ‬
‫ورةً فَِإ َذا فَ َر ْغتَ ِمنْ ا ْلقِ َرا َء ِة ِفي َأ َّو ِل َر ْك َع ٍة َوَأ ْنتَ‬ ‫س َ‬ ‫ب َو ُ‬ ‫ُك ِّل َر ْك َع ٍة فَاتِ َحةَ ا ْل ِكتَا ِ‬
‫ش َرةَ َم َّرةً‬ ‫س َع ْ‬ ‫ان هَّللا ِ َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َواَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوهَّللا ُ َأ ْكبَ ُر َخ ْم َ‬ ‫قَاِئ ٌم قُ ْلتَ ُ‬
‫س ْب َح َ‬
‫وع فَتَقُولُ َه ا‬ ‫الر ُك ِ‬ ‫س كَ ِمنْ ُّ‬ ‫ش ًرا ثُ َّم ت َْرفَ ُع َرْأ َ‬ ‫ثُ َّم ت َْر َك ُع فَتَقُولُ َه ا َوَأ ْنتَ َرا ِك ٌع َع ْ‬
‫س كَ ِمنْ‬ ‫ش ًرا ثُ َّم ت َْرفَ ُع َرْأ َ‬ ‫اج ٌد َع ْ‬‫س ِ‬ ‫اج ًدا فَتَقُولُ َه ا َوَأ ْنتَ َ‬ ‫س ِ‬ ‫ش ًرا ثُ َّم تَ ْه ِوي َ‬ ‫َع ْ‬
‫س َك فَتَقُولُ َه ا‬ ‫ش ًرا ثُ َّم ت َْرفَ ُع َرْأ َ‬ ‫َس ُج ُد فَتَقُولُ َه ا َع ْ‬ ‫ش ًرا ثُ َّم ت ْ‬ ‫الس ُجو ِد فَتَقُولُ َه ا َع ْ‬ ‫ُّ‬
‫ت ِإنْ‬‫ون فِي ُك ِّل َر ْك َع ٍة تَ ْف َع ُل َذلِ كَ فِي َأ ْربَ ِع َر َك َع ا ٍ‬ ‫س ْب ُع َ‬ ‫س َو َ‬ ‫ش ًرا فَ َذلِكَ َخ ْم ٌ‬ ‫َع ْ‬
‫صلِّيَ َها فِي ُك ِّل يَ ْو ٍم َم َّرةً فَا ْف َع ْل فَِإنْ لَ ْم تَ ْف َع ْل فَفِي ُك ِّل ُج ُم َع ٍة َم َّرةً‬ ‫ستَطَ ْعتَ َأنْ تُ َ‬ ‫ا ْ‬
‫س نَ ٍة َم َّرةً فَ ِإنْ لَ ْم تَ ْف َع ْل‬ ‫ش ْه ٍر َم َّرةً فَِإنْ لَ ْم تَ ْف َع ْل فَفِي ُك ِّل َ‬ ‫فَِإنْ لَ ْم تَ ْف َع ْل فَفِي ُك ِّل َ‬
‫فَفِي ُع ُم ِركَ َم َّرةً‬

‫‪Rasulullah bersabda kepada Abbas bin Abdul Muththalib, “Wahai Abbas, wahai‬‬
‫‪pamanku, maukah engkau aku beri? Maukah engkau aku kasih? Maukah engkau‬‬
‫‪aku beri hadiah? Maukah engkau aku ajari sepuluh sifat (pekerti)? Jika engkau‬‬
melakukannya, Allah mengampuni dosamu; dosa yang awal dan yang akhir, dosa
yang lama dan yang baru, dosa yang tidak disengaja dan yang disengaja, dosa yang
kecil dan yang besar, dosa yang rahasia dan terang-terangan, sepuluh macam
(dosa). Engkau shalat empat rakaat. Pada setiap rakaat engkau membaca al-Fatihah
dan satu surat (al-Quran). Jika engkau telah selesai membaca (surat) pada awal
rakaat, sementara engkau masih berdiri, engkau membaca,
‘Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illa Allah, wallahu akbar sebanyak 15
kali. Kemudian ruku’, maka engkau ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali.
Kemudian engkau angkat kepalamu dari ruku’, lalu ucapkan (dzikir) itu sebanyak
10 kali. Kemudian engkau turun sujud, ketika sujud engkau ucapkan (dzikir) itu
sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu dari sujud, maka engkau
ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau bersujud, lalu ucapkan
(dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu, maka engkau
ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Maka itulah 75 (dzikir) pada setiap satu
rakaatnya. Engkau lakukan itu dalam empat rakaat. Jika engkau mampu melakukan
(shalat) itu setiap hari sekali, maka lakukanlah! Jika engkau tidak melakukannya,
maka (lakukan) setiap bulan sekali! Jika tidak, maka (lakukan) setiap tahun sekali!
Jika engkau tidak melakukannya, maka (lakukan) sekali dalam umurmu”.

3. SHOLAT HAJAT

H.R. HAKIM

ً‫ش َرةَ َر ْك َع ة‬ ْ ‫ "ا ْثنَتَ ا َع‬:‫ قَ ا َل‬،‫سلَّ َم‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫س ُعو ٍد عَنْ النَّبِ ِّي‬ ْ ‫عَنْ ا ْب ِن َم‬
‫آخ ِر‬ ِ ‫َش هَّدْتُ فِي‬ َ ‫ فَ ِإ َذا ت‬،‫َش هَّ ُد بَ ْي َن ُك ِّل َر ْك َعتَ ْي ِن‬ َ ‫ َوتَت‬،‫صلِّي ِهنَّ ِمنْ لَ ْي ٍل َأ ْو نَ َه ا ٍر‬ َ ُ‫ت‬
،‫س لَّ َم‬ َ ‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ص ِّل َعلَى النَّبِ ِّي‬ َ ‫ َو‬،‫ فََأ ْث ِن َعلَى هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل‬،‫صاَل تِك‬ َ
،‫ت‬ٍ ‫س ْب َع َم َّرا‬ َ ‫س ِّي‬ ِ ‫ َوآيَ ةَ ا ْل ُك ْر‬،‫ت‬ ٍ ‫س ْب َع َم َّرا‬ َ ‫ب‬ ِ ‫اج ٌد فَاتِ َح ةَ ا ْل ِكتَ ا‬ِ ‫س‬َ َ‫َوا ْق َرْأ َوَأ ْنت‬
‫ َو ُه َو َعلَى ُك ِّل‬،ُ‫ لَ هُ ا ْل ُم ْل ُك َولَ هُ ا ْل َح ْم د‬،ُ‫ش ِريكَ لَه‬ َ ‫ اَل إلَهَ إاَّل هَّللا ُ َو ْح َدهُ اَل‬:‫َوقُ ْل‬
،‫ش ك‬ ِ ‫سَألُك بِ َم َعاقِ ِد ا ْل ِع ِّز ِمنْ َع ْر‬ ْ ‫ اللَّ ُه َّم إنِّي َأ‬:‫ ثُ َّم قُ ْل‬،‫ت‬ ٍ ‫ َعش َْر َم َّرا‬،‫ش َْي ٍء قَ ِدي ٌر‬
‫س ْل‬ َ ‫ ثُ َّم‬،‫ َو َكلِ َماتِ ك التَّا َّم ِة‬،‫اس ِمك اَأْل ْعظَ ِم‬ ْ ‫ َو‬،‫َو ُم ْنتَ َهى ال َّر ْح َم ِة ِمنْ ِكتَابِ ك‬
‫ فَ ِإنَّ ُه ْم‬،‫الس فَ َها َء‬ُّ ‫ َواَل تُ َعلِّ ُمو َها‬، ‫ش َمااًل‬ ِ ‫سلِّ ْم يَ ِمينًا َو‬ َ ‫ ثُ َّم‬،‫سك‬ َ ‫ارفَ ْع َرْأ‬ ْ ‫ ثُ َّم‬،‫اجتَك‬
َ ‫َح‬
"‫اب‬ُ ‫ست ََج‬ ْ ُ‫ فَي‬،‫ُون بِ َها‬
َ ‫يَ ْدع‬
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua belas rekaat kamu
mengerjakannya siang dan malam hari dan duduk bersyahadat setiap dua rakaat,
maka jika kamu duduk bertasyahhud dalam akhir shalatmu, pujilah Azza wa Jalla
dan bershalawatlah atas nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bacalah
ketika kamu sujud surat Al Fatihah sebanyak tujuh kali, ayat kursi sebanyak tujuh
kali dan ucapkanlah:

‫ش ِريكَ لَهُ لَهُ ا ْل ُم ْل ُك َولَهُ ا ْل َح ْم ُد َوه َُو َعلَى ُك ِّل ش َْى ٍء قَ ِدي ٌر‬
َ َ‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ ال‬
Sebanyak sepuluh kali, kemudian ucapkanlah:

‫اللهم إني أسألك! بمعاقد العز من عرش!!ك ومنتهى الرحم!!ة من كتاب!!ك واس!!مك‬
‫األعظم وجدك األعلى وكلماتك التامة‬

“Kemudian mintalah kebutuhannmu lalu angkatlah kepalamu kemudian uacapakan


salam ke kanan dan ke kiri dan tidaklah kamu ajarkan kepada orang-orang bodoh,
karena sesungguhnya mereka berdoa dengannya maka akan dikabulkan.”

4. SHOLAT TAHAJUD BERJAMAAH

1) Q.S. Al-Isra: 79

‫ام ا‬ً َ‫س ٰى َأ ْن يَ ْب َع ثَ كَ َر ُّب كَ َم ق‬


َ ‫َو ِم َن اللَّ ْي ِل فَ ت ََه َّج ْد بِ ِه نَ افِ لَ ةً لَ كَ َع‬
‫ود ا‬
ً ‫َم حم‬

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai


suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat
kamu ke tempat yang terpuji”.
2) Hadist Muttafaq “Alaih

ُ‫ص لَى هللا‬ َ ِ‫س ْو ِل هللا‬ُ ‫ص لَ ْيتُ َم َع َر‬: َ ‫ض َي هللا َع ْن ُه َم ا قَ ا َل‬ ِ ‫س َر‬ ٍ ‫عَنْ ا ْب ِن َعبَّا‬
‫ص لَى هللا َعلَ ْي ِه‬ َ ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫أخ َذ َر‬ َ َ‫ فَقُ ْمتُ عَنْ ي‬,‫س لَ ْم َذاتَ لَ ْيلَ ٍة‬
َ َ‫ ف‬,‫س ا ِر ِه‬ َ ‫َعلً ْي َه َو‬
ِ ‫سلَ ْم بِ َرْأ‬
‫س ِّي ِمنْ َو َراِئ فَ َج َع ْلنِ ْي‬ َ ‫َو‬
Dari Ibnu Abbas Ra.berkata:Pada suatu malam aku pernah melakukan sholat
bersama Rasulullah Saw, aku berdiri disamping kiri Beliau lantas Beliau
memegang kepalaku dari belakang , lalu memposisikanku disebelah kanan Beliau.

5. SHOLAT WITIR BERJAMAAH

H.R.Bukhari

‫س ل ْم قَ ا َل‬ َ ‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ‫ض َي هللا َع ْن ُه َم ا عَنْ النَّبِ ّي‬


ِ ‫عَنْ َع ْبد هللاِ ْب ِن ُع َم َر َر‬
ِ ‫صاَل تِ ُك ْم بِاللّ ْي ِل‬
‫و ْت ًرا‬ ِ ‫اج َعلُ ْوا‬
َ ‫آخ ِر‬ ْ
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar dari Nabi Saw, Beliau bersabda: “Jadikanlah akhir
shalat malam kalian dengan ganjil ( witir)”.

6. DZIKIR BA’DA SUBUH HINGGA ISRAQ

Dari Anas bin Malik

‫ص لَّى‬ َ ‫ثُ َّم‬,‫مس‬ َ ‫ش‬ َ ِ‫ ثُ َّم قَ َع َد يَ ْذ ُك ُر هللا َحتَّى تَ ْطلُ َع ال‬,‫صلَى ال َغ َداةَ فِ ْي َج َما َع ٍة‬
َ ْ‫َمن‬
‫ص لّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ قَ ا َل ق ا َل َر‬.‫أج ٍر َح َّخ ٍة َو ُع ْم َر ٍة‬ ْ ‫ َكانَتْ لَ هُ َك‬,‫َر ْك َعتَ ْي ِن‬
‫سلَ ْم تَا َّم ٍة تَا َّم ٍة تَا َّم ٍة‬
َ ‫َو‬
“Siapa yang shalat Shubuh secara berjamaah, kemudian duduk berdzikir kepada
Allah hingga matahari terbit, kemudian dia sholat dua rakaat ( Israq/ Imam
Ghazali), maka baginya pahala bagaikan haji dan umrah. Dia ( Anas) berkata,
‘Rasulullah Saw bersabda,’Sempurna,sempurna, sempurna”.-
7. SHOLAT DHUHA BERJAMAAH

H.R.Ahmad

‫ص لَى فِ ْي‬ َ ‫س لَ ْم‬ َ ‫ص لَى هللا َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫س ْو َل هللا‬ُ ‫ان ْب ِن َمالِ ك اَنّ َر‬
َ َ‫عَنْ ِعـ ْتب‬
َ َ‫ فَقَا ُم ْوا َو َرا َءهُ ف‬, ‫ض َحى‬
َ ِ‫صلَ ْوا ب‬
‫صاَل تِ ِه‬ ُ ‫س ْب َحةَ ال‬
ُ ‫بَ ْيتِ ِه‬

Dari ‘Itban bin Malik, bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw, pernah


melakukan sholat Dhuha di rumahnya, lalu para sahabat berdiri di
belakangnya dan mengikuti sholat Beliau.

8. BERSALAMAN SETELAH SHOLAT


1) H.R Abu Dawud

‫ى هللاُ َعلَيْ! ِه‬


َّ ‫ص!ل‬َ ‫هللا‬ِ ‫!ال َر ُس! ْو ُل‬ َ َ‫ ق‬:‫!ال‬َ َ‫ض! َي هللاُ َع ْن!هُ ق‬ ِ ‫ب َر‬ ِ ‫َع ِن ْالبَرَّا ِء َع ْن َع‬
ٍ ‫!از‬
‫أن يَتَفَرَّقاا‬ْ ‫ان إالَّ ُغفِ َر لَهُ َما قَب َْل‬
ِ ‫صافَ َح‬ ِ َ‫ َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يَ ْلتَقِي‬: ‫َو َسلَّ َم‬
َ َ‫ان فَيَت‬
Artinya : Diriwayatkan dari al-Barra’ dari Azib r.a. Rasulallah s.a.w. bersabda,
“Tidaklah ada dua orang muslim yang saling bertemu kemudian saling bersalaman
kecuali dosa-dosa keduanya diampuni oleh Allah sebelum berpisah”.

2) H.R. Bukhari, hadits ke 3360).

‫ص لَّى‬ َ ‫الص ْب َح َم َع النَّبِ ُّي‬ ُّ ‫ص لَّى‬ َ ُ‫ اَنَّه‬:ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬ ِ ‫س َو ْد َر‬ ْ َ‫سيِّ ِدنَا يَ ِز ْيد بِنْ ا‬
َ ْ‫عَن‬
,‫س ُح ْو َن بِ َه ا ُو ُج ْو َه ُه ْم‬ َ ‫ذو َن بِيَ ِد ِه يَ ْم‬
ْ ‫أخ‬ُ َ‫اس ي‬ ُ َّ‫ار الن‬ َ َ‫ ثُ َّم ث‬:‫ َوقا َل‬.‫سلّ ْم‬َ ‫هللا َعل ْي ِه َو‬
‫ب ِر ْي ًح ا ِم َن‬ َ َ‫واَ ْطي‬,
َ ‫ج‬ِ ‫ فَ َو َج ْد تُ َها َأ ْب َر َد ِم َن الثَّ ْل‬,‫س ْحتُ بِ َها َو ْج ِه ْي‬ َ ‫فََأ َخذتُ بِيَ ِد ِه فَ َم‬
‫س ِك‬ْ ‫ال ِم‬
Artinya : Diriwayatkan dari sahabat Yazid bin Aswad bahwa ia shalat subuh
bersama Rasulallah, lalu setelah shalat para jamaah berebut untuk menyalami
Nabi, lalu mereka mengusapkan ke wajahnya masing-masing, dan begitu juga saya
menyalami tangan Nabi lalu saya usapkan ke wajahku, maka saat itu aku
merasakan tangan Beliau lebih dingin dari pada salju dan lebih wangi dari pada
misik. (H.R. Bukhari, hadits ke 3360).

9. AURAT
1) Q.S Al-Ahzab: 59

‫ين َعلَ ْي ِهنَّ ِمن‬ َ ِ‫س ٓا ِء ٱ ْل ُم ْؤ ِمن‬


َ ِ‫ين يُ ْدن‬ َ ِ‫ٰيََٓأ ُّي َه ا ٱلنَّبِ ُّى قُ ل َأِّل ْز ٰ َو ِج كَ َوبَنَاتِ كَ َون‬
َ ‫َج ٰلَبِيبِ ِهنَّ ۚ ٰ َذلِكَ َأ ْدنَ ٰ ٓى َأن يُ ْع َر ْف َن فَاَل يُْؤ َذ ْي َن ۗ َو َك‬
‫ان ٱهَّلل ُ َغفُو ًرا َّر ِحي ًما‬
Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

2) Q.S An-Nur: 31

‫ين‬ َ ‫وج ُهنَّ َواَل يُ ْب ِد‬ َ ‫ص ِر ِهنَّ َويَ ْحفَ ْظ َن فُ ُر‬ َ ٰ ‫ض َن ِمنْ َأ ْب‬ ْ ‫ض‬ ُ ‫ت يَ ْغ‬ِ َ‫َوقُل لِّ ْل ُمْؤ ِم ٰن‬
‫ض ِر ْب َن بِ ُخ ُم ِر ِهنَّ َعلَ ٰى ُجيُ وبِ ِهنَّ ۖ َواَل‬ ْ َ‫ِزينَتَ ُهنَّ ِإاَّل َم ا ظَ َه َر ِم ْن َه ا ۖ َو ْلي‬
‫ين ِزينَتَ ُهنَّ ِإاَّل لِبُ ُع ولَتِ ِهنَّ َأ ْو َءابَ ٓاِئ ِهنَّ َأ ْو َءابَ ٓا ِء بُ ُع ولَتِ ِهنَّ َأ ْو‬ َ ‫يُ ْب ِد‬
‫َأ ْبنَ ٓاِئ ِهنَّ َأ ْو َأ ْبنَ ٓا ِء بُ ُع ولَتِ ِهنَّ َأ ْو ِإ ْخ ٰ َونِ ِهنَّ َأ ْو بَنِ ٓى ِإ ْخ ٰ َونِ ِهنَّ َأ ْو بَنِ ٓى‬
‫ين َغ ْي ِر ُأ ۟ولِى‬ َ ‫س ٓاِئ ِهنَّ َأ ْو َم ا َملَ َكتْ َأ ْي ٰ َمنُ ُهنَّ َأ ِو ٱل ٰتَّبِ ِع‬ َ ِ‫َأ َخ ٰ َوتِ ِهنَّ َأ ْو ن‬
ۖ ‫س ٓا ِء‬ َ ِّ‫ت ٱلن‬ِ ‫وا َعلَ ٰى َع ْو ٰ َر‬ ۟ ‫ين لَ ْم يَ ْظ َه ُر‬ َ ‫ال َأ ِو ٱلطِّ ْف ِل ٱلَّ ِذ‬
ِ ‫ٱلر َج‬ِّ ‫ٱِإْل ْربَ ِة ِم َن‬
ِ ‫ين ِمن ِزينَتِ ِهنَّ ۚ َوتُوبُ ٓو ۟ا ِإلَى ٱهَّلل‬ َ ِ‫ض ِر ْب َن بِ َأ ْر ُجلِ ِهنَّ لِيُ ْعلَ َم َم ا يُ ْخف‬ْ َ‫َواَل ي‬
‫ون‬ َ ُ‫َج ِمي ًعا َأ ُّيهَ ٱ ْل ُمْؤ ِمن‬
َ ‫ون لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح‬

Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka


menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-
putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

10.Hadits anjuran mengenakan baju gamis:


1) H.R.Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
hadits hasan

ُ‫صلّى هللا‬
َ ‫ب ِإلى رسول هَّللا‬ َّ ‫ان َأ َح‬
ِ ‫ب الثِّيا‬ َ ‫ َك‬:‫سلمةَ رضي هَّللا عنها قالت‬ َ ‫عن ُأ ِّم‬
.‫ حديث حسن‬:‫ل‬ َ ‫ والترمذي َوقا‬،‫ رواه َأبو داود‬.‫ميص‬ ُ َ‫سلَّم الق‬َ ‫َعلَ ْي ِه و‬
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha: “Pakaian yang amat dicintai Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ialah baju gamis.” (Diriwayatkan oleh Imam Abu
Dawud dan Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan)

2) Rasulullah SAW, HR. Abu Daud no. 4029

َ َ‫ش ْه َر ٍة َأ ْلب‬
ُ‫سهُ هَّللا ُ يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة ثَ ْوبًا ِم ْثلَه‬ َ ‫س ثَ ْو‬
ُ ‫ب‬ َ ِ‫َمنْ لَب‬
“Barangsiapa memakai pakaian syuhroh, niscaya Allah akan memakaikan
kepadanya pakaian semisal pada hari kiamat” (HR. Abu Daud no. 4029 dan Ibnu
Majah no. 360. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

11.BERJENGGOT
1) HR. Muslim no. 625
‫ين َأحْ فُوا‬
َ ‫ َخالِفُوا ْال ُم ْش ِر ِك‬: ‫صلَى َعلَ ْي ِه َو َسلَ ْم‬ َ َ‫ ق‬:‫َع ْن ا ْن ِن ُع َم َر‬
َ َ‫ق‬: ‫ال‬
َ ‫ال َرس ُْو ُل هللا‬
‫ب َوَأ ْوفُوا! اللِّ َحى‬ َ ‫ار‬ِ ‫ال َّش َو‬
“Selisilah orang-orang musyrik. Potong pendeklah kumis dan biarkanlah jenggot.”
(HR. Muslim no. 625)

2) Hadits keempat, dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ب َوَأرْ ُخوا اللِّ َحى َخالِفُوا ْال َمج‬


‫ُوس‬ ِ ‫ج ُُّزوا ال َّش َو‬
َ ‫ار‬
“Pendekkanlah kumis dan biarkanlah (perihalah) jenggot dan selisilah Majusi.”
(HR. Muslim no. 626)

12.LARANGAN MEROKOk

1) Q.S Al- Baqoroh:157

ِ َ‫يُ ِح ُّل لَ ُه ُم الطَّ يِّ ب‬


َ ‫ات َو يُ َح ِّر ُم َع لَ ْي ِه ُم ْال َخ بَ ا ِئ‬
‫ َو‬  ‫ث‬
dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk

2) Q.S.Al-Isra: 26-27
‫َواَل تُبَ ِّذ ْر تَ ْب ِذ ْير‬
Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros." (QS Al Isra:
26)

‫ش ْي ٰطنُ لِ َربِّ ٖه َكفُ ْو ًرا‬ َ ‫اِنَّ ا ْل ُمبَ ِّذ ِر ْي َن َكانُ ْٓوا اِ ْخ َو‬
َ ‫ان الش َّٰي ِط ْي ِن َۗو َك‬
َّ ‫ان ال‬
Artinya: "Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan
itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS Al Isra: 27)
Sebagai penutup semoga segala amal yang kita lakukan selalu dalam kondisi
ikhlas, baik amal yang dianggap besar atau kecil, sesuai dengan pernyataan:
Ibnu Athaillah dalam Hikam:

‫ب‬
ٍ ‫راغ‬
ِ ‫ب‬ ٍ ‫ب َزا ِه ٍد َوالَ َكثُ َر َع َم ٌل بَ َر ًز ِمنْ قَ ْل‬
ٍ ‫َما قَ ّل َع َم ٌل بَّ َر ًز ِمنْ قَ ْل‬
َ
Artinya: Tidak dianggap kecil/ sedikit amal perbuatan yang dilakukan ikhlas
( tampa pamrih) dan tidak dianggap banyak amal yang dilakukan oleh seorang
yang tidak ikhlas.

Memiliki hati yang iklas dalam berbagai amal adalah anugrah dari Allah SWT.
Buah dari istiqomah menjalankan ilmu Tasawuf dibawah bimbingan dari seorang
ulama Robbani/ Mursyid

Ibnu Athaillah dalam Hikam

‫ت‬ ِ ‫وال َو ُحسنُ َأالَ ْح َو‬


ِ َّ‫ال ِم َن التَّ َحق‬
ِ َ‫ق فِ ْي َمقَ ا ال‬ ِ ‫سنُ اَأل ْح‬
ْ ‫ال نَتَاِئ ُج ُح‬
ِ ‫سنُ االَ ْع َم‬
ْ ‫ُح‬
ِ ‫ْاِإل ْن ِز‬
‫ال‬

Artinya: Baiknya amal perbuatan itu, sebagai hasil dari baiknya budi dan hati, dan
baiknya hati sebagai hasil dari kesungguhan istiqomah pada apa yang
diperintahkan Tuhan ( yakni tidak bergerak dari apa yang didudukkan oleh Tuhan).

Atas bimbingan seorang Mursyid mudah- mudahan ketika telah melaksanakkan


amal ibadah terhindar dari rasa ujub, ria dan takabur akan tetapi semua itu karunia
dari Allah atas bimbingan Mursyid.

Ibnu Athaillah dalam Hikam

َ‫ الَ تُ ْف ِر ْحكَ الطَّا َعةُ إلننَّ َها َ بَ َر َزتْ ِم ْنكَ واَ ْف َر ْح بِ َها إلنَّ َها بَ َر َجتْ ِم َن هللاِ اِل ْيك‬,

Artinya: Jangan merasa gembira atas perbuatan taat ( bakti) karena engkau merasa
telah dapat melaksanakannya, tetapi bergembiralah atas perbuatan taat itu , karena
ia sebagai karunia taufiq, hidayah dari Allah kepadamu.

Wassalamu mu’alaikum wr wb
.
.

Anda mungkin juga menyukai