Anda di halaman 1dari 4

ISLAM DAN ILMU

‫ َمْن َيْه ِد ي اُهلل َفَال‬،‫ِإَّن اْلَحْم َد ِلَّلِه َنْح َم ُدُه َو َنْس َتِعْيُنُه َو َنْس َتْغِف ُر ْه َو َنُع وُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَن ا‬
.‫ َأْش َه ُد َأْن َال ِإَل َه ِإَّال اُهلل َو َأْش َه ُد َأَّن ُمَح َّم ًد ا َرُس ْو ُل اهلل‬.‫ُمِض َّل َل ُه َو َمْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِد َي َل ُه‬
. ‫َالَّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َعَلى ُمَح َّم ٍد َو َعَلى آِل ِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْيَن َو َمنْ َتِب َع ُه َد اُه ِبِإ ْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم الِّد ْيِن‬
‫ِإ‬ ‫ِم‬ ‫ِهلل‬ ‫ِس ِب‬ ‫ِإ‬ ‫ِص‬ ‫ِل‬
‫ َو َتَز َّو ُدْو ا َف َّن َخ ْيَر‬، ‫ َفَق ْد َف اَز اْلُم ْؤ ُنْو َن اْلُم َّتُق ْو َن‬، ‫ ُأْو ْيُك ْم َو َّي اَي َنْف ْي َتْق َو ى ا‬، ‫َأَّم ا َبْع ُد ؛ َأُّيَه ا اْلُمْس ُمْو َن‬
.‫الَّز اِد الَّتْق َو ى‬
. ‫ َيا َأُّيهَا اَّلِذ ْيَن َءاَم ُنوا اَّتُقوا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو َال َتُمْو ُتَّن ِإَّال َو َأنُتْم ُّمْس ِلُمْو َن‬:‫َقاَل َتَعاَلى‬
‫ َيا َأُّيَه ا الَّناُس اَّتُقْو ا َر َّبُك ُم اَّلِذ ْي َخ َلَقُك ْم ِّمْن َنْف ٍس َو اِح َد ٍة َو َخ َلَق ِم ْنَه ا َز ْو َجَه ا َو َبَّث ِم ْنُه َم ا ِرَج اًال‬:‫َقاَل َتَعاَلى‬
.‫َك ِثْيًر ا َو ِنَس آًء َو اَّتُقوا اَهلل اَّلِذ ْي َتَس آَءُلْو َن ِبِه َو ْاَألْرَح اَم ِإَّن اَهلل َك اَن َعَلْيُك ْم َر ِقْيًبا‬
‫ِط‬ ‫ِف‬ ‫ِل‬ ‫ِد‬ ‫ِذ‬
‫ ُيْص ْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ْر َلُك ْم ُذُنْو َبُك ْم َو َمْن ُي ِع اَهلل‬.‫َيا َأُّيَه ا اَّل ْيَن َءاَم ُنوا اَّتُقوا اَهلل َو ُقْو ُلْو ا َقْو ًال َس ْيًد ا‬
.‫َو َرُسْو َلُه َفَق ْد َفاَز َفْو ًز ا َعِظ ْيًم ا‬

Ma’assyirolmuslimin,rahimakumullah

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhannahu wa Ta'ala
yang telah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang beriman, yang telah menunjuki
kita shiratal mustaqim, jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah ditempuh orang-orang yang
telah diberi ni’mat oleh Allah, dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada’ dan shalihin.

Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah, dan bahwa
Muhammad adalah hamba dan RasulNya, semoga shalawat dan salam selalu terlimpah
kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti
petunjuk beliau dengan baik hingga hari kiamat.

Selanjutnya dari atas mimbar ini, perkenankanlah kami menyampaikan wasiat kepada
saudara-saudara sekalian dan kepada diri saya sendiri, marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita
kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala selama sisa umur yang Allah karuniakan kepada kita,
dengan berusaha semaksimal mungkin menjauhi larangan-laranganNya dan melaksanakan
perintah-perintahNya dalam seluruh aktivitas dan sisi kehidupan. Sungguh kita semua kelak
akan menghadap Allah sendiri-sendiri untuk mempertang-gungjawabkan seluruh aktivitas
yang kita lakukan. Pada hari itu, hari yang tidak diragukan lagi kedatangannya, yaitu hari
kiamat, tidak akan bermanfaat harta benda yang dikumpul-kumpulkan dan anak yang
dibangga-banggakan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang salim, hati
yang bersih dari syirik sebagaimana firmanNya dalam Surat Asy-Syu’aro ayat 88-89:

‫ِااَّل َم ْن َاَتى َهّٰللا ِبَقْلٍب َسِلْيٍم ۗ َيْو َم اَل َيْنَفُع َم اٌل َّو اَل َبُنْو َن‬
(Yaitu) di hari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali bagi orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu’ara’: 88-89)
Maasyirol Muslimin Rohimakumullah

Sebagai agama paripuma, Islam memiliki begitu banyak keistimewaan dan kesempurnaan.
diantara ciri keistimewaan tersebut, islam sangat menghormati dan menghargai ilmu. Ilmu
menempati kedudukan yang amat tinggi dalam agama kita. Karena itu, tidak heran dalam al
quran disebutkan 750 kata yang asal katanya dari kata al –ilm . ini menunjukkan betapa
islam sangat memperhatikan dan menghargai kedudukan ilmu. Bahkan ayat pertama yang
diturunkan Allah SWT kepana nabi Muhammad SAW adalah iqra’ ! yang artinya bacalah
yang mana membaca merupakan media / sarana untuk mendapatkan ilmu.

Begitu banyak motivasi yang diberikan kepada kita untuk terus bersemangat dalam
menuntut ilmu.

Allah SWT berfirman

‫َاُّيَه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُن ْٓو ا ِاَذ ا ِقْي َل َلُك ْم َتَفَّسُحْو ا ِفى اْلَم ٰج ِلِس َفاْف َس ُحْو ا َي ْف َس ُهّٰللا َلُك ْۚم َو ِاَذ ا ِقْي َل اْنُش ُز ْو ا َفاْنُش ُز ْو ا َي ْر َف ُهّٰللا اَّل ِذْي َن ٰا َم ُن ْو ا ِم ْنُكْۙم‬
‫ِع‬ ‫ِح‬
‫َو اَّلِذْي َن ُاْو ُت وا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍۗت َو ُهّٰللا ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْي‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah


kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Selain keutamaan orang-orang beriman, dalam akhir ayat ini, Allah swt juga mengingatkan
kepada kita untuk senantiasa menjadi pribadi-pribadi yang berilmu yang juga akan diangkat
derajatnya oleh Allah dan memiliki posisi sama dengan orang beriman. Dari ayat ini
dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah ialah
orang yang beriman dan berilmu. Terlebih ilmu agama yang menjadi kunci segala kebaikan,
wajib kita pelajari untuk menyempurnakan agama dan amal ibadah kita. Dalam sebuah
hadits masyhur yang diriwayatkan Ibnu Majah dari sahabat Anas bin Malik radliyallahu
‘anhu, Rasulullah saw bersabda :

‫َط َلُب اْلِع ْلِم َفِر ْي َض ٌة َع َلى ُك ِّل ُمْس ِل‬

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,

Belajar atau menuntut ilmu khususnya ilmu agama adalah ibadah yang tak kenal waktu.
Mulai kita lahir ke dunia sampai kita meninggal dunia, kita diwajibkan untuk terus
melakukannya. Kita tidak diperbolehkan berpuas diri terhadap kemampuan dan
pemahaman kita terhadap ilmu-ilmu agama. Kita tidak boleh berpuas hanya dengan modal
hapalan saja, kemudian sudah merasa yang paling baik dalam menjalankan ibadah dan
paling tahu ilmu agama yang sangat luas ini.

Diantara urgensi kita dalam memperlajari ilmu adalah agar setiap amalan dan ibadah kita itu
dapat diterima oleh Allah SWT. Jangan sampai, setiap amalan ibadah yang kita lakukan
hanya akan mendatangkan rasa lelah namun tidak

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah,

Ilmu itu sangat mendasari keberterimaan sebuah amal atau perbuatan. Artinya, amal atau
perbuatan yang kita lakukan ini diterima atau tidak oleh Allah itu harus didasari ilmu. Sebab,
jika tanpa ilmu orang bisa jadi berbuat atau beramal melampaui batas yang telah
ditentukan. Bisa jadi pula orang berbuat sekehendaknya, bahkan bisa jadi berbuat sesuatu
dengan mengikuti hawa nafsunya. Terkait hal ini, seorang Sahabat Rasulullah, Muadz bin
Jabbal berkata bahwa “ilmu itu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang
setelah adanya ilmu”.
‫الِع ْلُم ِإَم اُم الَع َم ِل َو الَع َم ُل َت اِبُعه‬

Bertolak dari Sahabat Muadz tersebut, maka kita harus mempelajari ilmu terlebih dahulu
kemudian baru berbuat atau beramal. Artinya, ilmu yang kita peroleh dari belajar itu harus
kita gunakan sebagai dasar bagi kita untuk beramal atau berbuat sesuatu.

Kemudian, Allah juga tentunya membedakan antara yang yang berilmu dengan yang tidak
berilmu di sisinya. Allah SWT berfirman :

‫ُقْل َه ْل َي ْس َت ِو ى اَّلِذْي َن َي ْع َلُمْو َن َو اَّلِذْي َن اَل َي ْع َلُمْو َن ۗ ِاَّن َم ا َي َت َذ َّك ُر ُاوُلوا اَاْلْلَب اب‬

Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.
(Az zumar –9).

Perbedaan tersebut dapat kita lihat dalam sebuah kisah

Seseorang bemama 'Atha' ibn Abi Rabah adalah budak berkulit hitam, milik seorang wanita
pendud_uk Makkah. Hidung 'Atha' pesek seperti kacang (sangat kecil). Suatu hari, Sulaiman
ibn Abdul Malik, sang Amirulmukminin, bersama kedua anaknya mendatangi 'Atha' yang
sedang shalat. Setelah selesai dari shalatnya, 'Atha' hendak menyambut mereka. Namun,
orang-orang yang berkerumun di sekeliling 'Atha' terns saja bertanya masalah agama
kepada beliau tanpa henti sehingga beliau tersibukkan dari menyambut sang khalifah.
Akhimya, Sulaiman mengajak kedua putranya untuk pergi, lalu ia berpesan kepada
keduanya:

"Wahai anak-anakku, jangan kalian lalai dari · menuntut ilmu. Sungguh aku tidak akan lupa
duduknya kita di hadapan seorang budak hitam (yang berilmu) ini."
‫‪Maka, marilah kita untuk terus belajar dan tiada henti merasa haus akan ilmu terlebih‬‬
‫‪terhadap ilmu Agama yang akan menjadi pedoan hidup kita sehingga kita memperoleh‬‬
‫‪keselamatan di dunia dan akhirat. Semoga Allah SWt menjadikan kita termasuk kedalam‬‬
‫‪orang orang yang beruntung.‬‬

‫ِف‬ ‫ِك‬ ‫ِت‬ ‫ِب ِف ِه ِم‬ ‫ِن‬ ‫ِن ِظ‬ ‫ِف‬ ‫ِل‬
‫اَر َك اُهلل ْي َو َلُك ْم ي اْلُقْر آ اْلَع ْيِم ‪َ ،‬و َنَف َع ْي َو ِإَّياُك ْم َم ا ْي َن ْاآلَيا َو الِّذ ْك ِر اْلَح ْيِم ‪َ ،‬و ُقْل َر ِّب اْغ ْر َو اْرَحْم‬
‫َو َأْنَت َخ ْيُر الَّر اِح ِم ْين‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ِإَّن اْلَحْم َد ِلَّلِه َنْح َم ُدُه َو َنْس َتِعْيُنُه َو َنْس َتْغِف ُر ْه َو َنُعوُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا‪َ ،‬مْن َيْه ِدِه اُهلل َفَال‬
‫ِل‬
‫ُمِض َّل َلُه َو َمْن ُيْض ْل َفَال َه اِد َي َلُه‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال اُهلل َو ْحَدُه َال َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َه ُد َأَّن ُمَح َّم ًد ا َعْبُدُه َو َرُسْو ُلُه‬
‫ِذ‬ ‫ِل ِث‬ ‫ِه‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬
‫َص َّلى اُهلل َعَلى َنِبِّيَنا ُمَح َّم َو َعَلى آ َو َأْص َح اِب َو َس َّلَم َتْس ْيًم ا َك ْيًر ا‪َ .‬قاَل َتَعاَلى‪َ :‬يا َأُّيهَا اَّل ْيَن َءاَم ُنوا اَّتُقوا اَهلل‬
‫ِل‬ ‫ِتِه‬
‫َح َّق ُتَق ا َو َال َتُمْو ُتَّن ِإَّال َو َأنُتْم ُّمْس ُمْو َن ‪َ .‬قاَل َتَعاَلى‪َ{ :‬و َمن َيَّتِق اَهلل َيْجَعل َّلُه َمْخ َر ًج ا} َو َقاَل ‪َ{ :‬و َمن َيَّتِق اَهلل‬
‫ُيَك ِّف ْر َعْنُه َس ِّيَئاِتِه َو ُيْع ِظ ْم َلُه َأْج ًر ا}‬
‫ُثَّم اْع َلُمْو ا َفِإ َّن اَهلل َأَم َر ُك ْم ِبالَّصَالِة َو الَّسَالِم َعَلى َرُسْو ِلِه َفَق اَل ‪ِ{ :‬إَّن اَهلل َو َمَالِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َعَلى الَّنِبِّي ‪َ ،‬يا َأُّيهَا‬
‫‪.‬اَّلِذ ْيَن َءاَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا}‬
‫َالَّلُه َّم َص ِّل َعَلى ُمَح َّم ٍد َو َعَلى آِل ُمَح َّم ٍد َك َم ا َص َّلْيَت َعَلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َعَلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ‪ِ ،‬إَّنَك َح ِم ْيٌد َم ِج ْيٌد ‪َ .‬و َباِر ْك‬
‫‪َ.‬عَلى ُمَح َّم ٍد َو َعَلى آِل ُمَح َّم ٍد َك َم ا َباَر ْك َت َعَلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َعَلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ‪ِ ،‬إَّنَك َح ِم ْيٌد َم ِج ْيٌد‬

‫ِم‬ ‫ِت‬ ‫ِء ِم‬ ‫ِم ِت‬ ‫ِم ِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬
‫‪َ.‬الَّلُه َّم اْغ ْر ْلُمْس ْيَن َو اْلُمْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ ْيَن َو اْلُم ْؤ َنا ْاَألْحَيا ْنُه ْم َو ْاَألْم َو ا ‪ِ ،‬إَّنَك َس ْيٌع َقِر ْيٌب‬
‫ِط ِط‬
‫‪َ.‬الَّلُه َّم َأِر َنا اْلَح َّق َح ًّق ا َو اْر ُز ْقَنا اِّتَباَعُه‪َ ،‬و َأِر َنا اْلَبا َل بَا ًال َو اْر ُز ْقَنا اْج ِتَناَبُه‬

‫‪َ.‬ر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر‬

‫‪َ.‬ر َّبَنا َه ْب َلَنا ِم ْن َأْز َو اِج َنا َو ُذِّر َّياِتَنا ُقَّرَة َأْع ُيٍن َو اْجَعْلَنا ِلْلُم َّتِق يَن ِإَماًما‬

‫ِم‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِل‬ ‫ِص‬ ‫ِع ِة‬


‫‪ُ..‬سْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب اْل َّز َعَّم ا َي ُفْو َن ‪َ ،‬و َس َالٌم َعَلى اْلُمْر َس ْيَن َو اْلَحْم ُد َّل َر ِّب اْلَعاَل ْيَن‬
‫ِع‬ ‫ِء‬ ‫ِذ‬ ‫ِن‬ ‫ِب ِل‬ ‫ِع ِهلل‬
‫َباَد ا ‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ُك ْم اْلَعْد َو ْاِإل ْح َس ا َو ِإيَتآِئ ي اْلُقْر َبى َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش آ َو اْلُم نَك ِر َو اْلَبْغِي َي ُظُك ْم‬
‫ِذ ِهلل‬ ‫ِلِه ِط‬ ‫ِم‬ ‫ِظ‬ ‫َّل‬
‫‪َ.‬لَع ُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪َ .‬فاْذُك ُر وا اَهلل اْلَع ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْس َأُلْو ُه ْن َفْض ُيْع ُك ْم َو َل ْك ُر ا َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai