Anda di halaman 1dari 6

3 Macam Hidayah dalam Al Qur’an

HIDAYAH bisa terjadi pada setiap orang, tanpa kita duga atau kita tebak sebelumnya.
Berbicara hidayah, ternyata al qur’an sudah menjelaskannya terlebih dahulu.

Agar pemahaman kita benar tentang hidayah ini, kita sebagai seorang muslim harus memahami
bahwa hidayah dalam Al Qur’an, sedikitnya mempunyai tiga makna:
Pertama, Hidayah Al Khalqi yaitu hidayah yang datang bersama penciptaan manusia, yang
dimaksud dalam hidayah ini adalah akal manusia yang memiliki kemampuan untuk berfikir dan
memahami sesuatu. Melalui akalnya inilah manusia memiliki kebebasan berkehendak atau
kebebasan memilih, bersamaan dengan diberinya hidayah ini, Allah juga memberikan potensi
baik dan buruk pada manusia sebagai konsekuensi kebebasan berkendak atau kebebasan
memilih.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT:

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya,” (QS AS Syams [91] : 8).
“Dan Kami telah menunjukan kepadanya dua jalan,” (QS. Al Balad [90] : 10).
Kedua, Hidayah Al Irsyad wa Al Bayan, yaitu hidayah yang diturunkan Allah dengan
diturunkannya al qur’an dan diutusnya Rasulullah SAW kepada seluruh manusia. Hal ini
berfungsi sebagai guidance atau tuntunan bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya di dunia
sebagai wakil Allah.

“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang
benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik benci,”
(QS. Ash Shaff [61]:9).

“Bulan ramadhan yang di dalamnya diturunkan Al qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil),”
(QS. Al Baqarah [2]: 185).

Ketiga, Hidayah At Taufiq, yaitu persetujuan atau kemudahan yang datang dari Allah ketika
seseorang menjalankan aktivitas menaati-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketika seorang
hamba melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan maksimal maka Allah pun akan memberika
taufiq kepadanya agar dapat menjalankan ketaatan itu dengan lebih mudah.
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) islam. Dan barangsiapa yang dihendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang
mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman,”
(QS. Al An’am [6]:125). []
KHUTBAH JUM’AT

MENJADI UMAT MULIA

Oleh: H Abdul Khaliq Ar Raniry, S. Kom. I

‫ َمْن َيْه ِدِه ُهللا َفل‬،‫ َو َنُعوُذ ِباِهلل ِمْن ُش ُر وِر َأْنُفِس َنا َو ِمْن َس ِّيَئاِت َأْع َماِلَنا‬،‫إَّن الـَح ْم َد ِلّلِه َنـْح َمُدُه َو َنْس َتِع ْيُنُه َو َنْس َتْغ ِفُرُه‬
‫ َو َمْن ُيْض ِلْل َفاَل َهاِد َي َلُه‬،‫ُمِض َّل َلُه‬،

‫َو َأْش َهُد َأن َّال ِإَلَه ِإَّال هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُمـَح َّمدًا َع ْبُدُه َو َر ُسوُله‬.

‫َيا َأُّيَها اَّلِذيَن آَمُنوا اَّتُقوا الَّلَه َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬
‫َيا َأُّيَها الَّناُس اَّتُقوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم ِمْن َنْف ٍس َو اِحَدٍة َو َخ َلَق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َبَّث ِم ْن ُهَما ِر َج ااًل َك ِثيًر ا َو ِنَساًء َو اَّتُقوا الَّلَه‬
‫اَّلِذ ي َتَساَء ُلوَن ِبِه َو اَأْلْر َح اَم ِإَّن الَّلَه َك اَن َع َلْي ُك ْم َر ِقيًبا‬
‫َيا َأُّيَها اَّلِذيَن آَمُنوا اَّتُقوا الَّلَه َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬
‫ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َماَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذُنوَبُك ْم َو َمْن ُيِط ِع الَّلَه َو َر ُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًما َأَّما َبْعُد‬

‫َفِإَّن َخ ْيَر اْل َح ِد يِث ِك َتاُب الَّلِه َو َخ ْيُر اْل ُهَدى ُهَدى ُمَح َّمٍد َو َش ُّر اُألُموِر ُمْح َدَثاُتَها َو ُك ُّل ِبْدَع ٍة َض َالَلٌة‬

Hadirin Rahimakumullah, wa’azzakumullah!

Sebagai umat yang paling dimuliakan oleh Allah, maka sudah seharusnya kita
lebih brsyukur kepada Allah melebihi syukurnya umat yang shalih dari para umat
Nabi terdahulu, sebab Allah telah menjadikan kita sebagai umat dari Nabi
penutup kenabian dan juga pemimpin para Nabi, Nabi di akhir zaman, yang kelak
akan diberi penghormatan sebagai penyandang lisensi pertama yang
memberikan syafaat bagi makhluk di padang Mahsyar nanti.

Kemudian kita juga dianugerahi kitab suci yang paripurna, pelengkap, pengoreksi
dan penyempurna dari kitab kitab suci para Nabi terdahulu. Kita juga adalah
umat yang diberi keistimewaan oleh Allah dengan syariat yang paling lengkap
dan sempurna yang menjadi penghapus dan pengganti bagi segenap syariat dan
ajaran para Nabi sebelumnya, sehingga syariat agama ini saja diberlakukan oleh
Allah bagi segenap umat manusia sampai hari Kiamat, sedangkan agama lainnya
tidak diterima oleh Allah. Allah berfirman:

‫إن الدين عند هللا اإلسالم وما اختلف الذين أوتوا الكتاب إال من بعد ما جاءهم العلم بغيا بينهم ومن‬
‫يكفر بايت هللا فإن هللا شريع الحساب‬

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitob kecuali sesudah datang pengetahuan
kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa
yang kafir terhadap ayat ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-
Nya.” (Ali Imran:19)
Dan Allah berfirman,

‫– ومن يبتغ غير اإلسالم دينا فلن يقبل منه وهو في االخرة من الخشيرين‬

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi.” (Ali Imran:85)

Hadirin Rahimakumullah, wa’azzakumullah!

Bila kita mengetahui bahwa kita diciptakan sebagal umat yang dimuuliakan oleh
Alllah dengan berbagai keutamaan yang berlimpah daripada umat lain seperti
pemimpin, syariat, kitab suci, dan yang lainnya, maka sudahkah kita merasakan
dan menemukan kemuliaan dan keutamaan itu pada diri kita? Sudahkah kita
menyadarinya dan terus mempertahankan serta memperjuangkannya? Bila tidak
kita temukan, tidak kita rasakan, apabila menyadarinya, mana mungkin kita
mampu untuk mempertahankan dan memperjuangkannya?

Jika kondisi kita seperti ini, yaitu tidak tahu akan kedudukan dan kemuliaan yang
dianugerahkan Allah kepada diri kita, dan bahkan sebagian kita melakukan
tindakan yang tidak patut sebagai umat yang mulia, melaksanakan larangan yang
seharusnya dijauhi, atau meninggalkan perintah yang semestinya ditaati, maka
marilah kita bertaubat segera, mulai saat ini juga, selagi kesempatan untuk
bertaubat masih terbuka lebar di hadapan kita!

Hadirin Rahimakumullah, wa’azzakumullah!

Bukti kemuliaan kita sebagai umat pilihan adalah kita dianugerahi Kitab yang
sempurna dan relevan sepanjang zaman yaitu Al Qur’an yang suci, dan kita
diwajibkan menaatinya, memahaminya, dan kita harus menggunakan akan kita
untuk memntadabburinya, Allah berfirman,

‫( كتب أنزلته إليك مبرك ليدبروا ثابته وليتذكر أولوا األلباب‬

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Shad:29)

Itulah bukti kemuliaan kita sebagai umat Islam, Allah berfirman,

‫والذين أجتنبوا الطاغوت أن يعبدوها وأنابوا إلى هللا لهم البشري فبشر عباد * الذين يستمعون القول فيتبعون‬
‫أحسنة أولئك الذين هذئهم هللا وأوليك هم أولوا األليب‬

“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan


kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita
itu kepada hamba-hamba-Ku. Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa
yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (AzZumar:17-
18)

Namun sudahkah kita mendapatkankemuliaan itu?

Hadirin Rahimakumullah,

Kita harus mengakui bahwa masih sangat sedikit di antara kita yang
mendapatkan kemuliaan itu, dan Allah adalah Dzat yang tiada pernah berbuat
dzalim sedikitpun kepada hambaNya, apalagi kepada hamba yang beriman dan
bertakwa kepadaNya,

“Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah,
dan bahwa Allah tidak menyia nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (QS.
Ali Imron:171)

Maka sebagai umat yang jujur, marilah kita mengakui bahwa kita secara
mayoritas belum melakukan amal shalih atau belum melaksanakan pokok
kemuliaan umat ini yaitu melakukan nasihat menuju kepada Allah dan kita
suciNya Al Qur’an. Nasihat menuju kepada Allah artinya beramal ibadah dengan
sebaik-baiknya kepada Allah, ikhlas, meneladani dan menaatu RasulNya. Allah
berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila
Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu,
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya
dan sesungguhnya kepada-Nya. lah kamu akan dikumpulkan.” (Al Anfal: 24)

Hadirin Rahimakumullah,

itulah janji Allah jika kita telah memenuhi seruan Allah dengan sesungguhnya,
janji yang berupa kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Namun
kenyataan yang ada sekarang sungguh sangat menyedihkan, di mana mayoritas
umat Islam telah melalaikan perintah yang telah digariskan oleh Sang Pencipta,
sehingga kebahagiaan yang dijanjikan menjauh dari pribadi-pribadi mereka.
Akhirnya Allah menimpakan ujian, fitnah dan azab kepada mereka disebabkan
oleh tingkah mereka sendiri, padahal Allah telah mengingatkan di dalam
FirmanNya,

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan


tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar Rum:41)

Allah berfirman,

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-
orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaan-Nya.” (Al Anfal:25)

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,

Kita tidak bisa menutup mata terhadap realita yang terjadi di sekitar kita, adanya
sebagian besar umat Islam melakukan praktek-praktek yang dilarang Allah,
mereka tidak melakukannya dengan sembunyi-sembunyi ataupun dengan rasa
takut dan was-was, tetapi melakukannya dengan terang-terangan dan bahkan
bangga terhadap perbuatannya tersebut, padahal Allah telah memperingatkan
dengan tegas bahwa mengancam dengan keras bagi siapa yang melakukan
larangan tersebut.

Hadirin Rahimakumullah,

Itulah janji yang amat mulia dan paling tinggi nilainya di akhirat kelak, sedangkan
kemuliaan dan kejayaan juga telah dipersiapkan dan dianugerahkan Allah di
dunia ini bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepadaNya dengan
sebenar-benar takwa. Kemuliaan dan kejayaan tersebut akan menciptakan
kesejahteraan, kemakmuran, dan keamanan yang sesungguhnya, sebagaimana
terukir cemerlang dalam lembaran sejarah kemasan umat Islam periode
pendahulu kita, seperti pada zaman-zaman para khalifah berikutnya yang
istiqamah pada jalan Rasulullah.

Hadirin Rahimakumullah, wa’azakumullah!

Akhirnya marilah kita segera mengganti amal-amal maksiat dan dosa kita dengan
amal-amal shalih, kita segera campakkan dan kita jauhi amal-amal bid’ah dan kita
ganti dengan amal-amal sunnah,
Kemudian marilah kita bersyukur atas semua nikmat Allah yang dikaruniakan
kepada kita dan beristiqamah pada jalan yang lurus dengan demikian kita bisa
menyongsong kehidupan yang dijanjikan Allah, yaitu kehidupan yang lebih baik,
sebagaimana kehidupan yang telah diukir oleh Nabi kita Muhammad, yang
terkenal dengan kehidupan madani.

Dan tiada jalan yang lebih singkat dan cepat menuju ke arah kemuliaan dan
kembali kepada kejayaan itu selain jalan taubat, sebab kesalahan dan dosa
apapun dapat dihapus dengan taubat nasuha. Allah dengan kasih sayangNya,
akan menyayangi kita, yaitu hamba hambaNya yang dengan tulus ikhlas dan
murni berhenti, menyesal dan berjanji akan menjauhi kesalahan-keslahan dan
dosa-dosa yang telah berlalu, Allah berfirman,

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu
kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu
haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Al Baqarah:222)

Anda mungkin juga menyukai