Anda di halaman 1dari 4

Khotbah pertama

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَر َكاتُه‬.


‫ِإ ّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا‬
ُ‫ي لَه‬َ ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬ ِ ‫َو َسيَّئا‬
ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬،ُ‫ْك لَه‬ َ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ۧ ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬
.
ٰ
‫صحْ بِ ِه َأ ْه ِل التُّ ٰقى‬ َ ‫ َو َع ٰلى آلِ ِه َو‬،‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع ٰلى َم َح َّم ِد نِ ْال ُمجْ تَ ٰبى‬ َ ‫اَللّهُ َّم‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه فَقَ ْد‬ ِ ‫ َأ َّما بَ ْع ُد فَيَاَأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُم ْو َن! ُأ ْو‬.‫َو ْال َو ٰفى‬
‫از َم ِن اتَّقَى‬ َ َ‫ف‬
‫فَقَا َل هللاُ تَ َع ٰالى فِ ْي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬:
‫ق ِم ْنهَا َز ْو َجهَا‬ َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬ ِ ‫س َو‬ ٍ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف‬
‫ون بِ ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإ َّن‬ َ ُ‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءل‬ َّ َ‫َوب‬
‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬َ ‫هَّللا َ َك‬
Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Pertama-tama, marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada
Allah Ta’ala. Baik itu dengan menjalankan perintah-Nya ataupun dengan menjauhi larangan-
larangan-Nya. Karena tidaklah kita semakin mulia, kecuali dengan bertakwa. Allah Ta’ala berfirman,

‫ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَا ُك ْم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬


“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya kemudahan dan keringanan merupakan salah satu
karakteristik dan kekhususan syariat Islam. Serta merupakan salah satu identitasnya yang paling
nampak.

Jika kita perhatikan dan kita cermati dengan seksama, akan kita dapati bahwa kemudahan dan
keringanan merupakan salah satu tujuan syariat yang dijunjung tinggi oleh agama ini.
Allah Ta’ala berfirman,

‫ج ِملَّةَ اَبِ ْي ُك ْم اِب ْٰر ِه ْي ۗ َم‬


ٍ ۗ ‫َو َما َج َع َل َعلَ ْي ُك ْم فِى ال ِّدي ِْن ِم ْن َح َر‬
“Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu
Ibrahim.” (QS. Al-Hajj: 78)

Allah Ta’ala juga berfirman,

‫ي ُِر ْي ُد هّٰللا ُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر َواَل ي ُِر ْي ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر‬


“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah:
185)
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

‫ َوَأب ِْشرُوا‬،‫اربُوا‬
ِ َ‫ فَ َس ِّد ُدوا َوق‬،ُ‫ين َأ َح ٌد ِإاَّل َغلَبَه‬
َ ‫ َولَ ْن يُ َشا َّد ال ِّد‬،ٌ‫ين يُ ْسر‬
َ ‫ِإ َّن ال ِّد‬
“Sesungguhnya agama Islam itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama, kecuali dia akan
dikalahkan (tidak mampu melakukan amal meskipun yang mudah dan ringan, lantas tidak dapat istikamah
dalam beramal). Maka, berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar), dan bergembiralah
(dengan pahala yang menanti kamu).” (HR. Bukhari no. 39)
Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Islam adalah agama yang mudah dan memudahkan. Apalagi bila kita bandingkan dengan agama-
agama sebelumnya. Sebab, Allâh Ta’ala telah mengangkat dari umat ini beban yang dahulu
dipikulkan kepada umat-umat sebelumnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ُ‫ ِإ َّن َخي َْر ِدينِ ُك ْم َأ ْي َس ُره‬،ُ‫ ِإ َّن َخ ْي َر ِدينِ ُك ْم َأ ْي َس ُره‬،ُ‫ِإ َّن َخي َْر ِدينِ ُك ْم َأ ْي َس ُره‬
“Sesungguhnya sebaik-baik agama kalian adalah yang paling mudah. Sesungguhnya sebaik-baik agama
kalian adalah yang paling mudah. Sesungguhnya sebaik-baik agama kalian adalah yang paling mudah.” (HR.
Ahmad dalam kitabnya Al-Musnad 3: 479)
Dalam sebuah hadis, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan menunjukkan kasih sayang beliau
kepada umatnya dengan memberikan keringanan dan kemudahan bagi kita. Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam memerintahkan kita semua untuk beramal sesuai dengan kadar kemampuan kita masing-
masing serta tidak memperbolehkan sikap berlebih-lebihan di dalamnya.
Karena, seringkali sesuatu yang berlebih-lebihan itu menimbulkan kebosanan, dan kebosanan
dalam beramal tentu saja berefek buruk terhadap diri seorang hamba. Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam mengatakan,

،‫ون؛ فَِإ َّن هَّللا َ ال يَ َملُّ َحتَّى تَ َملُّوا‬ ِ ‫ َعلَ ْي ُك ْم ِم َن اَأل ْع َم‬، ُ‫يَا َأيُّهَا النَّاس‬
َ ُ‫ال َما تُ ِطيق‬
‫ َوِإ ْن قَ َّل‬،‫وو َم َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫َوِإ َّن َأ َحبَّ اَأل ْع َم‬
ِ ‫ال ِإلَى هللاِ َما ُد‬
“Wahai manusia, hendaknya kalian melakukan amal sesuai dengan kemampuan kalian, karena Allah tidak
akan bosan (di dalam memberikan pahala) sampai kalian bosan (dalam beramal). Dan sungguh amal yang
paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari no. 5861
dan Muslim no. 782, hadis ini adalah lafaz Muslim)
Jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Dalam Islam, ada satu syariat khusus yang disebut dengan rukhshah atau
keringanan. Rukhshah merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada kaum
muslimin. Di mana salah satu tujuan dan hikmahnya adalah mempermudah kaum muslimin dalam
perkara ibadah ataupun kewajiban.
Dalam sebuah safar misalnya, seorang muslim yang sedang bepergian dengan jarak tempuh
melebihi 80 kilometer, diperbolehkan untuk memendekkan salat dan berbuka puasa. Dan
Allah Ta’ala sangatlah senang apabila hamba-hamba-Nya mengambil keringanan ini.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ِ ‫صهُ َك َما يَ ْك َرهُ َأ ْن تُْؤ تَى َمع‬


ُ‫ْصيَتُه‬ ُ ‫ِإ َّن هَّللَا َ ي ُِحبُّ َأ ْن تُْؤ تَى ُر َخ‬
“Sesungguhnya Allah suka bila rukhshah (keringanan)-Nya dilaksanakan sebagaimana Dia benci bila
kemaksiatan kepada-Nya dilakukan.” (HR. Ahmad no. 5866, Al-Bazzar no. 5998, dan Ibnu Khuzaimah
no. 2027)
Jemaah yang semoga senantiasa berada di atas jalan kebenaran.

Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus sahabat Muadz bin Jabal dan Abu Musa Al-
Asy’ari radhiyallahu ‘anhuma ke Yaman, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ َوتَطَا َو َعا وال تَ ْختَلِفَا‬،‫ َوبَ ِّش َرا وال تُنَفِّ َرا‬،‫يَس َِّرا وال تُ َع ِّس َرا‬
“Hendaknya kalian berdua itu mempermudah, jangan mempersulit, memberi kabar gembira, dan tidak
menjadikan orang semakin menjauh, dan bersatu padulah dan janganlah saling berselisih.” (HR. Bukhari
no. 3038 dan Muslim no. 1733)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga menegaskan dalam sebuah hadis,

‫ وال ُمتَ َعنِّتًا؛ َولَ ِك ْن بَ َعثَنِي ُم َعلِّ ًما ُميَ ِّسرًا‬،‫ِإ َّن هَّللا َ لم يَ ْب َع ْثنِي ُم َعنِّتًا‬
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengutusku untuk memaksa orang atau menjerumuskannya, akan tetapi
Dia mengutusku sebagai seorang pengajar dan orang yang memudahkan urusan.” (HR. Muslim no. 1478)
Sungguh agama Islam ini telah Allah turunkan penuh dengan kemudahan. Bahkan, Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam Allah utus, salah satu tujuannya adalah mempermudah
urusan umatnya. Salah dan keliru, bila ada yang mengatakan bahwa Islam penuh dengan
kekerasan, kesulitan, dan memberatkan pemeluknya. Wallahu a’lam bisshawab.

‫ فَاسْت ْغفِرُوهُ يَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ِإنهُ هُ َو‬،‫أقُو ُل قَ ْولي هَ َذا َوأسْت ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظي َم لي َولَ ُك ْم‬
‫ْتجبْ لَ ُك ْم ِإنهُ هُ َو البَرُّ ال َك ِر ْي ُم‬ ِ ‫ال َغفُو ُر الر‬.
ِ ‫ َوا ْد ُعوهُ يَس‬،‫َّحي ُم‬

Khotbah kedua
‫ َو َعلَى آلِ ِه‬،‫صلِّ ْي َوُأ َسلِّ ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد ْال ُمصْ طَفَى‬ َ ‫ َوُأ‬،‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‬
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن‬،ُ‫ْك لَه‬
َ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِري‬.‫َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‬
‫ ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ َأ َّما بَ ْع ُد‬.
Ma’asyiral mukminin yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Sungguh kemudahan dan keringanan dalam Islam begitu beragam bentuknya. Kesemuanya itu
melebur dalam segala aspek kehidupan kita, yang mana merupakan salah satu bukti bahwa
Allah Ta’ala begitu Mahalembut kepada hamba-hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
ٌ ‫هَّللا ُ لَ ِط‬
‫يف بِ ِعبَا ِد ِه‬
“Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya.” (QS. Asy-Syura: 19)
Di antara bentuk kemudahan dan keringanan yang paling besar dalam Islam adalah terbukanya
pintu tobat bagi para pendosa. Allah Ta’ala berfirman,
‫ي الَّ ِذي َْن اَس َْرفُ ْوا َع ٰلٓى اَ ْنفُ ِس ِه ْم اَل تَ ْقنَطُ ْوا ِم ْن رَّحْ َم ِة هّٰللا ِ ۗاِ َّن هّٰللا َ يَ ْغفِ ُر‬
َ ‫قُلْ ٰي ِعبَا ِد‬
ِ ‫ب َج ِم ْيعًا ۗاِنَّهٗ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر‬
‫َّح ْي ُم‬ َ ‫ال ُّذنُ ْو‬
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh,
Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Allah Ta’ala juga mengatakan di surat As-Syura,

ِ ‫َوهُ َو الَّ ِذي يَ ْقبَ ُل التَّ ْوبَةَ َع ْن ِعبَا ِد ِه َويَ ْعفُو َع ِن ال َّسيَِّئا‬
َ ُ‫ت َويَ ْعلَ ُم َما تَ ْف َعل‬
‫ون‬
“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. AS-Syura’: 25)
Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Mungkin di antara kita ada yang terheran-heran, mengapa terbukanya pintu tobat kepada umat ini
menjadi salah satu bentuk kemudahan dan keringanan dalam syariat Islam?

Perlu kita ketahui terlebih dahulu, bahwa tobatnya umat terdahulu memiliki persyaratan yang sangat
berat, persyaratan yang sudah Allah Ta’ala hapuskan untuk umat Islam ini. Yaitu, terkabulnya tobat
dengan adanya pengorbanan jiwa.
Dahulu kala, saat kaum Nabi Musa ‘alaihissalam menyembah patung, lalu kemudian mereka ingin
bertobat, Allah Ta’ala uji tobat mereka dengan persyaratan yang berat ini. Allah Ta’ala berfirman,

‫َواِ ْذ قَا َل ُم ْو ٰسى لِقَ ْو ِم ٖه ٰيقَ ْو ِم اِنَّ ُك ْم ظَلَ ْمتُ ْم اَ ْنفُ َس ُك ْم بِاتِّ َخا ِذ ُك ُم ْال ِعجْ َل فَتُ ْوب ُْٓوا اِ ٰلى‬
َ َ‫ار ِٕى ُك ۗ ْم فَت‬ ٰ
‫اب َعلَ ْي ُك ْم ۗ اِنَّهٗ هُ َو‬ ِ َ‫ار ِٕى ُك ْم فَا ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ۗ ْم ذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ِع ْن َد ب‬
ِ َ‫ب‬
ِ ‫التَّ َّوابُ الر‬
‫َّح ْي ُم‬
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, ‘Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi
dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada
Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu.
Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 54)
Sedangkan umat Islam, maka tobat kita cukup dengan menghentikan perbuatan maksiat, bertekad
untuk tidak mengulanginya, dan menyesali perbuatan tersebut. Adapun jika kemaksiatan tersebut
berkaitan dengan hak manusia, maka harus ditunaikan dan mengembalikan hak yang telah ia ambil
tersebut.

Saat seorang muslim telah melakukan hal-hal yang telah kita sebutkan tersebut,
maka insyaAllah Allah akan menerima tobatnya, bahkan Allah memberikan bonus berupa janji
masuknya orang yang bertobat tersebut ke dalam surga-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا تُ ْوب ُْٓوا اِلَى هّٰللا ِ تَ ْوبَةً نَّص ُْوح ًۗا َع ٰسى َربُّ ُك ْم اَ ْن يُّ َكفِّ َر َع ْن ُك ْم‬
‫هّٰللا‬ ٍ ّ‫َسي ِّٰاتِ ُك ْم َويُ ْد ِخلَ ُك ْم َج ٰن‬
َّ ِ‫ت تَجْ ِريْ ِم ْن تَحْ تِهَا ااْل َ ْن ٰه ۙ ُر يَ ْو َم اَل ي ُْخ ِزى ُ النَّب‬
‫ي‬
ۚٗ‫َوالَّ ِذي َْن ٰامنُ ْوا م َعه‬
َ َ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-
mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang
yang beriman bersama dengannya.” (QS. At-Tahrim: 8)
Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Kita harus bangga dengan kemuliaan agama Islam ini, harus bisa mengamalkan keistimewaan ini
dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak berlebih-lebihan di dalam melakukan segala sesuatu, tidak
mudah menyakiti orang lain, tidak bermudah-mudahan di dalam menghakimi orang lain, serta
memperbanyak tobat kepada Allah Ta’ala.

ُ‫اخ ْذنَا ِإ ْن نَ ِسينَا َأ ْو َأ ْخطَْأنَا َربَّنَا َواَل تَحْ ِملْ َعلَ ْينَا ِإصْ رًا َك َما َح َم ْلتَه‬ ِ ‫َربَّنَا اَل تَُؤ‬
‫ف َعنَّا َوا ْغفِرْ لَنَا‬ ُ ‫ين ِم ْن قَ ْبلِنَا َربَّنَا َواَل تُ َح ِّم ْلنَا َما اَل طَاقَةَ لَنَا بِ ِه َوا ْع‬
َ ‫َعلَى الَّ ِذ‬
َ ‫ت َم ْواَل نَا فَا ْنصُرْ نَا َعلَى ْالقَ ْو ِم ْال َكافِ ِر‬
‫ين‬ َ ‫َوارْ َح ْمنَا َأ ْن‬
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup
kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka
tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Wallahu a’lam bisshawab.

‫هللا ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعلَ ُم ْوا َأ َّن‬ ِ ‫ ُأ ْو‬،‫فَيَا َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
ِ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى‬
‫ ِإ َّن‬:‫ال‬ َ َ‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَق‬
َّ ‫ َأ َم َر ُك ْم بِال‬،‫هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر َع ِظي ٍْم‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا‬ ‫ين آ َمنُوا َ‬ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ‬ ‫ُصلُّ َ‬ ‫هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي َ‬
‫‪،‬تَ ْسلِي ًما‬
‫ْت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫صلَّي َ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ت‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ٰ‬
‫وال ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫ت ْ‬ ‫اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫‪َ ،‬واَأْل ْم َوا ِ‬
‫ت‬
‫ف‬‫اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْال َغاَل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫صة ً‬ ‫ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّش َداِئ َد َو ْال ِم َح َن‪َ ،‬ما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‪ِ ،‬م ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا َخا َّ‬
‫ك َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬ ‫ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َعا َّمةً‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫َو ِم ْن ب ُْل َد ِ‬
‫اخ ْذ نَا ِإ ْن نَ ِس ْينَا َأ ْو َأ ْخطَْأنَا َربّنَا َوالَ تَحْ ِملْ َعلَ ْينَا ِإصْ رًا َك َما َح َم ْلتَهُ‬ ‫َربّنَا الَتَُؤ ِ‬
‫ف َعنّا َوا ْغفِرْ لَنَا‬ ‫َعلَى الّ ِذي َْن ِم ْن قَ ْبلِنَا َربّنَا َوالَ تً َح ّم ْلنَا َماالَ طَاقَةَ لَنَا بِ ِه َوا ْع ُ‬
‫ت َم ْوالَنَا فَا ْنصُرْ نَا َعلَى ْالقَ ْو ِم ْال َكافِ ِري َْن‬ ‫‪َ .‬وارْ َح ْمنَا َأ ْن َ‬
‫اف ‪ ،‬وال ِغنَى‬ ‫ك الهُ َدى ‪ ،‬والتُّقَى ‪ ،‬وال َعفَ َ‬ ‫اللَّهُ َّم إنَّا نَ ْسَألُ َ‬
‫ي ال ُّد ْنيَا َو َع َذا ِ‬ ‫ور ُكلِّهَا‪َ ،‬و ِ‬ ‫ُأل‬
‫ب‬ ‫أجرْ نَا ِم ْن ِخ ْز ِ‬ ‫الله ّم أحْ ِس ْن َعاقِبَتَنَا فِي ا ُم ِ‬
‫اآلخ َر ِة‬
‫ِ‬
‫اب النّ ِ‬
‫ار‬ ‫‪.‬ربَنَا َءاتِنَا فِي ال ّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اَْأل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫َ‬
‫َو ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعالَ ِمي َْن‬
‫ان َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى َع ِن‬ ‫ْأ‬
‫إن هللاَ يَ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪َّ ،‬‬
‫الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‪ .‬فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬

Anda mungkin juga menyukai