Anda di halaman 1dari 4

‫ َو ُك ّل‬،‫ َو ُك ّل ُم ْح َد َث ٍة ِبْد َع ٌة َو ُك ّل ِبْد َع ٍة َض َالَلًة‬،‫ َو َشّر ْاُألُم ْو ِر ُم ْح َد َثاُتَها‬، ‫ َو َخْيَر اْلَهْد ِى َهْد ُى ُمَحّمٍد َص ّلى هللا َع َلْي ِه َو َس ّلَم‬،‫;َفِأّن

َأْص َدَق اْلَح ِد ْيِث ِكَتاُب ِهللا‬


:‫ َأَّم ا َبْعُد‬. ‫َض َالَلِة ِفي الّناِر‬

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,


Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala, Dzat pemilik keutamaan dan kebaikan, yang telah memberi nikmat
kepada semesta alam, dan yang menyeru manusia menuju Surga darussalam, kampung keselamatan.
Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
kepada keluarganya, sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jalan beliau yang lurus dan yang mengajak
kepada shirathal mustaqim hingga hari kiamat.
Saudara-saudaraku yang berbahagia, bertakwalah kepada Allah subhanahu wata’ala semaksimal kemampuan
kalian, berpegang teguhlah kalian kepada sunnah Nabi kalian, perbaikilah hubungan di antara kalian dan jagalah
persatuan di antara kalian, sebagaimana firman-Nya,
‫َو َتَزَّوُدوا َفِإَّن َخْيَر الَّز اِد الَّتْقَو ٰى َو اَّتُقوِن َيا ُأوِلي اَأْلْلَباِب‬
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-
orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,


Sesungguhnya nikmat Allah subhanahu wata’ala itu tak terbilang dan tak terhingga, baik itu nikmat lahiriah
maupun nikmat batiniah.
Nikmat lahiriyah adalah nikmat Allah yang bisa dilihat oleh panca indera manusia seperti makanan, minuman,
kendaraan, perhiasan, keturunan, pangkat.
Nikmat bathiniyah adalah nikmat yang hanya dirasa oleh hati seperti senang, sabar, tawakkal, qanaah.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:


‫َأَلْم َتَرْو ا َأَّن َهَّللا َس َّخ َر َلُك ْم َم ا ِفي الَّس َم اَو اِت َو َم ا ِفي اَأْلْر ِض َو َأْس َبَغ َع َلْيُك ْم ِنَع َم ُه َظاِهَر ًة َوَباِط َنًة‬
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit
dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” (QS. Luqman: 20)
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫ َر َّبَنا‬،‫‌َغْيَر ‌َم ْك ِفٍّي ‌َو اَل ‌ُمَو َّد ٍع َو اَل ُم ْسَتْغًنى َع ْن ُه‬،‫َاْلَحْم ُد ِهلل َك ِثيًر ا َطِّيًبا ُمَباَر ًك ا ِفيِه‬
“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik dan mengandung keberkahan di dalamnya,
bukan pujian yang tidak dianggap dan tidak dibutuhkan oleh Rabb kami.” (HR. Al-Bukhari no. 5037)
Seorang Alim generasi tabi’in, Thalq bin Habib, mengomentari hadits di atas,
‫ َو َأْمُسْو ا َتاِئِبْيَن‬، ‫ َو َلِك ْن َأْص ِبُحوا َتاِئِبْيَن‬،‫ َو ِإَّن ِنَع َم ِهللا َأْكَثُر ِم ْن َأْن ُيْح ِص ْيَها اْلِع َباُد‬،‫ِإَّن َح َّق هللا َأْثَقُل ِم ْن َأْن َيُقْو َم ِبِه اْلِع َباُد‬
“Sesungguhnya hak Allah lebih berat dibandingkan apa yang dikerjakan oleh para hamba, dan sesungguhnya
nikmat-nikmat Allah terlalu banyak untuk dihitung oleh para hamba, tetapi hendaklah kalian menjadi orang-
orang yang bertaubat pada pagi dan sore hari.”

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,


Ada tiga jenis nikmat Allah subhanahu wata’ala yang mana ketika seorang hamba belum mendapatkannya,
maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang mendapatkan kedamaian dan ketenangan hidup. Sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadits dengan sanad hasan, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫َم ْن َأْص َبَح ِم ْنُك ْم ‌آِم ًنا‌ِفي‌ِس ْر ِبِه ُمَع اًفى ِفي َجَسِدِه ِع ْنَد ُه ُقوُت َيْو ِمِه َفَك َأَّنَم ا ِح يَز ْت َلُه الُّد ْنَيا‬
“Barang siapa di antara kalian di pagi hari merasakan aman di tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya,
memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya, maka seakan-akan kenikmatan dunia ada di tangannya.” (HR.
Tirmizi no. 2268)
Hadits di atas merupakan pengingat akan nikmat-nikmat Allah yang sudah terbiasa didapatkan manusia akan
tetapi kebanyakan tidak merasakan akan kemuliaannya dan bahkan mengabaikannya.

Apa Saja Nikmat Allah yang Sering Diabaikan Oleh Hamba-Nya?


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Nikmat Pertama: Nikmat Rasa Aman
Nikmat Allah yang sering diabaikan yang pertama adalah nikmat rasa aman.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‌‫‌آِم ًنا‌ِفي‌ِس ْر ِبِه‬, artinya merasakan aman di tengah-tengah keluarganya.
Rasa aman adalah salah satu nikmat Allah subhanahu wata’ala yang paling besar yang dikaruniakan kepada
hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam. Dan tidak akan merasakan kenikmatan hidup, orang yang
kehilangan nikmat aman ini. Seperti orang-orang yang hidup di suatu Negara yang kehilangan rasa aman di
dalamnya.
Atau seperti orang-orang yang yang hidup di tengah-tengah peperangan yang menghancurkan harta benda dan
menghilangkan nyawa. Ia tidur di bawah gemuruh suara pesawat perang dan dentuman meriam. Bahkan salah
seorang di antara mereka menangkupkan tangannya di atas jantungnya, menunggu kematian yang bisa saja
mendatangi mereka setiap saat.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
‫اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َلْم َيْلِبُسوا ِإيَم اَنُهْم ِبُظْلٍم ُأوَلِئَك َلُهُم اَأْلْم ُن َو ُهْم ُم ْهَتُد وَن‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka
itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)
Allah subhanahu wata’ala menjanjikan keamanan bagi orang-orang yang beriman, apabila mereka
merealisasikan tauhid, memurnikan keimanan, dan melakukan amal saleh.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
‫َو َعَد ُهَّللا اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َلَيْسَتْخ ِلَفَّنُهم ِفي اَألْر ِض َك َم ا اْسَتْخ َلَف اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلِهْم َو َلُيَم ِّك َنَّن َلُهْم ِد يَنُهُم اَّل ِذ ي اْر َتَض ى َلُهْم َو َلُيَب ِّد َلَّنُهْم ِم ْن‬
‫َبْع ِد َخ ْو ِفِهْم َأْم ًنا َيْعُبُدوَنِني ال ُيْش ِرُك وَن ِبي َشْيًئا َو َم ْن َكَفَر َبْعَد َذ ِلَك َفُأْو َلِئَك ُهُم اْلَفاِس ُقوَن‬
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah
mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)

Nikmat Kedua: Nikmat Sehat


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Nikmat Allah yang sering diabaikan yang kedua adalah nikmat sehat.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‫( ُمَع اًفى ِفي َجَسِدِه‬sehat jasmaninya). Maksudnya adalah selamat dari sakit
dan penyakit baik secara lahir maupun batin.
Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan di dalam Musnad-nya dari hadits Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah membaca doa:
‫ َوِم ْن َس ِّيِئ اَأْلْس َقاِم‬، ‫ َو اْلُج َذ اِم‬، ‫ َو اْلُج ُنوِن‬،‫الَّلُهَّم ِإِّني َأُعوُذ ِبَك ِم َن الَبَر ِص‬
“Ya Allah sesunguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila dan penyakit kusta serta dari
sejelek-jeleknya penyakit.”
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memohon kepada Allah subhanahu wata’ala keselamatan
dalam agama, dunia, jiwa, keluarga, dan harta beliau setiap pagi dan sore.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan para sahabatnya untuk membacanya juga. Imam Abu
Dawud rahimahullah meriwayatkan dari hadits ‘Abdullah bin’Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:
‫‌َو ِح يَن ُيْص ِبُح‬،‫‌ِح يَن ‌ُيْمِس ي‬،‫َلْم َيُك ْن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيَد ُع َهُؤاَل ِء ‌الَّد َع َو اِت‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tak pernah meninggalkan doa-doa ini ketika pagi dan sore:
‫ َالَّلُهَّم‬،‫ َالَّلُهَّم اْس ُتْر َع ْو َر اِتي َو آِم ْن َرْو َع اِتي‬،‫ َالَّلُهَّم ِإِّني َأْس َأُلَك اْلَع ْفَو َو اْلَع اِفَيَة ِفي ِد ْيِني َو ُد ْنَياَي َو َأْهِلي َو َم اِلي‬،‫َالَّلُهَّم ِإَني َأْس َأُلَك اْلَع اِفَيَة ِفي الِّد ْنَيا َو ْاآلِخ َرِة‬
‫ َو َأُع ْو ُذ ِبِع َظَم ِتَك ِم ْن َأْن َأْغ َتاَل ِم ْن َتْح ِتي‬،‫ َو ِم ْن َفْو ِقي‬،‫ َو َع ْن َيِم ْيِني َو َع ْن ِش َم اِلي‬،‫اْح َفْظِني ِم ْن َبْيِن َيَدَّي َو ِم ْن َخ ْلِفي‬

Ya Allah, sesungguhnya Saya memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah,
sesungguhnya saya memohon kepadamu ampunan dan keselamatan dalam agama dan dunia saya, keluarga,
dan harta saya.Ya Allah, tutupilah kejelekan saya dan tentramkanlah hati saya. Ya Allah, lindungilah dari
depan dan dari belakang saya, sebelah kanan dan kiri saya dari atas kepala saya, serta dengan keagungan-Mu
aku berlindung dari upaya makar atas saya dari bawah saya. (HR. Abu Dawud no. 4412)

Imam at-Tirmidzi di dalam Sunan-nya meriwayatkan sebuah hadits dari Mu’adz bin Rifa’ah dari bapaknya
berkata:
“Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu naik ke atas mimbar, kemudian beliau menangis lalu berkata: ‘Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri di atas mimbar pada tahun pertama lalu menangis, lalu beliau shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
‫ َفِإَّن َأَح ًدا َلْم ُيْع َط َبْعَد الَيِقيِن َخْيًر ا ِم َن الَع اِفَيِة‬،‫اْس َأُلوا‌َهَّللا‌الَع ْفَو ‌َو الَع اِفَيَة‬
“Mintalah kepada Allah subhanahu wata’ala ampunan dan keselamatan, karena sesungguhnya tidaklah
seseorang dikaruniai sesuatu yang lebih baik setelah dikaruniai keyakinan (iman) dibandingkan dengan
keselamatan.” (HR. At-Tirmizi No. 3481)
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa kebanyakan manusia melalaikan dan terpedaya
dengan nikmat ini.
Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam Shahih-nya dari hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫ الِّص َّح ُة َو الَفَر اُغ‬:‫ِنْع َم َتاِن ‌َم ْغ ُبوٌن ِفيِهَم ا َك ِثيٌر ِم َن الَّناِس‬
“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia terpedaya dengan keduanya; nikmat sehat dan waktu luang.” (HR.
Al-Bukhari no. 5933)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan bimbingan kepada umatnya untuk memanfaatkan
kesehatannya sebelum datangnya sakit.
Imam al-Hakim rahimahullah meriwayatkan dalam Al-Mustadrak dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫ ِص َّحَتَك َقْبَل َس َقِم َك‬،‫ َو َذ َك َر ِم ْنَها‬..‫اْغ َتِنْم ‌َخ ْم ًسا‌َقْبَل ‌َخ ْم ٍس‬
“Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara, beliau menyebutkan di antaranya: Sehatmu sebelum
datang sakitmu…” (HR. Hakim No. 7846)
Dan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari berkata,
‫ َو ِم ْن َحَياِتَك ِلَم ْو ِتَك‬،‫ َو ُخ ْذ ِم ْن ِص َّح ِتَك ِلَم َرِض َك‬، ‫ َو ِإَذ ا‌َأْص َبْح َت ‌َفاَل ‌َتْنَتِظ ِر‌الَم َس اَء‬، ‫ِإَذ ا َأْمَس ْيَت َفاَل َتْنَتِظ ِر الَّص َباَح‬
“Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore
hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (HR. Al-
Bukhari No. 5937)
Dan orang-orang yang mengunjungi Rumah Sakit kaum muslimin, lalu melihat ujian yang menimpa saudara-
saudaranya sesama muslim berupa penyakit kronis yang para dokter tidak sanggup mengobati sebagian
penyakit-penyakit tersebut, niscaya dia akan memuji Allah ‘Azza wa Jalla setiap pagi dan sore atas nikmat sehat
ini.
Maka sungguh Maha benar Allah subhanahu wata’ala yang berfirman:
‫َو َآَتاُك ْم ِم ْن ُك ِّل َم ا َس َأْلُتُم وُه َو ِإْن َتُعُّدوا ِنْع َم َة ِهَّللا اَل ُتْح ُصوَها ِإَّن اِإْل ْنَساَن َلَظُلوٌم َك َّفاٌر‬
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan
jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu,
sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34)

Nikmat Ketiga: Nikmat Kecukupan Rezeki


Nikmat Allah yang sering diabaikan yang ketiga adalah nikmat kecukupan rezeki.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‫ ِع ْنَد ُه ُق وُت َيْو ِم ِه‬, maknanya memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-
harinya.
Maksudnya adalah dia memiliki makanan yang cukup untuk dikonsumsi dan bisa menghidupinya dari makanan
yang halal. Makanan adalah salah satu nikmat Allah subhanahu wata’ala yang sangat besar. Allah subhanahu
wata’ala berfirman,
‫َفْلَيْعُبُدوا َر َّب َهَذ ا اْلَبْيِت * اَّلِذ ي َأْط َع َم ُهم ِّم ن ُجوٍع َو آَم َنُهم ِّم ْن َخ ْو ٍف‬
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan
kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4)
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala dari kelaparan.
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam kitab Shahih-nya dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa,
‫اللهم‌اْج َع ْل ‌ِر ْز َق آِل ُمَحَّمٍد ُقوًتا‬
“Ya Allah, jadikanlah kecukupan rezeki pada keluarga Muhammad.” (HR. Muslim no. 5273)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,


Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa siapa saja yang terkumpul di dalam dirinya ketiga hal ini, maka pada hari
itu seolah-olah dia memiliki dunia seluruhnya.
Dan sebenarnya pada kebanyakan manusia telah terkumpul ketiga hal ini dan bahkan mereka memiliki lebih
banyak lagi dibandingkan dengan yang disebutkan dalam hadits ini, namun demikian mereka mengingkarinya
dan meremehkan apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka dapatkan.
Materi Khutbah Jumat: 3 Balasan Amal Saleh di Dunia dan di Akhirat
Maka mereka sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala firmankan,
‫َيْع ِر ُفوَن ِنْع َم َة ِهَّللا ُثَّم ُيْنِكُروَنَها َو َأْكَثُرُهُم اْلَكاِفُروَن‬
“Mereka mengetahui ni’mat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang kafir.” (QS. An-Nahl: 83)
Allah subhanahu wata’ala juga mengingatkan,
‫َأَفِبِنْع َم ِة ِهَّللا َيْج َح ُد وَن‬
“Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-Nahl: 71)
Dan obat dari penyakit ini adalah dengan melihat kepada orang-orang yang tidak mendapatkan kenikmatan ini,
atau yang tidak mendapatkan sebagian dari nikmat ini, sebagaimana yang diwasiatkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
‫‪Muslim rahimahumallah dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi‬‬
‫‪wasallam bersabda:‬‬
‫اْنُظُروا ِإَلى َم ْن َأْس َفَل ِم ْنُك ْم ‪َ ،‬و اَل َتْنُظُروا ِإَلى َم ْن ُهَو َفْو َقُك ْم ‪َ‌،‬فُهَو ‌َأْج َدُر َأْن اَل َتْز َدُروا ِنْع َم َة ِهللا‬
‫‪“Lihatlah orang yang lebih rendah (kenikmatannya) darimu dan janganlah melihat kepada yang lebih‬‬
‫‪banyak (kenikmatannya) darimu agar kamu tidak mencela nikmat yang Allah anugerahkan kepadamu.” (HR.‬‬
‫)‪Al-Bukhari dan Muslim‬‬

‫‪Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,‬‬


‫‪Demikian materi khutbah Jumat tentang 3 nikmat Allah yang sering diabaikan oleh kebanyakan saudara-saudara‬‬
‫‪kita, atau bahkan termasuk diri kita.‬‬
‫‪Semoga penjelasan pada khutbah Jumat siang hari ini menjadi sebuah nasihat antar sesama kita. Saling‬‬
‫‪mengingatkan, saling menasihati dalam iman dan takwa. Hingga kita benar-benar yakin dapat istiqamah di atas‬‬
‫‪jalan-Nya, dan benar-benar sadar ketika berada di jalan selain-Nya untuk kemudian kembali ke jalan yang lurus‬‬
‫‪hingga ajal menjemput.‬‬
‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي هذا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر اْلُم ْس ِلِم ْيَن ِم ْن ُك ِّل َذْنٍب‪َ ،‬فاْسَتْغ ِفُرْو ُه ِإَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم ‪.‬‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬
‫َاْلَحْم ُد ِهلل‪َ ،‬اْلَحْم ُد ِهلل اَّلِذ ْي َم َّن َع َلْيَنا ِبَش ِرْيَعِة اِإْل ْساَل ِم ‪َ ،‬و ِبَتْيِس ْيِر الِّص َياِم َو اْلِقَياِم ‪َ ،‬و َأْش َهُد أاَّل إلَه إاَّل هللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه‪ُ ،‬ذ ْو اْلَج اَل ِل َو اِإْل ْك َر اِم ‪َ ،‬و َأْش َهُد َأَّن‬
‫َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه‪َ ،‬ص َّلى هللا َو َس َّلَم َو َباَرَك َع َلْي ِه‪َ ،‬و َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َأْتَباِعِهْم ‪َ ،‬و َس َّلَم َتْس ِلْيًم ا َك ِثْيًر ا‪.‬‬
‫َفَقاَل َتَع الَى ِاَّن َهللا َوَم َالِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبي َيا َأُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل ُمَحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم ‪ِ ،‬إَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْي ٌد‪َ .‬و َب اِرْك َع َلى ُمَحَّم ٍد َو َع َلى آِل ُمَحَّم ٍد َك َم ا َب اَر ْك َت‬
‫َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم ‪ِ ،‬إَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد‬
‫َوِة‬ ‫َّدْع‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫ْيُب‬ ‫ْيٌب‬ ‫َق‬ ‫ْيٌع‬ ‫َك‬
‫َي ِء ِم ْم َو ْمَو ِت ِإ َسِم ِر ُمِج‬ ‫َّن‬ ‫ا‬ ‫َأل‬‫ا‬ ‫ُه‬ ‫ْن‬ ‫ا‬ ‫ْح‬‫َأل‬ ‫ا‬ ‫اللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو المْس ِلَم اِت َو المْؤ ِمِنْيَن َو ِم ِت‬
‫َنا‬ ‫ْؤ‬ ‫الم‬
‫اللهم أِع َّز اإلسالَم َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن ‪ ،‬اللهم أِع َّز اِإْل ْساَل َم َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن ‪ ،‬اللهم أِع َّز اِإْل ْساَل َم َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن ‪َ ،‬و اْج َع ْل َهَذ ا اْلَبَلَد آِم ًنا ُم ْط َم ِئًنا‪َ ،‬وَس اِئَر ِباَل ِد اْلُم ْس ِلِم ْيَن ‪،‬‬
‫َر َّبَنا َهْب َلَنا ِم ْن َأْز َو اِج َنا َو ُذ ِّرَّياِتَنا ُقَّرَة َأْع ُيٍن َو اْج َع ْلَنا ِلْلُم َّتِقيَن ِإَم اًم ا‬
‫َر َّبَنا اْغ ِفْر َلَنا َو ِإِل ْخ َو اِنَنا اَّلِذ يَن َسَبُقوَنا ِباِإْل يَم اِن َو اَل َتْج َع ْل ِفي ُقُلوِبَنا ِغ اًّل ِلَّلِذ يَن آَم ُنوا َر َّبَنا ِإَّنَك َرُء وٌف َر ِح يٌم‬
‫َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة َو ِفي اآْل ِخ َرِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
‫ُسْبَح اَن َرِّبَك َر ِّب اْلِع َّز ِة َع َّم ا َيِص ُفوَن * َو َس اَل ٌم َع َلى اْلُم ْر َسِليَن * َو ا َحْم ُد ِهَّلِل َر ِّب ا َع ا ِم يَن‬
‫َل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬

Anda mungkin juga menyukai