Anda di halaman 1dari 9

Khotbah pertama

‫الَّس َالُم َع َلْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َب رَك اُتُه‬.


‫ِإّن اْلَح ْم َدِ ِهلل َن ْح َم ُد ُه َو َن ْس َت ِع ْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِم ْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو َس ّي َئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َي ْه ِدِه ُهللا َفَال‬
‫ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬،‫ َأْش َه ُد َأْن ۧاَل ِإٰل َه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه َال َش ِر ْي َك َلُه‬.
‫ َأَّما َب ْع ُد‬.‫ َو َع ٰل ى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْه ِل الُّت ٰق ى َو اْلَو ٰف ى‬،‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع ٰل ى َمَح َّمِد ِناْلُمْج َت ٰب ى‬

‫َفَي اَأُّي َه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ! ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَعِتِه َفَقْد َفاَز َم ِن اَّت َقى‬
‫ْل‬ ‫ٰل‬
‫َفَقاَل ُهللا َت َع ا ى ِفْي ِك َت اِبِه ا َك ِر ْي ِم‬:
‫َي ا َأُّي َه ا الَّن اُس اَّتُقوا َر َّب ُك ُم اَّلِذي َخ َلَقُك ْم ِم ْن َن ْف ٍس َو اِحَدٍة َو َخ َلَق ِم ْن َه ا َز ْو َج َه ا َو َب َّث ِم ْن ُهَم ا ِر َج ااًل َك ِثيًر ا َو ِنَس اًء‬
‫َو اَّتُقوا َهَّللا اَّلِذي َت َس اَء ُلوَن ِبِه َو اَأْلْر َح اَم ِإَّن َهَّللا َك اَن َع َلْي ُك ْم َر ِقيًبا‬

Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Pertama-tama, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan para jemaah sekalian agar senantiasa
memperbaharui dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Sehingga saat kematian datang
menghampiri kita, ketakwaan dan keimanan tersebut akan setia menemani kita hingga ke alam kubur
dan alam akhirat. Allah Ta’ala berfirman,

‫َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah
kamu mati, kecuali dalam keadaan sebagai muslim.” (QS. At-Talaq: 4)

Jemaah salat Jumat yang senantiasa dirahmati Allah Ta’ala.

Sesungguhnya di antara perkara yang membuat seorang mukmin khawatir dan takut adalah perihal ke manakah
ia akan menuju setelah ia berpisah dari kehidupan dunia ini. Ke manakah ia akan pergi? Akankah ia menuju
rahmat Allah ataukah azabnya? Ke surga yang penuh kenikmatan ataukah ke neraka yang penuh kesengsaraan?

Dahulu kala, sahabat ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu setiap kali melewati dan berdiri di sisi kuburan, maka
ia akan menangis hingga jenggotnya basah karena air matanya. Maka, dikatakan kepadanya, “Engkau tidak
menangis tatkala teringat surga dan neraka. Akan tetapi, mengapa engkau menangis karena hal ini?” Maka,
sahabat ‘Utsman pun menjawab,

‫ وإن لم‬، ‫ فما بعَد ُه أيسُر منُه‬، ‫ فإن نجا منُه‬، ‫ إَّن القبَر أَّو ُل َم نازِل اآلخرِة‬: ‫ قاَل‬، ‫إَّن رسوَل ِهَّللا صَّلى ُهَّللا عَليِه وسَّلَم‬
‫ ما رأيُت َم نظًر ا قُّط إاَّل والَقبُر أفَظ ُع منُه‬: ‫ وقاَل رسوُل ِهَّللا صَّلى ُهَّللا عَليِه وسَّلَم‬: ‫ فما بعَد ُه أشُّد منُه قاَل‬، ‫َي نُج منُه‬
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya kuburan adalah awal persinggahan
akhirat. Jika selamat darinya, maka yang setelahnya akan lebih mudah darinya. Dan jika tidak selamat, maka yang
setelahnya lebih berat darinya.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, ‘Tidak pernah aku melihat
pemandangan yang amat mengerikan, kecuali (siksa) kubur lebih mengerikan darinya.’” (HR Ibnu Majah no.
4267)
Jemaah yang semoga senantiasa di dalam rahmat Allah Ta’ala.

Setelah mengetahui begitu kerasnya siksa kubur, seorang mukmin yang mengimaninya dan takut akan
kepedihannya perlu juga untuk mempelajari dan mengetahui beberapa amalan yang dapat menghindarkan
dirinya dari siksa kubur tersebut.

Yang pertama dan yang paling utama adalah istikamah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Allah
Ta’ala berfirman,
‫ٰۤل‬
‫ِاَّن اَّلِذْي َن َق اُلْو ا َر ُّب َن ا ُهّٰللا ُثَّم اْس َتَقاُمْو ا َتَتَن َّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَم ِٕىَك ُة َااَّل َتَخ اُفْو ا َو اَل َت ْح َز ُنْو ا َو َاْبِش ُرْو ا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتْي ُكْنُتْم ُتْو َع ُد ْو َن‬
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka (istikamah), maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kamu
merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang
telah dijanjikan kepadamu.’” (QS. Fussilat: 30)

Amal saleh adalah penghalang dan tameng dari azab kubur. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya mayit ketika diletakkan di kuburnya ia mendengar suara sandal orang-orang yang
mengantarkannya saat mereka kembali pulang. Apabila ia seorang mukmin, maka salat akan berada di sisi
kepalanya, puasa di sisi kanannya, zakat di sisi kirinya dan amalan kebaikan lainnya (seperti sedekah,
silaturrahmi, perbuatan makruf dan ihsan kepada orang lain) berada di sisi kakinya. Lalu, ia didatangi dari arah
kepalanya, maka salat berkata, ‘Tidak ada jalan masuk dari arahku.’ Kemudian didatangi dari arah kanannya,
maka puasa berkata, ‘Tidak ada jalan masuk dari arahku.’ Kemudian didatangi dari arah kirinya, maka zakat
berkata, ‘Tidak ada jalan masuk dari arahku.’ Kemudian didatangi dari arah kedua kakinya, maka amalan
kebaikan berkata, ‘Tidak ada jalan masuk dari arahku.’” (HR. Ibnu Hibban no. 3113, Syekh Albani menghasankan
hadis ini dalam kitabnya Shahih At-Targhib)

Kedua, berdoa dan meminta perlindungan kepada Allah Ta’ala darinya. Inilah yang diperintahkan oleh
Rasulullah untuk kita baca pada setiap penghujung salat sebelum salam,

‫ ومن شر فتنة المسيح الدجال‬،‫ ومن فتنة المحيا والممات‬،‫ ومن عذاب القبر‬،‫اللهم إني أعوذ بك من عذاب جهنم‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah
kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.” (HR. Muslim no. 588)

Ketiga, menjauhi sebab-sebab yang mendatangkan azab kubur dan bertobat kepada Allah Ta’ala darinya.

Di antara beberapa sebab yang mendatangkan azab kubur adalah meninggalkan salat sampai keluar dari
waktunya tanpa ada uzur, suka mengadu domba, dan tidak menjaga kesucian dirinya dari najis yang timbul ketika
buang air kecil. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

،‫ أما أحدهما فكان ال َي ستتر من البول‬،‫ وما يعذبان في كبير‬،‫ إنهما ليعذبان‬:‫ فقال‬،‫مَّر النبي صلى هللا عليه وسلم بقبرين‬
،‫ يا رسول هللا‬:‫ فقالوا‬،‫ فغَر ز في كل قبر واحدة‬،‫ ثم أخذ جريدة رطبة فشَّقها نصفين‬،‫وأما اآلخر فكان يمشي بالنميمة‬
‫ لعله ُيخَّفُف عنهما ما لم َي ْي َب سا‬:‫ِلَم فعلت هذا؟ قال‬.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melewati dua kuburan. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya, keduanya sedang
diazab. Tidaklah keduanya diazab karena suatu perkara yang besar (menurut kalian). Salah satunya tidak menjaga
diri dari percikan air kencing, sedangkan yang lain suka mengadu domba antara manusia.’ Beliau lalu mengambil
sebuah pelepah kurma yang masih basah. Kemudian, beliau membelahnya menjadi dua bagian dan beliau
tancapkan satu bagian pada tiap-tiap kuburan. Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau
melakukan hal ini?’ Beliau menjawab, ‘Mudah-mudahan diringankan azab tersebut dari keduanya selama
pelepah kurma itu belum kering.’ (HR. Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292)
Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala.

Amalan yang keempat, rutin membaca surah Al-Mulk.

Sebisa mungkin, seorang muslim menghafal surat Al-Mulk dan memahami maknanya. Di dalam sebuah hadis,
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ وهي ثالثوَن آيًة أال وهي َت َب اَر َك اَّلِذي ِبَيِدِه اْل ُم ْلُك‬، ‫سورٌة تشفُع لقائِلها‬

“Ada satu surah yang akan memberikan syafaat bagi siapa yang rajin membacanya. Surah tersebut mengandung
30 ayat, yaitu yang dimulai dengan ‘tabarakalladzi biyadihilmulku’ (surah Al-Mulk).” (HR. Abu Dawud no. 1400,
Tirmidzi no. 2891, Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra no. 10546)

Sebagian ulama mengatakan, bahwa surah Al-Mulk akan memberikan syafaat kepada mereka yang membacanya
saat ia berada di alam kubur atau pada hari kiamat, menghalangi seseorang dari azab kubur atau menghindarkan
seseorang dari terjatuh kepada dosa-dosa yang menyebabkan azab kubur. Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat
yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Setelah mengetahui beberapa amalan yang akan menjaga dan menghindarkan kita dari azab kubur, dalam Islam
ada juga beberapa keadaan dan sebab kematian yang akan menjadikan seseorang terhindar dari azab kubur. Apa
saja?

Yang pertama, meninggal di medan peperangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ ويأمن من الفزع‬،‫ ويجار من عذاب القبر‬،‫ ويرى مقعده من الجنة‬،‫ يغفر له في أول َدفعة‬:‫للشهيد عند هللا سُّت خصال‬
‫ ويزوج اثنتين وسبعين زوجة من الحور‬،‫ الياقوتة منه خير من الدنيا وما فيها‬،‫ ويوضع على رأسه تاج الوقار‬،‫األكبر‬
‫ وُيشَّفع في سبعين من أقاربه‬،‫العين‬
“Orang yang mati syahid di sisi Allah mempunyai enam keutamaan: (1) dosanya akan diampuni sejak awal
kematiannya, (2) diperlihatkan tempat duduknya di surga, (3) dijaga dari siksa kubur dan diberi keamanan dari
ketakutan yang besar saat dibangkitkan dari kubur, (4) diberi mahkota kemuliaan yang satu permata darinya
lebih baik dari dunia seisinya, (5) dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari, dan (6) diberi hak untuk memberi
syafaat kepada tujuh puluh orang dari keluarganya.” (HR. Tirmidzi no. 1663, Ibnu Majah no. 2799, dan Ahmad no.
17182)

Yang kedua, meninggal dalam keadaan berjuang di jalan Allah Ta’ala, yaitu mereka yang berjuang menjaga
perbatasan daerah kaum muslimin. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ْأ‬ ‫ًط‬
‫ُك ُّل َم ِّيٍت ُيْخ َت ُم َع َلـى َعَمِلِه ِإَّال اَّلِذي َم اَت ُم َر اِب ا ِفْي َس ِبيِل ِهللا َف ِإَّن ُه ُيْن َم ـى َلُه َعَم ُلُه ِإَلى َي ْو ِم اْل ِقَياَمِة َو َي َم ُن ِمْن ِفْت َن ِة اْل َقْب ِر‬.
“Setiap mayit ditutup amalnya, kecuali seseorang yang mati dalam keadaan berjuang di jalan Allah. Karena
amalnya akan berkembang sampai hari kiamat dan dia akan aman dari fitnah kubur.” (HR. Abu Dawud no. 2500,
Tirmidzi no. 1621 dan Ahmad no. 23951)

Yang ketiga, meninggal karena penyakit pada perutnya. Sebagaimana yang dikisahkan ‘Abdullah bin Yasar
rahimahullah,

“Pernah aku duduk bersama Sulaiman bin Shurad dan Khalid bin Urfuthah. Mereka menuturkan pernah ada
seseorang yang meninggal karena penyakit di dalam perutnya. Keduanya berkeinginan menyaksikan jenazah
orang tersebut. Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lainnya, ‘Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda, ‘Siapa saja yang meninggal karena sakit di perutnya, maka dia tidak akan disiksa
dalam kubur’. Yang lain berkata, ‘Ya, benar’.” (HR. Tirmidzi no. 1064 dan Nasa’i no. 2051)
‫‪Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga kita dan keluarga kita dari dahsyatnya azab kubur. Semoga Allah Ta’ala‬‬
‫‪meluaskan kubur kita, memberikan kita kemudahan saat datang malaikat untuk bertanya. Dan semoga Allah‬‬
‫‪Ta’ala senantiasa merahmati saudara kita, keluarga kita dari kaum muslimin yang telah terlebih dahulu‬‬
‫‪meninggalkan kehidupan dunia ini.‬‬

‫اللهم إنا نعوذ بك من عذاب جهنم‪ ،‬ومن عذاب القبر‪ ،‬ومن فتنة المحيا والممات‪ ،‬ومن شر فتنة المسيح الدجال‬

‫ِإنُه ُه َو الَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‪َ ،‬و اْد ُعوُه َي ْس تِج ْب‬ ‫أُقوُل َقْو لي َه َذ ا َو أْس تْغ ِفُر َهللا الَعِظ يَم لي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس تْغ ِفُروُه َي ْغ ِفْر َلُك ْم‬
‫‪َ.‬لُك ْم ِإنُه ُه َو الَب ُّر الَك ِر ْي ُم‬

‫‪Khotbah kedua‬‬

‫َاْلَح ْم ُد ِهلل َو َكَفى‪َ ،‬و ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َفى‪َ ،‬و َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َف ا‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل‬
‫‪َ.‬ش ِر ْي َك َلُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ُأ‬ ‫َأ ْل‬
‫َف َي ا ُّي َه ا ا ُمْس ِلُمْو َن ‪ْ ،‬و ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا ا َع ِلِّي ا َعِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َّن َهللا َمَر ُك ْم ِب ْم ٍر َعِظ ْي ٍم ‪َ ،‬مَر ُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم‬
‫‪َ،‬ع َلى َن ِبِّيِه اْل َك ِر ْي ِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِهْي َم ‪ِ ،‬إَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬و َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد‬
‫َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِهْي َم ‪ِ ،‬إَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫‪َ،‬الّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت‬

‫اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْل َفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَف َة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا‬
‫َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَّص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَّم ًة ‪ِ ،‬إَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬
‫َر ّبَن ا َالُتَؤ اِخ ْذ َن ا ِإْن َن ِس ْي َن ا َأْو َأْخ َط ْأَن ا َر ّبَن ا َو َال َت ْح ِمْل َع َلْي َن ا ِإْص ًر ا َك َم ا َح َم ْلَت ُه َع َلى اّلِذْي َن ِمْن َق ْب ِلَن ا َر ّبَن ا َو َال ًت َح ّم ْلَن ا َم اَال‬
‫‪َ.‬ط اَق َة َلَن ا ِبِه َو اْع ُف َع ّن ا َو اْغ ِفْر َلَن ا َو اْر َح ْم َن ا َأْن َت َم ْو َالَن ا َف اْن ُصْر َن ا َع َلى اْل َقْو ِم اْلَك اِفِر ْي َن‬

‫الَّلُهَّم إَّن ا َن ْس َأُلَك الُهَد ى ‪ ،‬والُّت َقى ‪ ،‬والَع َفاَف ‪ ،‬والِغ َن ى‬


‫اللهّم أْح ِس ْن َع اِقَب َتَن ا ِفي اُألُموِر ُك ِّلَه ا‪َ ،‬و أِج ْر َن ا ِم ْن ِخ ْز ِي الُّد ْن َي ا َو َع َذ اِب اآلِخَر ِة‬
‫َأل‬
‫‪َ.‬ر َب َن ا َءاِتَن ا ِفي الّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي ْا ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الّن اِر‬
‫َو اْل َح ْم ُد ِهلل َر ِّب الَع اَلِم ْي َن‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ ،‬إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم‬
‫َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬فاذُك ُروا َهللا اْلَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

‫‪Sumber: https://muslim.or.id/78649-khotbah-jumat-agar-selamat-dari-azab-kubur.html‬‬
Keyakinan tentang adanya adzab kubur telah ditunjukkan oleh al-Qur’an maupun Sunnah.

Imam an-Nawawi Rahimahullah mengatakan, “Ahlussunnah menetapkan adanya adzab kubur, hal ini
sebagaimana disebutkan oleh dalil-dalil dari al-Qur’an maupun sunnah.” (Syarhu an-Nawawi ala Muslim, 17/200)

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata, “Madzhab para pendahulu umat ini dan para ulama yang shalih
menyatakan, bahwa mayat ketika berada di dalam kubur akan mendapat nikmat atau adzab, yang akan dirasakan
oleh ruh dan jasad. Dan sesungguhnya ruh setelah berpisah dengan jasad, tetap diberi nikmat atau adzab. Juga
terkadang menyatu kembali dengan jasad, sehingga keduanya merasakan nikmat atau adzab kubur. Pada hari
kiamat, ruh-ruh akan dikembalikan ke jasad masing-masing, lalu bangkit dari kubur untuk bertemu dengan Tuhan
semesta alam.” (Ruh, 1/ 52)

Dalil-dalil yang menunjukan adanya adzab kubur, yaitu;

Firman Allah Ta'ala, artinya, “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim
berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
“Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri
terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS. al-An’am: 93)

Allah Ta'ala juga berfirman, artinya, “Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun
beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan Neraka pada pagi dan
petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke
dalam azab yang sangat keras.” (QS. al-Mukmin; 45-46)

Hadits Nabi, yaitu;

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Nabi Shalallahu alaihi wasallam melewati dua kuburan.
Beliau Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya keduanya sedang diadzab, dan tidaklah keduanya
diadzab karena suatu hal yang besar (menurut kalian). Adapun salah satunya karena tidak menjaga diri dari
percikan air kencing, sedangkan yang lain karena mengadu domba di antara manusia.” Beliau Shalallahu 'Alaihi
Wasallam lalu mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah, kemudian beliau belah menjadi dua bagian
dan beliau tancapkan pada masing-masing kuburan. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa Anda
melakukan hal ini?” Beliau menjawab, “Mudah-mudahan diringankan azab tersebut dari keduanya selama
pelepah kurma itu belum kering.” (Muttafaq ‘alaih)

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

‫ِإَّن َهِذِه اُألَّم َة ُتْب َت َلى ِفى ُقُبوِر َه ا َف َلْو َال َأْن َال َت َد اَف ُنوا َلَد َع ْو ُت َهَّللا َأْن ُيْس ِمَع ُك ْم ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر اَّلِذى َأْس َم ُع ِم ْن ُه‬

“Sesungguhnya umat ini diuji di kuburnya. Andai kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku berdoa kepada
Allah agar memperdengarkan adzab kubur pada kalian seperti yang aku dengar.” (HR. Muslim, no. 7392)
Dalam Hadits lain dari Abu Ayyub Radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam pernah
keluar setelah tenggelam matahari, lalu ia mendengar suara, kemudian bersabda, “(Mereka itu adalah orang-
orang) Yahudi yang disiksa di dalam kubur mereka.” (Muttafaq ‘alaih).

Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha , ia berkata, “Suatu ketika ada dua orang tua dari kalangan Yahudi di Madinah
datang kepadaku. Mereka berdua berkata kepadaku bahwa orang yang sudah mati diadzab di dalam kubur
mereka. Aku pun mengingkarinya dan tidak mempercayainya. Kemudian mereka berdua keluar. Lalu Nabi
Shalallahu 'alaihi wasallam datang menemuiku. Lalu aku pun menceritakan apa yang dikatakan dua orang Yahudi
tadi kepada beliau. Beliau Shalallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda, ‘Mereka berdua benar, orang yang sudah
mati akan diadzab dan semua binatang ternak dapat mendengar suara adzab tersebut’….” (Muttafaq ‘alaih)

Utsman bin’ Affan Radhiyallahu 'anhu apabila berdiri di sisi kuburan, beliau menangis sampai basah janggutnya,
kemudian dikatakan kepadanya, “Anda mengingat Surga dan Neraka tidak menangis, namun untuk ini Anda
menangis?” Utsman Radhiyallahu 'anhu menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam
bersabda,

‫ِإَّن اْلَقْب َر َأَّو ُل َم َن اِز ِل اآلِخَر ِة َف ِإْن َن َج ا ِم ْن ُه َفَم ا َب ْع َد ُه َأْي َس ُر ِم ْن ُه َو َم ْن َلْم َي ْن ُج ِم ْن ُه َفَم ا َب ْع َدُه َأَشُّد ِم ْن ُه‬

‘Sesungguhnya kuburan adalah awal persinggahan akhirat, jika selamat darinya, maka yang setelahnya akan lebih
mudah darinya, dan jika tidak selamat, maka yang setelahnya lebih berat darinya.”

Kemudian beliau Radhiyallahu 'anhu membawakan sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam,

‫َم ا َر َأْي ُت َم ْنَظ ًر ا َق ُّط ِإاَّل َو اْلَقْبُر َأْفَظ ُع ِم ْن ُه‬

‘Tidak pernah aku melihat pemandangan yang amat mengerikan kecuali (siksa) kubur lebih mengerikan darinya.‘”
(HR. Ibnu Majah, no. 4267)

Inilah sebagian dalil yang dengan sangat jelas menunjukan adanya adzab kubur.

Adapun bentuk adzab kubur disebutkan dalam beberapa hadits, yaitu;

1. Diperlihatkan Neraka

Allah Ta'ala berfirman, artinya, “Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang.” (Ghafir: 46)

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
‫ِإَّن َأَح َد ُك ْم ِإَذ ا َم اَت ُع ِر َض َع َلْيِه َم ْق َع ُدُه ِباْلَغ َد اِة َو اْلَع ِش ِّي ِإْن َك اَن ِمْن َأْه ِل اْلَج َّن ِة َفِمْن َأْه ِل اْلَج َّنِة َو ِإْن َك اَن ِمْن َأْه ِل الَّن اِر َفِمْن أْه ِل الَّن اِر َف ُيَقاُل َه َذ ا َم ْق َع ُد َك‬
‫َح َّت ى َي ْب َع َث َك ُهللا َي ْو َم اْلِقَياَمِة‬

“Sesungguhnya apabila salah seorang di antara kalian mati, maka akan ditampakkan tempat tinggal kepadanya
kelak pada waktu pagi dan sore. Bila dia termasuk penghuni Surga, maka ditampakkan kedudukannya di Surga.
Bila dia termasuk penghuni Neraka, maka ditampakkan kedudukannya di Neraka, lalu dikatakan kepadanya: ‘Ini
kelak tempat tinggalmu, hingga Allah membangkitkanmu pada hari kiamat’.” (Muttafaqun ‘alaih)

2. Dipukul dengan palu dari besi

Dari Anas Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam dalam potongan hadits yang panjang, “Adapun
orang kafir atau munafik, maka kedua malaikat tersebut bertanya kepadanya: “Apa jawabanmu tentang orang ini
(Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam)?” Dia mengatakan,

‫ُأ‬
‫اَل َأْد ِر ي ُكْن ُت َأُقوُل َم ا َي ُقوُل الَّن اُس َف ُيَقاُل اَل َد َر ْيَت َو اَل َت َلْيَت ُثَّم ُيْض َر ُب ِبِم ْط َر َقٍة ِمْن َح ِديٍد َض ْر َب ًة َب ْي َن ُذ َن ْيِه َف َيِص يُح َص ْي َح ًة َي ْس َم ُع َه ا َم ْن َيِليِه ِإاَّل الَّث َقَلْي ِن‬

“Aku tidak tahu. Aku mengatakan apa yang dikatakan orang-orang. “Maka kedua malaikat itu mengatakan,
“Engkau tidak tahu?! Engkau tidak membaca?! “Kemudian ia dipukul dengan palu dari besi, tepat di antara kedua
telinganya. Dia lalu berteriak dengan jeritan yang sangat keras yang didengar seluruh penduduk bumi, kecuali
dua golongan (jin dan manusia).”(Muttafaq ‘alaih)

3. Disempitkan kuburnya, sampai tulang-tulang rusuknya saling bersilangan, dan didatangi teman yang buruk
wajahnya dan busuk baunya.

Dalam hadits al-Barra ‘bin’ Azib Radhiyallahu 'anhu yang panjang, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam
menceritakan tentang orang kafir setelah mati, “Maka gelarkanlah untuknya alas tidur dari api Neraka, dan
bukakanlah untuknya sebuah pintu ke Neraka. Maka terasa panas dan uapnya Neraka. Lalu disempitkan
kuburnya sampai tulang-tulang rusuknya berimpitan. Kemudian datanglah seseorang yang wajah dan pakaiannya
jelek, dan busuk baunya. Dia berkata: ‘Bergembiralah engkau dengan sesuatu yang akan menyiksamu. Inilah hari
yang dahulu engkau dijanjikan dengannya (di dunia). Lalu dia bertanya: ‘Siapakah engkau? Wajahmu adalah
wajah yang datang dengan kejelekan. ‘Dia menjawab, ‘Aku adalah amalmu yang jelek. ‘Lalu dia berkata: ‘Wahai
Rabbku, jangan engkau datangkan hari kiamat’.” (HR. Ahmad, no. 18732)

Adapun orang yang selamat dari adzab kubur, yaitu;

1. Syuhada

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Bagi orang syahid di sisi Allah ia mendapat enam hal, yaitu
diampuni dosanya pada awal mengalirnya darahnya, diperlihatkan tempat duduknya di Surga, dilindungi dari
adzab kubur, aman dari kengerian yang besar (hari Kiamat), dipakaikan perhiasan iman, dinikahkan dengan
bidadari Surga, dan diperkenankan memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari kalangan kerabatnya.” (HR.
at-Tirmidzi, no. 1663)

2. Penjaga perbatasan saat jihad (ribath)


Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Setiap orang yang mati akan diakhiri/diputus amalannya,
kecuali orang yang mati dalam keadaan ribath di jalan Allah. Amalannya akan dikembangkan sampai datang hari
kiamat dan akan diselamatkan dari fitnah kubur.” (HR. at-Tirmidzi, no. 1621)

3. Membaca surat al-Mulk

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

‫ِهَي اْلَم اِنَع ُة ِهَي اْلُم ْن ِج َي ُة ُتْن ِج يِه ِمْن َع َذ اِب الَقْب ِر‬

“Dia (surat al-Mulk) adalah penghalang, dia adalah penyelamat yang akan menyelamatkan pembacanya dari siksa
kubur.” (HR. at-Tirmidzi, no. 2890)

4. Mati karena sakit perut

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

‫َم ْن َقَت َلُه َب ْط ُنُه َلْم ُيَع َّذ ْب ِفي َقْب ِر ِه‬

“Siapa yang meninggal karena sakit perut, tidak akan diadzab dalam kuburnya.” (HR. at-Tirmidzi, no. 1064).

5. Meninggal pada hari Jumat

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jumat atau
malamnya, kecuali Allah akan melindunginya dari fitnah kubur.” (HR. at-Tirmidzi, no. 1074)

6. Berdoa agar dijauhkan dari adzab kubur

‫ِإَذ ا َف َر َغ َأَح ُد ُك ْم ِمْن الَّتَش ُّهِد اَأْلِخيِر َف ْلَي َت َع َّو ْذ ِباِهَّلل ِمْن َأْر َب ٍع ِمْن َع َذ اِب َج َه َّن َم َو ِمْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو ِمْن ِفْت َن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَماِت َو ِمْن ِفْت َن ِة اْلَمِس يِح الَّد َّج اِل‬

“Ketika salah seorang dari kalian selesai dari tasyahud akhir, hendaklah dia meminta perlindungan dari empat
perkara: dari adzab Neraka Jahannam, adzab kubur, fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah al-Masih
ad-Dajjal.” (HR. Ibnu Majjah, No. 909)

Demikianlah, sekilas tentang pembahasan adzab kubur, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishawab. (Redaksi)
[Sumber: Diambil dari berbagai sumber]

Anda mungkin juga menyukai