Anda di halaman 1dari 6

Agar Selamat dari Azab Kubur

Khotbah pertama

‫الَّس َالُم َع َلْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َب رَك اُتُه‬.

‫ِإّن اْلَح ْمَد ِِهلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُعْو ُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو َس ّيَئ اِت َأْع َم اِلَن ا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬،‫ َأْش َه ُد َأْن ۧاَل ِإٰل َه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه َال َش ِر ْي َك َلُه‬.

‫ َأَّما َب ْع ُد‬.‫ َو َع ٰل ى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْه ِل الُّت ٰق ى َو اْل َو ٰف ى‬،‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع ٰل ى َمَح َّمِد ِناْلُمْج َت ٰب ى‬

‫َف َي اَأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ! ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا َو َط اَع ِتِه َفَقْد َف اَز َم ِن اَّتَق ى‬

‫ْل‬ ‫ٰل‬
‫َفَقاَل ُهللا َت َع ا ى ِفْي ِك َت اِبِه ا َك ِر ْي ِم‬:

‫َي ا َأُّيَه ا الَّن اُس اَّتُقوا َر َّبُك ُم اَّلِذي َخ َلَقُك ْم ِمْن َن ْف ٍس َو اِحَدٍة َو َخ َلَق ِم ْن َه ا َز ْو َج َه ا َو َب َّث ِم ْن ُهَم ا ِر َج ااًل َك ِثيًر ا َو ِنَس اًء َو اَّتُقوا َهَّللا اَّلِذي َت َس اَء ُلوَن ِبِه‬
‫َو اَأْلْر َح اَم ِإَّن َهَّللا َك اَن َع َلْي ُك ْم َر ِقيًبا‬

Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Pertama-tama, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan para jemaah sekalian agar senantiasa
memperbaharui dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Sehingga saat kematian
datang menghampiri kita, ketakwaan dan keimanan tersebut akan setia menemani kita hingga ke
alam kubur dan alam akhirat. Allah Ta’ala berfirman,

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan
janganlah kamu mati, kecuali dalam keadaan sebagai muslim.” (QS. At-Talaq: 4)

Jemaah salat Jumat yang senantiasa dirahmati Allah Ta’ala.


Sesungguhnya di antara perkara yang membuat seorang mukmin khawatir dan takut adalah perihal
ke manakah ia akan menuju setelah ia berpisah dari kehidupan dunia ini. Ke manakah ia akan pergi?
Akankah ia menuju rahmat Allah ataukah azabnya? Ke surga yang penuh kenikmatan ataukah ke
neraka yang penuh kesengsaraan?

Dahulu kala, sahabat ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu setiap kali melewati dan berdiri di sisi
kuburan, maka ia akan menangis hingga jenggotnya basah karena air matanya. Maka, dikatakan
kepadanya, “Engkau tidak menangis tatkala teringat surga dan neraka. Akan tetapi, mengapa engkau
menangis karena hal ini?” Maka, sahabat ‘Utsman pun menjawab,

‫ فما بعَدُه‬، ‫ وإن لم َي نُج منُه‬، ‫ فما بعَدُه أيسُر منُه‬، ‫ فإن نجا منُه‬، ‫ إَّن القبَر أَّو ُل َم نازِل اآلخرِة‬: ‫ قاَل‬، ‫إَّن رسوَل ِهَّللا صَّلى ُهَّللا عَليِه وسَّلَم‬
‫ ما رأيُت َم نظًر ا قُّط إاَّل والَقبُر أفَظ ُع منُه‬: ‫ وقاَل رسوُل ِهَّللا صَّلى ُهَّللا عَليِه وسَّلَم‬: ‫أشُّد منُه قاَل‬

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya kuburan adalah awal
persinggahan akhirat. Jika selamat darinya, maka yang setelahnya akan lebih mudah darinya. Dan jika
tidak selamat, maka yang setelahnya lebih berat darinya.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga
bersabda, ‘Tidak pernah aku melihat pemandangan yang amat mengerikan, kecuali (siksa) kubur
lebih mengerikan darinya.’” (HR Ibnu Majah no. 4267)

Jemaah yang semoga senantiasa di dalam rahmat Allah Ta’ala.

Setelah mengetahui begitu kerasnya siksa kubur, seorang mukmin yang mengimaninya dan takut
akan kepedihannya perlu juga untuk mempelajari dan mengetahui beberapa amalan yang dapat
menghindarkan dirinya dari siksa kubur tersebut.

Yang pertama dan yang paling utama adalah istikamah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

‫ٰۤل‬
‫ِاَّن اَّلِذْي َن َق اُلْو ا َر ُّب َن ا ُهّٰللا ُثَّم اْس َتَقاُمْو ا َتَتَنَّز ُل َع َلْي ِه ُم اْلَم ِٕىَك ُة َااَّل َتَخ اُفْو ا َو اَل َت ْح َز ُنْو ا َو َاْبِش ُرْو ا ِباْلَج َّن ِة اَّلِتْي ُكْنُتْم ُتْو َع ُدْو َن‬

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka (istikamah), maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata),
‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.’” (QS. Fussilat: 30)

Amal saleh adalah penghalang dan tameng dari azab kubur. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
“Sesungguhnya mayit ketika diletakkan di kuburnya ia mendengar suara sandal orang-orang yang
mengantarkannya saat mereka kembali pulang. Apabila ia seorang mukmin, maka salat akan berada
di sisi kepalanya, puasa di sisi kanannya, zakat di sisi kirinya dan amalan kebaikan lainnya (seperti
sedekah, silaturrahmi, perbuatan makruf dan ihsan kepada orang lain) berada di sisi kakinya. Lalu, ia
didatangi dari arah kepalanya, maka salat berkata, ‘Tidak ada jalan masuk dari arahku.’ Kemudian
didatangi dari arah kanannya, maka puasa berkata, ‘Tidak ada jalan masuk dari arahku.’ Kemudian
didatangi dari arah kirinya, maka zakat berkata, ‘Tidak ada jalan masuk dari arahku.’ Kemudian
didatangi dari arah kedua kakinya, maka amalan kebaikan berkata, ‘Tidak ada jalan masuk dari
arahku.’” (HR. Ibnu Hibban no. 3113, Syekh Albani menghasankan hadis ini dalam kitabnya Shahih At-
Targhib)

Kedua, berdoa dan meminta perlindungan kepada Allah Ta’ala darinya. Inilah yang diperintahkan oleh
Rasulullah untuk kita baca pada setiap penghujung salat sebelum salam,

‫ ومن شر فتنة المسيح الدجال‬،‫ ومن فتنة المحيا والممات‬،‫ ومن عذاب القبر‬،‫اللهم إني أعوذ بك من عذاب جهنم‬

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur,
dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.” (HR. Muslim no.
588)

Ketiga, menjauhi sebab-sebab yang mendatangkan azab kubur dan bertobat kepada Allah Ta’ala
darinya.

Di antara beberapa sebab yang mendatangkan azab kubur adalah meninggalkan salat sampai keluar
dari waktunya tanpa ada uzur, suka mengadu domba, dan tidak menjaga kesucian dirinya dari najis
yang timbul ketika buang air kecil. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

‫ وأما اآلخر فكان‬،‫ أما أحدهما فكان ال َي ستتر من البول‬،‫ وما يعذبان في كبير‬،‫ إنهما ليعذبان‬:‫ فقال‬،‫مَّر النبي صلى هللا عليه وسلم بقبرين‬
‫ لعله ُيخَّفُف عنهما‬:‫ ِلَم فعلت هذا؟ قال‬،‫ يا رسول هللا‬:‫ فقالوا‬،‫ فغَر ز في كل قبر واحدة‬،‫ ثم أخذ جريدة رطبة فشَّقها نصفين‬،‫يمشي بالنميمة‬
‫ما لم َي ْي َب سا‬.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melewati dua kuburan. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya, keduanya
sedang diazab. Tidaklah keduanya diazab karena suatu perkara yang besar (menurut kalian). Salah
satunya tidak menjaga diri dari percikan air kencing, sedangkan yang lain suka mengadu domba
antara manusia.’ Beliau lalu mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah. Kemudian, beliau
membelahnya menjadi dua bagian dan beliau tancapkan satu bagian pada tiap-tiap kuburan. Para
sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini?’ Beliau menjawab,
‘Mudah-mudahan diringankan azab tersebut dari keduanya selama pelepah kurma itu belum kering.’
(HR. Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292)
Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala.

Amalan yang keempat, rutin membaca surah Al-Mulk.

Sebisa mungkin, seorang muslim menghafal surat Al-Mulk dan memahami maknanya. Di dalam
sebuah hadis, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ وهي ثالثوَن آيًة أال وهي َت َب اَر َك اَّلِذي ِبَيِدِه اْلُم ْلُك‬، ‫سورٌة تشفُع لقائِلها‬

“Ada satu surah yang akan memberikan syafaat bagi siapa yang rajin membacanya. Surah tersebut
mengandung 30 ayat, yaitu yang dimulai dengan ‘tabarakalladzi biyadihilmulku’ (surah Al-Mulk).”
(HR. Abu Dawud no. 1400, Tirmidzi no. 2891, Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra no. 10546)

Sebagian ulama mengatakan, bahwa surah Al-Mulk akan memberikan syafaat kepada mereka yang
membacanya saat ia berada di alam kubur atau pada hari kiamat, menghalangi seseorang dari azab
kubur atau menghindarkan seseorang dari terjatuh kepada dosa-dosa yang menyebabkan azab
kubur.

‫ َو اْد ُعوُه َي ْس تِج ْب َلُك ْم ِإنُه ُه َو الَبُّر‬،‫ِإنُه ُه َو الَغ ُفوُر الَّر ِحيُم‬ ‫ َف اْس تْغ ِفُروُه َي ْغ ِفْر َلُك ْم‬، ‫أُقوُل َق ْو لي َه َذ ا َو أْس تْغ ِفُر َهللا الَع ِظ يَم لي َو َلُك ْم‬
‫الَك ِر ْي ُم‬.

Khotbah kedua

‫ َو َأْش َه ُد‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬.‫ َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْل َو َف ا‬،‫ َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى ُم َح َّمٍد اْلُمْص َط َفى‬،‫َاْلَح ْمُد ِهلل َو َكَفى‬
‫َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد‬.

Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Setelah mengetahui beberapa amalan yang akan menjaga dan menghindarkan kita dari azab kubur,
dalam Islam ada juga beberapa keadaan dan sebab kematian yang akan menjadikan seseorang
terhindar dari azab kubur. Apa saja?
Yang pertama, meninggal di medan peperangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ ويوضع‬،‫ ويأمن من الفزع األكبر‬،‫ ويجار من عذاب القبر‬،‫ ويرى مقعده من الجنة‬،‫ يغفر له في أول َدفعة‬:‫للشهيد عند هللا سُّت خصال‬
‫ وُيشَّفع في سبعين من‬،‫ ويزوج اثنتين وسبعين زوجة من الحور العين‬،‫ الياقوتة منه خير من الدنيا وما فيها‬،‫على رأسه تاج الوقار‬
‫أقاربه‬

“Orang yang mati syahid di sisi Allah mempunyai enam keutamaan: (1) dosanya akan diampuni sejak
awal kematiannya, (2) diperlihatkan tempat duduknya di surga, (3) dijaga dari siksa kubur dan diberi
keamanan dari ketakutan yang besar saat dibangkitkan dari kubur, (4) diberi mahkota kemuliaan yang
satu permata darinya lebih baik dari dunia seisinya, (5) dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari,
dan (6) diberi hak untuk memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari keluarganya.” (HR. Tirmidzi
no. 1663, Ibnu Majah no. 2799, dan Ahmad no. 17182)

Yang kedua, meninggal dalam keadaan berjuang di jalan Allah Ta’ala, yaitu mereka yang berjuang
menjaga perbatasan daerah kaum muslimin. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ْأ‬ ‫ًط‬
‫ُك ُّل َم ِّيٍت ُيْخ َت ُم َع َلـى َعَمِلِه ِإَّال اَّلِذي َم اَت ُم َر اِب ا ِفْي َس ِبيِل ِهللا َف ِإَّن ُه ُيْن َم ـى َلُه َعَم ُلُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة َو َي َم ُن ِمْن ِفْت َن ِة اْلَقْب ِر‬.

“Setiap mayit ditutup amalnya, kecuali seseorang yang mati dalam keadaan berjuang di jalan Allah.
Karena amalnya akan berkembang sampai hari kiamat dan dia akan aman dari fitnah kubur.” (HR.
Abu Dawud no. 2500, Tirmidzi no. 1621 dan Ahmad no. 23951)

Yang ketiga, meninggal karena penyakit pada perutnya. Sebagaimana yang dikisahkan ‘Abdullah bin
Yasar rahimahullah,

“Pernah aku duduk bersama Sulaiman bin Shurad dan Khalid bin Urfuthah. Mereka menuturkan
pernah ada seseorang yang meninggal karena penyakit di dalam perutnya. Keduanya berkeinginan
menyaksikan jenazah orang tersebut. Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lainnya,
‘Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, ‘Siapa saja yang meninggal
karena sakit di perutnya, maka dia tidak akan disiksa dalam kubur’. Yang lain berkata, ‘Ya, benar’.”
(HR. Tirmidzi no. 1064 dan Nasa’i no. 2051)

Adapun hadis yang menjelaskan keutamaan orang yang meninggal di hari Jumat, di mana mereka
akan diselamatkan dari azab kubur, maka hadisnya lemah dan tidak dapat dibenarkan. Hal ini juga
telah disampaikan oleh Syekh Binbaz dalam salah satu fatwanya.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga kita dan keluarga kita dari dahsyatnya azab kubur. Semoga
Allah Ta’ala meluaskan kubur kita, memberikan kita kemudahan saat datang malaikat untuk bertanya.
‫‪Dan semoga Allah Ta’ala senantiasa merahmati saudara kita, keluarga kita dari kaum muslimin yang‬‬
‫‪telah terlebih dahulu meninggalkan kehidupan dunia ini.‬‬

‫اللهم إنا نعوذ بك من عذاب جهنم‪ ،‬ومن عذاب القبر‪ ،‬ومن فتنة المحيا والممات‪ ،‬ومن شر فتنة المسيح الدجال‬

‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ُأ‬ ‫َأ ْل‬
‫َف َي ا ُّيَه ا ا ُمْس ِلُمْو َن ‪ْ ،‬و ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا ا َع ِلِّي ا َع ِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َّن َهللا َمَر ُك ْم ِب ْم ٍر َع ِظ ْي ٍم ‪َ ،‬مَر ُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َن ِبِّيِه ا َك ِر ْي ِم‬
‫‪َ،‬فَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‬

‫َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬و َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد‬ ‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِهْي َم ‪ِ ،‬إَّن َك‬
‫َع َلى ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِهْي َم ‪ِ ،‬إَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫َك َم ا َب اَر ْك َت‬

‫‪َ،‬الّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت‬

‫اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْل َو َب اَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا‬
‫َه َذ ا َخ اَّص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َعاَّم ًة ‪ِ ،‬إَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬

‫َر ّبَن ا َالُتَؤ اِخ ْذ َن ا ِإْن َن ِس ْي َن ا َأْو َأْخ َط ْأَن ا َر ّبَن ا َو َال َت ْح ِمْل َع َلْي َن ا ِإْص ًر ا َك َم ا َح َم ْلَت ُه َع َلى اّلِذْي َن ِمْن َق ْب ِلَن ا َر ّبَن ا َو َال ًت َح ّم ْلَن ا َم اَال َط اَقَة َلَن ا ِبِه َو اْع ُف‬
‫‪َ.‬ع ّنا َو اْغ ِفْر َلَن ا َو اْر َح ْم َن ا َأْن َت َم ْو َالَن ا َف اْن ُصْر َن ا َع َلى اْلَق ْو ِم اْلَك اِفِر ْي َن‬

‫الَّلُهَّم إَّن ا َن ْس َأُلَك الُهَدى ‪ ،‬والُّتَق ى ‪ ،‬والَع َفاَف ‪ ،‬والِغ َن ى‬

‫اللهّم أْح ِس ْن َع اِقَب َتَن ا ِفي اُألُموِر ُك ِّلَه ا‪َ ،‬و أِج ْر َن ا ِمْن ِخ ْز ِي الُّد ْن َي ا َو َع َذ اِب اآلِخَر ِة‬

‫َأل‬
‫‪َ.‬ر َب َن ا َءاِتَن ا ِفي الّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي ْا ِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الّناِر‬

‫َو اْلَح ْمُد ِهلل َر ِّب الَع اَلِمْي َن‬

‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهللا‪ ،‬إَّن َهللا َي ُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْلُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬ف اذُك ُروا َهللا‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ْك‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬
‫ا َع ِظ ْي َم َي ْر ْم َو ِذ ُر ِهللا َب ُر‬ ‫ْل‬

Anda mungkin juga menyukai