Anda di halaman 1dari 9

Sholat isyroq? baru denger ya! kapan tuh ya?

Imam Ghozali dalam Kitab Ihya Ulumuddin mengatakan ada yang mengerjakan shalat itu pas matahari nongol namanya shalat Isyroq seperti kebiasaan Nabi Dawud. Tentang shalat Isyroq ini bahkan menjadi amalan khusus seperti disebut dalam Kitab Sirrur Asror karangan Syekh Abdul Qodir Al Jailany.. dan isyroq ini harus di bedakan dengan thulu' karena thulu' itu terlarang untuk sholat sedangkan isyroq adalah penghabisan dari waktu thulu' menjelang waktu dhuha jika di deskripsikan waktu thulu' itu matahari baru kelihatan sebagiannya saja sedangkan isyroq itu matahari telah kelihatan seluruhnya tapi sinarnya tidak menyilaukan, jika sudah silau maka itu adalah dhuha Waktunya : waktu Isyroq kira-kira 1 jam 20 menit setelah waktu Subuh

penyebutan shalat ini dengan shalat isyraq berdasarkan penamaan sahabat Ibnu 'Abbas. Dari 'Abdullah bin Al Harits, ia berkata,

: : : ( ) :
Ibnu 'Abbas pernah tidak shalat Dhuha sampai-sampai kami menanyakan beliau pada Ummi Hani, aku mengatakan pada Ummi Hani, Kabarilah mengenai Ibnu 'Abbas. Kemudian Ummu Hani mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat Dhuha di rumahku sebanyak 8 raka'at. Kemudian Ibnu 'Abbas keluar, lalu ia mengatakan, Aku telah membaca antara dua sisi mushaf, aku tidaklah mengenal shalat isyroq kecuali sesaat. )Allah berfirman yang artinya(, Mereka pun bertasbih di petang dan waktu isyroq )waktu pagi(.1 Ibnu 'Abbas menyebut shalat ini dengan SHALAT ISYROQ.2 Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) di waktu petang dan pagi, QS. Shad (38) : 18 dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah. QS. Shad (38) : 19 QS. Al Anbiyaa (21) : 79 Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum; dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burungburung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya

QS. An Nuur (24) : 41 Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. jika kita perhatikan dari ayat-ayat di atas maka waktu isyroq itu adalah kebiasaan nabi dawud a.s bertasbih dan burung pun ikut bertasbih di waktu isyroq itu. coba perhatikan alam!! maka kita dapati burung-burung berkumpul dengan mengeluarkan kicauannya yang khas seperti burung golejra ( gereja) dan sebagian burung lagi ada yang terbang mengembangkan sayapnya seperti burung kapenis. dan mereka istiqomah sejak zaman nabi dawud hingga akhir zaman pada saat isyroq mereka bertasbih dan tak lupa pula ayam jantan berkokok itu menandakan waktu isyroq telah lewat ( wallaohu a'lam) durasinya sekitar 10 menitan QS. Al Israa (17) : 44 Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. lantas kita sebagai manusia yang mengaku mengikuti sunnah nabi apa yang harus kita lakukan? sesuai petunjuk Rasul saw dibawah ini kita mudah2an dapat menghidupkan sunnah rasul. Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

- - .
Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama'ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh. Beliau pun bersabda, Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.4

Tata Cara Shalat Isyroq


Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian dia duduk dalam riwayat lain: dia menetap di mesjid[1] untuk berzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah Shalat Isyroq adalah termasuk sholat sunnah yang tidak disunahkan untuk berjamaah, waktu pelaksanaanya ketika matahari pada posisi ketinggian 3,5 dziro' (168 cm menurut mayoritas ulama'). atau setelah habis waktu Subuh dan mulai terbitnya matahari dan agak naik setinggi satu tombak, yaitu sekitar 12-15 menit setelah matahari terbit

Tata Cara Shalat Isyroq


Sholat ini dilaksanakan sebanyak 2 roka'at dengan niat melakukan Sholat Isyroq.

.
"Aku berniat melakukan Sholat Sunah Isyroq 2 Raka'at karena Allah Ta'ala". Raka'at pertama setelah Al-Fatihah mambaca surat Ad-Dhuha dan raka'at kedua setelah Al-Fatihah mambaca surat Asy-Syarh Untuk tata cara sholat isyroq sama dengan shalat sunah lain atau bisa di lihat di Tata Cara Shalat Setelah selesai sholat membaca do'a :

.
"Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku meminta kepadaMu agar Engkau memberiku cahaya, yang dengannya aku dapat mencari petunjukMu, dan dengannya aku menunjukkan tentangMu. Dan yang terus-menerus mengiringiku dalam kehidupanku dan setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemulyaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari ma'rifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua Orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal". Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

.
Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian dia duduk dalam riwayat lain: dia menetap di mesjid[1] untuk berzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna [2].

Shalat thiyattulmesjid

Shalat Tahiyatul Masjid adalah shalat untuk menghormati masjid. Sebagi tempat suci, masjid patut dihormati oleh Muslim yang akan melakuakn aktivitas ibadah di tempat itu, hal itu sebagaimana yang dikatakan oleh rasulullah: Dari Abu Qatadah Al-Harits bin Raby Al-Anshary Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk sebelum shalat dua rakaat. A. Apakah Boleh Shalat Sunat Ketika Khutbah Berlangsung? Ada dua pendapat menanggapi masalah ini: 1. Tetap mendirikan salat Tahiyyatul Masjid, namun hendaknya dilakukan secara ringkas saja. cukup 2 rakaat saja, jangan diperpanjang. Pendapat ini diikuti oleh penganut madzhab Syafiiyah dan Hanbaliyah, Diriwayatkan dari Abi Said ra: Ada seseorang masuk masjid pada hari Jumat, dan Rasulullah saw. sedang khutbah di atas mimbar. Lantas Rasul memerintahkannya untuk melakukan salat dua rekaat. 2. Tahiyyatul Masjid dianggap sudah gugur begitu khutbah dimulai. Pendapat ini diikuti oleh penganut madzhab Hanafiyah dan Malikiyah. Diriwayatkan dari Ibnu Umar: Jika salah satu di antara kalian masuk masjid, sementara imam telah di atas minbar (khutbah) maka jangan lagi shalat dan bercakap-cakap.

B. Tata Cata Pelaksanaan Shalat Tahiyatul Masjid Niatnya: Ushalliisunnatatahiyyatalmasjidirakatainilillaahitaaalaa Artinya: Aku niat shalat sunah tahiyatal masjid dua rakaat karena Allah.

Shalat syukrul wudhu

Salah satu jenis sholat yang disunahkan untuk dikerjakan oleh umat Islam adalah sholat sunnah wudhu. Sholat sunnah yang terdiri dari dua rakaat ini dikerjakan setelah berwudhu. Sholat sunnah wudhu juga biasa disebut dengan sholat syukrul wudhu. Sholat sunnah wudhu merupakan salah satu jenis sholat sunnah yang sangat mudah dan ringan untuk dikerjakan. Sholat ini hanya terdiri dari dua rakaat dan dapat dikerjakan kapanpun setelah mengambil wudhu, di luar waktu-waktu yang diharamkan untuk mengerjakan sholat. Setelah berwudhu dan membaca doa setelah wudhu sebagai berikut; Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdauu laa syarika lahu wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuuluhu. Allahummajalnii minat-tawwaabiina wajalnii minal mutathahiriina wajalnii min ibaadikash-shaalihiin. Artinya: Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang saleh. Kemudian berniat di dalam hati untuk mengerjakan sholat sunnah wudhu. Seperti halnya sholat sunnah yang lain, pada rakaat pertama membaca surat Al fatihah dan dilanjutkan dengan surat yang lain (yang dihafal), begitu juga pada rakaat yang kedua. Sholat sunnah wudhu adalah salah satu jenis sholat sunnah yang sangat mudah dan ringan, karena hanya terdiri atas dua rakaat saja. Meskipun demikian, ternyata keringanan dan kemudahan itu justru membuat kebanyakan umat muslim enggan dan telah mengabaikan sholat sunnah tersebut. Padahal, barang siapa yang senantiasa mendawankan sholat sunnah wudhu dengan ikhlas, insya Allah akan mendapatkan ganjaran yang besar dari Allah swt, sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut:

Rasulullah berkata kepada Bilal: Ceritakanlah kepadaku amal apa yang amat engkau harapkan dalam Islam, sebab aku mendengar suara kedua sandalmu di surga? Bilal menjawab: Tidak ada amal ibadah yang paling kuharapkan selain setiap aku berwudhu baik siang atau malam aku selalu shalat setelahnya sebanyak yang aku suka . (HR Bukhari) Wahai para muslim, sholat adalah tiangnya agama, dan sholat sunnah adalah penyempurna bagi sholat fardhu. Dan tidak ada amalan seberat zarrah pun, baik itu buruk maupun baik, Allah swt pasti akan memberikan balasan-Nya. Untuk itu, marilah kita mulai untuk sama-sama membiasakan mengerjakan sholat sunnah wudhu dengan ikhlas dan penuh harap atas rahmat dan ampunan Allah swt.

Shalat khauf 1. Pengertian Shalat yang dilakukan pada saat-saat genting. Shalat ini dapat dilakukan kapan pun bila kita dalam kondisi merasa takut, misalnya karena perang, bencana alam, ancaman binatang buas, dikejar musuh atau orang jahat, dsb. Syariat shalat khauf ini didasarkan pada surat An-Nis: 102. 2. Tata Cara Al-Khattab menegaskan, "Cara shalat khauf itu bermacam-macam yang Nabi saw. kerjakannya pada hari-hari yang berlainan dan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, yang mana pada kesemuanya itu Beliau tetap berusaha memperhatikan cara mana yang lebih mengandung kehati-hatian dalam shalat dan yang lebih mampu memelihara dari serangan musuh. Cara shalat khauf ini bervariasi, namun makna dan hakikatnya satu. Selesai. (Syarhu Muslim oleh Imam Nawawi VI:126). Cara pertama: Dari Ibnu Umar r.a. berkata, "Rasulullah saw. pernah shalat khauf satu raka'at dengan salah satu di antara dua kelempok (makmum), sedangkan kelompok kedua menghadap ke arah musuh; kemudian kelompok yang pertama itu menggantikan kedudukan shahabat mereka yang menghadap musuh itu; lalu

golongan yang kedua itu datang shalat satu raka'at dengan Nabi, kemudian beliau beri salam, lalu kelompok yang pertama sempurnakan satu raka'at (lagi) dan kelompok yang kedua (juga) sempumakan raka'at (lagi)." (Muttafaqun a1aih Muslim I: 573 no: 839 dan lafadz ini baginya, Fathul Bari 11:429 no:942, Aunul Ma'bud IV: 118 no: 1230, Tarmidzi 11:39 no: .561, dan Nasa'i 111:171). Cara kedua: Dari Sahl bin Abi Hatsmah bahwa Rasulullah saw. shalat dengan para beliau menjadikan mereka dua shaf dibelakang Beliau, lalu Beliau shalat dengan para sahabat yang berdiri hingga pada shaf pertama satu raka'at, kemudian beliau bangun lalu tetap berdiri hingga para sahabat yang berdiri dibelakang mereka (yaitu shaf kedua) shalat satu raka'at, kemudian para sahabat yang berdiri pada shaf kedua maju (ke shaf pertama), sedangkan para sahabat yang asalnya berada didepan mereka mundur (ke shaf kedua), lalu Beliau shalat dengan mereka (yang berada pada shaf pertama sekarang) satu raka'at (lagi), kemudian beliau duduk (tahiyyat) hingga para sahabat yang masih kurang satu raka'at selesai menambahnya, kemudian Rasulullah mengucapkan salam. )Muttafaqun alaih: Muslim I : 575 no: 841, Fathul Bari V: 422 no: 4131dengan redaksi yang sema'na, Nasa'i III : 170, dan Tarmidzi II: 40 no: 562). Dari Jabir bin Abdullah r.a. bertutur, "Saya pernah hadir bersama Rasulullah saw. mengerjakan shalat khauf. Rasulullah saw. jadikan kami dua shaf di belakangnya, sementara musuh ada di antara kami dengan kiblat, lalu beliau takbir dan kami sekalian juga turut takbir, kemudian beliau ruku' dan kami sekalian juga turut ruku', lalu beliau angkat kepalanya dan ruku' dan kami juga turut bangkit; kemudian beliau tunduk sujud bersama shaf yang pertama, sedangkan shaf yang kedua berdiri menghadap ke arah musuh. Sesudah Nabi dan shaf yang pertama selesai mengerjakan sujud dan telah bangkit berdiri maka shaf yang kedua juga mengerjakan sujud, lalu berdiri; kemudian maju shaf yang kedua menjadi shaf yang pertama dan mundur shaf yang kedua, kemudian Nabi ruku' dan kami sekalian turut ruku', kemudian beliau angkat kepalanya dari ruku', dan kami sekalian juga turut bangkit; kemudian beliau sujud bersama-

sama shaf pertama (yang tadinya menjadi shaf yang kedua pada raka'at pertama), sedang shaf yang kedua (sekarang, yang tadinya shaf pertama) berdiri menghadap kearah musuh. Sesudah Rasulullah selesai kerjakan sujud bersama shaf yang (sekarang) jadi shaf yang pertama, maka shaf yang kedua (sekarang) juga turut sujud, kemudian Nabi beri salam, dan kami semua pun turut beri salam." (Shahih Nasa'i no: 1456, Muslim I: 574 no: 840 dan lafadz ini baginya, Nasa'i III:175). 3. Waktu Pelaksanaan Shalat Khauf dan Firman Allah, Apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. Apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu), lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat besertamu) dan menyandang senjata. Kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu shalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu untuk meletakkan senjata-senjata kamu, jika kamu mendapat suatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyiapkan azab yang menghinakan bagi orang-orang yang kafir itu. )an-Nisaa: 101-102) Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan, bahwa waktu pelaksanaannya yaitu pada saat situasi genting.

Anda mungkin juga menyukai